Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sedang
mengembangkan suweg sebagai alternatif bahan pangan bagi masyarakat. Suweg
(Ammorphophallus paeonifolius) adalah jenis tanaman talas-talasan. Umbi
merupakan bagian cadangan makanan yang ada di dalam tanah serupa dengan ubi
jalar, bisa diolah menjadi tepung. Suweg telah dimanfaatkan oleh masyarakat
untuk bahan pangan, namun masih sebatas alternatif ketika beras atau tepung
tidak tersedia atau kurang terjangkau harganya (Baranur, 2016).
Suweg memiliki kadar serat yang tinggi sehingga bisa menjadi pengganti
oatmeal. Kandungan karbohidrat pada suweg juga tinggi mencapai 80 persen.
Fokus utama pengembangan suweg oleh LIPI saat ini adalah pada proses
perbanyakannya. Umumnya, masyarakat memperbanyak suweg secara
konvensional, LIPI mencoba beragam cara untuk memperbanyak suweg dengan
cepat. Diharapkan produksi suweg bisa lebih banyak sehingga dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat ketika konsumsi suweg sudah meningkat (Baranur, 2016).
Kesulitan untuk memproduksi tepung suweg terutama disebabkan
kesulitan mendapatkan pasokan bahan bakunya. Selama ini suweg belum menjadi
tanaman budidaya, bahkan sebagian besar justru dianggap tanaman liar. Umbi
suweg berbentuk setengah bola dengan diameter mencapai 35 sentimeter. Bobot
maksimalnya bisa mencapai 15 kilogram per umbi. Ketika dijadikan tepung,
suweg dapat digunakan sebagai bahan baku mie atau roti. Berdasarkan hasil
penelitian dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor selain kandungan serat, diuji pula indeks
glikemik (IG) untuk mengetahui kecepatan bahan karbohidrat tersebut melepas
glukosa ke dalam darah. Bahan pangan dengan parameter IG makin rendah akan
makin baik terutama bagi penderita diabetes melitus. Patokannya, IG di bawah 55
tergolong rendah. IG pada rentang 55-70 tergolong sedang. Kemudian IG dengan
angka di atas 70 tergolong tinggi. IG pada tepung suweg mencapai 36. Ini
tergolong sangat rendah karena jauh di bawah patokan IG rendah dengan angka

1
indeks 55. Dengan serat pangan yang tinggi dan indeks glikemik yang rendah,
tepung suweg bermanfaat untuk mencegah timbulnya kanker usus besar,
divertikular, kardiovaskular, kegemukan, kolesterol tinggi, dan kencing manis
atau diabetes (Fitria, 2014).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu suweg?
2. Bagaimana cara pertumbuhan suweg?
3. Bagaimana cara budidaya suweg?
4. Apa saja manfaat dari suweg?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui umbi konsumsi suweg.
2. Mengetahui cara perkembangbiakan suweg.
3. Mengetahui cara budidaya suweg.
4. Mengetahui manfaat suweg.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Tanaman Suweg


Suweg (bahasa Jawa) adalah tanaman anggota marga Amorphophallus dan
masih berkerabat dekat dengan bunga bangkai raksasa (A. titanum) dan iles-iles
(A. muelleri).
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotiledonae
Ordo : Arales
Famili : Araceae
Genus : Amorphophallus
Spesies : Amorphophallus campanulatu

Nama lain dari suweg, antara lain:


Inggris : elephant yam, telinga potato
Jawa : suweg, waloor
Sunda : beles, sooweg
Madura: sobek

Tanaman suweg cukup unik, habitatnya tidak bersih, cendrung lembab.


Bunga tanaman ini mengeluarkan aroma tidak sedap, akan tetapi tanaman suweg
tidak membentuk buah dan biji. Beberapa waktu setelah bunga mekar organ
jantan dan betina akan layu dan akhirnya mati. Tanaman suweg hidup selama satu
musim, dengan satu umbi berada di dalam tanah. Untuk lebih rincinya morfologi
dari tanaman suweg diuraikan sebagai berikut:
1. Umbi Suweg
Umbi suweg berbentuk bulat, bagian
atasnya berlekuk dangkal bekas tempat
pangkal tangkai daun.Umbi suweg
termasuk umbi batang, merupakan
perubaahan bentuk dari batang yang
berfungsi cebagai penyimpan cadangan
makanan (karbohidrat).Ciri-ciri yang
dimiliki umbi batang tersebut antara lain terdapat bekas pangkal pelepah daun

3
serta mata tunas yang berguna untuk perkembangan tanaman. Bagian teratas umbi
biasanya berada sekitar 10-15 cm di dalam permukaan tanah.Umbi suweg terdiri
atas kulit umbi dan daging umbi. Pada kulit umbi terdapat terdapat mata tunas
utama, tunas anakan, tunas akar, akar aktif dan akar mati. Daging umbi berwarna
putih kemerah-merahan dan terasa licin berlendir, daging umbi berisi cadangan
karbohidrat yang berfungsi untuk pertumbuhan selanjutnya. Umbi suweg
mengandung karbohidrat relatif tinggi, dalam 100 gram bahan baku memiliki
kandungan 15, 7 gram atau 80% sampai dengan 85%. Kandungan karbohidrat
pada umbi suweg dapat dijadikan beraneka produk seperti tepung suweg
walaupun masih belum populer bila dibandingkan dengan tepung singkong dan
jenis tepung lainnya

2. Akar tanaman suweg


Akar tanaman suweg berupa akar
serabut berwarna putih kekuning-
kuningan, akar tumbuh dari batang
suweg.Pada tanaman yang masih muda
akar berjumlah banyak, tumbuh dan
berpangkal pada bonggol dan kulit
umbi.Bonggol suweg yang berdiameter
sekitar 3 cm mampu menghasilkan sekitar 40-50 akar utama. Umbi yang
berukuran lebih besar memiliki akar lebih banyak. Pada tanaman yang sudah lama
tumbuh akar juga akan keluar dari kulit umbi yang terbentuk sebelumnya. Akar
suweg membentuk rambut-rambut akar, sejak dari pangkal akar hingga
ujungnya.Akar tumbuh ke samping dan kadang-kadang masuk ke dalam
tanah.Perakaran tanaman suweg biasanya tidak jauh dari permukaan tanah,
membentuk suatu forma yang kuat untuk mendukung tegaknya tanaman berikut
helaian daun diatasnya yang tumbuh meninggi.

4
3. Batang
Batang tanaman suweg agak sulit dikenali
karena berada di dalam tanah dan wujudnya
tidak seperti batang pada tanaman
umumnya. Batang suweg merupakan bagian
kecil dari umbi yang berada di atas umbi
berupa lekukan tempat menempelnya tunas
utama dan sebagian tunas akar yang
melingkari pangkal tunas utama. Bagian
yang semula disebut sebagai batang, pada pertumbuhan selanjutnya batang
tersebut akan hilang dan berubah menjadi umbi. Sementara yang disebut sebagai
batang adalah bagian dari bonggol tunas baru yang tumbuh dari umbi yang
bersangkutan, yang semula berada di bawah umbi. Oleh karena itu, jikalau umbi
memiliki beberapa anakan umbi yang juga tumbuh maka umbi menjadi berbatang
banyak.

4. Daun
Tanaman suweg selama
pertumbuhannya memiliki beberapa
daun. Setiap daun terdiri atas satu
tangkai,dan mendukung satu daun
tunggal. Bagian bagian daun tersebut
adalah tangkai daun, tangkai daun suweg
dapat mencapai 1,6 m dan diameter
mencapai 8 cm. ukuran tangkai daun
lebih besar dan lebih panjang dibandingkan dengan batang tanaman suweg.
Tangkai daun tersebut tumbuh ke atas, tidak seperti tangkai tanaman lainnya yang
tumbuh ke samping.Dengan tampilan demikian seringkali masyarakat mengatakan
tangkai tersebut sebagai batang.Bagian daun selanjutnya yaitu helaian daun atau
daun itu sendiri, daun tanaman suweg memiliki tulang daun yang menjari.Dan
daunnya berwarna hijau terang.

5
5. Bunga
Suweg memiliki bunga yang indah
berwarna merah keunguan dan
bercampur dengan kuning.Berukuran
besar, berbentuk kerucut, dan memiliki
bau khas yang dapat tercium hingga
radius 50 meter.Bunga suweg tumbuh
di atas umbi yang terdiri atas bunga
seludang dan juga tongkol.Suweg berbunga setahun sekali dengan umur bunga
yang hanya satu bulan. Setelah bunga layu, tanaman suweg akan bersemi kembali.
Batang muda mulai tumbuh pada umbi yang sebelumnya ditumbuhi bunga.
Setelah berumur Sembilan bulan, tanaman suweg akan memiliki organ tangkai
daun dan daun yang sudah utuh. Umbi suweg memiliki bnejolan-benjolan yang
tidak rata yang merupakan calon tunas yang ketika dipisah dan ditanam kembali
akan menghasilkan tanaman suweg baru

2.2 Budidaya Tanaman Suweg


2.2.1 Syarat Tumbuh
Suweg membutuhkan suhu rata-rata harian 25–35°C. Curah hujan rata-rata
tahunan yang dibutuhkan antara 100mm-1500mm. Untuk hasil yang baik,
tanaman suweg menghendaki tanah yang subur serta tidak becek. Selain itu
derajat keasaman tanah yang ideal adalah antara pH 6 – 7 serta pada kondisi jenis
tanah apa saja. Naungan yang ideal untuk tanaman suweg adalah jenis jati,
mahoni sono, dan lain-lain yang dapat menaungi. Tingkat kerapatan naungan
minimal 40% sehingga semakin rapat semakin baik, suweg termasuk tanaman
yang suka naungan sehingga penanaman sebaiknya dilakukan di bawah tegakan
pohon seperti sawo ataupun nangka.

2.2.2 Pembibitan
Perbanyakan bibit dengan anak umbi atau mata tunas yang terdapat pada
umbi. Perbanyakan dengan biji jarang dilakukan karena pada keadaan normal

6
tanaman ini memerlukan waktu yang cukup lama, yaitu satu setengah tahun untuk
bisa dipanen kembali.

2.2.3 Pengolahan Tanah


Tanah diolah agar gembur. Penggemburan tanah perlu dilakukan secara
rutin untuk memudahkan umbi dalam melakukan pertumbuhan sehingga hasilnya
dapat berukuran besar. Lubang tanam dibuat minimal 15 cm. Anak umbi atau
mata tunas ditanam dengan jarak tanam 45-90 cm x 120 cm.

2.2.4 Pemanenan
Umur panen 4-5 bulan jika bibit yang digunakan dari umbi anak, dan 9-10
bulan jika bibit yang digunakan berasal dari mata tunas umbi. Pemanenan
dilakukan jika daun dan tangkai tanaman suweg mulai menguning dan mengering.
Jika tangkai daun sudah rebah, tanaman suweg hendaknya dipanen sesegera
mungkin. Jika umbi tidak segera dipanen, banyak masyarakat yang percaya bahwa
suweg akan memberikan rasa gatal ketika dikonsumsi.

2.3 Pemanfaatan Tanaman Suweg


Sumber pangan karbohidrat tidak hanya berasal dari beras saja, akan tetapi
masih ada yang lain seperti umbi–umbian yang sangat potensial contohnya umbi
suweg. Suweg sebagai jenis umbi-umbian jarang diolah dan dikonsumsi
masyarakat karena dengan cara pengolahan biasa bisa menimbulkan gatal-gatal di
lidah. Namun dengan pengolahan khusus dan dijadikan tepung, suweg ternyata
memiliki kandungan serat lebih besar dibanding oatmeal. Kandungan gizi setiap
100 gram umbi suweg meliputi: kalori 60–69 kal, protein 1gr, lemak 0,1 gr,
karbohidrat 15,7 gr, kalsium 62 mg, fosfor 41mg, besi 4,2 mg, vit B1 0,07 mg dan
air 82 gr. Tepung suweg dapat dijadikan sebagai alternatif dalam pembuatan
berbagai olahan makanan seperti roti, mie, dan kue-kue yang berbahan dasar dari
tepung terigu dan beras.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Umbi konsumsi suweg mengandung karbohidrat relatif tinggi, dalam 100 gram
bahan baku memiliki kandungan 15, 7 gram atau 80% sampai dengan 85%.
Kandungan karbohidrat pada umbi suweg dapat dijadikan beraneka produk
seperti tepung suweg walaupun masih belum populer bila dibandingkan dengan
tepung singkong dan jenis tepung lainnya
2. Cara perkembangbiakan suweg adalah dengan perbanyakan bibit melalui anak
umbi atau mata tunas yang terdapat pada umbi.
3. Ditinjau dari budidayanya, tanaman suweg sangat toleran terhadap kondisi
tanah, iklim dan hama penyakit. Tanaman suweg mudah dibudidayakan dengan
adanya naungan di atasnya.
4. Manfaat suweg dalam bentuk tepung suweg dapat dijadikan sebagai alternatif
dalam pembuatan berbagai olahan makanan seperti roti, mie, dan kue-kue yang
berbahan dasar dari tepung terigu dan beras.

3.2 Saran
Diharapkan adanya sosialisasi mengenai pentingnya manfaat umbi suweg
melalui para penyuluh di pedesaan maupun kota dengan dukungan pemerintah
daerah setempat.

8
DAFTAR PUSTAKA

Baranur.2016. Potensi Umbi Suweg dalam Industri Pengolahan. (diakses pada


tanggal 10 Maret 2017).

Fitria. 2014. Budidaya Suweg (pusat-pkkp.bkp.pertanian.go.id) (diakses pada


tanggal 10 Maret 2017).

Permatasari, M. 2014. Keragaman suweg (amorphophophallus campanulatus) di


wilayah eks karesidenan surakarta berdasarkan karakter morfologi,
anatomi dan pola pita isozim. Jurnal Bioteknologi 11 (1) : 11-18.
Pitojo, Sejito. 2007. Suweg. Kanisius: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai