Anda di halaman 1dari 9

MATA KULIAH TEKNIK KENDALI PNEUMATIK

LAPORAN PRAKTIKUM – JOBSHEET 9

Dosen Pengampu :
Drs. Pitoyo Yuliatmojo, M.T.

Disusun Oleh :
NADIAH NUR AZIZAH (5215151292)

PENDIDIKAN VOKASIONAL TEKNIK ELEKTRONIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Nama :
JOBSHEET 9 – Menggerakkan Double Acting
NADIAH NUR AZIZAH Cylinder dengan 5/2 Way Valve Control Solenoid
No. Registrasi: Tanggal Praktikum : Nilai:
5215151292 3 Desember 2018

A. PENDAHULUAN
1. DASAR TEORI

Elektro pneumatik merupakan pengembangan dari pneumatik, dimana


prinsip kerjanya memilih energi pneumatik sebagai media kerja (tenaga penggerak)
sedangkan media kontrolnya mempergunakan sinyal elektrik ataupun
elektronik.Sinyal elektrik dialirkan ke kumparan yang terpasang pada katup
pneumatik dengan mengaktifkan sakelar, sensor ataupun sakelar pembatas yang
berfungsi sebagai penyambung ataupun pemutus sinyal.
Sinyal yang dikirimkan ke kumparan tadi akan menghasilkan medan
elektromagnit dan akan mengaktifkan/ mengaktuasikan katup pengatur arah sebagai
elemen akhir pada rangkaian kerja pneumatik. Sedangkan media kerja pneumatik
akan mengaktifkan atau menggerakkan elemen kerja pneumatik seperti motor-
pneumatik atau silinder yang akan menjalankan sistem.
Prinsip Kerja.
a. Sinyal elektrik dialirkan ke kumparan yang terpasang pada katup pneumatik.
b. Sinyal yang dikirimkan tadi akan menghasilkan medan elektromagnetik dan
akan mengaktifkan katup pengatur arah sebagai elemen akhir pada rangkaian
kerja pneumatik.
c. Media kerja pneumatik akan mengaktifkan elemen kerja pneumatik seperti
motor pneumatik yang menjalankan sistem

Tenaga fluida adalah istilah yang mencakup pembangkitan, kendali dan aplikasi
dari fluida bertekanan yang digunakan untuk memberikan gerak. Berdasarkan fluida
yang digunakan tenaga fluida dibagi menjadi pneumatik, yang menggunakan udara,
serta hidrolik, yang menggunakan cairan. Dasar dari aktuator tenaga fluida adalah
bahwa fluida mempunyai tekanan yang sama ke segala arah. Dalam sistem
pneumatik, aktuator berupa batang piston mendapat tekanan udara dari katup masuk,
yang kemudian memberikan gaya kepadanya. Udara sebagai fluida kerja pada
sistem pneumatik memiliki karakteristik khusus, antara lain:
 Jumlahnya tak terbatas
 Mencari tekanan yang lebih rendah
 Dapat dimampatkan
 Memberi tekanan yang sama rata ke segala arah
 Tidak mempunyai bentuk (menyesuaikan dengan tempatnya)
 Mengandung kadar air

a. Electro Solenoid Valve


Solenoid valve merupakan sebuah komponen pneumatik yang bekerja
bedasarkan input tegangan dan arus, yang mana saat solenoid ini bekerja tegangan
yang diterima pada solenoid-nya kurang lebih 24 volt dengan syarat tidak ada
pembebanan dan arus yang diterima kurang lebih 0,2 Ampere.
Jadi berdasarkan data tersebut solenoid dapat menjadi suatu input yang dapat
merubah keadaan switch bagian dalam dari valve dengan menggunakan tegangan
dan arus tersebut bukan lagi menggunakan input trigger tekanan pneumatik.
Dalam solenoid ini sistem kerjanya berdasarkan tegangan dan arus
yang mengakibatkan menarik konstruksi khusus bagian dalam
dari valve yang mempunyai saluran untuk mengeluarkan output
berupa tekanan pneumatik dan pada solenoid itu sendiri mendapat arus dan
tegangan yang mengakibatkan terjadinya induksi dalam solenoid ini. Solenoid ada
yang menggunakan LED sebagai indicator, adapula yg tanpa indikator LED.
Jenis solenoid dengan LED berdasarkan katup-nya diantaranya :
1. 3/2-Way single solenoid with LED.
2. 5/2-Way single solenoid with LED.
3. 5/2-Way double solenoid with LED.
1. 3/2-Way Single Solenoid Valve With LED

Gambar 1.1 3/2-Way Single Solenoid Valve With LED


Solenoid jenis ini mempunyai satu solenoid dan spring, yang mana fungsi
dari spring itu sendiri sebagai penarik batang pelat yang ada pada valve agar pada
saat tidak ada arus ada tegangan supplyyang masuk pada sumber tidak
dapat menyalurkan supply-nya pada output dan pada saat ada arus dan tegangan
yang masuk pada solenoid-nya input ini akan menarik batang pelat yang ada
dalam valve yang mempunyai gaya tarikan lebih besar dari pada gaya spring, yang
akibatnya output pada solenoid valve ini akan aktif.
Pengaktifan solenoid ini ditunjukkan oleh indikator yang berupa LED (Light
Emitting Dioda) yang cara kerjanya pada saat solenoid ini aktif maka LED tersebut
akan menyala dan memberikan indikator bahwa output berupa
tekanan pneumatik telah aktif.

