Anda di halaman 1dari 111

Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

1.1 Latar Belakang

K
esehatan sebagai hak asasi manusia secara tegas
di amanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945,
dinyatakan bahwa setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan. Di dunia Internasional, konstitusi Organisasi
Kesehatan Sedunia (WHO) tahun 1948 juga menyatakan bahwa
Health is a fundamental right, yang mengandung suatu kewajiban
untuk menyehatkan yang sakit dan mempertahankan serta
meningkatkan yang sehat. Hal ini melandasi pemikiran bahwa sehat
sebagai hak asasi manusia dan sehat sebagai investasi.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral
pembangunan nasional, yang bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Dengan tercapainya derajat kesehatan maka
akan berdampak terhadap pencapaian visi dan misi Presiden
Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat,
Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong”.
Upaya untuk mewujudkan visi tersebut melalui 7 misi
pembangunan yaitu:

1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga


kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 1


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan


kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan


demokratis berlandaskan negara hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta


memperkuat jati diri sebagai negara maritim.

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi,


maju dan sejahtera.

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri,


maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional, serta

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam


kebudayaan.

Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan


NAWA CITA yang ingin diwujudkan pada Kabinet Kerja, yakni:

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap


bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga
Negara.

2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata


kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan
terpercaya.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat


daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem


dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan
terpercaya.

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 2


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar


Internasional.

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan


sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

8. Melakukan revolusi karakter bangsa.

9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial


Indonesia.

Kementerian Kesehatan mempunyai peran dan


berkonstribusi dalam tercapainya seluruh Nawa Cita terutama dalam
meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Untuk itu didalam
Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia tahun 2015-2019 maka dirumuskan tujuan yaitu:
1. meningkatnya status kesehatan masyarakat dan;
2. meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan
masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang
kesehatan.
Tujuan tersebut menggambarkan bahwa pembangunan
kesehatan didasarkan pada paradigma sehat. Pembangunan
kesehatan akan diarahkan pada peningkatan upaya promotif dan
preventif, disamping peningkatan akses pelayanan kesehatan bagi
masyarakat miskin. Peningkatan kesehatan masyarakat (public
health) dilakukan dengan penekanan untuk hidup sehat, dengan
meningkatkan pencegahan penyakit, menular ataupun tidak
menular, dengan cara memperbaiki kesehatan lingkungan, gizi,
perilaku dan kewaspadaan dini.

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 3


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Dalam Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan


Kabupaten Badung tahun 2016-2021, tidak dilengkapi Visi dan misi,
namun langsung menjabarkan visi dan misi Bupati/Wakil Bupati
terpilih. Adapun Visi Bupati dan Wakil Bupati Badung periode Tahun
2016-2021, yaitu :

Memantapkan Arah Pembangunan


Badung Berlandaskan Tri Hita
Karana Menuju Masyarakat yang
Maju, Damai Dan Sejahtera
Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka ditempuh
melalui 9 (Sembilan) Misi yaitu :
1) Memperkokoh kerukunan hidup bermasyarakat dalam jalinan
keragaman adat, budaya dan agama
2) Memantapkan kualitas pelayanan publik melalui penerapan
teknologi informasi dan komunikasi
3) Memantapkan tata kelola pemerintahan dengan menerapkan
prinsip good governance dan clean government
4) Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan dan Keluarga
Berencana (KB) dalam pengelolaan kependudukan
5) Memperkuat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai
pilar ekonomi kerakyatan
6) Mewujudkan tatanan kehidupan bermasyarakat yang
menjunjung tinggi penegakan hukum dan Hak Asasi Manusia
(HAM)

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 4


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

7) Meningkatkan perlindungan dan pengeloalaan sumber daya


alam, lingkungan hidup dan penanggulan bencana
8) Memperkuat daya saing daerah melalui peningkatan mutu
sumber daya manusia dan infrastruktur wilayah
9) Memperkuat pembangunan bidang pertanian, perikanan dan
kelautan yang bersinergi dengan kepariwisataan berbasis
budaya.

Dinas Kesehatan sebagai salah satu perangkat daerah


mengemban misi yang ke 4 yaitu Meningkatkan kualitas pendidikan,
kesehatan dan Keluarga Berencana (KB) dalam pengelolaan
kependudukan. Dengan rumusan misi keempat dan sesuai tugas
pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Badung mengemban
misi dalam rangka untuk meningkatkan kualitas kesehatan di
Kabupaten Badung. Dengan memperhatikan isu strategis sesuai
tugas pokok dan fungsi serta dikaitkan dengan dokumen
perencanaan strategis tingkat Nasional, Provinsi Bali dan Kabupaten
Badung maka ditetapkan tujuan yang hendak dicapai dari rencana
strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Badung pada periode Renstra
2016-2021:

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 5


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Adapun indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan


tersebut yaitu :
1. Menurunnya angka kematian ibu (AKI) dari 96,83 per 100.000
Kelahiran Hidup menjadi 85 per 100.000 Kelahiran Hidup
2. Menurunnya angka kematian balita (AKABA) dari 3,87 per
1000 Kelahiran Hidup menjadi 2,99 per 1000 Kelahiran Hidup
3. Menurunnya persentase Prevalensi kekurangan gizi (under
weight) pada anak balita dari 12,5% menjadi 10%
4. Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) dari 0,25%
menjadi 0,22%

Dalam mengimplementasikan Visi dan Misi ini sangat


diperlukan adanya program dan kegiatan yang mendukung Visi dan
Misi tersebut. Untuk membuat suatu program dan kegiatan yang
berkualitas dan menyentuh kebutuhan masyarakat maka
data/gambaran kesehatan Kabupaten Badung sangat diperlukan,
sehingga setiap tahun terjadi perbaikan/perubahan menuju derajat
kesehatan masyarakat yang lebih baik. Perubahan–perubahan
tersebut nantinya akan dituangkan dalam profil kesehatan yang
selanjutnya akan dijadikan acuan dalam membuat program dan
kegiatan selanjutnya.
Profil Kesehatan pada intinya berisi berbagai data/informasi
yang menggambarkan tingkat pencapaian program pembangunan
kesehatan di tingkat Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan.
Disamping itu profil juga bermanfaat sebagai bahan untuk
perencanaan pembangunan kesehatan di tingkat Kabupaten. Oleh
karena itu data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat juga

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 6


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

sangat dibutuhkan sebagai bahan dalam pengambilan keputusan,


baik pada proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
evaluasi pembangunan kesehatan di Kabupaten Badung.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tersedianya data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan
sesuai kebutuhan mengenai pembangunan kesehatan di kabupaten
Badung tahun 2018.
1.2.2 Tujuan Khusus
Dengan tersusunnya profil kesehatan ini bertujuan untuk
memperoleh informasi mengenai :
a. Gambaran umum Kabupaten Badung meliputi aspek geografis
dan demografis, pendidikan dan perekonomian;
b. Situasi derajat kesehatan di Kabupaten Badung;
c. Situasi upaya pelayanan kesehatan di Kabupaten Badung;
d. Situasi sumber daya kesehatan di Kabupaten Badung
e. Tersedianya data dan informasi untuk penyusunan profil
kesehatan tingkat provinsi dan nasional.

1.3 Isi Ringkasan Profil


Profil Kesehatan Kabupaten Badung berisi narasi dan
gambaran analisis situasi umum dan lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan, situasi sumber daya, situasi upaya
kesehatan, situasi derajat kesehatan dan pembiayaan kesehatan.
Disamping narasi juga berisi tabel dan grafik untuk sajian
distribusi frekuensi untuk menggambarkan perkembangan/
perbandingan pencapaian program.

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 7


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

1.4 Sistimatika Penyajian


Bab I. Pendahuluan
Bab ini secara ringkas menjelaskan maksud dan tujuan
disusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Badung. Dalam bab
ini juga diuraikan secara ringkas pula isi dan sistimatika dari
penyajiannya.

Bab II. Gambaran Umum Kabupaten Badung


Bab ini menyajikan tentang gambaran secara umum
Kabupaten Badung. Selain uraian tentang letak geografis,
administratif dan informasi lainnya, Bab ini juga mengulas
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap status kesehatan.

Bab III. Situasi Derajat Kesehatan


Bab ini berisi uraian tentang berbagai indikator derajat
kesehatan yang mencakup tentang angka kematian, angka
kesakitan dan status gizi masyarakat.

Bab IV. Situasi Upaya Kesehatan


Bab ini berisi uraian tentang pelayanan kesehatan dasar,
pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan
penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan
sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan
kefarmasian dan alat kesehatan.
Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam Bab ini
juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 8


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Dinas


Kesehatan Kabupaten Badung.

Bab V. Situasi Sumber Daya Kesehatan.


Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga
kesehatan dan pembiayaan kesehatan.

Bab VI. Kesimpulan


Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting mengenai
Profil Kesehatan Kabupaten Badung serta saran-saran untuk
perbaikan capaian program kesehatan dan kualitas profil
kesehatan pada tahun berikutnya

Lampiran
Pada lampiran ini berisi tabel resume/angka pencapaian
Kabupaten Badung dan 81 tabel data kesehatan dan yang
terkait kesehatan yang responsif gender.

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 9


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

2.1 Karakteristik Geografis


a. Luas Wilayah
Kabupaten Badung terletak pada posisi 08o14'17" - 08o50'57"
Lintang Selatan dan 115o05'02" - 115o15' 09" Bujur Timur,
membentang di tengah-tengah Pulau Bali dengan batas wilayah:
Grafik 2.1 Peta Kabupaten Badung

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 9


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Bagian utara daerah ini merupakan daerah pegunungan yang


berudara sejuk, berbatasan dengan Kabupaten Buleleng, sedangkan
di bagian selatan merupakan dataran rendah dengan pantai berpasir
putih dan berbatasan langsung dengan Samudra Indonesia. Bagian
tengah merupakan daerah persawahan dengan pemandangan yang
asri dan indah, berbatasan dengan Kabupaten Gianyar dan Kota
Denpasar di sebelah Timur, sedangkan di sebelah Barat berbatasan
dengan Kabupaten Tabanan.
Secara administratif Kabupaten Badung mempunyai wilayah
seluas 418,52 km2 (7,43% luas Pulau Bali) terbagi menjadi 6 (enam)
wilayah Kecamatan yang terbentang dari bagian Utara ke Selatan
yaitu Kecamatan Petang, Abiansemal, Mengwi, Kuta, Kuta Utara, &
Kuta Selatan. Kecamatan Petang memiliki luas terbesar yaitu 115
Km2 dan kecamatan Kuta merupakan kecamatan terkecil dengan
luas 17,52 Km2 (lihat Tabel 2.1).
Tabel 2.1 Luas Wilayah Masing-Masing Kecamatan di Kabupaten
Badung

No. Kecamatan Luas (Km2) Persentase (%)


1. Kuta Selatan 101,13 24,16
2. Kuta 17,52 4,19
3. Kuta Utara 33,86 8,09
4. Mengwi 82,00 19,59
5. Abiansemal 69,01 16,49
6. Petang 115,00 27,48
Total 418,52 100
Sumber : Badung Dalam Angka 2017

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 10


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

b. Keadaan Iklim
Seperti halnya Indonesia pada umumnya, Kabupaten Badung
merupakan daerah berikilim tropis yang memiliki dua musim yaitu
musim kemarau (April- Oktober) dan musim hujan (Nopember -
Maret), antara lain dipengaruhi oleh adanya arus angin yang
melintasi suatu daratan serta banyak tidaknya kandungan uap air,
Realisasi curah hujan di bawah normal terjadi pada bulan Januari,
Mei, Juni, Juli, Agustus, Oktober, Nopember dan Desember.
Sedangkan curah hujan di atas normal terjadi pada bulan Pebruari,
Maret, April, September dan Oktober. Curah hujan rata-rata
pertahun antara 893,4 - 2.702,6 mm. Suhu rata-rata 25 - 30oC
dengan Kelembaban udara rata-rata mencapai 79%. Keadaan suhu
tertinggi terjadi pada bulan oktober yaitu 31,1 oC, sedangkan suhu
terendah terjadi pada bulan juli yaitu 28,4o C.

2.2 Potensi Pengembangan Wilayah


Berdasarkan karakter geografis dan struktur jaringan
prasarana utama wilayah Kabupaten Badung, maka wilayah
pelayanan sistem perkotaan dibagi dalam tiga sistem perwilayahan
pelayanan perkotaan sebagai berikut :
1. Pelayanan Wilayah Pengembangan (WP) Badung Utara
a. cakupan wilayah seluruh Kecamatan Petang
b. pusat pelayanan di Kawasan Perkotaan Petang
c. fungsi utama Wilayah Pembangunan (WP) Badung Utara
adalah konservasi dan pertanian terintegrasi
2. Pelayanan Wilayah Pengembangan (WP) Badung Tengah
a. Cakupan wilayah meliputi :
1) Kecamatan Abiansemal

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 11


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

2) Sebagian Kecamatan Mengwi (Desa Kuwum, Desa Sembung,


Desa Sobangan, Desa Werdi Bhuwana, Desa Baha, Desa
Penarungan, Desa Gulingan, Desa Mengwi, Desa
Mengwitani, Desa Kekeran, Kelurahan Kapal, Kelurahan
Lukluk, Kelurahan Sading, Kelurahan Sempidi, Kelurahan
Abianbase, Desa Buduk dan Desa Tumbak Bayuh), dan
3) Sebagian Kuta Utara (Desa Dalung dan Kelurahan
Kerobokan Kaja),
b. Pusat pelayanan di Kawasan Perkotaan Mangupura,
c. Sub pusat pelayanan di Kawasan Perkotaan Blakiuh, dan
Kawasan Perkotaan Dalung,
d. Fungsi utama pertanian berkelanjutan, ibukota kabupaten dan
pusat pelayanan umum skala regional
3. Pelayanan Wilayah Pengembangan (WP) Badung Selatan
a. Cakupan wilayah meliputi :
1) Sebagian Kecamatan Mengwi (Desa Pererenan, Desa Munggu
dan Desa Cemagi),
2) Sebagian Kecamatan Kuta Utara (Desa Canggu, Desa
Tibubeneng, Kelurahan Kerobokan dan Kelurahan
Kerobokan Kelod),
3) Kecamatan Kuta, dan
4) Kuta Selatan
b. Pusat pelayanan di kawasan perkotaan Kuta
c. Sub pusat pelayanan di Kawasan Perkotaan Jimbaran dan
Kawasan Perkotaan Kerobokan, dan
d. Fungsi utama kepariwisataan serta perdagangan dan jasa
skala nasional dan internasional.

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 12


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Grafik 2.2 Rencana Sistem Perkotaan Berdasarkan Perwilayah


Pelayanan

Badung Utara

Badung Tengah

Badung Selatan

Secara ringkas potensi pengembangan wilayah Kabupaten


Badung dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut ini.

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 13


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Tabel 2.2 Sistem Perkotaan Berdasarkan wilayah Pembangunan

Sistem Pusat Sub Pusat Kawasan Fungsi


Pelayanan Pelayanan Pelayanan Perkotaan
(Desa/Kelurahan)
Badung Petang 1. Petang - Pusat
- kegiatan perdagangan
Utara skala kecamatan
- Pusat pemerintahan skala
kecamatan
- Pusat kesehatan skala
kecamatan
- Pusat pendidikan skala
kecamatan
- Pusat pengembangan kegiatan
pertanian dan pengolahan hasil
pertanian (agroindustri)
Badung Mangupura 1. Sempidi - Pusat kegiatan transportasi
Tengah 2. Lukluk regional
3. Mengwitani - Pusat pemerintahan kabupaten
4. Mengwi - Pusat kesehatan skala
5. Kapal kabupaten
6. Abianbase - Pusat pendidikan skala
7. Gulingan kabupaten
8. Sading - Pusat pengembangan
9. Kekeran permukiman
- Pusat kegiatan industri kecil
dan menengah
Blahkiuh Blakiuh - Pusat kegiatan perdagangan
hasil-hasil pertanian skala
kabupaten
- Pusat pengembangan kegiatan
pertanian
Pusat kegiatan transportasi
untuk skala kabupaten
Dalung 1. Dalung - Pusat pengembangan kegiatan
2. Kerobokan Kaja permukiman
-
- Pusat pemerintahan skala
kecamatan
- Pusat kesehatan skala
kecamatan
- Pusat pendidikan skala
kecamatan
Pusat kegiatan industri
pendukung pariwisata
Badung Kuta 1. Tuban - Pusat kegiatan transportasi
Selatan 2. Kuta udara skala nasional dan
3. Legian internasional
4. Seminyak - Pusat kegiatan pariwisata skala
internasional
- Pusat perekonomian, jasa dan
perdagangan pendukung
pariwisata
- Pusat pendidikan skala
kabupaten
Jimbaran 1. Kedonganan - Pusat pemerintahan skala
2. Jimbaran kecamatan

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 14


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Sistem Pusat Sub Pusat Kawasan Fungsi


Pelayanan Pelayanan Pelayanan Perkotaan
(Desa/Kelurahan)
3. Benoa - Pusat kegiatan pariwisata
4. Tanjung Benoa internasional
- Pusat kesehatan skala wilayah
- Pusat pendidikan skala regional
Pusat pengembangan
permukiman
Kerobokan 1. Kerobokan - Pusat pengembangan kegiatan
2. Kerobokan permukiman
Kelod - Pusat pemerintahan skala
kecamatan
- Pusat kesehatan skala
kecamatan
- Pusat pendidikan skala
kecamatan
- Pusat kegiatan industri
pendukung pariwisata
Sumber : Hasil Perencanaan Tim Penyusun RTRWK Badung

2.3 Karakteristik Demografi


a. Jumlah Penduduk
Sebelum Tahun 1992 wilayah Kabupaten Badung mencakup
keseluruhan wilayah Kota Denpasar, yang meliputi Kecamatan
Denpasar Selatan, Denpasar Timur dan Denpasar Barat. Namun,
dengan adanya perubahan status pemerintahan menjadi Kota
Administrasi Denpasar pada bulan Pebruari 1992, maka sejak itu
pula Kabupaten Badung hanya mencakup Kecamatan Kuta (yang
sekarang dimekarkan menjadi 3 kecamatan yakni Kecamatan Kuta
Utara, Kuta dan Kuta Selatan), Mengwi, Abiansemal dan Petang.
Sedangkan luas wilayah Kabupaten Badung juga mengalami
pengurangan dari semula 520,73 km2 menjadi 418,52 km2. (Data
perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah Kabupaten
Badung, 2005)
Untuk mengetahui jumlah penduduk, selama ini masih
bertumpu pada hasil sensus penduduk dan hasil survey
kependudukan.

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 15


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Dimana sensus penduduk diadakan setiap 10 tahun sekali,


sedangkan survey dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. Untuk
memperbaiki sistem pencatatan kepedudukan beberapa usaha telah
dilaksanakan diantaranya mengajukan data registrasi
kependudukan dan penyebarannya secara teratur kepada kepala
desa/lurah. Registrasi kependudukan ini dimaksudkan untuk
mengisi kekurangan hasil sensus yang diadakan paling sedikit 10
tahun sekali (Keppres No. 52 tahun 1997).
Keberadaan penduduk dalam suatu daerah merupakan asset
pembangunan jika dapat diberdayakan dengan baik dan optimal.
Namun di satu sisi penduduk juga dapat menjadi beban bagi daerah
terutama bila dikaitkan dengan masalah sosial seperti penyediaan
lapangan pekerjaan, pengangguran, kemiskinan, dan masalah sosial
lainnya. Berdasarkan data statistik yang ada di Kabupaten Badung,
maka jumlah penduduk Kabupaten Badung tahun 2017 seperti
Tabel 2.3 berikut.
Grafik 2.3
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
di Kabupaten Badung Tahun 2017

Sumber data: Profil Kesehatan Kabupaten Badung

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 16


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Distribusi penduduk menurut golongan umur di Kabupaten


Badung tahun 2017 termasuk kelompok usia muda dimana
kelompok usia umur 15-44 tahun yang tertinggi. Tingginya jumlah
penduduk kelompok usia produktif akan mempengaruhi terhadap
prioritas pelayanan kesehatan terutama berhubungan dengan
pelayanan kesehatan reproduksi, keluarga berencana serta penyakit-
penyakit yang ditularkan melaui hubungan seksual (penyakit IMS).
Adapun distribusi jumlah penduduk menurut kelompok umur
sebagai berikut :
Grafik 2.4
Distribusi Jumlah Penduduk Menurut kelompok umur
dan Jenis Kelamin di Kabupaten Badung 2017

Sumber data : BPS Kabupaten Badung


Sedangkan rasio jenis kelamin berdasarkan komposisi
penduduk Kabupaten Badung Tahun 2017 sebesar 101,5 dimana
komposisinya lebih banyak penduduk laki-laki.
Perkembangan Rasio beban tanggungan (rasio jumlah
penduduk golongan umur non produktif dibandingkan dengan

