Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN ANAK

DIARE

Oleh

ROY PURWYANGGA SAPUTRA


NIM 1601100087

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
D-III KEPERAWATAN MALANG
A. DEFINISI
Diare adalah pengeluaran feses yang lunak dan cair disertai sensasi ingin
defekasi yang tidak dapat ditunda. (Grace, Pierce A &Borley, Neil R, 2006).
Diare adalah gejala kelainan pencernaan, absorbsi dan fungsi sekresi (Wong,
2001).
Diare mengacu pada kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang
terjadi dengan bagian feses tidak terbentuk (Nethina, 2001).
Diare adalah kehilangan banyak cairan dan elektrolit melalui tinja (Behrman, 1999).
Menurut pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa diare adalah gejala
kelainan sistem pencernaan, absorbsi, maupun fungsi sekresi dimana pasien mengalami
kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinja dengan frekuensi buang air besar lebih
dari empat kali pada bayi dan lebih dari tiga kali pada anak dengan konsistensi feses
cair, dapat berwarna hijau bercampur lendir atau darah, atau lendir saja.
Diare dibagi menjadi dua yaitu:
1. Diare Akut
Diare akut dikarakteristikkan oleh perubahan tiba-tiba dengan frekuensi dan
kualitas defekasi.
2. Diare Kronis
Diare kronis yaitu diare yang lebih dari dua minggu

B. PATOFISIOLOGI
 Etiologi
Terdapat 3 bahan dalam etiologi diare pada anak (Mary E. Muscari, 2005).
1. Diare Akut
Diare akut dapat disebabkan karena adanya bakteri, nonbakteri maupun adanya
infeksi.
a. Bakteri penyebab diare akut antara lain organisme Escherichia coli dan
Salmonella serta Shigella. Diare akibat toksin Clostridium difficile dapat
diberikan terapi antibiotik.
b. Rotavirus merupakan penyebab diare nonbakteri (gastroenteritis) yang paling
sering.

c. Penyebab lain diare akut adalah infeksi lain (misal, infeksi traktus urinarius dan
pernapasan atas), pemberian makan yang berlebihan, antibiotik, toksin yang
teringesti, iriitable bowel syndrome, enterokolitis, dan intoleransi terhadap
laktosa.
2. Diare kronis biasanya dikaitkan dengan satu atau lebih penyebab berikut ini:
a. Sindrom malabsorpsi
b. Defek anatomis
c. Reaksi alergik
d. Intoleransi laktosa
e. Respons inflamasi
f. Imunodefisiensi
g. Gangguan motilitas
h. Gangguan endokrin
i. Parasit
j. Diare nonspesifik kronis
3. Faktor predisposisi diare antara lain, usia yang masih kecil, malnutrisi, penyakit
kronis, penggunaan antibiotik, air yang terkontaminasi, sanitasi atau higiene buruk,
pengolahan dan penyimpanan makanan yang tidak tepat.
 Tanda dan Gejala
1. Buang air besar sering dan encer.
2. Kram perut.
3. Nyeri perut.
4. Demam.
5. Darah dalam tinja.
6. Kembung .
7. Kehilangan nafsu makan.
8. Cengeng dan rewel
 Masalah Keperawtan
1. Dehidrasi.
2. Resiko Hipertermi.
3. Resiko Infeksi.
4. Ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan.
5. Gangguan pola eliminasi BAB.
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Diare akut
- Akan hilang dalam waktu 72 jam dari onset.
- Onset yang tak terduga dari buang air besar encer, gas-gas dalam perut, rasa tidak
enak, nyeri perut.
- Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada perut.
- Demam.
2. Diare kronik
- Serangan lebih sering selama 2-3 periode yang lebih panjang.
- Penurunan BB dan nafsu makan.
- Demam indikasi terjadi infeksi.
- Dehidrasi tanda-tandanya hipotensi takikardi, denyut lemah

Klasifikasi tingkat dehidrasi anak dengan diare


Klasifikasi Tanda-tanda atau gejala Pengobatan
Dehidrasi berat Terdapat 2 atau lebih tanda: Beri cairan untuk diare
dengan dehidrasi berat
a. Letargis/tidak sadar
b. Mata cekung
c. Tidak bisa minum atau malas minum
d. Cubitan perut kembali sangat lambat
(≥ 2 detik)

Dehidrasi ringan Terdapat 2 atau lebih tanda: a. Beri anak dengan cairan
atau sedang a. Rewel gelisah dengan makanan untuk
b. Mata cekung dehidrasi ringan
c. Minum dengan lahap atau haus b. Setelah rehidrasi, nasehati
d. Cubitan kulit kembali dengan lambat ibu untuk penangan
dirumah dan kapan
kembali segera
Tanpa dehidrasi Tidak terdapat cukup tanda untuk a. Beri cairan dan makanan
diklasifikasikan sebagai dehidrasi ringan
untuk menangani diare
atau berat
dirumah
b. Nasehati ibu kapan
kembali segera
c. Kunjungan ulang dalam
waktu 5 hari jika tidak
membaik

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan diagnostik pada diare menurut Muschari (2005: 244) yaitu :
 Analisis feses
Meliputi pengujian untuk adanya bakteri, ovum dan parasit, darah, mucus, lemak,
urobilinogen, tripsin, leukosit, penurunan substansi dan PH, mungkin dilakukan
untuk menentukan adanya infeksi, infestasi (adanya parasit dalam tubuh),
perdarahan, atau gangguan malabsorbsi.
 Laju Endap Darah (LED)
Dilakukan untuk mengetahui adanya peradangan.
 Hitung Darah Lengkap (HDL)
Dilakukan untuk mengevaluasi adanya anemia pada kasus perdarahan.
 Radiografi sinar-x lambung, pemeriksaan gastrointestinal bagian atas, pemeriksaan
sinar-x esofagus dan lambung, dan pemeriksaan usus halus
Dilakukan untuk mendeteksi adanya lesi, obstruksi, dan masalah motilitas.
 Barium enema (pemeriksaan usus besar, sinar-x kolon) dapat dilakukan untuk
mendeteksi lesi, obstruksi, dan masalah motilitas sistem GI bagian bawah.
 CT scan
Mengidenfitifikasi tumor, abses, dan obstruksi kandung empedu.
 Esofagogastroduodenoskpi (EGD), endoskopi, dan gastroskopi
Merupakan prosedur endoskopik gastrointestinal bagian atas yang dilakukan
menggunakan endoskop serat optik untuk memeriksa lumen dan lapisan mukosa
esofagus, lambung, dan bagian atas usus halus. Semua pengujian ini menentukan
keabnormalitasan jaringan, perdarahan gastrointestinal dan ulserasi.
 Kolonoskopi, proktoskopi, anoskopi, sigmoidoskopi dan proktosigmooidoskopi
Merupakan prosedur endoskopi gastrointestinal bagian bawah yang dilakukan untuk
mengevaluasi kolon dan sekum terminal terhadap adanya penyakit peradangan usus,
pendarahan gastrointestinal dan diare. Biopsi dapat dilakukan selama prosedur.
E. PATHWAY

Infeksi Makanan Psikologi

Berkembang di usus Toksik tidak dapat Ansietas


diserap

Hipersekresi air &


elektrolit
Hiperperistaltik

Isi usus
Penyerapan makanan di
usus

Diare

Frekuensi BAB Distensi abdomen

Mual muntah
Hilang cairan & elektrolit
berlebihan
Nafsu makan
Kerusakan integritas
Gangguan keseimbangan
kulit
cairan dan elektrolit

Ketidakseimbangan
Dehidrasi nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh

Kekurangan volume Resiko syok


cairan (hipovolemik)
F. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan medis diarahkan pada pengontrolan dan menyembuhkan penyakit
yang mendasari (Baughman, 2000).
1. Untuk diare ringan, tingkatkan masukan cairan per oral; mungkin diresepkan
glukosa oral dan larutan elektrolit.
2. Untuk diare sedang, obat-obatan non-spesifik, difenoksilat (Lomotif) dan loperamid
(Imodium) untuk menurunkan motilitas dari sumber-sumber noninfeksius.
3. Diresepkan antimicrobial jika telah teridentifikasi preparat infeksius atau diare
memburuk.
4. Terapi intravena untuk hidrasi cepat, terutama untuk pasien yang sangat muda atau
lansia.

Penatalaksanaan diare akut pada anak:


1. Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.
Ada hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang cepat dan
akurat, yaitu:
a. Jenis cairan yang hendak digunakan.
Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan karena tersedia
cukup banyak di pasaran meskipun jumlah kaliumnya rendah bila dibandingkan
dengan kadar kalium tinja. Bila RL tidak tersedia dapat diberiakn NaCl isotonik
(0,9%) yang sebaiknya ditambahkan dengan 1 ampul Nabik 7,5% 50 ml pada
setiap satu liter NaCl isotonik. Pada keadaan diare akut awal yang ringan dapat
diberikan cairan oralit untuk mencegah dehidrasi dengan segala akibatnya.
b. Jumlah cairan yang hendak diberikan.
Pada prinsipnya jumlah cairan pengganti yang hendak diberikan harus sesuai
dengan jumlah cairan yang keluar dari badan.
G. ASUHAN KEPERAWATAN
 Pengkajian
1. Biodata umum
Tempat tinggal : di daerah sanitasi buruk.
2. Riwayat kesehatan
Riwayat gastroenteritis, glardiasis, penyakit seliakus, sindrom iritabilitas kolon,
otitis media akut, tondilitas, ensefalitis dan lainnya.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Pernah mengalami diare, pernah menderita penyakit pencernaan.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Pernah menderita penyakit saluran pencernaan.
5. Keluhan utama
Anak sering menangis, tidam mau makan dan minum, badan lemas.
6. Pola kesehatan fungsional
a. Pemeliharaan kesehatan
Personal hygiene anak kurang : kebiasaan ibu memelihara kuku anak, cuci
tangan sebelum makan, makanan yang dihidangkan tidak tertutup, makanan
basi.
b. Nutrisi dan metabolik
Hipertermi, penuturan berat badan total sampai 50%, dnoteksia, muntah.
c. Eliminasi BAB
Feces encer, frekuensi bervariasi dari 2 sampai 20 per hari.
d. Aktifitas
Kelemahan tidak toleran terhadap aktifitas.
e. Sensori
Nyeri ditandai dengan menangis dan kaki diangkat ke abdomen.
7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Tampak lemah dan kesakitan.
b. Tanda vital
Berat badan menurun 2% dehidrasi ringan
Berat badan menurun 5% dehidrasi sedang
Berat badan menurun 8% dehidrasi berat
TD menurun karena dehidrasi
RR meningkat karena hipermetabolisme, cepat dan dalam (kusmoul)
Suhu meningkat bila terjadi reaksi inflmasi
Nadi meningkat (nadi perifer melemah)
c. Mata: cekung
d. Mulut: mukosa kering
e. Abdomen: turgor jelek
f. Kulit: kering, kapilari refil > 2’

 Diagnosa keperawatan
1. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan seringnya buang air besar dan
encer.
2. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi akibat diare.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan menurunnya
intake dan menurunnya absorbsi makanan dan cairan.
4. Hipertermi berhubungan dengan infeksi ditandi dengan kerusakan pada mukosa
usus.
5. Kurangnya pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurangnya informasi.
 Intervensi
Dx Prioritas
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Dx
1 Kurangnya volume cairan b.d seringnya buang Setelah dilakukan auhan 1. Observasi tingkat 1. Untuk mengetahui
air besar keperawatan selama 3x24 dehidrasi pasien. tingkat dehidrasi dan
jam volume cairan tubuh 2. Pertahankan cairan membantu dalam
pasien normal intake dan output perencanaan
Kriteria hasil: pasien. selanjutnya.
3. Monitor tanda tanda 2. Mempertahankan
1. Mukosa bibir lembeb. vital pasien. kesimbangan caira
2. Turgor kulit lembab 4. Dorong keluarga untuk dalam tubuh pasien.
dan kembali kurang ari membantu pasien 3. Untuk mengetahui
2 detik minum. keadaan vital sign
pasien dan
menentukan
intervensi lebih lanjut.
4. Membantu klien
untuk memenuhi
kebutuhan cairan
dalam tubuh.
2 Peningkatan suhu tubuh b.d proses infeksi Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji tanda tanda vital 1. Untuk mengetahui
akibat diare keperawatan selama 3x24 pasien. keadaan vital sign
jam diharapkan demem 2. Anjurkan pasien unuk pasien dan
pasien tururn. memekai pakian tipis. menentukan
Kriteria Hasil: intervensi lebih lanjut.
1. Suhu tubuh pasien 3. Anjurkan pasien 2. Membantu
normal. untuk banayak termoregulasi pada
2. Akral pasien tidak minum. pasien.
hangat. 4. Kolaborasi dalam 3. Membantu
3. Tanda tanda vital pemeberian obat. termoregulasi pasien
normal. akibat hipertermi.
4. Membantu proses
penurunan suhu
pasien.
3 Perubahan nutrisi b.d menurunnya absorbsi Setelah dialkukan asuhan 1. Beri Asi 1. Memberikan asupan
makanan keperawatan 3x24 2. Beri makan dan nutri si dalam
diaharapkan pasien minum sesering mempertahankan BB
mempertahankan BB mungkin. Pasien.
secara normal. 2. Membantu
Kriteria Hasil: mempertahankan BB

1. Tidak ada tanda tanda


mal nutrisi.
2. Tidak terjadi
penurunan BB.
Daftar Pustaka

Baughman, Diane C. 2000. Keperawatan Medikal – Bedah : Buku Saku untuk Brunner dan
Suddarth. Jakarta : EGC.

Behrman, Richard E, dkk. 1999. Ilmu Kesehatan dan Anak Nelson, Volume 2. Edisi 15.
Alih Bahasa A. Samik Wahab. Jakarta : EGC.

Corwin, Elizabeth J. 2007. Buku Saku Patofisiologi, Ed. 3; Alih Bahasa, Nike Budhi
Subekti. Jakarta: EGC.

Doctherman, J. McCloskey. 2008. Nursing Interventions Classification (NIC) & Nursing


Outcomes Clasifications (NOC). USA : Mosby.

Grace, Pierce A & Borley, Neil R. 2006. At a Glance Ilmu Bedah. Jakarta : Erlangga.

Herdman, T. Heather. 2013. NANDA Internasional Diagnosis Keperawatan : Definisi dan


Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC.

Kee, Joyce L.1996. Farmakologi : Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC.

Nethina, Sandra, M. 2001. Pedoman Praktek Keperawatan. Alih Bahasa oleh Setiawan,
dkk. Jakarta : EGC.

Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperwatan
Berdasarkan Diagnose Medis dan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Mediaction
Publishing.

Wong, Donna L. dan Eaton, M. H…(et all). 2001. Wong’s Essentials of Pediatric Nursing.
(Ed. 6). Missouri : Mosby.

Anda mungkin juga menyukai