Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berbagai masalah yang dimiliki manusia khususnya secara psikis, tentu saja memiliki
penyelesaian yang berbeda-beda. Untuk menyelesaikannya pun memerlukan ketepatan dalam
mengambil teknik yang digunakan seorang konselor atau psikolog. Namun puluhan bahkan
ratusan teknik tidak mungkin digunakan semua secara sekaligus. Maka sangat diperlukannya
penentuan teknik yang akan dipakai. Teknik itu merupakan salah-satu cara konselor atau
psikolog dalam melakukan proses pendekatan terhadap pihak klien berdasarkan sikap,
masalah yang dihadapi, dan berbagai hal lainnya yang harus dipahami para konselor atau
psikolog secara teori untuk kemudian dipraktekkan di lapangan.
Dalam pemecahan masalah yang berhubungan dengan psikologis, ada banyak
pendekatan-pendekatan yang berguna untuk keselarasan problem solving yang akan diberikan
seorang konselor atau psikolog dalam membantu kliennya.
Pendekatan konseling merupakan teori yang mendasari sesuatu kegiatan dan praktik
konseling. Pendekatan itu dirasakan penting karena jika kita mempunyai pemahaman
berbagai pendekatan atau teori-teori konseling, maka akan memudahkan kita dalam
menentukan arah proses konseling.
Dunia konseling memiliki berbagai macam pendekatan yang dapat dijadikan acuan
dasar pada semua praktik konseling. Masing-masing teori tentu saja dikemukakan oleh ahli
yang berbeda sehingga penerapan dari pendekatan yang digunakan juga akan terlihat berbeda.
Beberapa pendekatan dalam konseling yaitu pendekatan psikoanalisis, eksistensial-
humanitis, client-centered, terapi gestalt, terapi rasional-emotif, terapi realitas dan
pendekatan eklektik. Dalam makalah ini, hanya akan diuraikan tentang pendekatan
psikoanalisis secara lebih mendetail. Psikoanalisis sebagai teori pertama yang muncul dalam
psikologi khususnya yang berhubungan dengan gangguan kepribadian.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar konseling psikoanalisis?
2. Bagaimana pandangan psikoanalisis tentang kepribadian manusia?
3. Bagaimana teknik konseling psikoanalisis?
4. Apa kelebihan dan kekurangan pada konseling psikoanalisis?
5. Bagaimana penerapan dan contoh kasus teori psikoanalisis dewasa ini?
C. Tujuan Pembahasan
1. Memahami konsep dasar konseling psikoanalisis.
2. Memahami pandangan psikoanalisis tentang kepribadian manusia.
3. Memahami teknik-teknik konseling psikoanalisis.
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pada konseling psikoanalisis.
5. Memahami penerapan dan contoh kasus teori psikoanalisis dewasa ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Konseling Psikoanalisis
1. Pengertian Konseling Psikoanalisis
Psikoanalisis adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat
manusia, dan metode psikoterapi, berorientasi untuk berusaha membantu individu mengatasi
ketegangan psikis yang bersumber pada rasa cemas dan rasa terancam yang berlebih-
lebihan (anxiety). Menurut pandangan Freud, setiap manusia didorong oleh kekuatan-
kekuatan irasional di dalam dirinya sendiri, oleh motif-motif yang tidak disadari dan oleh
kebutuhan-kebutuhan alamiah yang bersifat biologis dan naluri.
Psikoanalisis merupakan suatu metode penyembuhan yang bersifat psikologis dengan
cara-cara fisik. Psikoanalisis jelas terkait dengan tradisi Jerman yang menyatakan bahwa
pikiran adalah wujud yang aktif, dinamis dan bergerak dengan sendirinya. Psikoanalisis
merupakan psikologi ketidaksadaran. Perhatiannya tertuju kearah bidang motivasi, emosi,
konflik, mimpi-mimpi, dan sifat-sifat karakter. Psikoanalis dahulu lahir bukan dari psikologi
melainkan dari kedokteran, yakni kedokteran bidang sakit jiwa. Tokoh utama psikoanalis
ialah Sigmund Freud (1896).

Menurut Eldido Psikoanalisis merupakan suatu pandangan baru tentang manusia,


dimana ketidaksadaran memainkan peran sentral. Psikoanalisis ditemukan dalam usaha untuk
menyembuhkan pasien-pasien histeria. Baru kemudian menarik kesimpulan-kesimpulan
teoritis dari penemuannya di bidang praktis. Dari hasil penelitian yang dilakukannya
kemudian lahir asumsi-asumsi tentang perilaku manusia.
Corey mengatakan bahwa psikoanalisis merupakan teori pertama yang muncul dalam
psikologi khususnya yang berhubungan dengan gangguan kepribadian dan perilaku neurotik,
kemudian disusul oleh behaviorisme dan humanitis.
Pada kemunculannya, teori Freud ini banyak mengundang kontroversi, eksplorasi,
penelitian dan dijadikan landasan berpijak bagi aliran lain yang muncul kemudian. Mulanya
Freud menggunakan teknik hipnosis untuk menangani pasiennya. Tetapi teknik ini ternyata
tidak dapat digunakan pada semua pasien.
Dalam perkembangannya, Freud menggunakan teknik asosiasi bebas (free association)
yang kemudian menjadi dasar dari psikoanalisis. Teknik ini ditemukan ketika Freud melihat
beberapa pasiennya tidak dapat dihipnotis atau tidak memberi tanggapan terhadap sugesti
atau pertanyaan yang mengungkap permasalahan klien. Selanjutnya, Freud mengembangkan
lagi teknik baru yang dikenal sebagai analisis mimpi.
Menurut Willis, pengertian psikoanalisis meliputi tiga aspek penting yaitu :
1. Sebagai metode penelitian proses-proses psikis
2. Teknik untuk mengobati gangguan-gangguan psikis
3. Sebagai teori kepribadian
Letak keunggulan psikoanalisis dalam konseling menurut Freud adalah sangat efektif
untuk menyembuhkan klien atau pasien yang histeria, cemas, obsesi neurosis. Namun
demikian kasus-kasus sehari-hari dapat juga digunakan pendekatan psikoanalisis ini untuk
mengatasinya.

2. Sejarah Perkembangan Konseling Psikoanalisis


Dimulai dari suatu metode penyembuhan penderita sakit jiwa, hingga menjadi sebuah
gagasan baru tentang manusia, psikoanalisis dianggap salah satu gerakan revolusioner dalam
bidang psikologi. Peletak dasar teori ini adalah Sigmund Shlomo Freud yang dilahirkan di
Moravia, Cekoslovakia pada tanggal 6 mei 1856, pada usia 4 tahun bersama keluarganya
Freud pindah ke Wina, Austria. Kondisi politik Austria saat itu membatasi ruang geraknya
untuk bisa meneruskan cita-citanya kuliah di fakultas hukum, sehingga Freud memutuskan
untuk mengambil jurusan kedokteran, dan pada usia 25 tahun dia telah lulus dan bekerja di
sebuah rumah sakit di kota Wina. Di sini Freud bertemu dengan seorang dokter dokter
spesialis syaraf bernama Josef Breuer, yang sedang merawat seorang pasien dengan gejala-
gejala histeria bernama Bertha Pappenheim.
Pada tahun 1885 Freud mendapatkan kesempatan untuk pergi ke Paris selama 4 bulan
dan bertemu dengan Jean Charchot, seorang ahli syaraf dan hipnotis berkebangsaan Jerman.
Dari beliau, Freud belajar tentang penggunaan hipnotis untuk menyembuhkan gejala-gejala
histeria. Sepulangnya dari Paris, di Wina Freud kembali bekerja sama dengan Breuer dan
menghasilkan sebuah buku yang sangat terkenal Studies of Hysteria (Freud & Breuer, 1895).
Buku ini kemudian menjadi dasar bagi penelitian-penelitian Freud selanjutnya, beliau
pertama kali memperkenalkan istilah psikoanalisa pada tahun 1896. Tulisan-tulisan Freud
berikutnya pada periode tahun 1890-an banyak membahas tentang pentingnya peningkatan
kesadaran individu tentang kehidupan seksualitasnya. Menurut Freud gejala-gejala histeria
dan neurosis disebabkan oleh pengalaman seksual yang traumatis pada masa kecil.
Freud melakukan penelitian dan ditulis dalam karya terbesar Freud yaitu Interpretation
of Dreams, yang diselesaikannya pad tahun 1899, berisi tentang konsep bahwa mimpi
merefleksikan harapan-harapan yang ditekan, dan bahwa proses mental dan fisik itu saling
berhubungan satu sama lain, sebuah konsep yang saat itu banyak mendapatkan penolakan
dari masyarakat luas
Seiring dengan penolakan tersebut, respon positif mulai berdatangan dari beberapa
simpatisan, dimulai dengan mengadakan forum the Wednesday Psychological Society (1902)
hingga menjadi the Vienna Psychoanalytic Society (1908). Pada tahun-tahun itu Fr eud juga
menjadi semakin produktif dalam menulis, beberapa buku berhasil diterbitkannya antara
lain : the Psychopathology of Everyday Life (1901), Three Essays on Sexuality (1905), dan
Jokes and Their Relation to the Unconscious (1905). Sebuah peristiwa penting yang akhirnya
memberikan pengakuan terhadap psikoanalisa dan membawanya ke Amerika adalah
undangan dari Stanley Hall untuk memberikan kuliah umum di Clark University di Worcester,
Massachusetts pada tahun 1909. Setelah itu perhatian dunia semakin besar terhadap teori
Psikoanalisa, ditambah dengan terbitnya buku penting Freud yang lain seperti Introductory
Lectures on Psycho-Analysis (1917) dan the Ego and the Id (1923).
Sigmund Freud terus aktif berkarya hingga maut menjemputnya pada tahun 1939 karena
penyakit kanker mulut dan rahang yang telah dideritanya selama 16 tahun terakhir, dan
melewati 33 kali operasi. Beliau meninggal dunia di London pada usia 83 tahun dan
meninggalkan warisan yang tidak ternilai bagi dunia psikoterapi modern.

