Pengertian Iradiasi
Iradiasi bahan pangan dan makanan adalah salah satu teknologi pemrosesan pangan
yang bertujuan untuk membunuh kontaminan biologis berupa bakteri patogen, virus,
jamur dan serangga yang dapat merusak bahan pangan tersebut dan membahayakan
konsumen dengan cara mengionisasi bahan pangan tersebut dengan menggunakan sinar
tertentu. Selain dapat membunuh berbagai kontaminan biologis yang dapat merusak
pangan dan membahayakan konsumen, iradiasi dapat mencegah penuaan bahan pangan
yang disebabkan karena faktor internal pangan tersebut, misalnya pertunasan sehingga
berfungsi sebagai pengawet serta dapat membuat bahan pangan tetap segar karena proses
iradiasi sendiri merupakan proses pada temperatur ambient.
Pada dasarnya proses iradiasi hampir sama dengan proses pasteurisasi atau sterilisasi
pada susu, yaitu memberikan energi dengan intensitas cukup tinggi untuk membunuh
berbagai kontaminan biologis yang merugikan. Sumber sinar yang digunakan untuk
meradiasi bahan pangan adalah sinar yang dapat mengionisasi objek yang diradiasi,
biasanya terdiri dari sinar gamma, berkas elektron dan sinar-X.
Prinsip Iradiasi
Pada proses pengawetan bahan pangan dengan iradiasi digunakan radiasi berenergi
tinggi yang dikenal dengan radiasi pengion, karena dapat menimbulkan ionisasi pada
materi yang di laluinya (Maha, 1982). Pada gambar 1 disajikan prinsip pengawetan bahan
pangan dengan iradiasi. Pada gambar tersebut terlihat bahwa sumber iradiasi (sinar
gamma, sinar-X dan berkas elektron). Bila hal ini terjadi, maka akan menimbulkan
eksitasi, ionisasi dan perubahan kimia.
Eksitasi adalah suatu keadaan dimana sel hidup dalam keadaan peka terhadap
pengaruh dari luar. Sedangkan ionisasi adalah proses penguraian senyawa kompleks atau
makromolekul menjadi fraksi atau ion radikal bebas. Perubahan kimia adalah perubahan
yang timbul sebagai akibat dari eksitasi, ionisasi dan reaksi – reaksi kimia yang terjadi
baik saat berlangsung maupun setelah proses iradiasi selesai. Bila perubahan kimia terjadi
dalam sel hidup, maka akan menghambat sintesis DNA yang menyebabkan proses
pembelahan sel atau proses kehidupan normal dalam sel akan terganggu dan terjadi efek
biologis. Efek inilah yang digunakan sebagai dasar pengawetan bahan pangan dengan
iradiasi (Maha, 1982;1985).
Prinsip pengawetan pangan dengan cara iradiasi yaitu :
1. Penyinaran dapat menghambat pertunasan pada umbi-umbian.
2. Penyinaran dapat memperlambat atau menunda proses pematangan pada buah-buahan.
3. Penyinaran dapat menghambat aktivitas mikroba yang terdapat dalam bahan pangan.
4. Penyinaran dapat mnginaktifkan enzim-enzim.
5. Penyinaran dapat membunuh serangga atau hama yang mnyerang bahan pangan di ruang
penyimpanan.
Tujuan Iradiasi
Menurut Hermana (1991), dosis radiasi adalah jumlah energi radiasi yang diserap ke
dalam bahan pangan dan merupakan faktor kritis pada iradiasi pangan. Seringkali untuk tiap
jenis pangan diperlukan dosis khusus untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Kalau
jumlah radiasi yang digunakan kurang dari dosis yang diperlukan, efek yang diinginkan tidak
akan tercapai. Sebaliknya jika dosis berlebihan, pangan mungkin akan rusak sehingga tidak
dapat diterima konsumen. Besarnya dosis radiasi yang dipakai dalam pengawetan makanan
tergantung pada jenis bahan makanan dan tujuan iradiasi. Persyaratan dosis yang dibutuhkan
untuk mengiradiasi jenis pangan tertentu dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
Dosis rendah
(s/d 1 KGy)
Pencegahan 0,05 – 0,15 Kentang, bawang putih,
pertunasan bawang bombay, jahe,
Faktor-faktor yang perlu mendapat perhatian dalam melakukan penyinaran pangan adalah:
Anonim. 1996. Undang-undang Negara RI No. 7 tahun 1996 tentang Pangan. Dep. Pert. RI.
Dr. drh. Hj. Rr. Retno Widyani, MS, MH dan Ir. Tety Suciaty, MP. 2008.Prinsip Pengawetan
Pangan.Swagati Press
Setiawan, Dwi. 2012. Iradiasi Pangan cara Alternatif Mengawetkan dan Meningkatkan