Jurnal Reading (Lana Adila, Artha Investari)
Jurnal Reading (Lana Adila, Artha Investari)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita menganggap bahwa pernapasan yang baik sebagai sesuatu yang wajar
sehingga kita menyadari kita secara tarus menerus bernapas. Jika ada gangguan dalam
pernapasan baru kita mengingat bahwa oksigen sangatlah penting. Kekurangan oksigen
dalam beberapa menit saja dapat berakibat fatal bagi organ-organ pernapasan didalam
tubuh kita, bahkan bisa mengakibatkan kematian.
Oksigen (O2) merupakan komponen gas yang sangat berperan dalam proses
metabolisme tubuh untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh secara
normal. Oksigen diperoleh dengan cara menghirup udara bebas dalam setiap kali
bernafas. Dengan bernafas setiap sel tubuh menerima oksigen, dan pada saat yang sama
melepaskan produk oksidasinya. Oksigen yang bersenyawa dengan karbon dan hidrogen
dari jaringan memungkinkan setiap sel melangsungkan proses metabolismenya, oksigen
hasil buangannya dalam bentuk karbondioksida (CO2) dan air (H2O).
Terapi oksigen adalah memasukkan oksigen tambahan dari luar ke paru
melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan. ( Standar
Pelayanan Keperawatan di ICU, Dep.Kes. RI, 2005 ) .
Terapi oksigen adalah memberikan aliran gas lebih dari 20 % pada tekanan 1
atmosphir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam darah
Terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari yang
ditemukan dalam atmosfir lingkungan. Pada ketinggian air laut konsentrasi oksigen
dalam ruangan adalah 21 %, ( Brunner & Suddarth,2001 ). Sejalan dengan hal tersebut
diatas menurut Titin, 2007, Terapi oksigen adalah suatu tindakan untuk meningkatkan
tekanan parsial oksigen pada inspirasi, yang dapat dilakukan dengan cara :
1. Meningkatkan kadar oksigen inspirasi / FiO2 ( Orthobarik )
2. Meningkatkan tekanan oksigen ( Hiperbarik
C. Tujuan Masalah
a) Tujuan Umum
Untuk Menambah wawasan dan pengetahuan tentang macam – macam
pemberian oksigen khususnya pada mahasiswa/i calon petugas medis agar supaya
bisa mempersiapkan sedini mungkin untuk penanganan kasus tersebut.
b) Tujuan Khusus
Mengenal dan memahami tentang pengertian macam – macam pemberian
oksigen
Mengerti tentang Ventury Mask
Untuk memahami Bag. Valve and mask
Untuk memahami Pipa oropharing dan nasopharing
Untuk Memahami Intubasi endrotrakheal
BAB II
PEMBAHASAN
Masker harus dilepaskan sehingga pasien tidak dapat makan, minum, dan minum
obat.
Konsentrasi oksigen : 24 – 50 %
Aliran oksigen : 4 – 10 LPM
Ambu bag terdiri dari bag yang berfungsi untuk memompa oksigen udara
bebas, valve/pipa berkatup dan masker yang menutupi mulut dan hidung penderita.
Penggunaan ambu bag atau bagging sungkup memerlukan keterampilan tersendiri dalam
hal memberikan bantuan nafas. Penolong seorang diri dalam menggunakan ambubag
harus dapat mempertahankan terbukanya jalan nafas dengan mengangkat rahang bawah,
menekan sungkup ke muka korban dengan kuat dan memompa udara dengan memeras
bagging. Penolong harus dapat melihat dengan jelas pergerakan dada korban pada setiap
pernafasan. Ambubag sangat efektif bila dilakukan oleh dua orang penolong yang
berpengalaman. Salah seorang penolong membuka jalan nafas dan menempelkan
sungkup wajah korban dan penolong lain memeras bagging. Kedua penolong harus
memperhatikan pengembangan dada korban
Ambu bag digunakan dengan satu tangan penolong memegang bag sambil
memompa udara sedangkan tangan lainnya memegang dan memfiksasi masker. Pada
Tangan yang memegang masker, ibu jari dan jari telunjuk memegang masker
membentuk huruf C sedangkan jari-jari lainnya memegang rahang bawah penderita
sekaligus membuka jalan nafas penderita dengan membentuk huruf E. Konsentrasi
oksigen yang dihasilkan dari ambu bag sekitar 20 %. Dapat ditingkatkan menjadi 100%
dengan tambahan oksigen. Untuk kondisi yang mana penderita mengalami henti nafas
dan henti jantung, dilakukan resusitasi jantung-paru-otak.
C. Pengertian Pipa Oropharing dan Nasopharing
Oropharyngeal tube adalah sebuah tabung / pipa yang dipasang antara mulut
dan pharynx pada orang yang tidak sadar yang berfungsi untuk membebaskan jalan
nafas. (Medical Dictionary) Pembebasan jalan nafas dengan oropharyngeal tube adalah
cara yang ideal untuk mengembalikan sebuah kepatenan jalan nafas yang menjadi
terhambat oleh lidah pasien yang tidak sadar atau untuk membantu ventilasi (Sally
Betty,2005) Oropharyngeal tube adalah alat yang terbuat dari karet bengkok atau plastik
yang dimasukkan pada mulut ke pharynx posterior untuk menetapkan atau memelihara
kepatenan jalan nafas. (William dan Wilkins).
Pada pasien tidak sadar, lidah biasanya jatuh ke bagian pharynx posterior
sehingga menghalangi jalan nafas, sehingga pemasangan oropharyngeal tube yang
bentuknya telah disesuaikan dengan palatum / langit-langit mulut mampu membebaskan
dan mengedarkan jalan nafas melalui tabung / lubang pipa. Dapat juga berfungsi untuk
memfasilitasi pelaksanaan suction. Pembebasan jalan nafas dengan oropharingeal tube
digunakan dalam jangka waktu pendek pada post anastesi atau langkah postictal.
Penggunaan jangka panjang dimungkinkan pada pasien yang terpasang endotracheal tube
untuk menghindari gigitan pada selang endotraceal.
Bila dengan pemasangan jalan napas tersebut pernapasan belum juga baik,
dilakukan pemasangan pipa endotrakhea (ETT/endotracheal tube). Pemasangan pipa
endotrakhea akan menjamin jalan napas tetap terbuka, menghindari aspirasi dan
memudahkan tindakan bantuan pernapasan.
1. Pipa Oropharing
Sebuah jalan napas orofaringeal (juga dikenal sebagai saluran udara lisan, OPA atau
saluran napas Guedel pola) adalah perangkat medis yang disebut tambahan digunakan
untuk menjaga jalan nafas paten (terbuka) . Hal ini dilakukan dengan mencegah lidah
dari meliputi epiglotis , yang bisa mencegah orang dari pernapasan. Ketika seseorang
menjadi sadar, otot-otot di rahang mereka rileks dan memungkinkan lidah untuk
menghalangi jalan napas.( Ed Dickinson; Dan Limmer 2008)
OPA ukuran yang benar dipilih dengan mengukur dari tengah mulut orang
untuk sudut rahang. Jalan napas tersebut kemudian dimasukkan ke dalam mulut orang
terbalik. Setelah kontak dibuat dengan bagian belakang tenggorokan, saluran udara
diputar 180 derajat, memungkinkan untuk penyisipan mudah, dan meyakinkan bahwa
lidah dijamin. Sebuah metode alternatif untuk penyisipan, metode yang
direkomendasikan untuk digunakan OPA pada anak dan bayi, melibatkan memegang
lidah maju dengan penekan lidah dan memasukkan sisi kanan jalan napas atas.
Penggunaan OPA tidak menghapus kebutuhan untuk posisi pemulihan dan penilaian
jalan napas berkelanjutan dan tidak mencegah obstruksi oleh cairan (darah, air liur,
makanan, cairan cerebrospinal) atau penutupan celah suara . Tapi bisa memfasilitasi
ventilasi selama CPR ( cardiopulmonary resuscitation ) dan untuk orang dengan lidah
yang besar
2. Pipa Nasopharing
Dalam kedokteran , suatu saluran napas nasofaring, juga dikenal sebagai NPA
atau terompet hidung karena akhir berkobar, sebuah jenis saluran napas tambahan,
adalah sebuah tabung yang dirancang untuk dimasukkan ke dalam lorong hidung
untuk mengamankan terbuka jalan napas . Ketika seorang pasien menjadi tidak sadar,
otot-otot di rahang umumnya santai dan dapat memungkinkan lidah untuk meluncur
kembali dan menyumbat jalan napas. Tujuan akhir menyala adalah untuk mencegah
perangkat dari menjadi hilang di dalam kepala pasien. (Daniel dan Michael F. Limmer
O'Keefe. 2005)
Jalan napas ukuran yang benar dipilih dengan mengukur perangkat pada
pasien:. Perangkat harus mencapai dari lubang hidung pasien ke daun telinga atau
sudut rahang. Bagian luar tabung dilumasi dengan pelumas berbasis air sehingga
memasuki hidung lebih mudah. Perangkat dimasukkan sampai akhir berkobar
menyentuh lubang hidung. (Daniel dan Michael F. Limmer O'Keefe. 2005)
D. Pengertian Intubasi Endrotrakheal
Intubasi adalah memasukkan suatu lubang atau pipa melalui mulut atau
melalui hidung, dengan sasaran jalan nafas bagian atas atau trakhea. Pada intinya,
Intubasi Endotrakhea adalah tindakan memasukkan pipa endotrakha ke dalam trakhea
sehingga jalan nafas bebas hambatan dan nafas mudah dibantu dan dikendalikan
(Hendrickson ,2002),
A. KESIMPULAN
Oksigen (O2) merupakan komponen gas yang sangat berperan dalam proses
metabolisme tubuh untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh secara
normal. Oksigen diperoleh dengan cara menghirup udara bebas dalam setiap kali
bernafas. Dengan bernafas setiap sel tubuh menerima oksigen, dan pada saat yang sama
melepaskan produk oksidasinya. Oksigen yang bersenyawa dengan karbon dan hidrogen
dari jaringan memungkinkan setiap sel melangsungkan proses metabolismenya, oksigen
hasil buangannya dalam bentuk karbondioksida (CO2) dan air (H2O).
Terapi oksigen adalah memasukkan oksigen tambahan dari luar ke paru
melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan. ( Standar
Pelayanan Keperawatan di ICU, Dep.Kes. RI, 2005 ) .
Terapi oksigen adalah memberikan aliran gas lebih dari 20 % pada tekanan 1
atmosphir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam darah. Terapi oksigen adalah
pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari yang ditemukan dalam
atmosfir lingkungan.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas saran yang dapat kami buat yaitu untuk lebih
memperdalam lagi tentang macam – macam pemberian oksigen karena dalam makalah kami
tentunya masih banyak kekuranagannya.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer Arif, Suprohaita, Wardhani W.I., Setiowulan W., (ed)., (2002), Kapita Selekta
Kedokteran, edisi III, Jilid 2, Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Jakarta.
Suanne C. Smeltzer. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta
Potter & Perry. 2000. Fundamental Keperawatan Edisi IV Vol. 1. EGC. Jakarta