Anda di halaman 1dari 6

MATERI PENYULUHAN KESEHATAN

NYERI PUNGGUNG BAWAH

Disusun oleh

Disusun oleh

Dr. Benedictus Aldwin Ainsley

Dokter pembimbing

Dr. Ni Ketut Wenny C

PUSKESMAS BANJAR 1 BULELENG


PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
PERIODE OKTOBER 2017 – FEBRUARI 2018
NYERI PUNGGUNG BAWAH
(LOW BACK PAIN)

1. Definisi
Nyeri Punggung Bawah (NPB) adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung
bawah, yang dapat merupakan nyeri lokal, maupun nyeri radikuler atau keduanya, atau
nyeri yang berasal dari punggung bawah yang dapat menjalar ke daerah lain atau
sebaliknya (referred pain).
NPB merupakan perasaan nyeri di daerah lumbosakral dan sakroiliaka yang
disertai penjalaran ke tungkai dan kaki. Mobilitas punggung bawah sangat tinggi,
disamping itu juga menyangga beban tubuh, dan sekaligus sangat berdekatan dengan
jaringan lain yaitu traktus digestivus dan traktus uranius. Kedua jaringan atau organ ini
apabila mengalami perubahan patologik tertentu dapat menimbulkan nyeri yang
dirasakan di daerah punggung bawah.

2. Faktor Resiko
Banyak faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya Nyeri Punggung Bawah :
1. Faktor resiko fisiologis : usia 20-50 tahun, kurangnya latihan fisik, postur tubuh
yang tidak anatomis, kegemukan, scoliosis berat (Kurvutura berat >80), HNP,
spondilitis, spinal stenosis, osteoporosis, merokok, inadekuat nutrisi yang dapat
mempengaruhi kesehatan diskus.
2. Faktor resiko lingkungan : trauma, duduk terlalu lama, terlalu lama menerima
getaran, terpelintir.
3. Faktor resiko psikososial : ketidaknyamanan bekerja, depresi dan stres.

3. Penyebab Nyeri Punggung Bawah

KONDISI HUBUNGAN DENGAN KLINIK


NPB tdk spesifik(mekanik, nyeri Tidak ada gangguan saraf, nyeri terlokalisir di area
sendi, osteoarthritis,spasme otot) lumbosacral
Sciatica / herniasi diskus Punggung-ekstremitas inferior berhubungan, pola
spasme radikuler, lasseque (+)
Fraktur spina (fraktur kompresi) Riwayat trauma (+), osteoporosis, nyeri terlokalisir
pada spina
Spondylolysis Pada atlet muda nyeri pd ekstensi spina, gambaran
defek pd interartikularis pd foto oblique
Proses keganasan (multiple BB turun tanpa sebab yg jelas, demam, gambaran
myeloma), metastase serum protein abnormal pd elektroporesis, riwayat
keganasan
Penyakit jaringan ikat (SLE) Demam, LED, antinuclear antibodies (+),
scleroderma, rheumatoid arthritis
Infeksi (disc space, spinal Demam, penyalahgunaan obat terlarang IV, riwayat
tuberculosis) TB
Aneurisma aorta abdominal Tdk dpt mnemukan posisi yg nyaman, NPB tdk
hilang dgn istirahat, teraba masa berdenyut di
abdomen
Sindrom kauda equina (spinal Retensi urin, ggn miksi&defekasi, anestesi saddle,
stenosis) kelemahan ekstremitas inferior secara progresif
Hiperparathyroidism Berhubungan dgn hypercalcemia, batu ginjal,
konstipasi
Ankylosing spondylitis (morning Laki-laki usia 20, HLA-B27 antigen (+), family
stiffness) history (+), LED
Batu ginjal Nyeri flank area yg kolik ke arah groin, hematuria,
Tdk dpt mnemukan posisi yg nyaman

4. Tanda dan Gejala


Berdasarakan pemeriksaan yang cermat, LBP dapat dikategorikan ke dalam kelompok :
a. Simple Back Pain (LBP sederhana) dengan karakteristik :
1. Adanya nyeri pada daerha lumbal atau lumbosacral tanpa penjalaran atau
keterlibatan neurologis
2. Nyeri mekanik, derajat nyeri bervariasi setiap waktu, dan tergantung dari
aktivitas fisik
3. Kondisi kesehatan pasien secara umum adalah baik.
b. LBP dengan keterlibatan neurologis, dibuktikan dengan adanya 1 atau lebih tanda
atau gejala yang mengindikasikan adanya keterlibatan neurologis
 Gejala : nyeri menjalar ke lutut, tungkai, kaki ataupun adanya rasa baal di
daerah nyeri
 Tanda : adanya tanda iritasi radikular, gangguan motorik maupun
sensorik/refleks.
c. Red flag LBP dengan kecurigaan mengenai adanya cedera atau kondisi patologis
yang berat pada spinal. Karakteristik umum :
 Trauma fisik berat seperti jatuh dari ketinggian ataupun kecelakaan kendaraan
bermotor
 Nyeri non mekanik yang konstan dan progresif
 Ditemukan nyeri abdomen dan atau thoracal
 Nyeri hebat pada malam hari yang tidak membaik dengan posisi terlentang
 Riwayat atau adanya kecurigaan kanker, HIV, atau keadaan patologis lainnya
yang dapat menyebabkan kanker
 Penggunaan kortikosteroid jangka panjang
 Penurunan berat badan yang tidak diketahui sebabnya, menggigil dan atu
demam
 Fleksi lumbal sangat terbatas dan persisten
 Saddle anestesi, dan atau adanya inkonentinensia urin
 Risiko terjadinya kondisi yang lebih berat adalah awitan NPB pada usia
kurang dari 20 tahun atau lebih dari 55 tahun.

5. Tatalaksana
Untuk mengatasi nyeri punggung bawah bervariasi, dimulai dengan edukasi dan
konseling tentang masalah untuk meringankan kegelisahan pasien sehingga sampai tahap
resolve. Istirahat beberapa hari sering dapat meringankan nyeri. Namun jika terlalu lama
tidak dianjurkan. Penggunaan obat-obatan NSAID dapat membantu, dan untuk obat-
obatan yang lebih keras dapat digunakan seperti muscle relaksan dan narkotik dapat
digunakan dalam jangka waktu yang pendek
Sejumlah perawatan yang disebut bantuan pasif sering digunakan, disebut pasif
karena saat dilakukan pasien tidak melakukan apapun. Termasuk bantuan pasif adalah
terapi panas, terapi dingin, massage, ultrasound, stimulation listrik, traksi dan akupuntur.
Prosedur invasive yang dapat dilakukan untuk nyeri punggung bawah adalah
prosedur yang dimaksudkan, dengan membuang atau merusak area yang dirasakan atau
yang menyebabkan nyeri, contohnya intra discal electrothermy (IDET) yang mana
sebuah coiled wire ditempatkan pada diskus dan kemudian dipanaskan, dan
radiofrequency ablation (RFA). Ini lebih invasive sebab dapat merusak jaringan,
memiliki resiko yang lebih besar dan efek samping yang lebih lama dibanding terapi
yang lain. Jika berhasil maka dapat membantu pasien untuk tidak dilakukan prosedur
bedah yang lebih besar. Tetapi hal ini tetap menjadi kontroversi.
a. Bed Rest
Penderita harus tetap berbaring di tempat tidur selama beberapa hari dengan sikap
tertentu. Tempat tidur tidak boleh memakai pegas atau per. Tirah baring ini sangat
bermanfaat untuk nyeri punggung mekanik akut, fraktur, dan HNP.
b. Medikamentosa
Ada 2 jenis obat dalam tatalaksana NPB ini, ialah obat yang bersifat
simtomatik dan bersifat kausal. Obat-obatan simtomatik antara lain analgetika
(salisilat, parasetamol, dll), kortikosteroid (prednison, prednisolon), anti
inflamasi non-steroid (AINS) misalnya piroksikam, antidepresan trisiklik (secara
sentral) misalnya aminiptrilin, dan obat penenang minor misalnya diazepam,
klordiasepoksid. Obat-obat kausal misalnya anti tuberkulosis, antibiotika untuk
spondilitis piogenik, nukleolisis misalnya khimopapain, kolangenase (untuk
HNP).
c. Fisioterapi
Biasanya dalam bentuk diatermi (pemanasan dengan jangkauan permukaan
yang lebih dalam) misalnya pada HNP, trauma mekanik akut, serta traksi pelvis
misalnya untuk relaksasi otot dan mengurangi lordosis.
1. Terapi panas
Terapi menggunakan kantong dingin – kantong panas. Dengan menaruh
sebuah kantong dingin di tempat daerah punggung yang terasa nyeri atau
sakit selama 5 – 10 menit. Jika selama 2 hari atau 48 jam rasa nyeri masih
terasa gunakan heating pad (kantong hangat)
2. Elektrostimulus
a. Acupunture
Menggunakan jarum untuk memproduksi rangsangan yang ringan tetapi
cara ini tidak terlalu efisien karena ditakutkan resiko komplikasi akibat
ketidaksterilan jarum yang digunakan sehingga menyebabkan infeksi
b. Ultrasound
c. Radiofrequency Lesioning
Dengan menggunakan impuls listrik untuk merangsang saraf :
a. Spinal endoscopy
Dengan memasukkan endoskopi pada kanalis spinalis untuk
memindahkan atau menghilangkan jaringan scar
b. Percutaneous Electrical Nerve Stimulation (PENS)
c. Elektro thermal disc decompresion
d. Trans Cutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)
3. Traction
Helaan atau tarikan pada punggung untuk kontraksi otot
4. Pemijatan atau massage
Dengan terapi ini bisa menghangatkan, merefleksikan otot belakang dan
melancarka peredaran darah.
d. Terapi Operatif
Pada dasarnya, terapi operatif dikerjakan apabila dengan tindakan
konservatif tidak memberikan hasil yang nyata, atau terhadap kasus fraktur yang
langsung mengakibatkan defisit neurologik, yang dapat diketahui adalah
gangguan fungsi otonom dan paraplegia.
e. Rehabilitasi
Rehabilitasi mempunyai makna yang luas apabila ditinjau dari segi
pelaksanaanya. Tujuannya adalah mengupayakan agar penderita dapat segera
bekerja seperti semula dan tidak timbul NPB lagi kemudian hari. Agar penderita
tidak menggantungkan diri pada orang lain dalam melakukan kegiatan sehari-
hari. Agar penderita tidak mengalami komplikasi yang membahayakan penderita,
misalnya pneumonia, osteoporosis, infeksi saluran kencing, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai