Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIK DI RUMAH SAKIT

MAKALAH

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3

HERLIANA ELFIANI HULU


YULI OKTARIANI DEDEK TIO
RAMAYATI POHAN NUR AINI
NOVITA SAHARA AGUSTINA
ISMAWITA ISHAK ERLINAWATI
MARYAM ULFA HARAHAP DEWI JULIANI
NURMULIYANA FRANSISKA MARIA MANALU
TRISNA NOVITA HALOHO NURSIDA SYAHFITRI
ANENDY SELWI DESI KUSUMAWATI
IRMA ELISA LYLY ALFIDA TAMBUNAN

KELAS : B (EKSTENSI)

Tugas Struktur III


DOSEN : WARDIAH, S.Tr.Keb.MKM

PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN


FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN UMUM
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas segala kemampuan
rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelasaikan Tugas Makalah
yang berjudul “LAPORAN PRAKTIK DI RUMAH SAKIT “ pada mata
kuliah Sistem Metodologi Penelitian. Dengan mengucap puji syukur kehadirat
Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, serta tak lupa sholawat dan salam
kepada junjungan Nabi besar Muhammad Swt. atas petunjuk dan risalahNya,
yang telah membawa zaman kegelapan ke zaman terang benderang, dan atas doa
restu dan dorongan dari berbagai pihak-pihak yang telah membantu kami
memberikan referensi dalam pembuatan makalah ini.
Kami dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, oleh karena itu kami sangat menghargai akan saran dan
kritik untuk membangun makalah ini lebih baik lagi. Demikian yang dapat kami
sampaikan, semoga melalui makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.

Medan, 10 Januari 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1


1.1. Latar Belakang ................................................................... 1
1.2. Tujuan ................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 2


2.1. Pengertian ............................................................................. 2
2.2. Ciri-Ciri Dan Gejala ............................................................. 2
2.3. Penyebab .............................................................................. 3
2.4. Faktor Risiko Terjadinya Mastitis ........................................ 3
2.4. Patofisiologi ......................................................................... 4
2.4. Pemeriksaan Penunjang........................................................ 4
2.4. Pencegahan Infeksi Payudara ............................................... 5
2.4. Contoh Kasus ....................................................................... 5
2.4. Diagnosa ............................................................................... 5
2.4. Tata Laksana ........................................................................ 5
2.4. Penggunaan Obat-Obatan ..................................................... 6
2.4. Edukasi ................................................................................. 7
2.4. Pemantauan .......................................................................... 7

BAB III KESIMPULAN .......................................................................... 9


3.1. Kesimpulan ........................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Dalam
rangka upaya kesehatan ini, pemerintah berusaha agar setiap penduduk memiliki
kesempatan untuk memperoleh derajat kesehatan yang optimal melalui
pemeliharaan, peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara menyeluruh.
Penyelenggaraan upaya kesehatan didukung oleh sumber daya kesehatan yang
melibatkan tenaga kesehatan, sarana kesehatan, perbekalan kesehatan,
pembiayaan kesehatan, pengelolaan kesehatan, penelitian dan pengembangan
kesehatan.

Upaya kesehatan dapat dilakukan melalui pemeliharaan, peningkatan


kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit
(kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu danm berkesinambungan. Salah satu unsur kesehatan adalah
sarana kesehatan. Sarana kesehatan meliputi Balai Pengobatan, Pusat Kesehatan
Masyarakat, Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Khusus dan saranan kesehatan
lainnya.

Rumah sakit adalah sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai misi


untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat, juga sebagai tempat pendidikan dan pelatihan tenaga
kesehatan serta tempat penelitian dan pengembangan kesehatan. Salah satu bentuk
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Rumah Sakit adalah pelayanan
Kebidanan.

1.2 Tujuan Praktek

Untuk menerapkan teori yang telah didapatkan selama perkuliahan di kebidanan


Helvetia dan membandingkannya dengan di lapangan.

1.3 Manfaat Praktek

1. Agar mahasiswa memperoleh gambaran mengenai peran Bidan didunia kerja,


khususnya di Rumah Sakit.
2. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa Kebidanan Helvetia maupun
pembaca mengenai kegiatan Kebidanan di Rumah Sakit.
3. Mengetahui perbandingan antara teori yang diperoleh selama perkuliahan
dengan kenyataan yang diperoleh di lapangan.
4. Menambah pengalaman dan wawasan kepada mahasiswa mengenai kinerja
Kebidanan di Rumah Sakit.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Rumah Sakit

Berdasarkan UU RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah


Sakit, menyatakan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomer 58 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di
Rumah Sakit, menyatakan bahwa rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan dan gawat darurat.

2.2 Tugas Rumah Sakit

Berdasarkan UU RI Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah


sakit, dinyatakan bahwa rumah sakit mempunyai tugas
memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang
meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

2.3 Fungsi Rumah Sakit

Berdasarkan Undang-Undang RI No 44 tahun 2009 tentang


Rumah Sakit disebutkan bahwa rumah sakit mempunyai fungsi
sebagai:

2
1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan
kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan
melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua
dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya
manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam
pemberian pelayanan kesehatan.
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta
penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan
etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

2.4 Klasifikasi Rumah Sakit

Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara


berjenjang dan fungsi rujukan, rumah sakit umum dan rumah sakit
khusus diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan
pelayanan rumah sakit. Rumah sakit dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa golongan berdasarkan jenis pelayanan, kepemilikan,
jangka waktu pelayanan, kapasitas tempat tidur dan fasilitas
pelayanan, fasilitas pendidikan, serta status akreditasi dan
sertifikasi.

2.5 Berdasarkan Jenis Pelayanannya

Berdasarkan jenis pelayanannya, rumah sakit dapat digolongkan


menjadi:

1. Rumah Sakit Umum

Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan


pelayanan kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik dan
subspesialistik. Rumah sakit umum memberi pelayanan kepada

3
berbagai penderita dengan berbagai jenis penyakit, memberi
pelayanan diagnosis dan terapi untuk berbagai kondisi medik,
seperti penyakit dalam, bedah, pediatrik, psikiatrik, ibu hamil, dan
sebagainya.

2. Rumah Sakit Khusus

Rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang mempunyai fungsi


primer, memberikan diagnosis dan pengobatan untuk penderita
yang mempunyai kondisi medik khusus, baik bedah atau non
bedah, misal: Rumah Sakit Ginjal, Rumah Sakit Kusta, Rumah Sakit
Jantung, Rumah Sakit Bersalin dan Anak, dan lain-lain.

2.6 Berdasarkan Kepemilikan

Berdasarkan kepemilikan, rumah sakit dapat digolongkan menjadi:

1. Rumah Sakit Umum Pemerintah

Rumah sakit umum pemerintah adalah rumah sakit umum milik


pemerintah, baik pusat maupun daerah, Departemen Pertahanan
dan Keamanan (DEPHAN), maupun Badan Usaha Milik Negara
(BUMN). Rumah sakit umum pemerintah dapat dibedakan
berdasarkan unsur pelayanan, ketenagaan, fisik dan peralatan
menjadi empat kelas yaitu rumah sakit umum Kelas A, B, C, dan D.

2. Rumah Sakit Umum Swasta, terdiri atas :


a. Rumah Sakit Umum Swasta Pratama, yaitu rumah sakit umum
swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat umum,
setara dengan rumah sakit pemerintah kelas D.
b. Rumah Sakit Umum Swasta Madya, yaitu rumah sakit umum
swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat umum dan
spesialistik dalam 4 cabang, setara dengan rumah sakit
pemerintah kelas C.

4
c. Rumah Sakit Umum Swasta Utama, yaitu rumah sakit umum
swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat umum,
spesialistik dan subspesialistik, setara dengan rumah sakit
pemerintah kelas B.

2.7 Berdasarkan Fasilitas Pelayanan dan Kapasitas Tempat


Tidur

Berdasarkan fasilitas pelayanan dan kapasitas tempat tidur, rumah


sakit dapat digolongkan menjadi:

1. Rumah Sakit Kelas A


Rumah Sakit Kelas A yaitu rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dan
subspesialistik luas, dengan kapasitas lebih dari 1000 tempat
tidur.
2. Rumah Sakit Kelas B, dibagi menjadi :
a. Rumah sakit B1 yaitu RS yang melaksanakan pelayanan medik
minimal 11 (sebelas) spesialistik dan belum memiliki sub
spesialistik luas dengan kapasitas 300-500 tempat tidur.
b. Rumah sakit B2 yaitu RS yang melaksanakan pelayanan medik
spesialistik dan sub spesialistik terbatas dengan kapasitas 100-
300 tempat tidur.
3. Rumah Sakit Kelas C

Rumah Sakit Kelas C yaitu rumah sakit umum yang


mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik
dasar, yaitu penyakit dalam, bedah, kebidanan atau kandungan,
dan kesehatan, dengan kapasitas 100-500 tempat tidur.

4. Rumah Sakit Kelas D

5
Rumah Sakit Kelas D yaitu rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar,
dengan kapasitas tempat tidur kurang dari 100.

2.8 Berdasarkan Jangka Waktu Pelayanan atau Lama


Tinggal

Berdasarkan jangka waktu pelayanan atau lama tinggal, rumah


sakit dapat digolongkan menjadi:

1. Rumah sakit perawatan jangka pendek adalah rumah sakit yang


merawat penderita selama rata-rata kurang dari 30 hari.
2. Rumah sakit perawatan jangka panjang adalah rumah sakit yang
merawat penderita dalam waktu rata-rata 30 hari atau lebih.

2.9 Berdasarkan Afiliasi Pendidikan

Berdasarkan afiliasi pendidikan, rumah sakit dapat digolongkan


menjadi:

1. Rumah sakit pendidikan adalah rumah sakit yang melaksanakan


program pelatihan dalam bidang medik, bedah, pediatrik dan
bidang spesialis lain.
2. Rumah sakit non pendidikan adalah rumah sakit yang tidak
memiliki afiliasi dengan universitas dan hanya melakukan
pelayanan medik.

2.10 Berdasarkan Status Akreditasi

Berdasarkan status akreditasi, rumah sakit dapat digolongkan


menjadi:

1. Rumah sakit telah diakreditasi adalah rumah sakit yang telah


diakui secara formal oleh suatu badan sertifikasi yang diakui,

6
yang menyatakan bahwa suatu rumah sakit telah memenuhi
persyaratan untuk melakukan kegiatan tertentu.
2. Rumah sakit yang belum terakreditasi adalah rumah sakit yang
belum diakui secara formal oleh suatu badan sertifikasi sehingga
belum memenuhi syarat untuk melakukan kegiatan tertentu.

2.11 Struktur Organisasi Rumah Sakit

Struktur organisasi adalah suatu susunan yang terdiri atas


fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan yang menyatakan
keseluruhan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Spesifikasi dari
aktivitas-aktivitas kerja serta menunjukkan bagaimana fungsi atau
aktivitas–aktivitas yang berbeda berkaitan satu sama lain dalam
suatu organisasi tersebut.

Pedoman Organisasi Rumah Sakit dimuat dalam Peraturan


Presiden Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2015. Tentang
Organisasi Rumah Sakit, disesuaikan dengan besarnya kegiatan dan
beban kerja Rumah Sakit. Struktur organisasi Rumah sakit harus
membagi habis seluruh tugas dan fungsi rumah sakit. Setiap
pimpinan organisasi di lingkungan rumah sakit wajib menerapkan
prinsip koordinasi, integrasi, simplifikasi, sinkronisasi dan
mekanisasi di dalam lingkungannya masing-masing serta dengan
unit-unit lainnya.

Organisasi Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas:

1. Kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit


2. Unsur Pelayanan Medis
3. Unsur Keperawatan
4. Unsur Penunjang Medis
5. Unsur Administrasi Umum dan Keuangan
6. Komite Medis

7
Unsur organisasi rumah sakit selain kepala rumah sakit atau
direktur rumah sakit dapat berupa direktorat, departemen, divisi,
instalasi, unit kerja, komite dan/atau satuan sesuai dengan
kebutuhan dan beban kerja rumah sakit.

2.12 Tugas dan Fungsi Masing-Masing Elemen Dalam


Struktur

1. Kepala Rumah Sakit

Kepala rumah sakit atau direktur rumah sakit adalah pimpinan


tertinggi dengan nama jabatan kepala, direktur utama, atau
direktur. Dalam melaksanakan tugas, kepala rumah sakit atau
direktur rumah sakit menyelenggarakan fungsi:

1. Koordinasi pelaksanaan tugas dan fungsi unsur organisasi


2. Penetapan kebijakan penyelenggaraan rumah sakit sesuai
dengan kewenangannya
3. Penyelenggaraan tugas dan fungsi rumah sakit
4. Pembinaan, pengawasan, dan pengendalian pelaksanaan
tugas dan fungsi unsur organisasi
5. Evaluasi, pencatatan, dan pelaporan

2. Unsur Pelayanan Medis

Unsur pelayanan medis merupakan unsur organisasi dibidang


pelayanan medis yang berada di bawah dan tanggung jawab
kepada kepala rumah sakit atau direktur rumah sakit. Unsur
pelayanan medis dipimpin oleh direktur, wakil direktur, kepala
bidang atau manajer. Unsur pelayanan medis bertugas
melaksanakan pelayanan medis. Dalam melaksanakan tugas, unsur
pelayanan medis menyelenggarakan fungsi :

1. Penyusunan rencana pemberian pelayanan medis

8
2. Koordinasi dan pelaksanaan pelayanan medis
3. Pelaksanaan kendali mutu, kendali biaya, dan keselamatan
pasien di bidang pelayanan medis
4. Pemantauan dan evaluasi pelayanan medis

Unsur pelayanan medis meliputi rawat jalan, rawat inap, dan gawat
darurat.

3. Unsur Keperawatan

Unsur keperawatan merupakan unsur organisasi di bidang


pelayanan keperawatan yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepala kepala rumah sakit atau direktur rumah sakit. Unsur
keperawatan dipimpin oleh direktur, wakil direktur, kepala bidang,
atau manajer. Unsur keperawatan bertugas melaksanakan
pelayanan keperawatan. Dalam melaksanakan tugas, unsur
keperawatan menyelenggarakan fungsi :

1. Penyususnan rencana pemberian pelayanan keperawatan


2. Koordinasi dan pelaksanaan pelayanan keperawatan
3. Pelaksanaan kendali mutu, kendali biaya, dan keselamatan
pasien di bidang keperawatan
4. Pemantauan dan evaluasi pelayanan keperawatan

4. Unsur Penunjang Medis

Unsur penunjang medis merupakan unsur organisasi di bidang


pelayanan penunjang medis yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada kepala rumah sakit atau direktur rumah
sakit. Unsur penunjang medis dipimpin oleh direktur, wakil direktur,
kepala bidang atau manajer. Dalam melaksanakan tugas, unsur
penunjang medis menyelanggarakan fungsi :

9
1. Penyusunan rencana pemberian pelayanan penunjang
medis
2. Koordinasi dan pelaksanaan pelayanan penunjang medis
3. Pelaksanaan kendali mutu, kendali biaya, dan keselamatan
pasien di bidang pelayanan penunjang medis
4. Pengelolaan rekam medis
5. Pemantauan dan evaluasi pelayanan penunjang medis.

Rumah sakit dapat membentuk unsur pelayanan penunjang non


medis sesuai dengan kebutuhan. Kepala rumah sakit atau direktur
rumah sakit menetapkan lingkup pelayanan atau bidang yang
masuk dalam unsur pelayanan penunjang medis dan unsur
pelayanan penunjang non medis.

5. Unsur Administrasi Umum dan Keuangan

Unsur administrasi umum dan keuangan merupakan unsur


organisasi di bidang pelayanan administrasi umum dan keuangan
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala
rumah sakit atau direktur rumah sakit. Unsur administrasi umum
dan keuangan dipimpin oleh direktur, wakil direktur, kepala bidang,
atau manajer. Unsur administrasi umum dan keuangan bertugas
melaksanakan administrasi umum dan keuangan. Dalam
melaksanakan tugas administrasi umum, unsur administrasi umum
dan keuangan menyelenggarakan fungsi pengelolaan :

1. Ketatausahaan
2. Pelayanan hukum dan kemitraan
3. Pemasaran
4. Kehumasan
5. Pencatatan, pelaporan, dan evaluasi
6. Penelitian dan pengembangan
7. Sumber daya manusia

10
8. Pendidikan dan pelatihan

Dalam melaksanakan tugas keuangan, unsur administrasi umum


dan keuangan menyelanggarakan fungsi :

1. Perencanaan anggaran
2. Perbendaharaan dan mobilisasi dana
3. Akuntansi

6. Komite Medis

Komite Medis merupakan unsur organisasi yang mempunyai


tanggung jawab untuk menerapkan tata kelola klinis yang
baik (good clinical government). Komite medis dibentuk oleh dan
bertanggung jawab kepada kepala rumah sakit atau direktur rumah
sakit. Komite medis bertugas meningkatkan profesionalisme staf
medis yang bekerja di rumah sakit dengan cara :

1. Memelihara mutu profesi staf medis


2. Menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis.

Dalam melaksanakan tugas memelihara mutu profesi staf medis,


Komite Medis menyelenggarakan fungsi :

1. Pelaksaan audit medis


2. Rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka
pendidikan berkelanjutan bagi staf medis
3. Rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan
berkelanjutan bagi staf medis rumah sakit tersebut
4. Rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf
medis yang membutuhkan.

Dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika dan perilaku


profesi staf medis, Komite Medis menyelenggarakan fungsi :

11
1. Pembinaan etika dan disiplin profesi kedoktera
2. Pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan pelanggaran
disiplin
3. Rekomendasi pendisiplinan perilaku professional di rumah sakit
4. Pemberian nasehat atau pertimbangan dalam pengambilan
keputusan etis pada asuhan medis pasien.

Selain komite medis, dapat dibentuk komite lain untuk


penyelenggaraan fungsi tertentu di rumah sakit sesuai kebutuhan
dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien. Komite
lain dapat berupa komire :

1. Keperawatan
2. Farmasi dan terapi
3. Pencegahan dan pengendalian infeksi
4. Pengendalian resistensi antimikroba
5. Etika dan hukum
6. Koordinasi pendidikan
7. Manajemen risiko dan keselamatan pasien

12
BAB III
CONTOH LAPORAN PRAKTIK DI RUMAH SAKIT

BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2014, Peraturan Menteri


Kesehatan Nomor 75 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat,
Jakarta, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Presiden Republik Indonesia, 2009, Undang-Undang Republik


Indonesia Nomor 36 Tentang Kesehatan, Jakarta, Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

13
14

Anda mungkin juga menyukai