Anda di halaman 1dari 11

PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok


Mata Kuliah: Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu :

Disusun oleh:
Sem.I/JINAYAH A
Kelompok: 1
Nama Kelompok:
MUHAMMAD HUMAM HAJIRI
SHOLAHUDDIN HARAHAP
RAJA ZAINAL LUBIS

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UIN SUMATRA UTARA
2017
DAFTAR ISI
Kata pengantar…………………………………………………………… hal 1
Pendahuluan……………………………………………………………… hal 2
Rumusan masalah………………………………………………………… hal 3
Landasan teori…………………………………………………………….. hal 4
Sejarah bahasa Indonesia………………………………………………… 2.1
Kongres bahasa Indonesia……………………………………………... 2.1.1
Pembaharuan ejaan 1972………………………………………………. 2.1.2
Sejarah singkat ejaan bahasa Indonesia……………………………….. 2.1.3
Kaidah system ejaan……………………………………………..……… 2.2
Pelaksanaan ejaan yang disempurnakan………………………………. 2.2.1
Peresmian nama bahasa Indonesia………………………………..…... 2.2.2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt.karena dengan rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah yang kami susun ini. Yang
berjudul “PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA”.

Kami ucapkan banyak terima kasih kepada pembimbing kami atas


bantuannya dalam proses pembuatan makalah ini.

Dengan selesainya makalah ini, kami berharap makalah yang kami susun
ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan yang berguna bagi para pembaca.
Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
harapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya
selanjutnya agar menjadi lebih baik untuk kedepannya.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah dapat diterima oleh dosen
penguji dan dapat berguna bagi siapa saja yang memerlukannya dimasa yang akan
datang.

Medan,06 September 2017

Hormat Kami,

Penulis

Hal 1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah 4epubl yang memiliki beraneka ragam suku, budaya, dan
bahasa. Membahas tentang bahasa, Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi
umum yang paling penting dalam mempersatukan seluruh rakyat bangsa
Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan bahasa Melayu yang dijadikan sebagai
bahasa resmi dan bahasa persatuan Republik Indonesia. Melalui perjalanan
sejarah yang panjang, bahasa Indonesia telah mencapai perkembangan yang luar
biasa, baik dari segi jumlah pemakainya, maknanya maupun dari segi kosa kata
dan segi tata bahasanya.Diera modern ini, bahasa Indonesia telah berkembang
secara luas bukan hanya di Indonesia tetapi juga di luar Indonesia, dan menjadi
salah satu kebanggaan Indonesia atas prestasi tersebut. Sehingga Bahasa
Indonesia masuk dalam kelompok mata kuliah di setiap perguruan Tinggi.
Mahasiswa peserta Mata Kuliah Bahasa Indonesia perlu disadarkan akan
kenyataan keberhasilan ini dan ditimbulkan kebanggaannya terhadap bahasa
Nasional kita yaitu Bahasa Indonesia. Karena Kemahiran berbahasa Indonesia
bagi para mahasiswa merupakan cerminan dalam tata 4epub, tata laku, tata ucap
dan tata tulis berbahasa Indonesia dalam konteks akademis maupun konteks
ilmiah. Sehingga Mahasiswa kelak akan menjadi insan terpelajar bangsa
Indonesia yang akan terjun ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai
pemimpin dalam daerahnya masing-masing. Sehingga mahasiswa diharapkan
kelak dapat mengajarkan warga Indonesia yang masih belum mengetahui banyak
tentang bahasa Indonesia tentang arti penting bahasa yang sebenarnya sehingga
nantinya akan menjadi warga Negara yang dapat memenuhi kewajibannya di
mana pun mereka berada dan dengan siapa pun mereka bergaul di wilayah Negara
kesatuan 4epublic Indonesia tercinta ini. Kemudian mahasiswa hendaknya dapat
menyadari akan pentingnya Sejarah, Fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia
sebagai bahasa Negara dan bahasa nasional.

Hal 2
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kita bahas dalam makalah ini yaitu:
2. Bagaimana sejarah perkembangan bahasa Indonesia?
2. Bagaimana kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia?

2. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah:
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan Bahasa Indonesia.
2. Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia.

Hal 3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah Bahasa Indonesia


Apabila ingin membicarakan perkembangn bahasa Indonesia, mau tidak mau
kita harus membicarakan bahasa Melayu sebagai sumber (akar) bahwa Indonesia
yang kita pergunakan sekarang. Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari
bahasa melayu, yang sejak dahulu sudah dipakai sebagai bahasa perantara,
bukan hanya dikepulauan nusantara, melainkan juga hampir diseluruh Asia
Tenggara.
Pertanyaan yang mungkin timbul adalah kapan sebenarnya bahasa Melayu
mulai dipergunakan sebagai alat komunikasi. Berbagai batu bertulis (prasasti)
kuno yang ditemukan, seperti (1) Prasasti Kedukan Bukit di Palembang, tahun
683, (2) Prasasti Talang Tuo di Palembang, tahun 684, (3) Prasasti Kota Kapur di
Bangka Barat, tahun 686, dan (4) Prasasti Karang Brahi, Bangko, Kabupaten
Perangin Jambi, tahun 688, yang bertulis Pra-Nagari dan bahasanya bahasa
Melayu Kuno, memberi petunjuk kepada kita bahwa bahasa Melayu dalam bentuk
bahasa Melayu Kuno sudah dipakai sebagai alat komunikasi pada zaman
Sriwijaya (Halim, 1979: 6-7). Prasasti-prasasti yang juga tertulis didalam bahasa
Melayu Kuno terdapat di Jawa Tengah (Prasasti Gandasuli, tahun 832) dan di
Bogor (Prasasti Bogoe, tahun 942). Kedua Prasasti di Pulau Jawa itu memperkuat
pula dugaan kita bahwa bahasa Melayu Kuno pada waktu itu tidak saja dipakai
Sumatera tetapi juga dipakai di Pulau Jawa.

2.1.1 Kongres bahasa Indonesia


Sejak tahun, Kongres Bahasa Indonesia tampaknya akan dijadikan tradisi
dalam pembinaan dan pengembangan bahasa. Namun, banyak di antara para ahli
dan pencipta bahasa nasional kita hampir lupa bahwa kongres yang kita
selenggarakan dan hadiri sekarang ini memiliki suasana yang sangat berlainan
dengan dua kongres peretama yaitu kongres I tahun 1998 dan kongres II tahun
1954. Adalah wajar kkalau timbul beberapa pertanyaan yang menyangkut kedua
Hal 4
pertemuan besar tersebut. Siapa yang mencetus gagasan tentang Kongres Bahasa
Indonesia ? Apa yang dibicarakan di dalamnya? Siapa tokoh-tokoh yang terlibat
Apa yang di putuskan dalam pertemuan itu? Bagaimana Suasananya?
Suasana sekitar kongres pertama sungguh sangat berbeda dengan yang
lainnya. Kongres I diselenggarakan sebelum kemerdekaan atas prakarsa
perorangan. Jadi spontanitas sangat menandai suasananya. Kongres II diadakan
seteleh kemerdekaan, diselenggarakan oleh pemerintahan, jadi lebih teratur dan
terarah. Keduanya seperti halnya kongres-kongres yang kemudian diwarnai oleh
semangat patriotism yang tinggi, yakni menjunjung tinggi bahasa persatuan demi
kejayaan bahsa. Marilah kita simak hal-hal penting yang berkaitan dengan
suasana dari keputusan kedua kongres yang pertama itu.
Dalam Kongres Pemuda 1928 suda disepakati agar bahasa Indonesia menjadi
bahasa persatuan. Berdasarkan tekad itu berusahalah orang untuk menggunakan
bahasa Indonesia dalam segala bidang kehidupan, misalnya dalam pers, agama,
surata-menyurat, dan pendidikan. Kemajuan bahasa Indonesia sebagai bahasa
perhubungan tidak sebanding denagn bahasa Indonesia cukup kacau. Oleh sebab
itulah diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia I dengan tujuan untuk mencari
pegangan bagi semua pemakai bahasa, mengatur bahasa, dan mengusahakan agar
bahasa Indonesia tersebar luas.
2.1.2 Pembaharuan Ejaan 1972
Pada tahun 1966 Departemen Pendidikan dan kebudayaan memperkenalkan
pembaharuan ejaan dengan tujuan memodernisasi sistem ejaan yang telah ada
menyatukan ejaan Indonesia dengan ejaan Malaysia. System ejaan yang baru itu
diumumkan dengan resmi oleh Presiden Soeharto pada 17 Agustus 1972.
Masa 6 tahun (1966-1972) membuktikan bahwa berbagai masalah dalam
membentuk suatu ejaan baru bagi sebuah bahasa yang memiliki sistem tradisional
yang telah berurat akar sangat berbeda dengan masalah dalam membentuk ejaan
bagi sebuah bahasa yang sama sekali bukan bahasa tulis. Disamping itu, terbukti
pula bahwa penciptaan ejaan baru yang didasarkan atas kaidah-kaidah linguistik
memang relative lebih mudah daripada upaya menerapkannya kedalam praktik
pelaksanaan sebenarnya.

2.1.3 Sejarah Singkat Ejaan Bahasa Indonesia

Pada abad ke-20 belum dikenal ortografi yang seragam untuk menuliskan
bahasa Melayu. Penulisan bahasa Melayu dalam huruf Romawi antara penulis
berbeda dengan penulis lainnya. Tulisan-tulisan ini biasanya bersifat fonetis
dengan tujuan untuk kepentingan orang asing bukan orang Indonesia. Jadi, ada
ketidak seragaman pengejaan.

Penyeragaman atau pembakuan ejaan yang pertama dimulai tahun 1901.


Ejaan resmi bahasa Melayu didaerah jajahan Belanda disususn oleh Ch. A. Van
Ophuijsen yang dijabarkan melalu karyanya Kitab Logat Melajoe, dinamakan
ejaan Van Ophuijsen.

2.2. Kaidah Sistem Ejaan

Sistem soewandi 1947 pada dasarnya merupakan penyederhanaan dan


peningkatan sistem Van Ophuijsen tanpa pertimbangan linguistik apapun. Ciri
menonjol adalah penggantian, huruf oe untuk bunyi [u] menjadi u internasional.

2.2.1 Pelaksanaan Ejaan Yang Disempurnakan

Ketika ejaan baru diperkenalkan dari tahun 1966 sampai 1970, keberatan-
keberatan baik dari segi teknis maupun dari segi politis. Keberatan politis
diungkapkan lewat tuduhan bahwa ejaan baru merupakan jiplakan mentah-mentah
ejaan Malaysia dan bahwa pengenalan ejaan itu bertentangan dengan semangat
Sumpah Pemuda 1928.

Tuduhan politis itu menunjukkan adanya polarisasi politik yang dapat


membahayakan kesejahteraan bangsa, karena Orde Baru sedang berupaya
meletakkan kondisi politik, ekonomi, sosial, dan budaya menjadi normal. Namun,
menunggu sampai tercapainya stabilitas politik dan ekonomi mungkin akan
terlambat, dan dapat berakibat buruk terhadap bahasa Indonesia.

Pelaksanaan Ejaan Yang Disempurnakan dapat terlaksana karena semua


pihak dalam masyarakat, pejabat pemerintah, pendidik, penerbit, militer, dan
media masa terlibat. Dari segi teknis, mempersiapkan suatu sistem ejaan lebih
mudah daripada membuat suatu istilah dan tata bahasa baku. Dari segi kebutuhan,
pembakuan bahasa memang harus dimulai dari pembakuan ejaan. Namun, karena
pembakuan memerlukan imbauan bagi para pemakai bahasa, realisasinya memang
akan memerlukan waktu.
2.2.2 Peresmian Nama Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia dengan perlahan-lahan, tetapi pasti, berkembang dan


tumbuh terus. Berjalannya waktu, perkembangn bahasa Indonesia semakin pesat
sehingga bahasa Indonesia menjelma menjadi bahasa modern, yang kaya akan
kosakata dan mantap dalam struktur.

Pada tanggal 28 0ktober 1928, para pemuda kita mengikrarkan Sumpah


Pemuda. Naskah Putusan Kongres Pemuda Indonesia Tahun 1928 itu berisi tiga
butir kebulatan tekad sebagai berikut.

Pertama : Kami Putra Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu
tanah
Indonesia

Kedua : Kami Putra Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu bangsa

Indonesia

Ketiga : Kami Putra Putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan bahasa

Indonesia

Pernyataan yang pertama adalah pengakuan bahwa pulau-pulau yang


bertebaran dan lautan yang menghubungkan pulau-pulau yang merupakan wilayah
Republik Indonesia adalah satu kesatuan tumpah darah (tempat kelahiran) yang
disebut Tanah Air Indonesia. Pernyataan yang kedua adalah pengakuan bahwa
manusia-manusia yang menempati bumi Indonesia itu juga merupakan satu
kesatuan yang disebut bangsa Indonesia. Pernyataan yang ketiga tidak merupakan
pengakuan “berbahasa satu”, tetapi merupakan pernyataan bahwa kita,bangsa
Indonesia yang menjunjung tinggi bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia.
(halim, 1983: 2-3).

Dengan diikrarkannya Sumpah Pemuda, resmilah bahasa Melayu yang


sudah dipakai sejak pertengahan abad ke-VII itu, menjadi bahasa Indonesia.
BAB III

PENUTUP

2.2.3 Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa sejarah bahasa


Indonesia dimulai sejak abad ke-20 dan penyeragaman atau pembakuan ejaan
bahasa Indonesia pertama kali dimulai pada tahun 1901. Ejaan bahasa Melayu di
daerah jajahan belanda disusun oleh Ch. A. Van Ophuijsen yang dijabarkan
melalui karyanya Kitab Logat Melajoe, dinamakan Ejaan Van Ophuijse.

Pada tahun 1966 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan memperkenalkan


pembaharuan ejaan dengan tujuan memodernisasi sistem ejaan yang telah ada dan
menyatukan ejaan Indonesia dengan ejaan Malaysia. Sistem ejaan baru itu
diumumkan dengan resmi oleh Presiden Soeharto pada 17 Agustus 1972.

Dengan diikrarkannya Sumpah Pemuda yaitu pada tanggal 28 Oktober


1928, maka resmilah bahasa melayu yang sudah dipakai sejak pertengahan abad
ke-VII itu, menjadi bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Peni,mukhlis,sejarah kebudayaan bahasa Indonesia,(kelapa gading


permai,Jakarta 2440”:”,rajawali pres,2011)

Barus,sanggup,pendidikan bahasa Indonesia,(medan.universitas negeri


medan”:”pt.grafindo,2009)

Anda mungkin juga menyukai