Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
pelaksanaan kerja praktek di Pertamina Hulu Energi selama dua bulan dimulai dari
tanggal 01 Agustus 2018 sampai dengan 31 September 2018. Salawat beserta salam
marilah kita sangjung sajikan kepangkuan nabi besar Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan seperti
sekarang ini.
Kerja Praktek ini merupakan mata kuliah wajib bagi setiap mahasiswa Jurusan
Teknik Kimia, Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri D-IV Politeknik
Negeri Lhokseumawe. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa mendapatkan gambaran
langsung tentang ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah dan menambah
pengalaman yang berhubungan dengan ilmu keteknikan secara khusus. Pada
pembuatan laporan ini penulis mengambil judul “PRODUCED WATER INJECTION
SYSTEM”. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek hingga selesainya laporan ini, penulis
telah banyak mendapat bantuan dan arahan dari banyak pihak. Dengan demikian
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Razalia Ukhti
NIM: 1524301089
DAFTAR ISI
LAMPIRAN A .....................................................................................................
A.1 Menghitung Total Rata-Rata Air Yang Diinjeksi .............................
LAMPIRAN B .....................................................................................................
B.1 Peralatan Yang Digunakan ................................................................
B.1.1 Degassing Column ..................................................................
B.1.2 Surge Tank...............................................................................
B.1.3 Skimmer Tank .........................................................................
B.1.4 Deoiler .....................................................................................
LAMPIRAN C .....................................................................................................
C.1 Blok Diagram Aliran Proses Gas Pada Cluster Iv .............................
C.2 Blok Diagram Aliran Proses Produced Water
Injection System ................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Teknologi dan alat yang digunakan dalam pengambilan minyak mentah dari
dalam well ini meliputi berbagai proses yang menggunakan peralatan industri seperti
Cooller,Production separator, Heat exchanger, Propane chllier,Chllier scrubber,
Pump, serta alat-alat lain yang mendukung setiap proses.
Pada APO sendiri sampai dengan saat ini masih mempunyai empat Cluster
yang masing-masing Cluster masih aktif, yaitu Cluster I, Cluster II, Cluster III, dan
Cluster IV. Untuk Point “A” tujuannya yaitu untuk mengetahui berapa banyak
produksi gas setiap harinya, selain itu untuk mengontrol proses dan kondisi gas itu
sendiri, baik itu Pressure(tekanan), Temperature, dan komposisinya. Setelah melalui
“Point A”kemudian gas tersebut dikirim ke PT. PAG dan PT. PIM (Pupuk Iskandar
Muda) sebagai bahan baku pembuatan urea.
Sasaran dan tujuan umum dari penulisan ini diwujudkan untuk pengembangan
wawasan yang sesuai dengan topik yang dibahas sebagai berikut:
1. Mengetahui akan rangkaian proses produksi yang ada pada pertamina hulu
energi NSB,
2. Dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah di dapat saat kuliah Jurusan
Teknik Kimia Prodi Teknologi Rekayasa Kimia Industri Politeknik Negeri
Lhokseumawe,
3. Mengetahui fungsi dari peralatan-peralatan proses,
4. Memiliki keterampilan dalam hal penguasaan pekerjaan dan dapat menambah
pengalaman untuk terjun ke lapangan industri,
5. Berlatih bekerja disiplin dan bertanggung jawab sebagai seorang pekerja,
6. Membina hubungan kerja sama yang baik antara perusahaan dengan Jurusan
Teknik Kimia Prodi Teknologi Rekayasa Kimia Industri Politeknik Negeri
Lhokseumawe.
Sebagai perusahaan induk bagi seluruh anak perusahaan pemegang PI, PHE
memiliki peranan yang besar dalam peningkatan produksi Pertamina melalui
optimalisasi produksi di lapangan yang dimiliki maupun akuisisi wilayah kerja
eksplorasi dan produksi, baik di dalam maupun di luar negeri. Bahkan, boleh
disebutkan bahwa PHE merupakan satu-satunya kendaraan PT Pertamina (Persero)
yang menjalankan bisnis di luar negeri.
PHE tidak hanya bertindak sebagai pengelola portofolio bisnis, namun di
lapangan, terutama untuk luar negeri.Walau memiliki banyak anak perusahaan,
bentuk organisasi PHE tidak besar namun efektif, karena PHE memiliki pekerja yang
mempunyai pengalaman dan kapabilitas tinggi iuntuk membuat analisis cermat serta
menghasilkan keputusan tepat dalam menjalankan bisnis portofolio.
Semua fasilitas produksi Pertamina Hulu Energi NSB pada saat ini tidak lagi
beroperasi pada kapasitas maksimum seiring dengan berkurangnya cadangan gas
alam yang ada dalam perut bumi atau dikenal dengan sebutan Hydrocarbon reservoir.
Hal ini terlihat dari menurunnya volume produksi pada setiap Cluster operation
termasuk dari remote area South Lhoksukon Pase Operation. Pada gambar 2.2
menunjukan peta alur pengaliran gas alam kering dari setiap lokasi fasilitas produksi
didaerah operasi PHE NSB yang bermuara ke PT. PAG Blang Lancang
Lhokseumawe Aceh Utara, dan dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 2.2 Aliran gas alam kering dari sumber produksi ke PT.PAG
c. Dapartement SCM
Field SCM
Superintendent
d. Dapaterment Security
Security
Superintendent
ICT Superintendent
JAKARTA
Inovasi baru dan strategi yang cerdas dan tepat dibutuhkan untuk
meningkatkan keberhasilan kegiatan eksplorasi. Strategi PT. PHE untuk mendukung
keberhasilan eksplorasi adalah:
3.1 SumurProduksi
Disetiap Cluster pada Arun Field banyaknya sumur yang masih beroperasi
berbeda-beda, Cluster-I jumlah sumur keseluruhan 21 buah sumur, dan sekarang yang
masih berproduksi 7 sumur (4 sumur online dan 3 sumur cycling), Cluster-II jumlah
sumur keseluruhan 21 buah sumur, yang masih berproduksi 10 sumur (8 sumur
online dan 2 sumur shut in to cycling),ceased flow10 sumur yang sudah tidak
berproduksi lagi saat ini (abandon) yaitu 1 sumur,Cluster-III jumlah sumur
keseluruhan 21 buah sumur, yang masih berproduksi 15 sumur dan yang sudah tidak
berproduksi lagi saat ini (abandon) yaitu 4 buah sumur dan yang terakhir yaitu
Cluster-IV,jumlah sumur keseluruhan yaitu 21 buah sumur, yang masih berproduksi
8 sumur. Untuk setiap sumur yang tidak lagi beroperasi disebabkan karena sumber
gas alam yang ada pada cadangan produksi sumur tersebut sudah tidak mampu lagi
untuk keluar yang disebabkan oleh tekanannya yang lebih rendah dari tekanan rata-
rata, sumur-sumur produksi yang lain dan juga cadangan gas alam yang ada pada
sumur tersebut sudah tidak bisa diproduksikan.
Di Arun Field terdapat 2 buah jenis well, ada yang single loop dan ada yang
double loop, pada saat gas alam masih melimpah dan tekanan masih sangat tinggi,
digunakanlah well double loop yang tujuannya adalah supaya pipa pada aliran well
tersebut seimbang dan tidak mengalami goncangan dan pada saat sekarang dengan
kondisi gas yang semakin menipis digunakan yang single loop, karena tekanan sudah
tidak tinggi lagi, yang double loop juga masih digunakan. Pada Cluster-IV gas alam
yang keluar dari setiap sumur produksi dialirkan melalui pipa gas ukuran 12 inci ke
pipa pengumpul induk gas alam yang berukuran 18 inci sebelum memasuki inlet
pendinginan gas alam yang disebut dengan inlet wellstream cooler header.Hal ini
dilakukan untuk memudahkan pengumpulan gas alam dari semua sumber sumur
produksi sebelum dialirkan ke fasilitas pendinginan gas alam. Berikut ini adalah
gambar dari proses yang terjadi pada Train-1 Well Stream Coller dan dapat dilihat
pada gambar 3.2.
Gambar 3.2 Flow gas dari wellhead menujuwellsteram cooler
Setiap sumur produksi di pasang alat pencegah ledakan sumur tiba-tiba atau
disebut dengan Well Blow-Out Preventer.Pemasangan ini dilakukan untuk
menghindari terulang kembali kejadian yang menimpa sumur produksi Arun
Operation pada tahun 1978 dulu.
Di setiap sumur produksi juga dipasang alat pemantau tekanan gas yang
disebut dengan Pressure Gauge dan alat pemantau suhu gas yang disebut dengan
Temperature Gauge. Kedua alat ini dipantau secara terjadwal untuk mengetahui
sedini mungkin apabila terjadi perubahan tekanan atau suhu sumur produksi yang
tidak bisa ditolerir. Untuk keperluan pemantauan secara jarak jauh disetiap sumur
produksi juga dipasang alat pemantau tekanan jarah jauh atau disebut dengan Presure
Transmitter dan alat pemantau suhu jarak jauh yang disebut dengan Temperture
Transmitter. Kedua alat ini bisa dipantau melalui ruang monitor operasi di ruang
Control Room Cluster-IV.
Fasilitas pendukung lainnya yang ada pada sumur produksi adalah panel alat
bantu operasi secara lokal atau disebut dengan local panel. Sumur produksi dapat
dioperasikan dengan menggunakan lokal panel tersebut dan dapat juga dioperasikan
secara jarak jauh dengan bantuan fasilitas computerisasi dari ruang monitor di
Cluster-IV. Lokal Panel tersebut dilengkapi dengan 3 buah tangki minyak hidraulic
yang bertekanan rata-rata 3000 psig untuk alat bantu mengoperasikan katup-katup
sumur produksi. Udara yang bertekanan rata-rata 110 psig juga di koneksikan ke
setiap lokal panel untuk alat bantu operasi katup sumur produksi. Solenoid Valve
dipasang disetiap alat kontrol katup untuk membantu operasi jarak jauh atau remote
operation.
Apabila ada hal keadaan darurat, maka sumur-sumur produksi yang ada di
Cluster-IV dapat ditutup secara automatic dengan menggunakan fasilitas remote
kontrol atau penutupan sumur-sumur dalam kedaan darurat yang disebut dengan
Emergency Shut Down (ESD) system. Tombol Emergency Shut Down system
dipasang di ruang monitor Cluster-IV untuk menutupkan sumur-sumur produksi di
Cluster-IV dan juga satu buah tombol Emergency Shut Down system dipasang di
lokasi South Lhoksukon Cluster-D untuk menutup sumur-sumur produksi yang ada di
South Lhoksukon Cluster-D. Tombol Emergency Shut Down sytem yang dipasang di
lokasi Cluster-IV dioperasikan oleh petugas yang mengawasi Cluster-IV hanya
apabila diperlukan dan pengoperasiannya harus atas instruksi dari operator yang
memonitor Operasi di ruang kontrol Cluster-IV.
Tombol-tombol Emergency Shut Down system tersebut dioperasikan
menggunakan fasilitas elektronik sistem yang dikombinasikan dengan alat bantu
udara bertekanan dan minyak hidraulic. Tombol-tombol Emergency Shut Down
system tersebut dapat bekerja secara manual dan secara automatic. Untuk menutupkan
sumur-sumur produksi secara darurat, maka operator yang ada di ruang monitor
South Lhoksukon Cluster-A bisa langsung menekan tombol Emergency Shut Down
system yang ada di tempat tersebut sesuai kebutuhan atau sekaligus secara
keseluruhan tergantung bagaimana kebutuhan emergensi tersebut. Tombol-tombol
Emergency Shut Down system tersebut akan bekerja secara automatic apabila hal–hal
seperti yang tersebut dibawah ini terpenuhi, yaitu :
Hilangnya arus listrik yang disebut 125 VDC power.
