Anda di halaman 1dari 58

BAB 1

ASAL-USUL RISET OPERASI (OPERATIONS RESEARCH)


Sejak revolusi di Inggris, beberapa negara, khususnya negara-negara di benua
Eropa dan Amerika, mengalami pertumbuhan organisasi yang mencolok baik dilihat dari
besarnya maupun kompleksitas permasalahan/persoalan yang dihadapi. Perusahaan-
perusahaan kecil berkembang dengan cepatnya menjadi perusahaan raksasa, bahkan
sekarang beberapa perusahaan, daerah operasinya sudah menjangka negara-negra lain di
luar negaranya sendiri. Sesuai dengan kegiatan operasinya, nama perusahaan-perusahaan
tersebut menjadi multinational corporation.

Pada prinsipnya suatu organisasi merupakan wadah sebagai tempat untuk bekerja
sama di bawah pimpinan (manager) organisasi tersebut dalam rangka mencapai tujuan
(objectives) organisasi (perusahaan). Ibarat suatu mesin, organisasi mengubah masukan
atau input yang terdiri dari men, money, material, dan method untuk mencapai keluaran
(output).

Sejarah Singkat Riset Operasi

Kegiatan yang di sebut Riset Operasi (operation research) dimulai dikalangan militer
dalam permulaan Perang Dunia II. Dirasakan adanya kebutuhan yang mendesak, karena
perang, untuk mengalokasikan sumber-sumber atau input yang terbatas guna melayani
berbagai operasi militer dan kegiatan-kegiatan di dalam setiap operasi secara efisien dan
efektif. Oleh karena itu menejemen militer di Inggris dan kemudian di Amerika memanggil
sejumlah ilmuan dari berbagai bidang keahlian (ahli ekonomi dan ilmu sosial lainnya, ahli
menejemen, ahli matematika, ahli statistik, ahli militer) untuk bekerja melauli “tim” dengan
tujuan untuk merapkan pendekatan ilmiah guna memecahkan permasalahan atau persoalan
di atas ditambah lagi dengan permasalah strategi dan taktis militer. Dengan perkataan lain,
mereka (dalam tim) harus melakukan riset didalam operasi militer (to do research on military
operation).

Tertarik kepada suksesnya penerapan RO di dalam bidang militer, maka para


pengusaha dalam bidang industri mulai menaruh perhatian kepada RO dan kemungkinan
penerapannya dalam bidang usaha (bisnis) pada khususnya dan bidang ekonomi pada
umumnya yang sifatnya makro.
Setelah Perang Dunia II ada dua faktor yang mendorong perkembanga RO dengan
cepat yaitu: Pertama, adanya beberapa ahli yang memberikan kontribusi terhadap
pemecahan permasalah RO secara matematis. Antara lain George Danzig, pada tahun
1947 menemukan metode simpleks untuk memecahkan persoalan linear programing yang
merupakan salah satu teknik dari RO. Kedua, berkembangnya penggunaan Electric Data
Processing (Computer) yang mempunyai kemampuan menghitung ribuan bahkan jutaan kali
kenampuan manusia. Memevahkan persoalan RO pada dasarnya mencari pemecahan
suatu persamaan (ketidaksamaan) matematika yang sering kali simultan sifatnya. Kemajuan
dalam bidang electronic data processing ini benar-benar dapat memacu perkembangan RO
hampir di semua bidang yang sifatnya kuantitatif antara lain dalam menejemen, khususnya
planning.
BAB 2

BIAYA, PRODUK, ANALISIS DAN DATA

HUBUNGAN ANTARA BIAYA, PRODUK, DAN LABA

Pendekatan di dalam mempelajari menejemen terkonsentrasi kepada pembuatan keputusan


atau pemilihan satu di antara sekian banyak alternatif dimana akan di pilih alternatif terbaik. Oleh
karena itu laba (keuntungan) suatu perusahaan di tentukan oleh selisih jumlah penerimaan dan
pengeluaran (jumlah biaya), maka keputusan yang dibuat oleh pimpinan/menejer akan berkenaan
dengan dua angka yang menunjukan jumlah penerimaan dan pengeluaran.

Tanggung jawab seorang pimpinan (manager) ialah me-manage input secara efisen dan
efektif sehingga di peroleh keuntungan yang maksimum (maximum profit). Tanpa adanya keuntungan
(laba), perusahaan akan sukar untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya (survive). Keuntungan
(laba) sudah jelas merupakan suatu ukuran keberhasilan suatu perusahaan. Perusahaan yang
mengalami kerugian secara terus-menerus tinggal menunggu saatnya untuk gulung tikar, kecuali
perusahaan negara yang mungkin akan memperoleh subsidi dari pemerintah.Seorang produsen akan
mengharapkan agar penerimaan dari hasil penjualan ( total revenue) untuk satu tahun tertentu cukup
besar sehingga dapat menutup 4 hal berikut ini :

(1). Biaya untuk pembelian bahan mentah guna menghasilkan produk (sabun, sepatu, tekstil, pupuk,
mobil, radio, televisi, semen, dan rokok)

(2). Biaya penjualan produk atau biaya pemasaran seperti biaya advertensi promosi

(3). Biaya administrasi sperti gaji pimpinan, bisa juga disebut biaya tetap

(4). Laba (keuntungan) yang diharapkan dapat dicapai dalam tahun tertentu.

Jumlah Penerimaan Sebagai Hasil Penjualan

Anggaran (budget) yang paling penting bagi perusahaan ialah anggaran yang berasal dari
penerimaan hasil penjualan (sales income). Anggaran ini seharusnya mencerminkan ramalan
penjualan (sales forecast) untuk waktu yang akan datang (tahun depan misalnya). Cara yang paling
mudah untuk memperoleh angka penjualan tahun depan ada tiga cara : (1). Mengalikan jumlah
penjualan dalam unit (satuan) yang diharapkan dapat dicapai tahun depan dengan harga jual per unit.
Misalnya harga jual per unit Rp 25 ribu, diharapkan dapat dijual 1000 unit, maka ramalan hasil
penjualan (revenue) = 1000 x Rp 25 ribu = Rp 25 juta; (2). Mengalikan jumlah penjualan dalam unit
yang diharapkan dapat dicapai tahun depan dengan rata-rata harga jual (average selling price); (3).
Melakukan penyesuaian hasil penjualan tahun lalu dengan jalan menambah atau mengurangi sekian
persen sesuai dengan situasi ekonomi yang akan datang (prospeknya). Cara lain untuk meramalkan
dengan menggunakan metode survei, tren, regresi, model ekonometrik. Perlu disebutkan di sini bahwa
jumalah penerimaan hasil penjualan (total revenue) tidak termasuk fixed income or non-operating
income.
Biaya Variabel dan Tetap

Biaya variabel merupakan biaya langsung, yang memang langsung dikeluarkan untuk
membiayai pembuatan barang produksi (produk) atau pembelian barang yang anak dijual. Biaya
variabel merupakan fungsi dari produksi,makin banyak biaya dikeluarkan. Ada dua konsep mengenai
biaya variable ini yaitu: Pertama, biaya variable per unit konstan, berapa pun produk yang akan
dihasilkan; kedua jumlah biaya variabel akan berubah sesuai dengan perubahan output/produk. Yang
termasuk biaya variabel, antara lain, biaya untuk pembelian bahan mentah, uapah karyawan biaya
pengepakan, dan semua biaya langsung (direct cost). Biaya tetap meliputi semua biaya tidak langsung
BAB 3
Perumusan Persoalan dan Pembuatan Model

PENTINGNYA PERUMUSAN PERSOALAN

Perumusan persoalan merupakan suatu proses yang berurutan, bukan suatu pekerjaan yang
sifatnya sekali jadi.Betapa pun kasarnya, perumusan persolan sangat penting, sebab akan
dipergunakan untuk menentukan arah kegiatan selanjutnya, paling tidak untuk menentukan data apa
saja yang harus di kumpulkan supaya relevan dengan persolan yang akan dipecahkan. Oleh karena
Riset Operasi merupakan pekerjaan suatu tim, maka suatu cara perumusan persoalan yang sistematis
(jelas urutannya) sangat penting.

PERIODE ORIENTASI

Periode orientasi merupakan periode bagi pihak luar, di luat tim RO, yaitu pihak sponsor
untuk dapat memperoleh gambaran tentang luas dan kompleksnya persoalan yang akan dipecahkan
sehingga jumlah biaya yang mungkin cukup besar benar-benar justified. Periode orientasi merupakan
periode pendekatan bagi pihak tim RO agar menjadi lebih akrab dengan pihak sponsor dengan
demikian segala kesulitan yang timbul dalam proses pemecahan persolan riset segera dapat diatasi
bersama, baik persoalan teknis maupun administrasi

KOMPONEN PERSOALAN

Sebelum merumuskan persoalan, terlebih dahulu harus ada ide mengenai apa persoalan itu
dan komponen-komponennya? Komponen pertama ialah pembuat keputusan (decision maker) atau
kita sebut saja eksekutif. Pembuat keputusan bisa perorangan secara individu atau kelompok individu,
mungkin bertanggung jawab untuk mengontrol pelaksanaan operasi suatu sistem organisasi yang
terdiri dari orang-orang, mesin-mesin, atau kombinasi keduanya. Komponen kedua ialah tujuan
(objective) yang akan dicapai oleh pihak sponsor. Riset bisa dasar (basic), atau terpakai (applied).
Riset dasar lebih teoritis sifatnya dan tidak mempunyai kegunaan praktif secara langsung., misalnya
riset untuk menemukan teori, rumus atau metode analisis baru, sedangkan riset terpakai lebih
berorientasi pada usaha pemecahan persoalan praktis seperti mencari jalan keluar agar jumlah
penerima devisa hasil ekspor nonmigas maksimum, jumlah biaya transpor minimum, antrian untuk
memperoleh pelayanan (services) tidak terlalu panjang, jumlah biaya inventori minimum, dan lain
sebagainya. Komponen ketiga ialah sistem organisasi yang melibatkan orang/mesin atau keduanya
atau resources, dalam hal ini termasuk semua jenis masukan atau input (men, money, maerial) yang
terbatas untuk mencapai keluaran atau output yang optimum. Komponen keempat ialah adanya
alternatif untuk memilih tindakan (alternatives cources of action). Untuk mebuat keputusan/tindakan,
eksekutif harus tersedia alternatif-alternatif dan Riset Operasi akan mampu memberikan alternatif
yang terbaik (the best alternative).
ARTI DAN PENTINGNYA MODEL

Model merupakan suatu representasi dari suatu sistem yang sedang kita pelajari (bisa berupa
objek, kejadian, proses atau suatu sistem) dan dipergunakan sebagai alat untuk meramalkan dan
mengontrol. Fungsi utama dari suatu model ialah kemampuannya untuk menjelaskan (explanatory)
dan bukan hanya deskriptif (descriptive).

Ada tiga model yaitu : iconic, analogue dan symbolic. Secara kasar dapat dikatakan model
iconic berbentuk foto atau gambar yang mewakili aspek tertentu dari suatu sistem sehingga nudah
dilihat (visually). Model analogue merupakan model yang menggunakan/memanfaatkan suatu set
sifat-sifat atau ciri-ciri dari sistem lainnya yang sedang dipelajari/diteliti. Model simbolis, merupak
model yang menggunakan simbol-simbol utnuk mewakili ciri-ciri dari suatu sistem yang sedang
dipelajari, biasanya terdiri dari satu persamaan simultan. Di dalam beberapa hal untuk persoalan yang
sederhana, model simbolis mungkin hanya terdiri dari satu persamaan saja. Ahli ekonomi biasanya
menyebut sebagai model ekonometrik (econometric model).

PEMBETUKAN MODEL SIMBOLIS

Seperti telah disebutkan sebelumnya, pada model simbolis, komponennya merupakan simbol
yang dinyatakan sebagai huruf untuk selanjutnya kita sebut variabel. Variabel dalam suatu model ada
yang bisa dikontrol (controlled variable), dimana nilainya bisa ditentukan, mungkin beradasarkan
suatu policy dan ada juga yang tidak dapat di kontrol (seperti daya beli masyarakat, permintaan
konsumen dan kurs mata uang asing)

Misalkan E dipergunakan untuk mengukur efektivitas. Variabel Xᵢ mewakili suatu aspek


dalam sistem yang bisa di kontrol oleh pihak eksekutif dan Yᵢ mewakili aspek yang tidak dapat di
kontrol . (Kemudian di dalam pembentukan model, kita mencoba merumuskan satu atau lebih
persamaan dalam bentuk berikut :

E = f (Xᵢ Yᵢ)

Pemecahan model berarti menentukan besarnya nilai variabel terkontrol Xᵢ agar diperoleh
nilai ukuran efektivitas maksimum atau minimum tergantung tujuan (objective) yang akan dicapai.

Komponen dalam Sistem Pembiayaan

Kalau tujuan yang akan dicapai adalah juamlah biaya yang harus minimum (minimized total
expected cost), maka komponen-komponennya sebagai berikut:

1. (Biaya produksi yang terdiri dari rincian berikut : (a) pembelian bahan mentah (raw material).
(b) biaya pengiriman bahan mentah; (c) biaya penerimaan dan pemasukan bahan mentah di
tempat penyimapanan (gudang); (d) invetori bahan mentah; (e) perencanaan produk; serta (f)
biaya pengolahan dan biaya penyimpanan barang jadi (finished goods).
2. Biaya pemasaran (marketing cost) seperti biaya distribusi, promosi, dan lain sebagainya.
3. Biaya tetap (overhead cost)
Penggabungan atau Pemecahan Komponen serta Penggantian Simbol

Untuk pencapaian suatu tujuan mungkin perlu diadakan penggabungan beberapa komponen
dalam sistem, misalnya: raw-material acquisiton cost merupakan hasil penggabungan komponen-
komponen, the purchase price freight cost and receiving cost of raw material.

Masing-masing pecahan dari komponen (sub-component) kemudian diberi simbol, misalnya


sebagai berikut:

c₁ = rata-rata biaya persetiap kali memproduksi (per run cost)

c₂ = rata-rata harga bahan metah ditambah biaya pengolahan perunit/satuan barang

P = rata-rata biaya penyimpangan dan pengiriman barang yang sudah jadi, dinyatakan sebagai
pecahan dari uang yang diinvestasikan untuk memproduksi barang yang bersangkutan.

L = banyaknya barang yang dibutuhkan secara normal.

R = banyaknya kegiatan memproduksi dalam jumlah yang sama dalam setahun.

K = jumlah biaya yang diharapkan untuk memproduksi barang yang dibutuhkan selama setahun
(bisa dianggap sebagai ukuran efektivitas)

Ilustrasi 1

Dengan menggunakan simbol-simbol yang sudah dijelaskan diatas, kemudian ditambah dengan
simbol-simbol yang baru akan dibentuk suatu model.

N = 12 L/R = banyaknya barang atau suku cadang per run. Angka 12 menunjukkan
banyaknya bulan dalam 1 tahun

K₁ = K/R = rata-rata jumlah biaya yang relevan per run


BAB 4

LINEAR PROGRAMMING

ARTI DAN KEGUNAAN LINEAR PROGRAMMING

Dalam keadan sumber yang terbatas harus dicapai suatu hasil yang optimum. Dengan
perkataan lain bagaimana caranya agar dengan masukan (input) yang serba terbatas dapat dicapai
hasil kerja yaitu keluaran (output) berupa produksi barang atau jasa yang optimum. Linear
programming akan memberikan banyak sekali hasil pemecahan persoalan, sebagai alternatif
pengambilan tindakan, akan tetapi hanya ada satu yang optimum (maksimum atau minimum). Ingat
bahwa mengambil keputusan berarti memilih alternatif, yang jelas harus alternatif yang terbaik(the
best alternative)

Linear programming sebetulnya dimulai bersamaan dengn analisis input-output (I-O) yang
dikembangkan oleh ahli ekonomi bernama W.W. Leontief. Biro Pusat Statistik telah berhasil
menyusun tabel (I-O) untuk tahun 1971, 1975, 1980, suatu tabel transaksi tingakat nasional yang
dapat menggambarkan hubungan antarsektor ekonomi yang saling mempengaruhi. Pada tahun 1939
Prof W.W. Leontief menyusul tabel (I-O) perekonomian Amerika Serikat. Kemudian pada tahun
1940 Hitchcock dan Koopman mempelajari transportation type problem yang tujuannya antara lain
untuk memperoleh jumlah biaya transport yang minimum dengan memperhatikan pembatasan yaitu:
(1) Jumlah barang yang diangkut tidak boleh melebihi suplai yang ada. (2) Jumlah permintaan harus
dipenuhi. (3) Jumlah permintaan harus sama dengan jumlah penawaran.

PERUMUSAN PERSOALAN LP

Secara singkat telah disebutkan syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu persoalan dapat
dipecahkan dengan teknik LP. Di bawah ini syarat-syarat itu akan dibahas secara lengkap yaitu
sebagai berikut:

1. Fungsi objektif harus didefinisikan secara jelas dan dinyatakan sebagai fungsi objektif yang
linear. Misalnya jumlah hasil penjualan harus maksimum, jumlah biaya transpor harus
minimum.
2. Harus ada alternatif pemecah untuk dipilih salah satu yang terbaik
3. Sumber-sumber dan aktivitas mempunyai sifat dapat ditambahkan (additivity)
4. Fungsi objektif dan ketidaksamaan untuk menunjukkan adanya pembatan linear
5. Variabel keputusan harus positif, tidak boleh negatif (xᵢ ≥ 0, untuk semua j)
6. Sumber-sumber dan aktivitas mempunyai sifat dapat dibagi (divisibility)
7. Sumber-sumber dan aktivitas mempunyai jumlah yang terbatas (finiteness)
8. Aktivitas harus proporsional terhadap sumber-sumber. Hal ini berarti ada hubungan yang
linear antara aktivitas dengan sumber-sumber. Katakan misalnya output dinaikkan dua kali,
kalau demand naik 1,5 maka output harus naik 1,5 kali, jadi menggunakan prinsip constant
returns to scal.
9. Model programming deterministik, artinya sumber dan aktivitas diketahui secara pasti
(single-valued expectations). Maka pemecahan persoalan dengan LP mempunyai flow chart

Mencari Alternatif Kemungkinan Investasi

Seorang pensiunan (purnawirawan) ABRI yang sudah berhasil mengumpulkan dana ingin ikut
berpartisipasi aktif dalam menyukseskan pembangunan nasional dengan jalan menanamkan modalnya
dalam berbagai kegiatan sektor ekonomi antara lain: (1) Membeli saham melalui PT Dana Reksa; (2).
Memasukkan ke deposito; (3). Mengusahakan peternakan; (4). Membuka biro jasa perjalanan; (5).
Ikutan aktif dalam real estate.

Tentu saja dia menginginkan agar uangnya berkembang dan hasil investasinya (returns on
investment) mencapai optimum atau maksimum. Dalam mengambil keputusan yang berhubungan
dengan penanaman uangnya, berbagai alternatif kegiatan ekonomi dia pergunakan data berikut:

Jenis kegiatan % Hasil Lamanya Risiko yang


(dalam tahun) timbul

(1) 6 15 1
(2) 13 3 3
(3) 10 5 2
(4) 20 0 5
(5) 25 10 1

Bagaimana dia harus mengalokasikan dana yang dimiliki agar jumlah hasil yang diperoleh
maksimum. Dia memutuskan bahwa rata-rata risiko tidak lebih dari 4, penanaman uang tidak lebih
dari 15 tahun. Paling tidak dia harus menanamkan uangnya di real estate 25%. Kalau x₁, x₂, x₃, x₄, x₅
menunjukkan persentase penggunaan dana berbagai kegiatan ekonomi tersebut, maka persoalan LP
dapat dirumuskan sebagai berikut:

Cari x₁, x₂, x₃, x₄ dan x₅

s.r.s : Z = 6x₁ + 13x₂ + 10x₃ + 20x₄ + 25x₅ : maksimum

d.p : 15x₁ + 3x₂ + 5x₃ + 6x₄ + 10x₅ ≤ 15

x₁ + 3x₂ + 2x₃ + 5x₄ + x₅ ≤ 4

x₅ ≥ 0,25

xᵢ ≥ 0, i = 1, 2, 3, 4, 5
METODE GRAFIK

Cara grafik, mudah ditangkap artinya dan mudah dilihat pembatasannya secara visual, tetapi
sayang penggunaannya hanya terbatas untuk 2 variabel dasar. Lebih dari dua variabel lebih baik
dipergunakan metode simpleks. Prosedurnya sebagai berikut:

a) Rumuskan persoalan menjadi persoalan LP (jelas fungsi objektifnya dan pembatasannya)


b) Gambarkan kurva dari setiap pembatasan yang ada.
c) Tentukan titik ekstrem (vertex) dan daerah yang fisibel dengan memberikan tanda arsir.
d) Gambarkan kurva fungsi objektif dengan memberikan nilai semau kita/sembarang (arbitrary),
akan tetapi pilih nilai/angka yang mudah dibagi oleh nilai koefisien dari setiap variabel yang
tercantum dalam fungsi objektif. Disebut isoprofit curve kalau koefisien variabel pada fungsi
objektif merupakan profit.
Misalnya: Z = 5x₁ + 6x₂ pilih nilai Z = 30 mudah dibagi 5 dan 6
Z = 3x₁ + 4x₂ pilih nilai Z = 12 mudah dibagi 3 dan 4
e) Tarik garis yang sejajar/pararel dengan garis/kurva fungsi objektif, samapi garis tersebut
memotong salah satu titik ekstrem yang memberikan nilai Z yang optimum
(maksimum/minimum)
f) Dari titik ekstrem yang di peroleh dari (5), tarik garis sejajar dengan garis x₁ sehingga
memotong x₂ (beri tanda x₂₀) dan sejajar dengan garis x₂ (diberi tanda x₂₀) dan sejajar
dengan garis x₂ sehingga memotong x₁ (diberi tanda x₁₀). Maka Zmaks atau Zmin = 50x₁₀ +
6x₂₀ atau 3x₁₀ + 4x₂₀ misalnya
BAB 5
METODE SIMLEKS DAN PERSOALAN RANGKAP
Metode simpleks ialah suatu metode yang secara sitematis dimulai dari suatu pemecahan
dasar yang fisibel (feasible) lainnya dan ini dilakukan berulang-ulang (dengan jumlah ulangan yang
terbatas) sehingga akhir tercapai suatu pemecahan dasar yang optimum dan pada setiap step
menghasilkan suatu nilai dari fungsi tujuan yang selalu lebih besar (lebih kecil) atau sama dari step-
step sebelumnya.

Metode simpleks lebih efisien serta dilengkapi dengan suatu test criteria yang bisa
memberitahukan kapan hitungan harus dihentikan dan kapan harus dilanjutkan sampai diperoleh suatu
optimal solution (maksimum profit, maksimum revenue, minumum cost, dan lain sebagainya). Pada
umumnya dipergunakan tabel-tabel, dari tabel pertama yang memberikan pemecahan dasar permulaan
yang fisibel (initial basic feasible solution) sampai pada pemecahan terkahir yang memberikan
optimal solution. Yang lebih menarik ialah bahwa semua informasi yang kita perlukan (test criteria,
nilai variabel-variabel , nilai fungsi tujuan) akan terdapat pada setiap tabel, selain itu nilai fungsi
tujuan dari suatu tabel akan lebih besar/kecil atau sama dengan tabel sebelumnya. Pada umumnya
suatu persoalan linear programming bisa diklasifikasikan menjadi 3 kategori:

a) Tidak ada pemecahan yang fisibel (there is no fisible solution).


b) Adanya pemevahan optimum (maksimum/minimum)
c) Fungsi objektif tidak batasnya (unbounded)

VARIABEL DASAR DAN PEMECAHAN DASAR SERTA CARA MEMPERBAIKI


PECAHAN DASAR FISIBEL

Matriks B dibentuk oleh vektor-vektor kolom dari A sebanyak m buah yang linearly independent .
Kolom matriks B = (B₁, B₂, ..., Bm). Perlu kita perhatikan, bahwa B₁ yaitu kolom pertama dari B tidak
berarti merupakan kolom pertama dari A, tetapi bisa setiap kolom A

Misalnya: A = [A₁, A₂, A₃, A₄], n = 4

B = [B₁, B₂], m = 2

Kolom A₁, A₂ lineary independent


B = [A₁, A₂], jadi B₁ = A₁, B₂ = A₂

Kalau A₃, A₄ linearly independent

B = [A₃, A₄], jadi B₁ = A₃, B₂ = A₄

Peranan Linear Programming di Dalam Ilmu Ekonomi

Persoalan linear programming berusaha mencari pemecahan optimal di dalam batasan, kita
tidak akan heran mendengar, bahwa linear programming sangat baik di pakai didalam menyelesaikan
soal-soal tertentu dari Ilmu Ekonomi dan perusahaan. Sebuah perusahaan yang cukup besar akan
berhadapan dengan berbagai batasan, baik berupa batasan dari input tertentu, batasan kapasitas,
batasan berupa, working capital, batasan storage, demand, machine hours, skilled labour dan dengan
adanya batasan-batasan itu tidaklah ada alasan baginya yntuk tidak berusaha mencapai keadaan yang
optimal itu merupakan suatu keharusan bagi perusahaan yang hendak bertindak rasional. Linear
Programming dipakai juga di dalam bagian-bagian yang lain dari Ilmu Ekonomi, seperti di dalam
Ilmu Ekonomi Kemakmuran (Welfare Economics), di dalam teori persaingan (oligopoly), di dalam
teori general equilibrium, di dalam teori perdangan luar negeri (international trade), di dalam
pemasaran, dan sebagainya
BAB 6
PERSOALAN TRANSPORTASI DAN PENUGASAN

PENDAHULUAN

Persoalan transportasi merupakan persoalan linear progaming.


Bahkan aplikasi dari teknik linear progaming pertama kali ialah dalam merumuskan persoalan
transportasi dan memecahkanya.
Persoalan transportasi yang dasar pada mulanya dikembangkan oleh F.L. Hitchcock pada tahun 1941
dalam studinya yang berjudul : The distribution of a product from several sources tonumerou s
locations.
Ini merupakan gizi dari persoalan transportasi yaitu mengankut sejenis produk tertentu katakana
beras, minyak, daging, telur, tekstil, pupuk dan jenis produk lainya dari beberapa daerah asal (pusat
produksi, depot minyak,gudang) ke beberapa daerah tujuan (pasar, tempat proyek, tempat
permukiman, daerah transmigrasi), pengaturan harus dilakukan sedemikian rupa agar jumlah biaya
tranportasi minimum.
Pada tahun 1947, TC Koopmans secara terpisah menerbitkan suatu hasilstudi menganai :
optimum ultizatin of the transportation system. Selanjutnya, prmusuhan persoalan LP, dan cara
pemecahan yang sistematis dikembangkan oleh Prof. George Danzig yang sering disebut bapak linear
programming. Prosedur pemecahan yang sistematis tersebut disebut metode simpleks.

PERUMUSAN PERSOALAN TRANSPORTASI SECARA UMUM

Misalkan suatu jenis barang diangkut dari beberapa daerah asal ke beberapa daerah tujuan.
Misalnya ada m daerah asal : 𝐴₁,A₂, …, A₁, …,Aᵐ dan n daerah tujuan: T1 ,T2 ,..,TJ ,…,Tn.Di daerah asal
A1 , tersedia barang yang akan diangkut (supply) sebanyak Si dan di tempat tujuan barang tesebut
dimintai sebanyak dj (demand). Xi j = jumblah barang yang diangkut (dalam satuan) dari Ai ke Tj , cij =
besarnya biaya untuk 1 unit barang tesebut dari Ai ke Tj . Fengan demikian untuk mengankut xij unit
diperlukan biaya c ij xij . Jumlah permintan (total demand) = jumlah penawaran (total supply).
METODE UNTUK MEMPEROLEH PEMECAHAN PERMULAAN YANG FESIBEL

Salah satu cara untuk memeperoleh pemecahan ialah apa yang disebut
Vogel’s Apporoximation Method yang disingkat dengan VAM. Optimum akan tetapi bisa juga
memberikan pemecahan yang optimal.
Prosedur pemecahan permulaan yang fesibel dengan VAM.
1) Hitung perbedaan Antara dua biaya terkecil dari setiap baris dan kolom. Nilai perbedaan
(selisih) ditulis di samping/di pinggiran dan disebut hukuman baris/kolom (row/columm
penalty).
2) Pilihan baris atau kolom dengan nilai hukuman terbesar.Kemudian beri tanda kurung buka
dan tutup.Dalam hala ada dua nilai terbesar yang sama,pilih baris/kolom yang dapat
memindahkan barang terbanyak.
3) Dari baris/kolom yang terpilih dari (2), tentukan jumlah barang yang bisa diangkut dengan
memeperhatikan pembatasan yang berlaku bagi baris dan bagi kolom serta cel dengan biaya
terkecil. Cel atau kotak adalah tempat perpotongan garis dan kolom.
4) Hapus baris dan kolom yang sudah memenuhi syarat sebelumnya,artinya suplai sudah habis
atau permintaan sudah di penuhi.
Ulangi langkah (1) sampai dengan (4) sehingga semua alokasi sudah di lakukan.
Catatan :
VAM tidak menjamin suatu penyelasaian yang optimus, akan tetapi sangat berguna karena
alasan berikut ini .
1) Sering menghasilkan pemecahan optimum
2) Dapat menghasilkan penyelesaian yang mendekati optimal dengan usaha yang tidak banyak,
sehingga dapat menggunakan untuk melangkah menuju ke pemecahan optimal.

Cara kedua disebut north west corner rule yang selanjutnya disebut metode NWCR, dengan
prosedur sebagai berikut :
1) Pengisian cel atau kotak dimulai dari ujung kiri sebelah atas (north west corner)
2) Alokasin jumblah maksimum (terbesar) sesuai dengan syaratnya, sehingga fisibel, untuk
memnuhi permintaan.
3) Bergerak ke kotak sebelah kanan apabila masih terdapat suplai yang cukup.Apabila tidak
cukup,bergerak ke kotak di bawahnya. Bergerak terus sampai suplai habis dan semua
permintan sudah dipenuhi.
METODE BATU LONCATAN

Kita anggap bahwa pemecahan fesibel yang pertama sudah diperoleh. Kemudian kotak yang
terisi kita sabut kotak basis,nilainya kita beri tanda kurung buka dan tutup seperti ini (Xij), kalau baris
i dan kolom j terisi. Kotak yang tidak terisi kita sebut kotak bukan basis (nonbasisi cell). Ingat,semua
kotak membuat biaya angkut per unit barang sebesar c ij kalau 1 unit barang diangkut dari tempat asal
Ai ke tempat tujuan Tj.

S i = Suplai atau persedian barang di Ai


d j = Permintaan barang dari Tj
Z = ∑ Cij Xij = jumlah biaya angkut yang harus dibuat minimum.

MODIFIED DISTRIBUTION METHOD (MODI) DAN PERSOALAN


DEGENERACY
Di dalam memecahkan persoalan tranportasi selain dapat menggunakan metode batu
loncatan juga dapat menggunakan metode MODI, yang prosedurnya sebagai berikut.
1) Untuk setiap table dengan pemecahan awal yang fesibel, hitung nilai Ui dan Vj
deangan rumus : cij = Ui + Vj dimana untuk baris I = 1, Ui = 0.
cij = biaya angkut per unit baranag dari daerah asal Ai ke tempat tujuan Ti (I =1,2,..., m
dan j = 1,2,…,n)
2) Hitung indeks perbaikan Iij = U i + Vj_ cij, untuk semua kotak bukan basis. Kalau Iij ≤
0, pemecahan sudah optimus. Kalau belum, lanjutkan ke langkah (3)
3) Gambarkanlintasan atau jalur tertutup (closed path) dai kotak dengan indeks
perbaikan positif terbesar. Kotak ini masuk basis.
4) Beri (+) tanda kemudian _ secara bergantian pada biaya dari kotak yang memebentuk
lintasan seperti metode batu loncatan.
5) Bagi variable yang berasal dari kotak dengan tanda (+) cari yang nilainya terkecil
(minimum). Kotak ini yang harus kelar basis dan nilainya diperuntukan bagi variable
dari kotak yang memepunyai nilai indeks perbaikan yang posititf terbesar (kotakyang
masuk basis)
6) Buat table yang baru, kemudian hitung nilai indeks pebaikan dari semua kotak bukan
basisi. Kalau semua nilainya sudah nol atau negative, proses dihentikan sebab
pemecahan sudah optimum dan jumlah biaya transport minimum.
Persoalan Degeneracy

Telah berulang kali disebutkan bahwa setiap pemecahan dari persoalan transportasi
dari suatu tabel akan menghasilkan cell basi sebanyak m + n – 1 (banyaknya baris +
banyaknya kolom – 1). Dalam contoh soal ini m = n = 3 → m = n – 1 = 5.
Apabila tidak demikian halnya, pemecahanya disebut degenerate, dan kita
berhadapan dengan persoaln degeneracy. Deangan perkataan lain, degeneracy terjadi kalau
ada variable dari pemecahan dasar yang nilainya nol, jadi banyaknya xij > 0 kurang dari m =
n – 1 dimana (ij) merupakan basis.
Kalau banyaknya cell basisi sama dengan m = n – 1, ini berarti persoalan yang kita
hadapi nondegenarate.
Adanya degeneracy dapat di tunjukan oleh dua hal berikut:
1) Terlalu banyak cell basis,maksudnya banyaknya cell basis lebih dari m = n – 1. Hal
ini terjadi karena adanya kesalahan di dalam merumuskan persoalan atau di dalam
mencari pemecahan awal yang fisibel atau di suatu tingkat atau tahapan pemecahan.
2) Sebaliknya banyaknya cell basisi kurang dari m = n – 1. Terjadinya degeneracy
menyebabkan kesulitan di dalam memebentuk jalur tertutup (closed path) bagi setiap
cell bukanbasis, dalamrangka unuk menghitung indeks perbaikan z ij – c ij. Kalau
metode MODI dipergunakan, nilai U dan V tidak dapat dihitung sehingga indeks
perbaikan Ui + Vj + cij juga tidak dapat di hitung.
Persoalan degeneracy sebagai akibat banyaknya cell basis kurang dari m + n – 1,
pemecahanya dapat dilihat dalam uraian berikut:

A. Degeneracy Sebagai Akibat dari Pertemuan Pemecahan Awal yang Fisibel

Untuk menenrangkan persoalan ini, perhatikan tabel halaman berikut:


C11 = 4, c12 = 8, c13 = 8, c21 = 16, c22 = 24, c23 = 16, c31 = 8,
C32 = 16, C33 = 24. M = n = 3. Banyaknya cell basis = 4 lebih kecil dari m = n – 1 = 5.
Dengan menggunakan northwest corner rule dapat diperoleh pemecahan dasar awal yang
feksibel x11 = 35, x12 = 20, x22 = 25 dan x33 = 35 sebanyak 4. Jumlah ini kurang dari m = n – 1 = 3 + 3
-1 = 5, maka dari itu terjadi degegneracy. Timbulnya degeneracy ini di sebabkan karena persediaan/
suplai dari satu baris secara simultan saman dengan permintaan dari suatu kolom dari baris yang
sama, yang harus dipenuhi. Hal ini terjadi pada potongan baris 2 dan kolom 2 yaitu kolom 2 juga 25.
Untuk mengatasi persoalan degeneracy ini kita beri nilai nol pada salah satu cell bukan basis,
misalnya cell (23). Sebetulnya bisa juga cell bukan basisi lainya akan tetapi selalu usahakan agar mata
rantai cell basisi tidak terputus. Pembentukan mata rantai ini selalu bergerak ke kanan, dari baris ke
kolom-ke barie-ke kolom, dan seterusnya (lihat tabel berikut).

Mata rantai cell basis: dari basis pertama ke kolom kedua, ke baris kedua ke kolom ketiga.
Dengan memasukan nilai nol ke cell (2, 3) maka jumlah cell basis = 5 = m = n – 1. Dengan cara
seperti yang sudah-sudah persoalan transportasi di atas dapat dipecahkan, yaitu dengan metode batu
loncaan atau metode MODI.

B, Degeneracy Terjadi di Dalam suatu Tingkat atau Tahapan suatu Pe mecahan

Untuk menerangkan persoalan ini,perlihatkan tabel berikut ini. Untuk pemecahan soal
degeneracy dengan menggunakan tanggan, memberikan nilai nol pada salah satu variable dasar yang
tidak berada dalam basis, agar mencapai jumlah (m + n – 1 ), adalah tepat sekali akan tetapi, apabila
pengolahan dilakukan dengan menggunakan computer elektronik diharuskan mengganti angka nol
dengan huruf yunani ϵ (epsilon). Nilai nol yang diberikan kepada salah satu variable tersebut hanya
untuk membantu dalam perhitungan akan tetapi tidak mempengaruhi hasil pemecahan. Computer
tidak bisa membedakan apakah nilai nol tersebut untuk sekedar membantu di dalam perhitungan atau
memang nilai variable yang bersangkutan nol.
Dua contoh pemecahan soal berikut ini memberikan ilustrasi penggunaan metode MODI.
Persoalannya akan di ambil dari persoalan degeneracy seperti diuraikan di atas.
PERSOlN PENUGASAN

Persoalna penugasan (assignment problem) merupakan salah satu persoalan transportasi dan
dapat dinyatakan sebagai berikut: Dengan tersedianya n fasilitas untuk melaksanakan n jenis
pekerjaan (jobs) di mana masing-masing fasilitas (mesin, orang dan peralatan lainya) hanya dapat
melaksanakan satu jenis pekrjaan dengan pengorbanan tertentu (biaya, waktu, dan tenaga).
Peersoalanaya ialah bagaimana menentukan jenis pekerjaan yang mana, harus dikerjakan oleh mesin
atau orang yang mana agr jumlah pengorbanan (uang, waktu dan tenaga) minimum.
Persoalan penugasan luas penggunaanya dalam bidang menegement, khusushnya keputusan
untuk menentukan jenis pekerjaan apa,harus dikerjaan oleh siapa atau alat apa.
Misalnya ada 5 jenis produk harus diproses oleh 5 jenis mesin yang tersedia, setiap mesin
memperlukan waktu pemprosesan yang berbeda untuk jenis produk yang berbeda; ada 5 orang yang
harus mengerjakan 5 jenis pekerjaan yang berbeda dan masing-masing orang mempunyai kemampuan
yang berbeda sehingga memperlukan waktu yang berbeda untuk melaksanakan jenis pekerjaan yang
berbeda itu; ada 5 truk yag harus dikrimkan dari 5 tempat penyimpanan yang berbeda-beda ke tempat
lokasi proyek yang jaraknya/jauhnya berbeda-beda; ada 5 jenis naskah yang hrus di cetak dengan
menggunakan 5 jenis mesin cetak yang berbeda sewanya untuk jenis naskah yang berbeda, dan lain
sebagainya. Dalam hal ini pengaturan harus dilakukan agar jumlah waktu, jarak perjalanan, jumlah
sewa menjadi minimum.
Cara yang paling mudah akan tetapi tidak efisisen ialah jalan dengan encari permutasi yaitu
kalau ada n fasilitas dengan n jenis, pekerjaan yang harus dilakukan akan di peroleh suatu matrix
dengan n baris dan n kolom, maka akan terdapat n! Cara pengaturan atau alternatif. Kita pilih
permutasi dengan jumlah biaya minimum.

Model Matematika Untuk Persoalan Penugasan

Secara mamematis, persoalan penugaasan dapat dinyatan sebagai berikut; Dengan matrix n
baris dan n kolom dari bilangan nyata (cij ), di
Mana cij >0, untuk i = j = 1,2,…, n (dimana Cij biaya melaksanakan pekerjaan i oleh mesin atau orang
j)
Cari nilai Xij, i = j = 1,2,..,n sedemikian rupa sehingga

Catatan:

a) Xij = 1, kalau pekerjaan I dikerjakan oleh mesin j,


0, untuk lainnya
b) Setiap baris dan kolom matrix X akan mempunyai satu cell atau kotak dengan nilai 1,
sedangkan kotak lainya nol. Suatu himpunan dengan n elemen harus di pilih dari matriks C =
(cij ), sedemikian rupa hingga tidak ada 2 baris atau kolom memepunyai element yang sama
(tidak ada 2 element berada dalam/baris atau kolom), dan jumlah elemen yang menunjukan
biaya penugasan harus minimum. Kalau semua ini sudah dipenuhi maka pemecahaan sudah
optimal.

Seperti telah disebutkan sebelumnya pesoalan penugasan termasuk jenis persoalan


Transportasi. Denagan demikian, persoalan penugasan dapat dipecahkan dengan metode-metode yang
dapat dipergunakan unutk memecahkan persoalan transportasi. Selain ada metode transportasi untuk
memcahkan persoalan-persoalan transportasi juga ad metode penugasan untuk memecahkan
persoalan-persoalanpenugasan. Kedua metode ini untuk beberapa hal merupakan metode yang lebih
efisien apabila dibandingkan dengan metode simpleks.
Setiap jenis pekerjaan dapat diproses secara tuntas pada salah satu mesin tersebut (P 1 dapat di
selesaikan pada M1 ,M2 ,atau M3). selain itu, biaya pemrosesan untuk setiap pekerjaan pada setiap mesin
sudah diketahui. Setiap mesin hanya dapat dipergunakan untuk memproses satu jenis pekerjaan, dasar
penugasan adalah satu lawan satu (one to one basis),tidak boleh merangkap.
Di dalam tabel persoaan penugasan, baris menunjukan jenis pekerjaan (job) sedangkan kolom
menunjukan jenis mesin. Banyaknya baris sama sama dengan banyaknya kolom, berarti banyaknya
jenis pekerjaan sama dengan banyaknya jenis mesin. Di dalam persoalan transportasi banyaknya dari
asal tidak harus sama dengan banyaknya daerah tujuan. Jadi banyaknya baris (m) tidak harussama
dengn banyaknya kolom(n) akan tetapi di dalam persoalan penegasan harus sama → m = n.
Menggunakan Metode Transportasiuntuk Memecahkan Persoalan Penugasan

Oleh karena setiap jenis pekerjaan harus diproses pada sejenis mesin tertentu. Dengan
perkataan lain, setiap baris hanya tersedia 1 jenis pekerjaan, sedangkan setiap kolom hanyan
memperlukan 1 jenis pekerjaan (job).

1 Tentukan Tabel OC
Biaya yang timbul pada setiap tindakan atau pembuatan keputusan terdiri dari
kesempatan-kesempatan yang harus dikorbankan di dalam melaksanakan tindakanb atau pengambilan
keputusan tersebut.
Seseorang yang semula beramaksud membeli rumah di real estase P ondok Indah Jakarta,
ternyata memebatakan niatnya memebeli 2 ,obil mercy dan volvo. Dia pernah memebayangkan betapa
nikmat dan nyamanya tinggal dilingkungan Pondok Indah, setealah dia membatalkan niatnya untuk
membeli 2 mobil tersebut. Kesempatan untuk memeperoleh kenikmatan dan kenyamanan terebut
hilang. Kesempatan yang hilang inilah yang disebut opportunity cost atau OC.

2 Tentukan Apakah Penugasan yang Optimus Sudah Bisa Dica pai


Ingat bahwa tujuan (objective) dalam persoalan ini ialah untuk mengatur
pelaksanaan setiap pekerjaan (tugas), bag mesin dimana setiap mesin hanya meneria satu jenis
penugasan saja, sehingga seluruh biaya harus minimum.
Ada satu cara untuk menentukan apakah sautu penugasab optimal (optimal assigment) dapat
dicapai atau tidak. Cara ini dapat dilakukan dengan jalan menarik garis lurus (vertikal dan horizontal)
melalui tabel jumblah biaya kesempatan (total Opportunity cost table) sedemikian rupa sehingga
membuat jumlah garis lurus yang mencakup seluruh cell dengan angka nol, minimum ( sekecil-
kecilnya).
3 Revisi Tabel Jumlah Biaya Kesempatan
Apabila penugasan optimal tidak fesibel, kita harus mengubah tabel jumlah biaya
kesempatan dengan mencakup penugasan yang tidak terdapat daam baris dan kolom yang digaris
(diberi garis karena membuat biaya kesempatan yang nol). Tentu saja akan dipilih suatu penugasan
dengn biaya kesempatan terkecil. Dalam hal ini adalah peranya 1 (satu). Dengan perkataan lain, kita
ingin mengubah biaya kesempatan dari penugasan ini dari 1 menjadi 0 (nol).
Prosedur untuk melakaukan perubhan adalah sebagai berikut:
(1) pilihlah nilai terkecil dari tabeljumlah biaya kesempatan yaitu Tabel © barais atau kolom
yang tidak digaris. Nilai yang dimaksud ialah nialai 1 pada cell (22). Kemudian,kurangi
semua nilai dari kolom M2 dan M3 deangan nilai ini, termasuk dirinya sendiri.
Dari kolom M2 → (2-1) = 1 dan (1-1) =0
Dari kolom M3 → (8-1) = 7 dan (7-1) =6
(2) tambahkan nialai terkecil tersebut (dalam persoalan inin nilai 1) pada nilai yang terletak
pada perpotongan Antara dua garis lurus tersebut (perpotongan Antara garis 1 dan garis 2
→ angka 7) 7+1+1 = 8. Kmudian kita bentuk tabel biaya kesempatan yang direvisi
sebagai hasil perhitungan dari (1) dan (2) diatas , lihat Tabel (d)
Tabel (d)
P M M1 M2 M3

P1 0 1 7
P2 0 0 6
P3 8 0 0

Ringkasan Metode Penugasan atau Hungarian Method

(1) Tentukan tabel biaya ksempatan (opportunity cost table).


Caranya sebagai berikut:
a. Pada setiap kolom, pilih nialaiterkecil. Semua nilai pada kolom yang bersangkutan kurangi
dengan nilai tersebut.
b. Berdasarkan hasil dari a). pada setiap baris, pilih nilai terkecil semua nilai pada baris yang
bersangkutan kurangi dengan nilai tersebut. Diperoleh tabel jumblah biaya kesempatan (total
opportunity cost).
(2) Tentukan apakah pemecahan optimal dapat dibuat. Prosedurnya ialah dengan jalan
menarik garis lurus (vertical/horizontal) melalui tabel jumlah biaya kesempatan
sedemikian rupa sehingga jumlah garis yang ditarik yang diperukan untuk mencakup
semua cell dengan nilai nol, minimum. Suatu pemecahan optimal dapat dibuat apabila
ternyata banyaknya garisyang ditarik lebih kecil dari banyaknya baris/kolom, pemecahan
optimal belom diperleh. Ini merupakan suatu pengujian optimalitas (optimality test).
Perlu dilakukan perbaikanatau revisi
.
(3) Perbaikan (revisi) tabel jumlah biaya kesempatan. Caranya sebagai berikut:
a. Perhatikan baris/kolom yang tidak dilalui garis lurus. Pilihlah nilai terkecil dari tabel yang
membuat baris/kolom yang tidak dilali garislurus. Kurangi semua nilai pada tabel dengan
nilai tersebut.
b. Tambahakan nilai terkecil tersebut pada nilai yang terletak pada perpotongan Antara
dua garis lurus.
c. Nilai dari cell yang dilali garis lurus tidak berubah. Kembali ke langakah 2 sampai
tercapi pemecahan optimal, yaitu setiap mesin sudah menerima satu tugas (job) untuk
diproses, sehingga jumlah biaya penugasan minimum.

Metode penugasan telah diterapkan bukan hanya pada penentuan sejenis pekerjaan
kepada mesin tertentu, akan tetapi juga pada penugasan personel untuk melaksanakan
tugas (pekerjaan tertentu, penugasan salesman didaerah penjualan dari lain
sebagainya, khususnya dalam persoalan allocation and scheduling.
BAB 7
PENJADWALAN PROYEK DENGAN PERT-CPM
(ANALISIS JARINGAN KERJA)

PENDAHULUAN
Suatu proyek merupakan kombinasi dari keiatan-kegiatan (activities) yang saling berkaitan
dan harus dilaksanakn dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum seluruh tugas dapat
diselsaikan secara tuntas. Kegiatan-kegiatan ini saling berkaitan sehingga ada kemungkinan suatu
kegiatan dalam suatu proyek biasanya dipandang sebagai suatu pekerjaan (job) yang dalam
penyelesainnya memerluakan waktu, tenaga dan biaya. Pada umumnya suatu proyek adalah usaha
satu waktu (one-time effort), maksudnya urutan kegiatan-kegiatan yang sama mungkintidak terulang
lagi di waktu yang akan dating.
Jauh sebelum ini, penjadwalan suatu proyek dilakukan melalui perencanaan. Perencanaan
adalah penentuan mengenai apa yang harus dicapai, kapan dan bagaimana hal terssebut dilaksanakn.
Perencanaan (planning) merupakan salah satu fungsi manajemen dan bertujuan untuk memecahkan
persoalan. Ada berbagai macam perencanaan seperti perencanaan pembangunan nasional, regional
dan sektoral, perencanaan personalia/tenaga kerja, perencanaan peralatan, perencanaan keuangan,
perencanaan produksi, sertaa perencanaan pemasaran/penjualan.
Karena pendapatan produk per kapita rendah,maka pemerintah melaksanakan perencanaan
pembangunan nasional; karena kekurangan biaya, perusahaan harus pinjam uang di abnk atau
lembaga keuangan nonbank; karena permintaan suatu abrang belum dapat dipenuhi, maka
direncanakan untuk meningkatkan produksi; karena suatu Departemen/Perudahaan kekurangan pegai,
maka direncanakan untuk menambah pegawai buru dan lainya sebagainya. Perencanaan harus
tegas,jelas dan mudah dimengeti. Sering kali perancanaan ahrus luwwes dan terbuka untuk diubah
apabila diperlukan dan yang penting perencanaan harus data dicapi. Pertanyaan yang pokok dalam
menyusun rencana adalah: apayang harus dikerjakan? Berapa la tiap-tiap bagian memerlukan waktu
(Sebetulnya setiap bagian atau komponen perencanaan selain memerlukanwaktu tenaga dan biaya).
Dalam perencanaan terkandung unsur peramalan dalam arti memproyeksikan kejadian-
kejadian untuk waktu yang akah dating. Dalam hail ini merupakan campuran Antara pengalaman dan
pekerjaan memperkirakan. Yang bersifat kritis adalah bahwa peramalan harus sewajar mungkin.
Janganlah memperkirakan atau mengambil asumsi kalau fakta memang tersedia. Walaupun ada unsur
perkiraan, tetapdiperlukan faktornukuran standar sebagai dasar pegangan perkiraan. Dengan adanya
standar tersebut, maka dapat dipakai sebagai sarana untuk menetukan berhasil atau tidaknya suatu
rencana. Mgingat akan dating, yang jelas belum pasti, maka ramalan pasti mengandung unsur
ketidakpastian (uncertainty).
Gantt chart merupakan teknik perencanaan yang paling sederhana dan biasa dipakai untuk
bagian produksi. Pada bagian tengah dipakai untuk memberikan gambaran waktu untuk pelaksanaan
masing-masing kegiatan berupa jalur/pita. Panjang jalur menggambarkan jangaka waktu pelaksaan
kegiata. Untuk dapat melihat situasi pelaksanaan sering dilengkapi dengan garis penunjuk (cursor0
yang dapat di geser ke kanan sesuai dengan bertmabahnya jangka waktu. Grant Chart merupakan alat
palnning yang dinamis, karena salalu dalampenampilan yang berubah ubah, dapat ditambah unsur
kegitan baru dalam rencana itu dan mencabut unsur kegiatan yang sudah selesai dilaksanakan.
Kelemahan dari Grantt Chart adalaha tidak daptnya menunjukan dengan jelas interelasi unsur-unsur
rencana.
Makin canggihnya oelaksanaan proyek dalam masa pembangunan ini, maka diperlukan teknik
perancanaan yang sistematis, efisien dan efektif dengan tujuan pelaksanaan proyek dapat memberikan
hasil yang optimum. Efisiensi di sini dimaksudkan penghematan tenaga, waktu dan biaya sekaligus
tujuan tercapai seperti diharapkan. Dua teknik perencanaaan yaitu CPM (Critical Path Method) dan
PERT (project Evaluation and Review Technique), yang sangat berguna untuk menyusun
perencanaan, penjadwalan dan pengawasan/pengontrolan proyek, telah digunakan secara meluas
terutama untuk proyek-proyek besar.
PERT dan CPM pada dasarnya merupakan metode yang berorentasikan waktu, dalam arti
bahwa keduanya akan berakhir dengan penentuan penjadawalan waktu (a time Schedule). Walapun
PERT dan CPM dikembangkan secara terpisah dan bebas satu sa lain (independent), namun pada
dasarnya sama. Mungkin perbedaan yang paling menonjol ialah perkiraan waktu yang diperlukan
untukmelaksanakan kegiatan sifatnya deterministic dalam CPM dan probalitis dalm PERT. Kedua
teknik tersebut dinamaka teknik penjadwalan proyek (project scheduling technique) yang teriri dari
tiga tahapan yaitu: perencanaan, penjadwalan dan pengontrolan/pengawasan.
Tahapan perencanaan dimulai dengan memecah/meguraikan proyek menjadi kegiatan-
kegiatan (activities). Perkiraan waktu, untuk kegiatan-kegiatan ini kemudian ditentukan dan diagram
jaringan krja (net work) yang dinyatakan dengan gambar anak panah (arrow) mulai ibuat di mana
panjang anak panah menunjukan kegiatan (activity).
Keseluruhan diagram anak panah memberikan suatu reprentasi grafis mengenai keterkaitan
Antara berbagi kegiatan suatu proyek. Pembukuan diagram anak panah sebagaitahapan perencanaan
mempunyai kebaikan yaitu berguna untuk mempelajari jenis pekerjaan yang berbeda secara rinci,
mungkin dapt menimbulkan saran untuk perbaikan sebelum proyek dilaksanakan. Yang lebih penting
lagi ialah kegunaan untuk mengembangkan suatu jadwal untuk proyek (project scheduling).
Tujuan akhir dari tahap penjadwalan ialah membentuk a time chart yang dapat menunjukan
waktu mulai dan selesainya setiap kegiatan serta hubunganya satu sama lain dalam proyek. Jadwal
harus mampu menunjukan kegiatan-kegiatan yang kritis dilihat dari segi waktu yang memerlukan
perhatian khusus kalu proyek harus selsai teapat pada waktunya. Bagi kegiatan-kegiatan yang tidak
tergolong kritis, jadwal harus menunjukan banyaknya waktu yang mengambang (slack/float time)
yang dapat dipergunakan ketika kegiatan tertunda atau kalau sumbrdaya yang terbatas dipergunakan
secara efektif (mencapai sasaran/tujuan uyang dikehendaki). Tahap akhir dalam menejemen proyek
ialah pengawasa proyek (project control). Hal ini manajement proyek ialah pengawasan proyek
(project contro). Hal ini meliputi penggunaan diagram anak panah dan grafik waktu (time chart) untuk
membuat laporan kemajuan secara periodic. Jaringan kerja (net work) perlu diperbaruhi dan dianalisis
dan kalau perlu suatu jadwal baru ditentukan untuk sisa bagian proyek yang belum selesai.
Di dalam Bab 7 ini akan dijelaskan tiga tahapan proyek tersebut dimulai dengan pembentukan
diaram anak panah, cara penyajian data untuk grafik waktu dari cara mengalokasikan sumber yang
terbatas untuk berbagi kegiatan/aktifitas. Selain dari itu juga hal-hal lain yang sangat relevan dengan
penjadwalan proyek seperti konsep probabilita dan penerapan biaya dalam penjadwalan proyek.

PEMBENTUKAN DIAGRAM ANAK PANAH


Diagram anak panah (arrow diagram) menggambarkan keterkaitan antara kegiatan atau
aktivitas proyek. Suatu anak panah (arrow) biasanya dipergunakan untuk mewakili suatu kegiatan
dengan ujungnya menunjukan arah kemajuan dalam proyek. Hubungan suatu kegiatan dengan
kegiatan yang terjadi sebelumnya ditunjukan oleh adanya kejadian (event).
Yang dimaksud dengan kejadian ialah saat yang menggambarkan permulaan atau
pengakhiran suatu kegiatan (activity), sedangkan kegiatan merupakan elemen pekerjaan yang
memerlukan waktu,
Setiap kegiatan digambarkan sebagai anak panah, pangkal anak panah sebagai wal ujungnya
sebagi akhir suatu kejadian. Panjanga anak panah tidak menggambarkan jangka waktu dari kegitan
itu. Anak panah menggambarkan apa yang dikerjakan mendahului, sebelum kegiatan itu dikerjakan.
Setiap anak panah di ujun dan pangkalnya diberi tanda kejadian yang di beri nomor, seperti:
Kegiatan mulai dari kejadian 15 atau i dan berakhirdengan kejadian 16 atau j. Untuk
selanjutnya kejadian A ditulis kegiatan A (15, 16) atau kejadian A (ij), artinya dimulai pada titik i dan
berakhir pada titik j. selanjutnya i disebut pangkal dan j ujung.

Kejadian (event) tidak memerlukan waktu, digambarkan sebagai lingkaran pada pangkal anak
panh (saat dimulainya kegiatan) dan pada ujung anak panah (saat akhir/selesainya kegiatan).
Pemberian nomor pada kejadian harus memenuhi persyaratan yaitu nomor awal (pangkal) harus lebih
kecil daripada nomor akhir (ujung).
Untuk selanjutnya perhatiakan aturan-aturan berikut:
1. Setiap kegiatan hanya boleh diwakili oleh salah satu anak panah saja di dalam
jaringan kerja (kecuali kalau satu kegiatan dipecah menjadi kegiatan yang lebih
kecil).
2. Tidak boleh ada dua kegiatan diwakili oleh pangkal dan ujung dank panah yang
sama. Dalam hal ini harus dipergunakan anak panah boneka (dummy arrow).
Perhatikan ilustrasi berikut. Pangkal (1) dan ujung (2), A dan B sama.

Suatu anak panah boneka (dummy) untuk menggambarkan kegiatan yang tidak
memakan waktu (kegiatan boneka sering juga disebut semu dan buatan, bukan sesungguhnya).
Alasan penggunaan kegiatan boneka (dummy activity) adalah :
1) Menghindarkan keraguan-keraguan dalam indikasi, seperti gambar di atas A(1,2), B(1,2),
keduanya mempunyai indikasi yang sama, membingungkan. Lihat gambar a), b), c), dan d),
untuk mengatasiya di mana :
a) A(1,2), B(1,3), D(2,3)
b) A(2,3), B(1,3), D(1,2)
c) A(1,3), B(2,3), D(1,2)
d) A(1,3), B(1,2), D(2,3)
2) Memberikan gambaran urutan logic yang benar. Contoh : joni berjanji untuk membawa buku
dari Kantor ke rumah Boy dan menitipkanya di sana kemudian pulang. Lucy darirumah akan
mengambil buku tersebut di rumah Boy dan terus berangkat dari stasiun Gambir karena ingin
pergi ke Bandung.
Kegiatan A : joni membawa buku dari kantor ke rumah Boy
Kegiatan B : Lucy ke rumah Boy untuk mengambil buku
Kegiatan D : Lucy pergi ke stasiun Gambar

① A c ④

② B D ⑤
Pada gambar di atas terlihat bahwa kegiatan C belum dapat berlangsung sebelum kegiatan B,
yang berarti Joni belum bisa pulang sebelum Lucy dating untuk mengambil buku. Padahal kenyataan
cerita tidak demikina. Joni dapat pulang terlebih dahulu tanpa harus menunggu kedatangan Lucy,
yang seharusnya adalah, bahawa Lucy dapat berangkat ke stasiun Gmabir sebelum Joni selesai
menyerahkan buku kerumah Boy

A C

① ③ ⑤
B D

② ④ ⑥
3) Untuk menjamin urutan hubungan yang benar dalam diagram anak panah, pertanyaan berikut
harus dijawab setiap kegiatan ditambahkan ke dalam jaringan kerja.
a) Kegiatan apa yang harus secepatnya diselasaikan sebelum kegiatan ini dapat dimulai
(aatau kegiatan mana yang terlebih dahulu harus diselesaikan) ?
b) Kegiatan apa (yang mana) yang harus megikuti kegiatan ini?

A C
A C

B E
B E

c) Kegiatan apa (yang mana harus terjadi bersamaan dengan kegiatan ini? Aturan ini
sudah dengan sendirinya jelas, sebab memungkinkan untuk checking dan rechecking
urutan hubungan dengan keiatan berangkai atau bertetangga, yang dapat dikerjakan
secara tumpang-tindih (overlapping). Misalnya mem-punch (punching) dan mem-
ferify (veryfying) kartu, sebelum punching selesai seluruhnya kita sudah dapat
melakukan verifying.
① ② ③
Gambaran ini menunjukan bahwa V baru bisa dimulai kalau P sudah selesaii. Padahal
kenyataan V sudah bisa dimulai sebelum P seluruhnya selesai, maka gambarnya yang benar sebagai
berikut:
P

① ② P = P unching

V = Verifying

I II I = Menunggu batch pertama

③ ④ II = Menunggu batch terakhir

V
ARTI DAN KEGUNAAN JARINGAN KERJA ATAU NETWORK

Network merupakan teknik yang kedua yang dapat mengatasi kelemahan Gantt Chart dalam
interelasi antara kegiatan-kegiatan. Hanya di sini tidak mempergunakan skala waktu. Kebaikan
langsung dapat dipetik dari pemakaian analisi network adalah sebagai berikut :
1) Dapat mengenali (identify) jalur kritis (critical path) dalam hal ini adalah jalur elemen-elemen
kegiatn yang kritis dalam skala waktu penyelesaian proyek sebagai keseluruhan.
2) Mempunyai kemampuan mengadakan perubahan-perubahan sumberdaya dan memperhtikan
efek terhadap waktu selesainya proyek.
3) Mempunyai kemampuan memperkirakan efek-efek dari hasil yang dicapai suatu kegiatan
terhadap keseluruhan rencana apabila di implementasikan/dilaksanakn.
Sedangkan keuntungan tidak langsung dari pemakaian network adalah sebagai berikut :
1) Sebelum menyusun suatu network seorang analis harus mengkaji rencana secara keseluruhan,
memrinci dan mengurai menjadi komponen-komponen kegiatan yang terpisah-pisah.
2) Seorang analis harus memikirkan interelasi dari kegitan-kegiatan.
3) Seorang analis harus memperhitungkan batas waktu untuk masing-masing unsur kegiatan,
sebab setiap kegiatan memerlukan sejumlah waktu tertentu untuk penyelesaianya.

Kelemahan dari Network


1) Tidak menunjukan skala waktu seperti halnya dengan Gantt Chart.
2) Kemajuan tidak dapat ditunjukan.
3) Posisi perjalanan atau proses tidak dapat dilihat pada diagram.
Cara yang terbaik adalah gabungan dari kedua cara tersebut di atas, dalam hal ini adalah
pembuatan network yang dilengkapi dengan Gantt Chart. Network dipakai untuk melihat interelasi
kegiatan-kegiatan jalur kritis dan pengawasan menyeluruh. Sedang Gantt Chart dipergunakan untuk
melihat kemajuan dari posisi perjalanan atau proses kegiatan.

ANALISIS JARINGAN KERJA DAN PERHITUNGAN ALUR KRITIS

Proses penentuan lamanya waktu (duration) pada tiap-tiap kegiatan, mendapatkan waktu
mulai paling awal (ES = earliest start) dan waktu penyelesaian paling akhir (LF = latest finish) dari
setiap kejadian (event) serta penentuan jalur kritis (critical path) disebut analisis jaringan kerja
(network analysis).
Jalur kritis adalah suatu deretan kegiatan kritis yang menentukan jangka waktu penyelesaian
bagi keseluruhan proyek. Suatu kegiatan disebut kritis (critical activity) kalau suatu
penundaan/penangguhan dimulainya kegiatan tersebut akan mengakibatkan tertundanya waktu
penyelsaian seluruh proyek. Sebaliknya suatu kegiatan dikatakan tidak kritis kalau waktu antara mulai
paling awal (earliest satart) dan waktu penyelesaian paling akhir lebih panjang daripada waktu yang
seharusnya diperlukan, dalam hal ini kegiatan tidak kritis dikatakan mempunyai waktu yang
mengambang (slack or float time).
Dengan demikian dapat dikatakn bahawa jalur kritis merupakan rantai kegiatan kritis yang
menghubungkan titik dimulainya dan di akhirnya kegiatan dalam diagram anak panah atau dengan
singkat dapat dikatakan suatu jalur yang terdiri dari kegiatan-kegiatan yang kritis.
Untuk menentukan jalur kritis harus dilakukan dua macam perhitungan, yaitu perhitungan,
yaitu perhitungan rentan waktu mulai paling awal dengan cara forward pass artinya dimulai dari
sebelah kiri (start mode) dan bergerak ke kanan sampai [ada event terakhir. (end node) dan waktu
penyelesaian paling akhir dengan cara backward pass yaitu bergerak dari end node ke kiri sampai ke
start node. Waktu mulai paling awal (ES) dipasang pada setiap node dengan tanda □ (bujur sangkar)
dan waktu penyelesaian paling akhir (LF) juga dipasang pada setiap node dengan tanda ∆ (segitga).

Penentuan Waktu Mengambang

Setelah kita menentukan jalur kritis dengan jalur kitis dengan jaan menghitung ES dan LF,
maka tahap berkutnya kita hitung waktu mengambang (slack or float time). Ada 3 macam nilai yang
perlu dihitung yaitu:
1. Total Float = kelebihanya waktu yang tersedia pada suatu kegiatan sebelum sampai
mempengaruhi jalur kritis (=TF). Total float (= TF) untuk kegiatan (ij) merupakan perbedaan antara
waktu maksimum yang tersedia untuk melakukan kegiatan (LFj – ESi ) dan lamanya waktu yang
memeang diperlukan Dij , yaitu:
TFij = (LFj – Esi ) – Dij = LFj – Efij = LSij - ESi
Di mana LS = waktu mulai paling lambat (the latest start) dan EF = waktu penyelesaian paling awal
(earliest finish) danuntuk kegiatan (i, j), rumusnya sebagai berikut:
LSij = LFj – Dij
EFij = ESi + Dij
2. Free Float = waktu bebas yang dapat dipakai suatu kegiatan tanpa mengurangi float kegiatan-
kegiatan berikutnya. Free Floa (= FFij ) untuk kegiatan ( i, j) merupakan kelebihan waktu yang tersedia
(= ESj – Esi ) terhadap waktu yang sebenarnya diperlukan (= Dij) yaitu FFij = ESj – Esi - Dij . Kegiatan
yang kritits waktu mengambangnya no (Zero total float).
PEMBENTUKAN TIME CHART DAN RESOURCE LEVELING

Hasil akhir dari analisi jaringan kerja ialah pembentukan grafik waktu (time chart). Grafik
waktu dapat di ubah secara mudah menjadi jadwal kalender yang sangat memudahkan bagi pelaksaan
proyek untuk melaksanakanya.
Pembentukan grafik waktu harus dibuat dalam pembatasan sumber yang tersedia, sebab kita
tidak mungkin dapat melaksanakn sleuruh kegiatan dalam proyek seandainya pembatasan dalam
tenaga dan perhalatan yang memang secara minimal harus diperlukan. Di sinilah letak peranan
penghitungan waktu mengambang (total float) bagi kegiatan yang tidak yang tidak kritis. Dengan
melakukan penggeseran kegiatan yan tidak karitis maju dan mundur (back and forth) antara ES dan
EF (earliest start dan earliest finish), mungkin seseorang masih dapt mengurangi sumber (resources)
yang dibutuhkan secara maksimal.

PERTIMBANGAN PROBABILITA DAN BIAYA DALAM PENJADWALAN


PROYEK
Analisis jaringan kerja yang telah dibahas dam subbab-subbab sebelumnya hanya terbatas
pada waktu diperlukan oleh setiap kegiatan secara deterministic tidak probabilitis. Selain itu juga
tidak dibahas mengenai biaya (cost) yang diperlukan bagi setiap kegiatan. Dalam subbab berikut ini
akan dibahas mengenai aspek probabilita dan biaya dalam penjadwalan proyek. Perlu disebutkan di
sini bahwa probabilita mrupakan suatu nilai untuk mengukurtingkat terjadinyan .

Pertimbangan Probabilita

Pertimbangan probabilita biasanya sangat penting di dalam penjadwalan proyek berdasarkan


suatu anggapan atau amunisi bahwa perkiraan atau taksiran waktu yang diperlukan bagi setiap waktu
berdasarkan atas tiga nilai yang berbeda yaitu :
a = waktu optimis, waktu yang diperlukan kalau pelaksanaan proyek berjalan dengan baik dan lancar.
b = waktu pesimis, waktu yang diperlukan kalau pelaksanaan proyek jelek sekali, tersendat-sendat.
m = waktu normal.
Nila m tidak selalu 1 /2 (a + b) bisa juga berbeda jauh dengan nilai temgah. Menurut intuisi,
lamanya waktu yang diperlukan oleh setiap kegiatan dalam proyekmengikuti fungsi Beta, yang
puncak kurvanya terletak pada titik m dan ekor kurvanya pada a dan b,
a m b a m b

(i) Simetris (ii) menceng ke kanan

a m b

(iii) Menceng ke kiri

Gambar 7.6. kurva fungsi Beta


(a + b)/ 2 + 2m a + b +4m
D= = = rata-rata hitung
3 6

𝑏 −𝑎 2
V=( ) = varian
6

Jadi kalau variable X menunjukan lamanya waktu yang diperlukan untuk kegiatan dalam
proyek, maka D = rata-rata hitung X dan V = varian X.
Sekarang dimungkinkan untuk menghitung nilai perkiraan probabilita terjadinya setiap
kejadian paling awal event i, U i merupakan variable acak (random variables), sebab Ui merupakan
hasil penjumlahan waktu kegiatan sampai pada event i sifatnya acak.
Dengan suatu anggapan atau asumsi bahwa semua kegiatan dalam jaringan kerja bebas satu
sama lain (independent), maka cara menghitung rata-rata dan varian U dilakukan sebagai berikut :

Pertimbangan Biaya

Aspek biaya diperhitungkan dalam penjadwalan proyek dengan jalan mendenifisikan


hubungan biaya (cast) dengan kegiatan dalam proyek, di mana biaya yang dimaksud ialah biaya
langsung (direct cost). Biaya tidak langsung untuk keperluan administrasi dan supervise tidak
dimasukkan.
Dalam praktiksering dipergunakan hubungan yang linear antara lamanya waktu kegiatan
(duration) dengan baya (cost), dalam suatu proyek. Dalam keadaan normal, lamanya waktu kegiatan
Dn , besarnya biaya Cn . Waktu pelaksanaan dapat diperpendek dengan menambah sumber atau biaya
akan tetapi pengurangan waktu pelaksanaan ini ada
Biaya

c-------- Titik desak





c ---------ᶦ------------------------------ᶦTidak normal
Lamanya waktu
Dc Dn
Batasnya (limit), yang disebut waktu desak (crash time), di mana setelah titik ini waktu tidak bisa
dikurangi lagi, maka disebut titik desak atau crash point (D c,Cc). pada titik ini kenaikan penggunaan
sumber hanya menjumlah diaya lansung, akan tetapi tidak dapt mengurangi lamanya waktu
plaksanaan kegiatan.
Hubungan berupa garis lurus (straight line relationship) sering dipergunakan sebab sangat
mudah dimengerti, juga bagi setiap kegiatan dapat ditentukan dengan mengetahui titik normal dan
titik desak yaitu (Dn ,Cn ) dan (Dc, Cc). Selain linear, hubungan juga bisa tidak linear akan tetapi sering
didekati secara linear.
Setelah menentukan hubungan antara waktu dan biaya, kegiatan-kegiatan penyelesaianya.
Jalur kritis dari persoalan yang bersangkutan kemudian ditentukan dan biayanya dicatat. Tahap
berikutnya mempertimbangkan kemungkinan memeperkecil lamanya waktu pelaksanaan proyek.
Oleh karena usaha untuk memeperpendek waktu penyekesaian proyek menyangkut pengurangan
waktu bagi kegiatan-kegiatan kritis,maka perhatian kita tunjukan kepada kegiatan-kegiatan kritis,
Agar berhasil dalam mencapai pengurangan waktu dengan biaya sekecil mungkin, kita harus
melihat kegiatan kritits yang mempunyai koefisien arah (slope) sekecil mungkin, dalam hubungan
waktu dan biaya tersebut.
Jumlah pengurangan waktu dari penekanan suatu kegiatan dibatasi oleh waktu desak (crash
time) jadi tidak bisa selamanya. Namun demikian, pembatasan lainya harus diperhitungkan sebelum
besarnya pengurangan waktu yang bsa dicapai ditentukan. Penjelasan lebih lanjut tentang hal ini akan
diberikan dalam contoh.
Hasil penekanan suatu kegiatan mungkin menimbulkan suatu jadwal waktu yang baru dengan
jalur krittis yang juga baru. Biaya yang berhubungan dengan jadwal baru biasanya lebih tinggi
daripada jadwal yang sebelumnya. Untuk jadwal yang baru, kegiatan yang harus ditekan ialah kegatan
kritis yang tidak mendesak (uncrashed critical activiti) dengan koefisien arah yang paling kecil.
Prosedur ini di ulangi sampai perhitungan diatas berupa kurva hubungan waktu dan biaya untuk
berbagai jadwal yang berbeda sesuai dengan biaya yang diperlukan masing-masing jadwal. Kurva
yang dihasilkan mungkin seperti yang terlihat pada Gambar 7.8, dengan garis yang tidak terputu-putus
(biaya langsung).

Prosedur Lainya Untuk Mendeteksi Jalur Kritis Baru dan Pengendalian Proyek

Dalam contoh 7.3 FF-limit dipergunakan untuk mendteksi kemungkinan adanya jalur baru.
Apabila FF-Limit besar dan sama dengan limit tekanan (compression limit) , seseorang dapat
mengurangi lamanya waktu (duration) penyelesaian proyek. Intinya , ni mempunyai kebaikan untuk
meminimumkan banyaknya penjadwalan (number of schedules) yang dihitung antara titik normal dan
titik desak. Hal ini ada kemungkinan berarti, bahwa perhitungan utama dari proyek ialah
diminimumkan. Akan tetapi, penentuan FF-limit memerlukan tambahan perhitungan yang semakin
banyak sejalan dengan banyaknya jalur kritis dalam proyek. Konsekuensinya tidak ada jaminan
bahwa penggunaan metode FF-limit akan menghasilkan perhitungan yang minimum.
Metode lainya juga telah dikembangkan yang menghilangkan sama sekali kebutuhan FF-
limit. Telah ditunjukan dalam contoh 7.3 bahwa kalau limit desak = 1, FF-limit tidak perlu dihitung
karena setiap FF yang positif paling sedikit nilaiya 1 (satu). Prosedur baru kemudian diperlukan untuk
mengurangi lamanya waktu proyek dengan satu unit waktu pada setiap siklus (daur) perhitungan. Hal
ini dilakukan dengan menekan kegiatan yang memepunyai koefisien arah terkecil. Prosedur ini
diulangi pada jadwal yang baru (dan jalur-jalur kritis kalau ada) sampai jadwal desak (crash schedule)
diperoleh. Perlu dicatat, metode baru menekan waktu proyek dengan satu unit waktu pada setiap
siklus. Jadi kalau ada n unit waktu antara jadwal normal dan desak, kita akan mengharapkan sebanyak
n siklus perhitungan.
Belum ada bukti yang tepat untuk menyimpulkan metode mana yang lebih efisien artinya
menghitung serta memberikan hasil lebih cepat. Akan tetapi,perhitungan secara manual (tidak dengan
komputer), menggunakan non-FF-limit kelihatanya lebih baik. Bisa dicoba dengan memecahkan soal.
Ada suatu kecenderungan cara berfikir diantara para pemakai PERT-CPM, bahwa diagram
anak panah dapat dihilangkan segera setelah penjadwalan waktu selesai dibuat. Ternyata hal ini tidak
bebar. Kenyataanya, penggunaan diagram anak panah terjadi selama tahap pelaksanaan proyek.
Jarang sekali terjadi bahwa tahap perencanaan mengembangkan jadwal waktu yang dapat diikuti
secara tepat selama tahap pelaksanaan. Bahkan sering terjadi beberapa kegiatan tertunda. Halini
sangat tergantung pada kondisi pekerjaan yang sebebnarnya. Segera setelah suatu gangguan terjadi
dalam perencanaan aslinya (original plan), segera perlu dibuat suatu jadwal waktu yang baru untuk
mengatur sisa-sisa kegiatan dalm proyek atau kegiatan proyek yang belum selesai.
Untuk keperluan monitor pelaksaan suatu proyek, ternyata penting sekali mengikuti kemajuan
suatu proyek pada diagram anak panah daripada hanya pada jadwal waktu. Jadwal waktu pada
dasarnya dipergunakan untuk mengecek apakah seiap kegiatan selesai pada waktunya. Dampak
keterlambatan atau tertundanya suatu kegiatan jelas aka terasa pada kegiatn-kegiatn yang
mengikutinya dan dapat di perhitungkan melalui diagram anak panah.
BAB 8
TEORI PERMAINAN
PENDAHULUAN

Dalam suatu dunia usaha (business world) yang sangat kompetetif sifatnya, salah satu
permasalahan (persoalan) yang sangat relevan bagi pihak eksekutif ialah memepelajari atau paling
tidak memperkirakan kegiatan-kegiatan atau reaksi-reaksi dari pihak saingan (comppetitor).
Seandainya eksekutif atau pimpinan dapat melakukan perhitungan guna mengetahui apa yang akan
dilakukan oleh pihak lwawn terlebih dahulu, maka perencanaan (planning) akan enjadi lebih mudah
dan efektif, terutama dalam menyusun strategi untuk merebut pasar misalnya. Pengalaman tentang
tingkah laku seorang saingan akan memudahkan untuk mermalkan strategi apa yang akan dilakukan.
Dalam hal di mana informasinya semacam itu tersedia, di mungkinkan untuk memilh keputusan-
keputusan yang memaksimumkan firm’s expected return setelah memperhitungkan pengaruh yang
ditimbulkan oleh tindakan pihak lawan.
Walaupun sejarah permainan (games) dimulai sejak permulan abad ke-20, akan tetapi
penggunaan secara meluas dalam bidang usaha baru terjadi setelah hasil karya mengenai theory and
practice of games an economic behaviour oleh John Von Neumann yang di publikasikan pada tahun
1994. Pendapan Van Neumann memanfaatkan prinsip minimax (off “maximin”) yang mencakup ide
dasar mengenai minimisasi dari kerugian maksimum (minimization of the maximum loss). Banyak
permasalhan ekonomi dan bisnis sifatnya kompetitif dapat dipecahkan dengan menerapkan teori
pemainan (theory of games). Istilah “games” atau pemainan berhubungan dengan kondisi
pertentangan bisnis (business conflict) yang meliputi suatu periode tertentu. Pelakunya adlah saingan-
saingan yang memanfaatkan teknik matematika dan pemikiran logis agar sampai pada kemungkinan
strategi terbaik dalam usaha mengalahkan sainganya. Sebagai contoh misalnya, seorang direktur
pemasaran suatu perusahaan didalam memperkenalkan produk baru berusaha mengetaui kemungkinan
strategi paling baik atau suatu kombinasi strategi untuk merebut market share yang lebih besar,
sementara sainganya juga mencoba memperkenalkan produk yang sejenis dengan strategi yang
berbeda dengan direktur pemasaran tersebut. Beberapa strategi yang difikirkan oleh direktur
pemasaran tersebut. Beberapa strategi yang diperkirakan oleh direktur pemasaran tersebut antara lain:
Penurunan harga, pemberi hadiah, peningkatan mutu produk, dan pemilihan media adventensi yang
efektif. Pada umumnya ada kesepakatan untuk mengatakan bahwa pada umumnya semua “dalam
permainan” akan timbul elemen-elemen peluang (chance), keterampilan, hiburan dan strategi.
Element strategi merupakan pusat perhatian dari teori yang dikembangkan oleh Prof. Von Neumann.
Ide dasar dari teori permainan adalah tingkah laku strategis dari permainan atau pengambil
keputusan (player of decision maker). Setiap pemain di anggap mempunyai suatu seri rencana atau
model tingkah laku di mana dia memilih, kalau kita memiliki suatu setrategi. Strategi menunjukkan
untuk setiap situasi yang timbul dalam proses permainan, gerakan khusus mana yang harus dipilih
(perhatikan pemain catur dan kartu bridge, selalu memikir kemudian memutuskan untuk melakukan
gerakan).
Perlu diperhaikan disini bahwa teori permainan menekankan tindak hanya set strategi atau
gerkan-gerakan yang diambil bagi pengambil keputusan (pemain) yang tunggal, akan tetapi tindakan
yang dilakukan dalam situasi dimana pemain lainya sebagai lwanya juga berbuat sesuatu untuk
melakukan gerakan-gerakan sesuai dengan strategi yang dipilihnya. Lebih lanjut tindakan/gerakan
seorang pemain akan mempengaruhi gerakan pmain lawanya secara langsung. Dengan perkataan lain,
setiap pemin berada dalam lingkungan yang dinamis bukan statitis atau dalam keadaan stokastik
(stockastic universe). Pertimbangan ditekankan pada ketergantungan atau keterkaitan strategi dan
masing-masing pemain (player). Seperti misalnya “Kalau saya melakukan gerakan ini, dia akan
melakukan gerakan itu, maka seharusnya saya melakukan gerakan itu, akan tetapi dia juga akan
melakukan gerakan lainya bukan itu lagi, dan seterusnya”. Jadi selalu ada pada setiap pemikiran,
straegi dan tindakan yang baru hasilnya tindakan/gerakan seseorang pemain akan ditentukan oleh
gerakan pemain lawanya.
Sekarang kita perhatikan contoh permasalahan atau persoalan di mana teori permainan dapat
diterapkan yaitu untuk menganalisisnya. Contoh dalam industri, khususnya bidang manajemen,
seperti: Worker bargaining over wage payments, condition of works, fringe benefits, dan sebagianya.
Kalau semua dianggap sama, kemengan seseorang pemain merupakan kekalahan pemain lawanya.
Monopoli bilateral, meliputi bergaining yaitu proses tawar-menawar antara seorang pembeli
monopolistis dari suatu produk dengan seorang penjual monopolistis. Pasar dimana mungkin hanya
ada beberapa (katakan dua) penjual yang saling bersaing juga akan langsung terjadi pertarungandalam
rangka merebut calaon pembali atau pasar. Kebijaksanaan harga fan produksi dari suatu perusahaan
akan mempengaruhi hasil penjualan dan keuntungan, sekaligus mempengaruhi juga kebijaksanaan
perusahaan lain.
Selanjutnya kita juga bisa berfikr lebih jauh, menjangkau bidang lain di luar ekonomi dan
bisnis di mana misalnya teori permainan dapat diterapkan dalam bidang politik. Misalnya perselisihan
(pertarungan) yang terjadi antara kekuatan partai politik atau antara pusat-pusat kekuasaan dalam
sistem partai tunggal seperti Rusia atau RRT, atau calon anggota DPR.
Semuan situasi kompetitif yang memepunyai ciri=ciri atau sifat-sifat berikut dapat isebut
sebagi permainan (game), yaitu: (i). Jumlah pemain terbatas. (ii) untuk setiap pemain, ada sejumlah
kemungkinanan tindakan yang terbatas. (iii) Ada pertentangan kepantingan (conflict of interest) antara
pemain. (iv) Aturan pemain untuk mengatur di dalam memilih tindakan yang diketahui oleh pemain.
(v) Hasil seluruh kombinasi tindakan yang mungkin dilakukan berupa bilangan yang positif,negatif
atau nol. Tanda negatif erupakan simbol kekalahan. Jadi, beitu permainan sudah selsai, pemain yang
kalah akan membayar (mungkin dalam bentuk uang) kepada pihak pemenang, sejumlah yang sudah
ditentukan. Nilai pembayaran disebut pay-off .
PERMAINAN BERJUMLAH NOL DARI DUA ORANG

Banyaknya suatu situasi konpetitif untuk merebut pasaran surat kabar dari dua penerbit utama
di jakarta yaitu A dan B. Dalam hal ini penambahan sirkulasi yang dinikmati oleh penerbit A
merupakan kerugaian bagi B, sebab langgaran B keluar dan pindah ke A. Permainan ini yang terdiri
dari dua orang (organisasi) dimana kemenagan yang satu merupakan kekalahan pihak lainya disebut:
permainan bejumlah nol dari dua orang (two-person, zero-sum game) Misalnya A menang 5 juta,
atau =5 dan B kalah 5 juta, atau -5. Jumlah kemenangan A kekealahan B = =5-5=0 (nol). Oleh karena
tu pemainya dua orang saja (teo person) dan jumlah kemenangan dan kekealahan nol(zoro sum), aka
nama permainan ini disebut permainan berjulah nol dari 2 0rang.
Di dalam permainan berjumlah nol dari dua orang hasil kemenangann berupa pembayaran
dapat disajikan dalm bentuk matirks untuk pembayaran dalam permainan yang disebut pay-off matriks
of thr game, untuk selanjutnya disebut matrks pembayaran. Jadi matriks pembayaran (MP) atau pay-
off matrikx. Merupakan matriks yang elemn-elemnyan merupakan jumlah nilai yang harus
dibayarkan dari pihak pemain yang kalah kepada yang menang pada akhir suatu pemain. Pengertian
pay off tidak selalu berarti pembayaran berupa uang, akan tetapi bisa juga kenaikan/penurunan market
share.
Misalkan ada dua orang pengusaha si A dan B yang sedang bersaing untuk merebut pasar
bagi produk tertentu. Matriks pembayaran yang dikembangkan mewakili matriks pembayran
pengusaha A dan merupakan pembayaran yang dilakukan pengsaha B kepada A pada akhir
permainan. Misalnya dalm usaha meningkatnya market share, pengudaha A memepertimbangkan
alternatif cara pembungkusan yang baru, yaitu dengan memilih warna pembung merah (m), kuninga
(k) dan biru (b) yang disebut sebagai strategi 1, 2, dan 3. Sedangkan B pembeli. Sebut saja strategi B
strategi 1 dan 2. Setiap pasangan strategi terbuka bagi kedua pemain (pembuat keputusan).
Misalkan A menggunakan strategi 3, yaitu menggunakan bungkus biru dan B memilih strategi
2 yaitu memeberikan potongan harga. Misalnyadengan strategi 3, A dapat menaikan market share
sebesar 5% mungkin berdasarkan ramalan. Hal ini disebut pembayaran A (A s pay off) kalau B
memilih strategi 2. Dengan jalan yang sama untuk setiap strategi A yang da pilih kemudian
kebersamaan dngan strategi yang di pilih oleh B, dapat diramalkan pembayaran bagi A, misalnya
kalau A memilih strategi 1 dan B memilih strategi 2, A akan kehilangan sebesar 3% (tanda -3).
Matriks pembayaran untuk A adalah sebagai berikut:
Catatan:
Kalau pada baris tertentu dan kolom tertentu angkanya positif, A dikatakan memang
(menerima pembayaran) seperti baris 1, angka 1, pada baris 2 angka 2, akan tetapi kalau negatif, A
diktakan kalah (dia harus membayar). Matriks pembayaran (pay off matrix) tidak selalu mempunya
arti pembayaran sebenarnya dalam bentuk uang, sebab ini merupakan istilh (temonologi), seperti
dalam contoh di atas, angka 5 tidak berarti A mnerima pembayaran dalam bentuk uang tetapi artinya
market share dari A naik 5% dan -3 tidak berarti harus membayar sejumlah uang, akan tetapi A
mengalami penurunan market share sebesar 3%.
Dianggap bahwa kedua pemain (pengusaha A dan B memang sudah mengetahui isi matriks
pembayaran seperti tabel 8.1, artinya kalau A akan berbuat begini (memilih strategi tertentu) dan B
akan berbuat begitu (memilih strategi tertentu), maka A akan tahu apa yang akan dia eroleh
sebaliknya. Jika informasi terbuka bagi keduanya.. dengan menggunakan informasi dan matriks
pembayaran, masng-masing pemain atau pengusaha harus memutuskan atau memilih strategi apa
yang paling baik menurut pihaknya akan tetapi belum tahu tindakan apa yang akan di ambil oleh
pihak lawanya.
Matriks pembayarn B merupakan matriks pembayaran A imana setiap elemenya dikalikan
minus sati (-1), sebab kemenangan dari A sbetulnya merupakan kekalahan dari B harus nol (zero sum
game). Perusahaan A disebut perusahan yang berusaha memaksimumkan (maximizing) dan B
meminimumkan (minimizing). Suatu permainan yang melibatkan sebanyak n orang pemain disebut
pemain n orang, jadi kalau n = 2, permainan 2 orang. Tentu daja n bisa lebih dari 2 orang misalnya 2,
4, 5 dan seterusnya. Permainan juga dikategorikan atau didefinisikan menjadi beberapa gerakan
(moves) strategi (strategy). Permainan catur melibatkan 2 orang (two person game), poker melibatkan
banyak orang (many person game). Baik catir maupun poker, jumlah gerakanya terbatas. Dalam buku
ini hanya dibahas permainan berjumlah nol dari dua orang dengan jumlah kemungkinan gerakan
terbatas.

STRATEGI MINIMAKS DAN MAKSIMIN SERAT TITIK SADEL


Apabila dihadapkan pada permasalahan atau persoalan seperti di atas, seseorang harus
menggunakan pendekatan yang sangat berhati-hati dan berasumsi tentang keadaan terburuk dan
bertindak seperti seharusnya. Jadi, dengan menggunakan tabel 8.1 aebagai referensi, kalau pengusaha
A atas nma peusahaanya memili strategi 2, dalam hal ini A kehilangan 3. Ini berarti dari kemenangan
sebesar 1 yang akan dinikmati oleh A, akan tetapi kalau B memilih strategi 2, justru kekealahan yang
di derita. Juga kalau A memilih strategi 2, A akan menang 2 kalau B memilih strategi 1 dan menang 4
kalau B memilih strategi 2 (keadaan terburuk bagi A, kalau memilih strategi 1). Kalau A memilih
strategi 3, sebaiknya B memilih straegi !, sebab dengan demikian dia akan menang 1 dan A akan
kalah 1 (merupakan keadaan buruk bagi A).
Seakan pengusaha A atas nama perusahaanya akan berusaha untuk memaksimumkan
pembayaran yang minimum ini. Dengan perkataan lain, pengusahaan A akan memilih suatu strategi
yng membuat return sebesar-besarnya atau semaksimumnya mungkin. Jadi akan memaksimumkan
pay-off yang minimum. Aturan pengambilan keputusan ini di sebut strategi maksimin. Berdasarkan
matriks pembayaran seperti tabel 8.1, strategi maksimin untuk pengusaha A ialah strategi 2 dengan
memeperoleh pembayaran sebesar 2 unit.
Dengan cara yang sama pengusaha B akan menganut pendekat yang sangat berhati-hati pula.
Bagi B, keadaan yang paling buruk kalau A memeproleh pembayaran yang tinggi. Dengan
menggunakan matriks pembayaran tabel 8.1, kalau B memilih strategi 1,keadaan terburuk kalau A
memilih strateg 2, sebab A akan memeperoleh kemenangan tertinggi 2 kalau B memilih strategi 3,
sebab kemenagan A sebesar 5 tertinggi. B menganut strategi minimaks, yaitu meminimumkan
kemenangan dari A, sehingga A akan memperoleh kemengan yang minimum kalau B memilih
strategi 1.
Secara ringks strategi yang di anut A memaksimumkan minimum pembayaran (maksimin)
sedangkan strategi yang dianut B meminimum pembayaran (minimsx). Dalam hal ini pilihan A
strategi 2 dan pilihan B straegi1, besarnya pebayaran 2 (perpotongan baris 2 dan kolom 1). A memang
2, B kalah 2, jumlahnya 2 = (-2) = 0.

STRATEGI CAMPURAN

Dari subbab di atas, tidak ada titik keseimbangan (titik sadel), maka dari iru strategi muni
tidak ada, baik untuk pemain A maupun B. Agar dapat diperoleh suatu pemecahan permainan yang
memepunyai type seperti ini, Von Neumann memperkenalkan konsep strategi campuran (mixed
strategy).
Pembahasan strategi campuran di atas mengarahka kepada dalil minimaks dari Van Neumann
yang mengatakan bahwa kalau set kemungkinan strategi dari pemain diperluas sampai luas strategi
murni yang mencakup seluruh kemungkinan strategi campuran, selalu ada beberapa strategi campuran
untuk pemain A yang menimum pay off-nya akan lebih besar dari nilai maksimin dan selalu ada
beberapa strategi campuran untuk pemain B yang maximum pay off-nya lebih kecil dari niliai
minimaks dan dua nilai pay off itu sama. Dengan perkataan lain untuk semua jenis permainan
berjumlah nol untuk dua pemain (two person zero sum game), nilai maksimin = minimaks, kalau
seluruh kemungkinan keacakan (randomization) diperhitungkan. Daili ini terkenal dengan nama dalil
minimax dari teori permainan (minimax theorem of game theory) dari Von Neumann dan dianggap
sebagai dasar untuk pengembangan teori permainan.
METODE PEMECAHAN UNTUK PERMAINAN

1. Metode Aljabar untuk Strategi Optimum


Suatu permainan di mana dua pemain mempunyai dua alternatif (dua pilihan strategi) terkenal
dengan suatu permainan 2 kali 2 (2 X 2). Di dalam menggunakan metode aljabar misalkan p = bagian
dari waktu yng diperlukan pemain A untuk memainkan strategi pertama dan (1 - p)= bagian dari
waktu yang diperlukan untuk strategi kedua. Demikian juga untuk B, kita pergunakan simbol q dan (1
– q). Disajikan dalam matriks, kita peroleh bentuk penyajian sebagai berikut:

q (1-q)
4 1
p [ ] Bagi pemain A strategi 1 = 2
3 5
(1-p) apapun yang dilakukanB
2. Menggunakan Probabilita dan Nilai Harapan Permainan
Dalam suatu sederhana 2 kali 2 (2 x2), yang tidak memiliki titik sdael, strategi dari setiap
pamain
akan mempunyai probabilita (probability) untuk menunjukan banyaknya bagian atau proporsi waktu
yang dipergunakan untuk melakukan strategi teersebut. Karena setiap pemain bermain secara acak (at
random), kita dapat mencatat probabilita untuk setiap pembayaran (payy off).

3. Menggunakan Metode Dominance


Apabila semua elemnt dalam satu kolom lebih besar atau sama dengan elemen dalam
posisi yang sama dari kolom lain, kolom tersebut dikatakan dominated. Sama halnya kalau semua
elemen dari suatu baris sama atau lebih kecil dengan elemen dalam posisi yang sama dari baris lain,
baris tersebut juga dikatakan dominated. Baris dan kolom yang dominated bisa dihapus, sisanya akan
merupakan matriks permainan 2X2. Jadi matrikspermainan yang asli diubah terlebih dahulu atau
diperkecil (to be reduced) agar diperoleh bentuk matriks permainan yang sederhana 2X2.

4. Pemecahan dengan Metode Grafik


a. Kalau A memilih strategi 3, dengan harapan memenangkan 9 unit, pemain B akan
dengan segera beralih ke strategi 2 yang menyebabkan B akan dengan segera beralih
ke strategi 2 yang menyebabkan kemenangan merosot dari 9 menjadi 0.
b. Segera setelah mengetahui halini pemain A beralih ke strategi 1 dengan harapan
memenangkan 4unit, kalau B tetap memilih strategy 2.
c. Pemain B juga tidak kalah gesit, begitu A memilih strategi 1,B segera beralih ke
strategi 1 di mana dia mengharapkan kemenangan 2 unit (merupakan kekealahan A).
d. Proses ini akan jalan terus sampai batas waktu yang sudah disepakati bersama.
BAB 9
TEORI ANTRIAN DAN APLIKASINYA

PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari kata antrian yang dalam Bahasa Inggris disebut queuing atau
waiting line sangat sering kita umpai sebab memang kita lakukan bilamana kita menunggu giliran
untuk menerima pelayanan (services), misalnya antri untuk membeli karcis kereta api di Stasiun
Gambir, membeli karcis bioskop di Ratu Senayan. Yang antri belum tentu orang tetapi bisa juga
barang, misalnya barang menth yang akan diproses untuk dijadikan produksi,
Teori tentang antrian ditemukan dan di kembangkan oleh A.K.Erlang , seorang insnyur dari
Denmark yang bekerja pada perushaan telepon di Kopenhagen pada tahun 1910. Dia melakukan
eksperimen tentang fluktuasi permintaan fasilitas telepon yang berhubungan dengan automatic dialing
equipment , yaitu peralatan penyambungan telepon secara otomatis. Dalam waktu-waktu yang sibuk
operator sangat kewalahan untuk melayani para penelpon secepatnya, sehingga para penelpon harus
antri menunggu antrian, mungkin cukup lama.
Persoalan aslinya adalah Erlang hanya memeperlakukan perhitungan keterlambatan (delay)
dari seorang operator. Kemudian, pada tahun 1917 studi atau penelitian dilanjutkan untukmenghitung
kesibukan beberapa operator. Dalam periode ini dya menerbitkan bukunya yang terkenal solition of
some problems in the theory os probabilitis of significance in automatic telephone exchange.
Kedatangan spp mungkin dari satu barisan dan dilayani melalui satu loket seperti dalam
klinik, atau dari satu barisan akan tetapi dilayani oleh beberapa pemberi pelayanan (pp). prosedur
studi yang dibicarakan di sisni ialah bahwa kedatangan spp melalui suatu barisan memebentuk
antrian, dan dilayani berdasarkan prinsip datang pertama menerima pelayanan pertama (FIFO – first
in first out). Di dalam hal ini bisa LIFO = last in first out, yaitu dating terakhir meneri,a pelayanan
terlebih dahulu, seperti pembongkaran baran fari dalam truck atau kereta api, pasien gawat darurat di
rumah sakit atau mempoleh pelayanan acak (random), seperti dalam pengawasan mutu barang
(quality control).
Rata-rata pelayanan (service rate), di singkat rrp , merupakan banyaknya pelayanan yang
dapat diberikan dalam waktu tertentu. Lamanya waktu pelayanan (service time) bisa juga acak
sifatnya atau seragam. Pada umumnya waktu pelayanan dalam dunia usaha seragam (uniform service
rate)
Perlu ditegaskan sekali lagi satuan penerimaan pelayanan (spp) sering disebut costumer bisa
berupa orang (siswa SLTA mendaftarkan masuk FE-UI,penonton,penumpang) atau barang ( komoditi
expor akan di angkut oleh kapal, bahan mentah yang akan diproses, kapal akan berlabuh)
Pemberi pelayanan (pp) sering disebut server bisa berupa orang misalnya kasir, dokter,
penjual karcis, atau barang seperti mesin otomatis (untuk mengeringkan tangan dengan uap panas
yang keluar dari mesin, alat pencuci mobil).

STRUKTUR DASAR MODELANTRIAN

Proses dasar yang di anggap model antrian ialah bahwa spp (costumer) yang memeperlukan
pelayanan berasal dari suatu populasi yang disebut sumber masukan (input source). Spp memasuiki
system antiran (queuing system) dan mengabungkan diri atau membentuk suatu antrian. Pada waktu
tertentu, anggota dalam antrian dipilih untuk memperoleh pelayanan denggan menggunakan aturan
tertentu yang disebut disiplin pelayanan (service discipline). Pelayanan yang diperlukan oleh spp
kemudian dilakukan oleh mekanisme pelayanan (service mechanism), setelah pelayanan diperoleh spp
meninggalkan sisstem.
Salah satu karakteritis dari populasi atau input source ialah besarnya (size)atau banyaknya
spp. Besarnya populasi (population size) ialah banyaknya spp, mungkin langganan, yang memerlukan
pelayanan dari waktu ke waktu. Populasi ini bisa terbatas (finite) bisa juga tidak terbatas (infinite).
Mengingat perhitungan akan dipermudah kalu populasi tidak terbatas,maka biasanya populasi
dianggap tidak terbatas, didalam membahas model antrian. Akan tetapi asumsi mengenai populasi
yang terbatas perlu di buat, seandainya rata-rata (rate) pada saat populasi melahirkan spp baru sangat
dipengaruhi oleh beberapa spp dalam system.
Pola stastitik yang diikuti oleh kedatangan spp dalam suatu periode tertentu harus secara
spesifik disebutkan, maksudnya mengikuti fungsi.
Asumsi yang sering dipergunakan ialah bahwa kedatangan spp mengikuti proses Poisson
artinya banyaknya spp atau langganan yang dating (untuk memperoleh pelayanan) sampai pada waktu
tertentu mengikuti distribusi Poisson. Distribusi Poisson berkenan dengan probabilita terjadinya suatu
kedatangan (arrival) yang bebes (independent) terhadap kedatangan sebeblumnya ayau sesudahnya.
Asumsi tentang Poisson meunjukan bahwa kedatangan spp sifatnya acak dan mempunya rata-rata
kedatngan (mean arrivel rate) sebesar (tanda lamda). Panjangnya interval waktu antara dua
kedatangan spp sebesar 1/(tanfa lamda) disebut interarrival time.
Disiplin pelayanan (service discipline) merupakan urutan (order) anggota dalam antrian (para
spp yang dipilih untuk menerimaa pelayanan), merupakan antara permainan, misalnya FIFO,
berdasarkan prioritas (pasien yang sedang sakit keras didahukukan memeriksanya), secara acak atau
LIFO. Pada umumnya yang digunakan adalah FIFO, kecuali kalau disebutkan cara lainya selain
FIFO, didalam model antrian.
Mekanisme pelyanan (service mechanism) terdiri darisatu atau lebih fasilitas pelayanan (fp),
masing-masing fasilitas memepunyai satu atau lebih saluran pelayanaservice channels), yang disebut
server. Apabila terdapat lebih dari satu fasilitas pelayanan, spp atau langganann mungkin menerima
pelayanan melalui suatu urutan-ururtan (service in phase ) atau fase-fase tertentu.
Pada suatu fasilitas tertentu, spp masuk dalam salah satu saluran [elayana parallel dan
menerima pelayanan secara tuntas dari pemberi pelayanan (pp) atau server.
Spp = satuan penerimaan pelayanan disebut costumer disingkat c.
Pp = pemberi pelayanan disebut server disingkat s.
Fp = fasilitas pelayanan disebut service facility untuk lebih jelasnya pehatikan beberapa gambar
yang
menunjukkan fasilitas pelayanan.

1. Struktur kedatangan satuan peneriman pelayanan

a. Suatu barisan (antrian) dan satu fase pelayanan (single channel single phase) .
Sebagai contoh adalah seorang pelayana took(tunggal), seorang tukang cukur, dan
sebagainya. Secara skematis digambarkan sebagai berikut :

Datang keluar

b. Satu barisan dan beberapa fase pelayanan (single channel multiphase). Proses
pelayanan merupakan sequencing/ururtan pekarjaan. Proses pelayanan semacam ini
misalnya mengurus izizn usaha melalui beberapa orang pejabat pemerintaha. Secara
skematis akan kelihatan sebagaiberikut :

Datang
keluar

c. Beberapa barisan dan satu fase pelayanan (multi channel single phase). Sebagai
contoh dari proses pelayanan seperti ini adalah pelayanan pembeli tiket yang
dilayanai lebih dari satu loket, pelayanan potong rambut yang memiliki lebih dari satu
tukang potong rambut yang memiliki lebih dari tukang potong.
d. Beberapa barisan dan beberapa fase pelayanan (multi channel multi phase). Contoh
dari struktur pelayanan semacam ini adalah pelayanan kepada pasien rumah sakit. Di
dalam rumah sakit tersebut, beberapa perawat akan mendatangi pasien secara teratur
dan memeberikan pelayanan dengan kontinu (sebagian suatu ururtab
pekerjaab).secara skematis akan kelihatan sebagai berikut :

e. Campuran. Struktur campuran ini merupakan campuran dari dua atau lebih struktur
fasilitas pelyanan tersebut diatas. Struktur ini dipergunakan meisalnya oleh took-toko
besar, yang memiliki beberapa pelyanan took untuk melayanai pembeli (multi
channel), namun pembayaran hanaya kepada seorang kasir (single channel). Ada pula
yang memepergunakan struktur campuran yang lain, misalnya pelayanan (service)
terhadap pengunjung ruamh makan, dan lain sebagainya.

2. Tingkat Pelayanan

Tingkat pelayanan bisa konstek/ajek dari waktu ke waktu sama, mengikuti distribusi
exponential
atau mempunyaibentuk yang lain. Waktu pelayanan (service time) ialah lamanya waktu sejak
pelayanan diberikan kepada seorang spp sampai selesai , pada fasilitas pelayanan.
Model antrian harus secara khusus menyebutkan distribusi probabilita waktu pelayanan bagi
setiap pp (server), kalu mungkin untuk berbagi spp, walaupun dalam praktiknya dianggap setiap pp
memepunyai probabilita yang sama.
Rata-rata pelayanan (mean server rate) siberisimbol u merupkan abanyaknya spp atau
langganan yang dapat dilayani dalam satuan (unit) waktu, sedangkan rata-rata waktu pelayanan
(average service time) ialah rata-rata waktu yang dipergunakan untuk melayani per spp atau
langganan.
KEDATANGAN MENURUT SALURAAN TUNGGAL POISSON DENGAN RATA-
RATA PELAYANAN EKPONENSIAL

Dalam hal kedatangan menururt saluran tunggal Poisson dengan pealayanan mengikuti fungsi
eksponenesial, hanya ada satu unit pp (pp= pemberi pelayanan) yang melayani. Masukan (input)
seperti langganann atau pekerjaan, kedatanganya mengikuti fungsi Poisson. Rata-rata pelayannan
yang mengikuti fungsi eksponensial bebas terhadap banyaknya spp yang berbeda salam barisan
(antrian). Kedatangan spp diperlakukan atas dasar FIFO, siapa yang dating dahulu akan memeperoleh
pelayanan terlebih dahulu.

Saluran tunggal dengan biaya pelayanan yang Minumum

Suatu system antrian menjadi topic yang menarik sebab dalam beberapa hal sering terjadi
ketidakseimbangan. Mungkin terajadi suatu antrian yang panjang (long queue) yang mengakibatkan
spp (langganan) harus menunggu lama untuk memeperoleh giliran dilayani atau mungkin tersedia
fasilitas pelayanan yang berlebihan (melebihi daripada seharusnya), yang mengakibatkan fasilitas
tersebut tidak dapat simanfaatkan sepenuhnya (under utilized). Bagaimana pun juga kita lebih tertarik
kepada keseimbangan ekonomi (economic balance) dalam system antrian, yaitu keseimbangan antara
jumlah biaya untutkk memberikan pelayanandan biaya yang harus ditanggung oleh langganan (spp =
satuan penerima pelayanan) berupa waktu yang terbuang karean harus menuggu lama untutk
menerima pelayanan.
Apabila proses antrian sifatnya internal dalam suatu organisasi,misalnya seorang ahli mesin
menunggu untuk melayani mesin yang rusak dalam suatu totko. Kalau seandainya biaya yang
ditanggung langganan dan biaya yang diperlukan untuk pemberian pelayanan, semuanya ditanggung
oleh perusahaaab (organisasi), tujuan dari perusahaan mungkin memebuat biaya total harus minimum
(minimize cost).
Jumlah biaya yang diharapakan merupakan penjumlahan dari biaya tunggu yang diharapkan
bagi kedatangan per periode (WC = waiting cost) dan biaya fasilitas yang di harapakan (FC = facility
cost) untuk pemberian pelayanan per periode. Ungkapan ini bisa dirumuskan secara matematis, di
mana m = mean = rata-rata.

MODEL ANTRIAN SALURAN GANDA

Teori antrian saluran ganda (multi channel queuing theory) ialah teori dimana beberapa
tempat pelayanan sebanyak k dipasang secara parallel (misalnya ada 5 loket), dan setiap elelmn atau
spp dalam antrian atau barisan dapat dlayani oelh lebih dari satu tmepat pelayanan. Setiap fasilitas
pelayannan memepunyai mutu pelyanan yang sama, dilengkapi dengna fasilitas yang sama pula. Sppn
atau satuan penerima pelayanan memeilih datu tempat pelayanan (loket tertentu) tanpa adanya
tekanan dari luar (external pressure). Kalau satu antrian atau barisan (queuing or waiting line) sudah
dibentuk, antrian yang mula-mula panjang pecah menjadi beberapa antrian yang pendek berdiiri
berjejer didepan tempat pelayanan.

Kedatangan mengikuti Poisson dalam Saluran Ganda dengan Tingkat PElayanan


Eksponensial

Di dalam system antrian saluran ganda, ada beberapa tempat pelayan yang parallel sebanyak
k, dimana keadaan system, khususnya ada n spp dalam system pada suatu waktu tertentu, dapat
mengasumsikam untuk mengambil dua nilai : (1) tidak ada antrian sebab semua spp yang berdatangan
sedang menerima pelayanan ditempat pelayanan (di depan loket, (2) terjadi pembentukansauatu
antrian sebab pelayanan yang diminta oleh spp yang berdatangan lebih besar dari kemampuan tempat
pelayanan untuk melayani. Dalam hal (1) tidak ada persoalan, sedangkan dalam hal (2) terjadi
persoalan.
Factor utilisasi = ∫pk untuk seluruh system merupakan probabilita bahwa suatu tempat
pelayanan tertentu sedang melayani spp, yaitu merupakan rasio antara rata-rata tingkat kedatangan
(mean arrival rate) dan tngkat kemungkinan pelayanan yang maksimum u, untuk semua saluran
sebanyak k, dinyatakan dalam rumus.
Pada umumnya untuk tempat pelyanan sebanyak k, probabilita bahwa satu spp atau seorang
langganan yang datang harus menunggu sama dengan probabilita bahwa tidak ada tempat pelyanan
yang masih menganggur dalam sitem, nilai probabilita itu adalah sbb:

Rumus-rumus untuk rata—rata panjangya antrian (average queue length), rata-rata


banyaknya spp (langganan) dalam system (average number of costumers in the system), rata-rata
waktu menunggu untuk pelayanan (the average waiting time for service) dan rata-rata wakt menunggu
dalam system dapat dilihat di bwah ini dan tidak disertai pembuktian.*)
Model Antrian yang lain

Dalam hal ini hanya akan dibahas satu model yaitu model dengan kedatangan menurut
Poisson dan waktu elayanan distribusi Erlang.

Model kedatangan Menurut Poisson dan Waktu Pelayanan Menururt Distribusi Elang
Distribusi Erlang g (t ; u,k) didefinisikan sabagai berikut :
g(t; u, 1) = C1 e-1 ut
g(t; u, 2) = C2 e-2 ut
g(t; u, 3) = C3 e-3 ut
dan pada umumnya :
g(t; u, k) = Ck tk-1 e-k ut

oleh karena setiap anggota family merupakan fungsi kepadatan (density funcition) dalam
range 0 < t < ̴, bialangan konstan Ck harus ditentukan sedemikian rupa sehingga integral dari fungsi
yang bersangkutan sebesar satu (unity). Nilai Ck..
BAB 10
MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAN

FUNGSI DASAR PERSEDIAAN DAN KEPUTUSAN MENGENAI PERSEDIAAN

Sekitar tahun 1915, seorang bernama F.W.harris telah mengembangkansuatu persamaan


tentang economic lot size yang menimumkan jumlah biaya persedian (terdiri dari inventory carrying
and set up cost) dimana jumlah permintaan diketahui dan konstan. Pengembangan dimulai mencari
prosedur yang dapat diterapkan di dalam situasi dimana permintaan tidak diketahui dengan pasti,
akantetapi hanya isa diperkirakan. Perlu disebutkan disini di dalam prakteknya jumlah permintaan
sukaruntuk diketahui, karena banyak sekali factor yang mmepengaruhinya, sepertidaya beli
masyarakat,tingkat harga, biaya promosi, dan impor barang sejenis. Untuk pengamanan persediaan
harus disediakan apa yang disebut buffer stock, hal ini untuk mencegah terjadinya kekurangan
(shortanges).
Fungsi dasar persediaan (inventory), apakah berupa bahan mentah, barang setengah jadi, atau
barang jadi banyak sekali. Fungsi dasar itu meliputi beberapa kegiatan secara berurutan seperti
pembelian, pengolahan dan penyaluran, di mana kegiatan-kegiatan bisa independent atau bebas sau
satu sama lain. Proses atau gerakan persedian atau inventory sering disebut pipa rok (pipeline stock).
Sangat penting di mana barang bergerak dari satu lokasi ke lokasi lainya.
Persoalan persediaan (inventory problem) yang timbul ialah bagaimana caranya mengatur
persediaan sehingga satiap kali ada permintaan, permintaan tersebut segera dapat dilayani. Akan
tetapi, jumlah biaya persediaan harus minimum atau sekecil mungkin. Sebetulnya kalau persediaan
masih banyak, setiap saat perminattan dapat dilayani akan tetapi, biaya untuk menyimpan barang
tersebut menjadi sangat mahal.
Keputusan mengenai besarnya persediaan menyangkut dua kepentingan, yaitu kepentingan
pihak saja langganan (consumer) atau satuan penerima pelayanan (spp). Keputusan itu bisa
dikategorikan menjadi dua sebagai berikut.
(1) Waktu pada saat pemesanan barang masuk, kosntan (fixed) dan jumlah barang yang dipesan
harus ditentukan
(2) Keduanya, yaitu jumlah pesanan dan waktu pesanan (order quantity and time) harus
ditentukan.
Pendekatan terhadap kedua keputtusan tersebut, salah satu cara ialah memesan barang dalam
jumlah yang banyak untuk memeperkecil biaya pemesanan (minimize ordering cost). Cara lain
ialah memesan dalam jumlah kecil untuk memeperkecil biaya penyimpanan pesediaan (carrying
cost). Tindakan yang paling baik dinyatakan dalam laba (profit) dan return in total assets adalah
suatu kompromi antara dua hal yang sangat ektrime ini. Sebeblum kita membahas ,engenai model
pengendalian persediaan (inverntory control models), perlu sibahas beberapa konsep yang akan
dipergunakan dalam model.

Biaya persediaan (incentory cost)


Suatu keputusan yang optimus ialah keputusan yang meminimumkan jumlah biaya yang
berhubungan dengan persediaan atau inventory.
(1) Biaya untuk memeperoleh barang (ordering costs) melalui pembelianini (purchasing) atau
mengolah (manufacturing or set up cost). Hal ini merupakan biaya tetap per lot, tetapi biaya
variable per unit atau satuan barang.
(2) Biaya penyimpanan satu datuan (unit) barang dalam persediaan (holding cost), yang meliputi
antara lain biaya menyimpan, biya penyampaian, biaya kerakan, asuransi dan pajak.
(3) Biaya kekurangan 9cost of shortage) meliputi biaya yang disebabkan karena keterlambatan di
dalam memenuhi permintaan atau ketidaksempurnaan untuk memenuhinya sama sekali,
karena kehabisan stok.

Konsep tingkat rata-rata Persediaan


Sebelum mengembangkan model economic lot size interventory, perlu dibuat asumsi tentagn
pembelian suatu barang tunggal (single item) persediaan. Pertama, permintaan untuk barang
padatingkat yang kosntan (a conatant rate) dan sudah diketahui sebeblumnya. Kedua, waktu tunggu
(lead time0, yaitu lamanya waktu antara menyampaikan pesanan sampai diterima barangnya. Juga
diketahui garisyang miring, menunjukan menipisnya barang persediaan. Dapat dilihat bahwa rata-rata
persediaan (average inventory) = Q/2, yaitu sebesar jumlah pesanan (order quatinty)dibagi 2. Dalam
asumsi ini, pesanan baru dating setelah pesanan sebelumnyasudah habis, mencapai nol, jadi tidak ada
sisa (no stockout).

JUMLAH PESANAN EKONOMIS


Setelah membahas komponene biaya persediaan yang meliputi biaya memeperoleh barang,
biaya penyimpanan dan biaya kekurangan serta konsep rata-rata persediaan (average inventory),
langkah selanjutnya memebahas model pesediaan yang dinyataan salam jumlah pesanan yang
ekonomis, dalam hal ini asa suatu dilemma yaitu pabila jumlah pesanan terlalu banyak, biaya
penyampaian sangat murah akan tetapi biaya pemesanan sangan mahal, sebab pemesanan rendah dan
murah akan tetapi biaya pemesanan sangat mahal, sembab pemesanan harus sering dilakukan. Jumlah
pesanan economis, (economic order quantity), dengan singkatan EQQ ialah jumlah pesanan
salamperiode tertentu harus sedemikian rupa sehingga (s.r.s) jumlah biaya oemesanan (ordering cost)
dan biaya oenyimpanan (holding cost) harus smaa besarnya.
Dalam hal ini kita angga[ bahwa persoaln dalam keadaan pasti (certainty) danlagi pula
jumlahpermintaan dalam periode tertentu tersebut (1 bulan, 2 triwulan atau 1 tahun) sudah diketahui.

Pendekataan Tabel

Cari paling mudah untuk membentuk EQC ialah dengan cara apa yang disebut trial dan error,
yaitu mencoba, salah, mencoba lagi dan salah lagi, sampai diperoleh hasil yang diharapkan (sebut saja
cara coba-coba). Pendekatanini mengunakan tabel dan dapat diringkas sebagi berikut : (1) pilih
jumlahtertentu untuk dipesan/dibeli; (2) tentukan jumlah biaya untuk jumlah pesanan tertentu; dan (3)
pilih jumlah pesanan (order quantity) yang jumlah biayanya minimum. Biaya dinyatakan dalam
satuan mata uang (smu).

Pendekatan grafik
Biaya penyimpanan semakin meningkat apabila jumlahbarang yang dipesan semakin
meningkat (lihat garis lurus yang ditarik datri titik asal). Biaya pemesanan semakin mengecil apabila
semakin besar jumlah yang dipesan (lihat garis melengkung yang semakin menurun).

Pendekatan matematis

Dari pendekatan di atas, baik dengan tabel atau grafik, menunjukan hasil yang sama yaitu
jumlah biaya persediaan (total inventory cost) akan mencapai minimum apabila biaya pemesanan
(ordering cost)= biaya penyimpanan (inventory carrying cost). Agar dapat dipergunakan pendekatan
matematis, harus dikenal dahulu beberapa konsep dan juga penggunaan symbol atau notasi.
Q= jumlah pesanan ekonomis (economic order quantity) atau jumlah pesanan barang per pesanan
agar jumlah biaya minimum
C= biaya penyimpanan per satuan (unit) barang.
I= biaya penyimpanan (inventory carrying cost), dinyatakan sebagai presentase dari nilai rata-
rata pesanan, misalnya 20% atau 1/5 nya, seperti contoh soal diatas
R= jumlah permintaan setaun atau jumlah barang yang dibutuhkan dalam setahun.
S= biaya pemesanan per pesanan (ordering cost per order or set-up cost per run).

Pendekatan dengan Price Break

Pendektan pada subbab di atas berlaku hanya pada kasus dengan satu diskon. Hal ini dapat
diperluas dengan menentukan jumlah pesanan ekonomis dimana terjadi successive discount
seandainya pemesanan atau pembelian semakin memebesar. Pemberian diskon lebih dari satu
macam ini disebut price-break, yaitu pemototngan atau diskon yang besar kecilnya ditentukan
oleh besarnya kecilnya pemesanan atau pembelian.

SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN

Situasi persediaan (inventory) yang pasti pada dasarnya tidak ada, sebaliknya yang ada ialah
keadaan yang tidak pasti. Waktu menunggu permintaan dan penyediaan barang pada umumnya
berfluktuasi, yaitu menunjukan gerakan naik tururn sehingga sukar untuk diramalkan. Di dalam situsa
pada saat kedua hal tersebut konstan dan diketahui, model persediaan sebelumnya memeberikan hasil
pemecahan yang optimum. Ini berarti sulit sekali dalam prakteknya untuk mengetahui secara pasti
kapan dan berapa jumlah permintaan.Asumsi yang berkenan dengan jumlah pesanan ekonomis
biasanya tidak berlaku untuk semua situasi persediaan. Besaranya permintaan barang bisa lebih besar
atau lebih kecil dari perkiraaan semualakarena adanya berbagi factor, baik internal maupun
ekternal.begitu juga waktu tunggu samapai tersedianya barang (acquisition lead time) bisa berbeda,
kadang-kadang lama, sebaba hala ini tergantung kepada supplier yang mungkin mengalami
kesukaran dalam proses produksi atau pengangkutan.
Di dalam hala permintaan tidak dapat dipenuhi karena tidak tersedianya persdeiaan, maka
dikatakan terjadi shortages atau stock out. Situasi semacam ini bisa menimbulkan merosotnya
keuntungan atau bahkan dapat menimbukan kerugian. Gambar 10.5 (a) menunjukkan adanya
situasi di mana permintaan tidak dapat dilayani karena terjadi kekurangan stok. Dengan adanya
permasalahn ini kemudian dikembangkasn suatu inventory system untuk mengatasiya, khususnya
kalau
permintaan atau waktu tunggu persediaan atau keduanya berfluktuasi.

waktu memesan pesanan diterima

jumlah

persediaan
--------------------------------------------------------------------------

waktu ---------- Stock hsbid

waktu menunggu yang normal --


----

Gambar 10.5 (a). tingkat persediaan yang menimbulkan stock out

System Persediaan Kontinu


Dalam system persediaan yang kontinu (perpetual inventory system), jumlah pesanan
kembali (reorder0 ditetapkan sebesar tingkat EOQ akan tetapi frekuensi pemesanan bervariasi
tergantung kepada fluktuasi dalam konsumsi. Pada saat persediaan mencapai suatu
titik/tingkat minimum, terkenal dengan nama reorder point suatu pesanan sebesar EOQ yang
tetap, ditentukan.
Reorder point atau saat pesanan yitu titik dalam waktu pada saat ditentukan besarnya
pesanan untuk menggantikan persediaan yang diperlukan. Jadi, ada dua veriabel yang sangat
penting, yaitu
Usage dan lead time. Artinya, jumlah persediaan yang dipergunakan dan waktu tunggu
datangnya barang sebagai pengganti barang persdeiaan yang dipergunakan. Kedua variable
ini sangat menetukan dalam penentuan saat pesanan.
Saat pesanan (r) dihitung dengan jalan mengendalikan usage sebesar U yang
dinyatakan dalan jumlah unit per hari dengan waktu tunggu dalam hari. Akan tetapi, saat
pesanan ini harus disesuaikan guna menanmpung stockout dengan jalan menambah stok
pengamanan atau penyelamat (buffer or safety stock) sebesar B, jadi
R = U(k) + B
Stok pengaman merupakan stok ektra yang disimpan sebagai pengaman atau
penyelamat untuk menghindari terjadinya kekurangan karena permintaan meningkat. Akan
tetapi, makin besar jumlah stok pengaman makin meningkat biaya penyimpanan, walaupun
disadari bahwa makin besar jumlah stok pengamanan juga akan memeperkecil biaaya yang
disebabkan karena stockout.
Agar diperoleh stok pengaman yang optimum harus ada keseimbanagan antara jumlah
biaya penyimpanan dengan baiaya karena stock out. Untuk mencapai jumlah stok pengaman
yang optimus akan dipergunakan konsep probabilita untuk nilai kemungkinan.

System Inventori Periodik

System inventori periodic didasarkan atas penentuan suatu periode yang tetap, dalam
periode mana inventori ditinjau (reviewed). Tergntung pada tipe atau penggunaan barang,
periodisitasuntuk peninjauan mungkin mingguan, bulanan, triwulan atau tahunan. Periode
yang optimal didasarkan atau rumus
Q/u = t 0
Biasanya , beberapabarang memepunyai waktu peninjauan yang lebih dari lainya.
Pada setiap periode peninjauan, suatu pesanan dilakukan untuk suatu jumlah yang sama
dengan selisih antara sauatu tungkat pergantiaan yang tetap dan tingkat inventori
sesungahnya. Jadi jumlah pesanan berubah-ubah, merupakan variable. Sebagai contoh
misalnya, jumlah pesanan ini harus lebih besar dari biasanya kalau jumlah permintaan lebih
besar dari nilai ekpektasi (harapan) dan akan lebih kecil dari biasayanya kalau lebih sedikit
dari ekpektasi. Akan tetapi periode peninjauan konsatan salm system inventori ini. Tingkat
penggantian (S) dihitung berdasarkan rumus
S = u(k – t0 ) + B
Jadi tingkat penggantian dihitung dengan kspektasi permintaan selama periode
peninjauan ditambah satu waktu atau periode tunggu. Kemudian ditambah stok pengaman.
Pada umumnya, system ini dipandang tempat untuk barang yang bernilai tinggi dan cepat
rusak, sebb memerlukan pengawasan yang ketat.
System penggantian Opsional

Ada kelas system pengawasan inventori lainya yang dikenal dengan optimal replenishment
system. Sistem ini merupakan kombinasi system invetori sangat periodeik dengan feature dsar system
jumlah inventori tetap. System penggantiap opsional berguna pada situasi ketika biaya untuk
peninjauan inventori sanagat mahal atau biaya pemesanan juga dangat tinggi. Apabila stok yang ada
sudah berada di bawah suatu tungkat tertentu, katakana s, kemudian pesanan dilakukan untuk
membuat stok mencapai tingkat, katakana sejumlah S. jadi, s menunjukan titik pemesanan kembali
dan S menunjukan tingkat inventori yang dikehendaki.
Seandainya catatan yang terus menerus tidak dapat dipertahankan karena mahalnya biaya,
maka peninjauan secara periodic dapat dilakukan. Pada saat peninjauan kembeli (review0, inventori
yang ada dibandingkan dengan s dan S. apanila tingkatanya lebih rendah dari s, suati pesanan
dilakukan. Kalau tidak demikian, tidak perlu diadakan pesanan. Waktu peninjauan juga
mempengaruhi titik pemesanan s. aturanyang disebutkan dia tas dapat disingkat sebagai berikut :
Lakukan suatu pemesanan sejumlah q kalau A 0 + q0 <s, dimana :
q = S – S0 – q0
S = tingkat (jumlah) penggantian
S0 = stok yang tersedia
q0 = jumlah kelebihan dibandingkan denagan pesanan sebelumnya
s = titik pemesanan kembali (re-order point).
Apabila syarat di atas tidak dipenuhi jangan melakukan pemesanan.
System ini lebih bermanfaat dalam hal jumlah pesanan yang besar-besar (bulky), seperti bahan kimia,
besi baja, dan lain sebagainya, dimana perkiraan fisik dari stok sangat mahal dan sering tidak tepat. Di
dalam situasi semcam itu, stok dapat disimpan secara fisik, dalam dua bins dalam lokasi yang sangat
berdekatan, dalam bins1, stok dibuat sampai mencapai tingkat s dan sisanya dalam bin 2. Segera
setalah bin 2 kosong, pesanan akan dilakukan sehingga stok gabungan diusahakan mencapai S. akan
tetapi dalam melaksanakan system ini, harus sangat berhati-hati, harus dihindari kerusakan barang
dalam bin 1 (bin = tempat penyimpanan barangay).

MODEL INVENTORI PROBABILISTIK DAN ANALISIS ABC

Sebegitul jauh kita telah memepelajari model inventori yang sifatnya deterministic yaitu
jumlah perminataan untuk beberapa waktu mendatang sudah diketahui dan kosntan. Sekarang mari
kita perhatikan seandainya jumlah permintaan tidak tetap akan tetapi merupakan suatu variable yaitu
berubah-ubah dengan nilai prbabilita tertentu yang diketahui, baik mengikuti distribusi probabilita
yang diskret atau kontinu.
Perhatikan situasi bisnis dimana inventori dari suatu jenis barang harus dimasukan ke dalam
stok pada permulaan waktu tertentu. Jumlah permintaan tidak diketahui, tetapi distribusi
probabilitabnya diketahui. Untuk penyedehanaan kita menganggap bahwa tidak mungkin dilakukan
pemesanan kembali (ulangan) dalam periode tertentu walaupun jumlah yang diminta jauh melebihi
yang ada dalam stok. Kita bermaksud untutk menentukan tingkat inventori awal yang
mengoptimumkan ecpected return dengan memperhitungkan factor-faktor seperti unit costs, carrying
or holding cost, selling price, shortage cost and salvagw value. Selanjutnya kita anggap tidak ada
biaya pesanan.
Persoalan semacam ini sering disebut persoalan anak penjual Koran (news boy problem).
Persoalan yang dihadapi anak penjual Koran ialah d dalam menentukan jumlah surat kabar yang
optimal harus disimpan untuk stok awall yaitu pada pagi hari agar dapat diperoleh jumlah keuntungan
yang maksimum pada hari tersebut. Situasi semacam ini juga bisa terjadi pada bisnis, misalnya dalam
stok barang musoman ketika resupply sangan ttidak mungkin atau terlalumahal dan juga di dalam
menentukan jumlah suku cadang optimal yang harus dibeli bersamaan dengan peralatan aslinya.
Tipe persoalan semacam ini harus dipelajari dengan mnggunakan analisis intcremental atau
marginal dan prosedur keputasan terdirir dari urutn langkah-langkah. Jadi di dalam persolan
maksimasi laba, mislanya, harus dihitung harapan laba (expected profit) untuk setiap tambahan satu
unit. Barang di tambahkan padastok sampai dicapai suatu titik di mana suatu penambahan sebesar 1
satuan (unit) akan mengakibatkan kerugian. Adalah mungkin untuk menentukan secara langsung
jumlah optimal dari barang-barang untuk stok tanpa melakukan perhitungan konstribusi dari setiap
harapan laba.
Misalkan :
D = suatu variable acak (random variable) yang menunjukan banyaknya barangyang diminta.
C1 = satuan biaya kelebihan pesanan (unit cost of over – ordering, i.e,an opportunity loss
associated with each unit left unsold).
Cs = satuan biaya kekurangan pesanan (unit cost of under-ordering i.e, loss due to not meeting
the demand)
q = banyaknya barang persedian (stock).

C1 dan Cs merupakan kerugian (opportunity losses) yang disebabkan karena jumlah


persediaan
kelebihan atau kekurangan sehingga tidak sama dengan jumlah yang diminta.
RISET OPERASI

VANNY RISA ALVIONITA


1534021002
MANAJEMEN

Anda mungkin juga menyukai