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 17


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

golongan umur produktif) di Kabupaten Badung tahun tahun 2017


rasio beban tanggungan sebesar 42%. Dengan kondisi masih
tingginya angka ketergantungan maka menjadi beban bagi kelompok
usia produktif, hal ini akan mempengaruhi terhadap pembiayaan
kesehatan.
b. Kepadatan Penduduk
Dalam pengambilan kebijakan pembangunan, kepadatan
penduduk dalam suatu wilayah sangat penting diketahui dan salah
satu bahan pertimbangan dalam merencanakan pembangunan
wilayah tersebut. Semakin padat suatu wilayah maka semakin besar
perhatian yang diperlukan dalam penyusunan kebijakan
pembangunan. Jika dikaitkan dengan masalah – masalah sosial,
kesehatan dan lingkungan hidup, maka semakin padat suatu
wilayah semakin besar kemungkinan terjadinya kerawanan sosial
serta dampaknya terhadap lingkungan sekitar. Kepadatan penduduk
di Kabupaten Badung dari tahun 2017 seperti Tabel 2.5 berikut :
Grafik 2.5
Kepadatan Penduduk di Kabupaten Badung Tahun 2017

Sumber data: Profil Kesehatan Kabupaten Badung

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 18


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

2.4 Aspek Pendidikan


Kemampuan membaca dan menulis (baca tulis) merupakan
salah satu keterampilan minimum yang dibutuhkan oleh penduduk
untuk dapat menuju hidup sehat dan sejahtera.
Kemampuan baca tulis tercermin dari angka melek huruf
penduduk untuk dapat menyerap informasi. Persentase penduduk
berumur 15 tahun keatas yang buta huruf digunakan kebanyakan
negara berkembang untuk memprediksi tingkat pendidikan
penduduk pada umumnya.
Berdasarkan Data BPS Kabupaten Badung, persentase
penduduk umur 15 tahun ke atas yang melek huruf Tahun 2017 di
Kabupaten Badung adalah 97,13% dengan distribusi untuk yang
laki-laki 99,08% dan perempuan 95,10%. Tahun 2016 disebutkan
bahwa persentase penduduk umur 15-24 tahun melek huruf di
Kabupaten Badung sebesar 100% dengan prosentase penduduk
umur 15-24 tahun yang melek huruf laki-laki adalah 100%
sedangkan yang perempuan adalah 100%.

2.5 Aspek Perekonomian


Upaya untuk meningkatkan perekonomian di Kabupaten
Badung telah banyak dilakukan, salah satunya dengan
meningkatkan kunjungan wisatawan, mendorong pertumbuhan
ekonomi dan pembentukan struktur ekonomi Kabupaten Badung.
Pertumbuhan tersebut telah berimplikasi pada perluasan lapangan
kerja sehingga secara bertahap pengangguran di Kabupaten Badung
dapat dikurangi.
Adapun pertumbuhan ekonomi Kabupaten Badung periode
lima tahunan (2013–2017) dapat disajikan pada grafik 2.6 seperti
berikut ini.

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 19


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Grafik 2.6
Laju Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten Badung Tahun 2013-2017 (Milyar Rupiah)

Sumber Data : BPS Kabupaten Badung

Selain indikator pertumbuhan ekonomi, kualitas


pembangunan di suatu daerah juga dapat diukur dengan gini rasio.
Koefisien Gini (Gini Ratio) menjadi alat dalam mengukur
ketidakmerataan atau ketimpangan agregat (secara keseluruhan)
yang angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna) hingga
satu (ketimpangan yang sempurna). Kisaran nilai indeks gini rasio
dari 0 - < 0,35 menunjukkan tingkat ketimpangan yang rendah,
kisaran 0,35 - 0,5 menunjukkan tingkat ketimpangan sedang dan
kisaran nilai indeks gini rasio > 0,5 menunjukkan tingkat
ketimpangan tinggi.
Perkembangan gini rasio Kabupaten Badung pada tahun
2013 hingga tahun 2017 menunjukkan ketimpangan pendapatan di
Kabupaten Badung masih dalam tingkat ketimpangan rendah,
namun trennya menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan.
Tentu hal ini yang perlu diantisipasi melalui berbagai program

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 20


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

pembangunan agar tidak bergerak naik menjadi ketimpangan


sedang atau bahkan tinggi. Perbandingan gini rasio Kabupaten
Badung, Provinsi Bali dan nasional tahun 2013 hingga tahun 2017
dapat dilihat pada Grafik 2.7 berikut.

Grafik 2.7
Indeks Gini Kabupaten Badung, Provinsi Bali dan Nasional
Tahun 2013-2017

Sumber Data : BPS Kabupaten Badung

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 21


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

D
erajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh
multi faktor, dan secara garis besar dipengaruhi
faktor kesehatan dan faktor non kesehatan.
Faktor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan
sarana dan prasarana kesehatan sangat menentukan derajat
kesehatan masyarakat. Faktor lain diluar kesehatan yang tak kalah
penting berperan dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat
adalah keadaan sosial ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial,
keturunan dan faktor lainnya (Depkes, 2010). Pada bagian ini derajat
kesehatan masyarakat Kabupaten Badung akan digambarkan
melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA),
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kesakitan beberapa penyakit
yang ada di Kabupaten Badung.

3.1 Mortalitas
Angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat
tertentu dikenal dengan mortalitas (Depkes, 2010). Mortalitas selain
dapat menggambarkan keadaan dan derajat kesehatan masyarakat
suatu wilayah dapat juga digunakan sebagai dasar perencanaan di
bidang kesehatan. Tingkat kematian secara umum sangat
berhubungan erat dengan tingkat kesakitan.

Sebab-sebab kematian ada yang dapat diketahui secara


langsung dan ada pula yang tidak langsung. Beberapa faktor yang
mempengaruhi tingkat mortalitas dan morbiditas adalah sosial

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 22


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

ekonomi, pendapatan perkapita, pendidikan, perilaku hidup sehat,


lingkungan, upaya kesehatan dan fertilitas.

 Angka Kematian Bayi (AKB)


Angka kematian bayi (AKB) adalah Jumlah kematian
penduduk yang berusia di bawah satu tahun per 1000 kelahiran
hidup pada tahun tertentu disuatu. AKB merupakan indikator yang
sangat berguna untuk mengetahui status kesehatan anak
khususnya bayi dan dapat mencerminkan tingkat kesehatan ibu,
kondisi kesehatan lingkungan secara umum, status kesehatan
penduduk secara keseluruhan serta tingkat perkembangan sosial
ekonomi masyarakat.
Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Badung dalam
lima tahun terakhir seperti pada grafik di bawah ini.
Grafik 3.1
Angka Kematian Bayi di Kabupaten Badung Tahun 2013 – 2017

Sumber : Bina Kesehatan Keluarga

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 23


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Badung


cenderung menurun setiap tahunnya. Hasil pencapaian indikator
AKB tahun 2017 sebesar 3 per 1.000 kelahiran hidup lebih
rendah dibandingkan tahun 2016 adalah 3,16 per 1.000
kelahiran hidup. Realisasi tersebut telah mencapai target dibawah
angka Capaian Provinsi Bali sebesar 4,8 per 1.000 KH dan target
SDGs sebesar 12 per 1.000 Kelahiran Hidup.
Adapun penyebab kematian bayi pada tahun 2017
sebanyak 26 kasus oleh beberpa faktor yaitu: (1) BBLR, (2)
Asfiksia (3) Kelainan kongenital (4) Cerna (5) Pneumonia
selengkapnya seperti pada grafik berikut:

Grafik 3.2
Penyebab Kematian Bayi
di Kabupaten Badung Tahun 2016-2017

Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 24


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

 Angka Kematian Balita (AKABA)


Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang
dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai
usia 5 (lima) tahun dan dinyatakan per 1.000 balita. AKABA
menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak-anak dan
faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita
seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan kecelakaan.
Angka Kematian Balita (AKABA) di Kabupaten Badung
memiliki kecenderungan adanya penurunan angka kematian balita.
Hasil capaian angka kematian balita di Kabupaten Badung tahun
2017 sebesar 3 per 1.000 Kelahiran Hidup lebih rendah
dibandingkan capaian tahun 2016 sebesar 4,04 per 1.000 Kelahiran
Hidup. Hasil capaian angka kematian balita (AKABA) telah mencapai
target RPJMD/Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Badung tahun
2017 sebesar 3,74 per 1000 kelahiran hidup. Pencapaian angka
kematian balita ini masih dibawah capaian Provinsi Bali sebesar 5,6
per 1.000 kelahiran hidup dan target SDG’s 25 per 1.000 kelahiran
hidup.
Grafik 3.3
Angka Kematian Balita di Kabupaten Badung Tahun 2013 -2017

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 25


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Jumlah kematian balita di Kabupaten Badung tahun 2017


sebanyak 29 orang, disebabkan oleh komplikasi beberapa penyakit.
Penyebab turunnya angka kematian balita (AKABA) di Kabupaten
Badung oleh karena baiknya gizi balita, rendahnya faktor risiko yang
mengakibatkan kematian bagi balita, perilaku orang tua dalam
pemberian gizi anak cukup baik serta peranan dari petugas
kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan.

 Angka Kematian Ibu (AKI)


Angka kematian ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang
meninggal pada tahun tertentu dengan penyebab kematian yang
terkait gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk
kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan
masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan
lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Indikator ini secara
langsung digunakan untuk memonitor kematian terkait kehamilan.
Angka Kematian Ibu Maternal berguna untuk
menggambarkan tingkat perilaku hidup sehat, status gizi, kesehatan
ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan
terutama untuk ibu hamil, waktu melahirkan dan masa nifas.
Indikator AKI dipakai untuk mengukur keberhasilan pembangunan
sektor kesehatan.
Hasil capaian Angka Kematian Ibu Maternal di Kabupaten
Badung tahun 2017 sebesar 57,5 per 100.000 kelahiran hidup lebih
tinggi dibandingkan tahun 2016 sebesar 0 per 100.000 kelahiran
hidup, tetapi masih rendah dari target RPJMD/Renstra Dinas

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 26


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Kesehatan Kabupaten Badung tahun 2017. Hasil pencapaian AKI di


Kabupaten Badung lebih rendah dari capaian Provinsi Bali yang
sebesar 68,6 per 100.000 kelahiran hidup serta target SDGs sebesar
70 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) di
Kabupaten Badung Tahun 2017 seperti pada grafik 3.4 berikut:
Grafik 3.4
Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Badung Tahun 2013-2017

3.2 Morbiditas
Angka kesakitan baik insiden maupun prevalen dari suatu
penyakit disebut morbiditas. Morbiditas menggambarkan kejadian
penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu dan
berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat.

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 27


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

3.2.1. Penyakit Menular


a. TB Paru
Penyakit TB Paru merupakan penyakit re-emerging yang
masih terus ditemukan di Provinsi Bali. Secara nasional TB Paru
merupakan penyakit tropis yang sangat erat kaitannya dengan
kemiskinan. TB Paru merupakan penyakit yang masih tinggi angka
kejadiannya bahkan merupakan yang tertinggi ketiga di dunia.
SDGs menetapkan penyakit TB Paru sebagai salah satu
target penyakit yang harus diturunkan selain HIV AIDS dan Malaria.
Dalam program penanggulangan penyakit TB. Paru dikenal
tipe penyakit TB. Paru diantaranya kasus baru dan kasus
lama/kambuh.
Kasus baru adalah Penderita yang belum pernah diobati
dengan obat anti tuberkulosis atau sudah pernah menelan OAT
kurang dari 1 bln (30 dosis harian) sedangkan kasus lama/kambuh
adalah Penderita tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat
pengobatan TB dan telah dinyatakan sembuh, kemudian kembali
berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif.
Cakupan kesembuhan pengobatan penderita TB. Paru (Cure
Rate) di Kabupaten Badung sebesar 94,17% serta pengobatan
lengkap sebesar 3,14% sehingga Sucses Rate (SR) sebesar 97,31%.
Hasil capaian cakupan kesembuhan penderita TB. Paru telah
melampaui target sebesar 85%.
Distribusi cakupan kesembuhan menurut puskesmas
menunjukkan puskesmas dengan cakupan cure rate sebesar 100%
dicapai Puskesmas Petang I, Petang II, Abansemal I-IV, Mengwi I dan
Mengwi II. Hasil capaian pengobatan penderita TB. Paru di
Kabupaten Badung tahun 2017 seperti grafik 3.5 berikut:

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 28


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Grafik 3.5
Cakupan Pengobatan Penderita TB. Paru
di Kabupaten Badung Tahun 2017

Sumber: Bidang P2PL


Jumlah penderita TB. Paru dengan BTA positif yang diobati
sebanyak 223 penderita dimana penderita yang sembuh sebanyak
210 penderita, penderita dengan pengobatan lengkap sebanyak 7
penderita, sedangkan yang meninggal sebanyak 12 orang. Tingginya
kematian disebabkan beberapa fator yaitu : parahnya penderita
tuberculosis, lambatnya pengobatan serta penemuan penderita yang
lambat.
b. Pneumonia
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit
infeksi akut yang menyerang pernapasan mulai dari hidung hingga
alveoli. Penyakit ISPA yang menjadi masalah dan masuk dalam
program penanggulangan penyakit adalah pneumonia karena
merupakan salah satu penyebab kematian anak. Pneumonia adalah
infeksi akut yang menyerang jaringan paru (alveoli).

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 29


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Infeksi ini bisa disebabkan oleh bakteri, jamur, virus atau


kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi
rentan yang terserang pneumonia adalah anak umur < 2 tahun.
Penemuan dan tatalaksana kasus adalah salah satu kegiatan
program penanggulangan.

Cakupan penemuan dan pengobatan penderita pneumonia


pada balita di Kabupaten Badung Tahun 2017 sebesar 4,05% atau
sebanyak 261 kasus dari target yang ditetapkan sebanyak 6,437
kasus. Hasil capaian ini jauh dibawah target yang ditetapkan sebesar
80%. Hasil cakupan penemuan dan pengobatan penderita
pneumonia pada balita di Kabupaten Badung Tahun 2017 seperti
terlihat pada grafik berikut ini.

Grafik 3.6
Cakupan Penemuan dan Pengobatan Penderita Pneumonia
pada Balita di Kabupaten Badung Tahun 2017

Sumber : Bidang P2PL (data diolah)

Jumlah kasus pneumonia di Kabupaten Badung tahun 2017


sebanyak 261 kasus, lebih tinggi daripada kasus yang ditemukan
pada tahun 2016 sebanyak 190 kasus.

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 30


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Upaya penanganan kasus pnemonia sesuai program ISPA yaitu


pelaksanaan manajemen terpadu balita sakit (MTBS) serta
pelaksanaan manajemen terpadu bayi muda (MTBM). Selain upaya
tersebut juga dilakukan dengan cara menghilangkan faktor penyebab
itu sendiri melalui peningkatan status gizi bayi/balita, peningkatan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), peningkatan sanitasi
lingkungan tempat tinggal serta peningkatan status imunisasi
bayi/balita.

c. Aquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS)


HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan

oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virus yang menyerang


system kekebalan tubuh penderitanya sehingga penderita mengalami
penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah terinfeksi
berbagai macam penyakit yang lain. Sebelum memasuki fase AIDS,
penderita terlebih dahulu dinyatakan sebagai HIV positif. HIV positif
dapat diketahui dengan 3 cara yaitu VCT, sero survey dan survey
terpadu biologis dan perilaku (STBP).

Jumlah kasus HIV dan AIDS di Kabupaten Badung tahun


2017 sebanyak 412 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 10
orang. Adapun rinciannya meliputi jumlah kasus HIV sebanyak 291
kasus dan jumlah kasus AIDS sebanyak 121 kasus.

Jumlah kasus HIV dan AIDS menurut kelompok jenis


kelamin menunjukkan bahwa kasus terbanyak pada jenis kelamin
laki-laki. Distribusi jumlah kasus HIV dan AIDS serta kematian
Akibat AIDS menurut jenis kelamin di Kabupaten Badung Tahun
2017 dapat dilihat pada grafik berikut ini.

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 31


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Grafik 3.7
Distribusi Jumlah Kasus dan kematian Akibat HIV dan AIDS
menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Badung Tahun 2017

Sumber : Bidang P2PL (Data diolah)

Dari grafik di atas, diketahui bahwa jumlah kasus HIV dan


kasus AIDS di Kabupaten Badung Tahun 2017 lebih banyak
ditemukan pada penderita dengan jenis kelamin laki-laki.

d. Penyakit Sifilis
Penyakit Sifilis merupakan penyakit kelamin menular yang
disebabkan oleh bakteri spiroseta, atau lebih dikenal dengan nama
Treponema pallidum.

Penularan biasanya melalui kontak seksual, tetapi ada


beberapa contoh lain seperti kontak langsung dan kongenital sifilis
penularan melalui ibu ke anak dalam uterus. Sifilis dapat

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 32


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

menyebabkan efek serius seperti kerusakan sistem saraf, jantung,


atau otak serta dapat berakibat fatal sampai menimbulkan kematian.
Jumlah kasus baru sifilis yang terlaporkan di Kabupaten Badung
Tahun 2017 sebanyak 250 kasus, dengan distribusi menurut jenis
kelamin yaitu kasus pada laki-laki sebanyak 248 kasus dan pada
perempuan sebanyak 2 kasus. Adapun kelompok umur yang paling
banyak kasusnya yaitu kelompok umur 25-49 tahun dengan 174
kasus.

e. Diare
Diare dapat didefinisikan sebagai kejadian buang air besar
berair lebih dari tiga kali namun tidak berdarah dalam 24 jam, bila
disertai dengan darah disebut disentri. Penyakit diare masih
merupakan masalah kesehatan di Kabupaten Badung, karena angka
kesakitannya cukup tinggi.

Penyakit gastroenteritis lain seperti diare berdarah dan tifus


perut klinis juga termasuk ke dalam sepuluh besar penyakit baik di
Puskesmas maupun catatan rawat inap di rumah sakit. Meskipun
jumlah kasus diare cukup tinggi, namun angka kematiannya relative
rendah. Serangan penyakit yang bersifat akut mendorong
penderitanya untuk segera mencari pengobatan ke pelayanan
kesehatan. Dalam perjalanan alamiahnya sebagian besar penderita
sembuh sempurna.

Penanggulangan diare di Kabupaten Badung dititikberatkan


pada penanganan penderita untuk mencegah kematian dan promosi
kesehatan tentang higiene sanitasi dan makanan untuk mencegah
KLB.

Hasil capaian cakupan penemuan kasus diare di Kabupaten


Badung tahun 2017 sebesar 53,6% atau sebanyak 9.315 kasus dari

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 33


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

target yang ditetapkan sebanyak 17,374 kasus. Hasil capaian pada


tahun 2017 lebih tinggi dari capaian tahun 2016 sebesar 47,07%.
Cakupan penemuan kasus diare tahun 2017 masih dibawah target
yang ditetapkan sebesar 80%. Distribusi capaian cakupan kasus
diare menurut puskesmas menunjukkan capaian tertinggi dicapai
Puskesmas Abiansemal IV sebesar 137,7% sedangkan capaian
terendah Puskesmas Kuta Utara sebesar 10,7%. Capaian cakupan
penemuan kasus diare di Kabupaten Badung tahun 2017 seperti
grafik berikut :

Grafik 3.8
Cakupan Penemuan Kasus Diare menurut puskesmas
di Kabupaten Badung Tahun 2017

Sumber : Bidang P2PL

Upaya yang dilakukan oleh jajaran kesehatan baik oleh


puskesmas maupun dinas kesehatan adalah meningkatkan
penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, kaporitisasi air minum
dan peningkatan sanitasi lingkungan.

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 34


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

f. Kusta
Kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
kuman Mycobacterium leprae yang terutama menyerang saraf tepi,
kulit dan organ tubuh lain kecuali susunan saraf pusat. Cara
Penularan penyakit kusta yaitu :

- manusia merupakan satu satunya sumber penularan.

- penularan terjadi dari penderita kusta yang tidak diobati ke


orang lain melalui pernafasan atau kontak kulit yang lama.

Diagnosis penyakit kusta ditegakkan jika seseorang


mempunyai satu atau lebih tanda utama (cardinal sign) kusta
yang ditemukan pada waktu pemeriksaan klinis.

Adapun tanda utama penyakit kusta yaitu kelainan kulit


yang mati rasa, penebalan syaraf dengan gangguan fungsi syaraf
serta pemeriksaan bakteri tahan asam (BTA) positif.

Dari ketiga tanda utama maka penyakit kusta


dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu:

Tabel 3.1.
Klasifikasi Penyakit Kusta
Cardinal Sign Kusta tipe PB Kusta tipe PB
Bercak mati rasa <5 >5
Penebalan syaraf dgn gangguan Hanya 1 >1
fungsi syaraf
Pemeriksaan BTA Negatif Positif
Strategi global WHO menetapkan indikator eliminasi kusta
adalah angka penemuan penderita/ new case detection rate (NCDR).
New case detection rate penyakit kusta di Kabupaten Badung pada
tahun 2017 sebesar 0,00, sedangkan tahun 2016 sebesar 0,11 per
100.000 penduduk.

