Anda di halaman 1dari 25

MENJADI MUSLIM SEJATI

DENGAN BERBUSANA SESUAI ETIKA


DAN ADAB DALAM ISLAM
MAKALAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam
di Universitas Pendidikan Indonesia

disusun oleh :

Ulva Fatma Fadhila


1400893

SMKN 1 INDRALAYA SELATAN


TAHUN PELAJARAN 2018-2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini saya membahas mengenai cara menjadi seorang
muslim sejati dengan berbusana sesuai dengan etika dan adab dalam Islam.

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai
sumber juga beberapa pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian.

Meranjat, 16 Januari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................................. 2
BAB II ISI .................................................................................................................................. 3
A. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Berbusana...................................................................... 3
B. Akhlak Berbusana dalam Hukum Islam ......................................................................... 7
C. Adab Berbusana dalam Hukum Islam ............................................................................ 7
D. Etika Berbusana dalam Hukum Islam............................................................................. 8
E. Tata Cara Berbusana yang baik dan benar dalam Hukum Islam .................................... 8
F. Hikmah atau Manfaat menggunakan Busana Islami .................................................... 18
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 20
A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 20
B. SARAN ......................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Akhlak merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang. Dari
sifat yang ada itulah terpancar sikap dan tingkah laku perbuatan seseorang, seperti sifat
sabar, kasih sayang, atau malah sebaliknya pemarah, benci karena dendam, iri dan
dengki, sehingga memutuskan hubungan silaturahmi. Akhlak yang baik dan mulia akan
mengantarkan kedudukan seseorang pada posisi yang terhormat dan tinggi. Selain
berahlak baik kita juga harus pancarkan melalui penampilan yaitu berpakaian yang
sesuai dengan syariat agama islam

Adanya berbagai kemajuan teknologi dan perkembangan zaman yang serba


canggih dan cepat dapat menghasilakan produk-produk yang beraneka ragam yang
digunakan untuk kebutuhan manusia. Salah satu aspek yang sangat berkembang dan
dapat mempengaruhi kehidupan manusia adalah industri pakaian. Pakaian pada
dasarnya adalah kebutuhan primer (pokok) yang sangat dibutuhkan oleh manusia di
dunia dan perkembanganya cukup signifikan, hal ini terbukti dengan berdirinya pabrik-
pabrik pakaian dengan berbagai model dan bahan yang sangat bervariasi diseluruh
dunia, khususnya di Indonesia.

Sebagai seorang muslim kita harus melihat kaidah-kaidah berpakaian yang sesuai
dengan syari’at islam, supaya apa yang kita kenakan dapat dipertanggungjawabkan di
akhirat kelak dan tidak memicu hal-hal yang tidak diinginkan. Masyarakat yang
berperadaban modern pada umumnya angat menyukai mode-mode busana yang
memamerkan atau tidak menutupi auratnya. Rok mini atau celana ketat merupakan
gejala yang terpisahkan dari peradaban masa kini. Sesungguhnya kecenderungan pada
mode-mode pada buana yang tidak senonoh ini menunjukan kelemahan moral
masyarakat.

Pada hakekatnya mode busana rok mini dan celana ketat itu dapat merusak
kesehatan dan pertumbuhan mental masyarakat sendiri juga tidak memiliki nilai tambah
sama sekali. Banyak juga di kalangan masyarakat yang sudah berpakaian muslim tetapi
masih memamerkan lekuk tubuhnya atau dalam kata lain pakaian yang dipakainya
belum sesuai dengan ketentuan Islam. Mode yang semacam ini mempengaruhi cara
benfikir dan bertindak mereka yang pada akhirnya akan mengubah rasa harga diri
mereka.

