Oleh
ALFIANDA
20163111033
Oleh
Alfianda
20163111033
i
HALAMAN PERSETUJUAN TESIS
ii
HALAMAN PENGESAHAN TESIS
Tesis ini telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Ujian atau Sidang Tesis
Program Studi Magister Manajemen STIE Indonesia Banking School dan
dinyatakan LULUS pada tanggal 28 September 2018.
Ketua Sidang
Penguji I Penguji II
Direktur Program
iii
HALAMAN PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIASI
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya menjamin bahwa tesis yang dibuat
dan disampaikan kepada Program Studi Magister Manajemen STIE Indonesia
Banking School berjudul: “Analisis Business Process Reengineering pada
Kualitas Pelayanan dalam Menciptakan Kepuasan Pelanggan di Rumah Sakit
IZZA Cikampek” merupakan karya sendiri yang tidak dibuat dengan melanggar
ketentuan plagiarisme. Saya menyatakan memahami tentang adanya larangan
plagiarisme tersebut dan dapat menerima segala konsekuensi jika melakukan
pelanggaran menurut ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan lain
yang berlaku di lingkungan Indonesia Banking School. Pernyataan ini dibuat
dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak manapun.
Nama : Alfianda
NIM : 20163111033
iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Sebagai sivitas akademik STIE Indonesia Banking School, saya yang bertanda tangan
di bawah ini:
Nama : Alfianda
NIM : 20163111033
g ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini STIE Indonesia
Banking School berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam
bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik
Hak Cipta.
Dibuat di Jakarta
Pada tanggal: 4 Oktober 2018
Yang menyatakan,
(Alfianda)
v
KATA PENGANTAR
Wa Ta’ala, karena atas rahmat dan berkat-Nya, saya dapat menyelesaikan tesis
ini. Penulisan tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa
perkuliahan sampai pada penyusunan tesis ini, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan tesis ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
(1) Bapak Dr. Ir. H. Surachman Surjaatmadja, M.M, selaku dosen pembimbing
yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan dan
(2) Istri tercinta, Amelia Rahayu yang selalu hadir dalam apapun kondisi saya. I
Love you. Orang tua dan keluarga saya, mama yen, mama eli, almarhum papa
edi dan papa marno, Abang Andi, Randi, Ahan, dan keluarga lainnya yang
(3) Penguji sidang saya, bapak Dr. Muhammad Yusuf, S.E.Ak., M.M., C.A,
bapak Dr. Ir. R. Bambang Budhijana, M.Sc, serta bapak Dr. Antyo Pracoyo,
M.Si yang juga sebagai pembimbing saya saat sidang tesis, terimakasih yang
(4) Bapak Dr. Joni Swastanto, S.E., M.Sc selaku Direktur Magister Manajemen
vi
(5) Keluarga Besar yang selalu hadir di kehidupan saya, yang telah banyak
memberikan warna dalam kehidupan saya, iib dan cindy, mba erry dan bang
tori, teman2 MMS MUC, kawan-kampus bedah kampus UI, hesi, eka, sadar,
(6) Keluarga Besar Rumah Sakit IZZA, bu safitri dan dr adji, kawan2 manajemen
saya.
(7) Pihak lainnya yang telah banyak mendukung hingga saya dapat
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga tesis ini membawa banyak manfaat
Penulis
Alfianda
vii
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………… xi
BAB I PENDAHULUAN
viii
3.2. Desain Penelitian ………………………………………… 39
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Nilai Kinerja dan Kepentingan untuk setiap Indikator Kualitas
Pelayanan ............................................................................. 50
Tabel 4.7.Penilaian Pelanggan atas Tahapan BPR yang dilakukan IZZA ........ 64
Tabel 4.8. Ringkasan Hasil Kuesioner Kualitas Pelayanan per Alur Layanan . ..65
Tabel 4.14 Prioritas Utama Perbaikan Kualitas pelayanan di RS IZZA ........... 100
x
DAFTAR GAMBAR
xi
Abstrak
Rumah Sakit (RS) sebagai sarana yang memberikan pelayanan kesehatan
memiliki peran strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan
masyarakat. RS dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai
standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Oleh
karena itu, perlu bagi RS IZZA yang berada di Cikampek untuk memperbaiki
layanannya agar mampu memenangkan persaingan dan mampu mewujudkan
kepuasan pasien. RS IZZA telah melakukan perbaikan besar-besaran dengan
metode Business Process Reengineering (BPR) untuk meningkatkan kualitas
layanannya, dimulai dari perubahan manajemen hingga penyesuaian proses
dengan standar kebijakan pemerintah. Hasil BPR yang sudah dilakukan dapat
diukur pada 5 dimensi kualitas pelayanan yang dirasakan pelanggan yaitu dimensi
Tangible, Emphaty, Responsiveness, Reliability dan Assurance. Penelitian ini
bertujuan untuk mengukur kualitas pelayanan yang diberikan RS IZZA serta
mengukur sejauh mana BPR yang sudah dilakukan rumah sakit dirasakan oleh
pelanggan. Uji analisis yang digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan adalah
analisis kesenjangan, analisis tingkat kesesuaian, analisis Indicator Performance
Aanalysis (IPA) serta analisis deskriptif komparatif untuk menemukan bisnis proses
yang masih perlu diperbaiki. Kesenjangan serta tingkat ketidaksesuaian kualitas
pelayanan terbesar ada pada dimensi Responsivenes di bagian Farmasi serta
kesenjangan dan ketidaksesuaian terkecil ada pada dimensi Assurance di bagian
Penunjang dan Layanan Medis. Nilai rata-rata kesesuaian kinerja dan harapan
pelanggan di RS IZZA ada di angka 87%, artinya kualitas pelayanan RS IZZA
dinilai memiliki tingkat kepuasan tinggi dari pelanggan namun manajemen masih
memiliki tugas untuk meningkatkan kualitas pelayanan atas 15 Indikator sebagai
prioritas utama perbaikan serta meningkatkan jenis layanan yang dimiliki RS
IZZA dengan metodologi BPR dalam melakukan perbaikan.
Kata Kunci : Kualitas Pelayanan, Analisis Indicator Performance Analysis (IPA),
Business Process Reengineering (BPR), Kepuasan Pelanggan,
Rumah Sakit,
xii
Abstract
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
kita dengar sehari-hari sebagai nasehat, terlebih apabila kita mulai jarang
banyaknya waktu yang habis terbuang di luar untuk bekerja membuat masyarakat
Swasta. Jumlah ini jauh meningkatkan dibandingkan jumlah RS pada tahun 2015
Timur dan Jawa Barat. Saat ini peneliti merupakan salah satu karyawan yang
1
Jawa Barat, Kabupaten Karawang, Kecamatan Kotabaru Cikampek. Saat ini RS
standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Oleh
karena itu, perlu bagi RS yang ada di Cikampek untuk memperbaiki layanan yang
mendapatkan pelanggan.
(2007) kepuasan pasien adalah tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat
mulut ke mulut yang menguntungkan bagi Rumah Sakit (Fandy Tjiptono 2014).
Pasien akan merasa puas ditentukan oleh kenyataan apakah pelayanan yang
Era industri pelayanan kesehatan khususnya Rumah Sakit saat ini bergerak
2
melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan).
kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah
membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. BPJS Kesehatan adalah
tinggal memilih Rumah Sakit mana yang memberikan pelayanan terbaik tanpa
adanya biaya satu rupiah pun yang dikeluarkan. Kemudahan masyarakat dalam
angka kunjungan pasien ke Rumah Sakit yang secara otomatis membuat jumlah
Bagi Rumah Sakit, era BPJS ini bagaikan dua mata pisau, apabila Rumah
Sakit mampu bersaing melalui pelayanan yang maksimal, maka Rumah Sakit
akan dipilih maysarakat. Jika Rumah Sakit tidak mampu bersaing dan tidak
masyarakat. Saat ini Rumah Sakit berperang dalam meberikan layanan terbaik
untuk menarik calon pasiennya. Bentuk layanan terbaik menurut Azrul Anwar
(2010) yaitu ketepatan waktu pelayanan, ketersediaan dokter, dan harga. Namun,
saat ini harga bukan lagi menjadi faktor penentu pilihan masyarakat mengingat
3
adanya BPJS sehingga aspek utama dalam penentuan pilihan masyarakat adalah
dokter yang bekerja di lebih dari 1 tempat di area sekitar Rumah Sakit. Seorang
dokter dapat bekerja di 3 dari 6 Rumah Sakit yang tersedia. Artinya, ketersediaan
dokter dan besaran biaya perawatan bukan lagi menjadi komponen dalam
pelayanan adalah waktu yang diperlukan mulai dari pasien mendaftar di tempat
merupakan salah satu komponen yang dirasakan langsung oleh pelanggan yang
tidak hanya mencerminkan waktu tunggu sebenarnya tetapi juga lebih dipengaruhi
pelanggan (pasien dan keluarga pasien). Waktu tunggu yang lama merupakan
Sakit, termasuk di Rumah Sakit IZZA sendiri. Waktu tunggu yang lama ini
Saat ini, terdapat gap antara service quality atas waktu pelayanan yang
Rumah Sakit IZZA. Berikut detail gap waktu tunggu pelayanan yang terjadi:
4
Tabel 1.1
Perbandingan waktu tunggu pelayanan sesuai aturan Kemenkes dengan waktu layanan di RS IZZA
Waktu Tunggu
Tahap Proses Ket
Aturan Kemenkes Kondisi RS IZZA
1 Pendaftaran
a. Waktu Tunggu dipanggil a. - a. -
b. Proses Rekam Medis Pendaftaran Rawat Jalan b. ≤10 menit b. Berkisar 10-20 menit Lebih lama 5-10 menit
c. Proses Rekam Medis Pendaftaran Rawat Inap c. ≤15 menit c. Berkisar 10-20 menit
2 Pelayanan Medis:
a. Gawat Darurat a. ≤ 5 menit terlayani setelah a. 0-2 menit terlayani a. Pasien Gawat Darurat
b. Rawat Jalan pasien datang setelah pasien datang ditangani lebih cepat
c. Rawat Inap b. ≤ 60 menit sejak b. Rata-rata 80 menit sejak b. Pelayanan Rawat Jalan
pendaftaram sampai bertemu pendaftaram sampai rata-rata lebih lama 20 menit
Dokter bertemu Dokter
c. - c. -
3 Penunjang Medis: a. ≤ 3 jam untuk thorax foto a. ± 2 Hari untuk thorax a. Pelayanan Radiologi
a. Radiologi b. ≤ 140 menit untuk Kimia foto memakan waktu yang cukup
b. Laboratorium Darah dan Darah Rutin b. ± 80 menit untuk Kimia lama, yaitu 2 hari
Darah dan Darah Rutin b. Pelayanan Laboratorium
lebih cepat dari standar yang
ditetapkan
4 Apotek (Instalasi Farmasi) a. ≤ 30 menit untuk Obat Jadi a. Berkisar 15 - 40 menit Pelayanan di Instalasi
untuk Obat Jadi Farmasi lebih lama di hari
b. ≤ 60 menit untuk Obat b. Berkisar 20 - 70 menit tertentu, yaitu hari Selasa
Racikan untuk Obat Racikan dan Kamis karena terdapat
dokter spesialis saraf dengan
pasien lebih banyak
9
Berdasarkan observasi dan perbandingan dengan standar Kementerian
Kesehatan yang berlaku, saat ini terdapat gap antara service quality atas waktu
pelayanan yang diharapkan pasien dan keluarga pasien dengan waktu pelayanan
yang diberikan Rumah Sakit IZZA. Pasien menunggu terlalu lama, mulai dari
penunjang medis lainnya, menunggu peracikan obat dan bahkan menunggu untuk
RS IZZA, 80% pasien yang tidak puas mengeluhkan waktu tunggu pelayanan
yang lama, dimulai dari waktu tunggu dari pendaftaran hingga pengambilan obat
yang harus dilakukan Rumah Sakit IZZA. Rumah Sakit IZZA telah melakukan
rekayasa ulang suatu bisnis proses menjadi bisnis proses baru dengan hasil
memberikan hasil dan solusi yang signifikan dan bermanfaat untuk manajemen.
kumpulan tugas yang berhubungan secara logis untuk mencapai hasil bisnis sesuai
yang ditentukan. Proses bisnis yang lebih efisien dan efektif dapat menghasilkan
10
aktivitas-aktivitas di dalamnya. Oleh karena itu, proses bisnis menjadi elemen
yang penting untuk dikelola dalam mencapai tujuan rumah sakit. Salah satu
bentuk inovasi proses bisnis yang dapat menghasilkan perubahan dramatis dan
atas efisiensi dan keefektifan organisasi (Al Mashari et al., 2001 dalam Mlay et
al., 2013).
perubahan visi dan misi rumah sakit sebagai bentuk BPR yang sudah dilakukan.
dan menghasilkan kepuasan pelanggan (pasien dan keluarga pasien). Hasil BPR
yang sudah dilakukan dapat diukur dengan menilai 5 dimensi kualitas pelayanan
pelayanan yang diberikan RS IZZA serta mengukur sejauh mana Business Process
Kualitas Pelayanan diukur pada 5 proses besar pelayanan di Rumah Sakit, dimulai
dari proses pendaftaran pasien, pelayanan medis (baik rawat jalan, rawat inap dan
ini diharapkan mampu memberi hasil yang signifikan karena pada saat ini terdapat
banyak rumah sakit pesaing yang tumbuh dan gencar melakukan perubahan di
11
area sekitar rumah sakit. BPJS sebagai stakeholder dan konsumen terbesar pun
sakit harus bisa cepat beradaptasi dan memperbaiki diri. Metode BPR ini
agar harapan pelanggan bisa sesuai dengan kondisi kinerja pelayanan rumah sakit
saat ini?
pelanggan dan tahap BPR apa yang masih perlu diperbaiki ke depannya
12
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
analisis Business Process Reengineering pada kualitas pelayanan agar bisa sesuai
kesesuaian pelayanan standar yang terjadi saat ini serta mengukur sejauh mana
oleh pelanggan dan mengetahui tahap BPR apa yang masih perlu diperbaiki oleh
IZZA.
1) Manfaat teoritis
kepuasan pelanggan.
2) Manfaat praktis
industri Rumah Sakit pada umumnya dan Rumah Sakit IZZA pada
13
khususnya dan dapat memberikan saran serta rekomendasi perubahan
bisnis proses yang efektif dan efisien dalam service quality agar dapat
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1.1. Jasa
Kotler & Keller (2012) yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2014)
menjelaskan bahwa jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat
Jasa juga dijelaskan oleh Gronroos (1998) dalam Suh dan Pederson (2010)
ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau
konstruksi, yang umumnya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang
rangkaian kegiatan yang bersifat intangible dan memberikan nilai tambah yang
hanya bisa dirasakan penggunanya atau konsumen jasa tersebut dan tidak ada sifat
Karakteristik Jasa menurut Kotler & Keller (2002) dalam Fandy Tjiptono
tidak berwujud, tidak dapat dirasakan atau dinikmati, tidak dapat dilihat,
15
didengar dan dicium sebelum dibeli oleh konsumen. Misalnya: pasien
yang diberikan kepada pasien di ruang rawat inap kelas VIP berbeda
komoditas yang tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Misalnya: jam
biasanya terjadi akan hilang begitu saja karena tidak dapat disimpan untuk
16
sifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, bervariasi, dan tidak tahan
menerima pelayanan.
mengimbangi harapan konsumen. Menurut Li & Krit (2012) dalam Motwani et al.
(2013) service quality adalah hasil perbandingan antara harapan dan apa yang
product or service that hear on it’s ability stead needs”. Artinya, kualitas
quality adalah seberapa besar pemenuhan harapan konsumen atas layanan yang
mereka rasakan.
faktor utama yang mempengaruhi service quality, yaitu expected service dan
perceived service. Apabila jasa yang diterima atau dirasakan (perceived service)
sesuai dengan yang diharapkan maka kualitas jasa yang dipersepsikan baik dan
Sebaliknya jika pelayanan yang diterima lebih rendah dari yang diharapkan, maka
17
kualitas pelayanan dipersepsikan buruk. Persepsi adalah suatu proses
Gambar 2.1.
Model Konsep Kualitas Layanan
Lima faktor dominan atau dimensi penentu service quality menurut Fandy
individual pelanggan.
18
para karyawan untuk memenuhi keinginan konsumen dengan tanggap dan
ramah.
kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf mengenai janji
Gambar 2.2.
Service Quality Gap Model
Service Quality Gap Model yang digambarkan adalah urutan hal – hal yang
menimbulkan terjadinya gap dari suatu jasa. Gap atau kesenjangan- kesenjangan
dalam proses ini akan dijelaskan sebagai berikut Eny Sulistyowati (2014) :
19
1. Gap 1 (Customer Expectation – Management Perceptions)
Harapan ini sudah sesuai dengan tujuan manajemen Rumah Sakit IZZA
yang tercermin dalam visi rumah sakit IZZA. RS IZZA mempunyai visi
20
Berdasarkan persepsi manajemen akan apa yang diharapkan pelanggan
memadai, dan desain pekerjaan yang tidak sesuai. Gap ketiga ini adalah
wawancara awal dengan manajemen rumah sakit, gap ketiga ini paling
21
Sementara spesifikasi kualitas aktual yang diserahkan kepada pelanggan
evidence). Saat ini, gap ke 4 tidak banyak terjadi di Rumah Sakit IZZA
baru sering diluncurkan sejak awal tahun 2018, namun berkomitmen untuk
pelanggan. Menurut Kotler & Keller (2012) dalam Imam Fathoni (2016),
22
yang diberikan oleh manajemen, akan menimbulkan persepsi
kepadanya termasuk pada gap ke-5. Gap ke-5 inilah yang mengukur
2001). Menurut Kotler (2012) dalam Tjiptono (2014) mendefinisikan jasa sebagai
setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada
pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak
adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak
lain, yang pada dasarnya tidak berwujud atau tidak mengakibatkan kepemilikan
apapun.
