Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Daftar Pustaka:
a. Lemmon J, Janis JE, Rohrich RJ. Soft tissue injuries of the fingertip: method of
evaluation and treatment. An algorithmic approach. American Society of Plastic
Surgeon. 2014; 105e-117e.
b. Peterson SL, Peterson EL, Wheatley MJ.B.Management of fingertip amputations. J
Hand Surg [Am] 2014;39:2093-2101.
c. Ramirez MA, Means KR Jr. Digital soft tissue trauma: a concise primer of soft tissue
reconstruction of traumatic hand injuries. Iowa Orthopaedic Journal. 2013; 31: 110-
119
d. SJ, Sebastian. 2014. Fingertip Injurie. Singapore Medical Journal Volume (1): 78-87. 5
January 2014.
Hasil pembelajaran:
1. Penegakan Diagnosis Finger Tip Injury
2. Klasifikasi Finger Tip Injury pada kasus ini
3. Penatalaksanaan Finger Tip Injury
4. Prognosis pasien dalam kasus ini
5. Edukasi terkait perawatan pasca operasi
Rangkuman:
1 “Subyektif” Pasien mengeluh luka terpotong pada jempol tangan kiri setelah terjepit
mesin conveyor belt kurang lebih 1 jam sebelum datang ke RS. Nyeri pada luka dirasakan
tajam secara terus menerus dan berdarah.
2 “Obyektif” Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan:
- Dari anamnesa didapatkan bahwa pasien mendapat luka terpotong mesin conveyor
belt saat bekerja.
- Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan pada status lokalis regio digiti I manus
sinistra didapatkan tonjolan tulang (+), vulnus (+), swelling (+), perdarahan (+)
dan ROM terbatas e.c. nyeri.
- Dari pemeriksaan penunjang foto X-Ray manus sinistra posisi AP dan Lateral
didapatkan adanya fraktur terbuka pada phalanx distal digiti I manus sinistra.
3 “Assessment” Fingertip injury (FTI) adalah cedera pada jari yang terletak pada area
sebelah distal dari insersi tendon flexor dan ekstensor, merupakan kasus yang tersering
terjadi pada cedera tangan yang pada kasus ini termasuk kecelakaan kerja. Tujuan
penanganan FTI adalah untuk mengembalikan sensasi yang adekuat, nyeri yang minimal,
pergerakan sendi yang maksimal dan kosmetik yang baik. Dalam mencapai tujuan
tersebut, perlu diperhatikan juga usaha untuk mempertahankan ukuran dari ujung jari.
Untuk itu, perlu dipertimbangkan beberapa faktor seperti umur, pekerjaan, jenis kelamin,
tangan yang dominan, jari yang terkena, mekanisme cedera, riwayat kondisi medis, dan
anatomi jari yang cedera.
Pada pasien ini mendukung untuk dilakukan tindakan operasi dilihat dari usia yang masih
dewasa muda, pekerjaan yang berkaitan dengan tangan namun tidak detail, tangan kiri
bukan merupakan tangan yang dominan, jari yang terkena adalah jempol yang dimana
perannya masih dapat digantikan oleh jari lain, mekanisme cederanya terpotong mesin
conveyor belt dengan luka yang cenderung bertepi rata, tidak adanya riwayat kondisi
medis yang menjadi kontra indikasi dilakukan operasi serta dilihat dari anatomi jari yang
cedera termasuk dalam klasifikasi amputasi allen tipe III yang meliputi distal dari mid-
phalanx distal sehingga pasien diputuskan untuk dilakukan tindakan stump plasty atau
revisi amputasi demi tercapainya prognosis yang baik.
4. ”Plan”
Diagnosis: Ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang dalam bentuk foto X-Ray, serta tidak didapatkan adanya diagnosis banding
Pengobatan: Saat penanganan awal di UGD, pasien diberi obat anti nyeri dan dilakukan
rawat luka serta bebat untuk menghentikan perdarahan. Dilanjutkan dengan pemberian
anti tetanus akibat luka terkena logam serta antibiotik profilaksis untuk persiapan operasi.
Pendidikan: Diberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya terkait kondisi dari pasien,
tindakan yang akan dilakukan beserta komplikasi yang mungkin terjadi, yaitu infeksi
sekunder dan perdarahan. Selain itu pasien dan keluarganya juga diberikan pemahaman
terkait perawatan luka pasca operasi dan prognosis dari kasus yang dialami oleh pasien.
Konsultasi: Sarankan pasien untuk kontrol secara teratur ke Dokter Spesialis Bedah
Tulang untuk perawatan lebih lanjut dan rehabilitasi fungsi pasca operasi.