B. Pandangan Psikoanalisis Tentang Kepribadian Manusia


1. Topografi Kepribadian
Teori topografi merupakan teori psikoanalisis yang menjelaskan tentang kepribadian
manusia yang terdiri dari sub-subsistem. Bagi Freud kepribadian itu berhubungan dengan
alam kesadaran (awareness). Alam kesadaran terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu
a. Alam sadar (conscious/Cs), bagian yang berfungsi mengingat, menyadari dan merasakan
sesuatu secara sadar atau nyata.
b. Alam prasadar (preconscious/Pcs), bagian kesadaran yang menyimpan ide, ingatan, dan
perasaan dan berfungsi mengantarkan ide, ingatan, dan perasaan tersebut ke alam sadar jika
individu berusaha mengingatnya kembali.
c. Alam bawah sadar (unconscious/Ucs), bagian dari dunia kesadaran yang paling
menentukan terbentuknya kepribadian individu. Alam bawah sadar menyimpan semua
ingatan atas peristiwa-peristiwa tertentu yang telah direpresi individu. Alam bawah sadar juga
menyimpan ingatan tentang keinginan yang tidak tercapai oleh individu.1[10]
2. Struktur Kepribadian
Freud beranggapan bahwa kepribadian manusia tersusun secara struktural. Dalam dunia
kesadaran (awareness) individu terdapat pula subsistem struktur kepribadian yang
berinteraksi secara dinamis, antara lain:
a. Id, merupakan subsistem kepribadian yang asli, yang dimiliki individu sejak lahir. Id
bersifat primitif dan bekerja pada prinsip kesenangan. Id berperan sebagai sumber libido atau
tenaga hidup dan energi serta merupakan sumber dari dorongan dan keinginan dasar untuk
hidup dan mati.
b. Ego, berbeda dengan id yang bekerja hanya untuk memuaskan kebutuhan naluriah, ego
bertindak sebaliknya. Ego berperan menghadapi realitas hidup dan berasal dari kebudayaan
dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Prinsip kerjanya selalu bertentangan dengan id.
c. Superego, terbentuk dari nilai-nilai yang terdapat dalam keluarga dan masyarakat yang
dipelajari di sepanjang tahun-tahun pertama hidup manusia. Superego bekerja berdasarkan
prinsip moral yang orientasinya bukan kesenangan tetapi pada kesempurnaan kepribadian.

