Anda di halaman 1dari 8

SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL

KASUS PADA GOJEK INDONESIA

Oleh:

1. I Kadek Dody Cipta Saputra 1807611001


2. Winayaka Lingga 1807611002
3. I Gst. Agung Bagus Adhi Damanik 1807611003
4. I Putu Bayu Suyadnya Pratama 1807611004

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
1. Profil GO-Jek
PT. Gojek Indonesia (Go-jek), pertama kali didirikan oleh Nadiem Makarim pada tahun
2010. Go-Jek adalah perusahaan berjiwa sosial yang memimpin revolusi industri transportasi
Ojek. Bermula di tahun 2010 sebagai perusahaan transportasi roda dua melalui panggilan
telepon, GO-JEK kini telah tumbuh menjadi on-demand mobile platform dan aplikasi terdepan
yang menyediakan berbagai layanan lengkap mulai dari transportasi, logistik, pembayaran,
layan-antar makanan, dan berbagai layanan on-demand lainnnya.
Dengan perkembangannya yang pesat ini, kabarnya Go-Jek telah menuai prestasi sebagai
Juara 1 dalam kompetisi bisnis Gobal Entrepreneurship Program Indonesia (GEPI) di Bali.
Selain itu, Go-Jek telah memperoleh berbagai penghargaan dari komunitas bisnis maupun
sosial. Di situs resminya disebutkan Go-Jek memberikan layanan jasa kurir (90 minute delivery
anywhere in the city), Jasa transportasi (transparent pricing, free shower cap and masker), Jasa
delivery makanan (delivering your favorite food under 60 minutes in Jabodetabek) dan Jasa
belanja dengan nominal dibawah 1 juta rupiah (shop for food, ticket, medicine, anything under
RP 1.000.000. we`ll pay for it first).
Go-Jek telah beroperasi di 50 kota di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali,
Makassar, Medan, Palembang, Semarang, Yogyakarta, dan kota-kota lainnya. Go-Jek adalah
sebuah perusahaan teknologi berjiwa sosial yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
pekerja di berbagai sektor informal di Indonesia. Kegiatan go-jek bertumpu pada 3 nilai pokok:
kecepatan, inovasi, dan dampak sosial.
2. Bagaimana Sistem Kerja GO-Jek??
Go-jek merupakan salah satu unicorn Indonesia yang berhasil menguasi dan memenangkan
pasarnya dengan manfaatkan teknologi dengan baik. Gojek bergerak sebagai pasar, dimana
Gojek menjadi penghubung antara pihak yang membutuhkan jasa dengan pihak yang
menyediakan jasa. Keberhasilan mereka sebagai pihak yang penghubung ditunjang dengan
penerapan teknologi dan pengendalian internal yang baik.
Cara kerja Gojek untuk layanan ini pun terbilang mudah dan cepat. Customer yang
membutuhkan jasa akan membuka aplikasi gojek, begitu pula dengan pihak yang menyediakan
jasa juga harus membuka aplikasi gojek. Terdapat 3 poin yang terikat dalam sistem kerja Gojek
yaitu, driver gojek, konsumen dan pihak Gojek itu sendiri.
a. Pertama-tama konsumen dapat melakukan pemesanan Gojek melalui aplikasi dengan
terlebih dahulu memasukkan alamat penjemputan (Pick Up) dan alamat yang akan
dituju (Drop Off). Konsumen juga dapat memilih metode pembayaran, apakah ingin
membayar dengan cash atau menggunakan Go-Pay. Informasi tentang tarif
pembayaran akan otomatis muncul setelah kedua alamat tersebut terisi.
b. Aplikasi akan segera memproses pesanan tersebut dengan menggunakan algoritma
yang rumit untuk melakukan pencarian driver terdekat yang akan mengantarkan calon
konsumen.
c. Lalu driver yang berhasil mendapatkan bidding berhak mengantarkan penumpang
sesuai dengan alamat penjemputan dan mengantarkan penumpang sampai ke tujuan
dengan aman.
d. Setelah sampai ditujuan, maka penumpang diharuskan membayar ke driver. Jika pada
saat pemesanan penumpang menggunakan metode pembayaran menggunakan Go-
pay/Grab Credit/uang elektronik lainnya maka penumpang tidak harus membayar lagi.
Meskipun terrlihat sederhana, Gojek memiliki proses komputasi dan sistemasi yang cukup
kompleks, karena gojek harus dapat menampilkan data secara real-time, artinya sesuai dengan
kenyataan. Untuk dapat melakukan itu pihak gojek harus meggunakan beberapa teknologi
seperti:
Teknologi End User
 Aplikasi Smartphone Android
 Aplikasi Smartphone iOS
Teknologi Database
 Cloud Computing
 Smartphone Storage
API/Application Programming Interface (Pemrograman Aplikasi Antarmuka)
 Google Maps
 Google Place
 Transjakarta API
 Apotikantar API
Pembayaran/Payment
 E-Wallet (Go-Pay, Grab Credit)
Pelayanan pelanggan (Customer Service)
 Sosial Media
 Situs web
 Call Center
3. Produk – Produk Go-jek
Setelah berhasil menjadi dengan produk aplikasi ojek online, Gojek terus mengembangkan
usahanya baik yang berkaitan dengan produk utamanya yaitu ojek online maupun yang tidak
berkaitan. Bedasarkan data yang ditampilkan dari website resmi gojek, membagi service
mereka menjadi 3 klasifikasi besar yaitu:
a. Gojek
Gojek merupakan produk utama dan yang pertama yang diperkenalkan oleh gojek.
Didalam klasifikasi gojek ini terdapat produk dan service gojek yang meliputi gosend,
goride, gofood, gocar, gobox, gotix, gomed. Secara garis besar semua produk dan
service yang diberikan oleh gojek didalam klasifikasi gojek ini merupakan jasa yang
berkaitan dengan ojek online, artinya customer dapat memesan ojek, makanan, mobil,
tiket film, obat hingga mobil box melalui aplikasi gojek. Dalam klasifikasi ini, gojek
berkerja sama dengan driver atau yang sering mereka sebut dengan mitra gojek untuk
membantu mereka.
b. Golife
Berbeda dengan klasifikasi gojek, golife tidak berkaitan dengan ojek atau
transportasi melainkan lebih mengarah kepada jasa untuk membantu kehidupan sehari-
hari seperti gomassage, goclean, goauto, dan goglam. Dalam kategori ini mereka tidak
bekerjasa sama dengan driver melainkan dengan penyedia jasa dibidang pijat,
pembersihan rumah, perbaikan mobil, dan perawatan spa. Meskipun terlihat berbeda
dengan produk dalam klasifikasi gojek, namun mereka tetap menjadi pihak yang
membantu mempertemukan pihak yang membutuhkan jasa dengan yang menyediakan
jasa, sehingga jasa yang diberikan bukan berasal dari gojek itu sendiri.
c. Gopay
Berbeda dengan 2 kategori sebelumnya, Gopay lebih berkaitan dengan finansial
dimana produknya meliputi gopay, gobils, gopoints, gopulsa. Dalam kategori ini gojek
menyediakan jasa untuk memudahkan customer yang hendak melakukan pembayaran
atas service yang disediakan pada aplikasi gojek ini. Dalam kategori skema bisnis yang
dijalan berbeda dengan 2 kategori lainnya dimana dalam kategori ini gojek akan
menerima himpunan uang dari customer gojek dan menggunakan uang tersebut untuk
menghasilkan return perusahaan yang lebih baik.
4. Bentuk Fraud yang terjadi pada GO-Jek
Kehadiran ojek berbasis aplikasi yang dikenal dengan sebutan GO-Jek memang menjadi
fenomena tersendiri. Namun ditengah melambungnya nama GO-Jek, ternyata menyisakan
beberapa catatan fraud/kecurangan yang terjadi pada perusahaan GO-Jek
a. Opik (Order Fiktif)
Order fiktif merupakan order yang sengaja dibuat-buat oleh driver online demi
mencapai target point atau trip, apabila driver online dapat mencapai target yang telah
ditentukan, maka para driver berhak untuk mendapat insentif/bonus dari pihak
perusahaan. Cara kerja praktik ini ialah, driver online membuat akun customer palsu
pada hp yang berbeda dengan hp yang biasa digunakan untuk akun drivernya. Lalu
driver tersebut membuat orderan dengan lokasi tujuan yang rutenya cukup pendek.
Setelah itu driver menerima orderan yang ia buat sendiri dan menyelesaikan orderan
tersebut. Pada dasarnya driver yang melakukan praktik ini menggunakan lebih dari 1
perangkat untuk melancarkan order fiktif ini. Dengan adanya praktik ini pihak
Manajemen Gojek harus mengantisipasi kecurangan ini agar tidak merugikan
perusahaan.
b. Aplikasi Tuyul (Fake GPS)
Aplikasi tuyul (Fake GPS) merupakan aplikasi yang ilegal bagi GO-Jek, karena
aplikasi ini menampilkan posisi driver yang tidak pada posisi sesungguhnya. Aplikasi
ini hampir 80% digunakan oleh para driver dengan tujuan untuk memperoleh orderan
yang lebih ramai tanpa perlu keluar untuk mencari orderan. Tindakan ini sangat
merugikan bagi customer gojek, yang menyebabkan customer menunggu driver terlalu
lama. Selain merugikan customer, banyaknya pengguna Fake GPS ini dapat merugikan
para driver yang bekerja jujur, karena dapat mengurangi lahan untuk mencari orderan.
c. Penipuan GoPay
GoPay merupakan uang elektronik yang digunakan bagi pengguna GoJek. Namum
seiring berjalannya waktu, banyak terjadi kasus penipuan GoPay. Rata-rata korban dari
kasus penipuan ini ialah para driver GoJek itu sendiri. Cara kerja penipuan ini ialah si
penipu melakukan order fiktif dengan tujuan untuk memperoleh nomor HP driver
GoJek lalu oknum penipu tersebut menghubungi driver Go-Jek dan mengaku dari pihak
Kantor Go-Jek pusat. Setelah itu oknum penipu ini mengatakan bahwa driver tersebut
memenangkan hadiah berupa uang yang akan di transfer berupa Go-Pay namun dengan
syarat si driver harus memberitahu kode OTPnya kepada oknum penipu tersebut.
Dengan mengetahui mengetahui kode OPT dari driver, maka oknum penipu tersebut
dapat menggerus isi Go-Pay dari driver GO-Jek.
d. Pencurian Data oleh Pegawai atau Mantan Pegawai
Beberapa waktu lalu Go-Jek dihebohkan dengan para driver Go-Jek yang
insentifnya tidak dibayar oleh pihak manajemen Go-Jek. Hal ini disebabkan karena
dicurinya uang insentif para driver. Setelah diselidiki oleh pihak berwenang, pelaku
pencurian dana insentif tersebut dilakukan oleh mantan pegawai dari Go-Jek itu sendiri.
Dikutip situs kumparan, oknum pencuri ini mengubah alamat gmail, nomor
handphone driver, dan alamat rekening pemenerima insentif para diriver. Kemudian
uang insentif yang seharusnya diterima para driver dipindahkan ke akun milik
tersangka.
5. Pengendalian Internal pada Go-Jek
Tujuan dilakukannya pengendalian internal ialah meminimalisir terjadinya risiko pada
perusahaan. salah satu bentuk risiko pada perusahaan ialah fraud/kecurangan. Pada penjelasn
sebelumnya, perusahaan Go-Jek sangat rentan terhadap adanya praktik fraud yang dapat
merugikan perusahaan. Oleh karena itu, pihak manajemen melakukan pengendalian internal
dalam mengatasi praktik fraud tersebut. Berikut ialah pengendalian internal yang dilakukan
oleh pihak manajemen perusahaan :
a. Pengendalian terhadap order fiktif
Penggunaan teknologi dalam sebuah perusahaan, institusi ataupun organisasi
mempunyai peranan penting guna mencapai tujuan. Suatu perusahaan dituntut untuk
bekerja seefisien mungkin supaya bisa bertahan di atas kerasnya persaingan. Salah satu
teknologi yang harus dimiliki oleh Go-Jek ialah teknologi dalam memproses data
sehingga menjadi informasi yang beguna, teknologi yang dimaksud adalah sistem
pengolahan basis data atau database. Penggunaan database yang baik mampu
membantu seorang tim pengendalian ketika mencari data driver yang terdeteksi
melakukan kecurangan atau database mempermudah ketika pencarian stok persediaan,
barang paling laku/layanan yang sering digunakan pelanggan, stok makanan di fitur
Go-Food, mengecek harga barang dan masih banyak yang lainnya. Selain menerapkan
sistem database yang baik, pihak Go-Jek menerapkan sistem suspend terhadap para
driver Gojek guna mencegah fraud atau ketidakwajaran dalam setiap transaksi aplikasi
Gojek. Kebijakan suspend tersebut juga dianggap untuk melindungi konsumen Gojek.
b. Pengendalian terhadap aplikasi Fake-GPS
Go-Jek, sebagai salah satu penyedia layanan ojek online, berupaya melenyapkan
eksistensi tuyul pada platform-nya untuk menjunjung keadilan bagi para mitra
pengemudinya. Untuk menciptakan kesetaraan kesejahteraan bagi seluruh mitra driver,
Go-Jek tengah mempersiapkan sistem keamanan baru di aplikasinya yang bisa
mendeteksi aktivitas tuyul.
Cara kerja sistem keamanan ini tidak langsung begitu saja memblokir aplikasi Fake
GPS. Sistem akan mengirim notifikasi terlebih dahulu, meminta mitra menghapus
tuyulnya dari aplikasi dalam waktu tujuh hari. Selama tujuh hari ini, mitra driver
pengguna tuyul masih bisa melayani permintaan perjalanan dari pelanggan. Setelah
lewat tujuh hari dan mitra belum juga menghapus tuyulnya, mereka bakal
didiskualifikasi dari bonus perjalanan selama 14 hari. Walau masa bonus dieliminasi
dan tuyul masih digunakan, para mitra ojek online masih bisa mengambil order yang
datang. Baru setelah 14 hari, GO-JEK akan menindak mitra yang nakal pengguna tuyul,
dengan memberlakukan suspensi hingga pemutusan kemitraan. Dalam sistem ini juga
ada fitur flagging. Mitra sopir GO-JEK yang sebelumnya sudah ketahuan memakai
tuyul akan ditandai. Ketika mereka melakukan praktik curang tuyul lagi, maka GO-
JEK bakal langsung menindak tegas mereka dengan pemutusan kemitraannya tanpa
pesan permintaan hapus tuyul dan diskualifikasi bonus.
c. Pengendalian terhadap penipuan Go-Pay
Seiring berjalannya waktu kasus pencurian saldo Go-Pay sangat marak terjadi,
sehingga menyebabkan kerugian bagi para pelanggan maupun mitra Go-Jek itu sendiri.
Oleh karena itu, pihak manajemen melakukan pengendalian untuk mengurangi risiko
pencurian saldo Go-Pay ini dengan memberikan pengumuman atau himbauan kepada
pengguna aplikasi Go-Jek baik customer maupun driver untuk tidak menyerahkan kode
OTP kepada oknum yang mengaku sebagai pegawai Go-Jek. Karena pada dasarnya,
pihak Go-Jek tidak perlu meminta kode OTP kepada pengguna aplikasi jika salah satu
pengguna mendapat hadiah uang yang di transfer berupa Go-Pay.
d. Pengendalian terhadap Pencurian Data oleh Oknum Pegawai maupun Mantan
Pegawai
Pegawai dalam sebuah perusahaan pada umumnya sangat sulit untuk dikendalikan,
karena itu menyangkut watak dan sifat setiap individu. Namun untuk meminimalisir
terjadinya kecurangan terhadap pegawai sendiri maupun mantan pegawai, pihak
manajemen Go-Jek dapat melakukan beberapa pengendalian terhadap pegawainya,
ialah dengan cara : melakukan proses perekrutan dengan ketat, membatasi akses
informasi pegawai, jika terdapat pegawai di bagian vital perusahaan resign maka pihak
manajemen secara langsung dapat mengubah kode akses di bagian vital perusahaan
demi meminimalisir terjadinya pencurian data oleh mantan pegawai, selain itu dari
pihak IT Go-Jek perlu memperkuat Firewall agar server dari Go-Jek tidak mudah di
bobol.

Anda mungkin juga menyukai