Muhammad Yusriadi
A.Ayu Asmira, Harmiah, Fitrawaty Kambungu
Fisika 2012
Abstrak
Pada teorema thevenin berlaku bahwa suatu rangkaian yang rumit dapat disederhanakan dengan suatu
sumber tegangan tetap yang hanya terdiri dari satu sumber tegangan yang disusun seri dengan hambatan
ekuivalennya, pada teorema norton suatu rangkaian listrik yang rumit dapat disederhanakan dengan suatu
rangkaian yang hanya terdiri dari sumber arus tetap yang disusun paralel dengan hambatan ekuivalennya.
Dengan menerapkan kedua teorema ini dapat dibuat suatu rangkaian yang sangat sederhana dengan satu
resistor dan satu sumber tegangan serta arus yang tetap setara dengan rangkaian rumit pada umumnya
dengan hanya melakukan pengukuran pada masukan dan keluarannya.
Kata kunci: Rangkaian Thevenin, Rangkaian Norton, Hambatan Thevenin, Arus Norton
1. Metode Dasar
1. Teori Singkat Voltage”. Hambatan Thevenin
Ada dua bentuk rangkaian didefinisikan sebagai hambatan yang
setara, yaitu rangkaian setara Thevenin diukur antar – terminal saat seluruh
dan rangkaian setara Norton. sumber dibuat nol (dihubungsingkat)
Definisi Tegangan dan dan hambatan beban terbuka. Sebagai
Hambatan Thevenin definisi :
Tegangan Thevenin, VTH, Hambatan Thevenin :
didefinisikan sebagai tegangan yang RTH = ROC
melewati terminal beban saat hambatan Karena hambatan Thevenin
beban terbuka. Karena ini, tegangan dan hambatan Norton memiliki definisi
Thevenin terkadang disebut dengan yang sama, maka dapat dituliskan :
tegangan rangkaian terbuka. RN =RTH
Definisinya : Apabila kita menggunakan
Tegangan Thevenin : arah arus elektron, maka tanda panah
VTH = VOC dalam sumber arus hampir selalu
dengan VOC merupakan digambarkan searah dengan arus
singkatan dari “Open – Circuit konvensional. Terkecuali arus
digambarkan dengan panah putus- elektronika. Theorema ini tidak hanya
putus. Dengan hal ini, sumber tegangan menyederhanakan perhitungan, tetapi
mengeluarkan elektron dalam arah juga memungkinkan kita untuk
yang sama dengan panah putus-putus menjelaskan operasi rangkaian yang
tersebut. (Malvino) tidak mampu dijelaskan hanya dengan
Teorema Norton menggunakanpersamaanKirchhoff.(Sut
risno)
Pada teorema ini berlaku bahwa:
2. Identifikasi Variabel
Suatu rangkaian listrik
Kegiatan 1
dapat disederhanakan dengan
a. Variabel manipulasi : Tegangan
hanya terdiri dari satu buah sumber
sumber (VS)
arus yang dihubungkan secara
b. Variabel respon :Tegangan Thevenin
paralel dengan sebuah tahanan
(VTh) dan Arus Norton (IN)
ekuivalennya pada dua terminal
c. Variabel control : Hambatan (R)
yang diamati.
Kegiatan 2
Tujuan untuk menyerhanakan a. Variabel manipulasi : Hambatan
analisis rangkaian yaitu untuk Beban (R)
membuat ranggkaian pengganti berupa b. Variabel respon : Arus Beban (IL) dan
sumber arus yang diparalelkan dengan Tegangan Thevenin (VTh)
suatu tahanan ekuivalennya. c. Variabel control : Hambatan (R)
V
i i SC
RN 3. Definisi Operasional Variabel
1. Hambatan beban nerupakan
Theorema Norton dapat
gesekan atau rintangan yang
diturunkan dari prinsip dualitas.
diberikan suatu bahan terhadap
Prinsip ini menyatakan bahwa untuk
suatu aliran arus.
suatu theorema dalam analisis
2. Hambatan Thevenin (RTH)
rangkaian elektris ada theorema
didefinisikan sebagai hambatan
rangkap (berlawanan) dimana satu
yang diukur antar – terminal saat
besaran akan menggantikan besaran
seluruh sumber dibuat nol
lain (Mohamad Ramdhani).
(dihubungsingkat) dan hambatan
TheoremaThevenin merupakan
beban terbuka.
alat bantu aplikatif dalam dunia
3. Tegangan Sumber (VTH) buka (VOC) antara titik A dan B
didefinisikan sebagai tegangan yang tanpa beban RL dan Arus hubung
melewati terminal beban saat singkat (ISC) dengan menempatkan
hambatan beban terbuka. Arus sebuah Ammeter melintasi A – B
Norton (IN) didefinisikan sebagai (VOC dan ISC tidak diukur
arus beban saat hambatan beban bersamaan!).
dihubung singkat. d. Mengukur pula besar resintansi
4. Alat dan Bahan total rangkaian dengan melepas
Pelaksanaan kegiatan ini ditunjang oleh power supply (rangkaian dihubung
komponen-komponen dan alat ukur singkat pada posisi sumber dan
berikut : tanpa beban).
1. Resistor, 3 buah e. Melakukan langkah 3 untuk
2. Potensiometer, 1 buah tegangan sumber 4 V, 6 V, 8 V, dan
3. Power Supply 0 – 12 Vdc, 1 10 V.
buah f. Selanjutnya memasang beban RL
4. Voltmeter 0 – 10 Vdc, 1 buah pada keluaran rangkaian seperti
5. Amperemeter 0 – 1 Adc, 1 buah Gambar berikut.
6. Papan Kit, 1 buah. R R
7. Kabel penghubung. +
V 1 R R
3
_
5. Prosedur Kerja
S 2 L
Kondisi Forward Bias.
a. Mencatat spesifikasi masing- g. Mengatur potensiometer pada posisi
masing komponen yang digunakan. minimum dan ukur tegangan
b. Membuat rangkaian seperti gambar keluaran (Vo) dan arus beban (IL).
berikut di atas papan kit yang telah h. Melanjutkan dengan mengubah
disediakan. nilai RL hingga maksimum. Serta
R R
A mencatat nilai arus dan tegangan
+ setiap perubahan RL.
V R V
1 3
_
6. Data 6
Secara teori
𝑉𝑇ℎ
𝐼𝑁 =
𝑅𝑇ℎ
8,13 𝑉
𝐼𝑁 =
5,22 𝐾Ω
𝐼𝑁 = 1,55 𝑚𝐴
Secara praktikum
𝐼𝑁 = 3,20 𝑚𝐴
Analisis ketidakpastian
%𝑑𝑖𝑓𝑓
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝐼𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚
= | 𝑥100%|
𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
1,55 − 3,20
%𝑑𝑖𝑓𝑓 = | 𝑥100%|
2,37
%𝑑𝑖𝑓𝑓 = 69%
c. Metode Grafik
6
Tegangan
1
y = -2.6339x + 8.3685
R² = 0.9962
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 3 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5
Arus