2. 5/2-Way Single Solenoid Valve With LED

Gambar 1.2 5/2-Way Single Solenoid Valve With LED


Solenoid jenis ini mempunyai bagian dalam yang terdiri dari lima saluran dan
dua ruangan. Dalam solenoid ini terdapat dua output yang mana ke
salah satu output-nya bekerja sebelum solenoid-nya mendapat tegangan dan arus
dan system solenoid valve ini terdapat spring yang mempunyai fungsi sebagai
penarik kembali batang pelat yang ada dalam valve-nya untuk menyalurkan
tekanan pneumatik pada fungsi output yang bekerja pada saat solenoid tidak
mendapat tegangan dan arus.
Waktu solenoid-nya mendapat tegangan dan arus, induksi yang terjadi
dalam solenoid tersebut menarik batang pelat yang mempunyai gaya tarik lebih
besar dari gaya spring dan akibatnya sumber supply input menyalurkan supply-nya
pada output yang lainnya, akibatnya output yang satunya dapat aktif.

3. 5/2-Way Double Solenoid Valve With LED

Gambar 1.3 5/2-Way Double Solenoid Valve With LED


Solenoid valve ini mempunyai cara kerja dan konstruksi bagian dalamnya sama
dengan valvepneumatik 5/2-Way double pilot dan yang menjadi perbedaan dengan
input trigger-nya, yang mana pada jenis solenoid valve ini terdapat dua output yang
tiap output-nya tersebut mempunyai masing-masing solenoid, sehingga cara
kerjanya berdasarkan input trigger solenoid dan pada saat input tegangan dan arus
tidak aktif output tegangan dan arus tidak aktif, sedangkan output
tekanan pneumatik masih aktif sebab kedudukan dari batang plat akibat terkena
tarikan dari input solenoidterakhir.
Solenoid ini dapat bekerja pada saat ke salah satu input solenoid-nya aktif
dan dapat menimbulkan kerusakan pada saat kedua solenoid ini aktif, sebab
akan terjadi tarik menarik antara solenoid – solenoid tersebut dan dapat
menimbulkan panas dalam solenoid tersebut

2. TUJUAN PRAKTIKUM
Dapat Menggerakkan double acting cylinder dengan menggunakan 2 buah 5/2 way
valve control solenoid.
B. ALAT DAN BAHAN
- Air Service Unit (ASU)
- 5/2 Way Double Valve Solenoid
- Flow Control
- Push Button NO
- Double Acting Cylinder
- Fitting
- Tube/ Selang
- Time Delay Relay

C. ANALISA
1. Double Solenoid 1
Saklar Pergerakan
Kondisi Gambar
1 2 Silinder

(0) (0)
Silinder tidak
Awal Tidak Tidak
bergerak
Ditekan Ditekan

(0)
(1) Silinder
Pertama Tidak
Ditekan bergerak
Ditekan
Silinder
(0)
(1) bergerak
Kedua Tidak
Ditekan masuk seperti
Ditekan
kondisi awal

2. Double Solenoid 2

Gambar 1.4. Skematik Untuk Job 9


Berdasarkan Gambar 1.4. , maka:
Saat button S1 ditekan sesaat, maka akan mengaktifkan coil relay R1,
sehingga kontak R1 aktif dan memutus R2. Kemudian double acting bergerak maju.
Ketika saat double acting bergerak maju mengaktifkan reed contact, maka reed
contact A1 aktif dan double acting mundur ke posisi awal.

D. PERTANYAAN

JAWAB :

E. DAFTAR PUSTAKA
Maswie 2000. “ Full Pneumatic 1”. 21 Oktober 2018.
https://maswie2000.files.wordpress.com/2007/11/full-pneumatic2.pdf
Maswie 2000. “ Full Pneumatic 1”. 21 Oktober 2018.
https://maswie2000.files.wordpress.com/2007/11/full-pneumatic1.pdf
F. LAMPIRAN

Gambar F.1 Double Acting Cylinder belum bekerja

Gambar F.2 Double Acting Cylinder sudah bekerja

Anda mungkin juga menyukai