Begitu pula dengan kehidupan di kampus yang tentunya tidak terlepas dari
peratura-peraturan kampus sendiri. Dimana kampus merupakan salah satu media untuk
mencetak kader-kader penerus bangsa yang menjadi figur dari beberapa kalangan, baik
kota maupun desa dan kalangan lainnya. Sehingga masalah berpakain di kampus juga

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam |1


perlu di jaga dan disesuaikan dengan syari’at Islam.Akhir-akhir ini banyak diantara
mahasiswa dan mahasiswi yang memfigurkan pakaian-pakain barat sebagai
kebanggaan mereka biasanya identik serba seksi walaupun melanggar ketentuan
syari’at islam. Dengan gaya dan mode pakaian tersebut secara tidak langsung akan
dapat memicu para generasi muda bangsa pada perbuatan-perbuatan tidak diinginkan,
terutama moral dan akhlak mereka serta merugikan baik secara duniawi maupun
ukhrawi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang kami ambil
adalah sebagai berikut :
1. Apa itu busana ? Apa tujuan dan fungsi berbusana ?
2. Bagaimana akhlak berbusana untuk seorang muslim dalam hukum Islam ?
3. Bagaimana adab berbusana untuk seorang muslim dalam hukum Islam ?
4. Bagaimana etika berbusana untuk seorang muslim dalam hukum Islam ?
5. Bagaimana tata cara berbusana yang baik dan benar menurut ajaran Islam ?
6. Apa hikmah atau manfaat menggunakan busana yang Islami ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian, tujuan dan fungsi dari busana.
2. Mengetahui akhlak berbusana untuk seorang muslim dalam hukum Islam.
3. Mengetahui adab berbusana untuk seorang muslim dalam hukum Islam.
4. Mengetahui etika berbusana untuk seorang muslim dalam hukum Islam.
5. Mengetahui tata cara berbusana yang baik dan benar menurut ajaran Islam untuk
wanita ataupun untuk pria.
6. Mendapat hikmah dan manfaat dari menggunakan busana yang Islami.

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam |2


BAB II
ISI

A. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Berbusana


Istilah pakaian merupakan terjemahan dari kata “libas” atau “tsiyab” dalam
bahasa Arab. Dalam Al-Quran kata libas digunakan untuk menunjukan pakaian lahir
maupun batin, sedangkan kata “tsiyab” (pakaian) digunakan untuk menunjukan pakaian
lahir. Kata ini diambil dari kata “tsub” yang berarti kembali, yakni kembalinya sesuatu
pada keadaan semula, atau pada keadaan yang seharusnya sesuai dengan ide
pertamanya. Sejarah busana lahir seiring dengan sejarah peradaban manusia itu sendiri.
Oleh katenanya busana sudah ada sejak manusia diciptakan. Busana memilki
fungsi yang banyak, yakni menutup anggota tertentu dari tubuh hingga penghias tubuh
sebagaimana yang telah diterangkan pula dalam Al-Quran yang mengisyaratkan akan
fungsi busana. Ide dasar tentang pakaian adalah kembalinya manusia pada keadaan
semula, yaitu “tertutup aurat”, namun karena godaan setan, aurat manusia terbuka. Hal
ini dapat dicermati secara jelas dalam firman Allah SWT (QS. Al-Araf : 20) :

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam |3


Dari ayat diatas tampaklah bahwa pada keadaan semua manusia itu dalam
keadaan tertutup auratnya, dan yang manusia dengan tipu daya untuk melepas dan
membuka auratnya adalah setan, dan tanda-tanda kehadiran setan adalah “keterbukaan
aurat” manusia. Sebuah riwayat yang dikemukakan oleh al-Baqa’I dalam bukunya
Shubbhat Waraqoh menyatakan bahwa ketika Nabi Muhammad SAW belum
memperoleh keyakinan tentang apa yang dialaminya di Gua Hira –apakah dari malaikat
atau dari setan- beliau menyampaiakan hal tersebut pada istrinya Khadijah. Khadijah
bekata “Jika engkau melihatnya lagi, beritahu aku”. Ketika di saat lain Nabi
Muhammad SAW melihat (malaikat) yang dilihatnya di Gua Hira, Nabi Muhammad
SAW menyampaikan kepada istrinya Khadijah, kemudian Khadijah membuka
pakaiannya sambil bertanya, “Sekarang apakah engkau masih melihatnya ?” Nabi
Muhammad SAW menjawab, “Tidak, da pergi”. Khadijah dengan penuh keyakinan
berkata, “Yakinlah yang datang bukan setan…(karena hanya setan yang senang melihat
aurat)”. Dalam hal ini Allah SWT mengingatkan kepada umat manusia (QS. Al-Araf :
27) :

Oleh karena itu, persoalan berpakaian bukan hanya persoalan yang menyangkut
hobi, mode, trend, budaya maupun kesukaan dari seseorang, akan tetapi berpakaian
lebih merupakan upaya yang sesungguhnya untuk mengembalikan manusia pada fitrah
dirinya sebagai makhluk yang mulia, beradab dan berbeda dengan makhluk yang lain.