quality dari aspek jasa adalah unsur yang sangat penting dan tidak bisa diabaikan
pada bisnis. Aspek–aspek yang ada di dalam kualitas layanan akan membantu
23
terciptanya perasaan puas yang muncul dalam diri pelanggan yang telah
Dalam industri jasa rumah sakit, Hadjam dan Arida (2002) menyatakan
namun dibuat lebih sempit pada kondisi yang ada di rumah sakit dengan
penambahan dimensi kemudahan prosedur pelayanan (poin 5). Penelitian kali ini
tidak melibatkan dimensi service quality rumah sakit poin 5 dikarenakan hampir
semua pasien (90%) di Rumah Sakit IZZA adalah pasien BPJS, dimana prosedur
24
4. Tanggung jawab, bekaitan dengan penanganan keluhan dari pasien
pelayanan
yang diberikan
didefinisikan sebagai suatu set pekerjaan yang berurutan, menambah nilai (value-
produk atau mencapai suatu hasil (Paul Harmon, 2003 dalam Ni Luh Wisayani,
menjadi barang atau jasa yang diinginkan konsumen (Glos, Steade, dan Lowry,
1996 dalam Aslem Widigdo et. al. 2016). Laguna & Marklund (2013) dalam
aldivitas atau pekerjaan yang sifatnya terstruktur dan saling terkait atau
25
terintegrasi dalam proses penciptaan produk atau layanan tertentu demi meraih
sejumlah output (barang dan Jasa) untuk orang-orang lain atau proses yang
menggunakan orang dan alat dengan tujuan untuk memenuhi tuntutan para
pelanggan akan produk atau jasa yang lebih baik dan lebih baik lagi. Produk atau
jasa yang diinginkan pelanggan biasanya adalah produk atau jasa dengan harga
yang murah, kualitas baik dan waktu pelayanan yang cepat. Keinginan-keinginan
yang cepat dan persaingan global yang semakin ketat sehingga memicu terjadinya
tetapi perubahan besar dan perubahan cepat yang perlu dilakukan sekarang juga.
dan rancangan ulang yang radikal dari suatu proses bisnis untik mencapai
perbaikan yang dramatis dengan mengukur kinerja saat ini melalui elemen-elemen
biaya, kualitas, pelayanan, dan kecepatan. Bhaswara Wardana et. al. (2013)
26
Berdasarkan definisi yang ada, BPR dapat diartikan sebagai pendekatan
perbaikan bisnis proses yang menghasilkan perubahan yang signifikan dan cepat.
Perubahan yang signifikan dan cepat membuat manajemen untuk fokus pada
rancangan bisnis proses yang baru dan tidak terikat lagi pada proses yang lama.
Richardus Eko Indrajit (2016) menyatakan indikator tersebut antara antara lain:
lama, dan
kompetitor-kompetitor baru,
untuk mendapatkan proses perbaikan yang cepat dan membawa dampak cukup
27
besar selayaknya melakukan BPR. Richardus Eko Indrajit (2016) menambahkan
1. Peningkatan produktivitas
paradigma ruang tertutup, dimana tugas dan tanggung jawab sifatnya vertikal,
hal itu hendaknya diganti dengan struktur yang sifatnya lintas-fungsi, lebih
proses inti yang dicirikan dengan pemberdayaan dan lebih dekat pada
pada desain produk, pabrik, dan pelayanan pelanggan. Pengoptimalan nilai ini
28
d. Penyesuaian antara keterampilan dan pemberdayaan kerja dengan tangung
jawabnya, dan
Menurut hasil penelitian Bennis dan Mische dalam Richardus Eko Indrajit
berikut:
lebih datar, dan lebih mudah bergerak. Kemampuan untuk menerima inovasi,
29
5. Pengurangan kegiatan yang tidak perlu
penambahan ini, akan berdampak pada sumber daya yang tersedia. Hasil
dan efesien.
menyatakan terdapat dua pendekatan utama dalam merancang suatu proses bisnis,
dengan pendekatan “kertas kosong” (clean sheet). Richardus Eko Indrajit (2016)
menambahkan bahwa tidak ada metodologi standar yang dapat digunakan dalam
yang kompleks itu. Aplikasi setiap metodologi adalah khas untuk organisasi
melakukan perubahan hampir di semua jenis proses dan aktivitas maupun nilai
dan budaya dalam perusahaan itu, yaitu yang menyangkut orang, tugas dan
struktur, manajemen dan nilai. Perancangan BPR ini lebih lanjut dikenal sebagai
30
empat tahapan proses BPR melalui model business system diamond. Tahapan
Bisnis
Proses
Manage-
ment
Gambar 2.3.
Business Process Diamond
melakukan pekerjaannya.
Dalam tahap kedua, setalah dirancang suatu proses bisnis, perlu dilakukan
setiap strukturnya. Tugas dan struktur ditentukan oleh proses bisnis dan
31
3. Tahap 3 : Management
4. Tahap 4 : Value
ini dapat berarti perubahan nilai kerja yang dianut karyawan maupun
desain pelayanan yang baru. Desain pelayanan menurut Stickdorn & Schneider,
mengkombinasikan berbagai metode dan alat dari berbagai disiplin ilmu dan juga
merupakan suatu hasil dari rancangan sistem dan proses yang bertujuan untuk
memberikan layanan yang holistik bagi setiap pengguna layanan. Proses BPR di
32
based–approach, dengan mengukur kualitas jasa secara kuantitatif dalam bentuk
dimensi dalam servqual tersebut dapat dilakukan beberapa uji analisa atas service
quality, diantaranya;
a. Uji Analisis Gap Servqual. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas
akan timbul gap yang harus bisa diminimasi oleh setiap layanan jasa agar
positif)
ideal)
negatif)
33
tingkat kepuasan rata-rata maka dicari dengan membagi jumlah skor total
berikut:
IPA diperkenalkan oleh Martilla dan James pada tahun 1977 untuk
layanan yang ada. digambarkan dalam diagram dua dimensi yaitu diagram
34
mengalokasikan sumber daya yang memadai untuk
telah dicapai.
iii. Kuadran tiga (C), “Low Priority” (low importance & low
faktor tersebut.
Untuk menampilkan data hasil penelitian, terdapat dua macam cara untuk
35
Menempatkan garis perpotongan kuadran pada nilai ratarata
digunakan.
analisa deskriptif atas hasil kuesioner antara proses bisnis yang saat ini
Rumah Sakit lain yang dijadikan benchmark, yaitu RS lain di area sekitar
Cikampek.
terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi service quality, yaitu expected
service (E) dan perceived service (P). Pengukuran pada service quality dilakukan
dengan mengukut setiap dimensi mutu layanan kesehatan yang diberikan untuk
36
mengetahui tingkat kepuasan pasien yang diberikan pelayanan (Pohan, 2007).
sejumlah output (barang dan jasa) untuk orang-orang lain atau proses yang
menggunakan orang dan alat dengan tujuan untuk memenuhi tuntutan para
pelanggan akan produk atau jasa yang lebih baik dan lebih baik lagi. Richardus
Customer Perceived
Expectation dari Performance dari
setiap proses bisnis setiap proses bisnis
Perbaikan BPR
Kepuasan
Pelanggan
Gambar 2.4.
Kerangka Pemikiran
37
Proses Bisnis yang diukur:
Pelayanan Pembayaran
Penunjang
Pendaftaran Medis – Medis - Lab /
Instalasi &
Poliklinik/IG Farmasi Penyelesaian
Radiologi
Dawat Inap Administrasi
Gambar 2.5.
Alur Pelayanan Rumah Sakit
38
BAB III
pelanggan dengan variabel yang digunakan adalah dimensi service quality serta
Desain pada penelitian ini termasuk pada penelitian yang bersifat teoritis
dan menguji teori atau ide yang sudah dikembangkan dalam penelitian-
penelitian yang didasari pada hasil observasi dan pengalaman yang terjadi.
penelitian ini akan mendiskripsikan apa saja yang didapat oleh peneliti berdasarkan
data kuantitatif yang diperoleh. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan analisis statistik deskriptif atas studi kasus di Rumah Sakit
IZZA. Uji analisis yang digunakan adalah analisis gap servqual, analisis tingkat
39
Berdasarkan waktu pengambilan sampel pengujian, desain penelitian ini
dari subjek penelitian hanya dilakukan satu kali dalam satu periode waktu
tertentu. Sampel yang diambil sudah ditentukan yaitu pasien atau keluarga pasien
yang sudah pernah menjadi pelanggan di Rumah Sakit IZZA dan sudah pernah
Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif
dan kuantitatif, yaitu data atau informasi hasil penelaahan dokumen penelitian
literatur, koran, majalah, jurnal maupun arsip-arsip yang sesuai dengan penelitian
yang akan dibahas serta hasil data observasi dan hasil kuesioner yang disebar
kepada pelanggan.
40
tertentu. Skala Likert atas Perceived Performance menggunakan skala
3 = Netral
4 = Setuju (S)
3 = Biasa (B)
4 = Penting (P)
utama”.
41
berjalan dan mengetahui perbaikan bisnis proses apa yang dapat
dilakukan.
42
Variabel / Konsep Skala Instru-
Dimensi Indikator
Sub Variabel Variabel Pengujian ment
Service Quality Merupakan Tangible Penampilan fisik ruangan dan Kuesioner
– Perceived aspek yang bangunan p.1, 12,
Performance menjelaskan
23, 33, 43
perihal kinerja
layanan yang
mereka terima di
RS IZZA.
43
3.5 Analisis Data
(E) atas kualitas layanan .Untuk mengukur gap ini, Supranto (1997) dalam
G=P-E
G = Servqual Gap
P = Performance (X)
E = Expectation (Y)
berikut:
Tk = Tingkat kesesuaian
44
Untuk menampilkan hasil importance performance analysis digunakan
diagram kartesius, yang terdiri dari empat kuadran yang dibatasi oleh dua buah
garis yang berpotongan tegak lurus pada titik (X dan Y), dimana X adalah rata-
rata dari bobot tingkat kinerja (P) kualitas layanan, sedangkan Y merupakan rata-
rata dari tingkat harapan (E) kualitas layanan. Masing-masing item diposisikan
dalam sebuah diagram, dimana skor rata-rata penilaian terhadap tingkat kinerja
(X) menunjukkan posisi suatu item pada sumbu X, sementara posisi item pada
sumbu Y, ditunjukkan oleh skor rata-rata tingkat kepentingan terhadap item (Y).
Dimana:
ΣXi = Total skor setiap item i pada tingkat kinerja seluruh responden.
ΣYi = Total skor setiap item i pada tingkat harapan seluruh responden.
kuadran kiri atas (kuadran A), kuadran kanan atas (kuadran B), kuadran kiri
45
bawah (kuadran C) dan kanan bawah (kuadran D). Kuadran A menggambarkan
nilai harapan pelanggan tinggi namun nilai kinerja indikator berada di bawah rata-
rata kinerja RS. Kuadran B menggambarkan nilai harapan pelanggan tinggi dan
nilai harapan pelanggan rendah dan kinerja indikator juga di bawah rata-rata
kinerja indikator dinilai tinggi dan melebihi rata-rata kinerja rumah sakit.
dilakukan pula uji analisis deskriptif untuk mendapatkan gambaran bisnis proses
proses yang diterima pelanggan agar RS bisa melakukan perbaikan atas BPR yang
Dalam uji instrumen yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah
menguji validitas dan reliabilitas dari kuesioner yang akan dijadikan sebagai alat
dahulu uji validitas dan uji reliabilitas atas 52 pertanyaan. Uji validitas dilakukan
hitung. Sampel dilakukan atas 71 pasien atau keluarga pasien dengan tingkat
Berdasarkan uji validitas, semua 52 item dinilai valid karena memiliki nilai
r hitung yang lebih besar daripada nilai r tabel. Untuk pertanyaan terkait tahapan
46
Uji reliabilitas dilakukan untuk menentukan reliabilitas pertanyaan
Tabel 3.4.
Reliability Statistics Kualitas pelayanan dan tahapan BPR
,992 ,993 52
,670 ,661 8
Berdasarkan Tabel 3.4 diatas, nilai cronbach’s alpha data diatas 0.992 dan
kuesioner indikator yang digunakan untuk mengukur indikator dari tiap dimensi
servqual handal untuk mengukur dimensi servqual dan reliabel untuk digunakan
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN
dimensi kualitas pelayanan atas setiap alur pelayanan. Penilaian dilakukan untuk
pelanggan atas kondisi yang dirasakan saat ini. Kuesioner ini juga memuat 8
yang sudah dilakukan rumah sakit dirasakan oleh pelanggan. Kuesioner diisi oleh
pelanggan yang sudah pernah merasakan layanan rawat inap, rawat jalan dan
Rumah Sakit (RS) lain di area sekitar RS IZZA Cikampek. Jumlah kuesioner
tersebut akan diolah dan menjadi dasar analisa penelitian dengan menggunakan
kondisi yang diharapkan (harapan pelanggan) dengan kondisi yang terjadi (tingkat
48
kepuasan) di RS IZZA, analisis tingkat kesesuaian untuk melihat tingkat
Performance Analysis IPA atas kualitas pelayanan untuk melihat perbaikan proses
dan layanan apa yang harus dilakukan RS IZZA serta analisis deksriptif
kuantitatif untuk melihat proses BPR yang sudah dilakukan RS dan mengetahui
tahap BPR apa yang masih perlu diperbaiki oleh RS IZZA ke depannya
analisis data yang tepat. Dalam penelitian ini, dilakukan langkah kodifikasi
indikator dimensi serta uji validitas dan reliabilitas data sebelum dilakukan
Untuk mempermudah proses analisa dan pengolahan data, maka data yang
49
Tabel 4.1
Nilai Kinerja dan Kepentingan untuk setiap Indikator Kualitas Pelayanan
Proses Kerja Dimensi Indikator Kinerja Kepentingan
Pendaftaran Tangible 1TA1 4,44 4,97
1TA2 4,49 4,97
1TA3 4,18 4,94
Emphaty 1EM1 4,20 4,96
1EM2 4,49 4,97
Responsiveness 1RS1 4,06 4,97
1RS2 4,20 4,97
Reliability 1RE1 4,25 4,97
1RE2 4,38 4,99
Assurance 1AS1 4,44 4,97
1AS2 4,35 4,96
Pelayanan Tangible 2TA1 4,32 4,97
Medis 2TA2 4,52 4,97
2TA3 4,23 4,97
Emphaty 2EM1 4,39 4,97
2EM2 4,41 4,97
Responsiveness 2RS1 4,17 4,97
2RS2 4,38 4,97
Reliability 2RE1 4,38 4,97
2RE2 4,49 4,99
Assurance 2AS1 4,46 4,97
2AS2 4,44 4,97
Penunjang Tangible 3TA1 4,41 4,97
Medis 3TA2 4,52 4,96
3TA3 4,25 4,97
Emphaty 3EM1 4,34 4,97
3EM2 4,35 4,97
Responsiveness 3RS1 4,14 4,97
Reliability 3RS2 4,32 4,97
3RE1 4,41 4,99
Assurance 3AS1 4,44 4,97
3AS2 4,46 4,97
50
Proses Kerja Dimensi Indikator Kinerja Kepentingan
Farmasi Tangible 4TA1 4,44 4,97
(Pelayanan 4TA2 4,46 4,97
Obat) 4TA3 4,14 4,94
Emphaty 4EM1 4,34 4,97
4EM2 4,41 4,97
Responsiveness 4RS1 3,77 4,97
4RS2 4,27 4,97
Reliability 4RE1 4,44 4,99
Assurance 4AS1 4,44 4,97
4AS2 4,44 4,97
Kasir dan Tangible 5TA1 4,41 4,97
Penyelesaian 5TA2 4,49 4,96
Administrasi 5TA3 4,28 4,93
Emphaty 5EM1 4,39 4,97
5EM2 4,41 4,97
Responsiveness 5RS1 4,21 4,97
5RS2 4,32 4,97
Reliability 5RE1 4,41 4,97
Assurance 5AS1 4,44 4,97
5AS2 4,44 4,97
Rata - Rata 4,35 4,97
51
3. Analisis Kesenjangan Kualitas Pelayanan
Tabel 4.2
Kesenjangan per Indikator Kualitas Pelayanan
Rata - Rata
Proses Kerja Dimensi Indikator Kesenjangan kesenjangan per
Dimensi
Pendaftaran Tangible 1TA1 0,54
1TA2 0,48 0,59
1TA3 0,76
Emphaty 1EM1 0,76
0,61
1EM2 0,48
Responsiveness 1RS1 0,92
0,83
1RS2 0,77
Reliability 1RE1 0,72
0,65
1RE2 0,61
Assurance 1AS1 0,54
0,58
1AS2 0,61
52
Rata - Rata
Proses Kerja Dimensi Indikator Kesenjangan kesenjangan per
Dimensi
Pelayanan Tangible 2TA1 0,65
Medis 2TA2 0,45 0,62
2TA3 0,75
Emphaty 2EM1 0,58
0,58
2EM2 0,56
Responsiveness 2RS1 0,80
0,70
2RS2 0,59
Reliability 2RE1 0,59
0,54
2RE2 0,49
Assurance 2AS1 0,51
0,52
2AS2 0,54
Penunjang Tangible 3TA1 0,56
Medis 3TA2 0,44 0,57
3TA3 0,72
Emphaty 3EM1 0,63
0,63
3EM2 0,62
Responsiveness 3RS1 0,83 0,74
3RS2 0,65
0,56
Reliability 3RE1 0,58
Assurance 3AS1 0,54
0,52
3AS2 0,51
Farmasi Tangible 4TA1 0,54
(Pelayanan 4TA2 0,51 0,62
Obat) 4TA3 0,80
Emphaty 4EM1 0,63
0,60
4EM2 0,56
Responsiveness 4RS1 1,20
0,96
4RS2 0,70
Reliability 4RE1 0,55 0,54
Assurance 4AS1 0,54
0,54
4AS2 0,54
Kasir dan Tangible 5TA1 0,56
0,58
Penyelesaian 5TA2 0,46
Administrasi 5TA3 0,65
0,57
Emphaty 5EM1 0,58
5EM2 0,56
0,70
Responsiveness 5RS1 0,76
5RS2 0,65
0,56
Reliability 5RE1 0,56
Assurance 5AS1 0,54
0,54
5AS2 0,54
53
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan bahwa kesenjangan kualitas pelayanan
terkecil ada pada dimensi Assurance untuk bagian pelayanan dan penunjang
ketetapan rumah sakit mensyaratkan waktu tunggu rata-rata untuk pelayanan obat
adalah kurang dari 30 menit untuk obat jadi dan kurang dari 60 menit untuk obat
racikan. Terdapat selisih waktu tunggu hingga 60 menit lebih lama dari ketentuan
yang ada. Saat ini RS perlu memperbaiki cetak biru proses pelayanan obat
4. Analisis Kesesuaian
54
Tabel 4.3
Tingkat Kesesuaian per Indikator Kualitas pelayanan
Tingkat Rata-Rata
Proses Kerja Dimensi Indikator
Kesesuaian Dimensi
Pendaftaran Tangible 1TA1 89%
1TA2 90% 88%
1TA3 85%
Emphaty 1EM1 85%
88%
1EM2 90%
Responsiveness 1RS1 82%
83%
1RS2 84%
Reliability 1RE1 86%
87%
1RE2 88%
Assurance 1AS1 89%
88%
1AS2 88%
Pelayanan Medis Tangible 2TA1 87%
2TA2 91% 88%
2TA3 85%
Emphaty 2EM1 88%
88%
2EM2 89%
Responsiveness 2RS1 84%
86%
2RS2 88%
Reliability 2RE1 88%
89%
2RE2 90%
Assurance 2AS1 90%
90%
2AS2 89%
Penunjang Medis Tangible 3TA1 89%
3TA2 91% 88%
3TA3 86%
Emphaty 3EM1 87%
87%
3EM2 88%
Responsiveness 3RS1 83%
85%
Reliability 3RS2 87%
3RE1 88% 89%
Assurance 3AS1 89%
90%
3AS2 90%
55
Tingkat Rata - Rata
Proses Kerja Dimensi Indikator
Kesesuaian Dimensi
Farmasi Tangible 4TA1 89%
(Pelayanan Obat) 4TA2 90% 87%
4TA3 84%
Emphaty 4EM1 87%
88%
4EM2 89%
Responsiveness 4RS1 76%
81%
4RS2 86%
Reliability 4RE1 89% 89%
Assurance 4AS1 89%
89%
4AS2 89%
Kasir dan Tangible 5TA1 89%
Penyelesaian 5TA2 91% 88%
Administrasi 5TA3 87%
Emphaty 5EM1 88%
89%
5EM2 89%
Responsiveness 5RS1 85%
86%
5RS2 87%
Reliability 5RE1 89% 89%
Assurance 5AS1 89%
89%
5AS2 89%
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan bahwa kesesuaian antara kinerja dan harapan
yang paling rendah adalah pada dimensi Responsiveness. Hal ini mengindikasikan
waktu tunggu yang lebih lama jika dibandingkan dengan ketentuan yang ada.
ketentuan.