Berkurangnya tekanan udara dari 110 psig sampai ke 70 psig.
Berkurangnya tekanan minyak hidraulic dari 3000 psig sampai ke 1500
psig.
Terjadi peledakan pipa gas yang mengakibatkan berkurangnya tekanan
gas dalam pipa pada batas yang telah ditentukan.
Skema dibawah ini adalah gambaran sederhana cara kerja kombinasi antara
minyak hidraulic (Hydraulic Oil), udara bertekanan (Air Supply) dan tenaga elektrik
arus lemah (Electric Power Supply) 125 Volt DC dalam mengoperasikan katup –
katup yang ada pada semua sumur produksi dan dapat dilihat pada gambar 3.4 berikut
ini :
Katup utama
Hidrolic supply line
Selenoid
Electric power supply
valve
Gas basah dari semua sumur-sumur produksi, baik yang dari Cluster-IV
maupun yang dari Cluster-cluster lain dikumpulkan kedalam satu pipa penampung
induk masukan gas basah yang disebut dengan Inlet Wellstream Cooler Header.
Fasilitas proses di Cluster-IV dibagi kepada dua jalur aliran atau disebut dengan
Train yaitu proses train-1 dan proses train-2. Pembagian ini dimulai semenjak gas
basah memasuki inlet wellstream cooler header. Ukuran pipa Gas Inlet wellstream
Cooler header masing-masing adalah 16 inci dan panjang keseluruhannya 50 meter.
Gas basah yang terkumpul dalam pipa ini kemudian secara berkesinambungan
dialirkan ke fasiltas pendinginan gas basah yang disebut dengan Wellstream Cooler
Train-1 dan Wellstream Cooler train-2. Gas basah yang keluar dari fasilitas
pendinginan kemudian dialirkan ke dalam fasilatas unit pemisahan gas, minyak
kondensat dan air. Fasilitas pemisahan ini disebut dengan Gas, Condensate and
Water Separators.
Fasilitas pendinginan gas basah atau yang disebut dengan wellstream cooler
dilengkapi dengan beberapa komponen penunjang lainnya seperti berikut :
Proses kerja pendinginan gas basah adalah, gas basah yang terkumpul di
dalam inlet wellstream header pada masing-masing train dialirkan melalui pipa inlet
riser yang berukuran 6 inci ke dalam cooler tube pada masing-masing train secara
berkesinambungan. Gas yang masuk ke cooler tube yang berukuran 1-1/4 inci
didinginkan dengan menggunakan kipas pendingin cooler fan yang berukuran
diameter 4 meter untuk menurunkan suhu gas basah tersebut dari suhu rata-rata 235F
ke suhu rata-rata 110F.Penurunan suhu gas ini selain dengan menggunakan kipas
pendinginan cooler fan juga dibantu oleh teknologi sudu-sudu pendinginan yang
disebut dengan fan-fan cooler yaitu sudu-sudu dari bahan alumunium yang di lilitkan
pada semua pipa pendingin atau cooler tube untuk memperluas area permukaan
pendinginan sampai dengan 1900 kali lipat ukuran pipa polos, sehingga suhu panas
gas basah yang ada dalam pipa pendinginan atau cooler tube bisa menerima lebih
banyak proses pendingnan dibandingkan dengan menggunakan pipa polos yang tidak
dililitkan dengan sudu -sudu pendingin atau fan-fan cooler. Gas yang telah mencapai
suhu yang diinginkan yaitu rata-rata 110F kemudian dialirkan keluar melalui pipa
penyalur keluar yang berukuran 6 inci dari masing-masing train untuk selanjutnya
dikumpulkan dalam pipa pengumpul keluaran atau disebut dengan outlet wellstream
header dari masing-masing train menuju fasilitas pemisahan atau separation unit.
Gas yang berada pada suhu rata–rata 110F akan lebih mudah untuk
dilakukan proses pemisahannya dari kondisi gas basah menjadi kondisi gas kering
dalam arti tidak mengandung air dan minyak kondensat. Untuk menjaga agar suhu
gas basah yang keluar dari ruang pendinginan tetap stabil, maka dipasanglah kisi–kisi
pengontrolan laju udara dari kipas pendinginan yang di sebut dengan louvers.
Gas yang keluar dari sistem pendinginan gas basah dari masing– masing
train memasuki unit pemisahan gas atau disebut juga dengan Two Phase Separator
(D-416), untuk kemudian dengan menggunakan fasilitas pemisahan gas basah dan
cairan, gas tersebut dipisahkan menjadi dua klasifikasi pokok yaitu gas kering (dry
gas) dan liquid, untuk condensate dan water akan dipisahkan di (D-418).Proses
pemisahan ini mengacu pada sistem pemisahan secara grafitasi yaitu cairan yang
massa jenisnya lebih berat seperti air akan turun ke lapisan separator yang paling
bawah sedangkan yang massa jenisnya lebih ringan seperti minyak kondensat akan
terapung di separator bagian tengah dan gas yang massa jenisnya lebih ringan dari air
dan minyak kondensat akan naik dengan sendirinya ke permukaan separator yang
paling atas dan dengan mudah dialirkan ke fasilitas proses selanjutnya.
Pemisahan akan lebih sempurna apabila kondisi suhu dan tekanannya berada
pada posisi yang stabil yaitu tidak fluktuative atau berubah-ubah selama proses
pemisahan tersebut terjadi. Berikut ini adalah typical dari alat pemisahan yang
digunakan pada claster IV, dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gas kering yang keluar dari unit pemisahan dan telah terpisah dari cairan
atau liquid lainnya dari masing-masing train belum sempurna kering dan suhu nya
perlu di turunkan dahulu tanpa menurunkan tekanannya, sebelum memasuki fasilitas
pendingin gas atau disebut dengan Propane Refrigeration System dari masing-
masing train yang terdiri dari beberapa fasilitas yaitu, Scrubber(D-4504 dan D-4505),
Booster Compresor(K-4504 dan K-4505), Condenser (E-4504 dan E-
4505),Accumulator (D-4507), Propane Chiller(E-4501 dan E-4502), dan
Scrubber(D-4504).
Gas yang keluar dari unit pemisahan atau separation unit dari masing-masing
train tersebut dialirkan ke Low Pressure Dehidration Unit(E-218) untuk penurunan
tekanan setelah penerapan pada Production Separator. Kemudian gas kering yang
telah tersaring impuritis tersebut dialirkan ke unit High Presurre Dehidration Unit,
kemudian di alirkanke propane Refrigeration atau unit pertemuan awal antara gas
kering dengan Propana. Gas masuk kedalam Propane Chiller dimana terjadi kontak
antara propane dan Gas yang terjadi diantara Tube and Shell. Uap air yang ada
setelah proses pendinginan karena gas terjadi kondensasi dialirkan melalui pipa
menuju Booster Kompresor guna menaikkan tekanannya kembali.
3.5 BoosterKompressor
Booster compresor merupakan unik peningkatan tekanan fluida gas dari
Arun cluster dan South Lhoksukon sampai ke point “A” dan ke point” B”
(PT.PERTA ARUN GAS). Peningkatan tekanan terjadi dengan di kompres oleh
compressor LP K-4920B/K-4930B dan HP K-4920A/K-4930A yang di gerakan oleh
KGT- 4920 sehingga tekanan gas yang rendah sekitar 30 psig menjadi tekanan yang
tinggi sekitar 320 psig. Proses ini dilakukan untuk mempercepat aliran gas.
BAB IV
TUGAS KHUSUS
Judul yang diberikan kepada penulis saat melaksanakan kerja praktek di PT.
PERTAMINA HULU ENERGI NSB yaitu : “PRODUCED WATER INJECTION
SYSTEM”
Injeksi aliran air dapat diarahkan ke GW-07 melalui katub(valve) aliran inter-
link baru. Panel kontrol hydrolic portable tersedia di cluster-IV berfungsi untuk
mengoperasikan katub hydrolic ke GW-07 .
Deoiling Hydrocyclones
Prinsip kerja Deoiler Cyclone di gunakan untuk memulihkan hidrokarbon cair
dari aliran air yang mengandung kondensate. Cyclone ini biasa pada bejana
bertekanan pada tiap cluster dengan dibutuhkan 1-400 nomor Cyclones liners agar
sesuai dengan laju alir. Cyclones liners dibuat dalam berbagai ukuran (diameter 30-70
mm) dan didesaign dari Duplex Stainlees dan dari bahan lainnya sesuai dengan
permintaan.
Gambar 4.1 Deoiling Hydro Cyclone
Liner dapat dilepas-lepas untuk diperiksa atau diganti dengan Liner kosong
dengan menggunakan perkakas tangan sederhana. Liner kosong digunakan dimana
tingkat air bervariasi dari waktu kewaktu dan jumlah Deoiler Cyclones liners perlu
divariasikan. Selain itu bejana didesain sekat pemisah internal yang memungkinkan
berbagai macam laju aliran untuk ditangani dan di atasi.
Prinsip operasi Deoiler Cyclone adalah air yang masuk didorong dengan
tekanan dan memanfaatkan tekanan rendah untuk memberi energi untuk memaksa air
berpisah dan menyebabkan air berpisah dengan minyak. Biasanya tekanan sistem
digunakan untuk memberikan tekanan penggerak. Tapi jika tekanan nya terlalu
rendah (<75 psig/5 bar) maka perlu Start Up pompa untuk mendongkrak tekanan
umpan.
Setiap Deoiler Cyclone liner mencakup bagian Inlet tangensial dimana air
yang masuk dipaksa berputar cepat dan menghasilkan kekuatan sentrifugal yang
tinggi.
Ada beberapa faktor penting yang perlu terlibat pada proses pemilihan jenis
Deoiler Hydro Cyclone pada proses ini antara lain: Tekanan, ukuran dan distribusi
minyak, viskositas cairan/Temperaturedan diameter siklon.
Degassing Column (F-422)
Liquid (air yang masih ada kandungan Condensate) yang berasal dari alat
pemisah Condensate water Separator(D-418) mengalir ke degassing Column(F-422).
Degassing Column berfungsi untuk membuang kandungan hidrokarbon dan
memindahkan kandungan uap ke atmosfir yang dilengkapi dengan arester api juga
dilengkapi dengan bantalan Demister yang berfungsi untuk mencegah pelepasan
tetesan air dan tetesan hidrokarbon ke atmosfir. Dari Degassing Column(F-422)
selanjutnya campuran kondensate akan mengalir dengan sendirinya ke produced
water Surge Tank (F-420) dan produced water Skim Tank mengalir karena adanya
gaya gravitasi.
Blanket Gas
Gas Blanket dialirkan menuju ke 2 tangki yaitu Surge Tank (F-420) dan ke
tangki Skim Tank(F-421).Blanket gas ini bertugas menjaga tekanan positif pada
tangki. Blanket gas ini diciptakan umtuk menjaga tangki supaya bebas dari O2 guna
untuk mencegah ledakan. Pasokan gas blanket dikelola oleh Regulator Selv-Acting
Regulator (PCV-45058) yang diset dengan tekanan 10 psig. Pengendali tekanan
dikontrol oleh 4 pengontrol (PV-45081/45085/ dan PV-45086/45090), Berikut
pembagian pressure control (pengontrol tekanan dalam tangki) dan fungsinya :
1. PV-4508/45085 fungsinya untuk meningkatkan tekanan gas Blanket untuk
cluster-IV.
2. PV-45086/45090 fungsinya untuk mengurangi tekanan gas berlebih ke atmosfir
untuk Cluster-IV.
Normal
Low Low Low High High High
Tag No. Operating
Trip Alarm Alarm Trip
Range
PSHH-
--- --- 100 psig --- 200psig
45059A1/B1
PSLL- 50 psig
--- 100 psig --- ---
45059A
2’-0”from
the bottom 8’-0” from
LSLL-
of the tank --- the bottom --- ---
45057A
of the tank
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
APHA
Ph - - 7.5
4500-H+ B
Hydrocarbon
Ppm - Volumetric 442298.0
content
BAB V
PENUTUP
5.1 Pembahasan
Adapun proses yang di pelajari pada Pertamina Hulu Energi NSB yaitu proses
pengambilan gas dan kondensat kemudian didinginkan dan selanjutnya dipisahkan
antara gas, kondensat dan air. Proses yang di pelajari dilapangan meliputi dari
pengambilan gas dan kondensat beserta air yang ikut dalam pengambilan gas dan
kondensat dari sumur/well yang bertekanan 70-80 psig. Setelah gas tersebut
dipisahkan kemudian dikirim ke GIW-07.
Proses pemisahan gas dan liquid terjadi di unit production separator (D-
416) berdasarkan perbedaan densitas, sehingga air yang memiliki berat jenis lebih
berat akan turun ke bawah sedangkan gas yang memiliki berat jenis lebih ringan naik
ke atas. Liquid tersebut lalu masuk ke unit condy/water separator (D-418) kemudian
dipisahkan antara kondensat dan air. Lalu kondensat di pompakan ke point A
menggunakan 2 buah pompa G-436 A/B. Sedangkan air harus di olah lagi pada
produce water system sebelum di inject ke GIW-07.
Pada produce water system air terlebih dahulu di masukkan di degassing
column (F-422) dan pada tahap ini sisa-sisa kandungan hydrokarbon di buang.
Kemudian masuk ke surge tank (F-420) dan skim tank (F-421) melalui pipa
balancing, level dari kedua tangki sama. Pada tahap ini, air didiamkan terlebih dahulu
agar terbentuk lapisan antara kondensat dan air. Kemudian air di alirkan ke deoiler
(V-451). Disini terjadi lagi pemisahan antara air dan kondensat. Air yang telah bebas
dari kandungan kondensat tersebut langsung dialirkan melalui pipa 6 inchi ke GIW-
07 untuk di inject kembali kedalam tanah sedangkan kondensat di pompa lagi ke
condy water separator (D-418) menggunakan recovery pump G-427B.
Air yang di inject ke tanah memiliki batas range sekitar 6000 BPD. Dapat di
lihat di bawah ini grafik untuk produce water inject selama sebulan.
Waktu Vs Water Injeksi (BPD)
6000
5000
Water Injeksi (BPD)
4000
3000
2000 WAKTU
1000
0
0 5 10 15 20 25 30 35
Waktu (Day)
Pada analisa pH dari kandungan air produce water injection adalah sekitar 7.5
dan air tersebut bersifat basa. Sehingga jika di buang begitu saja ke lingkungan
sekitar tidak mempengaruhi ekosistem air. Tetapi untuk produce water tetap diinject
ke bumi kembali mengikuti peraturan menteri lingkungan hidup.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
Berdasarkan apa yang telah penulis lalui selama dua bulan di PT.
PERTAMINA HULU ENERGI NSB Lhoksukon Aceh Utara penulis mempunyai
beberapa usulan yang disarankan bagi kebaikan segala pihak yang terkait dengan
praktek lapangan ini, yakni:
=(3674+4508+4017+2833+1849+1649+3660+2679+5377+3301+2
534+2042+3288+2928+2256+2969+2322+2625+2312+2251+2681
+2335+2626+2333+2624+2653+3854+4102+3704+3098+2705)
1
= 28 (91789)
=3.278.18 BPD
LAMPIRAN B