Anda di halaman 1dari 20

BAB V

SISTEM SARAF
Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan internal dan stimulus eksternal
dipantau dan diatur. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas
terhadap stimulus, dan konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi suatu
respons terhadap stimulasi, diatur oleh sistem saraf dalam tiga cara utama:
1. Input sensorik. Sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui reseptor,
yang terletak di tubuh baik eksternal (reseptor somatic) maupun internal
(reseptor viseral).
2. Antivitas integratif. Reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang
menjalar di sepanjang saraf sampai ke otak dan medulla spinalis, yang
kemudian akan menginterpretasi dan mengintegrasi stimulus, sehingga respon
terhadap informasi bisa terjadi.
3. Output motorik. Input dari otak dan medulla spinalis memperoleh respon yang
sesuai dari otot dan kelenjar tubuh, yang disebut sebagai efektor.
Pembagian sistem saraf secara anatomis atau secara struktural adalah
sebagai berikut.
1. Sistem saraf pusat. Terdiri dari otak (encephalon) dan sumsum tulang belakang
(medulla spinalis) yang dilindungi tulang kranium dan kanal vertebral.
2. Sistem saraf perifer atau tepi meliputi seluruh jaringan saraf lain dalam tubuh.
Sistem ini terdiri dari saraf kranial dan saraf spinal yang menghubungkan otak
dan medulla spinalis dengan reseptor dan efektor. Saraf kranial adalah saraf
yang membawa impuls dari dan ke otak; sedangkan saraf spinal adalah saraf
yang membawa pesan-pesan dari dan ke sumsum tulang belakang.
Secara fungsional sistem saraf perifer terbagi menjadi sistem aferen dan
sistem eferen.
1. Saraf aferen (sensorik) mentransmisi informasi dari reseptor sensorik ke sistem
saraf pusat.
2. Saraf eferen (motorik) mentransmisi informasi dari sistem saraf pusat ke otot
dan kelenjar. Sistem eferen dari sistem saraf perifer memiliki dua sub divisi:
1. divisi somatis (volunter) berkaitan dengan perubahan lingkungan eksternal dan
pembentukan respons motorik volunter pada otot rangka.

D-4 Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palembang |Sistem Saraf 120


2. divisi otonom (involunter) mengendalikan seluruh respon involunter pada otot
polos, otot jantung dan kelenjar dengan cara mentransmisi impuls saraf melalui
dua jalur:
a.) saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada medulla spinalis.
b) saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sacral pada medulla spinalis.
Sebagian besar organ internal di bawah kendali otonom memiliki inervasi
simpatis dan parasimpatis. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut
neuron. Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls
(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
 Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan
sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke
akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom,
badan golgi, lisosom, dan badan nisel. Badan nisel merupakan kumpulan
retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis protein.
 Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit
merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan
mengantarkan rangsangan ke badan sel.
 Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang
merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-
benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis
selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk
mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel- sel
sachwann yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan
makanan untuk neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah
luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada
yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus
ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.
Saraf yang satu dengan saraf lainnya saling berhubungan. Hubungan antara
saraf tersebut disebut sinapsis. Sinapsis ini terletak antara dendrit dan neurit.

D-4 Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palembang |Sistem Saraf 121


Bentuk sinapsis seperti benjolan dengan kantung-kantung yang berisi zat kimia
seperti asetilkolin (Ach) dan enzim kolinesterase. Zat-zat tersebut berperan dalam
mentransfer impuls pada sinapsis.

Gambar 5.1. Penampang Sel

V.1. Sistem Saraf Pusat


Fungsi sistem saraf bagian pusat adalah untuk memegang segala kendali
dan pengaturan atas kerja jaringan saraf sampai kepada sel saraf. Bagian dari
sistem saraf pusat adalah otak besar, otak kecil, sumsum tulang belakang, dan
sumsum lanjutan.

Gambar 5.2. Bagian-bagian Otak


Selain itu, pada sistem saraf pusat juga terdapat jembatan varol yang
tersusun atas serabut saraf yang menghubungkan antara otak kecil bagian kiri
dengan otak kecil bagian kanan, dan menghubungkan antara otak besar dengan
sumsum tulang belakang. Jembatan varol ini akan menghantarkan rangsangan
diantara kedua bagian yang saling dihubungkan tersebut.
Pada bagian otak dan sumsum yang merupakan penyusun sistem saraf
pusat terdapat suatu lapisan yang menyelubungi, lapisan tersebut disebut sebagai
lapisan meninges. Lapisan tersebut terdiri atas beberapa bagian sebagai berikut
ini:
1. Durameter atau selaput yang terletak pada bagian paling luar dari otak dan
melekat pada bagian tengkorak bagian dalam.
2. Arakhnoid atau lapisan yang berbentuk seperti sarang laba-laba yang
menyelubungi bagian otak dan sumsum.
3. Piameter atau lapisan yang terdapat pada bagian dalam lapisan meninges,
lapisan ini merupakan bagian yang paling tipis dan mengandung banyak
sel darah merah.
4. Ruang Subarakhnoid atau ruangan yang berisi cairan untuk melindungi
otak. Cairan ini disebut sebagai cairan serebrospinal yang nantinya akan
melindungi sistem saraf pusat dari goncangan dan dapat menyerasikan
semua tekanan otak.

D-4 Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palembang |Sistem Saraf 122


Otak (Encephalon)
Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat
pengatur dari segala kegiatan manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak,
beratnya lebih kurang 1/50 dari berat badan. Bagian utama otak adalah otak besar
(Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang otak.
Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari.
Otak besar dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan dan belahan kiri.
Masing-masing belahan pada otak tersebut disebut hemister. Otak besar belahan
kanan mengatur dan mengendalikan kegiatan tubuh sebelah kiri, sedangkan otak
belahan kiri mengatur dan mengendalikan bagian tubuh sebelah kanan.
Otak manusia dewasa beratnya hanya sekitar 1.3 Kg sampai dengan 1.75
Kg, bentuknya berkerut-kerut seperti kulit jeruk purut atau seperti kacang walnut
yang mengkerut. Otak Terbuat dari 75% - 80% air, 10% lemak dan 8% protein
serta materi lainnya, terdiri dari 100 milyar neuron (sel terkecil otak) dengan
trilyunan koneksi melalui dendrit dan akson, juga terdapat celah kecil yg disebut
sinapsis.

V.1.1. Cerebrum (Otak Besar)


Otak besar (Cerebrum) Lapisan terluar (korteks) dari otak berwarna kelabu
karena banyak mengandung badan sel syaraf. Daerah ini disebut subtansia grisea.
Lapisan terdalam (medula) dari otak berwarna putih karena banyak mengandung
dendrit dan akson. Daerah ini disebut subtansia alba. Otak besar terbagi menjadi
2 belahan (hemisfer) yang dipisahkan oleh suatu lekuk atau celah yang disebut
fisura longitudinal.
Selain celah kedua hemisfer dihubungkan dengan pita serabut lebar yang
disebut korpus kalosum. Kedua hemisfer mengatur kerja tubuh saling berlawanan.
Hemisfer kiri mengatur aktivitas kerja belahan tubuh bagian kanan sedangkan
hemisfer kanan mengatur aktivitas kerja tubuh bagian kiri.

Gambar 5.3. Otak Besar

BAGIAN-BAGIAN OTAK BESAR


1. Lobus oksipital (belahan belakang). Berfungsi sebagai pusat penglihatan.

D-4 Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palembang |Sistem Saraf 123


2. Lobus temporalis (belahan samping). Berfungsi sebagai pusat
pendengaran.
3. Lobus parietalis (belahan depan). Daerah ubun-ubun. Berfungsi untuk
menerima dan mengolah masukan sensoris seperti sentuhan, tekanan,
panas, dingin dan nyeri dari permukaan tubuh, serta merasakan kesadaran
mengenai posisi tubuh.
4. Lobus frontalis (belahan depan). Berfungsi pusat perencanaan, pusat
bicara dan bahasa, gerakan, emosi dan pemecahan masalah.
OTAK TENGAH ( MESSENCHEPALON )
 Terletak di depan otak kecil dan berukuran kecil.
 Memiliki syaraf okulomotoris yang berhubungan dengan pusat pergerakan
mata.
 Sehingga berhubungan dengan refleks kedip mata.
OTAK DEPAN (DIENCHEPALON)
 Otak depan terdiri atas 2 bagian yaitu:
1. Thalamus : Berfungsi menerima semua rangsangan yang berasal dari
reseptor, kecuali bau, dan meneruskannya ke area sensorik dari otak besar
serta melakukan persepsi rasa sakit dan rasa menyenangkan.
2. Hipothalamus : Pusat koordinasi sistem saraf tepi. Berfungsi untuk
mengatur suhu tubuh, pengaturan nutrient (rasa lapar), mengatur emosi,
kadar air dalam tubuh, tekanan darah dan tekanan gula dalam darah, serta
pertumbuhan sifat agresif.

V.1.2. Cerebellum (Otak Kecil)


Otak kecil terletak lebih rendah (di bawah) lobus oksipital serebrum.
Berada dalam kedekatan korteks visual dari otak besar dan lebih superior (atas)
pons dan batang otak. Wilayah ini dikenal sebagai rhombencephalon, atau otak
belakang. Otak kecil dibagi menjadi dua segmen dasar: lobus anterior dan lobus
posterior. (Dalam beberapa kasus, lobus ketiga, yang dikenal sebagai lobus
flocculonodular, diidentifikasi.)
Otak kecil memiliki besar seperti bola base, terletak di bawah lobus
oksipitalis, dan terletak dibagian atas batang otak. Otak kecil terbagi atas:

D-4 Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palembang |Sistem Saraf 124


 vestibuloserebelum yang berguna menjaga kesetimbangan dan kontrol
pergerakan mata.
 Spinoserebelum yang berguna meningkat tonisitas otot dan kemampuan
terkoordinasi serta gerakan yang disadari.
 Sereberoserebelum yang berguna untuk perencanaan, dan menginisiasi gerakan
yang disadari pada area motorik korteks, serta area ini merupakan tempat
penyimpanan memori.

