Anda di halaman 1dari 7

SAP TERAPI BERMAIN

Pokok Bahasan : Terapi Bermain Pada Anak Di Rumah Sakit


Sub Pokok Bahasan : Terapi Bermain Anak
Tujuan : Mengoptimalkan tingkat perkembangan anak
Tempat : Ruang Alexandri RSUDDR. H. MOCH. ANSARI SALEH
Waktu : Sabtu, 15 Juli 2017 selama 45 menit
Sasaran :Pasien Anak usia 3 – 4 tahun
Metode : 1. Pengarahan (ceramah)
2. Bermain bersama
Media : Alat Bermain “LEGO”
Pembagian tugas kelompok :
a. Leader : Euis Handayani
b. Co Leader : Maulidaturrahmah
c. Fasilitator : H. Haryadi
d. Observer :Maulidaturrahmah
e. Dokumentasi : H. Haryadi

PENDAHULUAN:
Anak – anak berhubungan erat dengan usia bermain, sehingga upaya promosi
kesehatan dalam bentuk permainan diindikasikan sesuai dengan tahap
perkembangan anak usia sekolah. Permainan yang digunakan harus sesuaidengan
keberagaman bahasa dan kemampuan kognitif anak, serta dapat bersifat
interaktif/teka-teki, mencocokkan, dan role play (Efendi et al, 2009). Amory (2010)
juga menjabarkan bahwa permainan dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan
pembelajaran kesehatan dan dapat secara efektif meningkatkan pemahaman anak
dan remaja terhadap pesan-pesan kesehatan yang disampaikan melalui metode
permainan yang digunakan pada penelitian tersebut.
Anak-anak yang menderita penyakit kronis atau yang hospitalisasi dalam
jangka waktu yang lama, tidak menutup kemungkinan untuk mengalami stres. Oleh
karena itu, pendekatan permainan sekaligus metode pemingkatan kesehatan jiwa
(secara psikologis) dapat dilakukan melalui metode permainan. Permainan-
permainan yang dapat melatih otak untuk dapat kreatif dalam berfikir dapat
diaplikasikan pula pada berbagai jenis permainan yang sudah ada, salah satunya
Menyusun Lego. Menyusun Lego merupakan permainan populer yang digemari oleh
anak-anak usia sekolah karena permainan tersebut mudah dipergunakan dan anak
dapat membuat beragam bentuk sesuai keinginannya.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya,
kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya,
perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan
dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada
disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain juga
akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya sehingga ia
akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila
dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan
bermain.

KEUNTUNGAN BERMAIN
Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain, antara lain:
1. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan
organ-organ.
2. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
3. Anak belajar mengontrol diri.
4. Berkembangnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya.
5. Meningkatnya daya kreativitas.
6. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar
anak.
7. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan
kedukaan.
8. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
9. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
10. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.
MACAM BERMAIN
1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari
apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat
permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi,
mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
b. Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-
rumahan.

c. Bermain drama (Dramatic Play)


Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-
temannya.
d. Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan
mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bermain aktif dan
membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau
musik,menonton televisi dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam
bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
1. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi
untuk aktif bermain.
2. Tidak ada variasi dari alat permainan.
3. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
4. Tidak mempunyai teman bermain.
ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)
Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat
perkembangannya, serta berguna untuk :
1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang
atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan
halus.
Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan
didorong, tali, dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
2. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat
yang benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah,
radio, tape, TV, dll.
3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran,
bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita,
puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.
4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan
interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat
Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal
kotak pasir, bola, tali, dll.

TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan terapi bermain selama kurang lebih 45 menit diharapkan
pengetahuan dan pola pikir anak-anak tentang stres dan perilaku jiwa sehat dapat
meningkatserta dapat membantu mengurangi tingkat kecemasan atau ketakutan yang
dirasakan oleh anak-anak akibat hospitalisasi melauipermainan lego yang
dimodifikasi.

TUJUAN KHUSUS
Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan:
1. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dalam proses hospitalisasi.
2. Mendapatkan dan memehami pola koping terhadap stress yang adaptif.
3. Mampu menyusun lego dengan benar dan mengerti bentuk yang disusun.
4. Memunculkan rasa kerjasama dan bersosialisasi antar anak-anak peserta
terapi bermain

SASARAN
Sasaran dalam terapi bermain adalah anak yang sedang menjalani perawatan
di ruang, dengan kriteria :
 Anak usia 3 – 4 tahun
 Anak laki-laki maupun perampuan
 Tidak sedang menjalani bedrest
 Tidak menderita penyakit menular
 Kondisi cukup baik, mampu berkomunikasi secara verbal

METODE BERMAIN
N o T e r a p i s W a k t u S u b j e k t e r a p i
1 F a s e P e r k e n a l a n 5 m e n i t Ruangan, alat, anak dan keluarga siap
a. Menyiapkan ruangan dan alat-alat
b. M e n yi a p k a n a n a k d a n k e l u a r g a
2 F a s e K e r j a
a. Membuka proses terapi bermain dengan mengucap kan salam, memperkenalkan diri.
2 menit M e n j a w a b s a l a m
b. Menjelaskan pada anak dan keluarga tentang tujuan dan manfaat bermain, menjelaskan cara permainan. Memperkenalkan diri
c. Mengajak anak bermain.
d. Mengevaluasi respon anak dan keluarga.
5 menit M e m p e r h a t i k a n

15 menit Bermain bersama dengan antusias dan mengungkapkan perasaannya


3 menit
3 F a s e T e r m i n a s i : 5 m e n i t Memperhatikan dan menjawab salam
Menyimpulkan, mengucapkan salam
MEDIA
 Mainan Lego

KRITERIA EVALUASI
 Kemampuan untuk memperkenalkan diri dengan terbuka tanpa rasa malu
 Kemampuan peserta dalam berinteraksi dengan teman sebayanya dan terapis
saat bermain
 Kemampuan peserta untuk mengikuti aturan selama permainan berlangsung,
termasuk pada saat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dapat
menggambarkan koping stress individu
 Perasaan peserta setelah terapi bermain selesai

SKEMA TERAPI BERMAIN


a. Deskripsi tugas Terapis
Leader
 Memimpin jalannya acara bermain
 Membuka perkenalan
 Menutup kegiatan bermain
Co Leader
 Membuat dan mengatur setting tempat dan waktu
 Menjelaskan bagaimana cara menyusun lego
 Memimpin dan mempraktikkan menyusun lego
Fasilitator
 Mendampingi / membantu peserta dalam penyusunan lego
Observer
 Mengobservasi jalannya acara permainan
 Memberikan sekilas penilaian
 Memberikan kritik dan saran setelah acara selesai
 Mengevaluasi dan memberikan feedback pada leader

Anda mungkin juga menyukai