Anda di halaman 1dari 1

Gue penasaran dengan serial ini sejak tahun lalu.

Sebagai penggemar kisah fantasi, cerita adaptasi dari


novel yang popularitasnya meroket tajam ini tentu nggak bisa gue lewatkan gitu aja. Awalnya gue mau
baca novelnya dulu, tapi teman menyarankan untuk nonton serialnya saja terlebih dahulu. Jadi, review
ini untuk serialnya ya, bukan novelnya.

Judul Game of Thrones sendiri diambil dari judul buku pertama dari seri A Song of Ice and Fire (ASOIAF),
A Game of Thrones. ASOIAF terdiri dari tujuh buku yang belum selesai ditulis oleh George R.R. Martin. A
Game of Thrones terbit pada tahun 1996, pada tahun 2011 lalu terbit A Dance with Dragon yang
merupakan bagian kelima dari ASOIAF.

Buku-buku ASOIAF banyak di antaranya yang masuk dalam nominasi Hugo Awards. Bahkan
penjualannya mencapai lebih dari 15 juta kopi di seluruh dunia. Kisah Game of Thrones ini termasuk
dalam medieval drama fantasi.

Okelah… segitu aja info tentang bukunya. Nanti kalau sudah baca bukunya gue review lebih banyak.

Iron Throne

Seri Game of Thrones ditayangkan oleh HBO, sekarang sudah mencapai season 3. Musim tayang
pertama pada tahun 2011 dan dilajutkan musim tayang kedua pada tahun 2012. Setiap musim terdiri
dari sepuluh episode berdurasi sekitar 60 menit. Gue cuma ngereview dua season karena dua season itu
yang sudah lengkap, sementara yang ketiga (waktu ini ditulis) baru sampai episode 5.

Kisahnya sendiri tentang perpolitikan yang menyangkut tahta di sebuah kerajaan di Westeros (nama
benua fiktif di ASOIAF), Iron throne of Seven Kingdoms. Perebutan tahta ini mencuat setelah kematian
Jon Arryn, hand of the king. Raja yang bertahta waktu itu, Robert Baratheon (Mark Addy) akhinya
meminta Eddard ‘Ned’ Stark (Sean Bean) untuk menempati posisi tersebut. Ned Stark adalah pemimpin
di sebuah kawasan utara Westeros yang bernama Winterfell, gelarnya Lord of Winterfell.

Anda mungkin juga menyukai