Anda di halaman 1dari 7

An “A” mengalami bengkak seluruh tubuh sejak 3 hari sebelum masuk rumah

sakit. Bengkak awalnya terjadi pada mata saja, timbul saat bangun tidur, dan
menghilang saat siang hari. Lama-kelamaan bengkak menjadi menetap dan
meluas hingga keseluruh tubuh. Sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit, BAK
anak berwarna merah kehitaman, tidak ada rasa nyeri saat BAK, tidak ada
kesulitan untuk BAK, tidak ada nyeri pinggang, nyeri perut dan tidak ada riwayat
terjatuh sebelumnya. Anak juga menjadi jarang BAK, hanya 2 kali dalam sehari
dengan jumlah yang tidak terlalu banyak. Sejak 10 hari sebelum masuk rumah
sakit An “A” menderita panas, panas tidak naik, panas turun dengan obat penurun
panas, siang dan malam sama, selama panas tidak ada kejang, mengigau dan
mengigil. Nafsu makan menurun dan meminum kurang dari biasanya, BAB
normal. Tidak ada perdarahan gusi maupun mimisan. An “A” juga ada menderita
batuk dan pilek. Tidak ada riwayat pemakaian obat tertentu, dan riwayat keluarga
yang menderita sakit ginjal. Sejak anak sering bermain ditanah, muncul luka-luka
yang akhirnya menjadi koreng yang menetap bila digaruk. Tekanan darah
140/100mmHg (Normal: 100/60mmHg) N: 118x/menit, regular, Suhu: 36,6° C,
Respirasi 30x/menit. Berat badan 25kg (75,09% menurut standar BB/U) panjang /
tinggi badan :117cm (92,12% menurut standar TB/U).

4.1 Pengkajian KeperawataN


A. Data Biografi
1. Klien
Nama : An “A”
Umur : 7 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Suku bangsa : Jawa
Agama : Islam
Diaganosa medis : Glomerulonefritis
2. Penanggung jawab
Nama : Ny “S”
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Kawin
Hubungan : Ibu

B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama : Ibu klien mengatakan klien mengalami bengkak seluruh
tubuh sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit.
2. Keluhan saat dikaji : Ibu klien mengatakan klien bengkak awalnya terjadi pada
mata saja, timbul saat bangun tidur, dan menghilang saat siang hari.

3. Riwayat penyakit sekarang : Glomerulonefritis


4. Riwayat penyakit dahulu :
5. riwayat penyakit keluarga : tidak ada riwayat keluarga yang menderita sakit
ginjal.

C. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : compos mentis
Antroprometri
BB : 25 kg
TB : 117 cm
TD : 140/100 mmhg
N : 118X/menit
RR : 30X/menit
S : 36,6° C
Kepala: normocheepali, rambut hitam tidak mudah di cabut

Mata: konjungtiva palpebral tidak anemis, skelera tidak ikterik, edema


palpebral
Hidung: nafas cuping hidung tidak ada secret
Telinga: tidak ada secret, tidak ada nyeri tekan
Mulut: bibir tidak sianosis, selaput lendir tidak kering, lidah tidak
kotor, gusi berdarah (-)
Leher: tidak ada pembesaran KGB, kelenjar tidak teraba membesar
D. Pemeriksaan Laboratorium
Penafsiran Berdasarkan Warna Urine
No Warna Urine Penyebab Patologis Penyebab Non Patologis
1 Merah Ada hemoglobin, mioglobin -oleh karena obat tertentu
dan porfirin ( berarti ada -karena zat warna dari
perdarahan saluran kencing) makanan tertentu, misal
Biet, Senna, Robarber
2 Jingga Zat warna empedu -karena obat-obat :
antisepti saluran kencing,
pyridium, dan obat
fenothiazin
3 Kuning -Urine -Banyak makan wortel
pekat - obat fenacetin, kaskara,
- Nitrofurantion
Keber
adaan
urobil
iin
dan
biliru
bin
4 Hijau -Keberadaan biliverdin -Obat preparat vitamin
-Keberadaan bakteri dan obat psikoaktif
pseudomonas
5 Biru Tak patologis Deuretika tertentu
6 coklat -Keberadaan hematin asam, -Obat-obat Nitroforation,
mioglobin, dan zat warna levodopa
empedu
7 Hitam/hampir Keberadaan Melanin, -Obat Levodopa, Kaskara,
hitam Urobilin dan senyawa besi dan Fenol
Methemoglobin

1) Berat badan normal dan Kebutuhan Cairan menurut umur.


Umur BB (kg) Keb. Cairan
Hari 3,0 250 - 300
1 tahun 9,5 1150 - 1300
2 tahun 11,8 1350 - 1500
6 tahun 20,0 1800 - 2000
10 tahun 28,7 2000 - 2500
14 tahun 45,0 2200 - 2700
18 tahun 54,0 2200 - 2700

2) Perhitungan balance cairan anak: usia tergantung tahapan umur untuk


menentukan Air Metabolisme yaitu:
a) Usia 1-3 tahun = 8cc/kg BB/hari
b) Usia 5-7 tahun = 8-8,5cc/kg BB/hari
c) Usia 7-11 tahun = 6-7cc/kg BB/hari
d) Uisa 12-14 tahun =5-6cc/kg BB/hari
3) Balance Cairan
Intake:

Air (makan+minum) : 500 cc


Cairan Infus : 1000 cc/24jam
A.M : 200 cc ( AM= 8cc/kg BB/hari)
Output:
Urine : 2x200 cc
Feses : 2x100 cc (kondisi normal 1xBB 100 cc)
normalnya 2x/hari

IWL :

Rumus IWL normal = 15ccxkgBB/24 jam


15ccx25kg= 375cc
Balance cairan = intake-output
= 1700-975
= 725 cc

E. ANALISA DATA

NO DATA MASALAH ETIOLOGI


1 DS: Kelebihan volume Oliguria
cairan
3. Ibu klien mengatakan klien
mengalami bengkak seluruh
tubuh sejak 3 hari sebelum
masuk rumah sakit.
4. Ibu klien mengatakan klien
bengkak awalnya terjadi pada
mata saja, timbul saat bangun
tidur, dan menghilang saat
siang hari.
5. Ibu klien mengatakan bahwa
lama-kelamaan bengkak
menjadi menetap dan meluas
hingga keseluruh tubuh.
6. Ibu klien mengatakan klien
mengalami bengkak sejak 7 hari
sebelum masuk rumah sakit
7. Ibu klien mengatakan BAK
klien berwarna merah
kehitaman, tidak ada rasa nyeri
saat BAK, tidak ada kesulitan
untuk BAK, tidak ada nyeri
pinggang, nyeri perut dan tidak
ada riwayat terjatuh
sebelumnya.
8. Ibu klien mengatakan klien juga
menjadi jarang BAK, hanya 2
kali dalam sehari dengan
jumlah yang tidak terlalu
banyak.
9. Ibu klien mengatakan nafsu
makan menurun dan meminum
klien kurang dari biasanya

DO:
1. Anak mengalami bengkak
seluruh tubuh
2. BAK anak berwarna merah
kehitaman.
3. Klien terlihat bengkak mata dan
seluruh badannya.
4. BAK klien warnanya merah
kehitaman.
5. Klien terlihat kurang minum
dan nafsu makan.
6. TTV : TD: 140 mmhg, N: 118x
per menit, Suhu: 36,60C, RR=
30x/menit.

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan oligura
G. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Tujuan dan kriteria hasil: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
masalah kelebihan volume cairan dapat teratasi dengan hasil yang diharapkan:
Anak dapat mempertahankan volume cairan normal yang ditandai oleh haluaran
urin rata-rata sebanyak 1-2 ml/kg/jam, penafsiran warna urine menunjukkan
normal, hasil laboratorium menunjukkan tanda normal (Na, K, Cl).
Intervensi:
a. Timbang berat badan anak setiap hari, dan pantau haluaran urine setiap 4 jam.
Rasional: menimbang berat badan setiap hari dan pemantauan haluaran urine
yang sering, memungkinkan deteksi dini dan terapi yang tepat terhadap
perubahan yang terjadi pada status cairan anak. Kenaikan berat badan yang
cepat mengindikasikan retensi cairan. Penurunan haluaran urin dapat
mengindikasikan ancaman gagal ginjal.
b. Kaji anak untuk deteksi edema, ukur lingkar abdomen setiap 8 jam, dan
(untuk anak laki-laki periksa pembengkakan pada skrotum.
Rasional: pengkajian dan pengukuran yang sering, memungkinkan deteksi
dini dan pemberian terapi yang tepat terhadap setiap perubahan kondisi anak.
Lingkar abdomen yang bertambah dan pembengkakan pada skrotum biasanya
mengindikasikan asites.
c. Pantau anak dengan cermat untuk melihat efek samping pemberian terapi
diuretic, khususnya ketika menggunakan hidroklorotizid atau furosemid.
Rasional: obat-obatan diuretic dapat menyebabkan hipokalemia sehingga
membutuhkan pemberian suplemen kalium per intravena.
d. Pantau dan catat asupan cairan anak.
R/: anak membutuhkan pembatasan asupan cairan akibat retensi cairan dan
penurunan laju filtrasi glomerulus; ia juga membutuhkan retriksi asupan
natrium.
e. Kaji warna, konsistensi dan berat jenis urine anak.
Rasional: urine yang berbusa mengindikasikan peningkatan deplesi protein,
suatu tanda kerusakan fungsi ginjal.
f. Pantau semua hasil uji laboratorium yang di programkan.
Rasional: peningkatan kadar nitrogen urea darah dan kreatinin dapat
mengindikasikan kerusakan fungsi ginjal.

Anda mungkin juga menyukai