Konsekuensi sebagai manusia agamis adalah berusaha semaksimal mungki


untuk melaksanakan segala perintah Allah SWT dan meninggalkan segala larangan-
Nya. Salah satu bentuk perintah agama Islam adalah perintah untuk mengenakan
busana yang menutup seluruh aurat yang tidak layak untuk ditampakan pada orang lain
yang bukan muhrim.

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam |4


Pakaian merupakan ciri khas orang yang beradab. Pakaian merupakan identitas,
status bahkan kumpulan nilai dari nuansa nilai-nilai kemanusiaan. Pakaian muncul dari
peradaban yang menjelma menjadi suatu budaya sekalipun pada arti yang
sesungguhnya pakaian bukan suatu budaya, akan tetapi pakaian lebih dekat dengan
seruan ajaran agama guna menutup aurat, untuk mengembakikan manusia pada ide dan
hakekat manusia sebenarnya yang berbeda dengan hewan.

Adapaun nilai budaya menyentuh pada aspek pakaian terletak pada mode dan
gaya, atau potongan yang menambah kesan indah dalam berpakaian. Dalam konteks ini
munculah busana (berbusana) yang lebih dekat dengan nilai-nilai keindahan yang
promosinya ditekankan pada modis secara lahiriyah belaka. Sedangkan istilah pakaian
(berpakaian) lebih pada nilai-nilai kemanusiaan yang dekat dengan nilai peradaban
manusia, karena mengandung makna fitrah manusia yang utuh lahir dan batin. Dalam
Al-Quran Allah SWT menjelaskan kepada manusia tentang tujuan dan fungsi pakaian
yang sebenarnya (QS. Al-Araf : 26) :

Pada ayat yang lain Allah SWT berfirman dalam surat an-Nahl ayat 81 :

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam |5


Dari firman Allah SWT di atas dapat dimengerti bahwa tujuan utama pakaian
adalah untuk menutup aurat, sedangkan fungsi pakaian eraneka ragam, misalnya untuk
perhiasan dan perlindungan dari panas matahari, perlindungan dari sesuatu yang
membahayakan (baju besi untuk peperangan) untuk meambah percaya diri, tampil
menarik. Bisa saja orang berpakaian apa adanya (minim) menonjolkan aurat dan orang
akan mengatakan sebagai keindahan (bahkan ada yang menafsirkan suatu kemajuan),
dan itu bisa disebut perhiasa, akan tetapi tujuan utama berpakaian tidak terpenuhi yaitu
menutup aurat.

Istilah aurat identik dengan kata sauat sebagaimana terdapat pada Al-Quran
surat Al-Araf ayat 26. Sauat yang berarti buruk tidak menyenangkan, sedangkan aurat
berarti aib, sesuatu yang tercela. Keburukan yang dimaksud tidak harus dalam arti
sesuatu pada dirinya buruk, tetapi bisa juga karena ada faktor lain yang
mengakibatkannya buruk. Tidak satupun dari bagian tubuh itu buruk, karena semuanya
baik dan bermanfaat termasuk aurat.