Gambar 5.4. Otak Kecil


Otak kecil, pada umumnya, bertanggung jawab untuk mengendalikan
motorik (gerakan) fungsi dan koordinasi otot. Ini berarti bahwa kemampuan untuk
mengontrol bagaimana kita bergerak, berjalan, berbicara, dan kegiatan fisik
lainnya akan berada, sebagian, dilakukan oleh bagian otak ini. Lebih khusus, otak
kecil akan mengontrol aspek seimbang, keseimbangan, dan otot, yang merupakan
faktor yang menyediakan untuk gerakan dan aktivitas halus. Impuls listrik dari
otak kecil merangsang otot-otot yang bertanggung jawab untuk gerakan sadar, dan
bekerja dalam koordinasi dengan korteks motorik dari otak untuk fungsi secara
keseluruhan ini.
Selain rasa kesetimbangan dan keseimbangan yang dikontrol otak, itu juga
bertanggung jawab untuk pembelajaran motorik. Ini berarti bahwa ia bertanggung
jawab bagi seorang individu belajar gerakan atau tindakan tertentu dan
memfasilitasi pengembangan itu. Misalnya, saat bayi belajar berjalan, otak kecil
menyimpan informasi yang diperlukan dalam rangka untuk berjalan untuk
semakin berkembang.
Demikian pula, ketika belajar untuk bermain olahraga, sebagian besar
kegiatan rutin akan disimpan di otak kecil saat individu menjadi lebih mahir
dalam kegiatan ini. Pada dasarnya, otak kecil membantu kita untuk belajar
bagaimana melakukan kegiatan tertentu dengan menyimpan informasi yang
diperlukan untuk perkembangan.
V.1.3. Pons (Batang Otak)
Truncus Encephali / Brain stem atau batang otak menghubungkan
cerebrum dengan sumsum tulang belakang. Bagian batang otak sebelah atas
adalah mid-brain. Daerah di bawahnya dan tampak jelas dari arah bawah otak

D-4 Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palembang |Sistem Saraf 125


terdapat pons dan medulla oblongata. Pons menghubungkan midbrain dengan
medulla, sementara medulla oblongata menghubungkan otak dengan sumsum
tulang belakang melalui suatu pembukaan yang besar di dasar tengkorak (foramen
magnum).

Gambar 5.5. Batang Otak (disorot dalam warna merah).


Batang otak meluas sampai ke sumsum tulang belakang dan bertanggung
jawab untuk respon pendengaran dan visual serta fungsi motorik.
Fungsi pons:
Koordinasi kegiatan lokomosi (otot), orientasi dan keseimbangan tubuh.
Ciri pons:
- Mengandung berkas serabut mielin
- Menerima serabut dari neurin cranialis, menghubungkan dengan organ tanpa
melalui medula spinalis.
V.1.4. Medula Oblongata dan Medulla Spinalis
Medula Oblongata
Medulla oblongata adalah bagian dari otak belakang yang mengontrol
fungsi otonomik seperti pernapasan, pencernaan , jantung , dan pembuluh darah
fungsi, menelan dan bersin. Motorik dan sensorik neuron dari otak tengah dan
otak depan perjalanan melalui medula. Sebagai bagian dari batang otak , medulla
oblongata membantu dalam mentransfer pesan antara berbagai bagian dari otak
dan sumsum tulang belakang. Fungsi utama dari medula oblongata adalah untuk
mengontrol fungsi otonom di seluruh tubuh. Dia mengontrol hal-hal seperti detak
jantung, pernapasan dan pencernaan. Selain itu Medulla oblongata juga terlibat
dalam beberapa fungsi tubuh termasuk:
• Pengendalian Fungsi otonom
• Relay Sinyal saraf Antara Otak dan Spinal Cord
• Koordinasi Gerakan Tubuh

Gambar5.6. Sumsum Tulang Belakang


Medula oblongata mengirimkan sinyal ke sumsum tulang belakang dan
talamus untuk mengontrol fungsi tubuh. Hal ini bertanggung jawab untuk

D-4 Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palembang |Sistem Saraf 126


respirasi dan sirkulasi ke seluruh tubuh, dan menangani segala sesuatu dari
pernapasan sampai muntah.
Beberapa arteri seperti arteri spinalis anterior dan posterior inferior
memasok arteri serebelar bagian dari otak ini dengan aliran darah stabil. Ini berisi
serabut saraf mielin dan un-myelinasi, juga disebut materi putih dan abu-abu.
Setiap cedera atau penyakit yang mempengaruhi bagian otak dapat mengakibatkan
kelumpuhan sisi berlawanan dari tubuh, hilangnya rasa sakit dan sensasi suhu,
hilangnya refleks muntah dan kesulitan menelan.
Medula oblongata juga bertanggung jawab untuk mengendalikan gairah
dan tidur, dan mengontrol gerakan. Hal ini terletak di dasar pada batang otak
bersama dengan otak tengah dan pons. Daerah lain batang otak mengontrol fungsi
lain, seperti wajah dan saraf tengkorak, dan membantu untuk mengirimkan sinyal
dari otak ke saraf lainnya dalam tubuh, terutama, sumsum tulang belakang.

Medula Spinalis
Medula spinalis (spinal cord) adalah jaringan saraf berbentuk seperti kabel
putih yang memanjang dari medula oblongata turun melalui tulang belakang dan
bercabang ke berbagai bagian tubuh. Medula spinalis merupakan bagian utama
dari sistem saraf pusat yang melakukan impuls saraf sensorik dan motorik dari
dan ke otak. Disebut juga saraf tulang belakan atau sumsum tulang belakang.
Medula spinalis atau spinal cord merupakan bagian susunan saraf pusat
yang terletak di dalam kanalis vertebralis dan menjulur dari foramen magnum ke
bagian atas region lumbalis. Trauma pada medula spinalis dapat bervariasi dari
trauma ekstensi fiksasi ringan yang terjadi akibat benturan secara mendadak
sampai yang menyebabkan transeksi lengkap dari medula spinalis dan kwartip
legia.
Medula Spinalis berasal dari bagian kaudal dari medulla oblongata pada
foramen magnum. Pada orang dewasa biasanya berakhir pada batas tulang L1
sebagai konus medularis. Dibawah level ini terdapat kauda ekuina, yang lebih
tahan terhadap trauma. Dari bayak traktus dari medulla spinalis hanya 3 yang
dapat diperiksa secara klinis:
1. Traktus kortikospinal

D-4 Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palembang |Sistem Saraf 127


2. Traktus spinotalamikus.
3. Kolum posterior
Tiap –tiap traktus terdapat satu pasang yang dapat mengalami kerusakan
pada satu sisi atau kedua sisi medulla spinalis, traktus kortikospinalis terdapat
pada daerah segmen posterolateral medulla spinalis dan fungsinya adalah
mengontrol kekuatan motoris pada sisi yang sama pada tubuh yang dapat diuji
dengan kontraksi otot yang volunter atau respon involuter terhadap stimulus nyeri.
Traktus spinotslsmikus pada daerah antero lateral pada medulla spinalis
mentransmisikan sensasi nyeri dan termperatur dari sisi yang berlawanan dari
tubuh. Secara umum dapat dilakukan test dengan pin prick dan raba halus kolum
posterior membawa propriseptif, vibrasi dan sensasi raba halus dari sisi yang sama
dari tubuh, dan kolum ini diuji dengan rasa posisi pada jari atau vibrasi dengan
garfu tala.
Bila tidak terdapat fungsi, baik motoris maupun sensoris dibawah level, ini
dikenal sebagai complet spinal cord injury (cedera medulla spinalis komplit). Bila
masih terdapat fungsi motoris atau sensoris, ini disebut sebagai incomplete injury
dan perianal (sacral sparing) mungkin hanya satu – satunya tanda yang tertinggal.
Setiap saraf spinal keluar dari sumsum tulang belakang dengan dua buah akar,
yaitu akar depan (anterior) dan akar belakang (posterior). Setiap akar anterior
dibentuk oleh beberapa benang akar yang meninggalkan sumsum tulang belakang
pada satu alur membujur dan teratur dalam satu baris. Tempat alaur tersebut
sesuai dengan tempat tanduk depan terletak paling dekat di bawah permukaan
sumsum tulang belakang. Benang-benang akar dari satu segmen berhimpun untuk
membentuk satu akar depan.
Akar posterior pun terdiri atas benang-benang akar serupa, yang mencapai
sumsum tulang belakang pada satu alur di permukaan belakang sumsum tulang
belakang. Setiap akar belakang mempunyai sebuah kumpulan sel saraf yang
dinamakan simpul saraf spinal. Akar anterior dan posterior bertaut satu sama lain
membentuk saraf spinal yang meninggalkan terusan tulang belakang melalui
sebuah lubang antar ruas tulang belakang dan kemudian segera bercabang menjadi
sebuah cabang belakang, cabang depan, dan cabang penghubung.

D-4 Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palembang |Sistem Saraf 128


Cabang-cabang belakang sraf spinal mempersarafi otot-otot punggung
sejati dan sebagian kecil kulit punggung. Cabang-cabang depan mempersarafi
semua otot kerangka batang badan dan anggota-anggota gerak serta kulit tubuh
kecuali kulit punggung. Cabang-cabang depan untuk persarafan lengan
membentuk suatu anyaman (plexus), yaitu anyaman lengan (plexus brachialis).
Dari anyaman inilah dilepaskan beberapa cabang pendek ke arah bahu dan ketiak,
dan beberapa cabang panjang untuk lengan dan tangan. Demikian pula dibentuk
oleh cabang-cabang depan untuk anggota-anggota gerak bawah dan untuk
panggul sebuah anyaman yang disebut plexus lumbosakralis, yang juga
mengirimkan beberapa cabang pendek ke arah pangkal paha dan bokong, serta
beberapa cabang panjang untuk tungkai atas dan tungkai bawah. Yang terbesar
adalah saraf tulang duduk. Saraf ini terletak di bidang posterior tulang paha.
Jalur reflek melalui sumsum tulang belakang biasanya melibatkan tiga
neuron atau lebih seperti berikut :
1. Neuron sensoris yang permulaannya pada suatu receptor dan serat sarafnya
dalam nervus yang mengarah ke sumsum.
2. Satu neuron sentral atau lebih yang keseluruhannya ada di dalam sumsum.
3. Neuron motoris yang menerima impuls dari neuron sentral, kemudian
membawanya melalui sepanjang axon suatu saraf menuju otot atau kelenjar yang
disebut efektor.

V.2. Sistem Saraf Tepi (Saraf Otonom)


Sistem saraf tepi tersusun dari semua saraf yang membawa pesan dari dan
ke sistem saraf pusat. Kerjasama antara sistem pusat dan sistem saraf tepi
membentuk perubahan cepat dalam tubuh untuk merespon rangsangan dari
lingkunganmu. Sistem saraf ini dibedakan menjadi sistem saraf somatis dan
sistem saraf otonom.
Sistem saraf somatis
Sistem saraf somatis terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang
saraf sumsum tulang belakang. Kedua belas pasang saraf otak akan menuju ke
organ tertentu, misalnya mata, hidung, telinga, dan kulit. Saraf sumsum tulang

D-4 Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palembang |Sistem Saraf 129


belakang keluar melalui sela-sela ruas tulang belakang dan berhubungan dengan
bagian-bagian tubuh, antara lain kaki, tangan, dan otot lurik.