56
Tabel 4.4
Perbandingan Kesesuaian Kinerja Waktu Tunggu Pelayanan dengan
Ketentuan
Waktu Tunggu
Tahap Proses Aturan Kondisi RS Ket
Kemenkes IZZA
1 Pendaftaran
a. Waktu Tunggu a. - a. -
dipanggil b. ≤10 menit b. Berkisar 10-
b. Proses Rekam c. ≤15 menit 20 menit
Lebih lama 5-
Medis Pendaftaran c. Berkisar 10-
10 menit
Rawat Jalan 20 menit
c. Proses Rekam
Medis Pendaftaran
Rawat Inap
2 Pelayanan Medis:
a. Gawat Darurat a. ≤ 5 menit a. 0 - 2 menit a. Pasien
terlayani terlayani setelah Gawat Darurat
b. Rawat Jalan setelah pasien pasien datang ditangani lebih
datang b. Rata-rata 80 cepat
c. Rawat Inap b. ≤ 60 menit menit sejak b. Pelayanan
sejak pendaftaram Rawat Jalan
pendaftaran sampai bertemu rata-rata lebih
sampai Dokter lama 20 menit
bertemu c. - c. -
Dokter
c. -
3 Penunjang Medis:
a. Radiologi a. ≤ 3 jam a. ± 2 Hari a. Pelayanan
b. Laboratorium untuk thorax untuk thorax Radiologi
foto foto memakan
b. ≤ 140 b. ± 80 menit waktu yang
menit untuk untuk Kimia cukup lama,
Kimia Darah Darah dan yaitu 2 hari
dan Darah Darah Rutin b. Pelayanan
Rutin Laboratorium
lebih cepat dari
standar yang
ditetapkan
57
Waktu Tunggu
Tahap Proses Aturan Kondisi RS Ket
Kemenkes IZZA
4 Apotek (Instalasi a. ≤ 30 menit a. Berkisar 15 - Pelayanan di
Farmasi) untuk Obat 40 menit untuk Instalasi
Jadi Obat Jadi Farmasi lebih
b. Berkisar 20 - lama di hari
b. ≤ 60 menit 70 menit untuk tertentu, yaitu
untuk Obat Obat Racikan hari Selasa dan
Racikan Kamis karena
terdapat dokter
spesialis saraf
dengan pasien
lebih banyak
Sementara itu dimensi Assurance adalah dimensi yang memiliki kesesuaian paling
tinggi dengan tingkat kesesuaian diatas 90%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
secara umum pelanggan menilai dengan berobat ke RS IZZA dapat dijamin dan
merupakan indikator dengan tingkat kesesuaian antara kinerja dan harapan yang
paling rendah. Sementara itu kesesuaian antara kinerja dan harapan yang paling
tinggi adalah indikator ‘kerapihan petugas’ untuk bagian Pelayanan Medis (dokter
pada kualitas pelayanan sekitar 88%. Berdasarkan kriteria Steers (1993) dalam
Fahrizal Budiono (2014), tingkat kepuasan RS IZZA berada dalam rentang >80%
yang bermakna kepuasan tinggi. Artinya, secara garis besar RS IZZA sudah
58
5. Indicator Performance Analysis (IPA)
kualitas pelayanan bernilai 4,35 dan 4,97, maka selanjutnya nilai indeks tersebut
akan digunakan sebagai dasar dalam pembuatan diagram IPA yang ditampilkan
dalam bentuk diagram kartesius. Penetapan analisis kuadran IPA dilakukan sesuai
dengan metode IPA yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya. Diagram IPA
4,97
Gambar 4.1
Matriks IPA kualitas pelayanan
Ket:
4,35 = rata-rata nilai Kinerja Layanan RS IZZA
4,97 = rata-rata nilai Kepentingan Layanan RS IZZA
Pendaftaran Farmasi
Layanan Medis Kasir &
Penunjang Medis Administrasi
59
Berdasarkan grafik tersebut, didapatkan 15 indikator yang berada pada Kuadran A
Prestasi), 4 (tujuh) indikator yang berada pada Kuadran C (Prioritas Rendah), dan
lebih rendah dibanding kinerja rata-rata rumah sakit, namun indikator tersebut
indikator tersebut harus menjadi prioritas utama bagi RS IZZA untuk dilakukan
Tabel 4.5
Prioritas Utama Perbaikan menurut Analisis IPA
60
Bagian Dimensi Indikator
Penunjang Responsiveness Kesigapan Petugas untuk memenuhi
Medis keinginan konsumen dengan tanggap
Penunjang Emphaty Pemberian pelayanan dengan perhatian
Medis pribadi
Farmasi Responsiveness Kemauan dan kemampuan petugas dalam
memberikan pelayanan secara cepat
Farmasi Emphaty Pemberian pelayanan dengan perhatian
pribadi
Farmasi Responsiveness Kesigapan Petugas untuk memenuhi
keinginan konsumen dengan tanggap
Kasir & Responsiveness Kemauan dan kemampuan petugas dalam
Administrasi memberikan pelayanan secara cepat
pertahankan prestasi, dimana kinerja per indikator di atas kinerja rata-rata rumah
sakit dan indikator tersebut memiliki tingkat kepentingan tinggi (rata-rata tingkat
IZZA). Aspek yang ada dalam indikator tersebut telah diapresiasi baik oleh
tersebut adalah:
Tabel 4.6
Indikator Pertahankan menurut Analisis IPA
61
Bagian Dimensi Indikator
Pendaftaran Reliability Kemampuan untuk memberikan layanan
dengan akurat, konsisten dan memuaskan
Layanan Responsiveness Kesigapan Petugas untuk memenuhi
Medis keinginan konsumen dengan tanggap
Layanan Emphaty Pemberian pelayanan dengan perhatian
Medis pribadi
Layanan Emphaty Komunikasi yang baik sesuai kebutuhan
Medis pelangan
Layanan Reliability Kemampuan untuk memberikan layanan
Medis dengan akurat, konsisten dan memuaskan
Layanan Assurance Dapat dipercayanya petugas dalam
Medis memberikan layanan
Layanan Assurance Pengetahuan dan kompetensi petugas
Medis terkait pelayanan yang diberikan
Layanan Tangible Penampilan fisik petugas
Medis
Penunjang Emphaty Komunikasi yang baik sesuai kebutuhan
Medis pelangan
Penunjang Reliability Kemampuan untuk memberikan layanan
Medis dengan akurat, konsisten dan memuaskan
Penunjang Assurance Pengetahuan dan kompetensi petugas
Medis terkait pelayanan yang diberikan
Penunjang Tangible Penampilan fisik ruangan dan bangunan
Medis
Penunjang Assurance Dapat dipercayanya petugas dalam
Medis memberikan layanan
Farmasi Emphaty Komunikasi yang baik sesuai kebutuhan
pelangan
Farmasi Reliability Kemampuan untuk memberikan layanan
dengan akurat, konsisten dan memuaskan
Farmasi Assurance Pengetahuan dan kompetensi petugas
terkait pelayanan yang diberikan
Farmasi Assurance Dapat dipercayanya petugas dalam
memberikan layanan
Farmasi Tangible Penampilan fisik ruangan dan bangunan
Farmasi Tangible Penampilan fisik petugas
Kasir & Emphaty Pemberian pelayanan dengan perhatian
Administrasi pribadi
Kasir & Reliability Kemampuan untuk memberikan layanan
Administrasi dengan akurat, konsisten dan memuaskan
62
Bagian Dimensi Indikator
Kasir & Emphaty Komunikasi yang baik sesuai kebutuhan
Administrasi pelangan
Kasir & Assurance Pengetahuan dan kompetensi petugas
Administrasi terkait pelayanan yang diberikan
Kasir & Assurance Dapat dipercayanya petugas dalam
Administrasi memberikan layanan
Kasir & Tangible Penampilan fisik ruangan dan bangunan
Administrasi
rendah, dimana kinerja per indikator di bawah kinerja rata-rata rumah sakit dan
IZZA). Untuk 4 indikator tersebut saat ini belum menjadi prioritas utama untuk
dilakukan perbaikan kualitas pelayanan. Hal tersebut bukan berarti tidak penting,
namun terjadi karena dalam persepsi pengguna indikator pada Kuadran A terlebih
dimana kinerja per indikator di atas kinerja rata-rata rumah sakit dan indikator
kuadran D ini dapat diartikan bahwa pasien tidak memberikan harapan terlalu
tinggi karena mungkin menurut mereka indikator tersebut belum menjadi aspek-
63
aspek utama yang berkaitan langsung dengan tingkat kualitas pelayanan RS.