Menutup aurat merupakan kewajiban setiap orang yang beriman, hal ini telah
menjadi kesepakatan para uama. Adapun bagian tubuh yang termasuk aurat (yang wajib
ditutupi) bagu laki-laki meliputi anggota badan dari pusar sampai kutut. Sementara itu
aurat bagi wanita menurut sebagian besar ulama-Imam Malik, Imam, Syafi’I dan Imam
Hambali, wanita berkewajiban menutup seluruh anggota tubuhnya kecuali muka dan
telapak tangannya, Imam Abu Hanifh sedikit lebih longgar karena menambahkan selain
muka, telapak tangan dan kaki wanita juga boleh terbuka. Suatu pakaian dipandang
telah memenuhi kriteria menutup aurat apabila :

a. Pakaian itu tidak lubang sehingga seseorang dapat melihat bagian tubuh yang
termasuk aurat
b. Pakaian itu mampu menghalangi pandangan seseorang untuk mengetahui warna
aurat (kulitnya)
c. Pakaian itu mampu menghalangi seseorang untuk mengetahui lekuk dan bentuk
aurat seseorang.

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam |6


Oleh karena itu, pada dasarnya menutup aurat itu bukan hanya skedar tertutup
tanpa mengindahkan aspek-aspek esensial (yang pokok) yang menjadi tujuan utama
berpakaian menutup aurat itu sendiri. Diriwayatkan dari sahabat Abi Hurairoh,
Rasululloh SAW bersabda :
“Rasulullah SAW bersabda : “Dua golongan ini dari ahli neraka yang belum
pernah aku lihat, yaitu : Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk
memukul manusia, dan para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-
lenggok (jalannya) (berpaling dari Allah SWT), mengajarkan wanita berlenggak-
lenggok (memalingkan wanita lain dari Allah SWT), kepala mereka seperti punuk onta
yang miring (memakai sanggul/rambut pasangan pada rambutnya), wanita seperti ini
tidak akam masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium
selama perjalanan ini dan ini (jauhnya)” (HR. Muslim).

B. Akhlak Berbusana dalam Hukum Islam

Akhlak merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang.
Dari sifat yang ada itulah terpancar sikap dan tingkah laku perbuatan seseorang, seperti
sifat sabar, kasih sayang, atau malah sebaliknya pemarah, benci karena dendam, iri dan
dengki, sehingga memutuskan hubungan silaturahmi.

Akhlak yang baik dan mulia akan mengantarkan kedudukan seseorang pada
posisi yang terhormat dan tinggi. Atas dasar itulah kami menyusun makalah ini, agar
kita semua sebagai makhluk Allah, tidak tersesat dalam menjalani hidup, dan dapat
menjadikan Rasulullah sebagai idola kita, karena sesungguhanya pada diri Rasulullah
terdapat suri tauladan yang baik bagi kita.

Selain berahlak baik kita juga harus pancarkan melalui penampilan yaitu
berpakaian yang sesuai dengan syariat agama islam, dan kami kira pembahasan
mengenai ahlaq berpakaian secara islami ini sangat cocok sekali pada zaman saat ini,

C. Adab Berbusana dalam Hukum Islam


Hakikat pakaian menurut Islam ialah untuk menutup aurat, yaitu menutup
bagian anggota tubuh yang tidak boleh dilihat oleh orang lain. Syariat Islam mengatur
hendaknya pakaian tersebut tidak terlalu sempit atau ketat, tidak terlalu tipis atau
menerawang, warna bahannya pun tidak boleh terlalu mencolok, dan model pakaian
wanita dilarang menyerupai pakaian laki-laki. Selanjutnya, baik kaum laki-laki maupun
perempuan dilarang mengenakan pakaian yang mendatangkan rasa berbangga-bangga,
bermegah-megahan, takabur dan menonjolkan kemewahan yang melampaui batas.

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam |7


D. Etika Berbusana dalam Hukum Islam
Sewajarnya seseorang itu memakai pakaian yang sesuai karena pakaian sopan
dan menutup aurat adalah cermin seseorang itu muslim sebenarnya. Islam tidak
menetapkan bentuk atau warna pakaian untuk dipakai, baik ketika beribadah atau di
luar ibadah. Islam hanya menetapkan bahwa pakaian itu mestilah bersih, menutup aurat,
sopan dan sesuai dengan akhlak seorang Muslim.
Mengapa berjilbab bagi wanita muslim diwajibkan oleh Allah swt ? .
Karena dari ujung rambut sampai ujung kaki adalah aurat bagi wanita dan diperintah
kan oleh Allah untuk menutupinya. Aurat wanita dapat mengundang kemaksiatan bagi
orang yang melihatnya, menutup auratpun dapat menghindarkan wanita dari
kedzaliman orang lain. Selain daripada itu, bisa mengangkat derajat dan martabat
wanita di mata Allah maupun masyarakat.
Dalam beberapa hadist telah jelas sangat dilarang bermegah – megahan
membangga – banggakan barang yang dikenakan, Allah SWT sangat membenci orang
yang sombong bisa dipikirkan dan ditelaah dalam-dalam, Allah saja pemilik semesta
alam tidak pernah sombong kepada Makhluknya.

E. Tata Cara Berbusana yang baik dan benar dalam Hukum Islam

Sewajarnya seseorang itu memakai pakaian yang sesuai karena pakaian sopan
dan menutup aurat adalah cermin seseorang itu muslim sebenarnya. Islam tidak
menetapkan bentuk atau warna pakaian untuk dipakai, baik ketika beribadah atau di
luar ibadah. Islam hanya menetapkan bahwa pakaian itu mestilah bersih, menutup aurat,
sopan dan sesuai dengan akhllak seorang Muslim.

Pakaian sebagai kebutuhan dasar bagi setiap orang dalam berbagai zaman dan
keadaan. Islam sebagai ajaran yang sempurna, telah mengajarkan kepada pemeluknya
tentang bagaimana tata cara berpakaian. Berpakaian menurut Islam tidak hanya sebagai
kebutuhan dasar yang harus dipenuhi setiap orang, tetapi berpakaian sebagai ibadah
untuk mendapatkan ridha Allah. Oleh karena itu setiap orang muslim wajib berpakaian
sesuai dengan ketentuan yang ditetap Allah. Untuk memberikan gambaran yang jelas
tentang adab berpakaian dalam Islam, berikut ini akan dijelaskan pengertian adab
berpakaian, bentuk akhlak berpakaian, nilai positif berpakaian dan cara membiasakan
diri berpakaian sesuai ajaran Islam.

Pakaian adalah kebutuhan pokok bagi setiap orang sesuai dengan situasi dan
kondisi dimana seorang berada. Pakaian memiliki manfaat yang sangat besar bagi
kehidupan seorang, guna melindungi tubuh dari semua kemungkinan yang merusak
ataupun yang menimbulkan rasa sakit. Dalam Bahasa Arab pakaian disebut dengan kata
“Libaasun-tsiyaabun”. Dan dalam Kamus Besar Bahasa Indonsia, pakaian diartikan
sebagai “barang apa yang biasa dipakai oleh seorang baik berupa baju, jaket, celana,
sarung, selendang, kerudung, jubah, surban dan lain sebagainya. Hakekat berpakaian

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam |8


dalam syareat islam adalah menutup aurat dan melindungi badan dari rasa dingin dan
sengatan panasserta keindahan.

Di dalam Islam ada garis panduan tersendiri mengenai adab berpakaian (untuk
lelaki dan wanita) yaitu :

1. Setiap memulai sesuatu pekerjaan hendaknya membaca “Basmallah” dengan lafadz


“Bismillahirahmanirahim” agar semua pekerjaan kita sesnantiasa diberkahi oleh
Allah SWT.

2. Membaca doa ketika membuka pakaian atau mengambil pakaian dari tempatnya.

3. Membaca doa ketika memakai pakaian.

4. Membaca doa ketika memakai pakaian baru. Rasululloh SAW bersabda : “Barang
siapa yang memakai pakaian lalu berdoa” :

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam |9


5. Memulai berpkaan dengan anggota bagian kanan, dan mlai melepakannya dengan
anggota yang kiri. Rasululloh SAW bersabda :

6. Tidak berpakaian yang menyerupai lawan jenisnya. Laki-laki tidak berpakaian yang
menyerupai wanita dan juga wanita tidak berpakaian yang menyerupai laki-laki.

7. Tidak berpakaian menyerupai orang yang non-Islam. Islam melarang umatnya


untuk eakai pakaian yang menyerupai pakaian, menggunakan symbol-simbol yang
dimiliki oleh orang non-Islam..

8. Hendaklah tidak menggunakan wangi-wangian yang menimbulkan fitnah dan


rangsangan nafsu. Dari sahabat Abi Musa ra Rasulullah SAW bersabda :

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam | 10


9. Hendaklah hijab/ jilbab dan pakaian tersebut menutup seluruh badan (auratnya),
Allah SWT brfirman :

10. Hendaklah pakaian itu yang wajar dan beradab, bukan berupa perhiasan yang
menyolok, yang aneh-aneh baik potongan maupun memiliki warna-warni yang
menarik, yang menimbulkan fitnah dan perhatian. Allah SWT berfirman :

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam | 11


11. Hendaklah hijab/jilbab dan pakaian tersebut menutup seluruh badan (auratnya),
tidak tipis, transparan, tidak sempit, tidak ketat, tidak menampakan lekuk tubuh dan
aurat. Karena dimaksud dan tujuan hijab/jilbab adalah menutup, jika tidak mnutup,
tidak dinamakan hijab, karena hal tersebut tidak menghalangi penglihatan terhadap
aurat dan lekuk-lekuknya aurat. Hal inilah yang disinyalir oleh Nabi Muhammad
SAW “wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang”, wanita yang demikian itu
dinyatakan tidak masuk surga dan tidak mencium baunya surga.

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam | 12


12. Hendaknya tidak memakai pakaian dengan model yang aneh-aneh agar berbeda
dengan kebanyakan orang dan memakainya dengan perasaan sombong dan
takabbur, karena hal ini dilarang oleh agama Islam. Rasululloh SAW bersabda :

Di bawah ini akan lebih memspesifikasikan tentang ketentuan berbusana dan berdandan
untuk wanita dan pria :

1. Ketentuan Berbusana dan Berdandan wanita sesuai syariat Islam

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam | 13


a. Dalam Berbusana

Berbusana yang baik untuk kaum wanita muslim Nampak pada gambaran di
bawah ini. Di bawah ini jelas masuk ke dalam syariat dalam berbusana yang
baik dan benar dalam berbusana untuk kaum wanita muslim. Pakaian yang
digunakan sopan, menutup aurat, tidak neko-neko dan tetap menarik.

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam | 14


Sedangkan untuk gambaran di bawah ini akan di berikan gambaran dalam
berbusana muslim yang belum sempurna atau yang belum sesuai dengan apa
yang dianjurkan dalam hukum Islam. Yang tentunya juga harus kita hindari.

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam | 15


b. Dalam Berhijab

Dalam berpakaian yang muslim dan syar’i tentu sangat dianjurkan untuk para
kaum hawa. Selain dengan berpakaian yang muslim dan sesuai deangan hokum

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam | 16


Islam maka alangkah baiknya agar dalam berpakaian itu sempurna dan sesuai
dengan aturan Islam, perlu di lengkapi dengan hijab yang terkadang sering di
anggap sepele. Di bawah ini akan dipaparkan hal-hal yang harus dihindari
dalam berhijab :

a. Ada sebagain rambut yang tidak tertutup


b. Telinga atau sebagian telinga terlihat
c. Giwang tersembul dari balik kain kerudung
d. Leher tidak tertutup seluruhnya
e. Dada tidak tertutup sama sekali atau bahkan hanya tertutup sebagian oleh
kain
f. Kain kerudung atau pakaian tipis, sehingga tembus pandang
g. Memperlihakan perhiasan dari balik hijab

2. Ketentuan Berbusana dan Berdandan pria sesuai syariat Islam

Di bawah ini ada dipaparkan ketentuan dalam berbusana untuk golongan kaum
adam (pria) :

a. Untuk kebersihan dan kebutuhan

“ Kebersihan adalah sebagian dari iman “ menurut hadist tersebut jika seseorang
hidup bersih berarti orang itu beriman, begitu juga untuk laki – laki yang senang
pergi ke salon dan menjaga penampilannya itu diperbolehkan selam untuk
menjga kebersihan diri. Pria berdandan juga diperbolehkan selama untuk
kebutuhan, misalnya seorang pembicara publik, presenter, salesman dan profesi
lain yang menuntut banyak interaksi dengan banyak orang harus bernampilan
rapi, sehingga hal tersebut merupakan hal yang mahfum. Dalam lingkup pribadi
berdandan juga kebutuhan suami untuk menyenangkan isteri.

b. Tak berlebihan

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam | 17


Allah tidak menyukai apapun yang berlebihan, termasuk berdandan bagi pria.
Boleh berdandan rapi, memakai wangi – wangian, pergi kesalon, creambath,
pedicure, manicure dan lain – laian asal tidak berlebihan dan sifat lelakinya
masih ada.

c. Tidak menyerupai perempuan

Dalam hadits marfu’ riwayat Ibnu Abbas radhiallahu’anhu disebutkan “


Rasulullah SAW melaknat laki – laki yang menyerupai wanita dan wanita yang
menyerupai laki – laki “. ( HR al Bukhori Fathul Bari : 10/332 ).
Menyerupai dalam hal ini bisa dari pakaian, perhiasa, cara berdandan, cara
berbicara dan tingkah laku lainnya. Peniruan pria terhadap wanita atau
sebaliknya menyalahi fitrah dan akan membuka pintu keburukan.

d. Tidak berbahan sutera

Hadits riwayat Hudzaifah bin yaman ra, bahwasanya rasulullah saw bersabda :
“ Janganlah kalian minum dalam wadah emas dan perak dan jangan
mengenakan pakaian sutera, sebab pakaian sutera itu untuk mereka ( orang kafir
) didunia dan untuk kalian di akhirat pada hari kiamat. “ ( HR Muslim ). Para
lelaki jelas dilarang memakai pakaian sutera, namun ada pengecualian bagi
mereka yang sakit kulit untuk memakai sutera ( karena pakaian lain memicu
penyakit mereka ) sebagaimana keringanan yang diberikan nabi saw kepada
Abdurahman bin Auf dan Zubair bin Awwam.

e. Emas

Rasulullah bersabda, “ diharamkan memakai sutera dan emas bagi kalangan laki
– laki umatku dan diperbolehkan bagi kalangan wanitanya “ ( HR Abu Dawud,
tirmidzi, An – Nasa’I dan Ibnu Majah ), jadi walau bagaimanapun indahnya
emas laki – laki tidak boleh memakainya, tapi perak boleh dipakai

f. Menyemir rambut

Seorang muslim diperkenankan untuk menyemir rambut, menurut halal haram


dalam islam, untuk orang tua yang rambutnya telah memutih semuanya
semestinya dihindari semir rambut warna hitam, sementara yang masih muda
diperkenankan semir rambut warna hitam.

F. Hikmah atau Manfaat menggunakan Busana Islami

1. Seseorang yang berpakaian islami akan terjaga kehormatannya. Akhwat2 yang


memakai jilbab insyaAllah tidak akan diganggu oleh para ikhwan usil (Al
Ahzab:59).

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam | 18


2. Terjaga dari perilaku yang menyimpang. Kalau di sekeliling kita masih banyak
yang membuka aurat, maka kita harus pandai2 mengalihkan pandangan. ''
Katakanlah kepada laki-laki yang beriman,hendaklah mereka menahan
pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci
bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
perbuat.'' (Q.S. An Nur: 30).
3. " Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan
pandangannya." (Q.S. An Nur: 31)
4. Terhindar dari penyakit tertentu. Pakaian takwa adalah pakaian yang menutupi
tubuh. Artinya, secara otomatis kulit kita akan terlindungi dari bahaya sinar
ultraviolet yang bisa menyebabkan kanker kulit.
5. Terhindar dari azab Allah. Pernah ada kejadian, seorang wanita yang sedang hamil
muda pergi ke suatu tempat untuk melaksanakan tugar dari perusahaan tempat ia
bekerja. Jaraknya cukup jauh dari tempat tinggalnya. Tiba-tiba dalam perjalanan
mobilnya bertabrakan dengan mobil lain. Setelah diselidiki, tidak ada satu korban
pun yang selamat dari kecelakaan itu. Dan setelah diselidiki lebih jauh, tidak ada
satu pun identitas korban yang diketahui. Makanya mayat para korban dimakamkan
oleh penduduk setempat termasuk wanita yang hamil muda itu. Setelah beberapa
hari ternyata sang suami dan keluarga korban menerima berita tersebut dan
langsung menuju pemakaman sang istri. Kemudian mayatnya dipindahkan ke dekat
tempat tinggalnya. Tapi ketika makamnya digali,mereka melihat mayat wanita itu
langsung pingsan karena tidak kuat melihat mayat. Ketika dimakamkan, mayat
tersebut diletakan dalam kondisi membujur sementara setelah digali kembali posisi
mayat sudah berubah menjadi jongkok dengan kedua tangan diletakan diatas kepala
seperti menahan siksaan sementara kepalanya ditumbuhi paku2 besi yang sangat
banyak hampir memenuhi semua bagian kepalanya. Setelah diselidiki, ternyata
wanita tersebut belum berjilbab semasa hidupnya. Itu siksaan di alam kubur belum
lagi siksaan nanti di akhirat.

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam | 19


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hendaknya karena kita sebagai orang muslim harus berpakaian yang menutup
aurat yang sesuai dengan syareat islam itu sendiri. Karena kita sebagai sebagai penganut
maka kita harus melakukan apa yang kita anut yaitu ajaran islam.

Ajaran untuk menutup aurat itu semata-mata untuk kepentingan penganutnya terutama
sekali kaum hawa. Selain itu berpakaian yang sopan juga akan bisa membuat
kedamaian karena tidak terjadi saling cela. Seperti yang tertuang dalam firmanNya :
Surat Al A’raf ayat 26 menjelaskan “ bahwa Allah menurunkan pakaian yang baik
untuk menutup aurat dan menghindarkan manusia dari zalim terhadap dirinya dan orang
lain.”

Adapun menutup seluruh tubuh maka ini mencakup wajah dan kedua telapak tangan.
Ini ditunjukkan dalam surah An-Nur di atas dari beberapa sisi:
1. Allah memerintahkan untuk kaum mukminin untuk menundukkan pandangan
mereka dari yang bukan mahram mereka. Dan menundukkan pandangan tidak akan
sempurna kecuali jika wanita tersebut berhijab dengan hijab yang sempurna
menutupi seluruh tubuhnya. Sementara tidak diragukan lagi bahwa menyingkap
wajah merupakan sebab terbesar untuk memandang ke arahnya.

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam | 20


2. Allah Ta’ala melarang untuk memperlihatkan sedikitpun dari perhiasan luarnya
kepada non mahram, kecuali terlihat dalam keadaan terpaksa karena tidak bisa
disembunyikan, semisal pakaian terluarnya. Jika Allah Ta’ala melarang untuk
memperlihatkan perhiasan luar (selain tubuh), maka tentunya wajah dan telapak
tangan yang merupakan perhiasan yang melekat pada diri seorang wanita lebih
wajib lagi untuk disembunyikan.

3. Allah Ta’ala memerintahkan untuk mengulurkan khimar mereka sampai ke dada-


dada mereka, sementara khimar adalah sesuatu yang digunakan wanita untuk
menutup kepalanya. Jika khimar diperintahkan untuk diulurkan sampai ke dada,
maka tentunya secara otomatis wajah tertutup oleh khimar tersebut.

B. SARAN
Demikianlah makalah ini penyusun sampaikan dengan sebaik-baiknya.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini, hal ini
dikarenakan penyusun masih dalam proses pembelajaran. Maka dari itu kritik dan saran
yang membangun sangat penyusun harapkan .Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Diharapkan yang telah
membaca makalah ini bisa mengubah kebiasaannya dalam hal berbusana, tentunya
untuk menjadi lebih baik demi mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak.
Amin Ya Allah Ya Rabbalalamin.

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam | 21


DAFTAR PUSTAKA

Berbagai literature Internet

Etika Berpakaian Seorang Muslim_Muslimah.html

MUSLIMAH _ Febrianti Almeera.htm

Cara Berjilbab yang Benar Menurut Al-Quran dan As-Sunnah - Shoutussalam.htm

“Etika Dalam Berpakaian” Faud Abdul Aziz

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam | 22

Anda mungkin juga menyukai