MODUL
MODUL SE – 05
DOKUMEN KONTRAK
KATA PENGANTAR
LEMBAR TUJUAN
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
LEMBAR TUJUAN ii
DAFTAR ISI iv
DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN
MODUL PELATIHAN AHLI
TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN
JALAN (Supervision Engineer of
Roads Construction) vi
DAFTAR MODUL vii
PANDUAN INSTRUKTUR viii
4.2 Gambar-Gambar IV – 11
4.3. Daftar Kuantitas Dan Harga IV – 12
RANGKUMAN R–1
LAMPIRAN
1. Syarat-Syarat Kontrak L–1
2. Bentuk Surat Perjanjian (NCB) L – 32
3. Form of Agreement (ICB) L – 35
HAND OUT
1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Ahli Teknik Supervisi
Pekerjaan Jalan (Supervision Engineer of Roads Construction) dibakukan
dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang
didalamnya telah ditetapkan unit-unit kerja sehingga dalam Pelatihan Ahli
Teknik Supervisi Pekerjaan Jalan (Supervision Engineer of Roads
Construction) unit-unit tersebut menjadi Tujuan Khusus Pelatihan.
2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-masing
Unit Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang
menghasilkan kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dari
setiap Elemen Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu susunan
kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan
kompetensi tersebut.
3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka
berdasarkan Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun
seperangkat modul pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang
harus menjadi bahan pengajaran dalam pelatihan Ahli Teknik Supervisi
Pekerjaan Jalan (Supervision Engineer of Roads Construction).
DAFTAR MODUL
Jabatan Kerja : Supervision Engineer of Roads Construction (SE)
Nomor
Kode Judul Modul
Modul
1 SE – 01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
2 SE – 02 Pengendalian Lingkungan
9 SE – 09 Pelaporan
PANDUAN INSTRUKTUR
A. BATASAN
KODE MODUL : SE – 05
B. RENCANA PEMBELAJARAN
1. Ceramah : Pembukaan
Memberikan penjelasan
mengenai Mengikuti penjelasan ins- OHP.
Kontrak lumpsum truktur
Kontrak harga satuan Mengajukan pertanyaan
Kontrak biaya tambah imbalan jasa apabila kurang jelas
(cost plus fee)
Waktu : 55 menit
Memberikan penjelasan
mengenai Mengikuti penjelasan ins- OHP.
Dokumen kontrak kerja konstruksi truktur
Isi kontrak kerja konstruksi Mengajukan pertanyaan
Surat perjanjian apabila kurang jelas
Syarat hukum perjanjian
Waktu : 60 menit
Memberikan penjelasan
mengenai Mengikuti penjelasan ins- OHP.
Syarat-syarat Umum Kontrak truktur
Syarat-syarat Khusus Kontrak Mengajukan pertanyaan
apabila kurang jelas
Waktu : 90 menit
Gambar-gambar
Daftar Kuantitas dan Harga
Waktu : 60menit
BAB I
SISTEM KONTRAK
1.1. UMUM
Sistem kontrak yang dipilih adalah sistem kontrak yang telah ditentukan pada
naskah draft kontrak yang ada dalam dokumen lelang. Pemilihan sistem kontrak
yang digunakan tersebut disesuaikan dengan jenis, sifat, dan nilai pengadaan jasa
pemborongan yang bersangkutan.
Dalam kontrak lumpsum semua risiko yang mungkin terjadi dalam proses
pengadaan jasa pemborongan tersebut, sepenuhnya menjadi tanggung jawab
penyedia jasa pemborongan kecuali dalam hal terjadi keadaan kahar (force
majeure).
Pada sistem kontrak harga satuan ini, yang mengikat sebagai harga kontrak
adalah harga satuan masing-masing mata pembayaran untuk sejumlah volume
yang dimuat dalam daftar kuantitas dan harga. Sedangkan nilai total kontrak untuk
seluruh pekerjaan yang merupakan penjumlahan semua hasil perkalian volume
dan harga satuan masing-masing mata pembayaran adalah merupakan nilai yang
“belum pasti” dan bukan merupakan nilai yang akan dibayarkan pada akhir
kontrak apabila seluruh pekerjaan telah terselesaikan.
Karena harga satuan adalah mengikat dalam kontrak, maka nilai harga satuan
masing-masing mata pembayaran tidak dapat diubah kecuali apabila terjadi
perubahan volume mata pembayaran dari volume awal melebihi nilai tertentu,
misalnya 15%, atau karena adanya penyesuaian harga sebagai akibat fluktuasi
harga yang resmi misalnya berdasarkan data badan statistic.
Sistem kontrak harga satuan ini umumnya diterapkan pada jenis-jenis pekerjaan
yang volumenya tidak dapat dihitung secara pasti sehubungan dengan sifat
perencanaannya sendiri masih harus disesuaikan dengan kondisi lapangan
sehingga akan mempengaruhi nilai volume awal yang disiapkan pengguna jasa.
Kontrak sistem cost plus fee adalah kontrak pengadaan jasa pemborongan yang
berdasarkan biaya yang dikeluarkan ditambah fee yang disepakati. Pembayaran
dilakukan secar periodik ( misalnya bulanan ) dengan nilai pembayaran minimum
yang disepakati para pihak. Kontrak jenis ini umumnya digunakan untuk jenis dan
volume pekerjaannya belum pasti.
Pasal 30 Keppres No. 80 Tahun 2003 mengatur ketentuan mengenai jenis kontrak pengadaan barang
dan jasa sebagai berikut :
a. Lumpsum
Kontrak Lumpsum adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian
seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah harga yang pasti dan
tetap, dan semua resiko yang mungkin terjadi bdalam proses penyelesaian
pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh penyedia barang/jasa.
b. Harga Satuan
Kontark Harga satuan adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelsaian
seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, berdasarkan harga satuan yang
pasti dan tetap untuk setiap satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis
tertentu, yang volume pekerjaannya masih bersifat perkiraan semetara, sedangkan
pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan
yang benar-benar telah dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa.
c. Gabungan Lumpsum dan Harga Satuan
Kontrak Gabungan Lumpsum edan Harga Satuan adalah kontrak yang merupakan
gabungan lumpsum dan hartga satuan dalam satu pekerjaan yang diperjanjikan.
d. TerimaJadi (Turn Key)
Kontrak Terima Jadi adalah kontrak pengadaan barang/jasa pemborongan atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga
pasti dan tetap sampai seluruh bangunan/konstruksi, peralatan dan jaringan utama
maupun penunjangnya berfungsi dengan baik sesuai dengan kriteria kinerja yang
telah ditetapkan.
e. Persentase
Kontrak Persentase adalah kontrak pelaksanaan jasa konsultansi di bidang
konstruksi atau pekerjaan pemborongan tertentu, dimana konsultan yang
bersangkutan menerima imbalan jasa berdasarkan persentase tertentu dari nilai
pekerjaan fisik konstruksi/pemborongan tersebut.
a. Tahun Tunggal
Kontrak Tahun Tunggal adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan yang mengikat dana
anggaran vuntuk asa 1 (satu) tahun anggaran.
b. Tahun Jamak
Kontrak Tahun Jamak adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan yang mengikat dana
anggaran untuk masa lebih dari 1 (satu) tahun anggaran yang dilakukan atas
persetujuan Menteri Keuangan untuk pengadaan yang dibiayai APBN, Gubernur
untuk pengadaan yang dibiayai APBD Propinsi, Bupati/Walikota untuk pengadaan
yang dibiayai APBD Kabupaten/Kota.
BAB II
KONTRAK KERJA KONSTRUKSI
Keppres N0. 80/2003 memuat ketentuan mengenai dokumen kontrak sebagai berikut :
Dengan ketentuan tersebut, maka kontrak kerja konstruksi yang tidak memuat
ketiga belas uraian tersebut dapat dinyatakan sebagai cacat hukum.
Huruf C Bab II Lampiran I Keppres No. 80/2003 memuat ketentuan mengenai surat
perjanjian pengadaan barang/jasa sebagai berikut :
a. Pembukaan (Komparasi)
Pembukaan adalah bagian dari surat perjanjian yang meliputi :
1) Judul Kontrak;
2) Nomor Kontrak;
3) Tanggal Kontrak;
4) Kalimat Pembuka;
5) Penandatanganan Kontrak;
6) Para Pihak Dalam Kontrak;
b. Isi
1) Pernyataan bahwa para pihak telah sepakat atau setuju untuk mengadakan
kontrak mengenai obyek yang dikontrakkan sesuai dengan jenis
pekerjaannya;
2) Pernyataan bahwa para pihak telah menyetujui besarnya harga kontrak.
Harga kontrak harus ditulis dengan angka dan huruf, serta rincian sumber
pembiayaannya;
3) Pernyataan bahwa ungkapan-ungkapan dalam perjanjian harus mempunyai
makna yang sama seperti yang tercantum dalam kontrak;
4) Pernyataan bahwa kontrak yang dibuat ini meliputi beberapa dokumen dan
merupakan satu kesatuan yang disebut kontrak;
5) Pernyataan bahwa apabila terjadi pertentangan antara ketentuan yang ada
dalam dokumen-dokumen perjanjian/kontrak maka yang dipakai adalah
dokumen urutannya lebih dulu;
6) Pernyataan mengenai persetujuan para pihak untuk melaksanakan
kewajibannya masing-masing, yaitu pihak pertama membayar harga kontrak
dan pihak kedua melaksanakan pekerjaan yang diperjanjikan dalam kontrak;
7) Pernyataqan mengenai jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, yaitu kapan
dimulai dan diakhirinya pekerjaan terseburt
8) Pernyataan mengenai kapan mulai efektif berlakunya kontrak.
c. Penutup
Penutup adalah bagian surat perjanjian yang memuat :
1) pernyataan bahwa para pihak dalam perjanjian ini telah menyetujui untuk
melaksanakan perjanjian sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku di Indonesia pada hari dan tanggal penandatangana perjanjian
tersebut;
2) Tanda tangan para pihak dalam surat perjanjian dengan dibubuhi meterai.
Dalam hal penyedia adalah: (1) PT, maka yang menandatangani kontrak adalah
direksi atau pejabat yang ditunjuk mwakili PT sesuai dengan akta pendirian PT; (2)
CV, maka yang menandatangani kontrak adalah pengurus CV yang ditunjuk
mewakili CV sesuai dengan akta pendirian CV;(3) LSM, NGO, maka yang
menandatangani kontrak adalah pimpinan LSM/NGO sesuai dengan akta pendirian
LSM/NGO; (4) Lembaga penelitian/pengabdian masyarakat adalah pimpinan
lembaga tersebut; (5) Koperasi, maka yang menandatangani kontrak adalah
pengurus koperasi yang ditunjuk mewakili koperasi sesuai dengan akte pendirian
koperasi; (6) Perseorangan maka yang menandatangani adalah orang tersebut
karena mereka mewakili diri sendiri.
BAB III
SYARAT-SYARAT KONTRAK
3.1. UMUM
Dokumen ini terdiri dari Syarat-syarat Umum Kontrak yang memuat batasan
pengertian istilah yang digunakan, hak, kewajiban, tanggung jawab termasuk
tanggung jawab pada pekerjaan yang disubkontrakkan, sanksi, penyelesaian
perselisihan, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam
pelaksanaan kontrak bagi setiap pihak, dan Syarat-syarat Khusus Kontrak yang
memuat ketentuan-ketentuan yang lebih spesifik sebagaimana yang dirujuk dalam
pasal-pasal Syarat-syarat Umum Kontrak
Syarat-syarat Khusus Kontrak memuat perubahan, penambahan, atau
penghapusan ketentuan dalam Syarat-syarat Umum Kontrak, dan sifatnya lebih
mengikat dari pada syarat-syarat umum kontrak.
