Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP

PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI SEIMBANG


PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN RAJABASA
KOTA BANDAR LAMPUNG

Bertalina
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang
e-mail: ubertalina@yahoo.com

Abstrak: Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Tentang Gizi


Seimbang Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung.
Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan, proses pendidikan tidak dapat dipisahkan
dari proses pembangunan itu. Upaya peningkatan status gizi terutama pada anak sekolah merupakan salah
satu faktor yang menentukan kualitas SDM yang merupakan bagian dari pembangunan itu sendiri. Hasil
Riskesdas tahun 2013, menunjukkan prevalensi pendek anak usia 5-12 tahun sebesar 30,7 % dan
prevalensi obesitas 18,8%, dan untuk provinsi Lampung angkanya diatas angka nasional. Tujuan
penelitian ini adalah diketahuinya perbedaan peningkatan pengetahuan tentang gizi seimbang dengan
menggunakan media promosi kesehatan pada siswa Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Rajabasa Kota
Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan rancangan quasy eksperimen (Eksperimen Semu) dengan
populasi siswa sekolah kelas 5 dengan jumlah sampel 79 orang. Pengumpulan data dengan menggunakan
kuesioner dan kemudian diolah secara statistik: univariat dan bivariat dengan analisis uji t. Hasil
penelitian menunjukkan, ada perbedaan yang signifikan antara nilai pengetahuan pada intervensi dengan
menggunakan leaflet dengan p value 0,068. Ada perbedaan yang signifikan antara nilai pengetahuan
pada pengukuran pertama dan kedua yaitu pengukuran sebelum dan sesudah intervensi dengan
ceramah/slide dengan p value 0,000. Ada perbedaan yang signifikan rata-rata peningkatan pengetahuan
antara siswa yang mendapat intervensi gizi seimbang dengan intervensi menggunakan leaflet dan
ceramah/slide didapatkan nilai p 0,016. Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dianjurkan adalah
agar institusi Kesehatan dalam pelaksanaan program khususnya Perbaikan Gizi di Institusi khususnya
pendidikan dengan cara memberikan penyuluhan dengan menggunakan media seperti slide atau leaflet
untuk anak sekolah dasar sehingga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan gizi siswa. Pihak
sekolah dapat bekerjasama dengan puskesmas dalam pelaksanaan program UKS dengan melaksanakan
kegiatan rutin 3 bulan sekali dengan kegiatan seperti penyuluhan (memberi informasi melalui ceramah
dengan menggunakan slide atau meberikan leaflet), menimbang BB dan mengukur TB.

Kata Kunci: pengetahuan, gizi seimbang, media promosi kesehatan (slide, leaflet)

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk makanan dan kesehatan adalah faktor internal yang
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan mempengaruhi konsumsi makanan.
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat Pendidikan merupakan bagian integral dalam
kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai investasi pembangunan, proses pendidikan tidak dapat
bagi pembangunan sumberdaya manusia yang dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri
produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap orang (Hamalik, 2008). Upaya peningkatan status gizi
berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk masyarakat sangat penting karena status gizi
mewujudkan, mempertahankan, dan memajukan terutama pada anak sekolah merupakan salah satu
kesehatan yang setinggi-tingginya (UU Kesehatan, faktor yang menentukan kualitas sumber daya
2009). manusia yang merupakan bagian dari pembangunan
Gizi merupakan bagian yang cukup penting itu sendiri.
dalam mewujudkan sumber daya manusia yang Perbaikan gizi diperlukan pada seluruh siklus
berkualitas untuk mencapai keseimbangan konsumsi kehidupan, mulai sejak masa kehamilan, bayi dan
gizi pada setiap individu atau keluarga, juga anak balita, pra-sekolah, anak Sekolah Dasar (SD),
dipengaruhi banyak faktor seperti ekonomi sosial remaja dan dewasa sampai usia lanjut. Anak SD
budaya, kebiasaan, kesukaan, kondisi kesehatan perlu diperhatikan dengan baik karena disamping
termasuk juga pendidikan dan pengetahuan tentang jumlahnya banyak yaitu sekitar 30% dari jumlah
gizi. Pengetahuan makanan dan kesehatan sangat penduduk, program gizi pada kelompok ini
penting untuk dipelajari karena pengetahuan tentang berdampak luas tidak saja pada aspek kesehatan,

56
Bertalina, Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan 57

gizi dan pendidikan masa kini, tetapi juga yang (kentongan), tulisan (cetak), sampai dengan
secara langsung mempengaruhi kualitas sumber elektronik yang modern yaitu televisi dan internet
daya manusia di masa datang (Direktorat Gizi (Notoatmodjo, 2007).
Masyarakat, 2005). Hasil penelitian Lytle, et al., (2000); Levinger
Menurut Syafiq (2012) Ketua Pusat Kajian (2005) menyimpulkan bahwa keluarga, sekolah dan
Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat lingkungan masyarakat berpengaruh terhadap
Universitas Indonesia, pengetahuan dan kesadaran pengetahuan, keterampilan dan sikap anak,
orang tua baik dengan latar tingkat pendidikan sehingga sangat dibutuhkan dalam rangka
rendah maupun tinggi mengenai asupan gizi yang mempromosikan pola makan yang sehat dan
sesuai untuk anak masih minim. Hasil penelitian pemilihan makan dan pola makan yang sehat.
Bertalina (2012) didapat ada hubungan yang Beberapa penelitian tentang pendidikan gizi
bermakna antara pengetahuan ibu dengan status gizi terutama tentang besi dan kadar hemoglobin
anak dengan nilai p=0,124 dan 82,5% anak melaporkan bahwa pendidikan gizi memberikan
mempunyai pola konsumsi makan yang kurang baik. pengaruh yang positif terhadap pengetahuan gizi
Anak sekolah merupakan salah satu kelompok besi dan kadar hemoglobin.
rawan gizi yang perlu mendapatkan perhatian. Pemberian tambahan materi pengetahuan
Selain itu mereka juga merupakan cikal bakal gizi dan kesehatan pada anak sekolah dasar dapat
sumber daya manusia sehingga perlu diperhatikan meningkatkan pengetahuan gizi dan kesehatan dari
keadaan gizinya agar dikemudian hari mereka 50 % menjawab benar menjadi 70 %. Selanjutnya
menjadi sumber daya manusia berkualitas. Hal ini metode penyampaian tambahan materi gizi dan
sesuai dengan rencana pembangunan bangsa. Tinggi kesehatan yang paling baik adalah melalui
badan anak usia sekolah merupakan refleksi status penyampaian secara khusus, yaitu dapat
gizi pada umur sebelumnya atau pada umur meningkatkan prosentase anak yang menjawab
balitanya. Anak dengan riwayat kekurangan energi benar dari 56,97 menjadi 92,31 % (Irawati dkk.,
dan protein berat dan menahun sukar untuk 1998).
mengejar ketinggalan pertumbuhan dalam waktu Dalam program KIE media cetak lebih efektif
singkat guna mencapai tinggi normal sesuai dengan untuk menyampaikan informasi dan pendidikan
umurnya (Direktorat Bina Gizi Depkes RI, 1991). gizi, karena media cetak merupakan suatu media
Menurut Syafiq (2012) Ketua Pusat Kajian statis, mengutamakan pesan-pesan visual, dan
Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat umumnya terdiri dari gambaran sejumlah kata,
Universitas Indonesia, pengetahuan dan kesadaran gambar atau foto dalam tata warna yaitu berupa
orang tua baik dengan latar tingkat pendidikan poster, leaflet, brosur, majalah, modul, dan buku
rendah maupun tinggi mengenai asupan gizi yang saku. Dari beberapa media cetak tersebut yang
sesuai untuk anak masih minim. Terbukti dengan dapat digunakan dalam program KIE untuk anak
tingginya kasus kegemukan dan kurang gizi pada sekolah diantaranya adalah buku saku atau booklet
anak-anak di Indonesia. Hasil Riskesdas tahun 2013, dan leaflet. Booklet adalah suatu media untuk
menunjukkan prevalensi pendek anak usia 5-12 menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam
tahun sebesar 30,7 % dan prevalensi obesitas 18,8%, bentuk buku, baik berupa tulisan maupun gambar
dan untuk provinsi Lampung angkanya diatas angka (Suhardjo, 1996).
nasional. Edukasi dan peningkatan kesadaran Menurut Syafiq (2012) Ketua Pusat Kajian
mengenai gizi kepada orangtua merupakan sebuah Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat
pekerjaan rumah yang harus diatasi sesegera Universitas Indonesia, pengetahuan dan kesadaran
mungkin untuk mengantisipasi terjadinya lost orang tua baik dengan latar tingkat pendidikan
generation. Edukasi gizi kepada anak mulai tingkat rendah maupun tinggi mengenai asupan gizi yang
sekolah dasar juga sangat penting untuk sesuai untuk anak masih minim. Hasil penelitian
menanamkan kebiasaan pola makan yang sehat sejak Bertalina (2012) didapat ada hubungan yang
dini. bermakna antara pengetahuan ibu dengan status gizi
Salah satu upaya untuk meningkatkan anak dengan nilai p=0,124 dan 82,5% anak
pengetahuan masyarakat pada umumnya dan anak mempunyai pola konsumsi makan yang kurang baik.
sekolah khususnya dapat dilakukan melalui program Hasilpenelitian juga menunjukkan 34% tidak pernah
Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE). sarapan pagi dan 45% menyatakan jarang sarapan
Penyampaian materi pada program KIE dapat pagi.Sehingga peneliti ingin meneliti intervensi yang
dilakukan melalui beberapa metode dan media. manakah yang tepat dalam meningkatkan
Media yang digunakan sangat bervariasi, mulai dari pengetahuan gizi pada usia sekolah melalui institusi
yang tradisional yaitu mulut (lisan), bunyi-bunyian sekolah khususnya sekolah dasar negeri.
58 Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor 1, April 2015, hlm 56-63

Kecamatan Rajabasa merupakan salah satu saat penelitian 8 siswa sakit . Sehingga sampel yang
kecamatan yang ada di Bandar Lampung, yang ada pada saat penelitian berlangsung sampel yang
merupakan daerah pinggiran yang berbatasan ada 79 siswa. Lokasi dalam penelitian ini adalah 2
dengan kabupaten Lampung Selatan dan 54% lahan SD Negeri di Kecamatan Rajabasa Kota Bandar
yang ada di wilayah tersebut dimanfaatkan sebagai Lampung yaitu SD Negeri 2 Rajabasa dan SD
lahan pertanian dan perkebunan. Sehingga kondisi Negeri 1 Rajabasa Raya. Pengumpulan data
wilayah sebagian mewakili perkotaan dan sebagian dilakukan pada bulan Agustus selama 1 minggu
mewakili pedesaan.Penduduk yang tinggal di tahun 2014.
wilayah tersebut sebagian mewakili daerah
perkotaan dan sebagian mewakili pedesaan. (profil HASIL DAN PEMBAHASAN
kecamatan Rajabasa,2013).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui HASIL
perbedaan peningkatan pengetahuan tentang gizi 1. Analisis Univariat
seimbang dengan menggunakan media promosi a. Pendidikan dan Pekerjaan Ibu serta ayah di SD
kesehatan pada siswa Sekolah Dasar Negeri di negeri I Rajabasa Raya (Intervensi Leaflet)
Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung . Kecamatan Rajabasa
Tabel 1
METODE PENELITIAN Distribusi Ibu dan Ayah Berdasarkan Pekerjaan dan
PendidikanDi SDN 1 Rajabasa Raya Kecamatan
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan Rajabasa Kota Bandar Lampung
Variabel Jumlah Persentase (%)
penelitian ini, maka rancangan yang dipergunakan Pekerjaan Ibu
dalam penelitian adalah quasy experiment. Dimana PNS 4 10,5
Pegawai swasta 1 2,6
pengukuran dan pengumpulan data dilakukan Wiraswasta 6 15,8
sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pada dua Tidak bekerja 27 71,1
Total 38 100.0
kelompok siswa sekolah dasar negeri yaitu satu Pendidikan Ibu
kelompok mendapat intervensi dengan media leaflet SD 4 10,6
SMP 11 28,9
dan kelompok lainnya mendapat intervensi ceramah SMA 17 44,7
Perguruan Tinggi 6 15,8
dengan media slide. Subjek Penelitian adalah siswa Total 38 100.0
SD kelas V di 2 Sekolah Dasar Negeri di Pendidikan Ayah
SD 6 15,8
Kecamatan Rajabasa yaitu SD negeri 1 Rajabasa SMP 5 13,2
Raya dan SD Negeri Rajabasa dengan jumlah SMA 19 50.0
Perguruan Tinggi 8 21,0
populasi 87 siswa. Sampel dalam penelitian ini Total 38 100.0
adalah bagian dari populasi yaitu siswa kelas V Pekerjaan Ayah
PNS 7 18,4
dasar di 2 sekolah dasar terpilih yang ditentukan Pegawai Swasta 15 39,5
secara secara acak di Kecamatan Rajabasa Kota Wiraswasta 13 34,2
Tidak bekerja 3 7,9
Bandar Lampung dengan jumlah sampel 79 siswa. Total 38 100.0
Unit analisis adalah siswa kelas V SD dengan alasan
bahwa pada siswa Sekolah Dasar Kelas 5 sudah Distribusi ibu berdasarkan pekerjaan didapat
memenuhi kriteria penelitian karena siswa kelas 5 dimana ibu yang tidak bekerja sebanyak 27 orang
SD sudah dapat membaca dengan baik dan benar, (71,1%) dan pekerjaan ayah terbesar adalah pegawai
serta mereka dapat memahami isi dari leaflet dan swasta 15 orang (39,5%) dan wiraswasta sebanyak
materi gizi seimbang yang diberikan. 13 orang (34,2%). Distribusi menurut tingkat
Kriteria Inklusi: pendidikan didapat ibu dengan pendidikan SMA
1) Siswa kelas V SD sebanyak 17 orang (44,7%) dan pendidikan ayah
2) Bersedia menjadi responden dalam terbanyak dengan pendidikan SMA yaitu19 orang
penelitian ini (50%).
3) Anak dalam kondisi sehat
4) Ada pada saat penelitian dilaksanakan
Kriteria Eksklusi:
1) tidak bersedia menjadi responden
2) Tidak masuk sekolah saat penelitian
berlangsung
3) Responden dalam keadaan sakit
Pengambilan sampel dilakukan dengan total
populasi di dua sekolah yaitu 87 siswa, namun pada
Bertalina, Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan 59

b. Pendidikan dan Pekerjaan Ibu serta Ayah di SD umur siswa 10 tahun sebanyak 27 siswa (65,9%) dan
Negeri 2 Rajabasa (Intervensi Slide) Kecamatan umur 9 tahun sebanyak 9 (21,9%).
Rajabasa 2). Jenis Kelamin
Tabel 2 Distribusi berdasarkan jenis kelamin di SDN
Distribusi Ibu dan Ayah Berdasarkan Pekerjaan dan Rajabasa 1 terbanyak adalah perempuan 20 (52,6%)
Pendidikan, Di Kecamatan Rajabasa Kota Bandar dan siswa laki-laki 18 (47,4%). Begitu juga di SDN
Lampung Rajabasa 2 didapat siswa perempuan sebanyak 23
Variabel Jumlah Persentase (%) siswa (56,1%) dan laki-laki 18 (43,9%).
Pekerjaan Ibu
PNS 8 19,5 Tabel 4
Pegawai Swasta 1 2,5 Distribusi Siswa Sekolah Dasar Berdasarkan Jenis
Wiraswasta 3 7,3
Tidak Bekerja 29 70,7 Kelamin Di Kecamatan Rajabasa Kota Bandar
Total 41 100.0
Pendidikan Ibu
Lampung
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
SD 3 7,3 SD I Rajabasa Raya
SMP 8 19,5
Laki-laki 18 47,4
SMA 19 46,4
Perguruan Tinggi 11 26,8 Perempuan 20 52,6
Total 41 100.0 Jumlah 38 100.0
Pendidikan Ayah SD 2 Rajabasa
SD 1 2,5 Laki-laki 18 43,9
SMP 5 12,1 Perempuan 23 56,1
SMA 18 43,9 Jumlah 41 100
Perguruaan Tinggi 17 41,5 Total 79 100
Total 41 100.0 3.) Status Gizi Siswa
Pekerjaan Ayah
PNS 13 31,7 Distribusi siswa sekolah berdasarkan status
Pegawai swasta
Wiraswasta
12
14
29,3
34,1
gizi dengan indikator Tinggi Badan menurut umur
Tidak Bekerja 2 4,9 di SDN I Rajabasa Raya sebanyak 30 (78,9%)
Total 41 100.0 dalam kategori normal dan sebanyak 8 (21,1%)
Pada tabel diatas terlihat bahwa pada SDN masuk dalam kategori pendek. Sedangkan di SDN 2
Rajabasa 2 terdapat 29 orang (70,7%) ibu tidak Rajabasa 34 (82,9%) dalam kategori normal dan
bekerja dan 14 (34,1%) ayah dari siswa bekerja 5(12,2%) dengan kategori pendek.
sebagai wiraswasta serta 13 (31,7 %) bekerja Distribusi status gizi siswa berdasarkan
sebagai PNS. Pendidikan ibu sebanyak 19 orang ( indikator IMT menurut umur diketahui siswa
46,4%) adalah tamat SMA, begitu juga dengan dengan kategori normal di SDN I Rajabasa Raya
pendidikan ayah siswa 18 orang (43,9%) adalah sebanyak 32 (84,2%) normal dan 4 (10,5%) obesitas.
lulusan SMA. Status Gizi siswa di SDN 2 Rajabasa sebanyak 35
c. Siswa Sekolah (85,4%) dalam kategori normal dan 4 siswa (9,7%)
1) Umur obesitas.
Tabel 3 Tabel 5.
Distribusi Siswa Sekolah Dasar Berdasarkan Umur Distribusi Status Gizi Siswa Sekolah Dasar
Di Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung Berdasarkan Gizi TB/U dan IMT/U Di Kecamatan
Umur Jumlah Persentase (%) Rajabasa Kota Bandar Lampung
SD I Rajabasa Raya Variabel SD I Rajabasa Raya SD 2 Rajabasa
9 8 21,1 Indeks TB/U Jumlah % Jumlah %
10 21 55,3 - Sangat 0 0 1 2,4
11 8 21,1 pendek
12 1 2,6 - pendek 8 21,1 5 12,2
Jumlah 38 100.0 - Normal 30 78,9 34 82,9
SD 2 Rajabasa - Tinggi 0 0 2 2,4
9 9 21,9 Jumlah 38 41 100
10 27 65,9
Indeks IMT/U Jumlah % Jumlah %
11 5 12,2
12 0 0 - Sangat 1 2,6 0 0
Jumlah 41 100,0 kurus 1 2,6 2 4,9
- Kurus 32 84,2 35 85,4
- Normal 0 0 0 0
Tabel 3 menunjukkan hasil univariat dari - Gemuk 4 10,5 4 9,7
- Obesitas
penelitian dimana didapat distribusi siswa sekolah Jumlah 38 100 41 100
berdasarkan umur, terlihat umur siswa berkisar Total 79 100.0 79 100.0

antara 9-12 tahun, terbanyak pada umur 10 tahun di


SDN Rajabasa Raya sebanyak 21 siswa (55,3%),
umur 9 tahun sebanyak 8 (21,1%) dan umur 11
tahun sebanyak 8 (21,1%). Untuk SDN 2 Rajabasa
60 Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor 1, April 2015, hlm 56-63

1. Perbedaan Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Tabel 1 menunjukkan bahwa hasil analisis
dilakukan Promosi Kesehatan Dengan Media perbedaan antara pengetahuan gizi seimbang
Leaflet sebelum dan sesudah intervensi dengan uji t
Pengetahuan gizi seimbang pada siswa SDN 1 berpasangan didapat nilai rata-rata perbedaan antara
RajabasaRaya sebelum diberi intervensi tentang pengukuran pertama dan kedua adalah 3,968±13,01
materi gizi seimbang dengan menggunakan leaflet dan hasil uji statistic didapat nilai P value 0,068
didapat nilai rata-rata 48,83±12,96. Sedangkan maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang
pengetahuan gizi seimbang siswa sesudah diberi signifikan antara nilai pengetahuan pada
intervensi tentang gizi seimbang didapat nilai rata- pengukuran pertama dan kedua.
rata 52,5±13,01. Tabel 9
Tabel 6 Distribusi Rata-Rata Peningkat Pengetahuan
Distribusi Rata-Rata Pengetahuan Gizi Menurut Menurut Pengukuran I dan II Di SDN I Rajabasa
Pengukuran I dan II Di SDN I Rajabasa Raya Raya Kecamatan Rajabasa Tahun 2014
Kecamatan Rajabasa Tahun 2014 Variabel Mean SD SE T Df P value
Variabel Mean N SD SE Pengetahuan Gizi
Seimbang 3,968 13,01 2,11 -1,879 37 0,068
Pengetahuan Gizi (Leaflet) (Leaflet)
Pengukuran I 48,83 38 12,96 2,10
Pengukuran II 52,8 38 13,01 2,11 b. Perbedaan Ceramah Dengan Media Slide
2. Perbedaan Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Terhadap Pengetahuan
dilakukan Promosi Kesehatan Dengan Ceramah Hasil analisis perbedaanantara pengetahuan
Menggunakan Media Slide gizi seimbang sebelum dan sesudah intervensi
Pada siswa SDN 2 Rajabasa, pada pengukuran dengan uji t berpasangan didapat nilai rata-rata
I didapat nilai rata-rata pengetahuan adalah perbedaan antara pengukuran pertama dan kedua
55,1±11,97. Sedangkan data pengetahuan siswa adalah 9,53±9,17 dan hasil uji statistik didapat nilai
pada pengukuran II didapat nilai rata-rata P value 0,000 maka dapat disimpulkan ada
64,5±11,61 (tabel 10). perbedaan yang signifikan antara nilai pengetahuan
Tabel 7 pada pengukuran pertama dan kedua yaitu
Distribusi Rata-Rata Pengetahuan Gizi Menurut pengukuran sebelum dan sesudah intervensi dengan
Pengukuran I dan II Di SDN 2 Rajabasa ceramah/slide.
Kecamatan Rajabasa Tahun 2014 Tabel 10
Variabel Mean N SD SE Distribusi Rata-rata Peningkatan Pengetahuan
Pengetahuan Gizi
Pengukuran I 55,1 41 11,97 1,87 Menurut Pengukuran I dan II Di SDN 2 Rajabasa
Pengukuran II 64,5 41 11,61 1,81 Kecamatan Rajabasa Tahun 2014
3. Perbedaan Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Variabel Mean SD SE T Df P value

Dilakukan Promosi Kesehatan Antara Media Pengetahuan Gizi


Seimbang 9,53 9,17 1,43 -12,42 40 0,000
Leaflet dan Ceramah Menggunakan Media Slide (Ceramah/slide)
Tabel 8 c. Pengaruh Leaflet dan Ceramah (Slide) Terhadap
Distribusi Rata-Rata Peningkatan Pengetahuan Peningkatan Pengetahuan
Dengan Media Leaflet dan Ceramah/Slide Tabel 11
Kecamatan Rajabasa Tahun 2014 Distribusi Rata-Rata Peningkatan Pengetahuan
Variabel Mean N SD SE
Pengetahuan Gizi Seimbang
Dengan Intervensi Promosi Kesehatan dengan
Leaflet 3,26 38 13,21 2,14 Menggunakan Leaflet dan Slide Di SDN
Ceramah/slide 9,52 41 9,17 1,43 Kecamatan Rajabasa Tahun 2014
Variabel Mean SD SE P value N
Pengetahuan Gizi
Rata-rata peningkatan pengetahuan gizi Seimbang 3,26 13,21 2,14 0,016 38
seimbang siswa yang mendapat intervensi dengan Leaflet
Ceramah 9,52 9,17 1,43 41
media leaflet adalah 3,26±13,21. Sedangkan siswa
yang mendapat intervensi gizi seimbang dengan
Tabel 11 menunjukkan siswa yang mendapat
media ceramah/slide peningkatan nilai
intervensi gizi seimbang dengan media leaflet
pengetahuannya rata-ratanya adalah 9,52±9,17.
peningkatan nilai rata-rata pengetahuannya adalah
2. Analisa Bivariat
3,26±13,21 sedangan siswa yang mendapat
Analisis perbedaan antara variabel
intervensi dengan menggunakan ceramah/slide
pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi pada
peningkatan rata-rata tingkat pengetahuanya adalah
tabel 1 menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
9,52±9,17. Hasil uji statistik didapatkan nilai p 0,016
a. Pengaruh Media Leaflet Terhadap Peningkatan
Pengetahuan
Bertalina, Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan 61

sehingga dapat disimpulkan terlihat ada meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya
perbedaan yang signifikan rata-rata peningkatan konsumsi makanan yang bergizi seimbang.
pengetahuan antara siswa yang mendapat intervensi Hasil penelitian Nasution (2010)
gizi seimbang dengan intervensi menggunakan membuktikan bahwa media promosi kesehatan
leaflet dan ceramah/slide. leaflet efektif untuk meningkatkan skor pengetahuan
seseorang. Sesuai penelitian ini menunjukkan
PEMBAHASAN adanya peningkatan pengetahuan gizi setelah
1. Pengaruh Media Leaflet Dengan Peningkatan mendapat promosi kesehatan tentang gizi seimbang
Pengetahuan dengan media yang sama dengan nilai mean 3,968.
Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan Hal ini dimungkinkan dengan diberikan leaflet siswa
gizi siswa sebelum diberi intervensi dengan media dapat membaca kapan saja, dapat dibawa kemana-
leaflet rata-rata 48,8±12,96. Sedangkan pengetahuan mana, dan lebih informatif dibanding poster.
gizi seimbang siswa sesudah diberi intervensi Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Eliana
tentang gizi seimbang didapat nilai rata-rata dan Solikhah (2012) dan Kartikasari (2014), yang
52,5±13,01 terlihat ada peningkatan pengetahuan menyatakan ada perubahan pengetahuan setelah
gizi sebelum dan sesudah intervensi. Pada siswa SD mendapat promosi kesehatan, dimana media yang
yang mendapat intervensi leaflet nilai rata-rata digunakan sama dengan yang digunakan oleh
pengetahuan masih rendah. Jika dilihat dari peneliti yaitu media cetak .
pendidikan ibu 39,4% memiliki pendidikan rendah 2. Pengaruh Ceramah Dengan Media Slide Dengan
dan pendidikan ayah 29% rendah. Latar pendidikan Peningkatan Pengetahuan
orang tua perlu diperhatikan karena orang tua Rata-rata nilai pengetahuan gizi siswa
merupakan pendidik yang pertama dan utama bagi sebelum mendapat intervensi gizi seimbang adalah
anak. 55,1±11,97 dan setelah mendapat intervensi
Status gizi siswa yang mendapat intervensi 64,5±11,6 dan jika dilihat dari pendidikan ibu 26,8%
gizi seimbang dengan media leaflet berdasarkan pendidikan rendah sementara pendidikan ayah yang
indikator tinggi badan menurut umur didapat 21,1% rendah hanya 14,6%. Jika dibandingkan dengan
siswanya masuk dalam kategori pendek dan menurut siswa yang mendapat intervensi leaflet, pendidikan
IMT/U didapat siswa yang kurus 5,2% dan obesitas orang tua dan pengetahuan gizi anak terlihat lebih
10,5% diatas target nasional. Hal ini dimungkinkan tinggi. Status gizi siswa berdasarkan TB/U 14,6 %
kaitannya dengan pengetahuan gizi yang masih pendek dan 2,4% kategori tinggi sedangkan status
rendah yang berdampak pada konsumsi makanan gizi menurut IMT/U didapat kategori kurus 4,5%
tidak seimbang yang akhirnya berdampak pada dan 9,7% obesitas hal ini dimungkinkan karena
status gizi anak yaitu gizi kurang dan lebih. tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh
Hasil analisis perbedaan pengetahuan sebelum terhadap sikap dan perilaku dalam pemilihan
dan sesudah intervensi pengetahuan gizi dengan makanan dan selanjutnya akan berpengaruh pada
menggunakan media leaflet didapat nilai rata-rata keadaan gizi individu yang bersangkutan.
perbedaan antara pengukuran pertama dan kedua Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis
adalah 3,968±13,01 dan hasil uji statistik didapat perbedaan sebelum dan sesudah mendapat intervesi
nilai P value 0,068 maka dapat disimpulkan ada materi gizi seimbang dengan menggunakan
perbedaan yang signifikan antara nilai pengetahuan ceramah/slide diperoleh perbedaan nilai mean antara
sebelum dan sesudah intervensi. pengukuran pertama dan kedua adalah 9,53±9,17
Hasil penenelitian ini menunjukkan bahwa dan hasil uji statistic didapat nilai P value 0,000
media berperan dalam peningkatan pengetahuan. maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang
Fungsi media dalam pendidikan adalah sebagai alat signifikan antara nilai pengetahuan pada
peraga untuk menyampaikan informasi atau pesan- pengukuran pertama dan kedua yaitu pengukuran
pesan tentang kesehatan (Notoatmodjo, 2003). sebelum dan sesudah intervensi dengan
Responden telah mendapatkan informasi tentang gizi ceramah/slide.
dari guru kelas, pada penelitian ini peneliti Materi yang diberikan dengan ceramah
memberikan pengetahuan tentang pesan gizi dengan menggunakan media slide terlihat dapat
seimbang dengan menggunakan leaflet pada siswa meningkatkan pengetahuan gizi siswa. Slide
kelas V di Sekolah Dasar Negeri 1 di Kelurahan umumnya digunakan pada sasaran kelompok.
Rajabasa Raya, dengan harapan dapat meningkatkan Penggunaan slide cukup efektif karena gambar atau
pengetahuan gizi pada siswa sehingga anak dapat
memperbaiki perilaku makan yang salah dan
62 Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor 1, April 2015, hlm 56-63

materi dapat dilihat berkali-kali dan dibahas lebih mudah dipahami, lebih menarik karena ada
lebih mendalam. Slide sangat menarik, terutama suara dan gambar, adanya tatap muka, penyajian
bagi kelompok anak sekolah dibanding gambar atau dapat dikendalikan dan dapat digunakan berulang-
lainnya. Menurut Rapiasih, dkk (2010) pancaindra ulang. Dengan menggunakan slide siswa
menentukan berapa banyak informasi yang diserap menggunakan panca indranya lebih banyak
jika melibatkan mata, telinga disertai diskusi dan dibanding kan dengan media leaflet yaitu
latihan, dimana informasi yang diserap bisa mendengar, melihat, dan diskusi sehingga informasi
mencapai 90%. yang diserap bisa mencapai 90%. Hal ini sesuai
Penelitian Zulkarnian, Yusi, Farida (2011), dengan hasil penelitan Munawaroh, (2008) pada
membuktikan pengaruh ada perbedaan pengetahuan penelitiannya yang berjudul Efektifitas metode
tentang IMD sebelum dan sesudah diberikan ceramah dan leaflet dalam peningkatan pengetahuan
penyuluhan dengan ceramah. Sesuai dengan yang remaja tentang sex bebas di SMA negeri Ngrayon,
disampaikan oleh Mubarak (2007), bahwa hasil dan dimana peningkatan pengetahuan lebih signifikan
bukti belajar adanya perubahan tingkah laku pada dengan menggunakan metode ceramah dan leaflet
seseorang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi dibandingkan hanya menggunakan leaflet saja.
tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Begitu juga hasil penelitian Rahmawati, dkk (2007)
Keberhasilan pendidikan kesehatan ini juga tidak membuktikan peningkatan pengetahuan ibu balita
lepas dari pemilihan metode dan media yang tepat. dengan audio visual lebih tinggi dibandingkan
Kegagalan dalam proses pendidikan sering terjadi dengan yang mengikuti penyuluhan dengan modul
karena kurang tepatnya penggunaan metode dan kontrol.
pendidikan. Latar belakang pendidikan orang tua pun
3. Pengaruh Media Leaflet dan Ceramah Dengan perlu diperhatikan dimana pendidikan ibu dan ayah
Media Slide Terhadap Peningkatan Pengetahuan di SDN Rajabasa Raya pendidikan pendidikan orang
Hasil analisis perbedaan tingkat pengetahuan tua dalam kategori tinggi lebih rendah jika
siswa dengan intervensi menggunakan leaflet dan dibandingkan dengan pendidikan orangtua siswa di
slide, peningkatan nilai rata-rata pengetahuannya SDN 2 Rajabasa. Hal ini dapat mempengaruhi
adalah 3,26±13,21 sedangan siswa yang mendapat pengetahuan gizi seorang anak, dimana orang tua
intervensi dengan menggunakan ceramah/slide merupakan pendidik yang pertama dan utama bagi
peningkatan rata-rata tingkat pengetahuanya adalah anak mereka. Terlihat dari nilai rata-rata
9,52±9,17. Hasil uji statistic didapatkan nilai p value pengetahuan anak di SDN 2 Rajabasa lebih tinggi
0,016 sehingga dapat disimpulkan terlihat ada (55,1) dibandingkan dengan siswa di SDN I
perbedaan yang signifikan rata-rata peningkatan Rajabasa Raya (48,8).
pengetahuan antara siswa yang mendapat intervensi
gizi seimbang dengan intervensi menggunakan SIMPULAN DAN SARAN
leaflet dan ceramah dengan media slide. Peningkatan
pengetahuan siswa dengan metode ceramah dengan SIMPULAN
media leaflet sangat signifikan, hal tersebut karena Berdasarkan penelitian didapat simpulan
penelitian memberikan proses belajar dengan sebagai berikut :
memanfaatkan semua alat indra, dimana menurut Rata-rata pengetahuan siswa sebelum
Arsyad (2006), kurang lebih 75% sampai 87% dari mendapat intervensi adalah 48,3 dan sesudah
pengetahuan manusia diperoleh/disalurkan melalui mendapat intervensi gizi seimbang dengan media
indera pandang, 13% melalui indera dengar dan 12 leafet 52,8. Rata-rata pengetahuan siswa sebelum
% lainnya tersalur melalui indera yang lain. mendapat intervensi adalah 55,1 dan sesudah
Rendahnya peningkatan pengetahuan pada mendapat intervensi dengan menggunakan slide dan
siswa yang mendapat intervensi dengan media ceramah 64,5. Rata-rata peningkatan pengetahuan
leaflet ini dikarenakan media leaflet memiliki gizi dengan intervesi media leaflet adalah 3,26.
kelemahan yaitu media ini tidak dapat memberikan Rata-rata peningkatan pengetahuan gizi dengan
informasi yang mendalam tentang suatu hal, dan intervesi media slide dan ceramah adalah 9,52. Ada
hanya dapat digunakan pada orang-orang yang perbedaan yang signifikan antara nilai pengetahuan
memiliki indra penglihatan yang normal dan sehat, pada intervensi dengan menggunakan leaflet dengan
siswa yang diberi leaflet tanpa ada penjelasan lebih p value 0,068. Ada perbedaan yang signifikan antara
lanjut dapat membuat siswa salah memprediksikan nilai pengetahuan pada pengukuran pertama dan
apa yang telah dibaca. kedua yaitu pengukuran sebelum dan sesudah
Kelebihan media elektronik antara lain sudah
dikenal masyarakat, melibatkan semua pancaindra,
Bertalina, Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan 63

intervensi dengan ceramah/slide dengan p value melalui ceramah dengan menggunakan slide atau
0,000. Ada perbedaan yang signifikan rata-rata meberikan leaflet), menimbang BB dan mengukur
peningkatan pengetahuan antara siswa yang TB.
mendapat intervensi gizi seimbang dengan intervensi Bagi Institusi Kesehatan penggunaan media
menggunakan leaflet dan ceramah/slide didapatkan dapat menjadi masukan bagi institusi Kesehatan
nilai p 0,016. dalam pelaksanaan program khususnya Perbaikan
Gizi di Institusi khususnya pendidikan dengan
SARAN menggunakan slide atau leaflet tentang gizi
Pihak sekolah dapat bekerjasama dengan seimbang untuk anak sekolah dasar, sehingga
puskesmas dalam pelaksanaan program UKS dengan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan gizi
melaksanakan kegiatan rutin 3 bulan sekali dengan siswa.
kegiatan seperti penyuluhan (memberi informasi Bagi Peneliti Selanjutnya hasil ini dapat
menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA contohnya dengan melihat perubahan sikap dan
perilaku siswa.

Bertalina, 2012, Faktor-faktor yang berhubungan Munawaroh, (2008), Efektifitas metode ceramah dan
dengan status gizi anak usia sekolah (6-12 th) leaflet dalam peningkatan pengetahuan
Di Kecamatan Tegineneng Kabupaten remaja tentang sex bebas di SMA negeri
Pesawaran. Laporan Penelitian Dosen Ngrayon.
Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang. Nasution, 2010. Efektivitas Media Promosi
Departemen Kesehatan RI. 2013. Laporan Hasil Kesehatan (Leaflet) dalam Perubahan
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Badan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Tentang
Penelitian dan Pengembaangngan Kesehatan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI
RI. Jakarta. Eksklusif di Kecamatan Padang Sidimpuan
Direktorat Gizi Masyarakat, 2005. Pedoman Selatan Kota Padang Sidimpuan. Tesis FKM
Perbaikan Gizi Anak Sekolah Dasar dan USU.
Madrasah Ibtidaiyah. Departemen Kesehatan Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan
RI: Jakarta. dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta: Jakarta.
Devi, Nirmala, 2012, Gizi Anak Sekolah, PT -----------------------------, 2010. Promosi Kesehatan,
Kompas Media Nusantara, Jakarta. Teori dan Aplikasi, Rineka Cipta Jakarta
Eliana, Solikhah, Pengaruh Buku Saku Gizi Edisi Revisi.
Terhadap Tingkat Pengetahuan Gizi pada Rahmawati, Sudargo, Paramastri (2006), Pengaruh
Anak SD Muhammadiyah Dadapan Desa penyuluhan Dengan media Audio Visual
Wonokerto Kecamatan Turi Kabupaten Terhadap peningkatan pengetahuan, Sikap
Sleman Yogyakarta, jurnal Kesmas Vol 6, No dan Perilaku Ibu Balita Gizi kurang dan
2 Juni 2012. Buruk di Kabupaten Kotawaringin Barat
Kartikasari, Nadia, 2014. Efektifitas Penggunaan Propinsi Kalimantan Tengah, Jurnal.
Leaflet, Film dan Poster Untuk Meningkatkan Gizi Klinik Indonesia Vol 4, N0.2, November 2007.
Pengetahuan Masyarakat Tentang Avian Zulkarnain, Yusi, dan Farida (2011), Perbedaan
Influenza di Desa Bangunan Kecamatan Efektif Antara Metode Penyuluhan Dengan
Palas Lampung Selatan Provinsi Lampung. Flipchart Dan Menggunkan Video Compact
Tesis Program Studi Magister Kesehatan Disc (VCD) Dalam meningkatkan
Masyarakat Universitas Malahayati. Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Terhadap
Mubarak, Wahit Iqbal. 2011. Promosi Kesehatan Inisiasi Menyusu Dini, Fakultas Kesehatan
untuk Kebidanan.Jakarta: Salemba Medika. Masayarakat Universitas Jember.

Anda mungkin juga menyukai