Anda di halaman 1dari 28

BIODATA PESERTA

LOMBA LKN/LKT APRESIASI PTK-PAUDNI BERPRESTASI


TINGKAT KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2015

Jenis Lomba : Lomba Karya Tulis Ilmiah

: Managemen PAUD dalam Pemberdayaan Dana

Desa / masyarakat dalam meningkatkan mutu

layanan paud

Nama : Nur Ni’ma Umriyati

Tempat, Tgl Lahir : Kab. Semarang, 13 Februari 1984

Pendidikan Terakhir : SMU

Jabatan : Pengelola PAUD

Unit Kerja/lembaga : PAUD Cahaya Hati Desa Sraten,

Kecamatan : Tuntang

Kabupaten : Semarang

Alamat Rumah : RT.03 RW 02 Desa Sraten

Kecamatan : Tuntang

Kabupaten : Semarang

No.Phon/HP : 085641895401
ABSTRAK

Managemen PAUD dalam memberdayakan Dana Desa/ masyarakat dalam meningkatkan


mutu layanan PAUD.

Kegiatan- kegiatan atau program pengelola dalam suatu lembaga belum semuanya
berhasil secara optimal.hal ini dikarenakan masih rendahnya masyarakat dalam mendukung
keberlangsungan suatu lembaga pendidikan anak usia dini,untuk meningkatkan mutu layanan
pendidikan anak usia dini. Demi tewujudkan lembaga yang berkualitas maka dubutuhkanya
dtrategi – strategi yang efektif sesuai dengan anggaran yang ada.yang sekaligus bisa
memecahkan problematika selama ini.

Ketetapan strategi dan sesuai dengan hubungan di masyaraka menjadi penentu


keberhasilan dalam pengelolaan suatu lembaga pendidikan Anak usia Dini.

Strategi managemen PAUD dengan memberdayakan dana Desa juga diharapkan menjadi
strategiyang jitu dalam pelaksanaaan pengelolaan lembaga pendidikan Anak usia dini.
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah yang maha sempurna yang telah
melimpahkan segala rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan menyusun
karya tulis ini dengan tema yang kami anggap penting untuk dipublikasikan demi suksesnya
penyelenggaraan yang akan dilaksanakan oeh para pengelola dalam meningkatkan mutu layana
PAUD.

Adapun tema yang saat ini akan siangkat dalam pembahasan karya tulis ini adalah:

Manajemen PAUD dalam pemberdayaan Dana Desa /masyarakat dalam meningkatkan


mutu layana PAUD.

Karya tulis ini merupakan gagasan penulis dalam rangka menuangkan pikiran dan ide-ide
yang mungkin dapat menambah wawasan teman-teman pengelola dalam melaksanakan tugasnya
masing-masing. Penulis menyadari bahwa terwujudnya karya tulis ini berkat dukungan dari
berbagai pihak.

Oleh karma itu kami sampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
memotifasi dan mendukung terhadap penulisan karya tulis ini.

Semoga karya tulis ini dapat membawa manfaat, penulis menyadari bahwa penulisan
karya tulis ini masih jauh dari sempurna sehingga masih banyak terdapat kesalahan disana sini
oleh karenanya penulis mohon adanya koreksi dari beberapa pihak dari kesempurnaan karya tulis
ini.

Tuntang, 1 April 2015

Penulis

Nur Ni’ma Umriyati


DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................... I

KATA PENGANTAR ................................................................................ II

DAFTAR ISI ................................................................................................ III

BAB I

PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3

C. Tujuan ................................................................................................. 4

D. Manfaat .............................................................................................. 4

E. Batasan Masalah ................................................................................. 5

BAB II

LANDASAN TEORI .................................................................................. 6

A. Pengertian Pengelolaan ...................................................................... 6

B. Persyaratan umum .............................................................................. 6

C. Pedoman Pengelolaan ........................................................................ 10

D. Jenis dan Persyaratan Penyelengaraan Lembaga PAUD ................... 12

BAB III

PROSEDUR IMPLEMENTASI GAGASAN ......................................... 16

A. Strategi pemecahan Masalah …………………………………………. 16


B. Inovasi-inovasi model pengelolaan PAUD …………………………… 16
BAB IV
KELAYAKAN PENGEMBANGAN GAGASAN ……………………... 23
A. Data Pendukung Ide Gagasan ………………………………….. 23
B. Kendala dalam Implementasi pemanfaatan dana …………….. 23
C. Tidak lanjut Rencana Penerapan Gagasan …………………... 26
BAB V
KESIMPULAN DAN PENUTUP ……………………………………... 28
A. KESIMPULAN ………………………………………………… 28
B. PEUNUTUP ……………………………………………………. 28
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….. 29
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan anak usia dini sangat penting dilaksanakan sebagai dasar bagi
pembentukan kepribadian manusia secara utuh, yaitu untuk membentuk karakte ,budi pekerti
luhur,cerdas,terampil dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pendidikan anak usi a dini
tidak harus selalu mengeluarkan biaya mahal atau melalui wadah tertentu, melainkan pendidikan
anak usia dini dapat dimulai dari rumah atau dalam pendidikan keluarga.

Anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan yang bersifat unik. Artinya memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan fisik (
koordinasi motorik halus dan kasar ), kecerdasan ( daya tarik, daya cipta, kecerdasan
emosi,kecerdasan spiritual ), sosial emosional, bahasa dan komunikasi yang sesuai dengan
tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang sedang dilalui anak tersebut. Usia dari kelahiran
hingga enam tahun merupakan usia kritis bagi semua anak.

Untuk memfasilitasinya maka diperlukan lembaga yang berkompeten yaitu PAUD.