Perkembangan Kepribadian
Secara genetis perkembangan kepribadian berkembang melalui beberapa tahap, yaitu
tahap oral, anal, falik, laten dan genital. Freud mengemukakan bahwa tahapan perkembangan
ini sangat penting terutama bagi pembentukan kepribadian di kemudian hari.
a. Fase oral, terjadi sejak lahir hingga akhir tahun pertama. Pada fase ini anak berkembang
berdasarkan pengalaman kenikmatan erotik pada daerah mulut. Anak yang tidak mendapat
kasih sayang dari ibu dan kepuasan dalam makan serta minum akan menghambat
perkembangan kepribadiannya.
b. Fase anal, terjadi mulai usia dua sampai akhir tahun ketiga. Perkembangan anak pada fase
ini berpusat pada kenikmatan pada daerah anus. Selama fase ini, peran latihan buang air
(toilet training) sangat penting untuk belajar disiplin dan moral.
c. Fase falik, berkembang mulai usia empat hingga lima tahun. Pusat kenikmatan berpusat
pada alat kelamin. Istilah yang kerap muncul pada fase ini adalah Oedipus complex
(ketertarikan seksual pada sosok ibu) pada anak laki-laki dan electra complex (ketertarikan
seksual pada sosok ayah) pada anak perempuan.

hlm. 146.
d. Fase laten, juga disebut tahap pregenital. Periode ini terjadi antara lima atau enam tahun
hingga pubertas. Pada fase ini anak hanya sedikit berminat pada seksualitas karena
disebabkan kesibukan belajar, aktifitas dengan teman sebaya dan keterampilan fisik.
e. Fase genital, terjadi pada masa pubertas (diatas 12 tahun). Perilaku umum yang tampak
pada fase ini adalah kecenderungan tertarik pada lawan jenis, bersosialisasi dan berkelompok
serta menjalin hubungan kerja. Semua tingkah laku yang dilakukan kerap kali pada proses
menciptakan hubungan dengan orang lain.2[12]
4. Dinamika Kepribadian
Freud sangat terpengaruh oleh filsafat determinisme dan positivisme abad ke –19 dan
menganggap organisme manusia sebagai suatu energi yang kompleks. Energi yang di peroleh
dari makanan (energi fisik). Berdasarkan hukum penyimpangan (conservation of energi)
energi tidak dapat hilang, tetapi dapat berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain.
Energi fisik dapat berubah menjadi energi psikis. Jembatan antar energi tubuh dengan
kepribadian ialah id beserta insting – instingnya.
a. Insting, menjadi sumber energi psikis dalam mengarahkan tindakannya memenuhi
keinginan dan kebutuhannya. Freud mengelompokkan insting atas dua jenis yakni insting
hidup dan insting mati. Bentuk energi dimana insting-insting hidup beroperasi disebut libido.
Yang paling utama insting libido ialah insting seksual. Insting-insting hidup yang lainnya
adalah lapar dan haus.3[13]
b. Kecemasan, yaitu perasaan kekhawatiran karena keinginan dan tuntunan internal tidak
terpenuhi dengan sebaiknya. Freud mengemukakan ada tiga bentuk kecemasan, antara lain :
1) Kecemasan realitas (reality anxity), takut akan bahaya yang datang dari luar. Kecemasan ini
bersumber dari ego.
2) Kecemasan neurosis (neurotic anxity), khawatir tidak mampu mengatasi atau menekan
keinginan-keinginan primitifnya. Kecemasan ini bersumber dari id.
3) Kecemasan moral (moral anxity), kecemasan akibat dari rasa bersalah dan ketakutan
dihukum oleh nilai-nilai dalam hati nuraninya. Kecemasan ini bersumber dari super ego.4[14]
c. Mekanisme pertahanan ego

2[12] Latipun, Psikologi Konseling, hlm. 64-66

3[13] Sofyan S.Willis, Konseling Keluaga, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 95

4[14] Sofyan S.Willis, Konseling Keluaga, hlm. 96


Cara individu menghindari kecemasan biasanya dilakukan dengan mekanisme
pertahanan ego (ego defense mechanism). Di antara contoh bentuk mekanisme pertahanan
ego antara lain :
1) Represi, melupakan isi kesadaran yang traumatis. Contoh : seorang korban tsunami di Aceh
berusaha melupakan peristiwa tersebut.
2) Proyeksi, mengalamatkan pikiran, perasaan, motif yang tidak diterimanya kepada orang lain.
Contoh : seseorang mengatakan bahwa kegagalannya dalam ujian karena teman sebangkunya
yang berisik.
3) Introyeksi, menanamkan nilai-nilai dan standar yang dimiliki orang lain ke dalam dirinya
sendiri. Contoh : seorang anak senang berkelahi karena selalu melihat kedua orang tuanya
berkelahi.
4) Regresi, tindakan melangkah mundur secara tidak sadar ke fase perkembangan yang
terdahulu dimana tuntutan tugas perkembangannya tidak terlalu besar. Contoh : anak berusia
10 tahun yang kembali minta digendong ketika adiknya lahir.

C. Teknik Konseling Psikoanalisis


Teknik spesifik yang digunakan Freud dalam psikoterapi adalah asosiasi bebas,
interpretasi mimpi, analisis transference, dan analisis resistensi.
1. Asosiasi Bebas
Asosiasi bebas maksudnya teknik yang memberikan kebebasan kepada klien untuk
mengemukakan segenap perasaan dan pikirannya yang terlintas pada benak klien, baik yang
menyenangkan maupun tidak. Asosiasi ini untuk memudahkan konselor terhadap dinamika
psikologis yang terjadi padanya, sehingga dapat membimbing klien menyadari pengalaman-
pengalaman ketidaksadarannya, dan membuat hubungan-hubungan kecemasannya saat ini
dengan pengalaman masa lampau.
2. Interpretasi Mimpi
Interpretasi mimpi merupakan teknik dimana klien mengemukakan segenap mimpinya
kepada terapis, karena fungsi mimpi adalah ekspresi segenap kebutuhan, dorongan, keinginan
yang tidak disadari akan direpresi dan termanifes dalam mimpi. Interpretasi mimpi
maksudnya klien diajak konselor untuk menafsirkan mimpi-mimpi yang tersirat dalam mimpi
yang berhubungan dengan dorongan ketidaksadarannya.
3. Analisis Tranferensi
Transferensi merupakan bentuk pengalihan segenap pengalaman masa lalunya dalam
hubungannya orang-orang berpengaruh kepada terapis di saat konseling. Dalam transferensi
ini akan muncul perasaan benci, ketakutan, kecemasan dan sebagainya yang selama ini
ditekan di ungkapkan kembali, dengan sasaran konselor sebagai objeknya. Dalam konteks ini
konselor melakukan analisis pengalaman klien dimasa kecilnya, terutama hal-hal yang
menghambat perkembangan kepribadiannya. Dengan analisis transferensi diharapkan klien
dapat mengatasi problem yang dihadapi hingga saat ini.
4. Analisis Resistensi
Resistensi merupakan sikap dan tindakan klien untuk menolak berlangsungnya terapi
atau mengungkpkan hal-hal yang menimbulkan kecemasan. Perilaku ini dilakukan sebagai
bentuk pertahanan diri. Dalam konseling, konselor membantu klien mengenali alasan-alasan
klien melakukan resisitensi sebaiknya dimulai dari hal-hal yang sangat tampak untuk
menghindari penolakan atas interpretasi konselor.
Teknik-teknik spesifik ini tidak biasa dilakukan dalam hubungan konseling, tetapi lebih
banyak digunakan dalam psikoterapi dalm membantu pasien yang mengalami psikopatologis.
D. Kelebihan dan Kekurangan Pada Konseling Psikoanalisis
Menurut Muhammad Surya adapun kekuatan atau kelebihan dari konseling
psikoanalisis ini yaitu:
1. Kekuatan atau kelebihan konseling psikoanalisis
a. Adanya motivasi yang tidak selamanya disadari
b. Adanya teori kepribadian dan teknik psikoterapi
c. Pentingnya masa kanak-kanak dalam perkembangan kepribadian
d. Adanya model penggunaan wawancara sebagai alat terapi
e. Kehidupan mental individu menjadi bisa dipahami, dan dapat memahami sifat manusia
untuk meredakan penderitaan manusia.
f. Pendekatan ini dapat mengatasi kecemasan melalui analisis atas mimpi-minpi, resistensi-
resistensi dan transferensi-trasnferensi.

