Anda di halaman 1dari 18

Macam-Macam Oral Antidiabetic

Agents/Obat Diabetes Minum


Posted on April 18, 2010

Golongan : Sulfonilurea

Mekanisme kerja : Stimulasi sekresi insulin dari sel beta di pancreas

Obat :

Klorpropamid ; Dosis : Awal 125-250mg perhari, Maksimal : 250-500mg perhari ; Aturan


pakai : Diminum bersama makan

Glibenklamid ; Dosis : 2.5-5mg perhari. Start pada 1.25 mg untuk pasien yang rentan
terhadap hipoglikemik, Maksimal : 15-20mg perhari ; Aturan pakai : Diminum bersama
makan

Glikazid ; Dosis : Awal 40-80mg perhari ; Maksimal : 320mg perhari, untuk dosis > 160mg
dapat diberikan dalam dosis terbagi, untuk sediaan Modified Release (MR) formulation dapat
diberikan dalam dosis 30-120mg sekali sehari ; Aturan pakai : Diminum bersama makan.

Glimepirid ; Dosis awal 1mg perhari titrasi dosis menurut respons pasien kelipatan 1mg
dalam interval 1-2 minggu ; Maksimal : 6-8mg perhari ; Aturan pakai : Diminum sebelum
makan pertama (sarapan pagi)

Glipizid ; Dosis awal 1mg perhari ; Maksimal 20mg perhari, Untuk dosis > 15mg diberikan
dalam dosis terbagi

Glikuidon ; Dosis awal 15mg perhari, dapat ditingkatkan menjadi 45-60mg perhari dalam 2-3
dosis terbagi ; Maksimal dosis : 120mg perhari ; Aturan pakai : Diminum bersama makan

Tolazamid ; Dosis awal 100mg 1-2 kali sehari, Dosis pemeliharaan : 100-300mg perhari
dalam dosis terbagi ; Dosis Maksimal : 500mg perhari

Tolbutamid ; 1-2g perhari dalam dosis terbagi, Dosis pemeliharaan : 0.25-2g perhari,
Maksimal : 3g perhari

Golongan : Biguanid

Mekanisme kerja : Mengurangi proses glukoneogenesis di hati stimulant glikolisis dan


meningkatkan kerja insulin di jaringan otot dan lemak

Obat :
Buformin ; Dosis : 50mg 3 kali sehari, Maksimal dosis : 300mg perhari

Metformin ; Dosis awal 500mg perhari selama 1 minggu, dilanjutkan dengan dosis 500mg 2
kali sehari pada minggu berikutnya, hingga dosis 500mg perhari ; Atau dengan dosis awal
850mg 2-3 kali sehari, Dosis maksimal : 2-3g perhari ; Aturan pakai : Minum bersama
makanan

Golongan : Alfa-Glukosidase Inhibitor

Mekanisme kerja : Menurunkan absorpsi karbohidrat, dekstrin, disakarida di usus, sehingga


dapat mengurangi kenaikan plasma glukosa pada saat setelah makan.

Obat :

Acarbose ; Dosis awal : 50mg perhari, dapat ditingkatkan menjadi 50mg 3 kali sehari, dan
jika diperlukan, dosis dapat ditingkatkan lagi menjadi 100mg 3 kali sehari, Maksimal dosis :
200mg 3 kali sehari

Voglibose ; Dosis awal 0.2mg 3 kali sehari, dapat ditingkatkan menjadi 0.3mg perhari

Golongan : Meglitinid

Mekanisme kerja : Merangsang produksi insulin lebih kuat di pancreas akan tetapi tidak
dapat terus menerus

Obat :

Nateglinid ; Dosis awal : 120mg 3 kali sehari, Dosis maksimal : 180mg 3 kali sehari ; Aturan
pakai : Diminum 1-30 menit sebelum makan

Repaglinid ; Dosis awal : 500mcg, dapat ditingkatkan tergantung pada repons pasien dalam
interval 1-2 minggu, Maksimal dosis : 16mg perhari. Untuk penggunaan dosis > 4mg, dapat
diberikan dalam dosis terbagi, Aturan pakai : Diminum sebelum makan, atau 15 menit
sebelum makan

Golongan : Thiazolidindion

Obat :

Pioglitazon ; Dapat dimulai dengan dosis 15 atau 30mg sekali sehari, Maksimal dosis : 45mg
perhari, Aturan pakai : Dengan atau tanpa makanan

Rosiglitazon ; Dosis : 4 mg sehari, dan dapat ditingkatkan sampai dengan 8 mg perhari dalam
1-2 dosis terbagi setelah 8-12 minggu pemakaian (di kombinasikan dengan insulin) atau 12
minggu (di kombinasikan dengan metformin), Aturan pakai : Dengan atau tanpa makanan.
Carbamazepine adalah suatu agonis reseptor GABA, derivat iminostilbene yang secara
kimiawi berhubungan dengan trisiklik antidepresan. Obat ini bekerja dengan cara
menurunkan impuls saraf yang menyebabkan kejang dan nyeri. Secara struktur
carbamazepine mirip dengan fenitoin

 Sinonim: Carbamazepine
 Nama kimia: 5-carbamoyl-5H-dibenz[b,f]azepine atau 5H-Dibenz[b,f]azepine-5-
carboxamide

Carbamazepine ditemukan pada tahun 1953, dan dipasarkan pertama kali pada tahun 1962.

Carbamazepine berupa bubuk berbentuk kristal putih hingga berwarna agak kekuningan atau
keabu-abuan, hampir tidak berbau, tanpa rasa, atau dapat sedikit pahit. Bersifat lipofilik, tidak
larut dalam air biasa dan eter, namun larut dalam alkohol, aseton, karbon tetraklorida,
kloroform, dimetilformamid dioksan dan propilen glikol

Obat ini digunakan sebagai first-line therapy untuk epilepsi, umumnya tipe lobus temporal,
dan trigeminal neuralgia. Efek terapi yang diberikan adalah anti kejang, baik yang bersifat
grand mal, psikomotor, atau fokal, dan anti nyeri spesifik. [1-9]

TABEL 1 Deskripsi Singkat Carbamazepine

Perihal Deskripsi
Kelas Anti Epilepsi─Anti Konvulsi [1,2]
Sub-kelas Nil [1,2]
Akses Resep dokter [3]
Wanita hamil Kategori D [4,5]
Wanita
Ekskresi kedalam air susu ibu [6]
menyusui
Anak-anak Bilamana perlu dan sesuai aturan
Infant Bilamana perlu dan sesuai aturana
FDA Black Box WarningCongenital malformationToxic Epidermal Necrolysis;
sindrom Steven Johnson [6]

Indikasi dan Dosis Karbamazepin


Oleh dr. Riawati Jahja

Dosis carbamazepine bergantung pada indikasi penggunaannya Obat ini bisa digunakan pada
epilepsi dan trigeminal neuralgia. [4]

Epilepsi

Penggunaan carbamazepine dosis dewasa adalah sebagai berikut:


Farmakologi Karbamazepin
Oleh dr. Riawati Jahja

Farmakologi carbamazepine meliputi farmakodinamik dan farmakokinetiknya, secara


biokimiawi diketahui dengan cara menghambat arus voltage-dependent ion natrium.

Farmakodinamik

Kerja Carbamazepine secara biokimiawi diketahui dengan cara menghambat arus voltage-
dependent ion Natrium melalui dua mekanisme:

1. Secara sederhana menghambat kanal ion Natrium agar tidak mencapai status istirahat
pada membran potensial yang dihiperpolarisasi. Namun, efek hambatan ini akan
dipercepat ketika potensial membran “istirahat” di depolarisasikan. Proses
penghambatan ini berhubungan erat dengan penggantian kurva non-aktivasi status
stabil dalam arah yang terhiperpolarisasi [8, 34]
2. Carbamazepine menghambat arus ion Natrium secara aktif, atau bergantungan. Efek
hambatan akan lebih kuat ketika membran sel secara repetitif didepolarisasikan pada
tingkat frekuensi yang tinggi

Dengan mekanisme tersebut diatas, diperkirakan sebagai kunci utama potensi obat untuk
menghambat aktivitas serangan epileptik. Untuk mengatasi kejang, diperkirakan obat ini
bekerja dengan menurunkan respon polisinaptik, dan menghambat potensiasi post-tetanik
Selanjutnya, dengan menekan reflek potensial pada thalamus, bulbar, polisinaptik, dan
linguomandibular, maka nyeri yang ditimbulkan akibat stimulasi saraf-saraf pada tempat
tersebut, mampu dihilangkan meski rasa sakit berintensitas tinggi sekalipun.

Kapasitas obat dalam meningkatkan pengeluaran neuron-neuron bersifat noradrenergik dapat


berkontribusi kepada efek anti-epileptiknya. Walau efek obat menyerupai efek fenitoin,
namun terdapat beberapa perbedaan yaitu carbamazepine lebih efektif daripada fenitoin
dalam hal menurunkan pengeluaran stimulus yang diinduksi pada amigdala.

Efektivitas obat dalam mengatasi neuralgia adalah sebagai hasil dari penurunan transmisi
sinaptik excitatory dalam nukleus spinal trigeminalis. Dengan demikian akan terjadi
peningkatan waktu laten dari respon neuron trigeminal, dan menurunkan jumlah pengeluaran
neuron. Metabolit utama obat memiliki aktivitas anti neuralgia. Mekanisme kerja obat
sebagai tersebut diatas, diketahui dari hasil penelitian pada hewan percobaan.

Carbamazepine secara kimiawi tidak berhubungan dengan obat anti konvulsan lainnya, atau
obat penghilang nyeri lainnya untuk mengatasi trigeminal neuralgia. Efek anti-diuretik obat
merupakan konsekuensi dari pengurangan konsentrasi hormon anti-diuretik dalam plasma
darah.

Farmakokinetik

Farmakokinetik carbamazepine meliputi absorpsi yang cukup baik per oral, hingga
distribusinya yang melibatkan protein plasma
Absorpsi

Meski agak lambat, namun penyerapan obat sangat baik setelah dikonsumsi per oral.
Bioavailabilitas tablet extended-release adalah 89%. Konsentrasi puncak dalam plasma darah
terjadi dalam waktu 4─12 jam setelah konsumsi per oral, namun dapat mencapai hingga 24
jam dalam keadaan overdosis

Distribusi

Carbamazepine berikatan dengan plasma protein sebesar 76%. Obat ini dapat menembus
sawar otak dan plasenta, dan bisa terakumulasi dalam jaringan fetus. Distribusi obat juga bisa
ke dalam air susu ibu dengan konsentrasi sebesar 60% dari kadar plasma maternal.

Carbamazepine juga mencapai cairan serebrospinal dengan konsentrasi sekitar 15% dari
konsentrasi dalam serum darah.

Volume distribusi obat adalah sekitar 0,79─1,4 L/kgBB, yang dapat meningkat pada
pengobatan jangka panjang hingga mencapai kisaran 0,96─2,07 L/kgBB.

Metabolisme

Metabolisme carbamazepineTerjadi di hepar, namun obat ini dapat menginduksi


metabolismenya sendiri. Metabolit aktif utama yang dihasilkan adalah Carbamazepine
epoksid, dimana 50% nya terikat pada plasma protein, dan mungkin mengikuti siklus
enterohepatik. Carbamazepine diinaktivasi melalui proses konyugasi dan hidroksilasi.

Waktu paruh carbamazepine adalah sekitar 30 jam, kisaran 18─60 jam ketika obat diberikan
sebagai dosis tunggal. Namun, setelah diberikan dosis berulang, atau pemberian jangka
panjang, waktu paruh akan memendek menjadi sekitar 15 jam saja, dengan kisaran 10─35
jam. Hal ini terjadi karena Carbamazepine merupakan obat yang memiliki efek induksi kuat
terhadap enzim hepar. Waktu paruh pada anak-anak adalah lebih pendek daripada waktu
paruh pada orang dewasa

Eliminasi

Sekitar 72% dosis yang masuk per oral akan diekskresikan kedalam urine, dan sekitar 28%
dieliminasi kedalam feses. Hanya sekitar 1─3% dari dosis total yang masuk kedalam tubuh
diekskresikan kedalam urine dengan bentuk yang tidak berubah. [1, 4, 7, 35]

Resistensi

Mekanisme resistensi penyakit epilepsi terhadap obat antikonvulsan adalah kompleks, dan
bersifat multi faktorial. Banyak kasus penderita epilepsi kronis mengalami resisten terhadap
obat ini. Hal tersebut disebabkan oleh kehilangan sensitivitas obat pada kanal ion Natrium,
yang diteliti sebagai mekanisme permulaan, yang mendasari perkembangan resistensi. Selain
itu, resistensi penyakit epilepsi terhadap Carbamazepine berhubungan erat dengan faktor
risiko, seperti genetik, usia penderita, etiologi penyakit epilepsi [8, 21]

Pengawasan Klinis Karbamazepin


Oleh dr. Riawati Jahja

Pengawasan klinis pada penggunaan carbamazepine dilakukan dalam upaya mendeteksi dini
efek samping yang mungkin timbul pada pasien, terutama yang memiliki risiko tinggi,
misalnya:

 Pemeriksaan hematologis, seperti hitung lekosit, trombosit


 Pemeriksaan genetik terhadap adanya alel HLA-B*1502
 Perubahan mood, atau tingkah laku, depresi yang kian memburuk, hal ini dapat
mengarah kepada suicidal thoughts/ideation

Selain itu juga dapat dilakukan pemeriksaan total kolesterol, LDL, dan HDL, karena adanya
laporan dari hasil penelitian prospektif yang menemukan adanya dyslipidemia setelah
penggunaan carbamazepine, walau dikomentari juga bahwa pasien-pasien yang menjalani
terapi carbamazepine telah meningkat kadar kolesterolnya sebelumnya. [22, 23]

Formulasi Karbamazepin
Oleh dr. Riawati Jahja

Formulasi carbamazepine utamanya adalah dalam bentuk sediaan per oral.

Bentuk Sediaan

Bentuk sediaan dan kekuatan carbamazepine yang tersedia adalah tablet 200 mg dan sirup
100 mg/5 ml.

Untuk apa Carbamazepine?

Untuk mengobati trigeminal neuralgia, dosis carbamazepine adalah: Dosis Awal: 100 mg oral
dua kali sehari (immediate atau extended release) atau 50 mg oral 4 kali sehari (suspensi). ...
Dosis maksimal: 1200 mg/hari.

Carbamazepine adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan mengontrol kejang. Obat
ini termasuk dalam kelas obat yang dikenal sebagai anticonvulsant atau obat antiepilepsi.
Selain itu, obat ini dapat juga digunakan untuk mengobati kondisi mental atau suasana hati
tertentu seperti gangguan bipolar. Carbamazepine juga digunakan untuk meredakan jenis
sakit saraf tertentu seperti trigeminal neuralgia.
Carbamazepine bekerja dengan mengurangi penyebaran aktivitas kejang pada otak dan
mengembalikan keseimbangan normal aktivitas saraf.

Bagaimana cara penggunaan Carbamazepine?

Baca aturan pakai yang diberikan oleh apoteker Anda sebelum menggunakan
Carbamazepine. Apabila Anda memiliki pertanyaan, konsultasikan pada dokter atau apoteker
Anda. Beberapa hal yang harus Anda perhatikan sebelum mengonsumsi obat carbamazepine
adalah:

 Dosis berdasarkan kondisi kesehatan Anda dan respon pada pengobatan. Untuk mengurangi
efek samping, dokter Anda mungkin akan mengarahkan Anda untuk memulai pengobatan
dalam dosis rendah dan secara bertahap meningkatkan dosis Anda. Ikuti anjuran dokter.
 Hindari konsumsi grapefruit atau jus grapefruit saat menggunakan obat ini kecuali bila
dokter Anda berkata itu aman untuk dilakukan. Grapefruit dapat meningkatkan
kemungkinan efek samping dengan obat ini. Tanya dokter atau apoteker Anda untuk
informasi lebih lanjut.
 Gunakan obat ini dengan rutin untuk hasil terbaik. Untuk membantu Anda mengingat
minum pada waktu yang sama setiap hari.
 Jangan hentikan pengobatan tanpa konsultasi dengan dokter. Beberapa kondisi (seperti
kejang) dapat menjadi lebih parah saat pengobatan dihentikan. Dosis Anda mungkin perlu
dikurangi secara bertahap.
 Beritahu dokter Anda apabila kondisi tidak membaik atau apabila menjadi lebih parah.

Bagaimana cara penyimpanan Carbamazepine?

Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat
yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan. Merek lain dari obat ini
mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda. Perhatikan instruksi penyimpanan
pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda. Jauhkan semua obat-obatan dari
jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

Jangan menyiram obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila
diinstruksikan. Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak
diperlukan lagi. Konsultasikan kepada apoteker atau perusahaan pembuangan limbah lokal
mengenai bagaimana cara aman membuang produk Anda.

Dosis

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti dari nasihat medis. SELALU


konsultasikan pada dokter atau apoteker Anda sebelum memulai pengobatan.

Bagaimana dosis Carbamazepine untuk orang dewasa?

Untuk pengobatan epilepsi, dosis carbamazepine adalah:

 Dosis awal: 200 mg oral dua kali sehari (immediate dan extended release) atau 100 mg oral 4
kali sehari (suspensi).
 Dosis lanjutan: 800-1200 mg/hari.
 Dosis maksimal : 1200 mg/hari. Namun, dosis hingga 1600 mg/hari telah digunakan pada
kasus-kasus yang jarang terjadi.

Untuk mengobati trigeminal neuralgia, dosis carbamazepine adalah:

 Dosis Awal: 100 mg oral dua kali sehari (immediate atau extended release) atau 50 mg oral 4
kali sehari (suspensi).
 Dosis lanjutan: 400-800 mg/hari.
 Dosis maksimal: 1200 mg/hari.

Untuk gangguan bipolar, dosis carbamazepine adalah:

 Dosis awal: 200 mg oral dalam bentuk tablet atau kapsul setiap 12 jam atau 100 mg solusi
oral 4 kali sehari.
 Dosis lanjutan: hingga 1200 mg per hari dalam 3-4 dosis mungkin diperlukan untuk
mempertahankan tingkat plasma pada kisaran terapi.

Untuk diabetic neuropathy, dosis carbamazepine adalah:

 Dosis awal: 100mg oral dalam bentuk tablet tiap 12 jam atau 50mg solusi oral 4 kali sehari.
 Dosis lanjutan: 600-1200 mg sehari dalam 3-4 dosis mungkin diperlukan untuk
mempertahankan tingkat plasma pada kisaran terapi.

Bagaimana dosis Carbamazepine untuk anak-anak?

Untuk epilepsi pada anak yang berusia kurang dari 6 tahun, dosis carbamazepine
adalah:

 Dosis awal: 10-20 mg/hari oral dalam 2-3 dosis (tablet) atau 4 dosis (suspensi).
 Dosis maksimal: 35 mg/hari.

Untuk epilepsi pada anak yang berusia 6-12 tahun, dosis carbamazepine adalah:

 Dosis awal: 100 mg oral 2 kali sehari (tablet immediate atau extended release) atau 50 mg
oral 4 kali sehari (suspense).
 Dosis lanjutan: 400-800 mg/hari
 Dosis maksimal: 1000 mg/hari

Untuk epilepsi pada anak yang lebih dari 12 tahun, dosis carbamazepine adalah:

 Dosis awal: 200 mg oral dua kali sehari (immediate atau extended release) atau 100 mg oral
4 kali sehari (suspensi).
 Dosis lanjutan: 800-1200 mg/hari.
 Dosis maksimal: 100 mg pada anak-anak usia 12-15 tahun dan 1200 mg pada pasien >15
tahun. Dosis hingga 1600 mg/ hari telah digunakan pada kasus-kasus yang jarang terjadi.

Dalam dosis apakah Carbamazepine tersedia?

Carbamazepine tersedia dalam dosis sebagai berikut:


 Tablet 100 mg; 200 mg; 400 mg
 Suspensi 100 mg/5 mL

Efek Samping
Efek samping apa yang dapat dialami karena Carbamazepine?

Efek samping paling umum dari penggunaan obat carbamazepine adalah:

 Pusing
 Mengantuk
 Mual dan muntah
 Mulut kering
 Lidah membengkak
 Kehilangan keseimbangan atau koordinasi

Tidak semua orang mengalami efek samping di atas. Mungkin ada beberapa efek samping
yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping
tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.

Segera hubungi dokter apabila Anda mengalami efek samping serius seperti:

 Demam, perasaan lelah, keletihan, kebingungan, warna kulit pucat, kepala terasa ringan,
sulit bernapas.
 Mudah lebam, pendarahan yang tidak biasa (hidung, mulut, vagina, atau rectum), bintik-
bintik ungu atau merah di bawah kulit.
 Detak jantung yang lambat, cepat, atau berdegup
 Kebingungan, masalah pada penglihatan, dan halusinasi.
 Mual, sakit pada bagian atas perut, gatal, kehilangan nafsu makan, urin berwarna gelap,
feses berwarna pucat, dan penyakit kuning.
 Buang air kecil lebih sedikit, atau tidak sama sekali.
 Pembengkakan, kenaikan berat badan yang cepat.
 Masalah dengan kuku jari tangan atau kaki.
 Reaksi kulit yang parah, demam, sakit tenggorokan, pembengkakan pada wajah atau lidah,
perasaan terbakar pada mata, sakit kulit, diikuti dengan ruam berwarna merah atau ungu
yang menyebar dan menyebabkan luka melepuh dan kulit mengelupas.

Pencegahan & Peringatan


Apa saja yang harus diketahui sebelum menggunakan Carbamazepine?

Jangan gunakan obat ini apabila Anda riwayat supresi tulang sumsum, atau apabila Anda
memiliki alergi terhadap Carbamazepine atau terhadap antidepresan seperti amitriptyline,
desipramine, doxepin, imipramine, atau nortriptyline.

Jangan gunakan Carbamazepine apabila Anda mengonsumsi penghambat MAO dalam 14


hari ke belakang. Interaksi obat yang berbahaya dapat terjadi. Penghambat MAO termasuk
furazolidone, isocarboxazid, linezolid, phenelzine, rasagiline, selegilinem dan
tranylcypromine.

Carbamazepine dapat menyebabkan ruam kulit yang fatal khususnya pada orang Asia. Dokter
Anda mungkin akan merekomendasikan tes darah sebelum memulai pengobatan untuk
mengetahui risiko Anda.

Apakah Carbamazepine aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunan obat ini pada ibu hamil atau
menyusui. Selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi
manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini. Obat ini termasuk ke dalam risiko
kehamilan kategori D menurut US Food and Drugs Administration (FDA)

Berikut referensi kategori risiko kehamilan menurut FDA :

 A = Tidak berisiko
 B = Tidak berisiko pada beberapa penelitian
 C = Mungkin berisiko
 D = Ada bukti positif dari risiko
 X = Kontraindikasi
 N = Tidak diketahui

Interaksi
Obat-obatan apa yang mungkin berinteraksi dengan Carbamazepine?

Meskipun beberapa obat tertentu tidak direkomendasikan untuk digunakan bersamaan, pada
kasus lain dua obat-obatan yang berbeda dapat digunakan bersamaan meskipun interaksi obat
mungkin terjadi. Pada kasus-kasus seperti ini, dokter Anda mungkin akan mengganti dosis,
atau pencegahan lain yang perlu dilakukan. Beritahu penyedia layanan kesehatan Anda
apabila Anda menggunakan obat-obatan resep atau non-resep lain.

Penggunaan obat ini dengan obat-obat yang terlampir di bawah tidak direkomendasikan.
Dokter Anda mungkin akan memutuskan untuk tidak melanjutkan pengobatan dengan obat
ini atau mengganti obat lain yang Anda gunakan.

 Amifampridine
 Artemether
 Atazanavir
 Boceprevir
 Clorgyline
 Daclatasvir
 Delamanid
 Delavirdine
 Efavirenz
 Etravirine
 Furazolidone
 Iproniazid
 Isocarboxazid
 Linezolid
 Lumefantrine
 Lurasidone
 Maraviroc
 Methylene Blue
 Moclobemide
 Nefazodone
 Nevirapine
 Nialamide
 Pargyline
 Phenelzine
 Praziquantel
 Procarbazine
 Ranolazine
 Rasagiline
 Rilpivirine
 Selegiline
 Telaprevir
 Toloxatone
 Tranylcypromine
 Voriconazole

Penggunaan obat ini dengan obat-obat yang terlampir di bawah umumnya tidak
direkomendasikan, namun mungkin dibutuhkan pada beberapa kasus. Apabila kedua obat
diresepkan bersamaan, dokter Anda mungkin akan mengganti dosisnya atau seberapa sering
penggunaan obat satu atau lainnya.

 Abiraterone Acetate
 Adenosine
 Ado-Trastuzumab Emtansine
 Afatinib
 Alfentanil
 Almotriptan
 Alprazolam
 Amiodarone
 Amlodipine
 Amprenavir
 Apixaban
 Apremilast
 Aprepitant
 Aripiprazole
 Astemizole
 Atorvastatin
 Axitinib
 Bedaquiline
 Bosutinib
 Brentuximab Vedotin
 Brinzolamide
 Bromocriptine
 Budesonide
 Buprenorphine
 Bupropion
 Buspirone
 Cabazitaxel
 Cabozantinib
 Ceritinib
 Chlorpromazine
 Cilostazol
 Cinnarizine
 Cisapride
 Citalopram
 Clarithromycin
 Clevidipine
 Clonazepam
 Clozapine
 Cobicistat
 Conivaptan
 Crizotinib
 Cyclophosphamide
 Cyclosporine
 Dabigatran Etexilate
 Dabrafenib
 Darifenacin
 Darunavir
 Dasatinib
 Desogestrel
 Desvenlafaxine
 Dexamethasone
 Dienogest
 Dihydroergotamine
 Diltiazem
 Docetaxel
 Dolasetron
 Dolutegravir
 Doxorubicin
 Doxorubicin Hydrochloride Liposome
 Dronedarone
 Drospirenone
 Dutasteride
 Eletriptan
 Eliglustat
 Elvitegravir
 Enzalutamide
 Eplerenone
 Ergotamine
 Erlotinib
 Erythromycin
 Eslicarbazepine Acetate
 Estradiol
 Estradiol Valerate
 Ethinyl Estradiol
 Ethynodiol Diacetate
 Etonogestrel
 Everolimus
 Exemestane
 Ezogabine
 Felodipine
 Fentanyl
 Fluconazole
 Fluoxetine
 Fluticasone
 Fosamprenavir
 Fosaprepitant
 Fosphenytoin
 Gestodene
 Granisetron
 Halofantrine
 Hydrocodone
 Hydroxytryptophan
 Ibrutinib
 Idelalisib
 Ifosfamide
 Iloperidone
 Imatinib
 Indinavir
 Irinotecan
 Isoniazid
 Isradipine
 Itraconazole
 Ivabradine
 Ivacaftor
 Ixabepilone
 Ketoconazole
 Ketorolac
 Lamotrigine
 Lapatinib
 Ledipasvir
 Letrozole
 Levomilnacipran
 Levonorgestrel
 Linagliptin
 Lomitapide
 Lopinavir
 Lorcaserin
 Losartan
 Lovastatin
 Loxapine
 Macitentan
 Medroxyprogesterone
 Mefloquine
 Meperidine
 Mestranol
 Methadone
 Mifepristone
 Mirtazapine
 Mitotane
 Nateglinide
 Nelfinavir
 Netupitant
 Nifedipine
 Nilotinib
 Nimodipine
 Nintedanib
 Nisoldipine
 Norethindrone
 Norgestimate
 Norgestrel
 Olanzapine
 Ondansetron
 Oritavancin
 Orlistat
 Paclitaxel
 Palonosetron
 Pazopanib
 Perampanel
 Phenytoin
 Pimozide
 Piperaquine
 Pixantrone
 Pomalidomide
 Ponatinib
 Prednisolone
 Prednisone
 Primidone
 Propafenone
 Propoxyphene
 Quetiapine
 Quinidine
 Quinine
 Regorafenib
 Rifabutin
 Riociguat
 Ritonavir
 Rivaroxaban
 Roflumilast
 Romidepsin
 Salmeterol
 Saquinavir
 Saxagliptin
 Sildenafil
 Siltuximab
 Simvastatin
 Sirolimus
 Sofosbuvir
 Sorafenib
 Sunitinib
 Tacrolimus
 Tamoxifen
 Tamsulosin
 Tasimelteon
 Telithromycin
 Temsirolimus
 Terfenadine
 Thioridazine
 Ticagrelor
 Tipranavir
 Tofacitinib
 Tolvaptan
 Trabectedin
 Tramadol
 Trazodone
 Triamcinolone
 Triazolam
 Ulipristal Acetate
 Vandetanib
 Vardenafil
 Vemurafenib
 Verapamil
 Vigabatrin
 Vilanterol
 Vilazodone
 Vincristine Sulfate
 Vincristine Sulfate Liposome
 Vinflunine
 Vorapaxar
 Vortioxetine
 Zaleplon
 Zileuton
 Zolpidem

Penggunaan obat ini dengan obat-obatan yang terlampir di bawah dapat menyebabkan
peningkatan risiko dari beberapa efek samping tertentu, namun penggunaan kedua obat
mungkin dapat menjadi pengobatan terbaik untuk Anda. Apabila kedua obat-obatan
diresepkan bersama, dokter Anda mungkin akan mengganti dosisnya atau seberapa sering
penggunaan obat satu dan yang lainnya.

 Acetaminophen
 Acetylcysteine
 Aminophylline
 Amitriptyline
 Amoxapine
 Anisindione
 Caspofungin
 Dalfopristin
 Danazol
 Desipramine
 Dicumarol
 Doxepin
 Etretinate
 Felbamate
 Flunarizine
 Furosemide
 Ginkgo
 Haloperidol
 Hydrochlorothiazide
 Imipramine
 Influenza Virus Vaccine
 Levetiracetam
 Lithium
 Methylphenidate
 Methylprednisolone
 Metronidazole
 Mianserin
 Midazolam
 Miokamycin
 Nafimidone
 Niacinamide
 Nortriptyline
 Omeprazole
 Ospemifene
 Oxcarbazepine
 Paliperidone
 Phenobarbital
 Phenprocoumon
 Pipecuronium
 Primidone
 Protriptyline
 Psyllium
 Quinupristin
 Remacemide
 Rifampin
 Rifapentine
 Risperidone
 Rocuronium
 Rufinamide
 Sabeluzole
 Sertraline
 St John’s Wort
 Theophylline
 Tiagabine
 Ticlopidine
 Topiramate
 Troleandomycin
 Valnoctamide
 Valproic Acid
 Vecuronium
 Viloxazine
 Warfarin
 Ziprasidone

Apakah makanan atau alkohol dapat berinteraksi dengan Carbamazepine?

Obat-obatan tertentu tidak boleh digunakan pada saat makan atau saat makan makanan
tertentu karena interaksi obat dapat terjadi. Mengonsumsi alkohol atau tembakau dengan
obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan interaksi terjadi. Diskusikan penggunaan obat
Anda dengan makanan, alkohol, atau tembakau dengan penyedia layanan kesehatan Anda.

Kondisi kesehatan apa yang dapat berinteraksi dengan Carbamazepine?

Adanya masalah kesehatan lain dapat mempengaruhi penggunaan obat ini. Beritahu dokter
apabila Anda memiliki masalah kesehatan lain, khususnya:

 Penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kolesterol atau trigliserida tinggi


 Penyakit hati atau ginjal
 Glaukoma
 Gangguan tiroid
 Lupus
 Porfiria
 Riwayat penyakit kejiwaan, psychosis, atau pemikiran atau percobaan bunuh diri.

Overdosis
Apa yang harus saya lakukan pada keadaan gawat darurat atau overdosis?

Pada kasus gawat darurat atau overdosis, hubungi penyedia layanan gawat darurat lokal (112)
atau segera ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat.

Gejala-gejala overdosis di antaranya:

 Tidak sadarkan diri


 Kejang
 Kegelisahan
 Kejang otot
 Gerakan tidak normal
 Gemetar pada bagian dari tubuh yang tidak dapat dikontrol
 Ketidakstabilan
 Kantuk
 Pusing
 Rabun
 Pernapasan yang tidak beraturan atau melambat
 Detak jantung yang cepat atau berdegup
 Mual
 Muntah
 Kesulitan buang air kecil
Apa yang harus saya lakukan bila melewatkan satu dosis?

Apabila Anda melupakan satu dosis obat ini, minum sesegera mungkin. Namun bila sudah
mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis yang terlupakan dan kembali ke jadwal dosis
yang biasa. Jangan menggandakan dosis.

Anda mungkin juga menyukai