Didalam lembaga PAUD harus ada penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) yang benar. Pemahaman yang benar tentang hakikat dan landasan peyelenggaran
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hendaknya dimiliki oleh setiap orang yang secara langsung
maupun tidak langsung akan berhubungan dengan anak usia dini.

Dimulai dari lingkungan keluarga dalam hal ini adalah orang tua dan atau pihak lain
yang terdekat dengan anak., pendidikan di berbagai lembaga pendidikan yang memberikan
layanan pada anak usia dini, masyarakat dan juga para pemegang kebijakan mulai dari
pemerintah pusat sampai daerah. Diharapkan melalui pemahaman yang benar, para pihak akan
dapat memberikan layanan yang seoptimal mungkin bagi anak usia dini.

Kita menyadari bahwa kondisi yang diharapkan tidak mudah seperti yang kita
bayangkan tetapi kita ini perlu adanya proses yang berkelanjutan dan diperlukan rutinitas yang
terencana dan terprogram.
Menurut pengamatan, bahwa peran serta masyarakat, keluarga dan pemerintah dalam
penyelenggaraan pendidikan anak usia dini amat diperlukan. Ditekankan dalam amanat tersebut
bahwa segenap lapisan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia memiliki kewajiban untuk
berpartisipasi dalam semua aspek pengelolaan pendidikan di semua jenis dan jenjang karena
pendidikan adalah tanggungjawab bersama antara pemerintah,keluarga dan masyarakat.

Selain itu, krisis multidimensi yang melanda Indonesia belakangan ini, memberi
momentum terjadinya perubahan mendasar dalam berbagai kehidupan, termasuk kehidupan
pendidikan. Saat ini, krisis multidimensi pengaruhnya terhadap kehidupan pendidikan amat
besar.

Kemampuan pemerintah dalam menyediakan daya dan dana pendidikan amat


menurun. Oleh karena itu, pemerintah berupaya untuk melibatkan masyarakat dan sekolah dalam
mengelola pendidikan agar kualitas pendidikan tetap optimal. Diharapkan, dengan adanya
keterlibatan masyarakat terhadap masalah pendidikan, mutu dan pemerataan pendidikan di
Indonesia dapat ditingkatkan.

B. Rumusan masalah

Permasalahan yang sering dialami oleh masing-masing lembaga yang terlibat dalam
masalah penyelenggaraan dalam hal pengelolaan , maka akan dirumuskan masalah dalam
penulisan karya tulis yang dapat dipakai dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan yang baik
di lembaga tersebut.

1. Apakah para pengelola sudah mengerti tentang penyelenggaraan/ pengelolaan PAUD?

2. Dengan inovasi model bagaimanakah pengelolaan PAUD dalam memberdayakan dana


yang ada di lembaga ?

3. Implementasi dari pemanfaatan Dana


4. Dengan Strategi apa yang tepat yang dapat digunakan untuk menyelesaikan pemecahan
masalah di lembaga yang dikelolanya mengenai pemberdayaan Dana yang berada di
Desa.

5. Apakah keberlangsungan lembaga dalam hal pembiayaan terlaksana dengan pengelolaan


yang baik?

C. Tujuan

Tujuan yang akan dicapai oleh penulis dalam penyusunan karya tulis ini adalah:

a. Agar pengelola dapat melaksanakan administrasi dari setiap komponen penyelenggara


lembaga pendidikan anak usia dini

b. Untuk menemukan Strategi yang tepat dalam rangka pemberdayaan dana Desa /
masyarakatdalam meningkatkan mutu layana PAUD

c. Untuk memberikan inspirsi dengan inovasi model pengelolaan kepada para pengelola
untuk mengembangkan sumber dana yang ada di lembaga tersebut

D. Manfaat

Diharapkan dengan adanya karya tulis ini bermanfaat untuk:

1. Memenuhi strategi para pengelola dalam rangka memberdayakan Dana Yang ada diDesa
demi keberlangsungan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

2. Menambah rasa percaya diri para pengelola untuk melaksanakan pengelolaan Di


Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD )

3. Dapat membantu mengatasi problematika yang dialami para pengelola dalam mengelola
suatu lembaga yang berkaitan dengan pendanaan di setiap lembaga.
4. Mengembangkan wawasan dan pengetahuan dalam kehidupan bermasyarkat.

E. Batasan Masalah

Dalam karya tulis ini agar tidak ada pembengkakan pembahasan maka perlu adanya
pembatasan yang ada kaitanya dengan permasalahan yang akan dibahas dalam karya tulis ini
adalah Pemberdayaan dana Desa/ masyarakat dalam meningkatkan mutu layanan PAUD.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian pengelolaan

Pengelolaan adalah suatu proses perencanaan ,pengorganisaian, kepemimpinan dan


pengendalian upaya anggota organisasi dimana keempat proses tersebut mempunyai fungsi
masing masing untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Dalam pendidikan anak usia dini juga
harus adanya pengelolaan yang baik dan sesuai dengan ketentuan - ketentuanya.Pengelolaan
Pendidikan anak usia dini mempunyai tujuan meningkatkan dan memaksimalkan segenapdaya
pendidikan sehingga mampu mencapai tujuan, dansebagia acuan pelaksanaan penyelenggaraan
pendidikan disekolah sekaligus sebagai alat evaluasi penyelenggaraan kegiatan baik selama
pengelolaa berlangsung maupun akhir tahun pembelajaran.

Pendirian lembaga PAUD harus memenuhi persyaratan umum yaitu sejumlah ketentuan
umum yang harus dipenuhi bagi sebuah Yayasan/ lembaga yang ingin mendirikan lembaga
PAUD.

B. Persyaratan umum pendirian lembaga pendidikan anak usia dini.


Berdasarkan instrument BAN- PNF ( Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Non Formal
),persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat menyelenggarakan lembaga pendidikan adalah :

1. Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakana sebagai pedoman pengelolaan kegiatan pembelajaran un
tuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Lembaga PAUD harus menggunakan pedoman
kurikulum yang yang ditetapkan oleh nasional tentang lingkup pengembangan dan tingkat
pencapaian perkembangan anak.dalam penyelenggaraanpembelajaran kurikulum dijabarkan
dalam program pembelajaran tahunan semesteran, bulanan mingguan (RKM), dan kegiatan
pembelajaran Harian ( RKH), silabus Program pembelajaran ini di susun oleh pendidik dan
pengelola sebagai penanggungjawab penyelenggaraan PAUD

2. Peserta didik / Anak Didik

Di suatu lembaga PAUD yang akan menyelenggarakan PAUD harus melakukan survei
tentang jumlah anak didik yang ada di wilayah tersebut. Dari survei ini bisa memanfaatkan data
primer dari Posyandu di masing-masing wilayah. Biasanya, setiap Posyandu memiliki data
jumlah anak lengkap dengan usia dan berat badannya. Yayasan yang akan mendirikan PAUD
bisa memanfaatkan data ini sebagai penguat data hasil survei. Pengelolaan peserta didik
merupakan kegiatan pencatatan peserta didik dari proses penerimaan hingga peserta didik
tersebut keluar dari sekolahyang disebabkan telah menyelesaikan kegiatan di PAUD tersebut.

3. Ketenagaan (Guru dan Staf)

Selain peserta didik, lembaga PAUD juga harus menyertakan jumlah tenaga
kependidikan (guru atau staf administrasi) lengkap dengan latar belakang keilmuan para guru
yang dicantumkan. Dan diharapka pendidik mempunyai kemampuan untuk menjadi pendidik
yang professional.

Untuk membantu anak usia dini mencapai perkembangan potensinya, layanan Pendidikan
Anak Usia dini dikelola dengan baik. Setiap lembaga Pendidikan Anak Usia Dini harus memiliki
penanggung jawab yang bertugas merencanakan, melaksnakan, mengelola administrasi dan
keuangan serta mengawasi pelaksanaan program. Tenaga kependidikan yang harus direncanakan
terdiri dari pengelola,tenaga administrasi yang diatur sendiri oleh masing masing lembaga.

 Pengelola sebagai penanggungjawab memiliki kualifikasi sebagai berikut:

- minimal memiliki kualifikasi dan kompetensi guru pendamping

- berpengalaman sebagai pendidik paud minimal 2 tahun

- lulus pelatihan/magang/kursus pengelolaan pAUD dari lembaga terakreditasi

 Tenaga administrasi minimal memiliki kualifikasi akademik minimum sekolah menengah keatas
(SMA) dan sederajat

 Pendidik yang professional adalah pendidik yang bertugas merencanakan,melaksanakan proses


pembelajaran dan menilai hasil pembelajaran dan menilai hasil pembelajaran, serta melakukan
pembimbingan pengasuhan dan pelindungan peseta didik.

Kualifikasi tenaga pendidik antara lain

 Standart Kualifikasi akademik dan kompetensi guru PAUD minimum pendidikan


diploma IV atau S1 dalam bidang pendidikan anak usia dini yang diperoleh dari program
study yang terakreditasi.

 Kualifikasi akademik guru pendamping analah memiliki ijasah D II dari perguruan


tinggiyang terakreditasi

 Pengasuh dengan dtandart kualifikasi akademik minimum sekolah menengah atas (


SMA) dan sederajar. Kompetemsi yang dimilikiseorang pengasuh antara lain, memiliki
dasar-dasar pengasuhan, terampil melaksanakan pengasuhan dan bersikap serta
berperilaku sesuai dengan psikologi anak.

4. Sarana Prasarana

Demi kelangsungan proses belajar mengajar berdasarkan kurikulum yang telah


dicantumkan, pendiri PAUD harus memenuhi standar minimal sarana dan prasarana minimal
yang telah di tentukan. setiap satuan pendidikan formal maupun non-formal harus menyediakan
sarana prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan
perkembangan potensi fisik, kognitif, sosial, emosi, dan kejiwaan anak didik

a) Prinsip perencanaan sarana prasarana lembaga pendidikan anak usia dini yaitu

 Aman,nyaman terang(cukup ventilasi) dan memenuhi criteria kesehatan bagi anak

 Sesuai dengan tingkat perkembangan anak

 memanfaatkan potensi dan sumbe daya yang ada di lingkungan sekitar termasuk barang
limbah/bekas layak pakai.

b) Kebutuhan sarana prasarana dalam lembaga pendidikan anak usia dini antara lain :

 Ruang belajar

 Kebutuhan ruang belajar dan luas lahan disesuaikan dengan jumlah murid dan kelompok usia
yang dilayani minimal 3 oramg m3 per peserta didik

 Ruang bermain baik di dakam maupunn diluar ruangan.

 Kamar mandi guru dan anak dengan air yang bersih dan cukup.

 Papan tulis dengan perlengkapannya yang dapat digunakan guru dan anak didik untuk meng
ekspresikan kemampuan mencoret

 Rak dan lemari penyimpanan dokumen dan alat bermain serta perlengkapan anak

 Bak sampah untuk melatih anak berlaku bersih.

5. Keuangan dan Pembiayaan

Di suatu lembaga kependidikan, khususnya lembaga PAUD, yang sebagian besar


dikelola oleh pihak swasta atau yayasan perlu menyertakan pembiayaan pendidikan bagi peserta
didik maupun dana awal yang dimiliki untuk penyelenggaraan pendidikan

Pedoman pengelolaan
Pedoman pengelolaan yang termasuk didalamnya adalah biaya investasi dan oprasional
yang mengacu pada standar pembiayaan yang mengatur tentang

 sumber pemasukan,pengeluaran dan jumlah dana yang di kelola

 membelanjakan anggaran sesuai dengan peruntukannya

 membuat pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran dan menyusun laporan keuangan.

6. Sistem Evaluasi

Setiap lembaga pendidikan, termasuk PAUD, harus mempunyai sistem evaluasi, baik
evaluasi program, proses, maupun hasil tumbuh-kembang anak-didik. Evaluasi ini dilaksanakan
sebagai upaya pengendalian mutu pendidikan, sekaligus sebagai upaya akuntabilitas
penyelenggaraan pendidikan.

Jenis dan Persyaratan Penyelenggaraan Lembaga Pendidikan Untuk Anak Usia Dini

Berbagai lembaga PAUD yang selama ini telah dikenal oleh masyarakat luas, di
antaranya :

a. Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudhatul Atfhal (RA)

TK merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan bagi anak usia dini pada jalur
pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat tahun
sampai enam tahun yang di bagi dalam dua kelompok belajar berdasarkan usia yaitu Kelompok
A untuk anak usia 4-5 tahun dan Kelompok B untuk anak usia 5-6 tahun.

Persyaratan Pendirian :

1. Memiliki lembaga yang berbadan hukum dan terdaftar di Dinas Sosial.

2. Memiliki izin penyelenggaraan dari Dinas Pendidikan/ Kotamadya.

3. Memiliki kurikulum TK dan perangkatnya.

4. Memiliki sarana bermain, meliputi outdoor dan indoor.


5. Memiliki sarana dan prasarana sesuai dengan ketentuan tentang penyelenggaraan PAUD.

6. Memiliki sumber pembiayaan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 5 tahun.

b. Kelompok Bermain (KB)

Kelompok Bermain (KB) adalah salah satu bentuk PAUD pada jalur pendidikan non
formal yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus program kesejahteraan bagi anak
usia 2 sampai dengan 4 tahun.

Persyaratan Pendirian :

 Memiliki Ijin Operasional Dari Dinas Pendidikan

 Memiliki tempat yang layak untuk menyelenggarakan kegiatan kegiatan Kelompok Bermain.

 Memiliki anak didik.

 Memiliki tenaga pendidik.

 Memiliki tenaga penglola.

 Memiliki sarana & prasarana.

 Memiliki Alat Permainan Edukatif (APE).

 Memiliki program pembelajaran.

c. Taman Penitipan Anak (TPA)

TPA adalah salah satu bentuk PAUD adalah wahana pendidikan dan pembinaan
kesejahteraan anak yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu
selama orang tuanya berhalangan atau tidak memiliki waktu yang cukup dalam mengasuh
anaknya karena bekerja atau sebab lain.

Persyaratan Pendirian :
 Lingkungan TPA harus dapat menciptakan suasana rasa aman kepada anak untuk belajar dan
berkembang, sehingga anak merasa di rumahnya sendiri.

 Tempat belajar, gedung TPA hendaknya didirikan dengan bangunan / gedung permanen yang
mudah dijangkau oleh orang tua calon peserta didik, cukup aman dan tenang. Memiliki surat-
surat yang sah dan izin dari instansi yang berwenang.

 Ruangan, luas ruangan disesuaikan dengan jumlah peserta didik. Ruangan juga harus dilengkapi
dengan penerangan dan ventilasi yang cukup.

 Perabot, setiap ruangan dilengkapi dengan perabot sesuai dengan keperluan dan ketersediaan
dana, seperti meja, kursi, almari, rak-rak, box, tempat tidur, kasur, telepon, perlengkapan
administrasi, TV, radio, dll.

 Sarana belajar, untuk menunjang proses pembelajaran di TPA hendaknya di sediakan sarana
belajar minimal berupa, buku cerita dari berbagai versi dan cerita rakyat setempat, alat peraga
pendidikan untuk pengetahuan alam (science), matematika, memasak, boneka berbagai ukuran,
tape recorder dan atau VCD Player, dan panggung boneka dan perangkatnya.

d. POS PAUD

Peserta didik di Pos PAUD adalah anak usia 0-6 tahun yang tidak terlayani PAUD
lainnya. Orang tua wajib memperhatikan kegiatan anak selama di Pos PAUD agar dapat
melanjutkan di rumah.

Teknis Pembentukan Pos PAUD :

a. Pemilihan Posyandu, kriteria Posyandu yang dipilih untuk diintegrasikan dengan Pos
PAUD adalah Posyandu yang aktif, dengan jumlah anak minimal 25 anak dan kader 4
orang.

b. Identifikasi Dukungan Lingkungan, memiliki dukungan lingkungan yang dapat menjamin


keberlangsungan Pos PAUD, antara lain :
 Terdapat anak usia 0-6 tahun yang belum terlayani PAUD minimal 25 anak.

 Tersedia calon pengelola dan kader Pos PAUD nimimal 5 orang.

 Memperoleh dukungan dari orang tua, masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan pamong
desa / kelurahan.

 Tersedia tempat yang layak untuk kegiatan Pos PAUD.

 Memiliki sumber pembiayaan yang tetap (iuran orang tua, donatur, dana desa)

 Penentuan Tempat Kegiatan, kegatan Pos PAUD dapat bertempat di balai desa, sekolah, rumah
penduduk, atau tempat lainnya yang memenuhi syarat.

Tempat untuk kegiatan Pos PAUD harus aman, nyaman, dan sehat bagi anak. Beberapa
hal yang perlu diperlukan dalam memilih tempat, antara lain :

 Tersedia sanitasi dasar yang mencakup air bersih dan kakus / WC.

 Memiliki pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik.

 Terjaga kebersihannya.

 Memiliki ruangan yang cukup untuk kegiatan anak di masing-masing kelompok.

 Memiliki halaman yang cukup luas untuk bermain bebas.

Persyaratan perizinan Pos PAUD antara lain :

1. Memiliki pengurus sekurang-kurangnya terdiri dari unsur pembinaan dan unsur pengelolaan.

2. Memiliki kader sekurang-kurangnya 4 orang (termasuk pengelola yang merangkap sebagai


kader)

3. Sekurang-kurangnya 50% kader berpendidikan SLTA.

4. Sekurang-kurangnya 50% kader telah terlatih.


5. Memiliki tempat yang tetap dan layak untuk kegiatan anak, baik kepunyaan sendiri, sewa
maupun pinjam pakai (melampirkan tempat foto kegiatan dan bukti kepemilikan / sewa/ pinjam
pakai).

6. Tersedia air bersih dan kakus untuk keperluan MCK.

7. Memiliki halaman untuk bermain bebas.

8. Memiliki APE untuk mendukung kegiatan anak di masing-masing kelompok.

9. Memiliki administrasi pencatatan kegiatan.

10. Memiliki buku-buku panduan / pedoman kegiatan.

11. Kegitan telah berjalan aktif selama 6 bulan, sekurang-kurangnya seminggu sekali.

12. Memiliki surat izin Kepala Desa / Lurah setempat.

BAB III

PROSEDUR IMPLEMENTASI GAGASAN

A. Implementasi dalam pemanfaatan dana

Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan formal dan informal dapat
memperoleh bantuan teknis, Subsidi dana dan Sumber daya lain yang tata cara mengenai bantuan
teknis, subsidi dana, dan sumber daya lainnya.

1) Bantuan teknis, yaitu penyelenggaraan pendidikan Anak Usia Dini yang bergabung dengan
masyarakat dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat berupa bantuan tenaga ahli serta
pendidikan atau pelatihan pendidik dan tenaga kependidikan.

2) Subsidi dana penyelenggaraan pendidikan Anak Usia Dini yang bergabung dengan masyarakat
yang bersumber dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah berupa biaya opesional, yaitu BOP
Bantuan Operasinal Pendidikan, DAUD (Dana alokasi untuk Desa ) yang
merupakansumberdanayangberupanominal.

3) Sumber dana lain dalam penyelenggaraan pendidikan Anak Usia Dini yang bergabung dengan
masyarakat dari Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dapat berupa pengadaan pendidik dan
tenaga kependidikan dan sarana dan prasarana pendidikan secara adil dan merata dari pemerintah
dan/atau pemerintah daerah, Seperti Program PNPM- MP yang merupakan sumber dana yang
berupa fisik yaitu bisa di bangun kan gedung paud.

B. Inovasi-inovasi model pengelolaan PAUD.

Berikut ini adalah inovasi-inovasi model pengelolalan paud dalam pemberdayaan dana
Desa guna meningkatkan mutu layanan paud Pendidikan Anak Usia Dini.

Beberapa hal yang menyebabkan suatu lembaga pendidikan anak usia dini membutuhkan
sumber pendapatan atau sumber dana meliputi:

a) Lembaga PAUD memiliki anggaran pendapatan belanja lembaga yang kecil dan sumber
pendapatanya tergantungpada bantuan yang sangat kecil pula.

b) Kesejah teraan para pendidik masih sangat rendah

c) Sedikitnya dana operasional yang ada di lembaga PAUD

d) Banyaknya pengeluaran yang ada di lembaga PAUD untuk kelangsungan belajar mengajar.

Menanggapi masalah tersebut pemerintah Desa memberi dukungan keuangan yang


berasal dari dana Desa.

Untuk itu dalam pengelolaan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini harus mengetahui dan
membuat inovasi – inovasi dalam pengelolaan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini.

Pengertian inofasi

Inovasi adalah suatu penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah
dikenal sebelumnya.lembaga yang selalu ber inovasi adalah lembaga yang inovatif. Maka untuk
itu para pengelola mari kita mencari inovasi –inovasi yang dapat di terapkan dalam lembag
pendidikan usia dini melalui pemberdayaan dana yang ada di pemerintah Desa dalam rangka
meningkatkan mutu layana PAUD.

Suatu inovasi mampu meningkatkan nilai tambah disuatu lembaga pendidikan anak usia
dini apabila memenuhi hal-hal berikut ini:

1. Terdapat unsur efisiansi dan efektifitas dalam suatu inovasi,sehingga tidak akan mempunyai arti
atau dampak yang berarti bagi kemajuan lembaga pendidikan anak usia dini

2. Inovasi harus sejalan dengan visi misi lembaga pendidikan anak usia dini

3. Inovasi harus bisa ditingkatkan lagi sehingga terjadi inovasi yang berkelanjutan, sehingga
lembaga pendidikan anak usia dini tumbuh menjadi lebih baik dan berkembang.

Berikut ini adalah inovasi –inovasi yang mungkin bisa diterapkan oleh para pengelola
,yang dapat di gunakan untuk mengelola suatu lembaga,dalam memberdayakan dana
desa/masyarakat dalam meningkatkan mutu layanan khususnya di lembaga Pendidikan Anak
Usia Dini.

A. Dengan adanya pemerintahan Desa kita bisa mengikuti musdes di Desa masing- masing untuk
ikut mengusulkan dana yang berupa fisik maupun nominal. Yang fisik bisa dalam bidang sarana
prasarana berupa gedung, untuk yang nominal kita bisa mengusulkan Rencana Anggaran Biaya
untuk memenuhi kebutuhan demi kelangsungan belajar mengajar di Suatu lembaga.

B. Bersama orang tua murid kita membuat kelompok yang disebut parenting,disamping kita
membahas tentang perkembangnan anak di dalam belajar kita bisa melakukan kegiatan-kegiatan
dengan kegiatan pembuatan karya-karya yang dapat di jual dan dapat menghasilhan uang yang
masih berkaitan dengan pembelajaran di lembaga Pendidikan Anak usia Dini berupa APE. Dan
didalam organisasi tersebut kita bisa mencari dana dari Desa dengan mempuat proposal biaya
pembuatan APE.

C. Di dalam kelembagaan pendidikan anak usia dini,


Langkah Strategi pengelolaan dana bersama Masyarakat guna meningkatkan mutu
layana pendidikan anak usia dini.

Pentingnya startegi dalam penggalangan dana dan merupakan titik awal dalam
penyiapan /pembuatan rencana dan anggaran lembaga.

Bagaimana aktualisasi pemerintah dalam menggalakan pengelolaan pendidikan yang ada


di Masyarakat dan Reaktifasi Masyarakat dalam mensukseskan pendidikan tersebut. Karena
keterbatasan kemampuan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan dana pendidikan maka
tanggung jawab atas pembiayaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara
pemerintah ,masyarakat dan orang tua

A. Strategi dalam pengelolaan sebuah lembaga

Untuk dapat menyusun suatu rencana kerja dan memperoleh hasil kerja yang bermutu
tentu saja sumber –sumber dan harus jelas, sehingga dapat dilakukan prediksi untuk menentukan
target dan tujuan yang dicapai. Adapun salah satu strategi yang dilakukan untuk mencari sumber
dana dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini dengan memberdayakan dana desa/
masyarakat.

Beberapa peran yang diharapkan dapat dimainkan oleh aparat pemerintah dalam menata
dan memantapkan pelaksanaan pendidikan yang ada di masyarakat, peran sebagai pelayan
masyarakat, peran sebagai fasilitator, peran sebagai pendamping, peran sebagai mitra dan peran
sebagai penyandang dana.

1. Pelayan Masyarakat

Dalam mengembangkan pendidikan yang bergabung di masyarakat seharusnya


pemerintah memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Melayani masyarakat, merupakan
pilar utama dalam memberdayakan dan membantu masyarakat dalam menemukan kekuatan
dirinya untuk bisa berkembang secara optimal. Pemerintah dengan semua pengelola dan
pendidik perlu menampilkan diri sebagai pelayan yang cepat tanggap, cepat memberikan
perhatian, tidak berbelit-belit, dan bukan minta dilayani. Masyarakat harus diposisikan sebagai
fokus pelayanan utama.
2. Fasilitator

Pemerintah seharusnya merupakan fasilitator yang ramah, menyatu dengan masyarakat,


bersahabat, menghargai masyarakat, mampu menangkap aspirasi masyarakat, mampu membuka
jalan, mampu membantu menemukan peluang, mampu memberikan dukungan, mampu
meringankan beban pekerjaan masyarakat, mampu menghidupkan komunikasi dan partisipasi
masyarakat tanpa masyarakat merasa terbebani.

3. Pendamping masyarakat

Pemerintah menjadi pendamping masyarakat yang setiap saat harus melayani dan
memfasilitasi berbagai kebutuhan dan aktivitas masyarakat. Kemampuan petugas sebagai teman,
sahabat, mitra setia dalam membahas, mendiskusikan, membantu merencanakan dan
menyelenggarakan kegiatan yang dibutuhkan masyarakat perlu terus dikembangkan. Sebagai
pendamping, mereka dilatih untuk dapat memberikan konstribusi pada masyarakat dalam
memerankan diri sebagai pendamping. Acuan kerja yang dipegangnya adalah tutwuri handayani
(mengikuti dari belakang, tetapi memberikan peringatan bila akan terjadi penyimpangan). Pada
saat yang tepat mereka mampu menampilkan ing madya mangun karsa ( bila berada di antara
mereka, petugas memberikan semangat), dan sebagai pendamping, petugas harus dapat dijadikan
panutan masyarakat ( Ing ngarsa sung tulodo)

4. Mitra

Apabila kita berangkat dari konsep pemberdayaan yang menempatkan masyarakat


sebagai subjek, maka masyarakat harus dianggap sebagai mitra. Hubungan dalam pengambilan
keputusan bersifat horizontal, sejajar, setara dalam satu jalur yang sama. Tidak ada sifat ingin
menang sendiri, ingin tampil sendiri, ingin tenar/populer sendiri, atau ingin diakui sendiri.
Sebagai mitra, pemerintah harus dapat saling memberi, saling mengisi, saling mendukung dan
tidak berseberangan dengan masyarakat, tidak terlalu banyak campur tangan yang akan
menyusahkan, membuat masyarakat pasif dan akhirnya mematikan kreativitas masyarakat.

5. Penyandang Dana

Pemerintah harus memahami bahwa masyarakat yang dilayani pada umumnya adalah
masyarakat yang kurang mampu, baik dalam ilmu maupun ekonomi. Belajar untuk belajar bukan
menjadi tujuan, tetapi belajar untuk hidup dalam arti bermata pencaharian yang layak. Untuk itu
diperlukan modal sebagai modal dasar untuk menerapkan apa yang diyakininya dapat dijadikan
sebagai sumber kehidupan dari apa yang sudah dipelajarinya. Pemerintah berperan sebagai
penyedia dana yang dapat mendukung keseluruhan kegiatan pendidikan yang diperlukan oleh
masyarakat.

Bagaimana partisipasi Masyarakat dalam menggalakkan Pendidikan di


Masyarakat? Partisipasi masyarakat sebagai kekuatan kontrol dalam pelaksanaan berbagai
program pemerintah menjadi sangat penting. Di bidang pendidikan partisipasi ini lebih strategis
lagi. Karena partisipasi tersebut bisa menjadi semacam kekuatan kontrol bagi pelaksanaan dan
kualitas pendidikan Anak usia Dini.

Hal-hal yang dapat didukung orang tua dalam mencapai tujuan pendidikan menurut
adalah pengembangan kecintaan untuk belajar, pemikiran kritis dengan kecakapan memecahkan
masalah, apresiasi atau penghargaan estetika, kreativitas, dan kompetensi perseorangan.

Lingkungan sekolah bukanlah isolasi dari lingkungan sekitarnya, tetapi merupakan


lingkungan yang seharusnya terintregrasi kedalam lingkungan yang sudah ada. Karena
lingkungan sekolah berada dalam konteks sosial sebagai elemen yang penting dalam komunitas
lokal dan sangat bergantung pada masyarakat dari segi dukungan dan pendanaan Selanjutnya
lingkunan akan mengevaluasi pengurus sekolah dalam pengelolaan kebijaan dan
penyelenggaraan dana. Demikian pula pengaruh sekolah terhadap akselerasi informasi kepada
orang tua dan kontak individu senantiasa dimonitor oleh masyarakat.Karena faktor itulah
administrasi dan manajemen di lembaga pendidikan perlu dikembangkan untuk mendapatkan
pemahaman yang bagus dan penyusunan kompetensi efektifitas hubungan masyarakat di
lembaga pendidikan.

Selanjutnya, Gorton menjelaskan hal yang berkenaan dengan hubungan masyarakat yang
perlu dikelola oleh sekolah yaitu memahami masyarakat. Bagian atau pejabat hubungan
masyarakat di sekolah perlu memahami situasi daerah dan penduduk lingkungan lembaga
tersebut, termasuk lingkungan individu.selama membangun hubungan komunikasi dengan
masyarakat, maka pengelola manajemen di lembaga pendidikan juga membutuhkan dukungan
untuk memahami dan mengembangan hubungan masyarat yang bagus.
BAB IV

KELAYAKAN PENGEMBANGAN GAGASAN

A. Data Pendukung Ide Gagasan

Dalam kenyataan dilapangan membuktikan bahwa dalam anggaran lembaga pendidikan


anak usia dini ada pada anggaran Desa, dan merupakan salah satu sarana yang efektif untuk
mendapatkan sumber dana untuk keberlangsungan kegiatan belajar mengajar di sebuah lembaga
pendidikan anak usia dini.

Adapun data pendukung yang dapat dibuktikan untuk bahan penggalian dana yaitu :
Alokasi Dana Desa, yang merupakan kegiatan /rencana pembiayaan untuk kegiatan di Desa ,
termasuk di dalamnya adalah pendidikan. Lembaga Pendidika anak usia dini yang ada di bawah
naungan desa adalah salah satu pemanfaat.

B. Kendala dalam Implementasi pemanfaatan dana

1. Sistem perencanaan, dan pertanggungjawaban keuangan yang dianut pemerintah masih


dariataskebawah(topdown).

2. Kurangnya kepercayaan pemerintah terhadap kemampuan atau kekuatan energi


masyarakat.

3. Sikap Birokrat yang belum mampu membiasakan diri bertindak sebagai pelayan.

4. Karakteristik kebutuhan berlangsungnya belajar mengajar di lembaga pendidikan anak


usia dini sangat beragam, sedangkan sistem perencanaan yang dianut masih turun dari
atas dan bersifatstandar.

5. Sikap masyarakat dan juga pola pikir masyarakat dalam memenuhi kebutuhan masih
tertuju pada hal-hal yang bersifat kebutuhan badani / kebendaan.
6. Budaya menunggu pada sebagian besar masyarakat kita.

7. Keterbatasan anggaran, sarana prasarana belajar, dan tenaga kependidikan.

Ada dua faktor yang mendukung Pengikutsertaan Masyarakat Dalam Masalah


Pendidikan Anak Usia Dini dalam memberdayakan dana yang ada dilembaga PAUD

1. Mereorganisasi sistem pemerintahan dalam administrasi dan keuangan.

2. Melaksanakan Manajemen keuangan dengan Pendekatan Masyarakat.

Pentingnya strategi dalam penggalangan dana dan merupakan titik awal dalam
penyiapan /pembuatan rencana dan anggaran lembaga.

Bagaimana aktualisasi pemerintah desa dalam menggalakan pengelolaan pendidikan


yang ada di Masyarakat dan Reaktifasi Masyarakat dalam mensukseskan pendidikan
tersebut. Karena keterbatasan kemampuan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan dana
pendidikan maka tanggung jawab atas pembiayaan pendidikan anak usia dini menjadi tanggung
jawab bersama antara pemerintah ,masyarakat dan orang tua

Pendekatan ini secara khusus ditujukan untuk mendapatkan maksud:

a. Untuk membantu pemerintah Desa dalam pengerahan sumberdaya lokal dan eksternal.

b. Untuk membantu pemerintah Desa dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan penilaian
program pelatihan kepada pendidik paud

c. menstimulasi perubahan sikap dan persepsi masyarakat dalam hal pemilikan sekolah dan
lembaga pendidikan lainnya.

d. dapat meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kebijakan desentralisasi tentang


dukungan masyarakat dan BP3 terhadap sekolah.

e. dapat mengembangkan kelembagaan yang inovatif untuk menambah, penghasilan dana


guna peningkatan mutu layanan PAUD.
Selain pendekatan masyarakat di bentuknya Badan Pembantu Penyelenggaraan
Pendidikan (BP3)

Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan (BP3) , juga perlu disesuaikan dengan


nuansa dan paradigma perkembangan pendidikan nasional. Karena itu, Badan Pembantu
Penyelenggaraan Pendidikan (BP3) membantu kelancaran penyelenggaraan pendidikan di
sekolah dalam upaya ikut memelihara, menumbuhkan, meningkatkan dan mengembangkan
pendidikan nasional. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut tentu saja Badan Pembantu
Penyelenggaraan Pendidikan (BP3) mesti melakukan berbagai upaya dalam mendayagunakan
kemampuan yang ada pada orang tua, masyarakat dan lingkungan sekitarnya, Keanggotaan a
Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan (BP3) dalah orang tua siswa, tokoh, dan mungkin
juga perwakilan-perwakilan dari organisasi masyarakat dan pemuda yang ada.

Lingkungan sekolah bukanlah isolasi dari lingkungan sekitarnya, tetapi merupakan


lingkungan yang seharusnya terintregrasi kedalam lingkungan yang sudah ada. Karena
lingkungan sekolah berada dalam konteks sosial sebagai elemen yang penting dalam komunitas
lokal dan sangat bergantung pada masyarakat dari segi dukungan dan pendanaan Selanjutnya
lingkungan akan mengevaluasi pengurus sekolah dalam pengelolaan kebijaKan dan
penyelenggaraan dana. Demikian pula pengaruh sekolah terhadap akselerasi informasi kepada
orang tua dan kontak individu senantiasa dimonitor oleh masyarakat.Karena faktor itulah
administrasi dan manajemen di lembaga pendidikan perlu dikembangkan untuk mendapatkan
pemahaman yang bagus dan penyusunan kompetensi efektifitas hubungan masyarakat di
lembaga pendidikan.

Bagian atau pejabat hubungan masyarakat di sekolah perlu memahami situasi daerah dan
penduduk lingkungan lembaga tersebut, termasuk lingkungan individu.selama membangun
hubungan komunikasi dengan masyarakat, maka pengelola manajemen hubungan masyarakat di
lembaga pendidikan juga membutuhkan dukungan untuk memahami dan mengembangan
hubungan masyarat yang bagus.

C. Tindak lanjut Rencana Penerapan Gagasan

Untuk menindak lanjuti rencana pelaksanaan kedepan perlu adanya rencana-rencana yang
harus di buat untuk periode berikutnya
 Untuk pengelola membuat rencana anggaran belanja di lembaga pendidikan anak usia
dini, dengan bekerja sama dengan pendidik /tenaga pendidik

 Untuk pengelola yang bergabung dengan Desa diharapkan bisa bekerja sma dengan Tim
Penggerak PKK

 Untuk pengelola bida mengelola dana yang ada di desa demi kelangsungan lembaga,
sehingga mutu layanan Pendidikan Anak usia Dini bisa meningkat.

Agar rencana-rencana yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik maka membutuhkan
penguat yang bisa menciptakan kehidupan organisasi yaitu sumber dana yang berasal dari Desa
dan dikembangkan lagi untuk kegiatan di suatu lembaga yaitu pendidikan anak usia dini.dengan
adanya managemen PAUD dalam memberdayakan dana dari Desa/ masyarakat dalam
meningkatkan mutu layanan paud diharapkanpara pengelola dapat melaksanakan penyelengaraan
lembaga Pendidikan Anak usia dini dengan baik.

BAB V

KESIMPULAN dan REKOMENDASI

Tujuan PAUD yang ingin dicapai adalah untuk mengembangkan pengetahuan dan
pemahaman orang tua dan guru serta pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan dan
perkembangan anak usia dini.

Secara khusus tujuan yang ingin dicapai adalah : dapat mengidentifikasikan


perkembangan fisiologis anak usia dini dan mengaplikasikan hasil identifikasi tersebut dalam
pengembangan fisiologis yang bersangkutan, dapat memahai perkembangan kreatifitas anak usia
dini dan usaha-usaha yang terkait dengan perkembangannya, dapat memahami kecerdasan
jamak dan kaitannya dengan perkembangan anak usia dini, dapat memahami arti bermain bagi
perkembangan anak usia dini, dapat memahami pendekatan pembelajaran dan aplikasinya bagi
perkembangan anak kanak-kanak. Selain itu, tujuan pendidikan anak usia dini adalah :
membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai
dengan tingkat perkembangannya, sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki
pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan dimasa dewasa, membantu menyiapkan anak
mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah, intervensi dini dengan memberikan rangsanga
sehingga dapat menumbuhkan potensi-potensi yang tersembunyi yaitu dimensi perkembangan
anak (bahasa, itelektual, emosi, sosial, motorik, konsep diri, bakat dan minat), melakukan deteksi
diri terhadap kemungkinan terjadinya gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan potensi-
potensi yang dimiliki anak.

BAB V

KESIMPULAN dan PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan dan penjabaran karya tulis diatas dapat diambil kesimpulan –
kesimpulan yaitu :

1. Tujuan PAUD yang ingin dicapai adalah untuk mengembangkan pengetahuan dan
pemahaman orang tua dan guru serta pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan
dan perkembangan anak usia dini.

2. Agar hubungan mayarakat /pemerintahan desa dengan kesatuan lembaga PAUD


berjalan dengan harmonis

3. Agar para pengelola dapat mendapatkan inovasi dan strategi dalam mancari dana
untuk kelangsungan pengelolaan.

4. dengan memberdayakan dana desa bisa terwujudnya mutu layanan di dalam


lembaga pwndidikan anak usia dini.

B. Penutup
Demikian makalah yang dapat saya sampaikan. Kami yakin pastilah masih banyak
kekurangan dalam makalah yang kami susun ini. Untuk itu kritik dan saran sangat kami
harapkan untuk kesempurnaan makalah kami ke depan. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Amin.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat jenderal pendidikan non formal dan informal

Direktorat pendidikan anak usia dini Tahun 2010

Definisi pusat Indonesia Tahun 2012

Trias Tekrodik Tahun 2012 Hasan, Maimunah. 2010. Pendidikan Anak Usia Dini.
Yogyakarta : DIVA Press.

Suyadi, M.Pd.I. 2011. Manajemen PAUD TPA-KB-TK/RA. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai