Anda di halaman 1dari 3

Apa yang perlu kita ketahui soal MEA 2015?

1. Menurut Roadmap for ASEAN Community 2009-2015, “ASEAN Economic


Community (MEA), akan menjadikan ASEAN sebagai sebuah pasar yang bersatu, dan
menjadi basis produksi di kawasan ini. MEA akan menjadikan ASEAN lebih dinamis
dan kompetitif, dengan mekanisme baru dan parameter yang terukur untuk memperkuat
implementasi dari inisiatif ekonomi yang sudah ada, mempercepat integrasi dalam
sejumlah sektor prioritas, memfasilitasi pergerakan kalangan pebisnis, tenaga kerja
terdidik dan memperkuat mekanisme kelembagaan di ASEAN.” MEA adalah pasar bagi
630 juta penduduk di kawasan ini, atau pasar nomor 4 terbesar di dunia.

2. Mutual Recognition Arrangement (MRA) adalah kesepakatan di antara negara


anggota ASEAN, yakni Indonesia, Thailand, Singapura, Malaysia, Filipina, Brunei
Darussalam, Kamboja, Laos, Vietnam, Myanmar untuk membuka pergerakan tenaga
kerja terdidiknya. Saat ini sudah disepakati delapan sektor, yakni jasa keinsinyuran
(engineering), jasa keperawatan (nursing), arsitektur, surveyor, praktik gigi, akuntansi,
jasa pariwisata, dan praktik kedokteran termasuk dokter.

3. Menurut riset ASEAN, MEA akan menciptakan 14 juta lapangan pekerjaan baru, dan
menurunkan ongkos produksi 10-20%. Ini bagi yang mampu memanfaatkan peluang.
Siapa bakal memenangi persaingan, dan siapa yang kalah?

4. Akan terjadi perebutan investasi asing langsung atau foreign direct investment(FDI)
ke kawasan ini. Riset menunjukkan semakin terintegrasi ekonomi sebuah negara,
dengan ekonomi global, kian besar manfaat bagi FDI, dan ini tidak memerlukan
keberadaan sumber daya alam. Singapura memenangi perebutan FDI di kawasan
ASEAN. Angkanya bisa dilihat di tabel di bawah ini.
Sumber: Kepala Periset di ASEAN Studies Center yang berbasis di Singapura Moe Thuzar.

5. Sebagaimana untuk sektor bisnis, MEA akan membuka peluang, sekaligus ancaman
bagi sektor usaha kecil dan menengah di kawasan ini. Peluang datang dari pasar yang
membesar, dan kesempatan kolaborasi dalam proses rantai pasokan, melibatkan lebih
dari satu negara sebagai basis produksi untuk mendapatkan efisiensi tenaga kerja dan
logistik. Ancaman akan datang jika UKM tidak siap dan pemerintah gagal mendukung
dengan regulasi.

Direktur Pusat Riset UKM Universitas Trisakti Tulus H. Tambunan menulis bahwa UKM
menjadi kunci penyedia lapangan kerja di semua negara ASEAN. Di Indonesia
kontribusinya 97,2%, di Vietnam 51,7% dan di Filipina 61%.

Kontribusi UKM terhadap produk domestik bruto di Indonesia mencapai 58%. Paling
rendah di Brunei Darussalam dengan 23%, Malaysia 36%, Filipina 37%, Thailand 40%,
dan Singapura 45%.
Angka yang belum menggembirakan adalah di sisi ekspor. Untuk Indonesia, kontribusi
UKM terhadap total ekspor (di luar minyak dan gas), adalaH sekitar 16,4%, Malaysia
19,4%, Filipina 10%, Thailand 29,9%, dan Vietnam 20%

Anda mungkin juga menyukai