Biologi Rangkuman Semester II Kelas XI
Biologi Rangkuman Semester II Kelas XI
Rangkuman Semester II
Di susun oleh:
Elva Marliah
XI Ipa 2
Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturut-turut
dimulai dari
1. Rongga Mulut,
2. Esofagus
3. Lambung
4. Usus Halus
5. Usus Besar
6. Rektum
7. Anus.
Rongga Mulut
Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan. Pada rongga mulut,
dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk membantu pencernaan
makanan. Pada Mulut terdapat :
a.Gigi
Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan menjadi partikel yang
kecil-kecil. Perhatikan gambar disamping.
b..Lidah
Memiliki peran mengatur letak makanan di dalam mulut serta mengecap rasa makanan.
c..Kelenjar Ludah
Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut. Ketiga kelenjar ludah tersebut menghasilkan
ludah setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter ludah. Kandungan ludah pada manusia
adalah : air, mucus, enzim amilase, zat antibakteri, dll. Fungsi ludah adalah melumasi
rongga mulut serta mencerna karbohidrat menjadi disakarida.
Esofagus (Kerongkongan)
Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung. Pada
ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang disebut faring. Pada faring
terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea
(tenggorokan). Fungsi esophagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar
makanan dapat berjalan sepanjang esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga
makanan dapat berjalan menuju lambung
Lambung
Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti kantung. Lambung dapat
menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Dinding lambung disusun oleh
otot-otot polos yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi
otot-otot tersebut. Ada 3 jenis otot polos yang menyusun lambung, yaitu otot
memanjang, otot melingkar, dan otot menyerong.
Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan
senyawa kimia yang dihasilkan lambung. Senyawa kimiawi yang dihasilkan lambung
adalah :
Hasil penggerusan makanan di lambung secara mekanik dan kimiawi akan menjadikan
makanan menjadi bubur yang disebut bubur kim.
Usus Halus
Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung. Usus halus memiliki panjang sekitar 6-8
meter. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum (± 25 cm), jejunum (± 2,5
m), serta ileum (± 3,6 m). Pada usus halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi
saja, dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan oleh usus halus serta senyawa
kimia dari kelenjar pankreas yang dilepaskan ke usus halus.
Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah :
Bikarbonat Menetralkan suasana asam dari makanan yang berasal dari lambung
Enterokinase Mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin serta mengaktifkan
tripsinogen menjadi tripsin. Tripsin mengubah pepton menjadi asam amino.
Amilase Mengubah amilum menjadi disakarida
Lipase Mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol
Tripsinogen Tripsin yang belum aktif.
Kimotripsin Mengubah peptone menjadi asam amino
Nuklease Menguraikan nukleotida menjadi nukleosida dan gugus pospat
Hormon Insulin Menurunkan kadar gula dalam darah sampai menjadi kadar
normal
Hormon Glukagon Menaikkan kadar gula darah sampai menjadi kadar normal
Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus. Memiliki panjang
1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus besar dibagi menjadi 3 daerah,
yaitu : Kolon asenden, Kolon Transversum, dan Kolon desenden. Fungsi kolon adalah :
a. Menyerap air selama proses pencernaan.
b. Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil simbiosis
dengan bakteri usus, misalnya E.coli.
c. Membentuk massa feses
d. Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh. Pengeluaran
feses dari tubuh ddefekasi.
Pengambilan Nafas
Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan
dengan dua cara pernapasan, yaitu :
a. Respirasi / Pernapasan Dada
Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut Tulang rusuk terangkat
ke atasRongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil
sehingga udara masuk ke dalam badan
b. Respirasi/Pernapasan Perut Ototdifragma pada perut mengalami kontraksi
Diafragma datar Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan
tekanan udara pada dada mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru.
1. Nares anterior
2. Rongga Hidung
Dilapisi dengan epitelium silinder dan sel spitel berambut yang mengandung sel
cangkir atau sel lendir sehingga permukaan nares basah dan berlendir.
Selaput lendir ini kaya akan pembuluh darah, yang bersambung dengan lapisan
farinx dan dengan semua sinus yang mempunyai lubang masuk dalam rongga
hidung.
Sewaktu udara melalui hidung, udara di saring oleh bulu-bulu (vestibulum) dan karena
kontak dengan permukaan lendir yang dilaluinya membuat udara menjadi hangat.
Penguapan air dari permukaan selaput lendir menyebabkan kondisi rongga hidung
lembab. Hidung menghubungkan lubang-lubang sinus udara para nasalis yang masuk
kedalam rongga hidung dan lubang naso-lakrimal yang menyalurkan air mata (bawah
rongga nasalis)
3. Farinx (tekak)
adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya
dengan usofagus. Terletak dibelakang hidung (naso-farinx), dibelakang mulut (oro-
farinx) dan di belakang larinx (farinx-laringeal)
4. Larinx (tenggorokan)
Terletak didepan bagian terendah farinx, memisahkannya dari kolumna vertbra
servikalis dan masuk ke dalam trakhea di bawahnya.
5. Terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat bersamaan oleh ligamen dan
membran.
6. Yang terbesar diantaranya tulang rawan tiroid depannya terdapat benjolan
subkutaneus
(jakun).
7. Tulang rawan krikoid terletak dibawah tiroid berbentuk lingkaran lengkap
8. Tulang rawan lainnya ialah kedua tulang krawan aritenoid (belakang krikoid), tulang
rawan kuneiform dan kornikulata.
Epiglottis berupa katup tulang rawan, membantu menutup larinx sewaktu
menelan. Larinx dilapisi selaput lendir yang sama seperti yang terdapat didalam trakea,
kecuali pita suara dan bagian epiglottis. Pita suara terletak di dalam larinx (T.R. tiroid
sampai T.R. aritenoid).
Gerakan pada T.R. aritenoid otot laringeal pita suara ditegangkan atau
dikendorkan udara melalui glottis suara dihasilkan. Tulang rawan pada larinx mengatur
suara dan menutup lubang atas sewaktu menelan. Trakhea (Batang tenggorok). Trakea
adalah tuba yang memiliki diameter sekitar 20-25 mm dan panjang sekitar 9 cm. Trakea
terletak dari laring ke bronkus utama yang merupakan jalan masuk udara menuju paru-
paru.
Tersusun oleh jaringan otot, tulang rawan (agar trakea tetap terbuka), serta
selaput lendir (epitelium bersilia). Silia bergerak atas kearah larinx menyebabkan debu
dan butiran halus lainnya yang masuk dalam pernapasan dapat dikeluarkan. Di dalam
rongga dada, trakea bercabang menjadi dua cabang tenggorok (bronkus). Di dalam
paru-paru, cabang tenggorok bercabang-cabang lagi menjadi saluran yang sangat kecil
disebut bronkiolus. Ujung bronkiolus berupa gelembung kecil yang disebut gelembung
paru-paru (alveolus).
Paru-paru
Jaringan paru elastik, berpori dan seperti spons. Paru-paru terletak di dalam
rongga dada. Berbentuk kerucut dan terdiri ada dua buah yaitu paru-paru kanan dan
paru-paru kiri. Paru-paru kanan terdiri atas tiga lobus (belahan) yang disebabkan oleh
fisura yaitu lobus atas, tengah dan bawah. Sedangkan paru-paru kiri terdiri atas dua
lobus yaitu lobus atas dan bawah.
Setiap lobus tersusun atas lobula. Pipa kecil bronkhial masuk kedalam setiap
lobula yang berakhir menjadi kantong udara paru-paru (alveolus). Alveolus dalam paru-
paru jumlahnya sangat banyak, lebih kurang 300 juta alveolus. Luas permukaan seluruh
alveolus diperkirakan 100 kali lebih besar daripada permukaan tubuh. Alveolus
dikekelingi pembuluh-pembuluh kapiler darah dan pertukaran gas terjadi.
Pembuluh darah dalam paru-paru.
Arteri pulmonalis membawa darah yang sudah tidak mengandung oksigen dari
ventrikel kanan jantung ke paru-paru saluran bronkhial arteriola kapiler dinding alveoli
difusi pertukaran gas kapiler paru-paru bersatu pembuluh darah lebih besar vena
pulmonaris meninggalkan paru-paru membawa darah berisi oksigen ke atrium jantung
kiri aorta seluruh tubuh.arteri bronkhialis membawa darah yang kaya oksigen dari
aorta torasika ke paru-paru guna memberi makanan dan mengantarkan oksigen
kedalam jaringan paru-paru.
Arteri pulmonalis membawa darah yang sudah tidak mengandung oksigen dari
ventrikel kanan jantung ke paru-paru saluran bronkhial arteriola kapiler dinding alveoli
difusi pertukaran gas kapiler paru-paru bersatu pembuluh darah lebih besar vena
pulmonaris meninggalkan paru-paru membawa darah berisi oksigen ke atrium jantung
kiri aorta seluruh tubuh.Arteri bronkhialis membawa darah yang kaya oksigen dari
aorta torasika ke paru-paru guna memberi makanan dan mengantarkan oksigen
kedalam jaringan paru-paru.
Karbondioksida hasil buang metabolisme menembus membran alveoler-kapiler dari
kapiler darah ke alveoli
pipa bronkhial dan trakea keluar melalui mulut dan hidung.
Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner (pernapasan
externa) :
1. Ventilasi pulmorter atau gerak pernapsan yang menukar udara dalam alveoli
dengan udara luar
2. Arus darah melalui paru-paru
3. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga jumlah tepat dari
setiapnya dapat mencapai semua bagian tubuh.
4. Difusi gas yang menembus membran pemisah alveoli dan kapiler. CO2 lebih
mudah berdifusi daripada O2.
Pernapasan jaringan atau pernapasan internal.
Darah yang telah menjenuhkan hemoglobin dengan oksigen (oksihemoglobin)
mengintari tubuh kapiler oksigen dilepaskan kedalam jaringan dan sebgai gantinya
darah akan berikatan dengan karbondioksida sebagai hasil buangan oksigen.
Kapasitas Paru-paru
Udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu melakukan pernapasan biasa
disebut udara pernapasan (udara tidal). Volume udara pernapasan pada orang dewasa
lebih kurang 500 ml Udara yang dapat masuk setelah mengadakan inspirasi biasa
disebut udara komplementer, volumenya lebih kurang 1500 ml.Udara yang dapat
dikeluarkan setelah ekspirasi biasa disebut udara suplementer, volumenya lebih kurang
1500 ml.
Setiap hari tubuh kita menghasilkan kotoran dan zat-zat sisa dari berbagai proses tubuh.
Agar tubuh kita tetap sehat dan terbebas dari penyakit, maka kotoran dan zat-zat sisa
dalam tubuh kita harus dibuang melalui alat-alat ekskresi. Sistem ekresi adalah proses
pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh.
Sedangkan kebalikan dari sistem ini adalah sistem sekresi yaitu proses pengeluaran zat-
zat yang berguna bagi tubuh. Alat-alat ekskresi manusia berupa ginjal, kulit, hati, paru-
paru dan colon.
1. Ginjal
Di dalam tubuh kita ada sepasang ginjal, terletak disebelah kiri dan kanan ruas
tulang pinggang di dalam rongga perut. Letak ginjal kiri lebih tinggi daripada ginjal
kanan, karena di atas ginjal kanan terdapat hati yang banyak mengambil ruang. Ginjal
berfungsi menyaring darah.
Ginjal terdiri atas tiga bagian yaitu:
Pada bagian kulit ginjal terdapat alat penyaring darah yang disebut nefron. Setiap
nefron tersusun dari badan Malpighi dan saluran panjang (tubula) yang bergelung.
Badan Malpighi tersusun dari glomerolus dan simpai Bowman. Glomerulus berupa
anyaman pembuluh kapiler darah, sedangkan simpai Bowman berupa cawan berdinding
tebal yang mengelilingi glomerulus. Sumsum ginjal merupakan tempat berkumpulnya
pembuluh-pembuluh halus dari simpai Bowman. Pembuluh-pembuluh halus tersebut
mengalirkan urine ke saluran yang lebih besar dan bermuara di rongga ginjal.
Selanjutnya urine dialirkan melalui saluran ginjal (ureter) dan ditampung di dalam
kantong kemih. Jika kantong kemih banyak mengandung urine, dinding kantong
tertekan sehingga otot melingkar pada pangkal kantong meregang. Akibatnya timbul
rasa buang air kecil. Selanjutnya urine dikeluarkan melalui saluran kemih (uretra).
2. Kulit
Melalui kulit dikeluarkan zat sisa berupa keringat. Kulit terdiri atas tiga lapisan yaitu:
a. Lapisan kulit ari (epidermis)
Kulit ari tersusun dari dua lapisan yaitu lapisan tanduk dan lapisan
malpighi. Lapisan tanduk adalah bagian kulit yang paling luar terdiri atas sel-sel mati
dan dapat mengelupas. Lapisan Malpighi terletak di bawah lapisan tanduk dan terdiri
atas sel-sel hidup. Pada lapisan Malpighi terdapat pigmen yang memberi warna pada
kulit dan melindungi kulit dari sinar matahari. Bila lapisan Malpighi tidak mengandung
pigmen, orang tersebut dinamakan albino.
b. Lapisan kulit jangat
Kulit jangat berisi pembuluh darah, kelenjar keringat, kelenjar minyak, kantong
rambut, ujung saraf perasa panas, dingin, nyeri, dan sentuhan. Akar rambut dan batang
rambut berada dalam kantong rambut. Dekat akar rambut terdapat otot polos yang
berfungsi menegakkan rambut pada saat merasa dingin atau merasa takut.
c. Jaringan ikat bawah kulit
Jaringan ikat bawah kulit banyak mengandung lemak yang berguna sebagai cadangan
makanan, menahan panas tubuh, dan melindungi tubuh bagian dalam terhadap
benturan dari luar.
Selain sebagai alat pengeluaran, kulit juga berfungsi sebagai:
Pelindung tubuh terhadap kuman dari luar
Tempat menyimpan kelebihan lemak
Pengatur suhu tubuh
Tempat pembuatan vitamin D dan provitamin D
3. Hati
Hati terletak didalam rongga perut sebelah kanan di bawah diafragma. Hati
menghasilkan empedu yang kemudian ditampung dalam kentong empedu dan
disalurkan ke usus dua belas jari melalui saluran empedu. Empedu berasal dari sel darah
merah yang telah rusak dan dihancurkan dalam limpa.
Selain sebagai alat ekskresi, hati berfungsi:
Mengatur kadar gula dalam darah
Menyimpan gula dalam bentuk glikogen
Menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh
Sebagai tempat pembuatan protombin dan fibrinogen
Sebagai tempat pengubah provitamin A menjadi vitamin A
Sebagai tempat pembentukan urea
4. Paru-paru
Pada proses pernafasan dihasilkan zat sisa berupa karbondioksida dan uap air
yang akan keluar melalui lubang hidung, zat sisa itu harus dikeluarkan karena dapat
mengganggu fungsi tubuh.
Manusia memiliki sepasang paru-paru yang terletak di rongga dada. Paru-paru
berfungsi sebagai organ pernafasan yaitu menghirup oksigen dan mengeluarkan CO2 +
uap air. Uap air dan CO2 berdifusi di dalam alveolus kemudian dikeluarkan melalui
lubang hidung.
5. Colon
Terletak dalam rongga perut dengan panjang ± 1 meter. Terjadi proses
DEFEKASI yaitu proses pengeluaran zat-zat sisa hasil pencernaan melalui anus. Hasil
ekskresinya berupa zat padat yang disebut dengan feces.
Secara umum fungsi sistem ekskresi yaitu membuang limbah yang tidak berguna
dan beracun daridalam tubuh, mengatur konsentrasi dan volume cairan
tubuh(osmoregulasi) empertahankan temperatur tubuh dalam kisaran
normal (termoregulasi), homeostatis.
Sistem Koordinasi dan Alat Indera Manusia
Sistem Saraf
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran
impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk
memberi tanggapan rangsangan.
Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron
Sistem Hormon
Hormon merupakan salah satu sistem koordinasi di dalam tubuh dengan menggunakan
cairan yang diedarkan oleh pembuluh darah. Dengan menggunakan hormon rangsang
lebih lambat diberi tanggapan. Satu kelebihan koordinasi menggunakan hormon yaitu
dengan sedikit saja hormon mampu mempengaruhi organ-organ yang menjadi
sasarnnya.
-Hipofisa (Pituitary)
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang paling banyak menghasilkan jenis-jenis hormon.
Letaknya di otak
Macam hormon yang dihasilkan :
1) Somatotropin: berfungsi mempercepat pertumbuhan
2) Prolaktin : berfungsi mengantar kegiatan kelenjar susu
3) Tireotropin: mempengaruhi aktivitas kelenjar tiroid
4) Adnecorticotropin : mempengaruhi aktivitas kelenjar anak ginjal bagian kortek
5) Gonadotropin: mempengaruhi aktivitas ovarium atau testis
6) Vasopresin: mengatur penyempitan pembuluh darah
7) Oksitosin : mengatur kontraksi otot uterus pada saat melahirkan.
- Kelenjar gondok (kelenjar tiroid)
Hormon yang dihasilkan yaitu tiroksin dan berfungsi mengatur pertumbuhan dan
metabolisme. Letak kelenjar di sekitar jakun.
- Kelenjar anak gondok (kelenjar paratiroid)
Terletak di dekat kelenjar gondok. Hormon yang dihasilkan yaitu parathormon dengan
fungsi mempertahankan kadar kalsium dan fosfor dalam darah.
- Kelenjar anak ginjal (kelenjar adrenal)
Terletak menempel pada bagian atas ginjal. Bagian kulit menghasilkan kortison yang
berfungsi mengatur metabolisme dan mengatur keseimbangan air dan garam. Sedang
bagian sumsum (medulla) menghasilan adrenalin (epinefrin) yang berfungsi
mempengaruhi denyut jantung, mengatur otot-otot kandung kencing juga mengatur
kadar gula darah dengan cara mengubah glikogen menjadi glukosa.
- Kelenjar Pankreas
Kelenjar pankreas bagian pulau-pulau Langerhans menghasilkan hormon insulin. Fungsi
hormon ini mengatur kadar gula darah dengan cara mengubah glukosa menjadi
glikogen.
- Kelenjar kelamin
Pada laki-laki
Terletak dibagian testis. Hormon yang dihasilkan yang terpenting yaitu testosteron yang
berfungsi mempertahankan proses pembentukan sperma dan menumbuhkan cirri-ciri
kelainan sekunder
Pada wanita
Terletak pada ovarium. Hormon yang dihasilkan :
1) Estrogen, untuk mempertahankan pembentukan ovum dan cirri-ciri kelainan sekunder
2) Progesteron, mengatur pembentukan plasenta dan produksi air susu.
Indera Manusia
Indera berperan sebagai reseptor, yaitu bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima
rangsangan. Ada lima macam indera yaitu :
• Mata, sebagai penerima rangsang cahaya (fotoreseptor)
• Telinga, sebagai penerima rangsang getaran bunyi (fonoreseptor) dan tempat
beradanya indera keseimbangan 9statoreseptor)
• Hidung, sebagai penerima rangsang bau berupa gas (kemoreseptor)
• Lidah, sebagai penerima rangsang zat yang terlarut (kemoreseptor)
• Kulit, sebagai penerima rangsang sentuhan (tangoreseptor)
1. Mata
- Letak mata didalam rongga mata yang dilapisi/beralaskan lapisan lemak
- Mata merupakan penglihatan untuk menerima rangsang cahaya
- Bagian mata yang peka terhadap cahaya adalah bagian bintik kuning yang
terdapat pada lapisan retina.
- Kita dapat melihat benda setelah rangsang cahaya diterima retina tepat pada
bintik kuning, kemudian rangsangan diteruskan oleh urat saraf otak ke pusat
penglihatan di otak
2. Telinga
- Telinga adalah tempat beradanya indera pendengaran yang memiliki saraf
pendengaran
- Telinga terbagi menjadi tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga
dalam.
- Pada bagian rumah siput tersebut terdapat ujung saraf yang berhubungan
dengan pusat pendengaran
- Didalam telinga juga terdapat alat keseimbangan yang terletak pada tiga
saluran setengah lingkaran.
3. Kulit
- kulit berfungsi sebagai indera perasa dan peraba
- kulit peka terhadap rangsang yang berupa panas, dingin, tekanan, sentuhan
dan sakit/nyeri
4. Lidah
- Lidah berfungsi sebagai indera pengecap
- Indera pengecap tersebut terletak pada bagian permukaan atas terbagi menjadi
beberapa daerah yang peka terhadap rasa yang berbeda-beda (manis, pahit, asin
dan masam)
- Permukaan lidah juga dapat merasakan panas, dingin, kasar, halus dan nyeri.
5. Hidung
- Hidung berfungsi sebagai indera pembau
- Ujung-ujung saraf pembau terletak pada selaput lender rongga hidung bagian
atas, kerang hidung atas dan permukaan atas kerang hidung yang tengah.
- Pada ujungs araf pembau terdapat selaput lender yang berfungsi sebagai
pelembab
- Bau yang busuk pada rongga hidung waktu kita menarik napas ditangkap oleh
ujung saraf kemudian dibawa ke pusat pembau di otak sehingga kita dapat
menerima rangsang bau.
Yaitu kelainan pada mata dimana bayangan yang dibentuk oleh lensa jatuh didepan
retina. Kelainan ini terjadi karena lensa mata terlalu cembung atau garis tengash mata
panjang. Kelainan ini dapat ditolong dengan menggunakan lensa negatif
➔ Hypermetropi atau rabun dekat
Yaitu kelainan mata dimana bayangan yang dibentuk oleh lensa jatuh dibelakang retina.
Kelainan ini terjadi karena lensa mata terlalu pipih atau garis tengah mata pendek.
Kelainan ini dapat ditolong dengan menggunakan lensa positif.
➔ Presbiopi
Yaitu kelainan pada mata karena tidak elastisnya lensa mata untuk berakomodasi.
Penderita kelainan ini biasanya menggunakan lensa ganda yaitu lensa positif dan lensa
negative.
➔ Rabun Senja
Kelainan pada mata karena defisiensi vitamin A. Akibatnya penderita kesulitan melihat
benda saat terjadi perubahan dari terang ke gelap atau saat senja
➔ Katarak
Yaitu mengaburnya lensa mata, yang dapat disebabkan oleh kekurangan vitamin B atau
juga factor usia.
Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon pada
pria.
Organ Reproduksi
Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar.
Skrotum
Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Skrotum berjumlah
sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri
dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi
untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga
tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot
kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil.
Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa
derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.
Spermatogenesis
Spermatogenesis terjadi di dalam di dalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus.
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan
dan diferensiasi sel, yang mana bertujuan untuk membentu sperma fungsional. Pematangan sel
terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis.
Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan
epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus seminiferus
terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung sekitar
250 lobulus testis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal (sel epitel
benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium = tunggal). Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia terus-menerus
membelah untuk memperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-
tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
Pada tahap pertama spermatogenesis, spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung
23 kromosom berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut
spermatogonia tipe A. Spermatogenia tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe
B. Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer
yang masih bersifat diploid. Setelah melewati beberapa minggu, setiap spermatosit primer
membelah secara meiosis membentuk dua buah spermatosit sekunder yang bersifat haploid.
Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis membentuk empat buah
spermatid. Spermatid merupakan calon sperma yang belum memiliki ekor dan bersifat haploid (n
atau mengandung 23 kromosom yang tidak berpasangan). Setiap spermatid akan berdiferensiasi
menjadi spermatozoa (sperma). Proses perubahan spermatid menjadi sperma disebut spermiasi.
Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun,
setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala
dan ekor.
Kepala sperma terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit sitoplasma. Pada bagian membran
permukaan di ujung kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom. Akrosom
mengandung enzim hialuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk menembus lapisan
pelindung ovum.
Pada ekor sperma terdapat badan sperma yang terletak di bagian tengah sperma. Badan sperma
banyak mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil energi untuk pergerakan
sperma.
Semua tahap spermatogenesis terjadi karena adanya pengaruh sel-sel sertoli yang memiliki fungsi
khusus untuk menyediakan makanan dan mengatur proses spermatogenesis.
Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon,
seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan
tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.
Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke
dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human
chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan
pembedahan.
Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil.
Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma
urealyticum atau virus herpes.
Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli
maupun bukan bakteri.
Epididimitis
Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme penyebab
epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.
Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria
dewasa dapat menyebabkan infertilitas.
Sistem reproduksi wanita meliputi organ reproduksi, oogenesis, hormon pada wanita, fertilisasi,
1.Organ Reproduksi
Organ reproduksi wanita terdiri dari organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar.
Organ reproduksi dalam wanita terdiri dari ovarium dan saluran reproduksi (saluran kelamin).
Ovarium
Ovarium (indung telur) berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan panjang 3 – 4 cm. Ovarium
berada di dalam rongga badan, di daerah pinggang. Umumnya setiap ovarium menghasilkan ovum
setiap 28 hari. Ovum yang dihasilkan ovarium akan bergerak ke saluran reproduksi.
Fungsi ovarium yakni menghasilkan ovum (sel telur) serta hormon estrogen dan progesteron.
Saluran reproduksi
Saluran reproduksi (saluran kelamin) terdiri dari oviduk, uterus dan vagina.
Oviduk
Oviduk (tuba falopii) atau saluran telur berjumlah sepasang (di kanan dan kiri ovarium) dengan
panjang sekitar 10 cm. Bagian pangkal oviduk berbentuk corong yang disebut infundibulum. Pada
dilepaskan oleh ovarium. Ovum yang ditangkap oleh infundibulum akan masuk ke oviduk. Oviduk
Uterus
Uterus (kantung peranakan) atau rahim merupakan rongga pertemuan oviduk kanan dan kiri yang
berbentuk seperti buah pir dan bagian bawahnya mengecil yang disebut serviks (leher rahim).
Uterus manusia berfungsi sebagai tempat perkembangan zigot apabila terjadi fertilisasi. Uterus
terdiri dari dinding berupa lapisan jaringan yang tersusun dari beberapa lapis otot polos dan
lapisan endometrium. Lapisan endometrium (dinding rahim) tersusun dari sel-sel epitel dan
membatasi uterus. Lapisan endometrium menghasilkan banyak lendir dan pembuluh darah.
Lapisan endometrium akan menebal pada saat ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium) dan akan
Vagina
Vagina merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi bagian dalam pada wanita. Vagina
bermuara pada vulva. Vagina memiliki dinding yang berlipat-lipat dengan bagian terluar berupa
selaput berlendir, bagian tengah berupa lapisan otot dan bagian terdalam berupa jaringan ikat
berserat. Selaput berlendir (membran mukosa) menghasilkan lendir pada saat terjadi rangsangan
seksual. Lendir tersebut dihasilkan oleh kelenjar Bartholin. Jaringan otot dan jaringan ikat berserat
bersifat elastis yang berperan untuk melebarkan uterus saat janin akan dilahirkan dan akan
Organ reproduksi luar pada wanita berupa vulva. Vulva merupakan celah paling luar dari organ
kelamin wanita. Vulva terdiri dari mons pubis. Mons pubis (mons veneris) merupakan daerah atas
dan terluar dari vulva yang banyak menandung jaringan lemak. Pada masa pubertas daerah ini
mulai ditumbuhi oleh rambut. Di bawah mons pubis terdapat lipatan labium mayor (bibir besar)
yang berjumlah sepasang. Di dalam labium mayor terdapat lipatan labium minor (bibir kecil) yang
juga berjumlah sepasang. Labium mayor dan labium minor berfungsi untuk melindungi vagina.
Gabungan labium mayor dan labium minor pada bagian atas labium membentuk tonjolan kecil
Klitoris merupakan organ erektil yang dapat disamakan dengan penis pada pria. Meskipun klitoris
secara struktural tidak sama persis dengan penis, namun klitoris juga mengandung korpus
kavernosa. Pada klitoris terdapat banyak pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.
Pada vulva bermuara dua saluran, yaitu saluran uretra (saluran kencing) dan saluran kelamin
(vagina). Pada daerah dekat saluran ujung vagina terdapat himen atau selaput dara. Himen
2.Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Di dalam ovarium terdapat
oogonium (oogonia = jamak) atau sel indung telur. Oogonium bersifat diploid dengan 46
kromosom atau 23 pasang kromosom. Oogonium akan memperbanyak diri dengan cara mitosis
Oogenesis telah dimulai saat bayi perempuan masih di dalam kandungan, yaitu pada saat bayi
berusia sekitar 5 bulan dalam kandungan. Pada saat bayi perempuan berumur 6 bulan, oosit
primer akan membelah secara meiosis. Namun, meiosis tahap pertama pada oosit primer ini tidak
dilanjutkan sampai bayi perempuan tumbuh menjadi anak perempuan yang mengalami pubertas.
Pada saat bayi perempuan lahir, di dalam setiap ovariumnya mengandung sekitar 1 juta oosit
primer. Ketika mencapai pubertas, anak perempuan hanya memiliki sekitar 200 ribu oosit primer
Saat memasuki masa pubertas, anak perempuan akan mengalami perubahan hormon yang
menyebabkan oosit primer melanjutkan meiosis tahap pertamanya. Oosit yang mengalami meiosis
I akan menghasilkan dua sel yang tidak sama ukurannya. Sel oosit pertama merupaakn oosit yang
berukuran normal (besar) yang disebut oosit sekunder, sedangkan sel yang berukuran lebih kecil
Selanjutnya , oosit sekunder meneruskan tahap meiosis II (meiosis kedua). Namun pada meiosis
II, oosit sekunder tidak langsung diselesaikan sampai tahap akhir, melainkan berhenti sampai
terjadi ovulasi. Jika tidak terjadi fertilisasi, oosit sekunder akan mengalami degenerasi. Namun jika
ada sperma masuk ke oviduk, meiosis II pada oosit sekunder akan dilanjutkan kembali. Akhirnya,
meiosis II pada oosit sekunder akan menghasilkan satu sel besar yang disebut ootid dan satu sel
kecil yang disebut badan polar kedua (polosit sekunder). Badan polar pertama juga membelah
menjadi dua badan polar kedua. Akhirnya, ada tiga badan polar dan satu ootid yang akan tumbuh
Oosit dalam oogonium berada di dalam suatu folikel telur. Folikel telur (folikel) merupakan sel
pembungkus penuh cairan yang menglilingi ovum. Folikel berfungsi untuk menyediakan sumber
makanan bagi oosit. Folikel juga mengalami perubahan seiring dengan perubahan oosit primer
menjadi oosit sekunder hingga terjadi ovulasi. Folikel primer muncul pertama kali untuk
menyelubungi oosit primer. Selama tahap meiosis I pada oosit primer, folikel primer berkembang
menjadi folikel sekunder. Pada saat terbentuk oosit sekunder, folikel sekunder berkembang
menjadi folikel tersier. Pada masa ovulasi, folikel tersier berkembang menjadi folikel de Graaf
(folikel matang). Setelah oosit sekunder lepas dari folikel, folikel akan berubah menjadi korpus
luteum. Jika tidak terjaid fertilisasi, korpus luteum akan mengkerut menjadi korpus albikan.
Pada wanita, peran hormon dalam perkembangan oogenesis dan perkembangan reproduksi jauh
lebih kompleks dibandingkan pada pria. Salah satu peran hormon pada wanita dalam proses
Siklus menstruasi
Menstruasi (haid) adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai pelepasan
endometrium. Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh sperma. Siklus menstruasi sekitar
28 hari. Pelepasan ovum yang berupa oosit sekunder dari ovarium disebut ovulasi, yang berkaitan
dengan adanya kerjasama antara hipotalamus dan ovarium. Hasil kerjasama tersebut akan
peristiwa yang sangat penting, yaitu ovulasi. Ovulasi terjadi pada pertengahan siklus (½ n)
menstruasi. Untuk periode atau siklus hari pertama menstruasi, ovulasi terjadi pada hari ke-14
terhitung sejak hari pertama menstruasi. Siklus menstruasi dikelompokkan menjadi empat fase,
Fase menstruasi
Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh sperma, sehingga korpus luteum akan
menghentikan produksi hormon estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan
progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari dinding uterus yang menebal (endometrium).
Lepasnya ovum tersebut menyebabkan endometrium sobek atau meluruh, sehingga dindingnya
menjadi tipis. Peluruhan pada endometrium yang mengandung pembuluh darah menyebabkan
terjadinya pendarahan pada fase menstruasi. Pendarahan ini biasanya berlangsung selama lima
Fase pra-ovulasi
Pada fase pra-ovulasi atau akhir siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan hormon
merangsang pembentukan folikel primer di dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit primer.
Folikel primer dan oosit primer akan tumbuh sampai hari ke-14 hingga folikel menjadi matang
atau disebut folikel de Graaf dengan ovum di dalamnya. Selama pertumbuhannya, folikel juga
sel-sel penyusun dinding dalam uterus dan endometrium. Peningkatan konsentrasi estrogen
selama pertumbuhan folikel juga mempengaruhi serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifta
basa. Lendir yang bersifat basa berguna untuk menetralkan sifat asam pada serviks agar lebih
Fase ovulasi
Pada saat mendekati fase ovulasi atau mendekati hari ke-14 terjadi perubahan produksi hormon.
Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-ovulasi menyebabkan reaksi umpan balik negatif atau
penghambatan terhadap pelepasan FSH lebih lanjut dari hipofisis. Penurunan konsentrasi FSH
menyebabkan hipofisis melepaskan LH. LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de
Graaf. Pada saat inilah disebut ovulasi, yaitu saat terjadi pelepasan oosit sekunder dari folikel de
Graaf dan siap dibuahi oleh sperma. Umunya ovulasi terjadi pada hari ke-14.
Fase pasca-ovulasi
Pada fase pasca-ovulasi, folikel de Graaf yang ditinggalkan oleh oosit sekunder karena pengaruh
LH dan FSH akan berkerut dan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum tetap
memproduksi estrogen (namun tidak sebanyak folikel de Graaf memproduksi estrogen) dan
hormon lainnya, yaitu progesteron. Progesteron mendukung kerja estrogen dengan menebalkan
dinding dalam uterus atau endometrium dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada
endometrium. Progesteron juga merangsang sekresi lendir pada vagina dan pertumbuhan kelenjar
susu pada payudara. Keseluruhan fungsi progesteron (juga estrogen) tersebut berguna untuk
menyiapkan penanaman (implantasi) zigot pada uterus bila terjadi pembuahan atau kehamilan.
Proses pasca-ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke-28. Namun, bila sekitar hari
ke-26 tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan. Korpus
albikan memiliki kemampuan produksi estrogen dan progesteron yang rendah, sehingga
konsentrasi estrogen dan progesteron akan menurun. Pada kondisi ini, hipofisis menjadi aktif
untuk melepaskan FSH dan selanjutnya LH, sehingga fase pasca-ovulasi akan tersambung kembali
4.Fertilisasi
Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh
sperma. Fertilisasi umumnya terjadi segera setelah oosit sekunder memasuki oviduk. Namun,
sebelum sperma dapat memasuki oosit sekunder, pertama-tama sperma harus menembus
berlapis-lapis sel granulosa yang melekat di sisi luar oosit sekunder yang disebut korona radiata.
Kemudian, sperma juga harus menembus lapisan sesudah korona radiata, yaitu zona pelusida.
Zona pelusida merupakan lapisan di sebelah dalam korona radiata, berupa glikoprotein yang
Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun oosit sekunder saling
mengeluarkan enzim dan atau senyawa tertentu, sehingga terjadi aktivitas yang saling
mendukung.
hialuronidase
akrosin
antifertilizin
Antigen terhadap oosit sekunder sehingga sperma dapat melekat pada oosit sekunder.
Oosit sekunder juga mengeluarkan senyawa tertentu, yaitu fertilizin yang tersusun dari
sekunder mengeluarkan senyawa tertentu yang menyebabkan zona pelusida tidak dapat ditembus
oleh sperma lainnya. Adanya penetrasi sperma juga merangsang penyelesaian meiosis II pada inti
oosit sekunder , sehingga dari seluruh proses meiosis I sampai penyelesaian meiosis II dihasilkan
tiga badan polar dan satu ovum yang disebut inti oosit sekunder.
Segera setelah sperma memasuki oosit sekunder, inti (nukleus) pada kepala sperma akan
membesar. Sebaliknya, ekor sperma akan berdegenerasi. Kemudian, inti sperma yang
akan bersatu menghasilkan zigot dengan 23 pasang kromosom (2n) atau 46 kromosom.
5.Gestasi (Kehamilan)
Zigot akan ditanam (diimplantasikan) pada endometrium uterus. Dalam perjalannya ke uterus,
zigot membelah secara mitosis berkali-kali. Hasil pembelahan tersebut berupa sekelompok sel
yang sama besarnya, dengan bentuk seperti buah arbei yang disebut tahap morula.
Morula akan terus membelah sampai terbentuk blastosit. Tahap ini disebut blastula, dengan
rongga di dalamnya yang disebut blastocoel (blastosol). Blastosit terdiri dari sel-sel bagian luar
Sel-sel bagian luar blastosit merupakan sel-sel trofoblas yang akan membantu implantasi blastosit
pada uterus. Sel-sel trofoblas membentuk tonjolan-tonjolan ke arah endometrium yang berfungsi
sebagai kait. Sel-sel trofoblas juga mensekresikan enzim proteolitik yang berfungsi untuk
mencerna serta mencairkan sel-sel endometrium. Cairan dan nutrien tersebut kemudian
dilepaskan dan ditranspor secara aktif oleh sel-sel trofoblas agar zigot berkembang lebih lanjut.
Kemudian, trofoblas beserta sel-sel lain di bawahnya akan membelah (berproliferasi) dengan cepat
Berbagai macam membran kehamilan berfungsi untuk membantu proses transportasi, respirasi,
ekskresi dan fungsi-fungsi penting lainnya selama embrio hidup dalam uterus. Selain itu, adanya
lapisan-lapisan membran melindungi embrio terhadap tekanan mekanis dari luar, termasuk
kekeringan.
Sakus vitelinus
Sakus vitelinus (kantung telur) adalah membran berbentuk kantung yang pertama kali dibentuk
dari perluasan lapisan endoderm (lapisan terdalam pada blastosit). Sakus vitelinus merupakan
tempat pembentukan sel-sel darah dan pembuluh-pembuluh darah pertama embrio. Sakus
Korion merupakan membran terluar yang tumbuh melingkupi embrio. Korion membentuk vili
korion (jonjot-jonjot) di dalam endometrium. Vili korion berisi pembuluh darah emrbrio yang
berhubungan dengan pembuluh darah ibu yang banyak terdapat di dalam endometrium uterus.
Korion dengan jaringan endometrium uterus membentuk plasenta, yang merupakan organ
Amnion
Amnion merupakan membran yang langsung melingkupi embrio dalam satu ruang yang berisi
cairan amnion (ketuban). Cairan amnion dihasilkan oleh membran amnion. Cairan amnion
berfungsi untuk menjaga embrio agar dapat bergerak dengan bebas, juga melindungi embrio dari
Alantois
Alantois merupakan membran pembentuk tali pusar (ari-ari). Tali pusar menghubungkan embrio
dengan plasenta pada endometrium uterus ibu. Di dalam alantois terdapat pembuluh darah yang
menyalurkan zat-zat makanan dan oksigen dari ibu dan mengeluarkan sisa metabolisme, seperti
Sel-sel bagian dalam blastosit akan berkembang menjadi bakal embrio (embrioblas). Pada
embrioblas terdapat lapisan jaringan dasar yang terdiri dari lapisan luar (ektoderm) dan lapisan
dalam (endoderm). Permukaan ektoderm melekuk ke dalam sehingga membentuk lapisan tengah
(mesoderm). Selanjutnya, ketiga lapisan tersebut akan berkembang menjadi berbagai organ
Ektoderm akan membentuk saraf, mata, kulit dan hidung. Mesoderm akan membentuk tulang,
otot, jantung, pembuluh darah, ginjal, limpa dan kelenjar kelamin. Endoderm akan membentuk
Selanjutnya, mulai minggu ke-9 sampai beberapa saat sebelum kelahiran, terjadi penyempurnaan
berbagai organ dan pertumbuhan tubuh yang pesat. Masa ini disebut masa janin atau masa fetus.
6.Persalinan
Persalinan merupakan proses kelahiran bayi. Pada persalinan, uterus secara perlahan menjadi
lebih peka sampai akhirnya berkontraksi secara berkala hingga bayi dilahirkan. Penyebab
peningkatan kepekaan dan aktifitas uterus sehingga terjadi kontraksi yang dipengaruhi faktor-
Estrogen dihasilkan oleh plasenta yang konsentrasinya meningkat pada saat persalinan. Estrogen
Oksitosin
Oksitosin dihasilkan oleh hipofisis ibu dan janin. Oksitosin berfungsi untuk kontraksi uterus.
Prostaglandin
Prostaglandin dihasilkan oleh membran pada janin. Prostaglandin berfungsi untuk meningkatkan
Relaksin
Relaksin dihasilkan oleh korpus luteum pada ovarium dan plasenta. Relaksin berfungsi untuk
relaksasi atau melunakkan serviks dan melonggarkan tulang panggul sehingga mempermudah
persalinan.
7.Laktasi
Kelangsungan bayi yang baru lahir bergantung pada persediaan susu dari ibu. Produksi air susu
(laktasi) berasal dari sepasang kelenjar susu (payudara) ibu. Sebelum kehamilan, payudara hanya
terdiri dari jaringan adiposa (jaringan lemak) serta suatu sistem berupa kelenjar susu dan saluran-
Pada masa kehamilan, pertumbuhan awal kelenjar susu dirancang oleh mammotropin.
Mammotropin merupakan hormon yang dihasilkan dari hipofisis ibu dan plasenta janin. Selain
mammotropin, ada juga sejumlah besar estrogen dan progesteron yang dikeluarkan oleh plasenta,
sehingga sistem saluran-saluran kelenjar payudara tumbuh dan bercabang. Secara bersamaan
kelenjar payudara dan jaringan lemak disekitarnya juga bertambah besar. Walaupun estrogen dan
progesteron penting untuk perkembangan fisik kelenjar payudara selama kehamilan, pengaruh
khusus dari kedua hormon ini adalah untuk mencegah sekresi dari air susu. Sebaliknya, hormon
prolaktin memiliki efek yang berlawanan, yaitu meningkatkan sekresi air susu. Hormon ini
disekresikan oleh kelenjar hipofisis ibu dan konsentrasinya dalam darah ibu meningkat dari
minggu ke-5 kehamilan sampai kelahiran bayi. Selain itu, plasenta mensekresi sejumlah besar
somatomamotropin korion manusia, yang juga memiliki sifat laktogenik ringan, sehingga
Gangguan menstruasi
Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amenore primer dan
amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun
dengan atau tanpa perkembangan seksual. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi
selama 3 – 6 bulan atau lebih pada orang yang tengah mengalami siklus menstruasi.
Kanker genitalia
Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina, serviks dan ovarium.
Kanker vagina
Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena iritasi yang
diantaranya disebabkan oleh virus. Pengobatannya antara lain dengan kemoterapi dan bedah
laser.
Kanker serviks
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan epitel serviks.
Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas
Kanker ovarium
Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat pada panggul,
perubahan fungsi saluran pencernaan atau mengalami pendarahan vagina abnormal. Penanganan
Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar uterus, yaitu dapat
tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus, misalnya di paru-paru.
Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit dan nyeri pada masa menstruasi.
Jika tidak ditangani, endometriosis dapat menyebabkan sulit terjadi kehamilan. Penanganannya
Infeksi vagina
Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi vagina menyerang
wanita usia produktif. Penyebabnya antara lain akibat hubungan kelamin, terutama bila suami