Anda di halaman 1dari 18

Kelompok: Ditya, Dani, Ronty, Baiq

Monitoring Suhu Basal Tubuh


Suhu basal tubuh adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau dalam
keadaan istirahat (tidur) atau tanpa pengaruh dari metabolism tubuh yang berperan didalamnya
adalah hormone tiroid. Pengukuran suhu basal dilakukan pada pagi hari segera setelah bangun
tidur dan sebelum melakukan aktivitas lainnya. Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui
kapan terjadinya masa subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa termometer
basal. Termometer basal ini dapat digunakan secara oral, per vagina, atau melalui dubur dan
ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama minimal selama 2 menit. Suhu normal tubuh
sekitar 35,5-36 derajat Celcius atau 95-98,5 derajat fahrenheit.
Kadar estrogen yang lebih tinggi selama fase pre-ovulasi (folikular) pada siklus menstruasi
menurunkan suhu basal tubuh. Kadar progesteron (memiliki efek termogenik) yang lebih tinggi
yang dirilis oleh korpus luteum setelah ovulasi meningkatkan suhu basal tubuh menjadi 37-38
derajat. Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari. Pada saat itulah terjadi masa
subur/ovulasi.
Jika kehamilan tidak terjadi, disintegrasi korpus luteum menyebabkan penurunan BBT
yang kira-kira bertepatan dengan dimulainya haid berikutnya. Jika kehamilan memang terjadi,
korpus luteum terus berfungsi (dan mempertahankan BBT tinggi) hingga trimester pertama
kehamilan. Setelah trimester pertama, suhu tubuh wanita turun ke suhu pra-ovulasi (folikular)
karena plasenta mengambil alih fungsi yang sebelumnya dilakukan oleh korpus luteum. Sangat
jarang, korpus luteum bisa membentuk kista. Sebuah kista korpus luteum akan menyebabkan BBT
tetap tinggi dan mencegah menstruasi, yang bisa memakan waktu berminggu-minggu atau
berbulan-bulan.

A. Manfaat Dan Keefektifitasan


Metode Suhu Basal Tubuh (SBT) bermanfaat sebagai konsepsi maupun kontrasepsi alami.
Metode ini berguna bagi pasangan yang menginginkan kehamilan, dan yang menghindari atau
mencegah kehamilan (KB mandiri). Tingkat keefektifan metode ini sekitar 80 persen atau 20-30
kehamilan per 100 wanita per tahun.

B. Faktor yang Mempengaruhi Keandalan Metode Suhu Basal Tubuh


- Penyakit.
- Gangguan tidur.
- Merokok dan atau minum alkohol.
- Penggunaan obat-obatan ataupun narkoba.
- Stres.

C. Keuntungan
- Tidak membutuhkan biaya dan obat-obatan.
- Tidak ada efek samping.
- Keefektivan metode mencapai 99% hanya jika dilakukan dengan benar.

D. Kerugian
- Tingkat efektivitasnya menurun secara drastis menjadi 75% jika tidak dijalani dengan teliti.
- Bukan metode yang praktis; memerlukan ketelitian dan disiplin.
- Tidak melindungi dari IMS.
- Pengguna metode ini tidak bisa melakukan hubungan seksual dengan spontan jika tidak ingin
hamil.
E. Efek samping
Pantang yang terlampau lama dapat menimbulkan frustasi. Hal ini dapat diatasi dengan
pemakaian kondom atau tablet vagina saat hubungan seksual

F. Sensitifitas dan spesifisitas


Pada penelitian yang dilakukan di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo tahun 2016-2017,
sebanyak 49 wanita infertilitas yang mempunyai siklus menstruasi yang normal diminta untuk
berpartisipasi dan dilakukan pengukuran suhu basal tubuh. Dari hasil penelitian tersebut, suhu
basal tubuh dalam mendiagnosis ovulasi memiliki sensitivitas 46,7% dan spesifisitas 78,9%.
CHECK LIST PEMERIKSAAN BASAL BODY TEMPERATURE (BBT)
No. Aspek yang Dinilai Bobot Nilai
0 1 2
1. Salam dan memperkenalkan diri ke pasien 1
2. Menanyakan identitas pasien (nama, umur, alamat, pekerjaan, status) 1
3. Menanyakan alasan kedatangan pasien 1
4. Inform Consent ke pasien 1
5. Menyiapkan dan memberi tahu pasien alat yang akan digunakan 1
yakni
1. Thermometer (Oral, Rectal, Vaginal)
2. Basal Body Temperature Chart / Kartu BBT (dalam satuan
F/C)
Pengukuran Suhu Basal
6. Menjelaskan kepada pasien pengukuran suhu badan dapat dilakukan 1
digunakan oral, vagina atau rectal dengan jenis thermometer yang
berbeda
7. Menjelaskan kepada pasien cara penggunaan thermometer raksa dan 2
digital
8. Memberitahu pasien bahwa pengukuran suhu tubuh dilakukan setiap 1
pagi di waktu yang hampir sama sebelum beraktifitas
9. Memberitahu pasien pengukuran suhu badan menggunakan 2
thermometer dilakukan selama 5 menit
Pencatatan Hasil
10. Menyarankan pasien agar mencatat hasil pengukuran suhu yang telah 1
dilakukan pada kartu yang ada dengan mencatat hari, tanggal, dan
waktu pengukuran. Hasil pengukuran temperature di kolom
temperature pada hari tersebut dengan membuat titik (o) temperature
pada tengah kotak angka temperature yang sesuai dengan hasil.
11. Menghimbau pada pasien untuk menggunakan kartu dimulai hari 1
pertama haid sampai 10 hari pada siklus haid untuk menentukan suhu
tertinggi, normal dan rendah
12. Memberitahu pasien cara menginterpretasikan hasil pengukuran suhu 2
badan terhadap masa ovulasi
1. Suhu normal tubuh : 35,5 – 36°C
2. Saat ovulasi suhu tubuh 37 – 38 °C dan tidak akan turun ke 35°C
3. Kenaikan akan bertahan 3-4 hr
4. Bila suhu tdk naik  mungkin tdk terjadi ovulasi
5. Bila suhu tubuh naik dan bertahan setelah ovulasi  mungkin
hamil
13. Menjelaskan kepada pasien jika dalam kondisi sakit (demam) atau 1
malam sebelumnya mengalami insomnia dan gangguan yang dapat
mempengaruhi temperature basal, maka beri lingkaran pada hasil
pengukuran suhu dan tulis keterangan pada kolom disturbance dengan
mengisi kolom disturbance
A : alcohol
D : disturbed night
M: medicine
H: holiday
T: travel
L: late(begadang)
E: early (terlalu dini)
Tandai setiap kali melakukan hubungan seksual dengan tanda panah
ke bawah pada kolom coitus
14. Memberitahu dan mengajarkan pasien untuk menarik garis 0,05 C – 2
0,1 C di atas suhu tertinggi dari suhu 10 hari  untuk menggambar
cover line yang berfungsi memisahkan suhu basal rendah dan tinggi
Interpretasi Hasil
15. 1. beri nomor 1,2,3 pada 3 hari pertama peningkatan suhu. 1
2. masa subur yaitu 3 hari berturut-turut kenaikan suhu
3. fase infertile dimulai sejak malam hari ke-3 peningkatan suhu dan
berlanjut hingga awal siklus selanjutnya.
4. Jika suhu pada hari ke 3 meragukan namun masih di atas cover line,
maka tunggu hingga besok untuk mengkonfirmasi
5. Jika salah satu dari 3 suhu berada di bawah garis pelindung (cover
line) selama perhitungan 3 hari. Kemungkinan tanda ovulasi belum
terjadi. Untuk menghindari kehamilan tunggu sampai 3 hari berturut-
turut suhu tercatat di atas garis pelindung sebelum memulai senggama.
KIE
16. 1. Bila periode tak subur telah terlewati maka boleh tidak meneruskan 2
pengukuran suhu tubuh dan melakukan senggama hingga akhir siklus
haid dan kemudian kembali mencatat grafik suhu basal siklus
berikutnya,
2. tidak dianjurkan melakukan hubungan seks pada fase infertil jika
ingin memiliki anak
3. jika suhu tetap meningkat hingga siklus haid selanjutnya
kemungkinan terjadi kehamilan
4. disarankan melakukan pencatatan BBT minimal 2-3 siklus atau 6
bulan agar grafik bernilai banyak
5. konsul kembali setelah selesai pencatatan 1 siklus
17. Menanyakan kepada pasien apakah sudah mengerti atau belum dan 1
apakah ada pertanyaan
18. Menyuruh pasien mengulangi kembali apa yang kita jelaskan untuk 1
melihat seberapa paham pasien dengan apa yang kita jelaskan
sebelumnya

Sumber:
Alexander mukti. 2017. The Ovulation Detection Accuracy between Body Basal Temperature,
Cervical Mucus and Combination of Both Compared to Ultrasound Examination. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.
Depkes. 2009. KB pada periode menyusui (Health Assesment Indonesia). Jakarta
Fertility and Gynecology Associates. 2007. Basal Body Temperature Record. Philadelphia
Nasir, 2009. Suhu Basal Tubuh Untuk Mengetahui Masa Subur Wanita.
dokternasir.web.id/2009/03/suhu-basal-tubuh-untuk-mengetahui.html
Sulistyawati,Ari.2011.Pelayanan Keluarga Berencana.Jakarta:Salemba Medika
Pemeriksaan Mukus Serviks
Mukus serviks terdiri dari air dan bermacam-macam senyawa, karbohidrat, protein, asam
lemak, mineral dan enzim. Mukus serviks mengalami perubahan fisik dan biokimia sesuai dengan
siklus haid. Pada fase proliferasi hingga saat ovulasi , dibawah pengaruh estrogen konsentrasi
protein, terutama albumin berkurang, sedangkan air dan konsentrasi musin bertambah berangsur-
angsur sehingga viskositas berkurang. Berkurangnya viskositas mucus serviks pada saat ovulasi
meningkatkan kemampuan sperma menerobos mukus serviks. Sesudah ovulasi mukus serviks
menjadi lebih kental dan lebih keruh. Sensitifitas 88% dan spesifisitas 61%
Indikasi:
Semua wanita usia subur yang melakukan planning kehamilan ataupun mencegah kehamilan
dengan metode alamiah
Kontraindikasi :
- Memiliki infeksi saluran reproduksi dapat mengaburkan tanda-tanda kesuburan
- Wanita yang tidak menyukai menyentuh alat kelaminnya
- Sedang dalam masa menstruasi
- Menggunakan sabun pembersih wanita
- Menggunakan KB hormonal.
Keuntungan:
Mudah dilakukan
- Tidak perlu menggunakan alat khusus
- Langsung dapat dilihat hasilnya sendiri.
Kekurangan:
Tidak semua wanita dapat membedakan kualitas dari mucus serviksnya.
CHECK LIST PEMERIKSAAN SERVICAL MUCOUS
No. Aspek yang Dinilai Bobot Nilai
0 1 2
1. Salam dan memperkenalkan diri ke px 1
2. Menanyakan identitas pasien (nama, umur, alamat, pekerjaan, 1
status)
3. Menanyakan alasan kedatangan pasien 1
4. Inform consent 1
5. Menjelaskan kepada pasien tentang pemeriksaan servical 1
mucous dan tujuan pemeriksaannya
6. Memberitahu pasien bahwa dibutuhkan minimal 3 siklus 1
menstruasi untuk dapat menilai siklus ovulasi
7. Menghimbau kepada pasien untuk memeriksa dan mencatat 1
ada atau tidaknya mucus (lendir) pada siang dan sore hari
8. Menganjurkan pasien mencuci tangan dengan sabun sebelum 1
melukan pemeriksaan servical mucous
9. Menganjurkan kepada pasien untuk lebih memilih memeriksa 1
servikal mucous dengan menggunakan jari dibandingkan tisu
(mudah terabsorpsi)
10. Mengajarkan pada pasien bagaimana cara mengambil lendir 2
di vagina menggunakan jari dengan benar
11. Memberitahu pasien cara menginterpretasikan hasil 2
pemeriksaan servical mucus:
1. Jika sekresi mukus terasa licin  hari puncak (waktu
terdekat mengalami ovulasi)  fertil
2. Jika sekresi mukus menjadi tidak licin atau bahkan tidak
ada  bukan waktu terdekat mengalami ovulasi 
infertile
12. Menanyakan kepada pasien apakah sudah mengerti atau 1
belum dan apakah ada pertanyaan
13. Menyuruh pasien mengulangi kembali apa yang kita jelaskan 1
untuk melihat seberapa paham pasien dengan apa yang kita
jelaskan sebelumnya
Catatan:
1. Disarankan melakukan pengecekan menggunakan jari, Karena pengecekan menggunakan
tissue akan cepat terabsorbsi.
2. Dibutuhkan minimal 3 siklus menstruasi untuk dapat menilai siklus ovulasi.

Sumber:
Anggraeni, Asih dkk. 2010. Pemeriksaan Tambahan Subfertilitas. Bagian Ilmu Kebidanan dan
Kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Surakarta/ RS Dr. Moewardi Surakarta
Ecochard R, Duterque O, Leiva R, Bouchard T, Vigil P. 2015. Self-Identification of The Clinical
Fertile Window and The Ovulation Period. Fertility and Sterility, 103(5): pp. 1319-1325

Fern Test
Pemeriksaan Fern (uji pakis) lendir serviks merupakan salah satu parameter dalam evaluasi
lendir serviks. Ferning adalah pembentukan struktur seperti daun pakis mengacu pada derajat dan
pola yang tampak jika lendir dikeringkan di atas permukaan kaca objek. Pembentukan struktur
daun pakis pada lendir serviks salah satunya ditentukan oleh konsentrasi NaCl. Sepanjang siklus
menstruasi komponen tersebut merupakan garam dengan persentase tertinggi. Konsentrasi garam
tersebut mencapai puncaknya pada saat ovulasi.

Terbentuknya pola ferning tergantung pada adanya mucin, protein dan konsentrasi
elektrolit. Karena semua garam mempunyai kemampuan membentuk ferning, maka jumlah garam
yang banyak akan memberikan gambaran ferning yang lebih jelas. Lendir serviks mengandung
garam kalium dalam jumlah yang sangat sedikit atau merupakan trace elemen, sebaliknya
sepanjang siklus menstruasi garam natrium terdapat dalam jumlah paling banyak yaitu 0,7 %
Sehingga dalam lendir serviks garam natrium lebih dominan dalam pembentukan ferning.

Waktu pemeriksaan yang paling sering dilakukan adalah pada saat ovulasi, bentuk daun
pakis akan lebih jelas terlihat apabila diambil sampel lender pada waktu yang mendekati ovulasi,
dimana struktur tersebut akan mengering menjadi sebuah bentuk seperti daun pakis (tes fern).
Sebelum dan sesudah ovulasi dan selama kehamilan akan di temukan pola dengan ciri khas yang
berbeda. Pada saat terjadi ovulasi lender serviks akan menjadi sangat cair dan jernih sebaliknya
akan tampak kekuningan dan kental jika diperiksa pada saat tahapan pra ovulasi dan pasca ovulasi
dari siklus haid.
Terdapatnya infeksi serviks atau darah pada saat pemeriksaan fern akan menghambatkan
pembentukan pola pakis yang sempurna. Ditemukannya pola pakis yang sempurna selama
pertengahan siklus menstruasi menandakan aktivitasestrogen yang baik dan tidak terdapat infeksi
serviks.
Fungsi pemeriksaan fern
a) Menilai aktivitas estrogen
Pemeriksaan fern merupakan sebuah metode sederhana untuk dapat menilai ada atau
tidaknya aktivitas dari estrogen. Terdapatnya infeksi serviks atau darah pada saat pemeriksaan
fern akan menghambatkan pembentukan pola pakis yang sempurna. Ditemukannya pola pakis
yang sempurna selama pertengahan siklus menstruasi menandakan aktivitas estrogen yang baik
dan tidak terdapat infeksi serviks.
b) Menentukan ovulasi
Ovulasi dapat di tegakkan dengan cukup akurat pada wanita - wanita dengna siklus
menstruasi yang teratur. Tidak ditemukannya pola pakis pada mukus serviks selama masa pra
menstruasi menandakan aktivitas dari korpus luteum yang menghasilkan progesteron. Satu
apusan mukus serviks harus di ambil pada saat pertengahan siklus menstruasi dan satu kali lagi
pada saat sebelum menstruasi untuk dapat dengan akurat menegakkan ovulasi. Ferning atau
pola pakis harus ditemukan pada saat pemeriksaan intermenstruasi dan menghilang pada saat
sebelum menstruasi untuk dapat menegakkan terjadinya ovulasi pada siklus tersebut. Tetapi
karena karena banyaknya faktor yang terlibat dalam gambaran dari pola pakis ini, maka
pemeriksaan ini tidak dapat secara akurat menentukan hari dimana ovulasi terjadi.

Prosedur pemeriksaan Fern


a. Tujuan

Tes fern dapat digunakan menentuka aktifitas ekstrogen, menentukan ovulasi, memastikan
kehamilan awal, dan insufisiensi progresteron pada plasenta, meskipun belum diteliti lebih
lanjut untuk digunakan secara rutin. Tes fern juga, dapat mendeteksi kebocoran cairan
amnion pada membrane yang mengelilingi fetus selama kehamilan.
b. Alat dan Bahan
Alat : Mikroskop dengan pembesaran objektif 10x - 40x
Bahan: Kaca objek mikroskop, pipet transfer atau swab vagina,speculum vagina

c. Spesimen
Masukkan spekulum vagina ke dalam introitus vagina yang sebelumnya telah dibersihkan
dengan air. Jangan gunakan air pada saat pemeriksaan karena dapat mengganggu hasil dari
pemeriksaan.
CHECK LIST PEMERIKSAAN FERN TEST
No. Aspek yang Dinilai Bobot Nilai
0 1 2
1. Salam dan memperkenalkan diri ke px 1
2. Menanyakan identitas pasien (nama, umur, alamat, pekerjaan, status) 1
3. Menanyakan alasan kedatangan pasien 1
4. Inform consent 1
5. Menjelaskan kepada pasien tentang pemeriksaan fern test dan tujuan 1
pemeriksaannya
6. Mencuci tangan dengan sabun 1
7. Menyiapkan alat dan bahan 1
8. Memakai handscoen steril 1
9. Persiapan pasien 2
1. Menyuruh pasien buang mengosongkan kandung kemih
2. Menyuruh paisen disuruh membersihkan area kewanitaan setelah
berkemih
3. Memposisikan pasien dengan posisi lithotomi
10. Desinfeksi vulva vagina dengan larutan NS 1
11. Memasang doek lubang 1
12. Memasang spekulum tanpa lubrikan 1
13. Menyalakan lampu obsgyn 1
14. Mengambil mucus servik menggunakan spatula aire di ostium 1
serviks, Kumpulkan sampel cairan dari fornix posterior
menggunakan lidi kapas. Hindari bagian serviks karena cairan
serviks akan menyebabkan hasil false positf
15. Usapkan lidi kapas (sudut 45 derajat) pada object glass sekali 1
usapan, lalu biarkan mengering dalam suhu ruangan (kurang lebih
10 menit) agar benar-benar kering tidak terpengaruh oleh
kelembaban udara.
16. Melepaskan speculum dan masukan ke klorin, desinfeksi vulva
17. Mengamati dengan mikroskop dengan pembesaran 40 – 100 2
kemudian amati adakah bentukan kristas seperti daun pakis
18. Mengedukasikan hasil pemeriksaan pada pasien 1
e. Hasil Pemeriksaan
Ferning mengacu pada derajat dan pola kristalisasi yang diamati ketika lendir serviks kering
dipermukaan kaca. Dalam hal ini jenis gambaran ferning dapat bervariasi dan bergantung
misalnya pada tebal siapan atau jumlah sel. Skor (nilai) yang dipakai pada evaluasi lender
serviks adalah:
0= Tidak ada kristalisasi
1= Terjadi kristalisasi dengan pembentukan daun pakis yang hanya mempunyai batang primer
saja (atipik)
2= Pembentukan daun pakis dengan mayoritas hanya batang primer dan sekunder.
3= Pembentukan daun pakis dengan batang primer, sekunder, tersier dan kuartener.

Contoh pembentukan pakis lendir serviks pada kaca slide yang telah keringkan di udara. A)
ferning: 1, batang utama; 2, batang sekunder; 3, batang tersier; 4, batang kuaterner (skor 3); (B)
batang primer dan sekunder (skor 2) tetapi beberapa terdapat juga batang tersier (C) atipikal
pakis kristalisasi (skor 1); (D) tidak ada kristalisasi (skor 0).
f. Sensitivitas dan spesifisitas
Tingkat sensitivitas dan spesifisitas yang di laporkan dari pemeriksaan fern adalah 51% dan
70%, pada pasien yang tidak sedang hamil sedangkan sensitivitas dan spesifisitasnya akan
meningkat menjadi 98% dan 88% pada pasien yang sedang hamil.

Sumber:
Hamil T.Fern Test Education of Amniotic Fluid by Micoscopy. UCSF Medical Center
Laboratory Medicine 2013. P.I.
Speroff L, Fritz MA. Clinical Gynecologic Endocrinology and Infertility. 8th edition. United
Kingdom: Lippincott Williams & Wilkins; 2011. p. 1168 – 1169
WHO laboratory manual for the examination and processing of human semen. World Health
organization; 2010: P. 245-250
Konseling Pranikah
Konseling pranikah (premarital counseling) merupakan upaya untuk membantu calon
suami dan calon istri oleh seorang konselor profesional, sehingga mereka dapat berkembang dan
mampu memecahkan masalah yang dihadapinya melalui cara-cara yang menghargai, toleransi dan
dengan komunikasi yang penuh pengertian sehingga tercapai motivasi keluarga perkembangan,
kemandirian, dan kesejahteraan seluruh anggota keluarga.
Populasi
1. Pasangan yang akan menikah
2. Pasangan yang baru menikah
3. Perempuan yang belum hamil
Fungsi
1. Konseling medis
untuk mendiagnosis:
a. STD pada pasangan
b. Mengetahui faktor risiko pada kehamilan
 Penyakit kronis
c. Fungsi reproduksi
 Perempuan  myoma, genital hipoplasia, anovulasi, gangguan haid, hirsutism
 Laki-laki  undesensus testis, varikokel, azoospermia, gangguan fisik
2. Konseling genetik
a. Tujuan: Skrining individu dengan risiko tinggi mendapatkan anak dengan gangguan
genetik
b. Indikasi
 Usia > 35 th  Down synd 1:2000 usia 20 th, 1:500 usia 40, dan 1 : 32 diusia 45 th
 Menikah dengan sepupu pertama
 AbN kromosom pada pasangan
 Riwayat keluarga dengan gangguan genetik
 Etnik
• Black : sickel cell anemia, Mediterania : B thalasemia, G6PD def
 Riwayat pregnancy loss di pernikahan sebelumnya
3. Konseling KB
a. Tujuan
 Menghindari kehamilan pada remaja
 Menghindari induksi aborsi bukan indikasi medis
 Menghindari unwanted birth
b. Menjelaskan
 Uncontrolled fertility
 HRP (usia muda, jarak terlalu dekat)
c. Metode
 Alami
 Barier  IUD
 Hormonal  pil, suntik, implan
d. Kontrasepsi emergensi
4. Konseling nutrisi
a. BMI  fertilitas
b. Eating habits
 Puasa berlebihan, Pica, gangguan makan, mega vitamin
c. Asam folat prekonsepsi
5. Sex education
a. Diberikan sesuai usia
 Daerah sensitif
 Hubungan seks yang sehat
 Komunikasi untuk mencegah ketidaknyamanan pernikahan
 Pencegahan STD
 Menjawab pertanyaan seputar issue seks
Ada beberapa persiapan yang perlu dihadapi menjelang pernikahan, yaitu persiapan ilmu
tentang pernikahan, persiapan mental/psikologis dalam menghadapi pernikahan, persiapan
ruhiyyah menjelang pernikahan serta persiapan fisik sebelum menikah.
1. Persiapan Ilmu tentang pernikahan.
2. Persiapan mental/psikologis menghadapi pernikahan.
3. Persiapan Ruhiyyah/ spiritual.
4. Persiapan Fisik
Persiapan Fisik:
1.Pemeriksaan status kesehatan :
• tanda-tanda vital (suhu, nadi, frekuensi nafas, tekanan darah)
2. Pemeriksaan Darah rutin :
• Hb, Trombosit, Lekosit,
3. Pemeriksaan Darah yang dianjurkan :
• Golongan Darah dan Rhesus
• Gula Darah Sewaktu (GDS)
• Thalasemia
• Hepatitis B dan C
• TORCH (TOksoplasmosis, Rubella, Citomegalovirus dan Herpes simpleks)
4. Pemeriksaan Urin: Urin Rutin

Status Imunisai TT
Pencegahan dan perlindungan diri yang aman terhadap penyakit tetanus dilakukan dengan
pemberian 5 dosis imunisasi TT untuk mencapai kekebalan penuh.
Menjaga kebersihan organ reproduksi

• Sebaiknya pakaian dalam diganti minimal 2 kali sehari.


• Tidak menggunakan pakaian dalam yang ketat dan berbahan non sintetik.
• Pakailah handuk yang bersih, kering, tidak lembab/bau.
• Membersihkan organ reproduksi luar dari depan ke belakang dengan menggunakan air bersih
dan dikeringkan menggunakan handuk atau tisu.
• Khusus untuk perempuan:
- tidak boleh terlalu sering menggunakan cairan pembilas vagina.
- Jangan memakai pembalut tipis dalam waktu lama.
- Pergunakan pembalut ketika mentruasi dan diganti paling lama setiap 4 jam sekali atau
setelah buang air.
- Bagi perempuan yang sering keputihan, berbau dan berwarna harap memeriksakan diri ke
petugas kesehatan.
• Bagi laki-laki dianjurkan disunat untuk kesehatan.
Penjelasan Mengenai Penyakit
1. Diabetes Melitus
Diabetes adalah prototipe dari suatu penyakit yang mendapatkan manfaat dan konseling
prakonsepsi. The American College of Obstetricioans and Gynecologists menyimpulkan bahwa
konseling prakonsepsi untuk wanita dengan diabetes melitus pragestasi bermanfaat dan cost
effective serta harus dianjurkan. Dari American Diabetes Association menyatakan bahwa tujuan
prakonsepsi adalah mencapai kadar hemoglobin A terendah tanpa menyebabkan resiko
hipoglikemia yang tak perlu pada ibu
2. Epilepsi
Wanita dengan epilepsi dua sampai tiga kali lebih besar kemungkinannya melahirkan bayi
dengan anomali struktural daripada mereka yang tidak mengidapnya. Janin yang terpajan satu
obat, secara bermakna, lebih sedikit mengalami malformasi dibandingkan dengan mereka yang
terpajan dua atau lebih obat.
Konseling prakonsepsi biasanya mencakup upaya untuk mencapai kontrol dengan
monoterapi dan dengan obat yang dianggap paling kurang teratogenik.American Academy of
Neurology menganjurkan pertimbangan untuk menghentikan obat antikejang pada wanita tertentu,
termasuk mereka yang :
1. Telah bebas kejang selama 2 sampai 5 tahun
2. Mengidap satu tipe kejang
3. Memperlihatkan hasil pemeriksaan neurologis dan intelegensia yang normal
4. Memperlihatkan elektroensefalogram yang telah mengalami normalisasi dengan
pengobatan
Wanita epilepsi juga dianjurkan untuk mengkonsumsi suplemen asam folat. Risiko
kelainan kongenital pada janin yang terpajan karbamazepin, fenobarbital, fenitoin, dan primidon
berkurang, tetapi tidak hilang dengan pemberian suplemen asam folat.

3. Penyakit Kronik Lain


Konseling prakonsepsi yang dilakukan pada penderita hipertensi, penyakit ginjal, penyakit
tiroid, asma, atau penyakit jantung memperlihatkan hasil akhir yang secara bermakna lebih baik
daripada kehamilan sebelumnya. 80% ibu yang menjalani konseling prakonsepsi dapat melahirkan
bayi normal.
4. Cacat Tabung Saraf (CTS)/Spina Bifida
Insiden kelainan ini adalah 1 sampai 2 per 1000 kelahiran hidup, dan penyakit golongan
ini menempati posisi kedua dibawah anomali jantung sebagai penyebab tersering malformasi
struktural janin tersering. Sebagian dari CTS, serta cacat jantung kongenital, berkaitan dengan
mutasi spesifik di gen metilen tetrahidrofolat reduktase. Sebagian besar dari efek merugikan ini
tampaknya dapat diatasi dengan pemberian suplemen asam folat perikonsepsi . Meskipun
perannya masih diperdebatkan, kadar vitamin B12 yang rendah pada masa perikonsepsi, juga dapat
meningkatkan resiko cacat tabung saraf.
Meskipun jelas bermanfaat, dalam tahun-tahun terakhir ini hanya 40-50% wanita yang
mendapat suplementasi asam folat selama periode perikonsepsi. Untuk meningkatkan jumlah
wanita yang mendapat suplementasi, maka konsultasi sebelum konsepsi pada tugas kesehatan
menjadi sangat penting.
5. Fenilketonuria (PKU)
Penyakit metabolisme fenilalanin yang diturunkan ini adalah suatu contoh penyakit dengan
janin tidak beresiko mewarisi penyakit, tetapi dapat mengalami kerusakan akibat penyakit pada
ibunya. Secara spesifik, orang dengan PKU yang makan tanpa batasan akan mengalami
peningkatan abnormal kadar fenilalanin darah. Asam amino ini (fenilalanin) mudah melewati
plasenta dan dapat merusak organ-organ janin organ yang sedang terbentuk, terutama jaringan
saraf dan jantung. Dengan konseling prakonsepsi yang sesuai dan kepatuhan terhadap diet rendah
fenilalanin sebelum kehamilan, insiden malformasi janin dapat dikurangi secara drastis

Makanan yang tidak diperbolehkan:


 Semua daging seperti: daging sapi, domba, babi, ham, bacon, ayam, ikan dan produk ikan,
daging organ (hati, jantung, ginjal), dll.
 Telur
 Semua produk susu termasuk: keju cottage, keju, susu, yogurt, es krim, puding, dll.
 Kacang dan biji-bijian
 Kacang polong
 Roti, kue, dan biskuit (yang dibuat dengan ragi dan/atau gluten)
 Makanan kedelai seperti TVP (pengganti daging)
 Setiap makanan mengandung aspartam seperti: soda, selai, lemonades, dll.
Makanan yang dibatasi (harus ditimbang pada jumlah yang diberikan): Setiap jumlah yang
ditimbang menyediakan 50 mg fenilalanin.
Makanan: Jumlah yang diijinkan:
 Keripik kentang 30 gr
 Kentang: rebus, tumbuk, panggang, dll 80 gr
 Brokoli 30 gr
 Kacang polong: segar, beku, dll 25 gr
 Bayam: direbus, dikukus, dll 25 gr
 Jagung 55 gr
 Sereal 10-20 gr
 Beras putih atau coklat 45 gr
 Makanan Kerupuk dan Makanan Ringan Bervariasi
 Kue dan makanan penutup Bervariasi
6. Talasemia
Penyakit gangguan sintesis rantai globin ini adalah penyakit gen tunggal tersering di
seluruh dunia. Di daerah endemic seperti Negara-negara Mediteranea dan Asia Tenggara,
konseling dan strategi pencegahan lain telah mengurangi paling tidak sebesar 80% insiden kasus
baru. The American College of Obstetricians and Gynecologist merekomendasikan bahwa orang
yang memiliki riwayat talasemia dalam silsilah keluarganya dianjurkan untuk menjalani uji
penapisan karier agar mereka dapat membuat keputusan setelah mendapat penjelasan yang
memadai (informed decision) mengenai reproduksi dan diagnosis prenatal. Diagnosis genetic
periimplantasi untuk talasemia dapat dilakukan untuk pasien tertentu. Dalam beberapa tahun
setelah program prakonsepsi dimulai, semua pasangan beresiko tinggi yang meminta pemeriksaan
diagnosis prenatal telah mendapat konseling, dan tidak ada anak cacat yang lahir selama waktu ini.
Manfaat Periksa Kesehatan Pra Nikah :
Dengan melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum menikah kita dapat mengetahui kondisi
pasangan serta proyeksi masa depan pernikahan, terutama yang berkaitan dengan masalah
kesehatan reproduksi (fertilitas) dan genetika (keturunan), dan juga dapat mengetahui penyakit-
penyakit yang nantinya bila tak segera ditanggulangi dapat membahayakan pasangan termasuk
calon keturunan.
Checklist Penilaian Keterampilan Konseling Pranikah & Pascanikah
No Aspek Penilaian Skor
0 1 2
1 Memberi salam dan memperkenalkan diri
2 Menanyakan identitas pasien (nama, umur, alamat, pekerjaan, status)
3 Menanyakan alasan kedatangan pasien, RPS, Riwayat penyakit herediter di
keluarga, Riwayat penyakit reproduksi, Riwayat haid: usia menarche, durasi
siklus haid, teratur/tidak , Riwayat Imunisasi
4 Konselor menunjukkan attentive listening, dinilai dengan respon pasien yang
makin terbuka dalam menyampaikan permasalahannya
Konseling Medis
Bertujuan u/ menDx resiko STD, Faktor resiko kehamilan, Fungsi reproduksi.
5 Menjelaskan tentang penyakit menular seksual (Herpes Simplex, HIV)
6 Mencari tahu faktor resiko pada kehamilan (penyakit jantung, penyakit ginjal)
 Penjelasan faktor kehamilan dan persalinan beresiko: 4 terlalu & 3 terlambat
 Penyakit pada ibu yang akan hamil (wanita usia subur)
Tuba fallopi abnormal, mullerian abnormalities, cervical abnormalities, uterine
abnormalities, vaginitis, diabetes, asma, epilepsy, hipertensi, thyroid disease,
penyakit menular seksual
 Penyakit pada ibu hamil:
Abortus, hipertensi gravidarum, preeklamsia, anemia, vitium cordis, solusio
placenta, placenta previa, multiple pregnancy, gangguan psikiatri
 Penyakit pada ibu melahirkan: Retensio placenta, atonia uteri, rupture uteri,
distosia, hidramnion, gangguan psikiatri
7 Menjelaskan contoh penyakit yang dapat menyebabkan gangguan fungsi
reproduksi
• Perempuan  myoma, genital hipoplasia, anovulasi, ggn haid, hirsutism
• Laki-laki  undesensus testis, varikokel, azoospermia, gangguan fisik
8 Menjelaskan lifestyle dan penggunaan obat-obatan yang menyebabkan cacat
pada janin
9 Konseling Genetik
Bertujuan u/ ndividu dg risiko tinggi mendapatkan anak dg gangguan genetik
Menjelaskan resiko pernikahan dengan saudara maupun hamil di atas usia 35
tahun.
Indikasi:
 Usia > 35 th  Down synd, 1:2000 usia 20 th, 1:500 usia 40, dan 1 :
32 diusia 45 th
 Sepupu pertama
 Gen identik (1/16) meningkatkan peny resesif terutama bila terdpt
riwayat keluarga
 AbN kromosom pd pasangan
 Riwt kelg dg ggn genetik
 Ethnic
Black : sickel cell anemia, Mediterania : B thalasemia, G6PD def
 Riw pregnancy loss di pernikahan sebelumnya
Menawarkan komitmen kepada pasangan perihal resiko yang akan dihadapi
Memberi pertimbangan kepada pasangan mengenai lingkungan sosial,
lingkungan pekerjaan
10 Konseling KB
Bertujuan u/ Menghindari kehamilan pd remaja, Induksi aborsi bukan indikasi medis, dan
Unwanted birth
Merencanakan kehamilan lebih dini
Menjelaskan resiko jarak terlalu dekat antar anak
Menjelaskan berbagai macam metode KB beserta manfaat dan kerugiannya
Contoh Metode KB:
 Metode sederhana senggama terputus, pantang berkala, kondom,
diagfragma, cervical cap
 Kontrasepsi hormonal  pil KB, suntik KB
 Alat kontrasepsi bawah kulit
 Intra uterine device  IUD/AKDR
 Kontrasepsi mantap
 Vasektomi (MOP)
 Tubektomi (MOW)
11 Konseling Nutrisi
Bertujuan u/ Monitoring Lifestyle, habits
Menghitung BMI pasien, apabila berlebih, dijelaskan cara menguranginya
Menjelaskan mengenai kebiasaan hidup sehat
 Menjaga kebersihan diri (cuci tangan sebelum makan, mandi minimal 2
kali sehari),
 KIE untuk meningkatkan asupan kalori sebesar 300 kkal/hari,
 Menganjurkan konsumsi asam folat,
 Menjaga pola makan (memperhatikan jumlah asupan gula, lemak,
garam, jenis makanan yaitu 55-65% karbohidrat, 10-15% protein, 25-
35% lemak, jumlah makanan yang dikonsumsi dan jadwal makan),
 Menghindari merokok, minuman beralkohol, mengkonsumsi junkfood
 Menjaga kebersihan sumber air (air minum, air keran untuk aktivitas)
 Melakukan aktivitas fisik secara teratur (minimal 2 kali seminggu,
masing-masing 75 menit)
 Menjaga pola tidur (durasi tidur selama 7-8 jam)
 Menajemen stress, manajemen waktu dengan baik
 Melakukan medical check up secara teratur
12 Konseling Sex Education
Bertujuan u/ mencapai hubungan seks yang sehat, komunikasi unt mencegah
ketidaknyamanan pernikahan, Pencegahan STD
Menjelaskan mengenai hubungan seks yang sehat & terlarang.
Contoh Hubungan Seks yang Dianjurkan:
 Diawali dengan komunikasi atau cumbuan (Nabi Muhammad,SAW. Jabir bin
Abdullah berkata: “Rasulullah melarang berhubungan seksual sebelum
melakukan cumbuan terlebih dahulu”
 Berdo'a ketika hendak bergaul (Bersetubuh)
 Hendaknya menutup tubuh ketika bersetubuh, dimaksudkan untuk mengingat
manusia bahwasanya di antara mereka ada makhluk Allah yang tidak tampak
oleh mata manusia, seperti malaikat, jin, dan setan.
 Bersikap lembut dan bersenda gurau ketika bersetubuh, Islam tidak
membenarkan terjadinya hubungan seksual tanpa adanya senda gurau dan
cumbu rayu terlebih dahulu
 Menjaga kebersihan, penampilan, dan keharuman anggota tubuh
 Islam tidak menentukan suatu jenis hubungan seksual tertentu asalkan
dilakukan pada kemaluan
Contoh Hubungan Seks Terlarang:
1. seks melalui dubur
Medis: Resiko iritasi, memicu infeksi bakteri, meningkatkan STD (Herpes
Simplex, gonorrhea, sifilis HIV), mengendurkan sfingter ani externum,
pendarahan akibat pecahnya hemmoroid externa & interna
Keislaman: Bertentangan dengan firman Allah Ta’ala yang menerangkan
bahwa kita hendaknya menyetubuhi istri di kemaluan. Dalam sebuah ayat
disebutkan,

‫ث لَ ُك ْم فَأْتُوا َح ْرثَ ُك ْم أَنَّى ِشئْت ُ ْم‬


ٌ ‫سا ُؤ ُك ْم َح ْر‬
َ ِ‫ن‬
“Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka
datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu
kehendaki.” (QS. Al Baqarah: 223).
Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan, “‘‫ث‬ ْ dalam ayat tersebut
ُ ‫’ال َح ْر‬
bermakna tempat bercocok tanam. Artinya, anak itu tumbuh dari hubungan di
kemaluan dan bukan di dubur. Jadi maksud ayat tersebut adalah setubuhilah
istri kalian pada kemaluannya, tempat tumbuhnya janin. Sedangkan makna
ِ ‫ ’أَنَّى‬yaitu sesuka kamu bagaimana variasi hubungan seks, mau dari arah
‘‫شئْت ُ ْم‬
depan atau belakang, atau antara keduanya, atau pun dari arah kiri. Dalam ayat
tersebut, Allah menyebut wanita sebagai ladang dan dibolehkan mendatangi
ladang tersebut yaitu pada kemaluannya. Selain atsar disebutkan bahwa seks
anal semacam ini termasuk bentuk liwath shugro (sodomi yang ringan).
Dalam hadits yang shahih juga disebutkan,

‫شو ِش ِه َّن‬ َ ِِّ‫ق ََل تَأْتُوا الن‬


ُ ‫سا َء فِي ُح‬ ِ ِّ ‫َّللاَ ََل يَ ْستَ ْح ِيي ِم ْن ْال َح‬
َّ ‫إ َّن‬
“Sungguh Allah tidaklah malu dari kebenaran. Janganlah kalian menyetubuhi
wanita di duburnya” (HR. Al Baihaqi).
Kata “‫حش‬ ْ yang dimaksud adalah dubur, yaitu tempat yang kotor. Allah
ُ ‫”ال‬
Ta’ala sendiri mengharamkan menyetubuhi wanita haid karena adanya haid di
kemaluaannya. Bagaimana lagi jika yang disetubuhi adalah tempat yang
keluarnya najis mughollazhoh (najis yang berat)? Seks anal tidak dipungkuri
lagi termasuk jenis liwath (sodomi). Menurut madzhab Abu Hanifah,
Syafi’iyah, pendapat Imam Ahmad dan Hambali, perbuatan seks anal ini
haram, tanpa adanya perselisihan di antara mereka. Demikian pula hal ini
menjadi pendapat yang nampak pada Imam Malik dan pengikutnya.” (Majmu’
Al Fatawa, 32: 267-268)
2. Seks saat menstruasi
Medis:
 Meningkatkan resiko endometriosis karena terdapat aliran darah haid
“kotor” yang kembali ke Rahim dan indung telur sampai ke rongga
abdomen dapat membuat jaringan baru / perlengketan yang lama kelamaan
akan membuat nyeri dan akan berkembang menjadi kista sehingga sulit
memiliki anak.
 Meningkatkan resiko endometritis karena terdapat alirah darah haid yang
tercampur dengan kuman / bakteri yang terdapat di vagina dan masuk ke
dalam Rahim. Darah tersebut juga dapat menyebabkan ISK pada pria.
 Pada saat menstruasi, pembuluh darah disekitar Rahim cenderung terbuka /
vasodilatasi sehingga pergerakan penis saat berhubungan seks dapat
memicu gelembung udara yang masuk ke pembuluh darah tersebut yang
menyebabkan emboli dan akhirnya berujung pada sudden death.
Keislaman:
Para ulama sepakat bahwa menyetubuhi wanita haidh di kemaluannya dihukumi
haram.
Allah Ta’ala berfirman,

‫يض َو ََل ت َ ْق َربُو ُه َّن َحتَّى‬ِ ‫سا َء فِي ْال َم ِح‬ َ ِّ‫يض قُ ْل ُه َو أَذًى فَا ْعت َِزلُوا ال ِن‬ ِ ‫ع ِن ْال َم ِح‬ َ َ‫َويَسْأَلُونَك‬
َ َ ‫َّللاَ ي ُِحب الت َّ َّوا ِبينَ َوي ُِحب ْال ُمت‬
ََ‫ط ِ ِّه ِرين‬ ُ ‫ط َّه ْرنَ فَأْتُو ُه َّن ِم ْن َحي‬
َّ ‫ْث أ َ َم َر ُك ُم‬
َّ ‫َّللاُ ِإ َّن‬ ْ ‫َي‬
َ َ ‫ط ُه ْرنَ فَإِذَا ت‬
“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah suatu
kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh;
dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah
suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-
orang yang mensucikan diri.” (QS. Al Baqarah: 222)
Dari Anas bin Malik disebutkan bahwa orang Yahudi biasanya ketika istri-istri mereka
haidh, mereka tidak makan bersamanya dan tidak kumpul-kumpul dengan istrinya di
rumah. Para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akhirnya menanyakan tentang
hal itu. Allah Ta’ala lantas menurunkan ayat di atas. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
‫َىءٍ ِإَلَّ ال ِنِّ َكا َح‬
ْ ‫صنَعُوا ُك َّل ش‬
ْ ‫ا‬
“Lakukanlah segala sesuatu selain jima’ (hubungan badan).” (HR. Muslim no. 302)
Imam Nawawi rahimahullah berkata,
‫أجمع المسلمون علي تحريم وطئ الحائض لآلية الكريمة واَلحاديث الصحيحة‬
“Kaum muslimin sepakat akan haramnya menyetubuhi wanita haidh berdasarkan
ayat Al Qur’an dan hadits-hadits yang shahih.” (Al Majmu’, 2/359)
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
‫ق ْاْل َ ِئ َّم ِة‬ ِ ِ‫ط ِء ْال َحائ‬
ِ ‫ض َح َرا ٌم ِباتِ ِّفَا‬ ْ ‫اء َك َو‬
ِ ‫س‬ ْ ‫َو َو‬
َ َ‫ط ُء النف‬
“Menyetubuhi wanita nifas adalah sebagaimana wanita haidh yaitu haram
berdasarkan kesepakatan para ulama.” (Majmu’ Al Fatawa, 21/624)
13 Merefleksikan, menunjukkan pemahaman terhadap permasalahan yang
dihadapi pasien dan menyimpulkan permasalahan yang sedang dihadapi pasien
sesuai dengan keilmuan dan kondisi pasien
14 Menunjukkan pemahaman (understanding) akan perasaan, masalah, dan
pendapat pasien tanpa mempengaruhi pasien dengan emosi
15 Menjelaskan kemungkinan solusi permasalahan beserta keuntungan dan
kerugian yang dihadapi pasien sesuai keilmuan
16 Memfasilitasi proses pengambilan keputusan pasien tanpa mempengaruhi
ataupun menunjukkan preferensi
17 Penutupan, konselor memastikan pasien merasa puas dengan informasi yang ia
dapat dan mencatat hasil konseling
Sumber:
Muhammad, 2015, Shahih fiqih wanita, Akbar Media : Jakarta
Kemenkes RI.2015. Buku Saku Kespro bagi Calon Pengantin
Leveno, KJ., Cunningham, FG., Gant, NF., Alexander, Jm., Bloom, SL., Casey, BM., Dashe, JS.,
Shffied, JS. Dan Yost, NP., 2009, ObstetriWlliamsPanduanRingkas, Jakarta: EGC
Novita, Nesi. Franciska,Y. (2011). Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta :
Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai