Pendamping Interenship :
Oleh ;
SULAWESI UTARA
2018
Portofolio Dengan judul :
Objektif Presentasi :
Deskripsi : Pasien laki-laki usia 3 tahun datang dibawa keluarga ke IGD Kota kotamobagu
dengan keluhan kejang 1 kali sebelum masuk rumah sakit kejang seluruh tubuh
lama kejang ± 5 menit, sebelum kejang pasien demam.
Tujuan : Mengidentifikasi penyebab, perjalanan penyakit, gejala, diagnosis dan tata
laksana dari Kejang Demam Simpleks
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit :
- Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya.
4. Riwayat keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini.
5. Riwayat Pekerjaan : -
6. Lain-lain : -
Daftar Pustaka :
- Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. 2006
- Naskah lengkap Simposium Tatalaksana Awal Kegawatan Pediatri. Update
penatalaksanaan kejang demam. Pediatric Update III. 2012
Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis Kejang Demam Simpleks.
2. Penatalaksanaan Kejang Demam Simpleks.
a. Intervensi Farmakologis
b. Intervensi Penunjang
Objektif :
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis Non Kooperatif
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 108x/mnt
Nafas : 26 x/mnt
Suhu : 38ºC
BB : 12 kg
Pemeriksaan laboratorium :
Hemoglobin : 11,8 gr/dl
Leukosit : 15.000/mm3
Hematokrit : 34%
Trombosit : 208.000
Assesment :
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
rektal di atas 38°C) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium. Kejang demam biasanya
terjadi pada usia antara 3 bulan dan 5 tahun dan tidak terbukti adanya infeksi intrakranial atau
penyebab tertentu.
Klasifikasi kejang demam:
1. Kejang demam sederhana (simpleks) harus memenuhi kriteria sebagai kejang
umum, kurang dari 15 menit dan terjadi 1 kali dalam 24 jam.
2. Kejang demam kompleks adalah kejang demam dengan
(1) Kejang lama > 15 menit. Kejang lama adalah kejang yang berlangsung lebih dari
15 menit atau kejang berulang lebih dari 2 kali dalam 24 jam dan diantara
bangkitan kejang anak tidak sadar.
(2) Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum yang didahului kejang
parsial.
(3) Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
Patofisiologi kejang demam secara pasti belum diketahui, diperkirakan bahwa pada
keadaan demam terjadi peningkatan reaksi kimia tubuh. Dengan demikian reaksi-reaksi
oksidasi terjadi lebih cepat dan akibatnya oksigen akan lebih cepat habis, terjadilah keadaan
hipoksia.
Transport aktif yang memerlukan ATP terganggu, sehingga Na intrasel dan K ekstrasel
meningkat yang akan menyebabkan potensial membran cendrung turun atau kepekaan sel saraf
meningkat.
Demam dapat menimbulkan kejang melalui mekanisme sebagai berikut:
a) Demam dapat menurunkan nilai ambang kejang pada sel-sel yang belum
matang/immature.
b) Timbul dehidrasi sehingga terjadi gangguan elektrolit yang menyebabkan
gangguan permeabilitas membrane sel.
c) Metabolisme basal meningkat, sehingga terjadi timbunan asam laktat dan CO 2
yang akan merusak neuron.
d) Demam meningkatkan Cerebral Blood Flow (CBF) serta meningkatkan kebutuhan
oksigen dan glukosa, sehingga menyebabkan gangguan pengaliran ion-ion keluar
masuk sel.
Kejang demam yang berlangsung singkat pada umumnya tidak akan meninggalkan gejala
sisa. Pada kejang yang lama (lebih dari 15 menit) biasanya diikuti dengan apneu, hipoksemia,
(disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet),
asidosis laktat (disebabkan oleh metabolism anaerobic), hiperkapnea, hipoksia arterial dan
selanjutnya menyebabkan metabolisme otak meningkat. Rangkaian kejadian di atas
menyebabkan gangguan peredaran darah di otak, sehingga terjadi hipoksemia dan edema otak,
pada akhirnya terjadi kerusakan sel neuron.
Pada pasien ini, kejang yang terjadi berlangsung singkat ± 5 menit, pada suhu 39,8 ºC, ini
merupakan kejang pertama kali dan kejang bersifat umum yang mengarahkan diagnosis kepada
kejang demam simpleks.
Dari hasil laboratorium didapatkan leukosit 15.000, ini menunjukkan adanya infeksi yang
mencetuskan demam.
Pasien di rawat di bangsal anak, sebelumnya diberikan Dumin suppose
125 mg di Puskesmas dan O2, lalu pasien sadar dan segera dirujuk ke
RSUD Kota Kotamobagu dengan keterangan kejang demam simpleks.
Sesampainya di rumah sakit, pasien ditatalaksana dengan pemberian cairan
IVFD KaEn IB (8gtt/i) makro, Inj Ceftriaxone 2 x 300 mg, Anafen Syr 3 x 1 ¼
cth dan kompres intensif. Selanjutnya dilakukan pemantauan intensif di
ruangan.
Plan :
Diagnosis :
Berdasarkan subjektif, objektif dan pemeriksaan penunjang laboratorium ditegakkan
diagnosis kejang demam simpleks.
Pengobatan:
(Konsul dr. Sp.A)
Farmakologi
- IVFD Kaen IB 8 gtt/I (makro)
- Inj Ceftriaxon 2 x 300 mg (iv)
- Anafen 3 x 1 ¼ cth
- Kompres intensif
- Rawat anak
Konsultasi
Konsultasi dilakukan dengan spesialis anak untuk penatalaksanaan selanjutnya.
Pendidikan
Dijelaskan kepada orang tua pasien mengenai kondisi penyakitnya.
Rujukan
Saat ini pasien belum perlu dirujuk.