Anda di halaman 1dari 12

PENGGUNAAN OSILOSKOP

Oleh :

Alfianisa Karromah Sunardi

NRM 1302617020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2018
PENGGUNAAN OSILOSKOP

ALFIANISA KARROMAH SUNARDI1) , WIRDA NILAWARI, M.SI 2)

1. Mahasiswa Program S1 Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri


Jakarta
2. Dosen Pendidikan Fisika Univesitas Negeri Jakarta

Email : alfianisakarromah@gmail.com

Abstrak
Pada percobaan kali ini, kita akan melakukan percobaan yang berjudul Osiloskop. Percobaan
Osiloskop memiliki beberapa tujuan yaitu dapat mengetahui fungsi osiloskop, dapat
memahami prinsip kerja osiloskop, dapat merancang dan menerangkan terjadinya pola
Lissayous, dapat menghitung frekuensi suatu sumber tegangan dengan menggunakan pola
Lissayous, dapat mengoperasikan dan menggunakan osiloskop secara baik dan benar, dapat
memperoleh bintik yang tajam, dan dapat menggerakkan bintik sepanjang layar. Prinsip
osiloskop sendiri yaitu apabila elektron dipancarkan dari katoda akan menumbuk bidang
gambar yang dilapisi oleh zat yang bersifat flourecent. Bidang gambar ini berfungsi sebagai
anoda. Arah gerak elektron ini dapat dipengaruhi oleh medan listrik dan medan magnetik.
Umumnya osiloskop sinar katoda mengandung medan gaya listrik untuk mempengaruhi
gerak elektron kearah anoda. Medan listrik dihasilkan oleh lempeng kapasitor yang dipasang
secara vertikal, maka akan terbentuk garis lurus vertikal dinding gambar. Selanjutnya jika
pada lempeng horizontal dipasang tegangan periodik, maka elektron yang pada mulanya
bergerak secara vertikal, kini juga bergerak secara horizontal dengan laju tetap. Sehingga
gambar terbentuk grafik sinusoidal.

PENDAHULUAN

Osiloskop atau disebut osiloskop sinar katoda (cathode ray osciloscope, disingkat CRO)
merupakan alat yang digunakan untuk melihat dinamika besaran sebagai fungsi waktu secara
visual. Dengan menggunakan osiloskop ini harga suatu besaran dapat dilihat setiap saat
sepanjang waktu berjalan terus. Dengan mengukur besarnya pergeseran atau ingsutan bintik
terang yang ditimbulkan oleh berkas elektron yang mengenai layar dari kedudukan
normalnya, maka besarnya signal dari suatu sumber dapat ditentukan. Bintik terang ini sama
halnya jarum penunjuk pada voltmeter. Simpangan/pergeseran bintik terang dibuat ke arah
vertikal sedangkan pergeseran mendatar sebanding dengan laju pertambahan waktu.
Simpangan arah vertikal dapat ditera dalam volt/skala atau volt/cm. Sementara itu,
simpangan arah mendatar dapat ditera dalam detik/skala atau detik/cm. Dengan peneraan ini
menunjukkan bahwa osiloskop tidak hanya dapat digunakan untuk memperlihatkan gambar
signal sebagai fungsi waktu, tetapi yang lebih penting dapat digunakan sebagai alat ukur
parameter-parameter pad signal antara lain: selang waktu (time duration), periode ayunan
maksimum, amplitudo, fase, frekuensi dan sebagainya.

Dengan melepas tegangan lejang (sweep voltage) yaitu tegangan yang menjulur atau
melejang bintik terang menjadi garis lurus, maka simpangan dapat diberikan dari luar atau
sebagai input kedua. Dalam hal ini ada dua signal yang saling tegak lurus dalam waktu sama.
Dengan demikian hubungan kedua signal dapat diperlihatkan langsung sebagai fungsi waktu.
Jika kedua signal tersebut adalah input dan output suatu sistem, atau satuan kerja elektronis,
maka gambar yang tampak pada layar memperlihatkan watak sistem/satuan kerja tersebut.
Perlu diketahui bahwa pada penjuluran bintik terang menjadi garis lurus, pada dasarnya
merupakan pergerakan berkas elektron dengan cepat dan terus-menerus ke arah kanan.
Osiloskop pada dasarnya mempunyai 5 komponen utama yaitu:
1. Tabung sinar katoda (chatode Ray Tube = CRT)
2. Penguat simpangan Y (Y amplifier)
3. Penguat simpangan X (X amplifier)
4. Pembangkit tegangan basis waktu (Time based generator)
5. Pengatur berkas (Beam control)

Tabung sinar katoda (chatode Ray Tube = CRT)


CRT berbentuk seperti corong (funnel) dengan ujung kanan datar dan tampak sebagai layar
untuk gambar yang ditampilkan (lihat gambar 1). Sisi bagian dalam layar dilapisi zar pendar
(fluoresence) yang mengeluarkan sinar bila dikenai elektron. Pada leher tabung terdapat
sejumlah yang dapat mempengaruhi elektron sebelum mencapai layar.

Gambar 1. Skema dari CRT


Elektroda paling kiri disebut senapan elektron (electron gun) yang dapat melontarkan
elektron ke kanan dalam berkas yang sempit. Senapan elektron tersebut terdiri dari katoda K
sebagai silinder sumber elektron, dan kisi Wehnelt W yang berbentuk silinder untuk
pengatur intensitas arus elektron. Elektron-elektron dipercepat dan diarahkan oleh sejumlah
anoda, A1 s/d A4, yang memberikan medan listrik agar elektron melintasi ruang diantara
lempengan simpangan datar, D1 dab D2. Sedangkan anoda utama A5 yang diberi tegangan
tinggi (ribuan volt) digunakan agar elektron mempunyai energi gerak yang cukup tinggi,
sehingga pada saat mengenai layar pendar, akan menghasilkan bintik terang dengan
intensitas tinggi.

Pola Lissayous

Jika 2 buah osilasi dengan frekuensi sama atau berbeda saling tegak lurus, digabungkan
bersama-sama akan membentuk kurva yang disebut pola lissayous. Nama ini dipergunakan
untuk mengingat Jules Antonie Lissayous yang memperagakan kurva-kurva ini pertama kali
tahun 1857.

Osiloskop sinar katoda dapat digunakan untuk menyelidiki gejala yang bersifat periodik.
Komponen utama osiloskop adalah tabung sinar katoda (CRT). Prinsip kerja tabung sinar
katoda adalah electron dipancarkan dan katoda akan menumbuk bidang-bidang gambar yang
dilapisi oleh zat yang bersifat fluorescent. Bidang gambar ini berfungsi sebagai anoda. Arah
gerak electron ini dapat dipengaruhi oleh medan listrik dan medan magnetic. Umumnya
osiloskop sinar katoda mengandung medan gaya listrik untuk mempengaruhi gerak electron
kea rah anoda. Medan listrik dihasilkan lempeng kapasitor yang dipasang secara vertikal
maka akan terbentuk garis lurus vertikal di dinding gambar. Selanjutnya, jik pada lempeng
horizontal dipasang tegangan periodi maka electron yang pada mulanya bergerak secara
vertikal kini juga bergerak secara horizontal dengan laju tetap. Sehingga pada gambar
terbentuk grafik sinusoidal.

(Micheal Tooley, 2002)

Secara umum osiloskop berfungsi untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubah-
ubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk sinyal yang sedang
diamati. Dengan osiloskop maka dapat mengetahuiberapa frekuensi, periode, tegangan, dari
sinyal. Dengan sedikit penyetelan bisa diketahui beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal
keluaran. Ada beberapa kegunaan osiloskop, yaitu :

1. Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.


2. Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
3. Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangkaian listrik.
4. Membedakan arus AC dengan arus DC.
5. Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu.

Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal yang disediakan untuk melihat dua sinyal
yang berlainan. Sebagai contoh kanal satu untuk melihat sinyal masukan dari kanal dua untuk
melihat sinyal keluaran. Ada berapa jenis tegangan gelombang yang akan diperlihatkan pada
layar monitor osiloskop, yaitu :

1. Gelombang sinusoidal
2. Gelombang blok
3. Gelombang gigi gergaji
4. Gelombang segitiga
(Sugyono, 2000)

Osioloskop adalah suatu alat yang digunakan untuk mengamati bentuk gelombang dan
pengukurannya. Komponen utama osiloskop adalah tabung sinar katodda. Komponen utama
dari sinar katoda (cathode raytube = CRT) adalah :

1. Perlengkapan senapan electron


2. Pelengkapan pelat defleksi
3. Layar frourosensi
4. Tabung gelas dan dasar tabung
(Tipler, Paul A:2001)

Basis waktu secara periodik menggerakkan cahaya dari kiri ke kanan melalu permukaan
layar. Tegangan yang akan diperiksa dimasukkan ke Y atau masukan vertikal osiloskop,
menggerakkan bitnik ke atas dan ke bawah sesuai dengan tegangan yang dimasukkan.
Selanjutnya bitnik tersebut menghasilkan jejak berkas gambar pada layar yang menunjukkan
variasi tegangan masukan sebagai fungsi dari waktu. Bila tegangan masukan berkurang
dengan laju yang cukup pesat, gambar akan kelihatan sebagai sebuah pola yang diam pada
layar. Besaran-besaran yang dapat diukur dengan osiloskop antara lain :

1. Amplitudon (A)
2. Periode (T)
3. Frekuensi (f)
4. Sudut fasa
(Giancoli, Douglas, C : 2001)

METODE
Metode yang dilakukan pada praktikum osiloskop ini adalah eksperimen. Eksperimen
dilakukan dengan cara mengkalibrasi terlebih dahulu alat Osiloskop yang bertujuan untuk
mengetahui apakah alat berfungsi dengan baik atau tidak. Kemudian melakukan eksperimen
dengan cara memberikan frekuensi dari generator yang telah dihubungkan dengan
osiloskop. Kemudian mengamati gelombang yang terlihat pada layar osiloskop. Dan
selanjutnya adalah mencatat data yang diperoleh.

Pada percobaan kali ini, alat yang kami gunakan adalah generator daan osiloskop. Generator
berfungsi sebagai pengatur frekuensi, amplitdo, dan pembentuk grafik gelombang.
Sementara osiloskop yang kami gunakan dalam praktikum kali ini aitu osiloskop sinar
katoda (Cathode Ray Osciloscope) yang disingkat sebagai CRO. Osiloskop CRO
merupakan alat yang digunakan untuk melihat dinamika besaran sebagai fungsi waktu
secara visual. Dengan menggunakan osiloskop ini harga satuan besaan dapat dilihat setiap
saat sepanjang waktu berjalan terus.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Secara umum osiloskop berfungsi untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubah-
ubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk sinyal yang sedang
diamati. Dengan Osiloskop maka kita dapat mengetahui berapa frekuensi, periode dan
tegangan dari sinyal dan juga mengukur sinyal. Dengan sedikit penyetelan juga bisa
mengetahui beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal lainnya, yaitu: mengukur besar
tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu, mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi,
mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik, membedakan arus AC dengan
arus DC, mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu.
(Holman, J. P., Jasjfi, E, 1985)

Dari data di atas, dapat kita lihat bahwa hasil perhitungan dari data-data yang didapat dari
osiloskop sesuai dengan nilai yang telah ditentukan diawal, yaitu Vp-p sebesar 2 volt dan f
sebesar 1 KHz.

Variabel yang akan dicari ialah kotak vertical dan horizontal, kemudian time/div dan juga
volt/div. Sedangkan frekuensi-frekuensi yang digunakan diantaranya adalah 50 KHz, 100
KHz, 150 KHz, dan 200 KHz. Variabel-variabel di atas dicari pada setiap frekuensi yang
berbeda untuk menentukkan nilai Vp-p dan frekuensi pada osiloskop.

N f 𝑉𝑅𝑀𝑆 Vp-p Vef f osiloskop


o (kHz) (Volt) (Volt) (multimeter) (Hz)

1 50 √2 4 0,125 0,5 x 105


2 100 √2 4 0,118 105
3 150 √2 4 0,182 1,47 x 105
4 200 √2 4 0,194 2 x 105

Jika dilihat dari tabel, bisa kita bandingan bahwa frekuensi yang kami berikan di generator
dengan frekuensi osiloskop yang kami hitung memiliki kemiripan. Walau ada yang tepat
sama, tetapi juga ada yang hampir mendekati sama.

Kemudian kami lanjut degan percobaan berikutnya yaitu menenukkan pola Lissayous. Pola
Lissayous ini terbentuk dari dua kurva yang berosilasi dengan frekuensi sama atau berbeda
saling tegak lurus, sehingga terbentuklah pola Lissayous. Menurut prinsip kerjanya, apabila
bagian pengontrol hoizontal memilki mode XY sehingga kita dapat menampilkan sinyal
input dibandingkan dengan dasar waktu pada subu horizontal.

Fase gelombang adalah lamanya waktu yang dilalui dimulai dari satu loop hngga awal loop
berikutnya diukur dalam derajat. Phase shft menjelaksan perbedaan dalam pewaktuan antara
dua atau lebih sinyal periodik yang identic. Salah satu cara mengukur beda fasa adalah
menggunakan mode XY, yaitu dengan memplot satu sinyal pada bagian vertikal (sumbu Y)
da sinyal lain pada sumbu horizontal (sumbu X). Metode ini akan beerja efektif jika kedua
sinyal yang digunakan adalah sinyal sinusoidal. Bentuk gelombang yang dihasikan adalah
berupa gambar yang disebut pla Lissayous. Dengan melihat bentuk pola Lissayous kita bisa
menentukkan beda fase antara dua sinyal dan juga ditentukan perbandingan frekuensi.

Pada percobaan kali ini, perbandingan yang ditentukan generator X : Y ada dua jenis yakni,
X < Y yang meliputi 1 < 2 , 1 < 3 , dan 1 < 4. Dan yang kedua ialah X > Y yang meliputi 2
> 1, 3 > 1, dan 4 > 1.

Pola Lissayous merupakan perbandingan beda fase, frekuensi, dan juga periode dua
gelombang yang berbeda. Apabila X > Y maka bentuk gelombang akan memanjang secara
vertikal. Dan sebaliknya jika X < Y maka bentuk gelombang horizontal. Berikut merupakan
hasil pengamatan pola Lissayous.

Dari data di atas, dapat kita lihat bahwa hasil perhitungan dari data-data yang didapat dari
osiloskop sesuai dengan nilai yang telah ditentukan diawal, yaitu Vp-p sebesar 2 volt dan f
sebesar 1 KHz.

Variabel yang akan dicari ialah kotak vertical dan horizontal, kemudian time/div dan juga
volt/div. Sedangkan frekuensi-frekuensi yang digunakan diantaranya adalah 50 KHz, 100
KHz, 150 KHz, dan 200 KHz. Variabel-variabel di atas dicari pada setiap frekuensi yang
berbeda untuk menentukkan nilai Vp-p dan frekuensi pada osiloskop.

N f 𝑉𝑅𝑀𝑆 Vp-p Vef f osiloskop


o (kHz) (Volt) (Volt) (multimeter) (Hz)

1 50 √2 4 0,125 0,5 x 105


2 100 √2 4 0,118 105
3 150 √2 4 0,182 1,47 x 105
4 200 √2 4 0,194 2 x 105
Jika dilihat dari tabel, bisa kita bandingan bahwa frekuensi yang kami berikan di generator
dengan frekuensi osiloskop yang kami hitung memiliki kemiripan. Walau ada yang tepat
sama, tetapi juga ada yang hampir mendekati sama.

Kemudian kami lanjut degan percobaan berikutnya yaitu menenukkan pola Lissayous. Pola
Lissayous ini terbentuk dari dua kurva yang berosilasi dengan frekuensi sama atau berbeda
saling tegak lurus, sehingga terbentuklah pola Lissayous. Menurut prinsip kerjanya, apabila
bagian pengontrol hoizontal memilki mode XY sehingga kita dapat menampilkan sinyal
input dibandingkan dengan dasar waktu pada subu horizontal.