Untuk pengadaan jasa konstruksi di lingkungan pemerintah yang dilakukan
dengan cara pelelangan nasional (National Competitive Bidding/NCB), syarat-
syarat kontrak yang digunakan adalah syarat-syarat kontrak sesuai Keputusan
Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 257/KPTS/M/2004 tentang
Standar Dan Pedoman Jasa Konstruksi, sedangkan untuk yang dilakukan dengan
cara pelelangan internasional (International Competitive Bidding/ICB) digunakan
Conditions of Contract for Works of Civil Works Engineering Construction dari
FIDIC (Federation Internationale Des Inginieurs-Conseils) yang terdiri dari Part I
General Conditions dan Part II Conditions of Particular Application
2. Penerapan
Penerapan adalah ketentuan bahwa syarat-syarat umum kontrak harus
diterapkan secara luas tanpa boleh melanggar ketentuan-ketentuan lain dalam
kontrak secara keseluruhan serta peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Ketentuan mengenai penerapan ini juga memuat urutan kekuatan hukum
semua dokumen kontrak. Dengan ketentuan ini, maka apabila terjadi
perbedaan pengertian, penafsiran atau pencantuman yang berlaku adalah
yang tercantum pada dokumen yang hirarkinya lebih tinggi.
3. Asal Jasa
Ketentuan ini menjelaskan mengenai persyaratan asal jasa yang menjadi
obyek perjanjian dalam kontrak termasuk persyaratan penyedia jasa asing.
5. Jaminan
Ketentuan ini menguraikan semua jaminan yang wajib disediakan oleh
penyedia jasa mencakup nilai, bentuk, penjamin, dan masa laku jaminan yang
terdiri atas: jaminan uang muka, jaminan pelaksanaan, dan jaminan
pemeliharaan.
6. Asuransi
Ketentuan ini mengatur mengenai kewajiban penyedia jasa untuk menyediakan
asuransi dalam rangka pelaksanaan pekerjaan yang meliputi asuransi
terhadap: barang, peralatan dan personil, pihak ketiga atas kecelakaan di
lokasi kerja, dan perlindungan terhadap kegagalan bangunan.
7. Pembayaran
Ketentuan tentang pembayaran ini mengatur mengenai cara-cara pembayaran,
mata uang yang digunakan, serta waktu pengajuan tagihan dan pembayaran
9. Penyerahan Lapangan
Ketentuan ini mengatur kewajiban pengguna jasa untuk menyerahkan
seluruh/sebagian lapangan pekerjaan kepada penyedia jasa agar
memungkinkan penyedia jasa dapat memulai pelaksanaan pekerajaan.
25. Pengawasan
Ketentuan ini mengatur mengenai hak pengguna jasa melakukan pengawasan
atas pelaksanaan pekerjaan oleh penyedia jasa dengan menunjuk pihak yang
mewakilinya.
penyedia jasa dalam periode waktu tertentu (uji coba ketiga) yang
dituangkan dalam berita acara SCM tingkat atasan.
e) Pada setiap uji coba yang gagal, pengguna jasa harus menerbitkan
surat peringatan kepada penyedia jasa atas keterlambatan realisasi
fisik pelaksanaan pekerjaan.
f) Apabila pada uji coba ketiga masih gagal, maka pengguna jasa
dapat menyelesaikan pekerjaan melalui kesepakatan tiga pihak atau
memutuskan kontrak secara sepihak dengan mengesampingkan
pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
2) Kesepakatan tiga pihak
28. Penyedia jasa masih bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan sesuai
ketentuan kontrak.
29. Pengguna jasa menetapkan pihak ketiga sebagai penyedia jasa yang akan
menyelesaikan sisa pekerjaan atau atas usulan penyedia jasa.
32. Kesepakatan tiga pihak dituangkan dalam berita acara dan menjadi dasar
pembuatan amandemen kontrak.
c. Pemutusan kontrak dilakukan bilamana penyedia jasa cidera janji atau tidak
memenuhi kewajiban dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur di dalam
kontrak. Kepada penyedia jasa dikenakan sanksi.
42. Perpajakan
Ketentuan ini menetapkan mengenai peraturan perundang-undangan
mengenai perpajakan yang diberlakukan pada kontrak.
43. Korespondensi
Ketentuan ini mengatur mengenai korespondensi antara para pihak berkaitan
dengan: bentuk korespondensi yang berlaku dan alamat para pihak.
c. Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh pengguna jasa atas keterlambatan
pembayaran adalah sebesar bunga terhadap nilai tagihan yang
terlambat dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat
itu menurut ketetapan Bank Indonesia, atau dapat diberikan kompensasi
sesuai ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak
d.
46. Serah Terima Pekerjaan
Ketentuan ini mengatur mengenai serah terima pekerjaan selesai yang
mencakup: persyaratan pekerjaan selesai, tata cara penyerahan pekerjaan,
dan kewajiban para pihak.
a. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen), penyedia jasa
mengajukan permintaan secara tertulis kepada pengguna jasa untuk
penyerahan pertama pekerjaan.
b. Pengguna jasa memerintahkan panitia penerima pekerjaan untuk
melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh
penyedia jasa selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah diterimanya surat
permintaan dari penyedia jasa. Apabila terdapat kekurangan dan/atau cacat
hasil pekerjaan, penyedia jasa wajib menyelesaikan/memperbaiki,
kemudian panitia penerima pekerjaan melakukan pemeriksaan kembali dan
apabila sudah sesuai dengan ketentuan kontrak, maka dibuat berita acara
penyerahan pertama pekerjaan.
c. Setelah penyerahan pertama pekerjaan pengguna jasa membayar sebesar
100% (seratus persen) dari nilai kontrak dan penyedia jasa harus
menyerahkan jaminan pemeliharaan sebesar 5% (lima persen) dari nilai
kontrak.
d. Penyedia jasa wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa
pemeliharaan sehingga kondisi tetap berada seperti pada saat penyerahan
pertama pekerjaan.
e. Setelah masa pemeliharaan berakhir penyedia jasa mengajukan
permintaan secara tertulis kepada pengguna jasa untuk penyerahan akhir
pekerjaan.
f. Pengguna jasa menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah penyedia
jasa melaksanakan semua kewajibannya selama masa pemeliharaan
dengan baik, setelah diperiksa oleh panitia penyerahan pekerjaan dan telah
dibuat berita acara penyerahan akhir pekerjaan.
49. Percepatan
Ketentuan ini mengatur mengenai hak pengguna jsa untuk meminta kepada
penyedia jasa untuk menyelesaiak pekerjaan sebelum rencana tanggal
penyelesaian pekerjaan teramsuk: usulan biaya yang diperlukan.
50. Kompensasi
Ketentuan ini mengatur mengenai hal-hal yang termasuk dalam kompensasi
yang dapat diberikan kepada penyedia jasa.
51. Penangguhan
Ketentuan ini memberikan hak kepada pengguna jasa untuk menangguhkan
pembayaran kepada penyedia jasa apabila penyedia jasa tidak melakukan
kewajiban sesuai ketentuan dalam kontrak dengan pesyaratannya.
BAB IV
SPESIFIKASI TEKNIS, GAMBAR-GAMBAR, DAN
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
Jika proses pengadaan yang dipilih adalah pelelangan, biasanya Dokumen Proyek
itu disebut Dokumen Lelang, dibedakan atas Dokumen Lelang LCB (Local
Competitive Bidding) dan Dokumen lelang ICB (International Competitive Biding)
Spesifikasi adalah salah satu elemen dari Dokumen Kontrak yang menguraikan
secara rinci ketentuan-ketentuan teknis dari Proyek dimaksud.
Dokumen kontrak nasional (NCB) sesuai urutan kekuatan hukumnya terdiri atas
sebagai berikut :
1) Surat Perjanjian;
2) Surat Penunjukan Pemenang Lelang;
3) Surat Penawaran;
4) Adendum Dokumen Lelang (bila ada);
5) Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
6) Syarat-Syarat Umum Kontrak
7) Spesifikasi Teknis;
8) Gambar-gambar;
9) Daftar Kuantitas dan Harga yang telah diisi hargapenawarannya;
10) Dokumen lain yang tercantum dalam data kontrak pembentuk bagian dari
kontrak.
Masih perlu penjelasan lebih lanjut, apa yang dimaksud dengan hasil akhir suatu
pekerjaan, apakah hasil akhir dari suatu item pekerjaan ataukah hasil akhir dari
suatu Seksi Pekerjaan, ataukah hasil akhir dari suatu Divisi Pekerjaan ataukah
hasil akhir dari total proyek ?
Produk
Mulai Masukan Proses Stop
Akhir
Yang dimaksud dengan proses adalah upaya mencapai produk akhir yang diatur
sesuai dengan ketentuan yang ada pada setiap pay item.
Produk
Mulai Masukan Proses Akhir Stop
Spesifikasi untuk prasarana jalan / jembatan lebih condong kepada jenis Multi
Step and Method Specification, karena jenis spesifikasi ini memberikan bimbingan
cara pelaksanaan langkah demi langkah agar diperoleh hasil pekerjaan yang
sesuai dengan yang dipersyaratkan. Spesifikasi yang dipilih untuk modul pelatihan
ini adalah jenis Multi Step and Method Specification.
Pemilihan jenis Spesifikasi ini juga memberi kemudahan bagi kontraktor yang baru
pertama kali menangani pekerjaan jalan dan jembatan.
Kontraktor
o Kontraktor perlu mempelajari secara cermat isi Spesifikasi sebagai bahan
pertimbangan dalam menyiapkan penawaran dalam keikutsertaannya
dalam proses pengadaan.
o Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya persepsi yang salah terhadap
isi Spesifikasi, kontraktor perlu memanfaatkan tahap aanwijzing dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan Spesifikasi,
agar didalam menyiapkan penawaran dapat diperoleh besarnya penawaran
yang realistis, masih memberikan harapan keuntungan yang wajar apabila
proyek dilaksanakan dengan prinsip tepat mutu, tepat waktu dan tepat
biaya.
Konsultan
o Spesifikasi standar yang telah ada biasanya disebut Spesifikasi Umum.
Pada tahap pra kontrak konsultan perlu melakukan review terhadap
Spesifikasi Umum disesuaikan dengan kebutuhan riil di lapangan, berkaitan
dengan aspek penyempurnaan perencanaan teknis yang berakibat
terhadap kemungkinan penambahan atau pengurangan item pekerjaan.
o Review tersebut di atas bisa berakibat perlu adanya tambahan item
pekerjaan maupun pengurangan item pekerjaan.
o Jika di dalam Spesifikasi Umum belum terdapat item pekerjaan
sebagaimana dihasilkan oleh review dimaksud, maka konsultan tidak perlu
mengubah Spesifikasi Umum yang ada akan tetapi harus menyiapkan
Spesifikasi Khusus sebagai tambahan terhadap Spesifikasi Umum.
o Spesifikasi Umum dan Spesifiksi Khusus tersebut kemudian disebut
sebagai Spesifikasi.
o Membantu Panitia Pengadaan dalam menjelaskan isi Spesifikasi selama
proses aanwij.
Kontraktor
o Spesifikasi (Multi Step and Method Specification) harus dijadikan acuan
oleh kontraktor dalam melaksanakan proyek, agar di dalam melaksanakan
seluruh pay item pekerjaan kontraktor dapat mengikuti ketentuan tentang
semua langkah, material yang harus digunakan dan metode kerja, serta
hasil kerja yang diharapkan.
o Jika kontraktor melaksanakan item pekerjaan yang menyimpang dari
ketentuan yang telah diatur di dalam spesifikasi, maka kontraktor harus
siap menerima kemungkinan hasil pekerjaannya ditolak oleh
PemilikProyek.
Konsultan
o Spesifikasi (Multi Step and Method Specification) harus dijadikan acuan
oleh konsultan untuk melakukan pengawasan teknis terhadap
pelaksanaan seluruh item pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor,
mencakup :
Pengawasan mutu hasil pekerjaan.
Pengendalian kuantitas pekerjaan
Pengawaan metode pelaksanaan konstruksi.
o Pengawasan dengan berbekal Spesifikasi tersebut dilakukan oleh
konsultan di dalam menjalankan fungsinya sebagai Engineer's
Representative.
Divisi 2 - Drainase
Seksi 2.1 Selokan dan Saluran Air
Seksi 2.2 Pasangan Batu Dengan Mortar
Seksi 2.3 Gorong-gorong dan Drainase Beton
Seksi 2.4 Drainase Porous
Divisi 7 - Struktur
Seksi 7.1 Beton
Seksi 7.2 Beton Pratekan
Seksi 7.3 Baja Tulangan
Seksi 7.4 Baja Struktur
Seksi 7.5 Pemasangan Jembatan Rangka Baja
Seksi 7.6 Tiang Pancang
Seksi 7.7 Pondasi Sumuran
Seksi 7.8 Adukan Semen
Seksi 7.9 Pasangan Batu
Seksi 7.10 Pasangan Batu Kosong dan Bronjong
Seksi 7.11 Expansion Joint
Seksi 7.12 Perletakan (Bearing)
Seksi 7.13 Sandaran (Railing) Jembatan
Seksi 7.14 Papan Nama Jembatan
Seksi 7.15 Pembongkaran Struktur
4.2. GAMBAR-GAMBAR
Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus disusun secara terinci,
lengkap dan jelas, dan kriteria kinerja produk (output performance) yang
diinginkan harus jelas.
Gambar tidak mengarah lepada merek/produk tertentu kecuali untuk suku
cadang/componen produk tertentu serta tidak menutup kemungkinan
digunakannya produksi dalam negeri dan semaksimal mungkin diupayakan
menggunakan standar nasional.
Gambar rencana merupakan gambar yang disediakan pengguna jasa dan termuat
dalam dokumen pelelangan. Gambar ini disiapkan oleh perencana teknis yang
Gambar kerja dibuat oleh kontraktor berdasarkan gambar rencana dan merupakan
penjabaran dari gambar rencana serta merupakan acuan detil untuk pelaksanaan
di lapangan. Gambar verja harus disetujui oleh dierksi pekerjaan/direksi teknis.
Namur persetujuan direksi pekerjaan/direksi teknis tidak melepaskan tanggung
jawab kontraktor atas kesalahan yang terjadi.
Daftar kuantiítas dan harga berisi Mukadimah, Rekapitulasi Daftar Kuantiítas dan
Harga serta Daftar Cuantiítas dan Harga .
Kuantiítas yang tercantum dalam Daftar Kuantiítas dan Harga yang diisi oleh
pengguna jasa merupakan perkiraan dan hanya digunakan sebagai dasar
perhitungan penawaran. Kuantiítas yang pasti dari setiap item pekerjaan
ditentukan dari hasil pengukuran volume hasil pelaksanaan pekerjaan oleh
kontraktor yangbdisetujui pengguna jasa.
Harga Satuan yang dibuat oleh penawar lelang harus mencakup semua kewajiban
kontraktor berdasarkan Kontrak serta segala hal yang diperlukan untuk
pelaksanaan, penyelesaian, dan perbaikan pekerjaan.
Dalam sistem kontrak harga satuan, maka harga satuan yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga adalah yang mengikat dalam kontrak dan digunakan
RANGKUMAN
LAMPIRAN
MODUL SE – 05
DOKUMEN KONTRAK
A. KETENTUAN UMUM
1. DEFINISI 1.1. Dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak ini kata-kata dan
ungkapan-ungkapan harus mempunyai arti seperti yang
dimaksudkan atau didifinisikan disini.
a. Jasa pemborongan adalah layanan pelaksanaan
pekerjaan konstruksi yang perencanaan teknis dan
spesifikasinya ditetapkan pengguna jasa dan proses
serta pelaksanaannya diawasi oleh pengguna jasa
atau pengawas konstruksi yang ditugasi;
b. Pengguna jasa adalah kepala kantor/satuan
kerja/pemimpin proyek/pemimpin bagian proyek
sebagai pemilik pekerjaan yang bertanggungjawab
atas pengadaan jasa dalam lingkungan kantor/satuan
kerja/ proyek/bagian proyek tertentu. Nama, jabatan,
dan alamat pengguna jasa tercantum dalam syarat-
syarat khusus kontrak;
c. Kepala kantor/satuan kerja adalah pejabat
struktural departemen yang bertanggungjawab atas
pelaksanaan pengadaan jasa yang dibiayai dari dana
anggaran belanja rutin APBN;
d. Pemimpin proyek/pemimpin bagian proyek
adalah pejabat yang diangkat oleh Menteri/pejabat
yang diberi kuasa, yang bertanggungjawab atas
pelaksanaan pengadaan jasa yang dibiayai dari dana
anggaran belanja pembangunan APBN;
e. Penyedia jasa adalah badan usaha yang kegiatan
usahanya menyediakan layanan jasa;
f. Sub penyedia jasa adalah penyedia jasa yang
mengadakan perjanjian kerja dengan penyedia jasa
penanggungjawab kontrak, untuk melaksanakan
sebagian pekerjaan setelah disetujui oleh direksi
pekerjaan;
g. Panitia pengadaan adalah tim yang diangkat oleh
pengguna jasa untuk melaksanakan pemilihan
penyedia jasa;
h. Kontrak adalah perikatan hukum antara pengguna
jasa dengan penyedia jasa dalam pelaksanaan
pengadaan jasa;
i. Kontrak harga satuan adalah kontrak pengadaan
jasa pelaksanaan konstruksi atas penyelesaian
seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu
berdasarkan harga satuan untuk setiap satuan/unsur
pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang
kuantitas pekerjaannya masih bersifat perkiraan
sementara, sedangkan pembayarannya didasarkan
pada hasil pengukuran bersama atas kuantitas
pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh penyedia
jasa;
j. Dokumen kontrak adalah keseluruhan dokumen
yang mengatur hubungan hukum antara pengguna
jasa dan penyedia jasa untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan, yang terdiri dari:
1). Surat perjanjian;
2). Surat penunjukan penyedia jasa;
3). Surat penawaran;
4). Adendum dokumen lelang (bila ada);
5). Syarat-syarat khusus kontrak;
6). Syarat-syarat umum kontrak;
7). Spesifikasi teknis;
8). Gambar-gambar;
9). Daftar kuantitas dan harga;
10) Dokumen lain yang tercantum dalam lampiran
kontrak;
k. Harga kontrak adalah harga yang tercantum dalam
surat penunjukan penyedia jasa yang selanjutnya
disesuaikan menurut ketentuan kontrak;
l. Hari adalah hari kalender; bulan adalah bulan
kalender;
m. Direksi pekerjaan adalah pejabat atau orang yang
ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak untuk
mengelola administrasi kontrak dan mengendalikan
pekerjaan. Pada umumnya direksi pekerjaan dijabat
oleh pengguna jasa, namun dapat dijabat oleh orang
lain yang ditunjuk oleh pengguna jasa;
n. Direksi teknis adalah tim yang ditunjuk oleh direksi
pekerjaan yang bertugas untuk mengawasi
pekerjaan;
o. Daftar kuantitas dan harga adalah daftar kuantitas
yang telah diisi harga satuan dan jumlah biaya
keseluruhannya yang merupakan bagian dari
penawaran;
p. Mata pembayaran utama adalah mata pembayaran
pokok dan penting yang nilai bobot kumulatifnya
minimal 80% (delapan puluh persen) dari seluruh
12. DIREKSI TEKNIS 12.1. Pengguna jasa menetapkan direksi teknis untuk
DAN PANITIA melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan
mewakili direksi pekerjaan.
PENELITI
PELAKSANAAN 12.2. Pengguna jasa dapat membentuk panitia peneliti
KONTRAK pelaksanaan kontrak untuk membantu direksi
pekerjaan.
13. DELEGASI 13.1. Direksi pekerjaan dapat mendelegasikan sebagian
tugas dan tanggungjawabnya kepada direksi teknis
dan dapat membatalkan pendelegasian tersebut
setelah memberitahukan kepada penyedia jasa.
14. PENYERAHAN 14.1. Pengguna jasa wajib menyerahkan seluruh/sebagian
LAPANGAN lapangan pekerjaan kepada penyedia jasa sebelum
diterbitkannya surat perintah mulai kerja.
14.2. Sebelum penyerahan lapangan, pengguna jasa
bersama-sama penyedia jasa melakukan pemeriksaan
lapangan berikut bangunan, bangunan pelengkap dan
seluruh aset milik pengguna jasa yang akan menjadi
tanggungjawab penyedia jasa, untuk dimanfaatkan,
dijaga dan dipelihara.
14.3. Hasil pemeriksaan lapangan dituangkan dalam berita
acara serah terima lapangan yang ditandatangani
kedua belah pihak.
15. SURAT 15.1. Pengguna jasa harus sudah menerbitkan SPMK
PERINTAH selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak
penandatanganan kontrak, setelah dilakukan
MULAI KERJA penyerahan lapangan.
(SPMK)
15.2. Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat
dimulainya pelaksanaan kontrak yang akan
dinyatakan penyedia jasa dalam pernyataan
dimulainya pekerjaan.
26. LAPORAN HASIL 26.1. Buku harian diisi oleh penyedia jasa dan diketahui
PEKERJAAN oleh direksi teknis, mencatat seluruh rencana dan
realisasi aktivitas pekerjaan sebagai bahan laporan
harian.
26.2. Laporan harian dibuat oleh penyedia jasa, diperiksa
oleh direksi teknis, dan disetujui oleh direksi
pekerjaan.
28. JADUAL 28.1. Waktu pelaksanaan kontrak adalah jangka waktu yang
PELAKSANAAN ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak
dihitung sejak tanggal mulai kerja yang tercantum
PEKERJAAN dalam SPMK.
28.2. Pengguna jasa harus menerbitkan SPMK selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari sejak tanggal
penandatanganan kontrak.
28.3. Mobilisasi harus mulai dilaksanakan selambat-
lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak
diterbitkan SPMK, yaitu antara lain mendatangkan
peralatan berat, kendaraan, alat laboratorium,
menyiapkan fasilitas kantor, rumah, gedung
laboratorium, bengkel, gudang, dan mendatangkan
personil. Mobilisasi peralatan dan personil dapat
dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.
28.4. Pekerjaan dinyatakan selesai apabila penyedia jasa
telah melaksanakan pekerjaan selesai 100% (seratus
persen) sesuai ketentuan kontrak dan telah dinyatakan
dalam berita acara penyerahan pertama pekerjaan
yang diterbitkan oleh direksi pekerjaan.
28.5. Apabila penyedia jasa berpendapat tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan sesuai jadual karena
keadaan di luar pengendaliannya dan penyedia jasa
telah melaporkan kejadian tersebut kepada pengguna
jasa, maka pengguna jasa melakukan penjadualan
kembali pelaksanaan tugas penyedia jasa dengan
amandemen kontrak.
29. PENYEDIA JASA 29.1. Penyedia jasa diharuskan bekerja sama dan
LAINNYA menggunakan lapangan bersama-sama dengan
penyedia jasa lainnya, petugas-petugas pemerintah,
petugas-petugas utilitas, dan pengguna jasa.
c. Revolusi;
d. Bencana alam: banjir, gempa bumi, badai, gunung
meletus, tanah longsor, wabah penyakit, dan angin
topan;
e. Pemogokan;
f. Kebakaran;
g. Gangguan industri lainnya.
37.3. Keadaan kahar ini tidak termasuk hal-hal yang
merugikan yang disebabkan oleh perbuatan atau
kelalaian para pihak.
37.4. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang
diakibatkan oleh karena terjadinya keadaan kahar
tidak dapat dikenai sanksi.
37.5. Tindakan yang diambil untuk mengatasi terjadinya
keadaan kahar dan yang menanggung kerugian akibat
terjadinya keadaan kahar, ditentukan berdasar
kesepakatan dari para pihak.
37.6. Bila terjadi keadaan kahar, maka penyedia jasa
memberitahukan kepada pengguna jasa selambat-
lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah
terjadinya keadaan kahar.
37.7. Bila keadaan sudah pulih normal, maka secepat
mungkin penyedia jasa memberitahukan kepada
pengguna jasa bahwa keadaan telah kembali normal
dan kegiatan dapat dilanjutkan, dengan ketentuan:
a. Jangka waktu pelaksanaan yang ditetapkan dalam
kontrak tetap mengikat. Apabila harus
diperpanjang, maka waktu perpanjangan sama
dengan waktu selama tidak dapat melaksanakan
pekerjaan akibat keadaan kahar;
b. Selama tidak dapat melaksanakan pekerjaan
akibat keadaan kahar, penyedia jasa berhak
menerima pembayaran sebagaimana ditentukan
dalam kontrak dan mendapat penggantian biaya
yang wajar sesuai yang telah dikeluarkan selama
jangka waktu tersebut untuk melaksanakan
tindakan yang disepakati;
c. Bila sebagai akibat dari keadaan kahar penyedia
jasa tidak dapat melaksanakan sebagian besar
pekerjaan selama jangka waktu 60 (enam puluh)
hari, maka salah satu pihak dapat memutus
kontrak dengan pemberitahuan tertulis 30 (tiga
puluh) hari sebelumnya dan setelah itu penyedia
jasa berhak atas sejumlah uang yang harus dibayar
sesuai dengan ketentuan pemutusan kontrak Pasal
41.8.
37.7.c.
Terhadap pemutusan kontrak yang timbul karena
terjadinya salah satu kejadian sebagaimana dirinci
dalam huruf a. sampai h. diatas, Pasal 1266 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata tidak diberlakukan.
Atas pemutusan kontrak yang timbul karena salah satu
kejadian yang diuraikan dalam huruf a. sampai g.
penyedia jasa dimasukkan dalam daftar hitam selama
2 (dua) tahun.
41.6. Pemutusan kontrak oleh penyedia jasa
Sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari setelah
penyedia jasa menyampaikan pemberitahuan rencana
pemutusan kontrak secara tertulis kepada pengguna
jasa untuk kejadian tersebut di bawah ini, penyedia
jasa dapat memutuskan kontrak.
44. BAHASA DAN 44.1. Kontrak dibuat dalam bahasa Indonesia serta tunduk
HUKUM kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku
di Indonesia.
45. PERPAJAKAN 45.1. Penyedia jasa harus mengetahui, memahami dan
patuh terhadap semua peraturan perundang-undangan
tentang pajak yang berlaku di Indonesia dan sudah
diperhitungkan dalam penawaran.
45.2. Perubahan peraturan perundang-undangan tentang
pajak yang terjadi setelah pembukaan penawaran
harus dilakukan penyesuaian.
46. KORESPONDEN 46.1. Komunikasi antara para pihak hanya berlaku bila
SI dibuat secara tertulis.
46.2. Korespondensi dapat dikirim langsung, atau melalui
pos, telex , kawat.
46.3. Alamat para pihak ditetapkan sebelum tanda tangan
kontrak.
46.4. Korespondensi harus menggunakan bahasa Indonesia.
47. PENYESUAIAN 47.1. Penyesuaian harga dilakukan sesuai dengan ketentuan
HARGA yang tercantum dalam syarat-syarat khusus kontrak.
Penyesuaian harga diberlakukan terhadap kontrak
jangka panjang lebih dari 12 (dua belas) bulan.
48. DENDA DAN 48.1. Denda adalah sanksi finansial yang dikenakan kepada
GANTI RUGI penyedia jasa, sedangkan ganti rugi adalah sanksi
finansial yang dikenakan kepada pengguna jasa,
karena terjadinya cidera janji terhadap ketentuan yang
tercantum dalam kontrak.
48.2. Besarnya denda kepada penyedia jasa atas
keterlambatan penyelesaian pekerjaan adalah 1 ‰
(per seribu) dari harga kontrak atau bagian kontrak
untuk setiap hari keterlambatan.
jaminan pelaksanaan.
49.9. Apabila penyedia jasa tidak melaksanakan kewajiban
pemeliharaan sesuai kontrak, maka pengguna jasa
berhak mencairkan jaminan pemeliharaan untuk
membiayai pemeliharaan pekerjaan dan mencairkan
jaminan pelaksanaan dan disetor ke kas negara,
penyedia jasa dikenakan sanksi masuk daftar hitam
selama 2 (dua) tahun.
B. KETENTUAN KHUSUS
53. PERSONIL 53.1. Penyedia jasa wajib menugaskan personil inti yang
tercantum dalam daftar personil inti atau menugaskan
personil lainnya yang disetujui oleh direksi pekerjaan.
Direksi pekerjaan hanya akan menyetujui usulan
penggantian personil inti apabila kualifikasi,
kemampuan, dan pengalamannya sama atau melebihi
personil inti yang ada dalam daftar personil inti.
53.2. Apabila direksi pekerjaan meminta penyedia jasa
untuk memberhentikan personilnya dengan alasan
atas permintaan tersebut, maka penyedia jasa harus
menjamin bahwa personil tersebut sudah harus
meninggalkan lapangan dalam waktu 7 (tujuh) hari
dan harus diganti selambat-lambatnya dalam waktu 14
(empat belas) hari.
54. PENILAIAN 54.1. Pengguna jasa harus melakukan penilaian atas hasil
PEKERJAAN pekerjaan dalam masa pelaksanaan pekerjaan.
54.2. Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan terhadap
mutu dan kemajuan fisik pekerjaan.
55. PERCEPATAN 55.1. Apabila pengguna jasa menginginkan agar penyedia
jasa menyelesaikan pekerjaan sebelum rencana
tanggal penyelesaian pekerjaan, maka direksi
pekerjaan akan meminta usulan biaya yang
diperlukan oleh penyedia jasa untuk mempercepat
penyelesaian pekerjaan. Bila pengguna jasa dapat
menerima usulan biaya tersebut, maka rencana
tanggal penyelesaian pekerjaan dipercepat dan
disahkan bersama oleh direksi pekerjaan dan
penyedia jasa.
55.2. Apabila pengguna jasa menerima usulan biaya untuk
percepatan pelaksanaan pekerjaan, maka usulan biaya
tersebut ditambahkan dalam harga kontrak dan
diperlakukan sebagai perintah perubahan untuk
diproses menjadi amandemen kontrak.
56. PENEMUAN- 56.1. Semua benda yang memiliki nilai sejarah atau
PENEMUAN kekayaan yang secara tidak sengaja ditemukan di
lapangan adalah menjadi hak milik negara.
56.2. Penyedia jasa wajib memberitahukan kepada direksi
pekerjaan dan kepada pihak yang berwenang bila
menemukan benda Pasal 56.1.
Keterangan:
1. Bab ini memuat ketentuan khusus yang dibutuhkan oleh paket pekerjaan.
2. Syarat-syarat khusus kontrak adalah ketentuan-ketentuan yang merupakan
perubahan, penambahan dan/atau penjelasan dari ketentuan-ketentuan yang
ada pada syarat-syarat umum kontrak.
3. Apabila terjadi perbedaan antara syarat-syarat umum kontrak dengan syarat-
syarat khusus kontrak, maka yang berlaku adalah syarat-syarat khusus
kontrak.
4. Panitia pengadaan dalam menyusun syarat-syarat khusus kontrak mengikuti
petunjuk di bawah ini.
B. KETENTUAN KHUSUS
SURAT PERJANJIAN
Nomor :...........................
ANTARA
KANTOR/SATUAN KERJA/ PROYEK/BAGIAN PROYEK
...................................................................................................................................................
DAN
...................................................................................................................................................
(nama perusahaan)
UNTUK
MELAKSANAKAN PEKERJAAN JASA PEMBORONGAN
...................................................................................................................................................
(nama pekerjaan yang akan dilaksanakan)
MAKA DENGAN INI Kedua Belah Pihak menyetujui semua ketentuan yang tercantum
dalam pasal-pasal berikut:
1. Kata-kata dan ungkapan-ungkapan dalam surat perjanjian ini mempunyai arti yang
sama sebagaimana yang dituangkan di dalam syarat-syarat surat perjanjian di bawah
ini.
2. PIHAK KEDUA harus melaksanakan, menyelesaikan, dan memperbaiki pekerjaan,
yaitu ………………………………….…........................................... (nama pekerjaan
)
sesuai dengan surat perjanjian ini dan lampirannya (kontrak).
Waktu penyelesaian pekerjaan dihitung sejak tanggal mulai kerja, adalah ..……
(………..……….…………) hari kalender.
3. Dokumen Kontrak yang ditentukan di bawah ini harus dibaca serta merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari kontrak, yaitu:
a. Surat Perjanjian ;
b. Surat Penunjukan Penyedia Jasa;
c. Surat Penawaran;
d. Adendum Dokumen Lelang (bila ada);
e. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
f. Syarat-Syarat Umum Kontrak;
g. Spesifikasi Teknis;
h. Gambar-Gambar;
i. Daftar Kuantitas dan Harga;
j. Dokumen lain yang tercantum dalam lampiran kontrak.
4. Syarat-syarat Dokumen Kontrak mengikat Kedua Belah Pihak, kecuali diubah
dengan kesepakatan bersama.
5. Sesuai dengan ketentuan kontrak:
a. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan, menyelesaikan, memperbaiki pekerjaan
secara cermat, akurat dan penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala
pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan,
penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam kontrak.
b. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan, menyelesaikan, dan memperbaiki seluruh
pekerjaan sesuai ketentuan kontrak, sampai diterima dengan baik oleh PIHAK
KESATU.
6. Sesuai dengan ketentuan kontrak:
a. PIHAK KESATU wajib menyediakan fasilitas untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan.
b. PIHAK KESATU wajib membayar kepada PIHAK KEDUA atas pelaksanaan,
penyelesaian, dan perbaikan pekerjaan berdasarkan hasil pengukuran, harga satuan
pekerjaan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
7. Harga kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) diperoleh dari perkiraan
kuantitas pekerjaan dan harga satuan pekerjaan yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga adalah Rp. …....…......… (……………..………………………)
8. Surat Perjanjian ini berlaku dan mengikat Kedua Belah Pihak sejak tanggal
ditandatangani. Surat Perintah Mulai Kerja diterbitkan setelah Surat Perjanjian
ditandatangani.
9. Kecuali jika disepakati lain oleh Kedua Belah Pihak, alamat PIHAK KESATU dan
PIHAK KEDUA adalah:
Alamat PIHAK KESATU
…...........................................……………..………….……..…...................................
(nama dan alamat kantor/satuan kerja/proyek/bagian proyek)
Alamat PIHAK KEDUA
…...........................................……………..………….……..…...................................
(nama dan alamat kantor penyedia jasa)
10. Dengan tidak mengurangi kekuatan Pasal 43. Syarat-Syarat Umum Kontrak dan
Syarat-Syarat Khusus Kontrak, Kedua Belah Pihak setuju bahwa untuk perjanjian ini
memilih tempat kediaman yang tetap dan seandainya perselisihan yang tidak dapat
dimusyawarahkan (melalui mediasi, konsiliasi, dan arbitrase), maka Kedua Belah
Pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan melalui kantor Panitera Pengadilan
Negeri ……………….. di ………..........…… (Pengadilan Negeri lokasi
Kantor/Satuan Kerja/ Proyek/Bagian Proyek).
DENGAN DEMIKIAN, Kedua Belah Pihak telah sepakat untuk menandatangani Surat
Perjanjian ini pada tanggal tersebut di atas.
(...................................) ( ................................. )
(nama jelas) (nama jelas)
AGREEMENT
WHEREAS the Employer is desirous that certain Works should be executed by the
Contractor, viz., , and has accepted a Bid by the Contractor
for the execution and completion of such Works and the remedying of any defects therein.
1. In this Agreement, words and expressions shall have the same meanings as are
respectively assigned to them in the Conditions of Contract hereinafter referred to.
2. The following documents shall be deemed to form and be read and construed as part
of this Agreement, and the priority of the documents shall be as follows:
IN WITNESS whereof the parties hereto have caused this Agreement to be executed the
day and year first before written.
DAFTAR PUSTAKA