Indikator tersebut adalah ‘penampilan fisik petugas’ dibagian kasir dan pelayanan
bagian pendaftaran.
Untuk menguji proses BPR yang telah dilakukan Rumah Sakit serta
mengetahui tahap BPR apa yang masih perlu diperbaiki oleh RS IZZA, maka data
pembahasan per tahap BPR yang dirasakan pelangganan sesuai tabel berikut
Tabel 4.7
Penilaian Pelanggan atas Tahapan BPR yang dilakukan IZZA
Rata-rata
Dimensi Indikator Pertanyaan Penjelasan
nilai
Proses Pelayanan yang RS IZZA memberikan pelayanan 4,5 Pelanggan berada dalam rentang puas -
Bisnis diberikan oleh Rumah yang baik kepada pasien/keluarga sangat puas terhadap pelayanan yang
Sakit kepada pelanggan pasien diberikan oleh RS IZZA
RS IZZA memberikan pelayanan 4,1 Pelanggan setuju bahwa RS IZZA
yang lebih baik dibanding dengan memberikan pelayanan yang lebih baik
RS lain di sekitar area Cikampek dibanding RS di sekitar Cikampek
Layanan RS unik dan Jenis Layanan di RS IZZA saat ini 4,0 Pelanggan setuju bahwa Jenis Layanan
berbeda dari RS lain sama dengan layanan di RS lain di di RS IZZA saat ini sama dengan layanan
sekitar area CIkampek RS lain di sekitar area Cikampek
Tugas dan Alur/Prosedur yang RS IZZA melayani pasien dengan 4,2 Pelanggan merasa puas atas perosedur
Struktur dirasakan pelanggan prosedur yang tidak rumit dan berobat di RS IZZA
tidak berbelit-belit
Prosedur berobat di RS IZZA lebih 2,5 Pelanggan berada dalam rentang tidak
simpel dan tidak berbelit-belit setuju - netral. Pelanggan menilai
dibanding RS lain di sekitar Area bahwa prosedur di RS IZZA sama saja/
Cikampek tidak berbeda dibanding RS lain di
sekitar area Cikampek
Value Kesesuaian Visi dan Cita-cita dan Nilai RS IZZA sesuai 4,8 Hampir semua pelanggan sangat setuju
Nilai RS IZZA dengan dengan kebutuhan dengan cita-cita dan nilai yang dibangun
kebutuhan pelanggan pasien/keluarga pasien oleh RS IZZA
Manaje- Respon Management Pasien/Keluarga Pasien 4,1 Pelanggan menilai bahwa perubahan
men atas Masukan/Evaluasi merasakan ada layanan yang terus ada di RS IZZA, baik dari sisi jenis
pelanggan berbeda setiap berkunjung ke RS layanan maupun dari sisi bentuk
IZZA
Pasien/Keluarga Pasien 4,5 pelayanan yang lebih baik
merasakan pelayanan yang lebih
baik setiap berkunjung ke RS IZZA
64
Proses Bisnis. RS IZZA melakukan perubahan proses bisnis dari sisi
sehingga alur pelayanan menjadi lebih baik dan jenis layanan menjadi
atas seluruh proses pelayanan serta prinsip “one stop service” untuk
Perubahan pelayanan ini dinilai telah dirasakan pelanggan atas BPR yang
pelanggan merasa puas dan sangat puas atas pelayanan yang baik yang
IZZA masih sama saja dengan jenis layanan yang ada di RS lain, belum
Tugas dan Struktur. Perubahan atas tugas dan struktur akan berdampak
65
Perubahan tugas dan struktur terkait pelayanan yang dilakukan RS IZZA
rata pasien yang mendaftar di RS IZZA masih banyak yang dibantu oleh
Pelayan Sosial Masyarakat (PSM) desa, dimana PSM desa adalah klien
penambahan struktur baru yaitu posisi Kepala Instalasi Rawat Inap yang
Tugas dan struktur yang efisien akan menghasilkan pelayanan yang lebih
mudah dan lebih cepat. Pelanggan menilai bahwa prosedur RS IZZA tidak
rumit dan pelanggan merasa puas dengan prosedur berobat. Namun, jika
IZZA dinilai sama saja atau cenderung lebih rumit jika dibandingkan
66
Value. Perubahan nilai baik di lingkungan internal maupun eksternal di RS
IZZA tercermin dalam perubahan visi, misi dan value. Berdasarkan hasil
dengan visi, misi dan value RS IZZA saat ini dan dinilai telah sesuai
misi RS IZZA yang baru sangat sesuai dengan kebutuhan mereka, yaitu
4.2 Pembahasan
Berdasarkan data yang sudah diperoleh, berikut bahasan hasil penelitian
67
Pelayanan Pembayaran
Penunjang
Pendaftaran Medis – Medis - Lab /
Instalasi &
Poliklinik/IG Farmasi Penyelesaian
Radiologi
Dawat Inap Administrasi
Gambar 4.2
Alur Pelayanan di RS IZA
Tabel 4.8
Ringkasan Hasil Kuesioner Kualitas Pelayanan per Alur Layanan
Alur Tingkat Matriks IPA
Gap
Layanan Kesesuaian Prioritas Utama Pertahankan Prioritas Rendah Berlebihan
Pendaftaran 0,65 87% 3 5 2 1
Pelayanan 0,59 88% 3 8
Penunjang 0,60 88% 4 5 1
Farmasi 0,65 87% 3 6 1
Kasir 0,59 88% 2 6 1 1
kesesuaian 87%). Artinya, kondisi pelayanan yang ada di RS IZZA saat ini masih
jauh di bawah harapan pelanggan atas layanan tersebut. Namun, bagian yang perlu
indikator yang menjadi prioritas utama untuk segera diperbaiki karena pelanggan
memasang harapan yang jauh lebih tinggi untuk bagian ini. Indikator tersebut
68
Berikut detail penilaian kualitas pelayanan per masing-masing indikator
1. Pendaftaran
Gambar 4.3
Alur Pelayanan Pendaftaran di RS IZZA
3 indikator yang harus segera diperbaiki dan dianggap mendesak. Hal ini
69
pelayanannya untuk memenuhi harapan-harapan tersebut. Berikut detail
Tabel 4.9
Hasil Kualitas pelayanan bagian Pendaftaran
70
Utama dalam matriks IPA, yaitu kategori dengan tingkat kinerja per
cepat.
pelanggan.
71
2. Indikator ‘ketersediaan peralatan dan perlengkapan pendukung’
ini dinilai sudah baik dan sudah mendekati harapan pelanggan. Ruang
72
saat ini. Sebelum dilakukan BPR, petugas pendaftaran seringkali tidak
kesan kumuh.
ini, namun sebetulnya indikator ini bukan merupakan aspek utama yang
2. Pelayanan Medis
layanan medis dari dokter atau perawat. Pelayanan medis ini merupakan
layanan inti dari suatu rumah sakit. Layanan medis di RS IZZA dapat
untuk pasien gawat darurat. Instalasi IGD RS IZZA dilayani oleh dokter
umum serta perawat yang bertugas 24 jam. Khusus instalasi IGD, pasien
bagian pendaftaran.
73
- Poliklinik Rawat Jalan. Pemberian layanan medis di poliklinik rawat
jalan dilayani oleh dokter spesialis yang tersedia sesuai jadwal praktik
ruang konsultasi khusus yang hanya diisi oleh dokter tersebut. Setiap
layanan di Rawat Jalan dibuka setiap hari sesuai jadwal yang sudah
Gedung 2 Lantai
116 tempat tidur (Bed) rawatan
Ruang Rawat Isolasi
74
Instalasi Care Unit (ICU)
Ruang Operasi (Ruang OK)
Ruang Bersalin (Ruang VK)
dilakukan perbaikan).
Tabel 4.10
Hasil Kualitas pelayanan bagian Pelayanan Medis
Dimensi Indikator Matriks IPA Kesesuaian Kesenjangan
Responsiveness Kemauan dan kemampuan petugas dalam Prioritas 84% 0,80
memberikan pelayanan secara cepat Utama
Tangible Ketersediaan Peralatan dan perlengkapan Prioritas 85% 0,75
pendukung Utama
Tangible Penampilan fisik ruangan dan bangunan Prioritas 87% 0,65
Utama
Responsiveness Kesigapanan Petugas untuk memenuhi Pertahankan 88% 0,59
keinginan konsumen dengan tanggap
Emphaty Pemberian pelayanan dengan perhatian Pertahankan 88% 0,58
pribadi
Emphaty Komunikasi yang baik sesuai kebutuhan Pertahankan 89% 0,56
pelangan
Reliability Kemampuan untuk memberikan layanan Pertahankan 89% 0,54
dengan akurat, konsisten dan memuaskan
Assurance Dapat dipercayanya petugas dalam Pertahankan 89% 0,54
memberikan layanan
Assurance Pengetahuan dan kompetensi petugas Pertahankan 90% 0,51
terkait pelayanan yang diberikan
Tangible Penampilan fisik petugas Pertahankan 91% 0,45
75
Kinerja layanan di RS IZZA sudah mendekati harapan pelanggan.
dinilai harus segera diperbaiki dan dianggap mendesak agar kinerja bagian
IZZA.
76
Kedua indikator ini juga memiliki kesenjangan dan kesesuaian di
indikator ini antara lain dilihat dari alat medis yang digunakan.
bersih terutama kebersihan kamar mandi dan area publik adalah catatan
2. Terdapat 8 indikator yang kondisi nyata dianggap sudah baik dan sudah
3. Penunjang Medis
sebagai berikut:
77
Jika dibutuhkan, Bagian administrasi Petugas memanggil pasien
dokter meminta penunjang medis sesuai antrian lalu
pasien ke bagian menerima surat rujukan melakukan pemeriksaan.
penunjang medis internal lalu
untuk dilakukan mendaftarkan pasien
pemeriksaan dengan tersebut di sistem
memberikan surat informasi RS. Pasien
rujukan internal menunggu antrian
pemeriksaan
Gambar 4.4
Alur Pelayanan Penunjang Medis di RS IZZA
pelayanan namun kinerja layanan masih perlu terus ditingkatan. Saat ini
78
sakit di bagian lain. Terdapat 4 indikator yang dinilai harus segera
diperbaiki dan menjadi prioritas utama karena kinerja bagian ini masih di
Tabel 4.11
Hasil Kualitas pelayanan bagian Penunjang Medis
Matriks
Dimensi Indikator Kesesuaian Kesenjangan
IPA
Responsiveness Kemauan dan kemampuan petugas Prioritas 83% 0,83
dalam memberikan pelayanan Utama
secara cepat
Tangible Ketersediaan Peralatan dan Prioritas 86% 0,72
perlengkapan pendukung Utama
Responsiveness Kesigapanan Petugas untuk Prioritas 87% 0,65
memenuhi keinginan konsumen Utama
dengan tanggap
Emphaty Pemberian pelayanan dengan Prioritas 87% 0,63
perhatian pribadi Utama
Emphaty Komunikasi yang baik sesuai Pertahankan 88% 0,62
kebutuhan pelangan
Reliability Kemampuan untuk memberikan Pertahankan 88% 0,58
layanan dengan akurat, konsisten
dan memuaskan
Assurance Pengetahuan dan kompetensi Pertahankan 89% 0,54
petugas terkait pelayanan yang
diberikan
Tangible Penampilan fisik ruangan dan Pertahankan 89% 0,56
bangunan
Assurance Dapat dipercayanya petugas dalam Pertahankan 90% 0,51
memberikan layanan
Tangible Penampilan fisik petugas Berlebihan 91% 0,44
79
dilakukan perbaikan mendesak karena tergabung dalam kategori
Waktu tunggu yang cepat ini dibutuhkan pelanggan baik pada saat
pemeriksaan CT Scan.
bagian penunjang medis. Kedua indikator ini juga memiliki rata- rata
80
Berdasarkan poin 1 dan poin 2, seperti halnya di bagian pendaftaran,
2. Terdapat 5 indikator yang kondisi nyata dianggap sudah baik dan sudah
(dimensi assurance).
yang cukup baik untuk indikator ini, namun sebetulnya indikator ini
81
bukan merupakan aspek utama yang diharapkan pasien di bagian
penunjang medis.
Resep obat diberikan oleh Resep diserahkan ke bagian farmasi. Bagian kasir menerima lembar
dokter ke pasien/ keluarga Bagian farmasi melakukan tagihan obat dari pelanggan lalu
pasien setelah pemeriksaan penginputan jenis obat yang akan menagihkan harga obat ke
(pasien poliklinik) dan diambil lalu menyerahkan tagihan pelanggan sesuai tagihan. Setelah
diberikan ke pasien melalui obat ke pelanggan untuk dibayarkan/ obat dibayarkan, bagian kasir
perawat (pasien rawat inap) distempel “Lunas” ke bagian kasir. membubuhkan cap “Lunas” di
Bagian farmasi juga sudah memulai tagihan tersebut dan menyerahkan
menyiapkan obat kwitansi pembayaran ke pelanggan
Gambar 4.5
Alur Pelayanan Farmasi di RS IZZA
82
rawat inap, obat diberikan oleh bagian apotek ke bagian keperawatan
Tabel 4.12
Hasil Kualitas pelayanan bagian Farmasi
Matriks
Dimensi Indikator Kesesuaian Kesenjangan
IPA
Responsiveness Kemauan dan kemampuan Prioritas 76% 1,20
petugas dalam memberikan Utama
pelayanan secara cepat
Emphaty Pemberian pelayanan dengan Prioritas 87% 0,63
perhatian pribadi Utama
Responsiveness Kesigapanan Petugas untuk Prioritas 86% 0,70
memenuhi keinginan konsumen Utama
dengan tanggap
Tangible Ketersediaan Peralatan dan Prioritas 84% 0,80
perlengkapan pendukung Rendah
Emphaty Komunikasi yang baik sesuai Pertahankan 89% 0,56
kebutuhan pelangan
Reliability Kemampuan untuk memberikan Pertahankan 89% 0,55
layanan dengan akurat, konsisten
dan memuaskan
Assurance Pengetahuan dan kompetensi Pertahankan 89% 0,54
petugas terkait pelayanan yang
diberikan
Assurance Dapat dipercayanya petugas dalam Pertahankan 89% 0,54
memberikan layanan
Tangible Penampilan fisik ruangan dan Pertahankan 89% 0,54
bangunan
Tangible Penampilan fisik petugas Pertahankan 90% 0,51
83
87% untuk kelima dimensinya. Bagian Farmasi merupakan salah satu
mendesak. Hal ini berarti harapan pelanggan masih belum sesuai dengan
bagian farmasi:
cepat.
84
indikator lain yang menjadi prioritas utama untuk dilakukan perbaikan.
hari lain.
85
berupa adanya alat pengambil nomor antrian otomatis serta tersedianya
dengan harapan pelanggan dengan kinerja yang baik yaitu di atas rata-
Setelah selesai menjalani masa rawatan, bagian akhir dari pelayanan rumah
adalah hampir 95% pasien merupakan pasien BPJS dan pasien Asuransi/
diberikan jaminan oleh pihak ketiga yang menjamin. Jaminan tersebut dapat
berupa kartu BPJS yang aktif serta dokumen kependudukan yang sesuai
syarat (untuk pasien BPJS), verifikasi by phone untuk pasien asuransi atau
perusahaan.
86
Berdasarkan hasil analisis kuesioner kualitas pelayanan atas bagian kasir
Tabel 4.13
Hasil Kualitas pelayanan bagian Kasir
Matriks
Indikator Kesesuaian Kesenjangan
Dimensi IPA
Responsiveness Kemauan dan kemampuan Prioritas 85% 0,76
petugas dalam memberikan Utama
pelayanan secara cepat
Responsiveness Kesigapanan Petugas untuk Prioritas 87% 0,65
memenuhi keinginan konsumen Utama
dengan tanggap
Tangible Ketersediaan Peralatan dan Prioritas 87% 0,65
perlengkapan pendukung Rendah
Emphaty Pemberian pelayanan dengan Pertahankan 88% 0,58
perhatian pribadi
Reliability Kemampuan untuk memberikan Pertahankan 89% 0,56
layanan dengan akurat, konsisten dan
memuaskan
Emphaty Komunikasi yang baik sesuai Pertahankan 89% 0,56
kebutuhan pelangan
Assurance Pengetahuan dan kompetensi petugas Pertahankan 89% 0,54
terkait pelayanan yang diberikan
Assurance Dapat dipercayanya petugas dalam Pertahankan 89% 0,54
memberikan layanan
Tangible Penampilan fisik ruangan dan Pertahankan 89% 0,56
bangunan
Tangible Penampilan fisik petugas Berlebihan 91% 0,46
Ket:
Indikator yang menjadi prioritas utama perbaikan
87
Secara keseluruhan, bagian Kasir ini merupakan bagian dengan kinerja
layanan terbaik dari seluruh layanan yang diberikan rumah sakit IZZA,
pelanggan.
perbaikan jam layanan dan proses bisnis layanan merupakan hal yang
2. Terdapat 6 indikator yang kondisi nyata dianggap sudah baik dan sudah
88
kinerja layanan rumah sakit izza. Enam indikator ini harus
IZZA.
bagian petugas bagian kasir RS IZZA sudah rapih dan dianggap cukup
89
6. Bisnis Proses Reengineering (BPR)
BPR yang telah dilakukan oleh Rumah Sakit IZZA dapat dinilai dari 4
1. Proses Bisnis.
0%4.2%
Gambar 4.6
Diagram Tingkat Kepuasan Pemberian Pelayanan di RS IZZA
90
merasa puas dan menilai bahwa RS IZZA telah memberikan
0% 10%
21%
69%
Gambar 4.7
Diagram Kesetujuan Pelayanan RS IZZA lebih baik dibanding RS
lain di Area Cikampek
91
Namun, terdapat 10% pasien yang merasa bahwa pelayanan RS
saat ini jenis layanan yang diberikan RS IZZA sama saja dengan
92
0%
20% 23%
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Netral
Setuju
Sangat Setuju
58%
Gambar 4.8
Diagram Kesetujuan Jenis Layanan RS IZZA sama dengan RS lain
di Area Cikampek
Cikampek.
93
mudah jika dibandikan dengan prosedur berobat di RS lain. Berikut
0% 1%
20%
Sangat Tidak Puas
Tidak Puas
Biasa
Puas
Sangat Puas
79%
Gambar 4.9
Diagram Tingkat Kepuasan Prosedur Pelayanan di RS IZZA
94
Jika dibandingkan dengan RS lain, prosedur layanan di RS IZZA
dinilai sama saja atau tidak lebih mudah jika dibanding dengan
3% 0%
Gambar 4.10
Diagram Kesetujuan Prosedur RS IZZA lebih mudah dibandingkan
dengan RS lain di Area Cikampek
95
3. Value.
misi dan value RS IZZA saat ini dinilai telah sesuai dengan
informasi terkait visi, misi dan nilai yang diusung oleh RS ini.
Pelanggan yang tahu tentang visi, misi dan nilai yang baru
4. Manajemen.
96
bahwa perubahan terus menerus ada di RS IZZA, baik dari sisi
0% 4%
Gambar 4.11
Diagram Kesetujuan adanya Jenis Layanan yang berbeda setiap
berkunjung ke RS IZZA
97
struktur organisasi manajemen inti serta perubahan budaya
yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan pertanyaan pada indikator
0% 1%
20%
Sangat Setuju
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Netral
Setuju
79%
Gambar 4.12
Diagram Kesetujuan adanya Jenis Layanan yang lebih baik setiap
berkunjung ke RS IZZA
98
Penilaian ini mengindikasikan bahwa RS IZZA terus menerus
IZZA dinilai sudah baik untuk keramahannya, namun memang belum mempunyai
suatu competitive advantage yang membuat RS IZZA dinilai lebih baik dan
berbeda dari RS lain di area sekitar cikampek. Hal ini senada dengan hasil
akreditasi Rumah Sakit oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) yang
melakukan penilaian akreditasi terhadap Rumah Sakit IZZA pada Desember 2017.
tertinggi):
99
Tabel 4.113
Prioritas Utama Perbaikan Kualitas pelayanan di RS IZZA
Matriks Tingkat
Bagian Dimensi Indikator Kesenjangan
IPA Kesesuaian
Kemauan dan
kemampuan petugas
Responsive Prioritas
Farmasi dalam memberikan 76% 1,2
ness Utama
pelayanan secara
cepat
Kemauan dan
kemampuan petugas
Responsive Prioritas
Pendaftaran dalam memberikan 82% 0,92
ness Utama
pelayanan secara
cepat
Kemauan dan
kemampuan petugas
Penunjang Responsive Prioritas
dalam memberikan 83% 0,83
Medis ness Utama
pelayanan secara
cepat
Kemauan dan
kemampuan petugas
Layanan Responsive Prioritas
dalam memberikan 84% 0,8
Medis ness Utama
pelayanan secara
cepat
Kesigapanan Petugas
Responsive untuk memenuhi Prioritas
Pendaftaran 84% 0,77
ness keinginan konsumen Utama
dengan tanggap
Kemauan dan
kemampuan petugas
Responsive Prioritas
Kasir dalam memberikan 85% 0,76
ness Utama
pelayanan secara
cepat
Ketersediaan
Layanan Peralatan dan Prioritas
Tangible 85% 0,75
Medis perlengkapan Utama
pendukung
Kemampuan untuk
memberikan layanan
Prioritas
Pendaftaran Reliability dengan akurat, 86% 0,72
Utama
konsisten dan
memuaskan
100
Matriks Tingkat
Bagian Dimensi Indikator Kesenjangan
IPA Kesesuaian
Ketersediaan
Penunjang Peralatan dan Prioritas
Tangible 86% 0,72
Medis perlengkapan Utama
pendukung
Kesigapanan
Petugas untuk
Responsive memenuhi Prioritas
Farmasi 86% 0,7
ness keinginan Utama
konsumen dengan
tanggap
Kesigapanan
Petugas untuk
Responsive memenuhi Prioritas
Kasir 87% 0,65
ness keinginan Utama
konsumen dengan
tanggap
Kesigapanan
Petugas untuk
Penunjang Responsive memenuhi Prioritas
87% 0,65
Medis ness keinginan Utama
konsumen dengan
tanggap
Penampilan fisik
Layanan Prioritas
Tangible ruangan dan 87% 0,65
Medis Utama
bangunan
Pemberian
Penunjang Prioritas
Emphaty pelayanan dengan 87% 0,63
Medis Utama
perhatian pribadi
Pemberian
Prioritas
Farmasi Emphaty pelayanan dengan 87% 0,63
Utama
perhatian pribadi
101
kesigapanan para karyawan untuk memenuhi keinginan konsumen dengan
tanggap dan ramah. 60% pelanggan menilai dimensi ini perlu dilakukan perbaikan
segera. Berdasarkan perbaikan tugas dan struktur yang telah dilakukan RS IZZA
dalam proses BPR, RS IZZA telah melakukan perubahan atas atas prosedur kerja
disesuaikan dengan SOP yang sudah ada saat ini. Petugas diharuskan melakukan
suatu pekerjaan berdasarkan SOP yang telah ada. Standarisasi dokumen dilakukan
menghasilkan perbaikan waktu tunggu layanan. Perbaikan bisnis proses ini dapat
berupa pemetaan ulang cetak biru prosedur yang ada untuk dilakukan role play
pemeriksaan serta ruang rawatan dan pemeriksaan yang bersih dan rapi
102
yang mendukung pemeriksaan dapat diperbaiki melalui inventarisasi peralatan
yang ada lalu dilakukan investasi atas alat-alat yang diperlukan. Namun,
pelayanan mereka dapat meningkat. Investasi alat medis baik untuk rawatan
ataupun untuk pemeriksaan merupakan hal wajib yang harus dilakukan atas alat-
pelanggan. Pelanggan menilai “kenal dengan pelanggan” adalah salah satu nilai
tambah yang dapat diberikan oleh petugas/karyawan rumah sakit IZZA, terutama
menilai penting untuk bagian ini mengenali pelanggan lebih dekat. Hal ini
oleh rumah sakit. Bagian Farmasi memberikan penjelasan terkait penggunaan obat
selama pasien dirawat di rumah. Penjelasan ini dinilai akan lebih diterima dengan
perhatian pribadi. Hal ini dapat berupa mengetahui nama pelanggan, menjelaskan
103
dengan latar belakang pelanggan. Perbaikan proses ini yang dapat dilakukan oleh
dari tahap ini sebetulnya sudah dilakukan oleh RS IZZA pada saat perbaikan
bisnis proses. Layanan yang akurat akan menghasilkan kinerja yang memuaskan.
Waktu tunggu yang lebih cepat pun dapat dihasilkan dari perbaikan ini. Layanan
yang akurat dapat ditingkatkan dengan penggunaan sistem informasi yang lebih
modern. Misal untuk menemukan data rekam medis pasien, agar tidak terjadi
duplikasi data pasien, maka RS IZZA dapat bekerja sama dengan pemerintah
untuk pendataan pasien melalui database e-ktp. Sumber data dari pemerintah ini
nantinya dapat dijadikan sebagai data pedoman penyusunan rekam medis pasien
sehingga layanan yang diberikan di pendaftaran dapat lebih akurat dan tidak ada
pasien yang tertukar data rekam medisnya atau terjadi duplikasi data rekam medis.
104
BAB V
5.1 Kesimpulan
105
5. Meskipun pelanggan sangat puas terhadap layanan yang diberikan RS
layanan rumah sakit dengan kinerja layanan yang rendah (dibawah rata-
rata kinerja layanan rumah sakit) dan masuk ke dalam kategori prioritas
juga menilai belum ada jenis layanan yang berbeda yang dimiliki RS
5.2 Saran
berikut:
106
1. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menggali lebih dalam
rutin agar rumah sakit mampu menjaga daya saingnya dan mampu
pelayanan apa yang lebih tepat untuk industri jasa rumah sakit.
untuk mencari bisnis proses yang lebih efektif dan efisien. Hasil dari
blue print proses bisnis yang baru sehingga layanan yang lebih baik,
107
yang mendukung pemeriksaan dapat diperbaiki melalui inventarisasi
sehingga menjadi lebih bersih dan rapi. Perbaikan ini dapat dilakukan
peran dan tanggung jawab dari kepala ruangan dan bagian lain yang
penetapan peran dan tanggung jawab. Matrik RACI ini dapat digunakan
mana yang terkait dengan tugas tersebut serta bagian mana yang perlu
108
5. RS IZZA perlu untuk mempublikasikan visi, misi dan nilai RS terbaru
diinformasikan visi, misi dan nilai yang baru, 100% pelanggan setuju
pelanggan belum terinformasi terkait visi, misi dan nilai yang baru ini
109
DAFTAR PUSTAKA
Aslam Mei Nur Widigdo, Marimin, Idqan Fahmi, Irfan Syauqi Beik. 2016.
Business Process Reengineering of Funding of Funding on Indonesia’s
Islamic Banks. Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah, Volume 8 (1)
110
Gulledge & Sommer. 2002. Business Process Management : Public Sector
Implications. USA : George Mason University
Imam Fathoni, Heppy Millanyani, dan Maya Ariyanti. 2016. Analisis Kepuasan
Pelanggan mengenai kualitas layanan first media di Bandung menggunakan
metode Importance Performance Analysis. Jurnal e-Proceeding of
Management : Vol.3, No.1
111
Winy Salim, Hartono Subagio. 2013. Analisa pengaruh service quality terhadap
customer satisfaction rempah indonesian restaurant. Jurnal Manajemen
Pemasaran Petra Vol. 1 No.2
Yuyun Yulianti. 2015. Cetak Biru Pelayanan Pasien di Rumah Sakit Jiwa Provinsi
Jawa Barat Tahun 2014. Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan. Vol 1
No 2.
Sumber Web:
http://depkes.go.id/resources/download/LAKIP2017/6%20LKj%20Es%202%202
016/1%20LKj%20Es2%20Yankes/Lakip%20Yankes%20Rujukan%20Tahun%20
%202016.pdf diunduh pada 6 Juli 2018
http://sirs.yankes.kemkes.go.id/rsonline/report/ diunduh pada11 Juli 2018
112