Gambar Tabel. 12 Saraf dan Fungsinya


Saraf-saraf dari sistem somatis menghantarkan informasi antara kulit,
sistem saraf pusat, dan otot-otot rangka. Proses ini dipengaruhi saraf sadar, berarti
kamu dapat memutuskan untuk menggerakkan atau tidak menggerakkan bagian-
bagian tubuh di bawah pengaruh sistem ini. Contoh dari sistem saraf somatis
adalah sebagai berikut.
 Ketika kita mendengar bel rumah berbunyi, isyarat dari telinga akan sampai
ke otak. Otak menterjemah- kan pesan tersebut dan mengirimkan isyarat ke
kaki untuk berjalan mendekati pintu dan meng- isyaratkan ke tangan untuk
membukakan pintu.
 Ketika kita merasakan udara di sekitar kita panas, kulit akan menyampaikan
informasi tersebut ke otak. Kemudian otak mengisyaratkan pada tangan untuk
menghidupkan kipas angin.
 Ketika kita melihat kamar berantakan, mata akan menyampaikan informasi
tersebut ke otak, otak akan menterjemahkan informasi tersebut dan
mengisyaratkan tangan dan kaki untuk bergerak membersihkan kamar.
Sistem saraf otonom
Sistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang tidak
disadari atau yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita. Jaringan dan organ tubuh
diatur oleh sistem saraf otonom adalah pembuluh darah dan jantung. Sistem saraf
otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.

V.2.1. Sistem Saraf Simpatis


Sistem saraf simpatik disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf
preganglion keluar dari tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem
saraf ini berupa 25 pasang ganglion atau simpul saraf yang terdapat di sumsum
tulang belakang. Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah sebagai berikut.
Mempercepat denyut jantung.
Memperlebar pembuluh darah.
Memperlebar bronkus.

D-4 Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palembang |Sistem Saraf 130


Mempertinggi tekanan darah.
Memperlambat gerak peristaltis.
Memperlebar pupil.
Menghambat sekresi empedu.
Menurunkan sekresi ludah.
Meningkatkan sekresi adrenalin.

V.2.2. Sistem Saraf Parasimpatis


Sistem saraf parasimpatik disebut juga dengan sistem saraf kraniosakral,
karena saraf preganglion keluar dari daerah otak dan daerah sakral. Susunan saraf
parasimpatik berupa jaring-jaring yang berhubung-hubungan dengan ganglion
yang tersebar di seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju ke organ tubuh yang
dikuasai oleh susunan saraf simpatik.
Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan
fungsi sistem saraf simpatik. Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi
mempercepat denyut jantung, sedangkan pada sistem saraf parasimpatik akan
memperlambat denyut jantung.
Tabel Fungsi Saraf Otonom
Parasimpatik Simpatik
§ Mengecilkan pupil
 Memperbesar pupil
§ Menstimulasi aliran ludah
 Menghambat aliran ludah
§ Memperlambat denyut jantung
 Mempercepat denyut jantung
§ Membesarkan bronkus
 Mengecilkan bronkus
§ Menstimulasi sekresi
 Menghambat sekresi kelenjar pencernaan
§ Kelenjarpencernaan
 Menghambat kontraksi kandung kemih
§ Mengerutkan kantung kemih

V.2.3. Refleks-refleks Sederhana dan Kompleks


Gerak terjadi begitu saja. Gerak terjadi melalui mekanisme rumit dan
melibatkan banyak bagian tubuh.Terdapat banyak komponen – komponen tubuh
yang terlibat dalam gerakan ini baik itu disadari maupun tidak disadari. Gerak
adalah suatu tanggapan tehadap rangsangan baik itu dari dalam tubuh maupun

D-4 Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palembang |Sistem Saraf 131


dari luar tubuh. Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk
menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf.
Seluruh mekanisme gerak yang terjadi di tubuh kita tak lepas dari peranan
system saraf. Sistem saraf ini tersusun atas jaringan saraf yang di dalamnya
terdapat sel-sel saraf atau neuron. Meskipun sistem saraf tersusun dengan sangat
kompleks,tetapi sebenarnya hanya tersusun atas 2 jenis sel,yaitu sel saraf dan sel
neuroglia. Adapun berdasarkan fungsinya sistem saraf itu sendiri dapat dibedakan
atas tiga jenis :
1. Sel saraf sensorik
Sel saraf sensorik adalah sel yang membawa impuls berup rangsangan dari
reseptor (penerima rangsangan), ke sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang
belakang). Sel saraf sensorik disebut juga dengan sel saraf indera,karena
berhubungan dengan alat indra.
2. Sel saraf Motorik
Sel saraf motorik berfungsi membawa impuls berupa tanggapan dari
susunan saraf pusat (otak atau sumsum tulang belakang) menuju to atau kelenjar
tubuh. Sel saraf motorik disebut juga dengan sel saraf penggerak,karena
berhubungan erat dengan otot sebagai alat gerak.
3. Sel saraf penguhubung
Sel saraf penguhubung disebut juga dengan sel saraf konektor,hal ini
disebabkan karena fungsinya meneruskan rangsangan dari sel saraf sensorik ke sel
saraf motorik. Namun pada hakikatnya sebenarnya sistem saraf terbagi menjadi
du kelompok besar :
a . Sistem saraf sadar
Adalah sistem saraf yang mengatur atau mengkoordinasikan semua kegiatan
yang dapat diatur menurut kemauan kita. Contohnya, melempar bola, berjalan,
berfikir, menulis, berbicara dan lain-lain. Saraf sadar pun terbagi menjadi dua :
 Saraf pusat, terdiri dari :
- Otak : merupakan pusat kesadaran,yang letaknya di rongga tengkorak.
- Sumsum tulang belakang : berfungsi menghantarkan impuls (rangsangan) dari
dan ke otak, serta mengkoordinasikan gerak refleks. Letaknya pada ruas-ruas
tulang belakang,yakni dari ruas – ruas tulag leher hingga ke ruas-ruas tulang

