C. Keuntungan
- Tidak membutuhkan biaya dan obat-obatan.
- Tidak ada efek samping.
- Keefektivan metode mencapai 99% hanya jika dilakukan dengan benar.
D. Kerugian
- Tingkat efektivitasnya menurun secara drastis menjadi 75% jika tidak dijalani dengan teliti.
- Bukan metode yang praktis; memerlukan ketelitian dan disiplin.
- Tidak melindungi dari IMS.
- Pengguna metode ini tidak bisa melakukan hubungan seksual dengan spontan jika tidak ingin
hamil.
E. Efek samping
Pantang yang terlampau lama dapat menimbulkan frustasi. Hal ini dapat diatasi dengan
pemakaian kondom atau tablet vagina saat hubungan seksual
Sumber:
Alexander mukti. 2017. The Ovulation Detection Accuracy between Body Basal Temperature,
Cervical Mucus and Combination of Both Compared to Ultrasound Examination. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.
Depkes. 2009. KB pada periode menyusui (Health Assesment Indonesia). Jakarta
Fertility and Gynecology Associates. 2007. Basal Body Temperature Record. Philadelphia
Nasir, 2009. Suhu Basal Tubuh Untuk Mengetahui Masa Subur Wanita.
dokternasir.web.id/2009/03/suhu-basal-tubuh-untuk-mengetahui.html
Sulistyawati,Ari.2011.Pelayanan Keluarga Berencana.Jakarta:Salemba Medika
Pemeriksaan Mukus Serviks
Mukus serviks terdiri dari air dan bermacam-macam senyawa, karbohidrat, protein, asam
lemak, mineral dan enzim. Mukus serviks mengalami perubahan fisik dan biokimia sesuai dengan
siklus haid. Pada fase proliferasi hingga saat ovulasi , dibawah pengaruh estrogen konsentrasi
protein, terutama albumin berkurang, sedangkan air dan konsentrasi musin bertambah berangsur-
angsur sehingga viskositas berkurang. Berkurangnya viskositas mucus serviks pada saat ovulasi
meningkatkan kemampuan sperma menerobos mukus serviks. Sesudah ovulasi mukus serviks
menjadi lebih kental dan lebih keruh. Sensitifitas 88% dan spesifisitas 61%
Indikasi:
Semua wanita usia subur yang melakukan planning kehamilan ataupun mencegah kehamilan
dengan metode alamiah
Kontraindikasi :
- Memiliki infeksi saluran reproduksi dapat mengaburkan tanda-tanda kesuburan
- Wanita yang tidak menyukai menyentuh alat kelaminnya
- Sedang dalam masa menstruasi
- Menggunakan sabun pembersih wanita
- Menggunakan KB hormonal.
Keuntungan:
Mudah dilakukan
- Tidak perlu menggunakan alat khusus
- Langsung dapat dilihat hasilnya sendiri.
Kekurangan:
Tidak semua wanita dapat membedakan kualitas dari mucus serviksnya.
CHECK LIST PEMERIKSAAN SERVICAL MUCOUS
No. Aspek yang Dinilai Bobot Nilai
0 1 2
1. Salam dan memperkenalkan diri ke px 1
2. Menanyakan identitas pasien (nama, umur, alamat, pekerjaan, 1
status)
3. Menanyakan alasan kedatangan pasien 1
4. Inform consent 1
5. Menjelaskan kepada pasien tentang pemeriksaan servical 1
mucous dan tujuan pemeriksaannya
6. Memberitahu pasien bahwa dibutuhkan minimal 3 siklus 1
menstruasi untuk dapat menilai siklus ovulasi
7. Menghimbau kepada pasien untuk memeriksa dan mencatat 1
ada atau tidaknya mucus (lendir) pada siang dan sore hari
8. Menganjurkan pasien mencuci tangan dengan sabun sebelum 1
melukan pemeriksaan servical mucous
9. Menganjurkan kepada pasien untuk lebih memilih memeriksa 1
servikal mucous dengan menggunakan jari dibandingkan tisu
(mudah terabsorpsi)
10. Mengajarkan pada pasien bagaimana cara mengambil lendir 2
di vagina menggunakan jari dengan benar
11. Memberitahu pasien cara menginterpretasikan hasil 2
pemeriksaan servical mucus:
1. Jika sekresi mukus terasa licin hari puncak (waktu
terdekat mengalami ovulasi) fertil
2. Jika sekresi mukus menjadi tidak licin atau bahkan tidak
ada bukan waktu terdekat mengalami ovulasi
infertile
12. Menanyakan kepada pasien apakah sudah mengerti atau 1
belum dan apakah ada pertanyaan
13. Menyuruh pasien mengulangi kembali apa yang kita jelaskan 1
untuk melihat seberapa paham pasien dengan apa yang kita
jelaskan sebelumnya
Catatan:
1. Disarankan melakukan pengecekan menggunakan jari, Karena pengecekan menggunakan
tissue akan cepat terabsorbsi.
2. Dibutuhkan minimal 3 siklus menstruasi untuk dapat menilai siklus ovulasi.
Sumber:
Anggraeni, Asih dkk. 2010. Pemeriksaan Tambahan Subfertilitas. Bagian Ilmu Kebidanan dan
Kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Surakarta/ RS Dr. Moewardi Surakarta
Ecochard R, Duterque O, Leiva R, Bouchard T, Vigil P. 2015. Self-Identification of The Clinical
Fertile Window and The Ovulation Period. Fertility and Sterility, 103(5): pp. 1319-1325
Fern Test
Pemeriksaan Fern (uji pakis) lendir serviks merupakan salah satu parameter dalam evaluasi
lendir serviks. Ferning adalah pembentukan struktur seperti daun pakis mengacu pada derajat dan
pola yang tampak jika lendir dikeringkan di atas permukaan kaca objek. Pembentukan struktur
daun pakis pada lendir serviks salah satunya ditentukan oleh konsentrasi NaCl. Sepanjang siklus
menstruasi komponen tersebut merupakan garam dengan persentase tertinggi. Konsentrasi garam
tersebut mencapai puncaknya pada saat ovulasi.
Terbentuknya pola ferning tergantung pada adanya mucin, protein dan konsentrasi
elektrolit. Karena semua garam mempunyai kemampuan membentuk ferning, maka jumlah garam
yang banyak akan memberikan gambaran ferning yang lebih jelas. Lendir serviks mengandung
garam kalium dalam jumlah yang sangat sedikit atau merupakan trace elemen, sebaliknya
sepanjang siklus menstruasi garam natrium terdapat dalam jumlah paling banyak yaitu 0,7 %
Sehingga dalam lendir serviks garam natrium lebih dominan dalam pembentukan ferning.
Waktu pemeriksaan yang paling sering dilakukan adalah pada saat ovulasi, bentuk daun
pakis akan lebih jelas terlihat apabila diambil sampel lender pada waktu yang mendekati ovulasi,
dimana struktur tersebut akan mengering menjadi sebuah bentuk seperti daun pakis (tes fern).
Sebelum dan sesudah ovulasi dan selama kehamilan akan di temukan pola dengan ciri khas yang
berbeda. Pada saat terjadi ovulasi lender serviks akan menjadi sangat cair dan jernih sebaliknya
akan tampak kekuningan dan kental jika diperiksa pada saat tahapan pra ovulasi dan pasca ovulasi
dari siklus haid.
Terdapatnya infeksi serviks atau darah pada saat pemeriksaan fern akan menghambatkan
pembentukan pola pakis yang sempurna. Ditemukannya pola pakis yang sempurna selama
pertengahan siklus menstruasi menandakan aktivitasestrogen yang baik dan tidak terdapat infeksi
serviks.
Fungsi pemeriksaan fern
a) Menilai aktivitas estrogen
Pemeriksaan fern merupakan sebuah metode sederhana untuk dapat menilai ada atau
tidaknya aktivitas dari estrogen. Terdapatnya infeksi serviks atau darah pada saat pemeriksaan
fern akan menghambatkan pembentukan pola pakis yang sempurna. Ditemukannya pola pakis
yang sempurna selama pertengahan siklus menstruasi menandakan aktivitas estrogen yang baik
dan tidak terdapat infeksi serviks.
b) Menentukan ovulasi
Ovulasi dapat di tegakkan dengan cukup akurat pada wanita - wanita dengna siklus
menstruasi yang teratur. Tidak ditemukannya pola pakis pada mukus serviks selama masa pra
menstruasi menandakan aktivitas dari korpus luteum yang menghasilkan progesteron. Satu
apusan mukus serviks harus di ambil pada saat pertengahan siklus menstruasi dan satu kali lagi
pada saat sebelum menstruasi untuk dapat dengan akurat menegakkan ovulasi. Ferning atau
pola pakis harus ditemukan pada saat pemeriksaan intermenstruasi dan menghilang pada saat
sebelum menstruasi untuk dapat menegakkan terjadinya ovulasi pada siklus tersebut. Tetapi
karena karena banyaknya faktor yang terlibat dalam gambaran dari pola pakis ini, maka
pemeriksaan ini tidak dapat secara akurat menentukan hari dimana ovulasi terjadi.
Tes fern dapat digunakan menentuka aktifitas ekstrogen, menentukan ovulasi, memastikan
kehamilan awal, dan insufisiensi progresteron pada plasenta, meskipun belum diteliti lebih
lanjut untuk digunakan secara rutin. Tes fern juga, dapat mendeteksi kebocoran cairan
amnion pada membrane yang mengelilingi fetus selama kehamilan.
b. Alat dan Bahan
Alat : Mikroskop dengan pembesaran objektif 10x - 40x
Bahan: Kaca objek mikroskop, pipet transfer atau swab vagina,speculum vagina
c. Spesimen
Masukkan spekulum vagina ke dalam introitus vagina yang sebelumnya telah dibersihkan
dengan air. Jangan gunakan air pada saat pemeriksaan karena dapat mengganggu hasil dari
pemeriksaan.
CHECK LIST PEMERIKSAAN FERN TEST
No. Aspek yang Dinilai Bobot Nilai
0 1 2
1. Salam dan memperkenalkan diri ke px 1
2. Menanyakan identitas pasien (nama, umur, alamat, pekerjaan, status) 1
3. Menanyakan alasan kedatangan pasien 1
4. Inform consent 1
5. Menjelaskan kepada pasien tentang pemeriksaan fern test dan tujuan 1
pemeriksaannya
6. Mencuci tangan dengan sabun 1
7. Menyiapkan alat dan bahan 1
8. Memakai handscoen steril 1
9. Persiapan pasien 2
1. Menyuruh pasien buang mengosongkan kandung kemih
2. Menyuruh paisen disuruh membersihkan area kewanitaan setelah
berkemih
3. Memposisikan pasien dengan posisi lithotomi
10. Desinfeksi vulva vagina dengan larutan NS 1
11. Memasang doek lubang 1
12. Memasang spekulum tanpa lubrikan 1
13. Menyalakan lampu obsgyn 1
14. Mengambil mucus servik menggunakan spatula aire di ostium 1
serviks, Kumpulkan sampel cairan dari fornix posterior
menggunakan lidi kapas. Hindari bagian serviks karena cairan
serviks akan menyebabkan hasil false positf
15. Usapkan lidi kapas (sudut 45 derajat) pada object glass sekali 1
usapan, lalu biarkan mengering dalam suhu ruangan (kurang lebih
10 menit) agar benar-benar kering tidak terpengaruh oleh
kelembaban udara.
16. Melepaskan speculum dan masukan ke klorin, desinfeksi vulva
17. Mengamati dengan mikroskop dengan pembesaran 40 – 100 2
kemudian amati adakah bentukan kristas seperti daun pakis
18. Mengedukasikan hasil pemeriksaan pada pasien 1
e. Hasil Pemeriksaan
Ferning mengacu pada derajat dan pola kristalisasi yang diamati ketika lendir serviks kering
dipermukaan kaca. Dalam hal ini jenis gambaran ferning dapat bervariasi dan bergantung
misalnya pada tebal siapan atau jumlah sel. Skor (nilai) yang dipakai pada evaluasi lender
serviks adalah:
0= Tidak ada kristalisasi
1= Terjadi kristalisasi dengan pembentukan daun pakis yang hanya mempunyai batang primer
saja (atipik)
2= Pembentukan daun pakis dengan mayoritas hanya batang primer dan sekunder.
3= Pembentukan daun pakis dengan batang primer, sekunder, tersier dan kuartener.
Contoh pembentukan pakis lendir serviks pada kaca slide yang telah keringkan di udara. A)
ferning: 1, batang utama; 2, batang sekunder; 3, batang tersier; 4, batang kuaterner (skor 3); (B)
batang primer dan sekunder (skor 2) tetapi beberapa terdapat juga batang tersier (C) atipikal
pakis kristalisasi (skor 1); (D) tidak ada kristalisasi (skor 0).
f. Sensitivitas dan spesifisitas
Tingkat sensitivitas dan spesifisitas yang di laporkan dari pemeriksaan fern adalah 51% dan
70%, pada pasien yang tidak sedang hamil sedangkan sensitivitas dan spesifisitasnya akan
meningkat menjadi 98% dan 88% pada pasien yang sedang hamil.
Sumber:
Hamil T.Fern Test Education of Amniotic Fluid by Micoscopy. UCSF Medical Center
Laboratory Medicine 2013. P.I.
Speroff L, Fritz MA. Clinical Gynecologic Endocrinology and Infertility. 8th edition. United
Kingdom: Lippincott Williams & Wilkins; 2011. p. 1168 – 1169
WHO laboratory manual for the examination and processing of human semen. World Health
organization; 2010: P. 245-250
Konseling Pranikah
Konseling pranikah (premarital counseling) merupakan upaya untuk membantu calon
suami dan calon istri oleh seorang konselor profesional, sehingga mereka dapat berkembang dan
mampu memecahkan masalah yang dihadapinya melalui cara-cara yang menghargai, toleransi dan
dengan komunikasi yang penuh pengertian sehingga tercapai motivasi keluarga perkembangan,
kemandirian, dan kesejahteraan seluruh anggota keluarga.
Populasi
1. Pasangan yang akan menikah
2. Pasangan yang baru menikah
3. Perempuan yang belum hamil
Fungsi
1. Konseling medis
untuk mendiagnosis:
a. STD pada pasangan
b. Mengetahui faktor risiko pada kehamilan
Penyakit kronis
c. Fungsi reproduksi
Perempuan myoma, genital hipoplasia, anovulasi, gangguan haid, hirsutism
Laki-laki undesensus testis, varikokel, azoospermia, gangguan fisik
2. Konseling genetik
a. Tujuan: Skrining individu dengan risiko tinggi mendapatkan anak dengan gangguan
genetik
b. Indikasi
Usia > 35 th Down synd 1:2000 usia 20 th, 1:500 usia 40, dan 1 : 32 diusia 45 th
Menikah dengan sepupu pertama
AbN kromosom pada pasangan
Riwayat keluarga dengan gangguan genetik
Etnik
• Black : sickel cell anemia, Mediterania : B thalasemia, G6PD def
Riwayat pregnancy loss di pernikahan sebelumnya
3. Konseling KB
a. Tujuan
Menghindari kehamilan pada remaja
Menghindari induksi aborsi bukan indikasi medis
Menghindari unwanted birth
b. Menjelaskan
Uncontrolled fertility
HRP (usia muda, jarak terlalu dekat)
c. Metode
Alami
Barier IUD
Hormonal pil, suntik, implan
d. Kontrasepsi emergensi
4. Konseling nutrisi
a. BMI fertilitas
b. Eating habits
Puasa berlebihan, Pica, gangguan makan, mega vitamin
c. Asam folat prekonsepsi
5. Sex education
a. Diberikan sesuai usia
Daerah sensitif
Hubungan seks yang sehat
Komunikasi untuk mencegah ketidaknyamanan pernikahan
Pencegahan STD
Menjawab pertanyaan seputar issue seks
Ada beberapa persiapan yang perlu dihadapi menjelang pernikahan, yaitu persiapan ilmu
tentang pernikahan, persiapan mental/psikologis dalam menghadapi pernikahan, persiapan
ruhiyyah menjelang pernikahan serta persiapan fisik sebelum menikah.
1. Persiapan Ilmu tentang pernikahan.
2. Persiapan mental/psikologis menghadapi pernikahan.
3. Persiapan Ruhiyyah/ spiritual.
4. Persiapan Fisik
Persiapan Fisik:
1.Pemeriksaan status kesehatan :
• tanda-tanda vital (suhu, nadi, frekuensi nafas, tekanan darah)
2. Pemeriksaan Darah rutin :
• Hb, Trombosit, Lekosit,
3. Pemeriksaan Darah yang dianjurkan :
• Golongan Darah dan Rhesus
• Gula Darah Sewaktu (GDS)
• Thalasemia
• Hepatitis B dan C
• TORCH (TOksoplasmosis, Rubella, Citomegalovirus dan Herpes simpleks)
4. Pemeriksaan Urin: Urin Rutin
Status Imunisai TT
Pencegahan dan perlindungan diri yang aman terhadap penyakit tetanus dilakukan dengan
pemberian 5 dosis imunisasi TT untuk mencapai kekebalan penuh.
Menjaga kebersihan organ reproduksi
يض َو ََل ت َ ْق َربُو ُه َّن َحتَّىِ سا َء فِي ْال َم ِح َ ِّيض قُ ْل ُه َو أَذًى فَا ْعت َِزلُوا ال ِن ِ ع ِن ْال َم ِح َ ََويَسْأَلُونَك
َ َ َّللاَ ي ُِحب الت َّ َّوا ِبينَ َوي ُِحب ْال ُمت
ََط ِ ِّه ِرين ُ ط َّه ْرنَ فَأْتُو ُه َّن ِم ْن َحي
َّ ْث أ َ َم َر ُك ُم
َّ َّللاُ ِإ َّن ْ َي
َ َ ط ُه ْرنَ فَإِذَا ت
“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah suatu
kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh;
dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah
suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-
orang yang mensucikan diri.” (QS. Al Baqarah: 222)
Dari Anas bin Malik disebutkan bahwa orang Yahudi biasanya ketika istri-istri mereka
haidh, mereka tidak makan bersamanya dan tidak kumpul-kumpul dengan istrinya di
rumah. Para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akhirnya menanyakan tentang
hal itu. Allah Ta’ala lantas menurunkan ayat di atas. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
َىءٍ ِإَلَّ ال ِنِّ َكا َح
ْ صنَعُوا ُك َّل ش
ْ ا
“Lakukanlah segala sesuatu selain jima’ (hubungan badan).” (HR. Muslim no. 302)
Imam Nawawi rahimahullah berkata,
أجمع المسلمون علي تحريم وطئ الحائض لآلية الكريمة واَلحاديث الصحيحة
“Kaum muslimin sepakat akan haramnya menyetubuhi wanita haidh berdasarkan
ayat Al Qur’an dan hadits-hadits yang shahih.” (Al Majmu’, 2/359)
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
ق ْاْل َ ِئ َّم ِة ِ ِط ِء ْال َحائ
ِ ض َح َرا ٌم ِباتِ ِّفَا ْ اء َك َو
ِ س ْ َو َو
َ َط ُء النف
“Menyetubuhi wanita nifas adalah sebagaimana wanita haidh yaitu haram
berdasarkan kesepakatan para ulama.” (Majmu’ Al Fatawa, 21/624)
13 Merefleksikan, menunjukkan pemahaman terhadap permasalahan yang
dihadapi pasien dan menyimpulkan permasalahan yang sedang dihadapi pasien
sesuai dengan keilmuan dan kondisi pasien
14 Menunjukkan pemahaman (understanding) akan perasaan, masalah, dan
pendapat pasien tanpa mempengaruhi pasien dengan emosi
15 Menjelaskan kemungkinan solusi permasalahan beserta keuntungan dan
kerugian yang dihadapi pasien sesuai keilmuan
16 Memfasilitasi proses pengambilan keputusan pasien tanpa mempengaruhi
ataupun menunjukkan preferensi
17 Penutupan, konselor memastikan pasien merasa puas dengan informasi yang ia
dapat dan mencatat hasil konseling
Sumber:
Muhammad, 2015, Shahih fiqih wanita, Akbar Media : Jakarta
Kemenkes RI.2015. Buku Saku Kespro bagi Calon Pengantin
Leveno, KJ., Cunningham, FG., Gant, NF., Alexander, Jm., Bloom, SL., Casey, BM., Dashe, JS.,
Shffied, JS. Dan Yost, NP., 2009, ObstetriWlliamsPanduanRingkas, Jakarta: EGC
Novita, Nesi. Franciska,Y. (2011). Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta :
Salemba Medika