Fase gelombang adalah lamanya waktu yang dilalui dimulai dari satu loop hngga awal loop
berikutnya diukur dalam derajat. Phase shft menjelaksan perbedaan dalam pewaktuan antara
dua atau lebih sinyal periodik yang identic. Salah satu cara mengukur beda fasa adalah
menggunakan mode XY, yaitu dengan memplot satu sinyal pada bagian vertikal (sumbu Y)
da sinyal lain pada sumbu horizontal (sumbu X). Metode ini akan beerja efektif jika kedua
sinyal yang digunakan adalah sinyal sinusoidal. Bentuk gelombang yang dihasikan adalah
berupa gambar yang disebut pla Lissayous. Dengan melihat bentuk pola Lissayous kita bisa
menentukkan beda fase antara dua sinyal dan juga ditentukan perbandingan frekuensi.

Pada percobaan kali ini, perbandingan yang ditentukan generator X : Y ada dua jenis yakni,
X < Y yang meliputi 1 < 2 , 1 < 3 , dan 1 < 4. Dan yang kedua ialah X > Y yang meliputi 2
> 1, 3 > 1, dan 4 > 1.

Pola Lissayous merupakan perbandingan beda fase, frekuensi, dan juga periode dua
gelombang yang berbeda. Apabila X > Y maka bentuk gelombang akan memanjang secara
vertikal. Dan sebaliknya jika X < Y maka bentuk gelombang horizontal. Berikut merupakan
hasil pengamatan pola Lissayous.

1. X<Y

 Perbandingan frekuensi generator 1 : generator 2 adalah 1:2.


Frekuensi generator 1 = 0,45 kHz
Frekuensi generator 2 = 0,99 kHz
Jumlah kotak vertikal = 2 kotak
Jumlah kotak horizontal = 3
kotak

 Perbandingan frekuensi generator 1 : generator 2 adalah 1:3.

Frekuensi generator 1 = 0,56 kHz


Frekuensi generator 2 = 3,15 kHz
Jumlah kotak vertikal = 3 kotak
Jumlah kotak horizontal = 6
kotak

 Perbandingan frekuensi generator 1 : generator 2 adalah 1:4.

Frekuensi generator 1 = 0,94 Hz


Frekuensi generator 2 = 4,18 Hz
Jumlah kotak vertikal = 3
kotak
Jumlah kotak horizontal = 6
kotak

2. X>Y
 Perbandingan frekuensi generator 1 : generator 2 adalah 2:1
Frekuensi generator 1 = 2,15 Hz
Frekuensi generator 2 = 0,98 Hz
Jumlah kotak vertikal = 3,6 kotak
Jumlah kotak horizontal = 5,8
kotak

 Perbandingan frekuensi generator 1 : generator 2 adalah 3:1

Frekuensi generator 1 = 2,15 Hz


Frekuensi generator 2 = 0,98 Hz
Jumlah kotak vertikal = 3,6 kotak
Jumlah kotak horizontal = 5,8
kotak

 Perbandingan frekuensi generator 1 : generator 2 adalah 4 :1

Frekuensi generator 1 = 1,88 Hz


Frekuensi generator 2 = 0,47 Hz
Jumlah kotak vertikal = 4,4
kotak
Jumlah kotak horizontal = 5,8
kotak

KESIMPULAN

Osiloskop memiliki fungsi untuk menguur frekuensi, tegangan arus listrik baik arus AC
maupun DC, dan menurut bidang elektronika osiloskop sendiri memiliki fungsi untuk
memperoyeksikan bentuk sinyal yang dapat dipelajari dan juga dipahami.

Pola lissayous terbentuk dari dua gelombang yang berosilasi dengan frekuensi sama atau
berbeda dan saling tegak lurus.
Dari pola Lissayous yang telah diperoleh dapat ditentukan frekuensi dari sumber
tegangan dengan cara menentukka beda fasa, dan amplutudo dari dua gelombang yang
saling berosilasi.

Hasil pengukuran dengan osiloskop dan multimeter haruslah sama. Begitu juga dengan
menentukan frekuensi, besarnya frekuensi yang tertera pada generator harus sama dengan
osiloskop yang kita hitung terlebih dahulu.

DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C. 2001. Physics 5th Edition, Pearson Prentice Hall
Holman, J. P., Jasjfi, E., 1985, Metode Pengukuran Teknik. Erlangga, Jakarta
Sugiyono.2000. Statistika utuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Tooley, Michael. 2002. Rangkaian Elektronik : Prinsip Dan Aplikasi. Edisi Kedua.
Jakarta:Erlangga
Tripler, P. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik II. Jakarta:Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai