Part 4
ANALISIS AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS KARYAWAN
PADA PT X
PROPOSAL PENELITIAN
BAB 1
1.1 Latar Belakang Masalah
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang -
undangdengan tidak mendapat timbal balik secara langsung yang dapat ditunjukkan
dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.Sumber penerimaan negara yang
digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan nasional salah
satunya adalah pajak.Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan terhadap
Subjek Pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatun tahun
pajak.Pajak penghasilan memiliki potensi besar bagi pemerintah dalam sektor perpajakan,
pajak penghasilan meliputi pajak penghasilan umum, PPh 21, PPh 22, PPh23, PPh24,
PPh25, PPh26, dan PPh29.
Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21 merupakan salah satu jenis pajak
penghasilan yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, honorarium, tunjangan dan
pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan
yang dilakukuan oleh wajib pajak orang pribadi dalam negri. Pajak Penghasilan Pasal
21 dipotong, disetor dan dilaporkan oleh pemotong pajak, yang dimaksud dengan
pemotong pajak adalah pemberi kerja, bendahrawan pemerintah, dan pensiun, badan,
perusahaan, dan penyelengara kegiatan.Kemudian Pajak Penghasilan yang telah dipotong
dan disetorkan secar benar oleh pemberi kerja atas penghasilan yang diterima atau
diperoleh sehubungan dengan pekerjaan dari satu pemberi kerja merupakan pelunasan
pajak yang terutang untuk tahun pajak yang bersangkutan.
Pemahaman akan peraturan perpajakan menjadi sangat penting bagi para
wajib pajak agar bisa menghitung kewajiban pajaknya dengan tepat. Kewajiban pajak
ini meliputi Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan Barang
Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan serta pajak-pajak lainya. Ketentuan perpajakan
sangatlah berkaitan dengan akuntansi sehingga timbul pemahaman tentang penyusunan
laporan keuangan dan informasi finansial untuk kepentingan perpajakan. Pemahaman
akan peraturan perpajakan menjadi sangat penting bagi para wajib pajak. Perhatian utama
pada umumnya diberikan kepada perhitungan Pajak Penghasilan.Penghasilan
adalah kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh setiap orang pribadi dan
badan. Informasi mengenai kemampuan ekonomis ini disajikan melalui informasi
finansial berupa laporan keuangan yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan. Perhitungan penghasilan yang harus dikenakan pajak, diukur dan dinilai
berdasarkan ketentuan perpajakan yang berlaku.
Pemotong pajak sebagai pihak yang mempunyai hak dan kewajiban untuk
melakukan pemotongan, penghitungan, pembayaran dan pelaporan PPh21
harus mempunyai pemahaman yang baik dan benar tentang peraturan perundang-
undangan PPh 21 yang berlaku saat ini. Kurangnya pemahaman pemotong pajak terhadap
system peraturan yang berlaku, dapat menimbulkan kesalahan dalam penghitungan,
pelaporan dan penyetoran PPh 21.dan hal ini tentu saja dapat mengakibatkan kerugian
bagi perusahaan, karyawan dan terutama bagi pemerintah karena dapat
menyebabkan hilangnya potensi pajak pemerintah.
Tarif
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Pajak
Sampai dengan Rp 50.000.000,- 5%
Diatas Rp 50.000.000 - Rp 250.000.000 15%
Diatas Rp 250.000.000 - Rp 500.000.000 25%
Diatas Rp 500.000.000,- 30%
Berdasarkan UU No.36/2008 tentang pajak penghasilan dalam pasal 17, besarnya tarif pajak
atas penghasilan kena pajak adalah seperti tabel diatas.
2.3 Cara Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21
2.3.1 Contoh Perhitungan PPh 21 Terhadap Penghasilan Pegawai Tetap
Hasan bekerja pada Perusahaan PT X dengan memperoleh gaji sebulan Rp.
2.000.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp. 50.000,00. Hasan menikah
dan mempunyai 1 anak.
Perhitungan PPh Pasal 21
Gaji sebulan Rp. 2.000.000,00
Pengurangan
Biaya Jabatan :
5% x Rp. 2.000.000,00 Rp. 100.000,00
Iuran Pensiun : Rp. 50.000,00
(Rp. 150.000,00)
Penghasilan neto sebulan Rp. 1.850.000,00
Penghasilan neto setahun
12 x Rp. 1.850.000,00 Rp.
22.200.000,00
PTKP setahun
Untuk WP sendiri Rp. 24.300.000,00
Tambahan WP kawin Rp. 2.025.000,00
Tambahan 1 anak Rp. 2.025.000,00
Rp. 28.350.000,00
Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp. 6.150.000,00
Pasal PPh 21 Terutang :
15% x Rp. 6.150.000,00 = Rp. 922.500,00
PPh Pasal 21 Sebulan :
Rp. 922.500,00 : 12 = Rp. 76.875,00
2.4 Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan sementara yang diungkapkan secara
deklaratif.Pernyataan atau dugaan diformulasikan dalam bentuk variabel agar bisa diuji secara
empiris (Murti-Salamah, 2005).Hipotesis penelitian ini adalah PT. X sudah menerapkan
perhitungan, pelaporan dan penyetoran Pajak Penghasialan badan sesuai dengan Undang-
Undang Perpajakan yang berlaku.
Realisasi
Target
b) Variabel Bebas (X1)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Kualitas Pelayanan Publik.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/943/1/
AHMAD%20NAJIYULLAH-FEB.PDF
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20355821-S-Debora%20
Novayanti.pdf