PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evaluasi memiliki arti penting dalam kegiatan belajar mengajar yang
dilaksanakan oleh seorang guru. Diantara tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menilai
ketercapaian tujuan pendidikan oleh anak didik, sarana untuk mengetahui apa yang
telah anak didik ketahui dalam kegiatan belajar mengajar, dan memotivasi anak didik.
Untuk mengevaluasi hasil belajar dan proses belajar siswa, seorang guru
menggunakan berbagai macam alat atau instrument evaluasi seperti tes tertulis, tes
lisan , dan dokumentasi.
1. Bagi Guru
Dapat mengetahui siswa manakah yang menguasai materi dan siswa manakah
yang belum menguasai materi pelajaran matematika yang diujikan.
Dapat mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan dari pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
Dapat mengetahui ketepatan metode yang digunakan dalam menyampaikan
pelajaran tersebut.
Memberikan pengetahuan bagi guru bagaimana hubungan antara penilaian,
pengukuran dan evaluasi pembelajaran.
2. Bagi Siswa
Siswa dapat mengetahui pencapaian hasil belajar, yaitu memuaskan atau tidak
memuaskan.
Tidak terjadi kekeliruan yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan
penilaian, pengukuran, dan evaluasi pelajaran. Dengan kata lain penilaian
dilakukan secara objektif.
3. Bagi Mahasiswa
Memberikan pengalaman dan pengetahuan guna persiapan penelitian pada
masa yang akan datang.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam instrumen ini yang menjadi subjek dalam penelitian ialah siswa kelas
XI di SMA N1 MUARO JAMBI. Data diperoleh dari instrumen yang berisikan soal-
soal sebanyak 10 butir berupa multiple choice dengan materi LIMIT. Tes ini
dilakukan setelah berakhirnya rangkaian pembelajaran pada materi LIMIT.
Dalam uji instrumen ini dilakukan analisis validitas, reabilitas, daya pembeda,
tingkat kesukaran, dan pengecoh dengan uraian sebagai berikut:
A. Validitas
Suatu tes hasil belajar dapat dikatakan Valid apabila materi tes tersebut benar-
benar merupakan bahan-bahan pelajaran yang diberikan. Validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu alat ukur atau
instrumen (Arikunto;2010:64).
Untuk menguji Validitas item soal digunakan rumus dari product moment
yaitu:
∑ xy
rxy =
√(∑ x 2 )(∑ y 2 )
Keterangan:
n = banyaknya siswa
Arikunto (2007:75-78) .
Dari hasil uji coba yang dilakukan terhadap 28 siswa kelas XI SMA N1
MUARO JAMBI dan menggunakan rumus korelasi produk moment, diperoleh r
sebagai berikut:
Tabel 1
Rekapitilasi Analisis Validitas Butir Soal
B. Reabilitas
n ∑ p(p−1)
r11 = (n−1) (1 – )
Vt
(Arikunto, 2007:100)
Keterangan:
Untuk lebih Detail hasil perhitungan reliabilitas hasil uji coba instrumen, akan
disajikan pada Tabel 2 di bawah ini:
Tabel 2
Rekapitilasi Analisis Reabilitas Butir Soal
Dari hasil uji coba instrumen dengan jumlah soal 10 butir dalam bentuk uraian
pilihan ganda, pada siswa kelas XI SMA N1 MUARO JAMBI, dan dengan
menggunakan rumus Kuder Richadson 20 (KR-20), maka diperoleh reliabilitas
instrumen 0.625943608. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen memiliki
reliabilitas sedang.
C. Daya Pembeda
BA − BB
DP =
1
2 (T)
Keterangan:
DP = Daya pembeda
BA = Jumlah siswa yang termasuk kelompok pandai yang menjawab benar untuk
setiap soal
BB = Jumlah siswa yang termasuk kelompok kurang yang menjawab benar untuk
setiap soal
Tabel 3
Rekapitilasi Analisis Daya Pembeda Butir Soal
Berdasarkan tabel 3 maka soal dengan daya pembeda yang baik dari uji coba
instrumen sebanyak 8 soal yakni nomor 1, 2, 3, 4, 5, 8, dan 9. Jadi, 7 soal tersebut
dapat membedakan test yang berkemampuan tinggi dan rendah, Artinya 7 soal
tersebut dapat dikerjakan siswa yang pandai, dan 7 soal tersebut tidak dapat
dikerjakan siswa yang tidak pandai.
D. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada
tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks
tingkat kesukaran ini pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang
besarnya sama berkisar 0.00 – 1.00 (Aiken ,1994: 66).
Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil hitungan,
berarti semakin mudah soal itu. Suatu soal memiliki TK=0.00 , artinya bahwa tidak
ada siswa yang menjawab benar dan bila memiliki TK=1.00 , artinya bahwa siswa
menjawab benar. Perhitungan indeks tingkat kesukaran ini dilakukan untuk setiap
nomor soal. Pada prinsipnya skor rata- rata yang diperoleh peserta didik pada butir
soal yang bersangkutan dinamakan tingkat kesukaran butir soal itu (Nitko, 1996 :310).
Menurut Arikunto (2007:207). Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu
mudah dan tidak terlalu sukar. Besarnya indeks kesukaran soal ditentukan dengan
rumus:
BA + BB
TK =
T
Keterangan:
TK = tingkat kesukaran.
BA = Jumlah siswa yang termasuk kelompok pandai yang menjawab benar untuk
setiap soal.
BB = jumlah siswa yang termasuk kelompok kurang yang menjawab benar untuk
setiap soal.
Jika:
TK ≤ 0,24 (sukar)
TK ≤ 0,25-0,75 (sedang)
TK ≤ 0,76 (mudah)
Dari hasil uji coba yang dilakukan terhadap 28 siswa kelas XI SMA N1
MUARO JAMBI, diperoleh tingkat kesukaran soal sebagai berikut:
Tabel 2
Rekapitilasi Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal
Berdasarkan tabel 4 maka terdapat 6 soal mudah , 2 soal sedang , 2 soal sukar
dan dalam uji coba instrumen ini yang baik adalah soal sedang tetapi butir-butir soal
yang lain juga masih dapat digunakan, sehingga dapat disimpulkan kriteria kesukaran
(mutu) butir-butir soal uji coba instrumen ini adalah mudah, sedang , dan sukar.
E. Pengecoh
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝐴
Pengecoh A = × 100%
𝐽𝑙ℎ.𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎/𝑗𝑙ℎ.𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝐵
Pengecoh B = × 100%
𝐽𝑙ℎ.𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎/𝑗𝑙ℎ.𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝐶
Pengecoh C = × 100%
𝐽𝑙ℎ.𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎/𝑗𝑙ℎ.𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝐷
Pengecoh D = × 100%
𝐽𝑙ℎ.𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎/𝑗𝑙ℎ.𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
Dari hasil uji coba yang dilakukan terhadap 28 siswa kelas XI SMA N1
MUARO JAMBI , diperoleh pengecoh butir soal sebagai berikut :
Tabel 5
Dan pada penelitian instrumen ini, ada 8 soal yang pengecohnya ada yang
tidak berfungsi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan hasil uji coba instrumen dengan materi himpunan pada kelas
XI SMA N1 MUARO JAMBI didapat:
1. Dari 10 soal yang diuji cobakan 9 soal valid yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9,
dan 10, serta ada 1 soal tidak valid yaitu soal nomor 7. Dan soal nomor 7 tidak
dapat digunakan atau perlu perbaikan.
2. Dari hasil uji coba instrumen dengan jumlah soal 10 butir dalam bentuk uraian
pilihan ganda, pada siswa kelas XI SMA N1 MUARO JAMBI, dan dengan
menggunakan rumus Kuder Richadson 20 (KR-20), maka diperoleh reliabilitas
instrumen 0.625943608. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen memiliki
reliabilitas sedang.
3. Dari hasil uji coba instrumen dengan jumlah soal 10 butir dengan daya pembeda
yang baik dari uji coba instrumen sebanyak 8 soal yakni nomor 1, 2, 3, 4, 5, 8, dan
9. Jadi, 7 soal tersebut dapat membedakan test yang berkemampuan tinggi dan
rendah, Artinya 7 soal tersebut dapat dikerjakan siswa yang pandai, dan 7 soal
tersebut tidak dapat dikerjakan siswa yang tidak pandai.
4. Dari hasil uji coba instrumen dengan jumlah soal 10 butir terdapat 6 soal mudah ,
2 soal sedang , 2 soal sukar dan dalam uji coba instrumen ini yang baik adalah
soal sedang tetapi butir-butir soal yang lain juga masih dapat digunakan, sehingga
dapat disimpulkan kriteria kesukaran (mutu) butir-butir soal uji coba instrumen ini
adalah mudah, sedang , dan sukar.
5. Tujuan Distraktor (Pengecoh) pada penelitian ini yaitu agar dari sekian banyak
yang mengikuti tes ada yang tertarik untuk melihatnya, sebab menyangka bahwa
pengecoh yang dipilih adalah jawaban yang benar, jadi membuat peserta tes
terkecoh. Dan pada penelitian instrumen ini, ada 8 soal yang pengecohnya ada
yang tidak berfungsi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S .2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S . 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi kedua. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta