Anda di halaman 1dari 4

Review jurnal

Pendahuluan:
Menyelaraskan keputusan strategis dan operasional dari berbagai eselon rantai pasok
merupakan prasyarat untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif di
lingkungan bisnis saat ini. Manajemen rantai pasok mencakup koordinasi arus informasi,
keuangan dan material. Suatu penelitian mengenai aliran pasokan yang mengalami
peningkatan popularitas di Indonesia selama beberapa tahun terakhir yang mempelajari
mengenai koordinasi pesanan dan jumlah produksi dalam rantai pasok disebut Joint Economic
Lot Size (JELS). JELS merupakan model untuk menentukan kebijakan persediaan kontinyu
dari sudut pandang sistem yang memaksimalkan keuntungan dari penawaran yang dimiliki
rantai. Manajemen rantai pasok juga fokus pada koordinasi arus keuangan. Modal adalah
masalah yang mendesak bila dibandingkan dengan menemukan pelanggan. Jika vendor
finansiial tertekan, mungkin berakhir dengan kebangkrutan maka akan menimbulkan resiko
operasional yang signifikan bagi pembeli. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai
memperluas model JELS klasik untuk memperhitungkan peluang investasi yang tidak pasti
dalam meningkatkan kemampuan produksi dan keputusan investasi bersama. Aliran pertama
penelitian mengkaji kordinasi persediaan dalam rantai pasokan dalam model ukuran lot.
Peluang investasi yang tidak pasti dalam model JELS, sebagai investasi dalam produksi.
Kemampuan pemasok memiliki dampak langsung pada build-up menipisnya persediaan dalam
rantai pasok. Keuntungan dari rantai pasok memungkinkan untuk menilai pengaruh investasi
terhadap kinerja semua perusahaan yang terlibat dalam sistem.

JELS:
JELS menggambarkan bagaimana keputusan penambahan persediaan dan tindakan yang
mempengaruhi keuntungan seluruh rantai pasok. Awal penelitian ini difokuskan pada
koordinasi ketertiban dan siklus produksi dengan mengasumsikan bahwa jumlah produksi dan
jumlah pesanan harus sama. Selanjutnya, peneliti memusatkan perhatian pada pengelolaan
proses transportasi antara vendor dan pembeli. Misal dengan mengasumsikan bahwa banyak
produksi mungkn dibagi menjadi pengiriman yang jumlahnya atau tidak sama, atau misal
beberapa jenis kendala pada jumlah pengiriman juga harus dipertimbangkan.

SUPPLIER DEVELOPMENT
Saat ini banyak perusahan manufaktur menyadari dampak kinerja mereka sendri. Hal ini
membuat pembelian menjadi aktif dengan pengembangan pemasok menjadi pusat perhatian
meningkatkan kinerja supply chain. Misalnya mempelajari keputusan perusahaan apakah akan
berinvestasi di vendor incumbent atau beralih ke sumber pasokan alternatif dengan tujuan
untuk meminimalkan total biaya pembelian dan menggunakan produk pekerjaan
merekamenunjukkan bahwa perkembangan dari vendor incumbent menjadi lebih atraktif saat
melakukan pembelian.
PROCESS IMPROVEMENT INVESTMENTS
Investasi proses perbaikan membantu meningkatkan kualitas produk dan mengurangi tingkat
cacat, atau mereka dapat menyebabkan kapasitas produksi yang lebih tinggi. Jika tingkat
produksi merupakan variabel maka tingkatproduksi bisa berubah, baik di awal atau selama
proses produksi. Meningkatkan atau mengurangi tingkat produksi membantu menghindari
persediaan berlebihan di pabrik.
INVENTORY MODELS UNDER THE NET PRESENT VALUE APPROACH
Jika investasi menghasilkan kerugian dalam jangka waktu yang lama, maka sangat penting
untuk mempertimbangkan alokasi pembayaran sementara. Bahkan meskipun menggunakan
pendekatan Net Present Value (NPV) diterima secara luas sebagai kerangka kerja yang cocok
untuk mempelajari sistem pengendalian produksi dan persediaan, model biaya rata-rata (AC)
lebih sering digunakan. Kerangka kerja akan menghasilkan solusi mendekati optimal jika :
a. Produk tidak bergerak perlahan
b. Tarif bunga tidak tinggi
c. Struktur pembayaran pelanggan tidak tergantung pada kebijakan persediaan.
Hal utama yang menentang penggunaan pendekatan AC sebagai perkiraan NPV adalah:
a. Waktu nilai uang tidak secara eksplisit diperhitungkan
b. Tidak ada perbedaan antara biaya dan kesempatan menahan out-of-pocket biaya
investasi persediaan,dan sumber peluang lainnya (cth: biaya pemesanan tetap,
penjualan produk) tidak diperhitungkan
c. Kondisi awal tidak dimasukkan ke dalam pertimbangan
SYNTHESIS OF THE FIVE RESEARCH STREAMS
Pada penelitian ini menggabungkan metode diatas mengembangkan model pendukung
keputusan untuk mengkoordinasikan keputusan penambahan investasi dan inventaris
berdasarkan inevstasi bersama sebagai berikut:
Problem description and assumption:
Makalah ini berkaitan dengan koordinasi inventarisasi, keputusan investasi dan pembiayaan
dalam dua tahap: vendor tunggal pada rantai pasok satu pembeli sebagai keuntungan dari
pengambilan keputusan. Pada masalah ini skenario terpusat dan mengasumsikan bahwa vendor
dan pembeli bertindak bersama untuk memaksimalkan total keuntungan dari rantai pasokan.
Oleh karena itu, jika pembeli memesan sejumlah Q pada interval waktu reguler dan vendor
memproduksi banyak ukuran nQ pada tingkat produksi terbatas P dengan a setup tunggal yang
dikirim ke pembeli dalam n pengiriman yang sama. Vendor mengeluarkan biata setup untuk
tiap produksi, dan pembeli dikenakan biaya pemesanan untuk tiap pesanan yang ditempatkan.
Maklah ini mengasumsikan bahwa aliran pembayaran konstan menghasilkan nilai presentase
bersih yang sama untuk arus pembayaran yang diberikan. Bagian berikut mengembangkan
model formal untuk mempelajari masalah yang dijelaskan diatas dengan mempertimbangkan
tiga skenario yang berbeda berkaitan dengan kondisi invesatsi dan pendanaan:
Skenari 0: mengasumsikan bahwa tidak ada peluang investasi, yang merupakan model JELS
dasar yang berfungsi sebagai benchmark dalam kasus ini
Seknario 1: mengasumsikan bahwa vendor memiliki opsi untuk diinvestasikanke tingkat
produksinya dengan keberhasilan investasi yang tidak pasti
Skenario 2: mempertimbangjan opsi investasi pada vendor dan a suku bunga yang disepakati
untuk pinjaman modal antara vendor dan pembeli.
Berikut ni merupakan asumsi yag digunakan:
1. Sistem persediaan yang melibatkan satu item dengan perencanaan tak hingga dan tidak
mempertimbangkan rencana atau kekurangan tidak terencana
2. Tingkat permintaan pelanggan D konstan
3. Tingkat produksi vendor P terbatas dengan PZD. Karena kendala teknologi dari proses
produksi, terbatas ke interval [Pmin, Pmax] tapi dapat ditingkatkan dari Pmin pada a
biaya investasi K (P) yang mengikuti fungsi logaritmik K (P)1/4 δ
4. Peningkatan tingkat produksi menyebabkan berkurangnya biaya unit produksi, yang
merupakan hasil dari skala ekonomi. Dalam interval nilai yang diijinkan
dipertimbangkan untuk tingkat produksi.
5. Hasil investasi peningkatan produktivitas potensial tidak pasti, dan mempengaruhi
tingkat realisasi produksi dengan robabilitas keberhasilan investasi.
6. Tingkat bunga yang dikenakan oleh lembaga kredit diasumsikan tergantung pada
solvabilitas vendor dan pembeli, yang ditunjukkan oleh dua koefisien ρV dan ρB. yang
menggambarkan hubungan antara tingkat diskon rata-rata r (yaitu biayarata-rata moda
perusahaan) dan tarif masing-masing untuk vendor dan pembeli
7. Biaya kepemilikan di luar yang tidak dianggap secara eksplisit menghitung total biaya
yang relevan karena semuanya berasal dari pertimbangan pembayaran.

Aliran anuitas rantai pasokan tanpa investasi (skenario 0)


Aliran anuitas dari vendor diberikan oleh jumlah semua pembayaran yang relevan sesuai
dengan waktu terjadinya. Dalam skenario benchamrk ini, mempertimbangkan dasar model
JELS tanpa investasi untuk meningkatkan tingkta produksi, vendor memproduksi dibawah
produktivitasnya dan dengan demikian P konstan dan sama dengan Pmin. Perlu dicatat bahwa
untuk skenario 0, dimana pilihan investasi tidak dipertimbangkan c ¼ c0. Aliran anuitas dalam
hal ini mencakup pendapatan penjualan dari batch ke pembeli dikurangi total biaya yang
dikurangi terdiri dari biaya setup dan produksi dan jumlahnya untuk:

Untuk pembeli, annuity stream yang terdiri dari penghasilan sales dengan mengurangi biaya
pesan dan biaya supply:

Anda mungkin juga menyukai