disusun oleh :
Puji dan Syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini saya membahas mengenai cara menjadi seorang
muslim sejati dengan berbusana sesuai dengan etika dan adab dalam Islam.
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai
sumber juga beberapa pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai seorang muslim kita harus melihat kaidah-kaidah berpakaian yang sesuai
dengan syari’at islam, supaya apa yang kita kenakan dapat dipertanggungjawabkan di
akhirat kelak dan tidak memicu hal-hal yang tidak diinginkan. Masyarakat yang
berperadaban modern pada umumnya angat menyukai mode-mode busana yang
memamerkan atau tidak menutupi auratnya. Rok mini atau celana ketat merupakan
gejala yang terpisahkan dari peradaban masa kini. Sesungguhnya kecenderungan pada
mode-mode pada buana yang tidak senonoh ini menunjukan kelemahan moral
masyarakat.
Pada hakekatnya mode busana rok mini dan celana ketat itu dapat merusak
kesehatan dan pertumbuhan mental masyarakat sendiri juga tidak memiliki nilai tambah
sama sekali. Banyak juga di kalangan masyarakat yang sudah berpakaian muslim tetapi
masih memamerkan lekuk tubuhnya atau dalam kata lain pakaian yang dipakainya
belum sesuai dengan ketentuan Islam. Mode yang semacam ini mempengaruhi cara
benfikir dan bertindak mereka yang pada akhirnya akan mengubah rasa harga diri
mereka.
Begitu pula dengan kehidupan di kampus yang tentunya tidak terlepas dari
peratura-peraturan kampus sendiri. Dimana kampus merupakan salah satu media untuk
mencetak kader-kader penerus bangsa yang menjadi figur dari beberapa kalangan, baik
kota maupun desa dan kalangan lainnya. Sehingga masalah berpakain di kampus juga
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang kami ambil
adalah sebagai berikut :
1. Apa itu busana ? Apa tujuan dan fungsi berbusana ?
2. Bagaimana akhlak berbusana untuk seorang muslim dalam hukum Islam ?
3. Bagaimana adab berbusana untuk seorang muslim dalam hukum Islam ?
4. Bagaimana etika berbusana untuk seorang muslim dalam hukum Islam ?
5. Bagaimana tata cara berbusana yang baik dan benar menurut ajaran Islam ?
6. Apa hikmah atau manfaat menggunakan busana yang Islami ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian, tujuan dan fungsi dari busana.
2. Mengetahui akhlak berbusana untuk seorang muslim dalam hukum Islam.
3. Mengetahui adab berbusana untuk seorang muslim dalam hukum Islam.
4. Mengetahui etika berbusana untuk seorang muslim dalam hukum Islam.
5. Mengetahui tata cara berbusana yang baik dan benar menurut ajaran Islam untuk
wanita ataupun untuk pria.
6. Mendapat hikmah dan manfaat dari menggunakan busana yang Islami.
Oleh karena itu, persoalan berpakaian bukan hanya persoalan yang menyangkut
hobi, mode, trend, budaya maupun kesukaan dari seseorang, akan tetapi berpakaian
lebih merupakan upaya yang sesungguhnya untuk mengembalikan manusia pada fitrah
dirinya sebagai makhluk yang mulia, beradab dan berbeda dengan makhluk yang lain.
Adapaun nilai budaya menyentuh pada aspek pakaian terletak pada mode dan
gaya, atau potongan yang menambah kesan indah dalam berpakaian. Dalam konteks ini
munculah busana (berbusana) yang lebih dekat dengan nilai-nilai keindahan yang
promosinya ditekankan pada modis secara lahiriyah belaka. Sedangkan istilah pakaian
(berpakaian) lebih pada nilai-nilai kemanusiaan yang dekat dengan nilai peradaban
manusia, karena mengandung makna fitrah manusia yang utuh lahir dan batin. Dalam
Al-Quran Allah SWT menjelaskan kepada manusia tentang tujuan dan fungsi pakaian
yang sebenarnya (QS. Al-Araf : 26) :
Pada ayat yang lain Allah SWT berfirman dalam surat an-Nahl ayat 81 :
Istilah aurat identik dengan kata sauat sebagaimana terdapat pada Al-Quran
surat Al-Araf ayat 26. Sauat yang berarti buruk tidak menyenangkan, sedangkan aurat
berarti aib, sesuatu yang tercela. Keburukan yang dimaksud tidak harus dalam arti
sesuatu pada dirinya buruk, tetapi bisa juga karena ada faktor lain yang
mengakibatkannya buruk. Tidak satupun dari bagian tubuh itu buruk, karena semuanya
baik dan bermanfaat termasuk aurat.
Menutup aurat merupakan kewajiban setiap orang yang beriman, hal ini telah
menjadi kesepakatan para uama. Adapun bagian tubuh yang termasuk aurat (yang wajib
ditutupi) bagu laki-laki meliputi anggota badan dari pusar sampai kutut. Sementara itu
aurat bagi wanita menurut sebagian besar ulama-Imam Malik, Imam, Syafi’I dan Imam
Hambali, wanita berkewajiban menutup seluruh anggota tubuhnya kecuali muka dan
telapak tangannya, Imam Abu Hanifh sedikit lebih longgar karena menambahkan selain
muka, telapak tangan dan kaki wanita juga boleh terbuka. Suatu pakaian dipandang
telah memenuhi kriteria menutup aurat apabila :
a. Pakaian itu tidak lubang sehingga seseorang dapat melihat bagian tubuh yang
termasuk aurat
b. Pakaian itu mampu menghalangi pandangan seseorang untuk mengetahui warna
aurat (kulitnya)
c. Pakaian itu mampu menghalangi seseorang untuk mengetahui lekuk dan bentuk
aurat seseorang.
Akhlak merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang.
Dari sifat yang ada itulah terpancar sikap dan tingkah laku perbuatan seseorang, seperti
sifat sabar, kasih sayang, atau malah sebaliknya pemarah, benci karena dendam, iri dan
dengki, sehingga memutuskan hubungan silaturahmi.
Akhlak yang baik dan mulia akan mengantarkan kedudukan seseorang pada
posisi yang terhormat dan tinggi. Atas dasar itulah kami menyusun makalah ini, agar
kita semua sebagai makhluk Allah, tidak tersesat dalam menjalani hidup, dan dapat
menjadikan Rasulullah sebagai idola kita, karena sesungguhanya pada diri Rasulullah
terdapat suri tauladan yang baik bagi kita.
Selain berahlak baik kita juga harus pancarkan melalui penampilan yaitu
berpakaian yang sesuai dengan syariat agama islam, dan kami kira pembahasan
mengenai ahlaq berpakaian secara islami ini sangat cocok sekali pada zaman saat ini,
E. Tata Cara Berbusana yang baik dan benar dalam Hukum Islam
Sewajarnya seseorang itu memakai pakaian yang sesuai karena pakaian sopan
dan menutup aurat adalah cermin seseorang itu muslim sebenarnya. Islam tidak
menetapkan bentuk atau warna pakaian untuk dipakai, baik ketika beribadah atau di
luar ibadah. Islam hanya menetapkan bahwa pakaian itu mestilah bersih, menutup aurat,
sopan dan sesuai dengan akhllak seorang Muslim.
Pakaian sebagai kebutuhan dasar bagi setiap orang dalam berbagai zaman dan
keadaan. Islam sebagai ajaran yang sempurna, telah mengajarkan kepada pemeluknya
tentang bagaimana tata cara berpakaian. Berpakaian menurut Islam tidak hanya sebagai
kebutuhan dasar yang harus dipenuhi setiap orang, tetapi berpakaian sebagai ibadah
untuk mendapatkan ridha Allah. Oleh karena itu setiap orang muslim wajib berpakaian
sesuai dengan ketentuan yang ditetap Allah. Untuk memberikan gambaran yang jelas
tentang adab berpakaian dalam Islam, berikut ini akan dijelaskan pengertian adab
berpakaian, bentuk akhlak berpakaian, nilai positif berpakaian dan cara membiasakan
diri berpakaian sesuai ajaran Islam.
Pakaian adalah kebutuhan pokok bagi setiap orang sesuai dengan situasi dan
kondisi dimana seorang berada. Pakaian memiliki manfaat yang sangat besar bagi
kehidupan seorang, guna melindungi tubuh dari semua kemungkinan yang merusak
ataupun yang menimbulkan rasa sakit. Dalam Bahasa Arab pakaian disebut dengan kata
“Libaasun-tsiyaabun”. Dan dalam Kamus Besar Bahasa Indonsia, pakaian diartikan
sebagai “barang apa yang biasa dipakai oleh seorang baik berupa baju, jaket, celana,
sarung, selendang, kerudung, jubah, surban dan lain sebagainya. Hakekat berpakaian
Di dalam Islam ada garis panduan tersendiri mengenai adab berpakaian (untuk
lelaki dan wanita) yaitu :
2. Membaca doa ketika membuka pakaian atau mengambil pakaian dari tempatnya.
4. Membaca doa ketika memakai pakaian baru. Rasululloh SAW bersabda : “Barang
siapa yang memakai pakaian lalu berdoa” :
6. Tidak berpakaian yang menyerupai lawan jenisnya. Laki-laki tidak berpakaian yang
menyerupai wanita dan juga wanita tidak berpakaian yang menyerupai laki-laki.
10. Hendaklah pakaian itu yang wajar dan beradab, bukan berupa perhiasan yang
menyolok, yang aneh-aneh baik potongan maupun memiliki warna-warni yang
menarik, yang menimbulkan fitnah dan perhatian. Allah SWT berfirman :
Di bawah ini akan lebih memspesifikasikan tentang ketentuan berbusana dan berdandan
untuk wanita dan pria :
Berbusana yang baik untuk kaum wanita muslim Nampak pada gambaran di
bawah ini. Di bawah ini jelas masuk ke dalam syariat dalam berbusana yang
baik dan benar dalam berbusana untuk kaum wanita muslim. Pakaian yang
digunakan sopan, menutup aurat, tidak neko-neko dan tetap menarik.
Dalam berpakaian yang muslim dan syar’i tentu sangat dianjurkan untuk para
kaum hawa. Selain dengan berpakaian yang muslim dan sesuai deangan hokum
Di bawah ini ada dipaparkan ketentuan dalam berbusana untuk golongan kaum
adam (pria) :
“ Kebersihan adalah sebagian dari iman “ menurut hadist tersebut jika seseorang
hidup bersih berarti orang itu beriman, begitu juga untuk laki – laki yang senang
pergi ke salon dan menjaga penampilannya itu diperbolehkan selam untuk
menjga kebersihan diri. Pria berdandan juga diperbolehkan selama untuk
kebutuhan, misalnya seorang pembicara publik, presenter, salesman dan profesi
lain yang menuntut banyak interaksi dengan banyak orang harus bernampilan
rapi, sehingga hal tersebut merupakan hal yang mahfum. Dalam lingkup pribadi
berdandan juga kebutuhan suami untuk menyenangkan isteri.
b. Tak berlebihan
Hadits riwayat Hudzaifah bin yaman ra, bahwasanya rasulullah saw bersabda :
“ Janganlah kalian minum dalam wadah emas dan perak dan jangan
mengenakan pakaian sutera, sebab pakaian sutera itu untuk mereka ( orang kafir
) didunia dan untuk kalian di akhirat pada hari kiamat. “ ( HR Muslim ). Para
lelaki jelas dilarang memakai pakaian sutera, namun ada pengecualian bagi
mereka yang sakit kulit untuk memakai sutera ( karena pakaian lain memicu
penyakit mereka ) sebagaimana keringanan yang diberikan nabi saw kepada
Abdurahman bin Auf dan Zubair bin Awwam.
e. Emas
Rasulullah bersabda, “ diharamkan memakai sutera dan emas bagi kalangan laki
– laki umatku dan diperbolehkan bagi kalangan wanitanya “ ( HR Abu Dawud,
tirmidzi, An – Nasa’I dan Ibnu Majah ), jadi walau bagaimanapun indahnya
emas laki – laki tidak boleh memakainya, tapi perak boleh dipakai
f. Menyemir rambut
A. KESIMPULAN
Hendaknya karena kita sebagai orang muslim harus berpakaian yang menutup
aurat yang sesuai dengan syareat islam itu sendiri. Karena kita sebagai sebagai penganut
maka kita harus melakukan apa yang kita anut yaitu ajaran islam.
Ajaran untuk menutup aurat itu semata-mata untuk kepentingan penganutnya terutama
sekali kaum hawa. Selain itu berpakaian yang sopan juga akan bisa membuat
kedamaian karena tidak terjadi saling cela. Seperti yang tertuang dalam firmanNya :
Surat Al A’raf ayat 26 menjelaskan “ bahwa Allah menurunkan pakaian yang baik
untuk menutup aurat dan menghindarkan manusia dari zalim terhadap dirinya dan orang
lain.”
Adapun menutup seluruh tubuh maka ini mencakup wajah dan kedua telapak tangan.
Ini ditunjukkan dalam surah An-Nur di atas dari beberapa sisi:
1. Allah memerintahkan untuk kaum mukminin untuk menundukkan pandangan
mereka dari yang bukan mahram mereka. Dan menundukkan pandangan tidak akan
sempurna kecuali jika wanita tersebut berhijab dengan hijab yang sempurna
menutupi seluruh tubuhnya. Sementara tidak diragukan lagi bahwa menyingkap
wajah merupakan sebab terbesar untuk memandang ke arahnya.
B. SARAN
Demikianlah makalah ini penyusun sampaikan dengan sebaik-baiknya.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini, hal ini
dikarenakan penyusun masih dalam proses pembelajaran. Maka dari itu kritik dan saran
yang membangun sangat penyusun harapkan .Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Diharapkan yang telah
membaca makalah ini bisa mengubah kebiasaannya dalam hal berbusana, tentunya
untuk menjadi lebih baik demi mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak.
Amin Ya Allah Ya Rabbalalamin.