D-4 Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palembang |Sistem Saraf 132


pinggang yang kedua. Dan dalam sumsum ini terdapat simpul – simpul gerak
refleks.
 Saraf tepi
Sistem saraf tepi terdiri dari sarfa-saraf yang berada di luar sistem saraf
pusat (otak dan sumsum ulang belakang). Artinya sistem saraf tepi merupakan
saraf yang menyebar pada seluruh bagian tubuh yang melayani organ-organ tubuh
tertentu, seperti kulit, persendian, otot, kelenjar, saluran darah dan lain-lain.

b. Susunan saraf tak sadar.


- Susunan saraf simpatis
- Susunan saraf parasimpatis

Gambar 5.7. Sistem Saraf Simpatik dan Parasimpatik


Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang
terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan
panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya
diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh
saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
Sebagai bukti adanya penghantaran impuls oleh saraf adalah timbulnya
gerak pada anggota tubuh. Gerakan tersebut terjadi karena proses yang disadari
yang disebut juga gerak sadar atau gerakan biasa, sedangkan gerak yang tidak
disadari disebut gerak refleks.
Gerak refleks terjadi secara otomatis terhadap rangsangan tanpa kontrol
dari otak sehingga dapat berlangsung dengan cepat. Gerak refleks terjadi tidak
disadari terlebih dahulu atau tanpa dipengaruhi kehendak. Contoh gerak refleks
seperti mengangkat tangan ketika terkena api, mengangkat kaki ketika tertusuk
duri, berkedip ketika ada benda asing yang masuk ke mata, bersin serta batuk.

Gambar 5.8. Implus pada Gerak Refleks


Urutan perambatan impuls pada gerak refleks yaitu: Stimulus pada organ
reseptor => sel saraf sensorik => sel penghubung (asosiasi) pada sumsum tulang
belakang => sel saraf motorik => respon pada organ efektor.

D-4 Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palembang |Sistem Saraf 133


Jalan pintas pada gerak refleks yang memungkinkan terjadinya gerakan
dengan cepat disebut lengkung refleks. Macam gerak refleks yaitu refleks otak
dan refleks sumsum tulang belakang. Refleks otak terjadi apabila saraf
penghubung (asosiasi) terdapat di dalam otak, seperti gerak mengedip atau
mempersempit pupil pada saat ada cahaya yang masuk ke mata. Refleks sumsum
tulang belakang terjadi apabila sel saraf penghubung terdapat di dalam sumsum
tulang belakang seperti refleks pada lutut.
Ciri gerak refleks yaitu:
1. Dapat diramalkan jika rangsangannya sama
2. Memiliki tujuan tertentu bagi organisme tersebut
3. Memiliki reseptor tertentu dan terjadi pada efektor tertentu
4. Berlangsung cepat, tergantung pada jumlah sinapsis yang dilalui impuls
5. Spontan, tidak dipelajarai dulu
6. Fungsi sebagai pelindung dan pengatur tingkah laku hewan
7. Respon terus menerus dapat menyebabkan kelelahan
Macam-macam Gerak Refleks
Macam refleks: refleks spinal (pada sumsum tulang belakang), refleks
medulla (pada sumsum lanjutan), refleks cerebellar (melibatkan otak kecil),
refleks superfisial (melibatkan kulit dan lain-lain), refleks miotatik (pada otot
lurik), serta refleks visceral (berhubungan dengan dilatasi pupil dan denyut
jantung).
 Refleks Spinal (pada sumsum tulang belakang)
Bila dipisahkan dari bagian otak lainnya, med spin mampu memediasi
sejumlah refleks, somatik dan autonomik. Dasar morfologis refleks saraf
umumnya disebut arkus refleks, yang dalam bentuknya yang paling sederhana
tersusun atas:
 reseptor, yang bereaksi terhadap stimulus;
 penghantar eferen, yang membawa impuls ke “pusat refleks” (Penghantar
aferen adalah serabut sensorik aferen, yang kebanyakan mempunyai badan
sel diganglion spinal atau kranial);

D-4 Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palembang |Sistem Saraf 134


 “Pusat refleks”, tempat pesan aferen dari reseptor berkumpul dengan
impuls aferen dari reseptor lainnya, atau dengan aferen dari sumber lain,
yang mungkin mengubah pengaruh impuls aferen dari reseptor;
 penghantar eferen, yaitu serabut saraf yang menuju ke efektor;
 efektor, yang menghasilkan reaksi, yang mungkin adalah otot, kelenjar
atau vasa darah, atau mungkin melibatkan beberapa komponen itu. Refleks
sangat bervariasi, dari yang sangat kompleks, misalnya refleks menelan,
yang melibatkan berbagai efektor; sampai yang paling sederhana.
Salah satu jenis dari refleks spinal adalah refleks somatik. Refleks fleksor
adalah yang responnya adalah fleksi anggota badan. Stimulus yang paling poten
adalah noksiseptif, dan hasilnya adalah tarikan anggota badan (withdrawal reflex).
Pada refleks lain ada ekstensi anggota badan, misalnya pada crossed extensor
reflex yang mungkin menyertai refleks fleksor. Masih ada lagi refleks yang lebih
kompleks, misalnya scratch reflex.
Semua refleks tersebut biasanya melibatkan beberapa otot, dan respon
refleksnya mungkin berbagai macam tergantung pada keadaan (jenis dan tempat
pengenaan stimulus, intensitas stimulus, pengenaan stimulus lain secara
bersamaan, dll). Arkus refleks semacam ini sangat kompleks. Refleks lain adalah
stretch reflex, yaitu kontraksi satu otot karena diregangkan. Ini merupakan refleks
elementer yang mungkin terjadi di semua otot. Stretch refleks menjadi dasar
banyak sekali postural reflex, yang secara garis besar bertujuan untuk menjaga
sikap tubuh yang benar, dan menyesuaikan diri dengan berbagai kebutuhan, baik
itu karena daya dari luar atau disebabkan karena gerak yang dilakukan oleh
organisme.
 Refleks Cerebellar (melibatkan otak kecil)
Otak kecil, terletak di bawah bagian belakang otak belakang, terdiri atas
dua belahan yang berliku-liku sangat dalam. Otak kecil berperan sebagai pusat
keseimbangan, koordinasi kegiatan otak, koordinasi kerja otot dan rangka.
Sumsum lanjutan, medula oblongata membentuk bagian bawah batang otak,
berfungsi sebagai pusat pengatur refleks fisiologis, misalnya pernapasan, detak
jantung, tekanan darah, suhu tubuh, gerak alat pencernaan, gerak refleks seperti
batuk, bersin, dan mata berkedip.

D-4 Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palembang |Sistem Saraf 135


 Refleks Superficial
Refleks superfisial atau refleks plantar dan abdominal diawali oleh
stimulasi kutan. Refleks ini membutuhkan lengkung refleks korda dan jalur
kortikospinal. Contoh dari refleks superficial adalah:
 Refleks dinding perut : goresan dinding perut daerah epigastrik, supra
umbilikal, umbilikal, intra umbilikal dari lateral ke medial. Respon :
kontraksi dinding perut
 Refleks Cremaster : goresan pada kulit paha sebelah medial dari atas ke
bawah. Respon : elevasi testes ipsilateral.
 Refleks Gluteal : goresan atau tusukan pada daerah gluteal. Respon :
gerakan reflektorik otot gluteal ipsilateral.
 Refleks Visceral
Refleks Visceral Refleks ini sering disebut juga Refleks otonom karena
sering melibatkan organ internal tubuh. Beberapa refleks visceral, seperti urinasi
dan defekasi, merupakan refleks spinal yang bisa terjadi tanpa input dari otak.
Meskipun begitu, refleks spinal juga sering dimodulasi oleh excitatory atau
inhibitory signal dari otak yang dibawa oleh jaras descending dari pusat otak yang
lebih tinggi. Misal, urinasi dapat diinisiasi secara sadar dengan kesadaran atau
bisa juga dihambat oleh stress dan emosi, seperti dengan adanya orang lain
(sindrom bashful bladder).
Refleks visceral lain diintegrasikan di otak , khususnya di hipotalamus,
thalamus dan batang otak. Daerah ini berisi pusat koordinasi yang dibutuhkan
untuk menjaga homeostatis seperti detak jantung, tekanan darah, nafas, makan,
keseimbangan air dan menjaga temperatur. Di sini juga ada pusat refleks seperti
salivating, muntah, bersin, batuk, menelan, dan tersendak.
Salah satu tipe reflex otonom yang menarik adalah konversi stimulus
emosional ke respon visceral. Sistem Limbic, yang merupakan tempat operasi
primitif seperti sex, takut, marah, agresif dan lapar, disebut sebagai “visceral
brain” karena pengaruhnya dalam refleks emosional. Contoh lain adalah folikel
rambut yang tertarik saat seseorang merasa takut.

D-4 Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palembang |Sistem Saraf 136


Refleks visceral merupakan polysinaptic dengan sedikitnya satu sinapsis di
CNS di antara neuron sensorik dan preganglion saraf otonom serta sinaps
tambahan di ganglion, antara neuron preganglionic dan postganglionic.

V.3. Hubungan Sistem Saraf dengan Sistem Reproduksi


Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem
koordinasi yang bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan ke
seluruh bagian tubuh, serta memberikan respons terhadap rangsangan tersebut.
Pengaturan penerima rangsangan dilakukan oleh alat indera, pengolah rangsangan
dilakukan oleh saraf pusat yang kemudian meneruskan untuk menanggapi
rangsangan yang datang dilakukan oleh sistem saraf dan alat indera. Rangsangan
seksual setempat pada wanita terjadi kurang lebih sama seperti pria, karena
pemijatan dan tipe rangsangan lain pada vulva, vagina dan daerah perineal lainya
dapat menciptakan sensasi seksual. Glans klitoris sangat peka untuk
membangkitkan sensasi seksual.
Seperti pada pria, sinyal sensoris seksual diteruskan ke segmen sakralis
medula melalui saraf pudendus dan pleksus sakralis. Sekali sinyal ini masuk ke
medula spinalis, sinyal akan diteruskan ke serebrum. Refleks setempat yang
terintegrasi pada segmen sakralis dan lumbalis medula spinalis juga bertanggung
jawab terhadap sebagian pembentukan reaksi pada organ seksual wanita. Pada
sistem reproduksi wanita, sistem saraf memiliki hubungan terhadap proses
Orgasme.
Seseorang berhubungan seksual dengan alasan yang bervariasi dan
kompleks. Namun ujung-ujungnya bertujuan mencapai orgasme. Otak disebut-
sebut memainkan peran besar dalam mencapainya. Hal ini membantu untuk
menjelaskan mengapa sensasi yang dirasakan berbeda tergantung di mana
seseorang disentuh. Contohnya saja orgasme clitoral, berbeda dengan orgasme
vagina karena syaraf pengatur yang terlibat berbeda. Tanpa saraf yang yang
mengirimkan impuls ke spinal cord (saraf tulang belakang) dan otak, orgasme
tidak mungkin terjadi. Sama seperti daerah lain dari tubuh, alat kelamin berisi
saraf yang berbeda yang mengirimkan informasi ke otak untuk memberitahu
tentang sensasi yang sedang dialami.

D-4 Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palembang |Sistem Saraf 137


Semua alat kelamin mengandung sejumlah besar ujung saraf (clitoris saja
memiliki lebih dari 8.000), yang pada gilirannya terhubung ke saraf besar yang
berjalan naik melalui tubuh ke spinal cord. (Pengecualian adalah saraf vagus,
yang mem-bypass spinal cord.) Mereka melakukan banyak fungsi lainnya dalam
tubuh selain untuk menyediakan suplai saraf, dan mengumpan balik ke otak
selama rangsangan seksual.
Berikut ini adalah saraf-saraf yang berkaitan dengan orgasme :
1. Saraf hipogastrik, membantu mentransmisikan rangsangan dari uterus dan
serviks pada wanita dan dari prostat pada pria.
2. Saraf perlvis, berguna untuk mentransimisikan rangsangan dari vagina dan
serviks pada wanita dan dari rektum untuk kedua jenis kelamin.
3. Saraf pudendal, berguna untuk mentransmisikan rangsangan dari klitoris pada
wanita dan dari skrotum dan penis pada pria
4. Saraf vagus, berguna untuk mentransmisikan rangsangan dari serviks, uterus,
dan vagina pada wanita.
Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa saraf vagus turut berperan
dalam orgasme, meskipun masih belum diketahui secara jelas mekanismenya.
Namun, selama terjadi stimulasi seksual dan orgasme, ada wilayah berbeda yang
menerima rangsangan tersebut, satu di otak dan satu lagi di pusat saraf di tulang
belakang.
Kebanyakan saraf-saraf di atas terkait dengan spinal cord, yang akan
menjelaskan untuk alasan bahwa seseorang dengan spinal cord terpotong tidak
akan bisa mengalami orgasme. Dan untuk waktu yang sangat lama, orang dengan
jenis luka biasanya diberi tahu. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa
orang dengan cedera tulang belakang, bahkan parapalegics, yang bisa mencapai
orgasme.
Dr Barry Komisaruk dan Dr Beverly Whipple dari Rutgers University
memimpin penelitian pada wanita dengan tali tulang belakang yang terputus pada
tahun 2004. Mereka menemukan bahwa wanita tersebut bisa merasakan stimulasi
dari serviks dan bahkan mencapai orgasme, meskipun tidak ada jalan di otak
mereka yang dapat menerima informasi dari saraf hipogastrikus atau panggul.
MRI menscan otak perempuan itu dan menunjukkan bahwa kawasan yang

D-4 Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palembang |Sistem Saraf 138


berhubungan dengan sinyal dari saraf vagus aktif. Karena vagus mem-bypass
spinal cord, sehingga para wanita masih bisa merasakan rangsangan serviks.
Saraf juga berhubungan dengan Uterus. Innervasi uterus terutama terdiri
atas sistem saraf simpatis dan sebagian terdiri atas sistem saraf parasimpatis dan
serebrospinal. Sistem parasimpatis berada di dalam panggul sebelah kiri dan
kanan dari os. Sakrum, sedangkan sistem simpatis masuk ke rongga panggul
sebagai flexus hipogastrikus melalui bifurkatio aorta dan promontorium dan
melanjut ke bawah menuju ke flexus-flexus frankenhauser. Serabut saraf tersebut
memberi innervasi pada miometrium dan endometrium. Kedua sistem simpatik
dan parasimpatik mengandung unsur motorik dan sensorik. Saraf sensorik
menimbulkan kontraksi dan vasokonstriksi dan saraf parasimpatis mencegah
kontraksi dan menimbulkan vasodilatasi.

D-4 Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palembang |Sistem Saraf 139

Anda mungkin juga menyukai