2. Kelemahan atau kekurangan konseling psikoanalisis


a. Pandangan yang terlalu determistik dinilai terlalu merendahkan martabat kemanusiaan.
b. Terlalu banyak menekankan kepada masa kanak-kanak dan menganggap kehidupan seolah-
olah ditentukan oleh masa lalu.
c. Cenderung meminimalkan rasionalitas.
d. Perilaku yang ditentukan oleh energi psikis, adalah suatu yang meragukan.
e. Kurang efisien dari segi waktu dan biaya.
E. Penerapan dan Contoh Kasus Teori Psikoanalisis
Penerapan dapat dilakukan pada saat orang yang tengah tidak sadarkan diri. Saat pasien
tidak sadar, pasien banyak yang menutup-nutupi ingatan yang menyedihkan. Karena masalah
inilah Frued melakukan pekerjaannya yaitu, memeriksa ketidaksadaran serta menguak alasan
resistensi pasien tersebut. Cara yang biasanya dilakukan adalah melalui mimpi, hipnotis, dan
melamun.
Untuk contoh penerapannya, contoh mengenai kegiatan orang sedang melamun
(perubahan kepribadian yang disertai kekaburan). Cara Frued melakukannya adalah dengan
menghubungkan beberapa kata yang mempunyai hubungan dengan apa yag dipikirkannya,
saat mengetahui kata-kata itu ia menghipnotisir pasien lalu mengulang kata-kata tersebut.
Supaya berfungsi sebagai titik tolak. Setelah itu pasien merelakan bekerja sama dengan
dokternya. Dengan demikian dihadapan dokter dihadirkan kembali ciptaan-ciptaan psikis
yang melintasi pemikirannya dalam melamun lewat kata-kata yang diucapkannya tadi. Cara
ini sering diberi nama “Talking Care” atau “Chimneg-Sweeping”.
Cuplikan dari suatu sesi psikoanalisa- sebuah ilustrasi transverensi.
Pasien : (Seorang pria eksekutif bisnis berusia 50 tahun) : saya benar- benar merasa tidak ingin
bicara hari ini.
Analis : (Tetap diam selama beberapa menit, kemudian) Mungkin anda ingin menyampaikan
mengapa anda merasa tidak ingin bicara.
Pasien : anda mulai lagi, menurut saya, memaksa saya melakukan sesuatu yang tidak ingin saya
lakukakan. (diam sesaat). Apakah saya harus selalu bicara di sini, pada saat saya tidak ingin?
(Nada suaranya naik dan marah). Bisakah anda pergi dari belakang saya? Anda tidak perduli
sengan perasaan saya, bukan?
Analis : Mengapa anda merasa saya tidak peduli?
Pasien : Karena anda selalu memaksa saya untuk melakukan sesuatu yang saya rasa tidak bisa.
Cuplikan di atas harus dipahami dalam konteksnya. Pasien tersebut telah menjalani
terapi selama sekitar satu tahun, dengan keluhan depresi dan kecemasan. Walaupun sangat
sukses di mata keluarga dan rekan-rekannya, dia merasa lemah dan tidak kompeten. Melalui
banyak sesi asosiasi dan analisis mimpi, analisis mulai menduga bahwa perasaan gagal yang
dirasakan pasien berakar dari pengalaman-pengalaman di masa kecilnya bersama ayah yang
sangat keras dan suka mengkritik, yang jauh lebih sukses dari si klien, yang tampaknya tidak
pernah puas dengan apapun yang diupayakan anaknya. Pembicaraan yang dikutip di sini pada
akhirnya diinterpretasikan oleh analis sebagai ekspresi kemarahan pasien terhadap tekanan
sang ayah terhadapnya. Nada suara pasien (marah), seperti halnya reaksinya yang berlebihan
terhadap saran lembut dari analis untuk menceritakan mengapa ia tidak ingin bicara,
mengindikasikan bahwa pasien tidak ingin berbicara, mengindikasikan bahwa pasien
sebenarnya bukan marah kepada penganalisis, tetapi kepada ayahnya. Terapis menilai
ekspresi perasaan semacam itu, yaitu pasien mengalihkan perasaan terhadap ayahnya kepada
analis. Sebagai hal penting dan menggunakannya dalam essay essay selanjutnya untuk
membantu pasien mengevaluasi ulang ketakutan-ketakutan di masa kecilnya untuk
mengecewakan ayahnya dan mengekspresikan kemarahan kepadanya.
Depresi adalah gangguan mood yang dapat diselesaikan oleh beberapa prespektif.
Salah-satunya psikoanalisa yang menitikberatkan pada konflik bawah alam sadar yang
berhubungan dengan duka dan kehilangan. Seperti yang dipaparkan oleh Freud bahwa
potensi depresi berada pada masa anak-anak karena fase itu dapat menentukan kepribadian
seseorang secara permanen atau juga sementara.
Pendekatan Psikoanalisa yang lebih mengarah kepada alam bawah sadar seorang
individu. Bagian individu dikontrol oleh bagian yang tidak sadar. Dengan menggunakan
unsur id, ego dan super ego. Psikoanalisis memberikan kekuatan penggerak dari alam bawah
sadar yang disebut libido.
Maka sampai saat ini, penerapan psikoanalisa masih terus berkembang. Salah-satu
model pengaplikasian teori alam bawah sadar ini adalah psikoterapi. Sebuah yayasan terapi
mengaplikasikan teori psikoanalisa dengan melatih para pakarnya untuk mempraktekan
psikoterapi. Sudah berkembang pesat hingga kini. Seperti halnya hypnotherapy yaitu
memberi motivasi atau sebuah pengarahan melalui alam bawah sadar. Atau dengan cara
mengembalikan pikiran buruk di masa lampau dan memberikan mindset untuk membuangnya
jauh-jauh. Itu sudah sering dilihat dewasa ini, khususnya di Negara Indonesia sendiri.
Pendekatan psikoanalisa pun sangat berguna bagi seorang konselor untuk melakukan
pendekatan terhadap klien yang mempunyai masalah besar yang terpendam. Dengan cara
membuat klien menjadi tenang, maka hal itu akan menjadikan klien lebih merasa nyaman
dan puas untuk mengikuti pengarahan yang dipaparkan konselor atau psikolog.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Psikoanalisis merupakan suatu metode penyembuhan yang bersifat psikologis dengan cara-
cara fisik. Psikoanalisis merupakan suatu pandangan baru tentang manusia, dimana
ketidaksadaran memainkan peran sentral. Psikoanalisis ditemukan dalam usaha untuk
menyembuhkan pasien-pasien histeria. Baru kemudian menarik kesimpulan-kesimpulan
teoritis dari penemuannya di bidang praktis. Dari hasil penelitian yang dilakukannya
kemudian lahir asumsi-asumsi tentang perilaku manusia.
2. Pandangan Psikoanalisis Tentang Kepribadian Manusia
a. Topografi Kepribadian: Alam sadar (conscious/Cs), alam prasadar (preconscious/Pcs), dan
alam bawah sadar (unconscious/Ucs),
b. Struktur Kepribadian: Id, Ego, dan Superego
c. Perkembangan Kepribadian: Fase oral, Fase anal, Fase falik, Fase laten, dan Fase genital.
d. Dinamika Kepribadian: Insting, kecemasan, dan mekanisme pertahanan ego.
3. Teknik konseling Psikoanalisis: asosiasi bebas, interpretasi mimpi, analisis transference,
dan analisis resistensi.
4. Kelebihan konseling psikoanalisis: Adanya motivasi yang tidak selamanya disadari, Adanya
teori kepribadian dan teknik psikoterapi, Pentingnya masa kanak-kanak dalam perkembangan
kepribadian, Adanya model penggunaan wawancara sebagai alat terapi, Kehidupan mental
individu menjadi bisa dipahami, dan dapat memahami sifat manusia untuk meredakan
penderitaan manusia. Pendekatan ini dapat mengatasi kecemasan melalui analisis atas mimpi-
minpi, resistensi-resistensi dan transferensi-trasnferensi.
Kelemahan psikoanalisis: Pandangan yang terlalu determistik dinilai terlalu merendahkan
martabat kemanusiaan. Terlalu banyak menekankan kepada masa kanak-kanak dan
menganggap kehidupan seolah-olah ditentukan oleh masa lalu. Cenderung meminimalkan
rasionalitas. Perilaku yang ditentukan oleh energi psikis, adalah suatu yang meragukan,
Kurang efisien dari segi waktu dan biaya.
5. Penerapan dapat dilakukan pada saat orang yang tengah tidak sadarkan diri. Saat pasien
tidak sadar, pasien banyak yang menutup-nutupi ingatan yang menyedihkan. Karena masalah
inilah Frued melakukan pekerjaannya yaitu, memeriksa ketidaksadaran serta menguak alasan
resistensi pasien tersebut. Cara yang biasanya dilakukan adalah melalui mimpi, hipnotis, dan
melamun.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Jakarta: FIP UPI dan Imperial Bhakti utama, 2007

Freud, Sigmund, Peradaban dan Kekecewaan, terj. Apri Danarto Yogyakarta: Jendela, 2002

Gerald C Davison, Psikologi Abnormal edisi 9, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006

Izzudin, Muhammad, Panduan Lengkap Psikologi Islam, Jakarta: Gema Insani, 2006

Anda mungkin juga menyukai