Anda di halaman 1dari 10

Lampiran : Keputusan Direktur RSHJ

Nomor : /RSHJ/DIR/SK/AKRE/VIII/2014
Tanggal : Agustus 2014

PANDUAN SKRINING PASIEN RAWAT JALAN


RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA

BAB I
DEFINISI

A. Definisi Opersional
Skrining adalah proses identifikasi pasien yang dilayani di RS Haji Jakarta
berdasarkan kebutuhan pasien sesuai dengan pelayanan / sumberdaya yang
dimiliki oleh Rumah Sakit.
Hasil skrining yang dilakukan pada kontak pertama didalam atau diluar rumah
sakit, pemeriksaan fisik dan test diagnosa merupakan informasi yang diperlukan
untuk membuat keputusan yang benar tentang kebutuhan pasien yang dapat
dilayani di Rumah Sakit Haji Jakarta, di transfer untuk dirawat inap, di konsulkan
pada disiplin lain, atau di rujuk ke pelayanan lain dengan fasilitas atau level yang
lebih tinggi, atau pasien tidak perlu rawat inap.
Rumah sakit seyogyanya mempertimbangkan bahwa pelayanan di rumah sakit
merupakan bagian dari suatu sistem pelayanan yang terintegrasi dengan para
profesional dibidang pelayanan kesehatan dan tingkat pelayanan yang akan
membangun suatu kontinuitas pelayanan. Maksud dan tujuannya adalah
menyelaraskan kebutuhan pasien dibidang pelayanan kesehatan dengan
pelayanan yang tersedia di rumah sakit, mengkoordinasikan pelayanan,
kemudian merencanakan tindakan selanjutnya.
Pasien diterima sebagai pasien rawat inap atau didaftar untuk pelayanan rawat
jalan berdasarkan pada kebutuhan pelayanan kesehatan mereka yang telah di
identifikasi dan pada misi serta sumber daya rumah sakit yang ada. Skrining atau
penapisan bertujuan untuk menyesuaikan kebutuhan pasien dengan misi dan
sumber daya rumah sakit tergantung pada keterangan yang didapat tentang
kebutuhan pasien dan kondisinya lewat skrining pada kontak pertama.
Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, evaluasi visual atau pengamatan,
pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik
atau diagnostik imajing sebelumnya.Skrining dapat terjadi disumber rujukan,
pada saat pasien ditransportasi emergensi atau apabila pasien tiba di rumah
sakit. Hal ini sangat penting bahwa keputusan untuk mengobati, mengirim atau
merujuk hanya dibuat setelah ada hasil skrining dan evaluasi. Hanya rumah sakit
yang mempunyai kemampuan menyediakan pelayanan yang dibutuhkan dan
konsisten dengan misinya dapat dipertimbangkan untuk menerima pasien rawat
inap atau pasien rawat jalan.
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Ruang lingkup
Skrining dilakukan yang dilakukan di rawat jalan baik pada kontak pertama
didalam atau di luar rumah sakit
Skrining dilakukan dari saat pasien keluar kendaraan atau pintu masuk Rumah
Sakit sampai pasien mendapat pelayanan kesehatan dari instalasi yang
dibutuhkan pasien.2 jenis skrining yang dilakukan :
1. Skrining Awal
2. Skrining Lanjutan
Skrining ini melibatkan petugas non medis maupun medis, yang dimulai dari
kedatangan,hingga pasien mendapat pelayanan di Instalasi Rawat jalan atau
Instalasi Gawat Darurat (IGD). Sebagian pasien tidak mengetahuitujuan pasien
berobat, mereka hanya berpikir bahwa pasien dibawa ke rumah sakit dengan
maksud mendapat pertolongan. Sebagai masyarakat rumah sakit, sudah
menjadi kewajiban memberitahu dan mengarahkan pasien sesuai dengan
kebutuhan pasien.

B. Maksud danTujuan
1. Agar pasien mendapat pelayanan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya
2. Agar pasien tahu tentang kondisinya saat ini
3. Agar dokter dapat mengambil keputusan segera sehubungan dengan kondisi
pasien
4. Menyesuaikan kebutuhan pasien dengan misi dan sumber daya rumah sakit
tergantung pada keterangan yang didapat tentang kebutuhan pasien dan
kondisinya lewat skrining pada kontak pertama.
5. Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, evaluasi visual atau pengamatan,
pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium
klinik atau diagnostik imajing sebelumnya.
6. Skrining dapat terjadi disumber rujukan, pada saat pasien ditransportasi
emergensi atau apabila pasien tiba di rumah sakit. Hal ini sangat penting
bahwa keputusan untuk mengobati, mengirim atau merujuk hanya dibuat
setelah ada hasil skrining dan evaluasi.
7. Hanya rumah sakit yang mempunyai kemampuan menyediakan pelayanan
yang dibutuhkan dan konsisten dengan misinya dapat dipertimbangkan untuk
menerima pasien rawat inap atau pasien rawat jalan.
8. Apabila rumah sakit memerlukan data tes skrining atau evaluasi sebelum
penerimaan dan pendaftaran ditetapkan dalam kebijakan tertulis.
BAB III
TATA LAKSANA

A. Alur Skrining Pasien

Pasien datang ke
pendaftaran Rawat Jalan
Skrining Awal

Petugas pendaftaran melakukan skrining


awal dengan menanyakan keluhan, secara
visual dan wawancara

Petugas pendaftaran mengarahkan


ke poliklinik sesuai kebutuhan pasien
dan sumberdaya yang tersedia
di RS Haji Jakarta

Petugas pendaftaran melakukan


dokumentasi dengan menceklis
bukti skrining yang ada di formulir
registrasi pendaftaran
Skrining Lanjutan

Pasien dilakukanskrining lanjutan dengan pemeriksaan fisik


dan penunjang diagnostik oleh dokter yang dituju.
( Pre Admistion Tes ) sesuai dengan PPK Medis dimasing –
masing KSM ( kelompok Staf medis ).

Berdasarkan hasil pemeriksaan, pasien


ditentukan apakah perlu mendapatkan
pengobatan rawat jalan atau rawat inap
sesuai kebutuhan sumberdaya yang
tersedia

Jika berdasarkan hasil pemeriksaan


pasien memerlukan perawatan dan
pengobatan yang tidak tersedia di RS Haji
jakarta akan dirujuk ke RS lain
B. Kebijakan Skrining
1. Skrining dilakukan pada kontak pertama didalam atau di luar rumah sakit.
2. Krining dilakukan melalui dua tahap, yaitu:
a. Skrening awal ( petugas non medis)
b. Skrening lanjutan ( petugas medis)
3. Berdasarkan hasil skrining ditentukan apakah kebutuhan pasien sesuai
dengan misi dan sumber daya di RS Haji Jakarta
4. Pasien hanya diterima apabila rumah sakit dapat menyediakan pelayanan
yang dibutuhkan pasien rawat inap dan rawat jalan yang tepat.
5. Rumah Sakit menyiapkan proses untuk melengkapi hasil tes diagnostik
dan tanggung jawab untuk menetapkan apakah pasien diterima,
dipindahkan/ transfer atau di rujuk pada pasien yang berobat di rawat jalan
ataupun di IGD
6. Pasien tidak dirawat, dipindahkan atau dirujuk sebelum diperoleh hasil tes
yang dibutuhkan tersedia.

C. TAHAPAN SKRINING
1. SKRINING AWAL ( VISUAL OLEH TENAGA NON MEDIS)
Skrining ini dilakukan oleh tenaga–tenaga non medis yang berkontak
langsung dengan pasien pertama kali datang.
a. Security
Membantu pasien keluar dari kendaraan sambil menilai berdasarkan
visual ada atau tidak adanya kegawatan yang perlu segera ditangani,
bila ada kegawatan, segera beritahu perawat atau dokter jaga,
sehingga perawat atau bahkan dokter akan memimpin evakuasi
pasien dari kendaraan.
b. Pendaftaran/ Registrasi Pasien
Menanyakan tujuan kedatangan pasien dan memberikan penjelasan
tentang jenis – jenis pelayanan, waktu pelayanan dan nama dokter
praktek di RS. Hermina Bekasi sambil melakukan skrining
berdasarkan atas keluhan pasien, atau secara kasat mata dicurigai
ada kegawatan, bila ada kegawatan diminta untuk segera masuk ke
IGD agar dapat ditindak lanjuti oleh perawat atau dokter jaga yang
bertugas saat itu.
2. SKRINING LANJUTAN
( pemeriksaan fisik dan penunjang oleh petugas MEDIS )
Skrining lanjutan dengan cara pemeriksaan penunjang minimal yang
dilakukan oleh dokter sebagai kriteria untuk menentukan pasien di rawat,
dirujuk atau dipulangkan atau disebut dengan preadmistion test.
Skrining lanjutan dilakukan oleh tenaga medis yang berkontak pertama
dengan pasien. Skrining medis juga sekaligus dimaksudkan untuk
mengidentifikasi pasien-pasien asimptomatik yang berisiko mengidap
gangguan kesehatan serius. Melalui proses skrining diharapkan dapat
mengurangi morbiditas atau mortalitas penyakit dengan penanganan dini
terhadap kasus-kasus yang ditemukan. Skrining medis dilakukan melalui
kriteria triase, anamnesis, pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik
atau diagnostik imajing.
Pada kasus rujukan, skrining dapat dilakukan sebelum pasien dikirim atau
sebelum pasien tiba di IGD, bisa dilakukan via telpon maupun datang
sendiri. Pasien hanya diterima apabila rumah sakit dapat menyediakan
pelayanan yang dibutuhkan pasien rawat inap dan rawat jalan dengan
tepat.
Adapun jenis pemeriksaan penunjang minimal ( pre admistion test ) adalah
pemeriksaan laboratorium dan atau radiologi sesuai dengan spesialisasi
masing dan kondisi klinis pasien.

a. KasusAnak
Pemeriksaan Hematologi : DarahTepi (Haemoglobin, Hematrokrit,
Lekosit, Trombosit, Hitung Jenis)

b. Kasus Umum
1) Hematologi/DarahLengkap :
Hemoglobin,Hematokrit,Lekosit,Trombosit,
2) Eritrosit, LED, danHitungJenis.
3) Guladarahsewaktu
4) Kimia KlinikStandar : Ureum,Creatinin, SGOT, SGPT
5) Urine Lengkap
6) EKG (untukpasienjantung, &pasiendewasa>usia 35 tahun )
7) PemeriksaanRadiologi : Foto Rontgen Thorax
8) CT Scan( untuk pasien-pasien Stroke)
c. Perawatan Geriatri
1) DarahTepi (Haemoglobin,
Hematrokrit,Lekosit,Trombosit,HitungJenis)
2) Guladarahsewaktu
3) Kimia Klinik Standar : UreumCreatinin, SGOT, SGPT
4) Elektrolit
5) EKG, Rontgen Thorax
d. PerawatanPerinatologi
1) HematologiRutin
2) Guladarahsewaktu
3) CRP dan IT Ratio
4) KulturDarah
5) Bilirubin Bayi(Bilirubin total,Bilirubin Direct/Indirect)
6) Radiologi :Thoracoabdomen.
e. Perawatan NICU
1) HematologiRutin
2) GulaDarahSewaktu
3) CRP dan IT Ratio
4) KulturDarah
5) Bilirubin Bayi(Bilirubin total,Bilirubin Direct / Indirect)
6) PT / AP TT
7) Radiologi :Thoracoabdomen.
f. Perawatan ICU
1) Hematologi :DarahLengkap
2) GulaDarahSewaktu
3) Analisa Gas Darah
4) Kimia KlinikStandar : Ureum,Creatinin,SGOT,SGPT
5) EnzimJantung
6) Pemeriksaan EKG
7) PemeriksaanFoto Rontgen Thorax
g. Perawatan Pre Operatif
1) Untuk Golongan Operasi Sedang :
a) HaematologiRutin,
b) BT(masaperdarahan)
c) PT / APTT
d) Gula darahsewaktu
2) Untuk Golongan Operasi Besar :
a) Hematologi Rutin
b) LED
c) Golongan Darah dan Rhesus
d) BT (masa perdarahan)
e) PT / APTT
f) Bilirubin Total/Direk/Indirek
g) Ureum / Creatinin
h) SGOT /SGPT
i) GlukosaPuasa dan Glukosa 2 jam PP
j) Urine puasa
k) Protein total /Albumin/Globulin
l) Urine Lengkap
m) Rontgen : Foto Thorax
n) EKG
o) Konsul Pre Operatif : dokterSesialisJantung/
dokterSpesialispenyakit Dalam&dokterSpesialisAnestesi
h. Radiologi
Pemeriksaan CT Scan yang menggunakankontras.
PemeriksaanLaboratorium: Ureum/ Creatinin
BAB IV
DOKUMENTASI DALAM PROSES SKRINING

A. Formulir Skrining Awal


Setiap pasien yang datang ke Rumah Sakit baik ke rawat jalan atau ke IGD
harus dilakukan skrening awal oleh Petugas pendaftaran dengan menceklis
bukti skrining yang ada di formulir registrasi pendaftaran
Pendokumentasian skrining terutama skrining medis, perlu
didokumentasikan dalam berkas rekam medis, kertas copy-an dimasukkan
dalam berkas rekam medis, baik berkas rekam medis rawat jalan maupun
berkas rekam medis inap. Tujuan pendokumentasian ini untuk mengikuti
perkembangan penyakit dan evaluasi pengobatan atau pun penanganan,
serta nantinya akan digunakan untuk bahan perencanaan pemulangan
pasien.

B. Formulir Skrining Lanjutan ( Pre Admistion Tes)

Nama pasien :
Diagnosa :
No Jenis pemeriksaan Ya Tidak

DITETAPKAN DI : JAKARTA
PADA TANGGAL : AGUSTUS 2014

DIREKTUR
RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA

dr. H. Chairul Radjab Nasution, Sp.PD,


K-GEH, FINASIM, FACP, M. Kes

Anda mungkin juga menyukai