sakit. Bengkak awalnya terjadi pada mata saja, timbul saat bangun tidur, dan
menghilang saat siang hari. Lama-kelamaan bengkak menjadi menetap dan
meluas hingga keseluruh tubuh. Sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit, BAK
anak berwarna merah kehitaman, tidak ada rasa nyeri saat BAK, tidak ada
kesulitan untuk BAK, tidak ada nyeri pinggang, nyeri perut dan tidak ada riwayat
terjatuh sebelumnya. Anak juga menjadi jarang BAK, hanya 2 kali dalam sehari
dengan jumlah yang tidak terlalu banyak. Sejak 10 hari sebelum masuk rumah
sakit An “A” menderita panas, panas tidak naik, panas turun dengan obat penurun
panas, siang dan malam sama, selama panas tidak ada kejang, mengigau dan
mengigil. Nafsu makan menurun dan meminum kurang dari biasanya, BAB
normal. Tidak ada perdarahan gusi maupun mimisan. An “A” juga ada menderita
batuk dan pilek. Tidak ada riwayat pemakaian obat tertentu, dan riwayat keluarga
yang menderita sakit ginjal. Sejak anak sering bermain ditanah, muncul luka-luka
yang akhirnya menjadi koreng yang menetap bila digaruk. Tekanan darah
140/100mmHg (Normal: 100/60mmHg) N: 118x/menit, regular, Suhu: 36,6° C,
Respirasi 30x/menit. Berat badan 25kg (75,09% menurut standar BB/U) panjang /
tinggi badan :117cm (92,12% menurut standar TB/U).
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama : Ibu klien mengatakan klien mengalami bengkak seluruh
tubuh sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit.
2. Keluhan saat dikaji : Ibu klien mengatakan klien bengkak awalnya terjadi pada
mata saja, timbul saat bangun tidur, dan menghilang saat siang hari.
C. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : compos mentis
Antroprometri
BB : 25 kg
TB : 117 cm
TD : 140/100 mmhg
N : 118X/menit
RR : 30X/menit
S : 36,6° C
Kepala: normocheepali, rambut hitam tidak mudah di cabut
IWL :
E. ANALISA DATA
DO:
1. Anak mengalami bengkak
seluruh tubuh
2. BAK anak berwarna merah
kehitaman.
3. Klien terlihat bengkak mata dan
seluruh badannya.
4. BAK klien warnanya merah
kehitaman.
5. Klien terlihat kurang minum
dan nafsu makan.
6. TTV : TD: 140 mmhg, N: 118x
per menit, Suhu: 36,60C, RR=
30x/menit.
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan oligura
G. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Tujuan dan kriteria hasil: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
masalah kelebihan volume cairan dapat teratasi dengan hasil yang diharapkan:
Anak dapat mempertahankan volume cairan normal yang ditandai oleh haluaran
urin rata-rata sebanyak 1-2 ml/kg/jam, penafsiran warna urine menunjukkan
normal, hasil laboratorium menunjukkan tanda normal (Na, K, Cl).
Intervensi:
a. Timbang berat badan anak setiap hari, dan pantau haluaran urine setiap 4 jam.
Rasional: menimbang berat badan setiap hari dan pemantauan haluaran urine
yang sering, memungkinkan deteksi dini dan terapi yang tepat terhadap
perubahan yang terjadi pada status cairan anak. Kenaikan berat badan yang
cepat mengindikasikan retensi cairan. Penurunan haluaran urin dapat
mengindikasikan ancaman gagal ginjal.
b. Kaji anak untuk deteksi edema, ukur lingkar abdomen setiap 8 jam, dan
(untuk anak laki-laki periksa pembengkakan pada skrotum.
Rasional: pengkajian dan pengukuran yang sering, memungkinkan deteksi
dini dan pemberian terapi yang tepat terhadap setiap perubahan kondisi anak.
Lingkar abdomen yang bertambah dan pembengkakan pada skrotum biasanya
mengindikasikan asites.
c. Pantau anak dengan cermat untuk melihat efek samping pemberian terapi
diuretic, khususnya ketika menggunakan hidroklorotizid atau furosemid.
Rasional: obat-obatan diuretic dapat menyebabkan hipokalemia sehingga
membutuhkan pemberian suplemen kalium per intravena.
d. Pantau dan catat asupan cairan anak.
R/: anak membutuhkan pembatasan asupan cairan akibat retensi cairan dan
penurunan laju filtrasi glomerulus; ia juga membutuhkan retriksi asupan
natrium.
e. Kaji warna, konsistensi dan berat jenis urine anak.
Rasional: urine yang berbusa mengindikasikan peningkatan deplesi protein,
suatu tanda kerusakan fungsi ginjal.
f. Pantau semua hasil uji laboratorium yang di programkan.
Rasional: peningkatan kadar nitrogen urea darah dan kreatinin dapat
mengindikasikan kerusakan fungsi ginjal.