Anda di halaman 1dari 2

kemudian menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah, sehingga

mengakibatkan keadaan hipovolemia dan syok. (Suhendro all, 2007).

1. Diagnosis Demam Berdarah Dengue


Pedoman yang dipakai dalam menegakkan diagnosis DBD ialah kriteria yang
disusun oleh WHO (2011). Kriteria tersebut terdiri atas kriteria klinis dan laboratoris
(WHO, 2011):
Kriteria Klinis terdiri atas:
1. Demam tinggi mendadak (38,2°C-40°C) dan terus menerus selama 2-7 hari
tanpa sebab yang jelas. Demam pada penderita DBD disertai batuk, faringitis,
nyeri kepala, anoreksia, nausea, vomitus, nyeri abdomen, selama 2-4 hari, juga
mialgia (jarang), atralgia, nyeri tulang dan lekopenia.

2. Manifestasi perdarahan, biasanya pada hari kedua demam, termasuk setidak-


tidaknya uji bendung (uji Rumple Leede/Tourniquette) positif dan salah satu
bentuk lain perdarahan antara lain purpura, ekimosis, hemstoma, epistaksis,
perdarahan gusi dan konjuntiva. Perdarahan saluran cerna (hematemesis,
melena, atau hematochezia), mikroskopik hematuria atau menorraghia.
3. Hepatomegali, mulai dapat terdeteksi pada permulaan demam.
4. Manifestasi kebocoran plasma (hemokonsetrasi), mulai dari yang ringan
seperti kenaikan hematokrit >20% dibandingkan sebelumnya, sampai yang berat
yaitu syok (nadi cepat, lemah, kaki/tangan dingin, lembab, gelisah, sianosis dan
kencing berkurang)
Kriteria Laboratoris terdiri atas:
1. Trombositopenia (<100.000/mm³) biasanya ditemukan pada hari ke 2 atau
3, terendah pada hari ke 4-6, sampai hari ke 7-10 sakit.
2. Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit >20%)

Diagnosis DBD dapat ditegakkan bila ditemukan 2 kriteria klinis dan 2


kriteria laboratoris (WHO, 2011).

Berdasarkan gejalanya DBD dikelompokkan menjadi 4 tingkatan yaitu (WHO,


2011):
a) Derajat I: demam tinggi disertai gejala tidak khas. Satu – satunya tanda
perdarahan adalah tes torniquet positif atau mudah memar.

Anda mungkin juga menyukai