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 35


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Indikator yang dipakai dalam menilai keberhasilan program


kusta adalah angka proporsi cacat tingkat II (cacat yang dapat dilihat
oleh mata). Angka ini dapat dipakai untuk menilai kinerja petugas,
bila angka proporsi kecacatan tingkat II tinggi berarti terjadi
keterlambatan penemuan penderita akibat rendahnya kinerja
petugas dan rendahnya pengetahuan masyarakat tentang
tanda/gejala penyakit kusta. Penyakit Kusta di Kabupaten Badung,
Cacat tingkat II tidak diketemukan, ini berarti kinerja petugas cukup
baik.
Indikator lain yang dipakai menilai keberhasilan program
adalah adanya penderita anak diantara kasus baru, yang
mengindikasikan bahwa masih terjadi penularan kasus di
masyarakat. Kasus kusta pada anak di Kabupaten Badung tidak
ditemukan.
Jumlah penemuan kasus penderita kusta pada tahun 2017
di Kabupaten Badung sebanyak 0 kasus. Berdasarkan hasil capaian
tersebut dapat dilihat bahwa kinerja petugas sudah cukup baik
dalam melakukan tindakan penemuan dan pencegahan penularan
kusta di masyarakat. Sedangkan kasus pada tahun 2016 sebanyak 7
kasus penderita kusta.

g. Penemuan dan Penanganan Penyakit Acute Flaccid Paralysis


Dalam rangka pelaksanaan eradikasi polio (ERAPO) yaitu
menghilangkan kasus polio maka dilakukan kegiatan imunisasi polio
secara rutin dan imunisasi secara khusus melalui kegiatan Pekan
Imunisasi nasional (PIN), Sub PIN. Upaya pemantauan terhadap
kasus polio dilakukan melalui surveilans AFP yaitu pengamatan yang
terus-menerus terhadap kasus Acute Flacid Paralysis (AFP) yang
terjadi di masyarakat.

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 36


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Acute Flacid Paralysis adalah semua anak berusia kurang


dari 15 tahun dengan kelumpuhan yang sifatnya flacid (layuh) terjadi
secara akut (mendadak) dan bukan disebabkan oleh rudapaksa.
Kasus AFP non polio adalah kasus AFP yang pada pemeriksaan
spesimennya tidak ditemukan virus polio liar atau kasus AFP yang
ditetapkan oleh tim ahli sebagai kasus AFP non polio dengan kriteria
tertentu.
AFP rate per 100.000 penduduk <15 tahun adalah jumlah
kasus AFP non Polio yang ditemukan diantara 100.000 penduduk
<15 tahun pertahun di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
Penemuan kasus AFP pada tahun 2017 di Kabupaten
Badung sebanyak 4 kasus dengan AFP Rate sebesar 2,61 per
100.000 penduduk < 15 tahun, sedangkan pada tahun 2016
ditemukan 4 kasus AFP. Menurut hasil pemeriksaan laboratorium,
dari 4 kasus yang diperiksa semua menunjukan negatif polio berarti
tidak ditemukan virus polio liar). Adapun distribusi kasus AFP
sebagai berikut :
Tabel 3.2.
Jumlah Kasus AFP Menurut Puskesmas
Di Kabupaten Badung Tahun 2017

JUMLAH
KECAMATAN PUSKESMAS KASUS AFP
(NON POLIO)
KUTA UTARA Kuta Utara 1
MENGWI Mengwi 1 2
Mengwi 3 1
Jumlah 4

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 37


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

h. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi


Untuk mencegah supaya tidak terjadi kasus penyakit ada beberapa
langkah yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah dengan
imunisasi. Beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
antara lain:
1. Difteri
Difteri adalah penyakit akibat terjangkit bakteri yang
bersumber dari Corynebacterium diphtheriae. Masa inkubasi
(saat bakteri masuk ke tubuh sampai gejala muncul) penyakit
ini umumnya dua hingga lima hari. Tahun 2017 tidak
ditemukan kasus penyakit difteri di Kabupaten Badung.
2. Pertusis
Pertusis adalah infeksi saluran pernapasan akut berupa batuk
yang sangat berat atau batuk intensif. Nama lain tussis quinta,
wooping cough, batuk rejan. Pada tahun 2017 kasus Pertusis
tidak ditemukan di Kabupaten Badung.
3. Tetanus Neonatorum
Tetanus neonatorum (TN) disebabkan oleh basil Clostridium
tetani, yang masuk ke tubuh melalui luka. Penyakit ini dapat
menginfeksi bayi baru lahir pada saat pemotongan tali pusat
tidak dilakukan dengan steril. Pada tahun 2017 di Kabupaten
Badung tidak ditemukan kejadian tetanus neonatorum.
4. Campak
Penyakit campak adalah penyakit menular disebabkan oleh
virus myxovirus viridae meales yang ditularkan melalui droplet
penderita. Adapun gejala-gejala penyakit campak yaitu:
demam, bercak kemerahan, batuk pilek, conjuctivitis (mata

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 38


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

merah) selanjutnya timbul ruam pada muka, leher kemudian


keseluruh tubuh. Komplikasi penyakit campak : diare hebat,
peradangan pada telinga dan pneumonia. Kasus penyakit
campak pada balita tahun 2017 sebanyak 71 kasus, tahun
2016 dan tahun 2015 tidak ada kasus sedangkan tahun 2014
sebesar 493 kasus dan tahun 2013 sebanyak 8 kasus.
Berbagai upaya yang dilakukan untuk menekan kasus campak
melalui pelaksanaan imunisasi campak secara rutin baik di
tingkat puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu serta
sarana kesehatan lainnya, penyediaan sarana vaksin yang
sudah memadai, tenaga yang mencukupi serta kesadaran
masyarakat untuk mendapatkan imunisasi campak bagi
bayi/balitanya.

5. Polio dan Hepatitis B


Kasus polio pada tahun 2017, 2016 dan tahun 2015 tidak
ditemukan, sedangkan kasus hepatitis pada tahun 2014
sebanyak 4 kasus.

i. Demam Berdarah Dengue (DBD)


Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang
ditandai dengan :
1. Panas mendadak berlangsung terus-menerus selama 2–7
hari tanpa sebab yang jelas
2. Tanda-tanda perdarahan (sekurang-kurangnya uji Torniquet
positif)
3. Disertai/tanpa pembesaran hati (hepatomegali)
4. Trombositopenia (Trombosit ≤100.000/μl)

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 39


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

5. Peningkatan hematokrit ≥20%


Penderita DBD adalah penderita penyakit yang memenuhi sekurang-
kurangnya 2 kriteria klinis dan 2 kriteria laboratorium di bawah ini :
a. Kriteria Klinis :
1) Panas mendadak 2–7 hari tanpa sebab yang jelas
2) Tanda–tanda perdarahan (minimal uji Torniquet positif)
3) Pembesaran hati
4) Syock
b. Kriteria Laboratorium
1) Trombositopenia (Trommbosit ≤100.000/μl)
2) Hematokrit naik ≥20%
Atau penderita yang menunjukkan hasil positif pada pemeriksaan HI
test atau hasil positif pada pemeriksaan antibodi dengue Rapid
Diagnosis Test (RDT) /ELISA.
Kabupaten Badung merupakan daerah endemis DBD baik
tingkat desanya maupun kecamatan, karena selama tiga tahun
berturut – turut selalu dilaporkan adanya kasus DBD.
Angka kesakitan demam berdarah dengue (DBD) di
Kabupaten Badung tahun 2017 sebesar 149,4 per 100.000
penduduk sedangkan tahun 2016 sebesar 634,6 per 100.000
penduduk. Angka kesakitan demam berdarah dengue di Kabupaten
Badung Tahun 2017 lebih rendah dari target renstra dinas
Kesehatan sebesar 275 per 100.000 penduduk serta target nasional
sebesar 51 per 100.000 penduduk. Adapun angka kesakitan demam
berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Badung tahun 2013 s/d 2017
seperti grafik 3.9 berikut :

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 40


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Grafik 3.9
Penderita Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Badung
Tahun 2013 – 2017

Jumlah kasus DBD pada tahun 2017 sebanyak 941 kasus


sedangkan pada tahun 2016 sebanyak 3.998 kasus DBD, hal ini
menunjukkan kasus DBD pada tahun 2017 lebih sedikit jika
dibandingkan dengan tahun 2016.

Masih tingginya kasus DBD di Kabupaten Badung


disebabkan oleh beberapa faktor meliputi: (1) Lingkungan: sanitasi
lingkungan yang kurang memadai, (2) vektor (nyamuk aedes
aegypty): tingkat kepadatan populasi nyamuk aedes aegypty yang
tinggi, dan (3) Manusia: kepadatan, perilaku dan migrasi
penduduk serta masih kurangnya peran serta masyarakat dalam
pemberantasan sarang nyamuk.

Upaya penangulangan penyakit DBD di Kabupaten


Badung diantaranya : Penemuan secara dini dan pengobatan yang

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 41


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

akurat sehingga tidak terjadi over diagnosis, Fogging sebelum


musim penularan maupun fokus, Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN) melalui program 3 M plus yaitu menguras, menutup dan
mengubur plus menabur larvasida, Penyuluhan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat, Pembentukan kader juru pemantau jentik
(jumantik) disetiap banjar dengan jumlah 632 orang di Kabupaten
Badung, Lomba PSN serta Peningkatan sanitasi lingkungan serta
upaya lainnya seperti: 1) Peningkatan surveilans penyakit dan
surveilans vektor, 2) diagnosis dini dan pengobatan dini, 3)
peningkatan upaya pemberantasan vektor penular penyakit DBD.

j. Malaria
Angka kesakitan malaria untuk Jawa dan Bali diukur dengan
Annual Parasite Rate Incidence (API). Pada tahun 2017 ditemukan
kasus malaria positif sebanyak 6 orang dengan hasil pemeriksaan
laboratorium sedangkan tahun 2016 tidak ditemukan kasus malaria
positif, tahun 2015 sebanyak 1 orang dengan hasil pemeriksaan
laboratorium. Pada tahun 2013 tidak ditemukan kasus Malaria. Pada
tahun 2012 dan tahun 2011 ditemukan kasus penyakit malaria
positif sebanyak 2 orang dengan hasil pemeriksaan laboratorium.

3.3 Status gizi


Balita adalah anak usia di bawah 5 tahun (anak usia 0 s/d 4
tahun 11 bulan) yang ada di kabupaten/kota. Gizi buruk adalah
status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) dengan
Z-score <-3 dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus,
kwasshiorkor dan marasmus-kwashiorkor).

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 42


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Hasil capaian balita gizi buruk di Kabupaten Badung 2017


sebesar 0,31% sedangkan Tahun 2016 sebesar 0,32%. Hasil capaian
ini telah mencapai target yang ditetapkan sebesar 0,4%.
Grafik 3.10
Prosentase Balita Gizi Buruk
di Kabupaten Badung Tahun 2013 – 2017

Upaya yang dilakukan untuk menangani gizi buruk di


Kabupaten Badung meliputi:
a. Penimbangan balita secara ketat dengan meningkatkan
cakupan D/S (balita ditimbang dibagi seluruh balita)
b. Melakukan investigasi terhadap balita yang dicurigai gizi
buruk

c. Melakukan rujukan kasus gizi buruk


d. Pemberian PMT kepada balita gizi kurang/buruk
berdasarkan indikator BB/U
e. Monitoring dan evaluasi

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 43


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

U
ntuk mewujudkan derajat kesehatan yang
setinggi-tingginyabagi masyarakat,
diselenggarakan upaya kesehatan dalam bentuk
kegiatanpromotif, preventif, kuratif, danrehabilitatif yang
dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan.
Upaya Pelayanan kesehatan terdiri atas:
a. pelayanan kesehatan perseorangan ditujukan untuk
menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan
perseorangan dan keluarga.
b. pelayanan kesehatan masyarakat ditujukan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit suatu kelompok dan masyarakat

Upaya pelayanan kesehatan ditujukan terhadap semua


masyarakat baik dalam kondisi sehat maupun sakit. Beberapa upaya
pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di Kabupaten Badung
seperti berikut:
4.1 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara


khusus berhubungan dengan pelayanan antenatal, persalinan, nifas
dan perawatan bayi baru lahir yang diberikan di semua jenis fasilitas
pelayanan kesehatan, dari posyandu, puskesmas, Rumah Sakit

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 44


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Pemerintah maupun fasilitas pelayanan kesehatan swasta. Adapun


pelayanan Kesehatan ibu dan anak meliputi :

4.1.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil Kontak Pertama (K1)

Pelayanan kesehatan ibu hamil (antenatal care) adalah


pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil oleh petugas
kesehatan pada trimester pertama kehamilan. Setiap ibu hamil
berkunjung kesarana kesehatan minimal satu kali pada trimester
pertama. Cakupan K1 menggambarkan besaran ibu hamil yang telah
melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan
untuk mendapatkan pelayanan antenatal.
Hasil capaian cakupan kunjungan ibu hamil kontak pertama
(K1) di Kabupaten Badung tahun 2017 sebanyak 9.638 ibu hamil
dari target sasaran sebanyak 11.329 sehingga persentase cakupan
K1 sebesar 85,07%. Cakupan pada tahun 2017 mengalami
penurunan dibandingkan cakupan tahun 2016 sebanyak 8.624 ibu
hamil dari target sasaran sebanyak 8.714 sehingga persentase
cakupan K1 sebesar 99,00%.

4.1.2 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil Kontak Pertama (K4)

Kunjungan Ibu Hamil Kontak Pertama (K4) adalahpelayanan


kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil oleh petugas
kesehatansesuai dengan standar pelayanan kebidanan minimal 4
kali dengan distribusi pelayanan yang dianjurkan minimal satu kali
pada kehamilan trimester I (kontak pertama), minimal satu kali pada
trimester II (kontak kedua) dan minimal dua kali pada trimester III
(kontak ketiga dan kontak keempat).

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 45


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Adapun pelayanan antenatal yang sesuai standar meliputi


Timbang berat badan dan ukur tinggi badan, Ukur tekanan darah,
Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas), Ukur tinggi fundus uteri,
Tentukan presentasi janin dan denyut jantung (DJJ), Screening
status imunisasi tetanus toksoid, Pemberian tablet besi (minimal 90
tablet selama kehamilan), Temu wicara (pemberian komunikasi
interpersonal atau konseling), Test laboratorium sederhana (Hb,
protein urin) dan atau berdasarkan indikasi (HbsAg, Sifilis, HIV,
Malaria, TBC) dan Tatalaksana kasus.
Pelayanan antenatal disebut lengkap apabila dilakukan oleh
tenaga kesehatan serta memenuhi standar pemeriksaan kehamilan.
Standar jenis pelayanan dan waktu pelayanan antenatal tersebut
dianjurkan untuk menjamin perlindungan kesehatan terhadap ibu
hamil, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan
komplikasi.
Cakupan K4 ditujukan untuk mengukur kemampuan
manajemen program KIA untuk melindungi ibu hamil sehingga
kesehatan janin terjamin melalui penyediaan pelayanan
antenatal.Hasil pencapaian pelayanan antenatal lengkap (K4)
terhadap ibu hamil tahun 2017 sebanyak 8.569 ibu hamil dari total
perkiraan ibu hamil yang ditargetkan sebanyak 11.329 ibu hamil
sehingga cakupan sebesar 75,64%. Sedangkan untuk tahun 2016
sebanyak 8.164 ibu hamil dari total perkiraan ibu hamil yang
ditargetkan sebanyak8.714 ibu hamil sehingga cakupan sebesar
93,69%. Hasil capian cakupan K4 pada tahun 2017 lebih rendah
dibandingkan capaian tahun 2016.Hasil pencapaian indikator K4
belum mencapai target Nasional sebesar 100%.Hasil pencapaian
cakupan K4 selama 5 (lima) tahun seperti berikut :

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 46


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Grafik 4.1
Cakupan Pelayanan ANC (K4)
di Kabupaten Badung Tahun 2013-2017
Cakupan Pelayanan ANC K4)
di Kabupaten Badung Tahun 2013-2017
120
100
80
Cak. (%)

60
40
20
0
2013 2014 2015 2016 2017
Cak. (%) 93,3 95,3 90,36 93,69 75,64
Target Nas. 95,00 95,00 95,00 95,00 100,00

Berdasarkan grafik pencapaian cakupan K4 selama 5 (lima)


tahun (2013-2017) menunjukkan bahwa hasil pencapaian cakupan
pelayanan antenatal ibu hamil di Kabupaten Badung belum
mencapai target yang ditetapkan secara Nasional sebesar 100%.
Upaya-upaya untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan
ibu hamil (K4) meliputi :
(1) Pelatihan program perencanaan persiapan persalinan dan
komplikasi (P4K),
(2) Pembuatan PWS KIA oleh masing-masing bidan di
pustu/BKIA/puskesmas,
(3) Monitoring dan evaluasi pelaksaan program.

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 47


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

4.1.3 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan merupakan


proses pelayanan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
dengan kompetensi kebidanan. Proses pertolongan persalinan oleh
tenaga dengan kompetensi kebidanan akan memastikan pelayanan
yang diberikan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Sterilitas atau pencegahan infeksi dengan menerapkan
minimal 3 bersih yaitu : bersih tangan penolong, bersih alat
pemotong tali pusat, bersih tempat ibu berbaring

b. Metode pertolongan persalinan yang sesuai dengan standar


pelayanan
c. Merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan yang lebih
tinggi
Tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
adalah tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan klinis
kebidanan sesuai standar. Indikator ini adalah untuk mengukur
kemampuan manajemen program KIA dalam menyelenggarakan
pelayanan persalinan yang profesional.
Upaya yang dilakukan pemerintah pusat untuk
meningkatkan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan di fasilitas kesehatan melalui kebijakan yang disebut
Jaminan Persalinan (Jampersal). Kebijakan Jaminan Persalinan
dimaksudkan untuk menghilangkan hambatan finansial bagi ibu
hamil untuk mendapatkan jaminan persalinan, yang

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 48


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

didalamnyatermasuk pemeriksaan kehamilan, pelayanan nifas


termasuk KB pasca persalinan, dan pelayanan bayi baru lahir.
Pada dasarnya Jaminan Persalinan adalah perluasan
kepesertaan dari Jamkesmas dan tidak hanya mencakup masyarakat
miskin saja. Manfaat yang diterima oleh penerima manfaat Jaminan
Persalinan terbatas pada pelayanan kehamilan, persalinan, nifas,
bayi baru lahir dan KB pasca persalinan.
Dalam implementasi kebijakan jaminan persalinan maka
semua persalinan dilakukan di sarana pelayanan kesehatan dasar
dan rujukan baik pemerintah dan swasta. Khusus untuk swasta
maka Dinas Kesehatan melakukan kerjasama dengan bidan praktek
swasta, klinik swasta.
Hasil pencapaian cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
terlatih pada tahun 2017 sebesar 80,12% atau jumlah persalinan ibu
hamil sebanyak 8.664 orang dari total perkiraan persalinan
sebanyak 10.814 orang. Jika dibandingkan dengan tahun 2016
sebesar 95,73% atau jumlah persalinan ibu hamil sebanyak 7.964
orang dari total perkiraan persalinan sebanyak 8.319 orang. Hasil
cakupan persalinan tahun 2017belum mencapai target Nasional
sebesar 100%. Hasil capaian cakupan ibu bersalin yang ditolong oleh
tenaga kesehatan terlatih tahun 2013 s/d 2017 seperti berikut :

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 49


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Grafik 4.2
Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Terlatih
di Kabupaten Badung Tahun 2013 s/d 2017

Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Terlatih


di Kabupaten Badung Tahun 2013 s/d 2017
120
100
Cak.(%)

80
60
40
20
0
2013 2014 2015 2016 2017
Cak. (%) 95,7 99,7 94,24 95,73 80,12
Target Nas. 90,00 90,00 90,00 90,00 100,00
Target Renstra 96,6 96,6 96,6 96,6 100,00

Berdasarkan grafik pencapaian cakupan pertolongan


persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih selama 5 (lima) tahun
menunjukkan bahwa pertolongan persalinan di Kabupaten Badung
pada umumnya telah mencapai target yang ditetapkan secara
Nasional sebesar 100%.
Distribusi hasil cakupan persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Terlatih di Kabupaten Badung menunjukkan puskesmas belum

mencapai target Renstra dan nasional sebesar 100%.

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 50


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Hasil Capaian cakupan persalinanoleh tenaga kesehatan


terlatih di Kabupaten Badung seperti pada grafik berikut :
Grafik 4.3
Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Terlatih
di Kabupaten Badung Tahun 2017

Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Terlatih


di Kabupaten Badung Tahun 2017
120

100

80
Cak. (%)

60

40

20

0
Abiansemal
Abiansemal
Petang
Petang
I Abiansemal
II Abiansemal
I II Mengwi
Mengwi
I Mengwi
II Kuta
III IKuta
Kuta
II Selatan
Kuta Utara
Kab
III IV
Cak. (%) 83 98 77 93 79 75 72 99 83 87 99 57 98 80

Beberapa penyebab masih belum tercapainya cakupan


persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih sesuai target yang telah
ditetapkan, meliputi:
a. Perkiraan jumlah ibu hamil yang tinggi yang disebabkan
jumlah penduduk pendatang meningkat namun angka
kelahirannya kecil.
b. Belum optimalnya pendataan sasaran riil ibu dengan
melibatkan pihak swasta (dokter, bidan, rumah sakit dan
klinik)
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan cakupan
persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih antara lain:
a. Memperbaiki perhitungan ibu hamil dengan data proyeksi

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 51


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

b. Melakukan pertemuan koordinasi dengan pihak swasta


mengenai pendataan ibu hamil
c. Pembentukan jejaring kerjasama antara dinas kesehatan,
rumah sakit, puskesmas dan pihak swasta tentang
pelayanan persalinan.
d. Pembuatan kantong persalinan
e. Pemantapan sistim rujukan dari pelayanan dasar ke
pelayanan rujukan/RS.
f. Peningkatan kualitas sumber daya manusia
g. Pemantapan Pelayanan Obsterik Neonatal Emergensi
Dasar (PONED) dan Pelayanan Obsterik Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK)
h. Monitoring dan evaluasi

4.1.4 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas (KF3)

Pelayanan kesehatan ibu nifas merupakan pelayanan


kesehatan sesuai standar yang diberikan pada ibu mulai 6 jam
sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Pelayanan
kunjungan nifas didefinisikan sebagai kontak ibu nifas dengan
tenaga kesehatan baik di dalam gedung maupun di luar gedung
fasilitas kesehatan (termasuk bidan di desa/ polindes/ poskesdes)
dan kunjungan rumah.
Pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan meliputi: 1)
pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu; 2)
pemeriksaan tinggi fundus uteri; 3) pemeriksaan lokhia dan
pengeluaran pervagina lainnya; 4) pemeriksaan payudara dan
anjuran ASI Ekslusif 6 bulan; 5) pemberian kapsul vitamin A

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 52


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

200.000 IU sebanyak dua kali; dan 6) pelayanan KB pasca


persalinan
Hasil capaian pelayanan ibu nifas tahun 2017 sebesar
76,1% atau jumlah ibu nifas sebanyak 8.226ibu nifas dari total
perkiraan persalinan sebanyak 10.814 orang. Tahun 2016 sebesar
91,6% atau jumlah ibu nifas sebanyak 8.319 ibu nifas dari total
perkiraan persalinan sebanyak 8.714 orang, ini berarti mengalami
peningkatan sebesar 1,46%.Hasil capaian pelayanan ibu nifas
menurut puskesmas seperti grafik dibawah ini.
Grafik 4.4
Cakupan Pelayanan Ibu Nifas (KF3) Menurut Puskesmas
di Kabupaten Badung Tahun 2017
Cakupan Pelayanan Ibu Nifas (KF3) Menurut Puskesmas
di Kabupaten Badung Tahun 2017
120

100

80
Cak. (%)

60

40

20

0
PetangPetang
I Abiansemal
II Abiansemal
IAbiansemal
IIAbiansemal
III Mengwi
IV Mengwi
I Mengwi
II III
Kuta I KutaKuta
II Selatan
Kuta UtaraKab
Cak. (%) 79 98 68 94 83 76 70 97 83 72 98 58 93 76

Sementara target cakupan kunjungan ibu nifas berdasarkan


target standar pelayanan minimal (SPM) bidang kesehatan tahun
2017 adalah 100%. Jadi capaian pelayanan ibu nifas Kabupaten
Badung belum mencapai target yang ditetapkan.

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 53


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

4.1.5 Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil

Penyakit tetanus merupakan penyakit menular yang


merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan tingginya angka
kematian pada bayi. Upaya pencegahan dilakukan dengan
memberikan imunisasi dengan sasaran bayi, balita, anak sekolah
dan wanita usia subur (WUS) termasuk ibu hamil. Program untuk
pencegahan penyakit tetanus melalui program maternal neonatal
tetanus elimination (MNTE)dengan strategi :
1. Imunisasi Rutin Dasar lengkap pada Bayi (DPT 3 Dosis),
sehingga bayi tersebut telah menjadi status T2.
2. Melalui kegiatan BIAS ( Pemberian TT ) pada anak SD, MI kelas
1, 2, 3, sehingga anak tersebut menjadi status T3, T4, dan T5.
3. Lakukan sweeping TT WUS mulai dari daerah Risiko Tinggi,
sampai daerah tersebut berstatus T5 untuk semua WUS
Dengan program ini maka setiap wanita usia subur (WUS)
telah mendapat imunisasi tetanus toxoid sebanyak 5 (lima) kali
sehingga memiliki kekebalan diatas 25 tahun atau seumur hidup.
Hasil capaian imunisasi TT 5 dosis untuk ibu hamil di
Kabupaten Badung tahun 2017 sebanyak 5.640 ibu hamil dari target
sebanyak 11.329 ibu hamil, berarti cakupannya sebesar 49,8%.
Sedangkan untuk tahun 2016 sebanyak 3.884 ibu hamil dari target
sebanyak 8.714 ibu hamil yang artinya cakupannya sebesar 44,6%.
Distribusi cakupan imunisasi TT 5 dosis untuk ibu hamil
yang tertinggi dicapaiPuskesmas Mengwi III sebesar 85% sedangkan
terendah dicapai oleh Puskesmas Kuta I.
Rendahnya capaian imunisasi TT 5 pada ibu hamil
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: kurangnya

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 54


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

informasimengenai riwayat imunisasisebelumnya serta belum


optimalnya sweeping imunisasi.
Grafik 4.5
Cakupan Pelayanan Imunisasi TT 5 Pada Ibu Hamil Menurut
Puskesmasdi Kabupaten Badung Tahun 2016-2017

Cakupan TT 5 Dosis Pada Ibu Hamil


di Kabupaten Badung Tahun 2016-2017
120

100

80
Cak (%)

60

40

20

00
PetangPetang
I Abiansemal
II Abiansemal
IAbiansemal
IIAbiansemal
III Mengwi
IV Mengwi
I Mengwi
II III
Kuta I KutaKuta
II Selatan
Kuta UtaraKab
2016 59 61 80 36 84 97 10 58 51 08 29 50 61 45
2017 80 49 80 47 69 72 48 54 85 23 35 45 60 50

4.1.6 Cakupan pemberian tablet besi (Fe)

Upaya penanggulangan anemia gizi diprioritaskan pada


kelompok rawan yaitu ibu hamil, balita, anak usia sekolah, wanita
usia subur termasuk remaja putri dan pekerja wanita. Selama ini
upaya penanggulangan anemia gizi difokuskan kepada sasaran ibu
hamil dengan suplementasi tablet besi folat (200 mg feSO4 dan 0,25
mg asam folat) dengan memberikan setiap hari 1 tablet selama
minimal 90 hari berturut-turut.
Hasil capaian cakupan pemberian tablet Fe3tahun 2017
sebesar 78,52% sedangkan tahun 2016 sebesar 93,06%. Distribusi

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 55


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

cakupan pemberian tablet Fe3 menurut puskesmas menunjukkan


bahwa puskesmas dengan capaian pemberian tablet Fe3 yang
tertinggi yaitu Puskesmas Kuta Utarasebesar 99,63%. Cakupan
pemberian tablet Fe di Kabupaten Badung tahun 2017 secara rinci
seperti berikut:
Grafik 4.6
Cakupan Pemberian Tablet Besi (Fe) pada Ibu Hamil Menurut
Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 2016-2017

Cakupan Pemberian Fe3 Pada Ibu Hamil


di Kabupaten Badung Tahun 2016-2017
140
120
100
Cak (%)

80
60
40
20
00
Abiansemal
Abiansemal
Abiansemal
Abiansemal Kuta
PetangPetang
I II Mengwi
Mengwi
I Mengwi
II III
Kuta I Kuta II Kuta UtaraKab
I II III IV Selatan
2016 97 108 98 116 99 89 92 100 104 89 107 82 94 93
2017 80,4 91,8 80,7 91,8 83,5 73,4 70,8 98,0 92,6 79,4 98,1 54,2 99,6 79

4.1.7Penanganan Komplikasi Obstetri dan Neonatal

Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah


ibudengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada
kurunwaktu tertentu yang mendapat penanganan definitif sesuai
denganstandar oleh tenaga kesehatan terlatih pada tingkat
pelayanan dasardan rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas
PONED, RumahBersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK).

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 56


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil,


ibubersalin dan ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu
dan/ataubayi. Komplikasi dalam kehamilan diantaranya:
(1) Abortus,
(2) Hiperemesis Gravidarum,
(3) Perdarahan per vaginam,
(4) Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia),
(5) Kehamilan lewat waktu,
(6) Ketuban pecah dini.
Komplikasi dalam persalinan diantaranya :
(1) Kelainan letak/presentasi janin,
(2) Partus macet/distosia,
(3) Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia),
(4) Perdarahan pasca persalinan,
(5) Infeksi berat/sepsis,
(6) Kontraksi dini/persalinan premature,
(7) Kehamilan ganda.
Komplikasi dalam nifas diantaranya:
(1) Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia),
(2) Infeksi nifas,
(3) Perdarahan nifas.
Penanganan definitif adalah penanganan/pemberian
tindakanterakhir untuk meyelesaikan permasalahan setiap kasus
komplikasikebidanan.
Indikator ini untuk mengukur kemampuan
manajemenprogram KIA dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan secaraprofesional kepada ibu (hamil, bersalin, nifas)
dengan komplikasi.

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 57


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Hasil capaian penanganan komplikasi kebidanan di


Kabupaten Badungtahun 2017sebanyak 925 ibu hamil dari
perkiraan ibu hamil yang resiko tinggi mengalami komplikasi
sebanyak 2.266 ibu hamil, atau sebesar 40,8%. Sedangkan untuk
tahun 2016 sebanyak 1.092 ibu hamil dari perkiraan ibu hamil yang
resiko tinggi mengalami komplikasi sebanyak 1.743 ibu hamil, atau
sebesar 62,65%.
Hasil capaian penanganan komplikasi neonatal di
Kabupaten Badungtahun 2017sebanyak 563bayi dari perkiraan bayi
yang resiko tinggi mengalami komplikasi sebanyak 1.545bayi, atau
sebesar 36,4%.Secara lengkap capaian ibu hamil risti/komplikasi
ditangani seperti berikut:
Grafik 4.7
Capaian Ibu Hamil Risti/Komplikasi Obstetri dan Neonatal yang
ditangani Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 2017

Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Neonatal


di Kabupaten Badung Tahun 2017
140

120

100
cak (%)

80

60

40

20

00
Abiansemal
Abiansemal
Abiansemal
Petang
Petang
I Abiansemal
II I Mengwi
Mengwi
I Mengwi
II Kuta
III IKuta
Kuta
II Selatan
Kuta Utara
Kab
II III IV
Cak. Kpl Kebidanan 10 122 24 04 97 76 38 68 54 23 72 37 37 41
Cak. Kpl. Neonatal 30 84 18 19 16 54 36 65 38 20 92 41 31 36

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 58


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Hasil capaian ibu hamil risti/komplikasi ditangani menurut


puskesmas menunjukkan bahwa puskesmas dengan capaian diatas
target nasional 100% sebanyak 1 puskesmas yaitu Puskesmas
Petang II. Sedangkan hasil cakupan komplikasi neonatal yang
ditangani menurut puskesmas menunjukkan puskesmas belum
mencapaian target nasional sebesar 100%.

4.1.8Kunjungan Neonatal

Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan


terhadap bayi baru lahir umur 0 sampai 28 hari. Pelayanan
kesehatan terhadap bayi baru lahir sangat penting karena kelompok
umur ini memiliki risiko gangguan kesehatan yang paling tinggi.
Hasil Riskesdas 2007 menyebutkan bahwa 78,5% kematian
neonatus terjadi pada minggu pertama kehidupan (0-6 hari).
Mengingat besarnya risiko kematian pada minggu pertama
ini, setiap bayi baru lahir harus mendapatkan pemeriksaan sesuai
standar untuk mendeteksi adanya penyakit atau tanda bahaya
sehingga dapat dilakukan intervensi sedini mungkin untuk
mencegah kematian. Pelayanan pada kunjungan neonatus (bayi
umur 0 – 28 hari) sesuai dengan standar mengacu pada pedoman
Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM) sebanyak tiga kali yang
meliputi pemeriksaan tanda vital, konseling perawatan bayi baru
lahir dan ASI Ekslusif, injeksi Vitamin K, Imunisasi (Jika belum
diberikan saat lahir, penanganan dan rujukan kasus, serta
penyuluhan perawatan neonatus di rumah dengan menggunakan
buku KIA).
Hasil pencapaian kunjungan neonatal lengkap (KN3) di
Kabupaten Badung Tahun 2017 sebanyak 8.188 bayi (79,50%) dari

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 59


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

total lahir hidup sebanyak 10.299 bayi. Sedangkan hasil cakupan


kunjungan neonatal lengkap (KN3) di Kabupaten Badung Tahun
2016 sebanyak 7.410 bayi (93,57%) dari total lahir hidup sebanyak
7.919 bayi. Distribusi capaian cakupan kunjungan neonatal lengkap
menurut puskesmas paling tinggi adalah Puskesmas Mengwi II
sebesar 105,8% dan paling rendah adalah puskesmas Kuta Selatan
sebesar 61,4%.Distribusi pencapaian cakupan kunjungan neonatal
lengkap seperti berikut:
Grafik 4.8
Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KN3)
Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 2016-2017

Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KN3)


di Kabupaten Badung Tahun 2016-2017
120
100
80
Cak (%)

60
40
20
00
Abiansemal
Abiansemal
Abiansemal
Abiansemal Kuta
PetangPetang
I II Mengwi
Mengwi
I Mengwi
II III
Kuta I Kuta II Kuta UtaraKab
I II III IV Selatan
2016 98 98 100 94 101 100 101 99 99 82 100 88 100 94
2017 85 104 81 96 85 79 76 106 88 68 102 61 98 80

4.1.9Pelayanan Kesehatan Bayi

Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang


memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh
dokter, bidan dan perawat yang memiliki kompetensi klinis

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 60


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

kesehatan, paling sedikit empat kali di satu wilayah kerja pada


kurun waktu tertentu.
Kunjungan bayi adalah kunjungan bayi umur 29 hari–11
bulan di sarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu, puskesmas,
rumah bersalin dan rumah sakit) maupun di rumah, posyandu,
tempat penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya melalui
kunjungan petugas. Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan
minimal empat kali yaitu satu kali pada umur 29 hari–3 bulan, 1 kali
pada umur 3–6 bulan, 1 kali pada umur 6–9 bulan dan 1 kali pada
umur9–11 bulan.
Pelayanan kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi
dasar (BCG, DPT/HB 1-3, Polio 1–4, Campak), stimulasi deteksi
intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi dan penyuluhan
perawatan kesehatan bayi (meliputi konseling ASI eksklusif,
pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan,
perawatandan tanda bahaya bayi sakit (sesuai MTBS), pemantauan
pertumbuhan dan pemberian vitamin A kapsul biru pada usia 6–
11bulan). Indikator ini untuk mengukur kemampuan manajemen
program KIA dalam melindungi bayi sehingga kesehatannya terjamin
melalui penyediaan pelayanan kesehatan.
Hasil capaian pelayanan kesehatan bayi di Kabupaten
Badung pada tahun 2017sebanyak 8.279 dari target sasaran jumlah
bayi sebesar 10.299 bayi sehingga cakupannya sebesar 80,4%.
Sedangkan padatahun2016 ebanyak 7.517(94,9%) dari target
sasaran jumlah bayi sebesar 7.922 bayi.
Hasil capaian cakupan pelayanan kesehatan bayi di
Kabupaten Badung seperti pada grafik berikut:

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 61


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Grafik 4.9
Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Puskesmas
di Kabupaten Badung Tahun 2017

Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Puskesmas


Di Kabupaten Badung Tahun 2017
140
120
100
80
Cak (%)

60
40
20
00
PetangPetang
I Abiansemal
II Abiansemal
Abiansemal
I Abiansemal
II III Mengwi
IV Mengwi
I Mengwi
II Kuta
III IKuta
Kuta
Kuta
II Selatan
Kuta UtaraKab
2017 119 99 61 104 84 109 70 101 59 74 97 68 94 80

Terpenuhinya target cakupan kunjungan bayi sangat


dipengaruhi oleh keaktifan posyandu tiap bulannya, peran kader dan
partisipasi keluarga untuk membawa bayi ke posyanduserta
keaktifan tenaga puskesmas dalam membina posyandu.

4.1.10 Pelayanan Kesehatan Balita

Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan


kesehatan pada anak umur 12 – 59 bulan sesuai standar meliputi
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan.
Pemantauan pertumbuhan minimal delapan kali setahun
dilakukan dengan pengukuran berat badan pertinggi badan/panjang
badan dan pelayanan kesehatan seperti pemberian vit A dua kali
setahun pada setiap bulan Pebruari dan Agustus. Pemantauan
perkembangan minimal dua kali setahun meliputi perkembangan

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 62


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, daya dengar dan daya
lihat serta sosialisasi dan kemandirian. Jika ada keluhan atau
kecurigaan terhadap anak, dilakukan pemeriksaan untuk gangguan
mental emosional, autisme serta gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktifitas. Bila ditemukan penyimpangan atau gangguan
perkembangan harus dilakukan rujukan kepada tenaga kesehatan
yang lebih memiliki kompetensi.
Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak
usia 12–59 bulan dilaksanakan melalui pelayanan SDIDTK minimal
2 kali pertahun (setiap 6 bulan) dan tercatat pada Kohort Anak Balita
dan Prasekolah atau pencatatan pelaporan lainnya. Pelayanan
SDIDTK dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, ahli gizi, penyuluh
kesehatan masyarakat dan petugas sektor lain yang dalam
menjalankan tugasnya melakukan stimulasi dan deteksi dini
penyimpangan tumbuh kembang anak.
Indikator ini untuk mengukur kemampuan manajemen
program KIA dalam melindungi anak balita sehingga kesehatannya
terjamin melalui penyediaan pelayanan kesehatan
Hasil capaian indikator cakupan pelayanan kesehatan anak
balita pada tahun 2017 sebesar 158,4% atau 31.156balitadari total
perkiraanbalita yang ditetapkan sebanyak 19.663balita. Ini berarti
telah mencapai target yang ditetapkan dalam Renstra tahun 2017
sebesar 100%.
Hasil capaian cakupan pelayanan kesehatan anak
balitatahun 2017 lebih tinggi bila dibandingkan dengan hasil capaian
tahun 2016 sebesar 69,7%. Demikian pula hasil capaian cakupan

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 63


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

pelayanan kesehatan anak balitatahun 2017 menunjukkan trend


meningkat diatas target yang ditetapkan dibandingkan dengan hasil
capaian tahun sebelumnya periode tahun 2013 sampai 2016.
Perbandingan data capaian cakupan pelayanan kesehatan
anak balita di Kabupaten Badung dengan target Nasional dan
capaian Provinsi Bali seperti pada grafik 4.10 berikut :
Grafik 4.10
Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita di Kabupaten
Badung,Capaian Provinsi Bali dan Target Nasional
Tahun 2013 s/d 2017
Cakupan Pelayanan Anak Balita di Kabupaten Badung Capaian
Provinsi Bali dan Target Nasional
Tahun 2013-2017
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
2013 2014 2015 2016 2017
Capaian Kab. Badung 91,58 92,89 89,25 69,65 158,4
Target Nas. 83 85 85 85 85
Capaian Prov. Bali 83,43 81,94 93 105,5 117
Target Renstra 82,4 86,2 90 93 100

Distribusi hasil capaian indikator cakupan pelayanan


kesehatan anak balita menurut puskesmas pada tahun 2016
menunjukkan bahwa hanya 3 (tiga) puskesmas yang sudahmencapai
target renstra yang ditetapkan sebesar 100% yaitu Puskesmas
Abiansemal I, Puskesmas Mengwi II dan Puskesmas Kuta Utara.
Data capaian menurut Puskesmas seperti pada grafik 4.11 berikut :

Grafik 4.11

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 64


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Menurut Puskesmas


di Kabupaten BadungTahun 2016 s/d 2017

Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita


di kabupaten Badung Tahun 2016 s/d 2017
250

200

150
Cak (%)

100

50

0
Abiansemal
Abiansemal
Abiansemal
Abiansemal Kuta
PetangPetang
I II Mengwi
Mengwi
I Mengwi
II III
Kuta I Kuta II Kuta UtaraKab
I II III IV Selatan
2016 61,9 63,7 60,5 80,9 56,7 78,7 79,7 57,1 52,7 92,7 205, 76,4 48,4 69,6
2017 92,2 96,1 94,8 142, 87,4 83,5 64,7 113, 77,3 56,5 89,0 59,1 116, 158,

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian


indikator ini adalah:
a. Peningkatan pelayanan kesehatan anak balita melalui lomba
balita sehat indonesia
b. Penjaringan di posyandu, TK dan Puskesmas
c. Monitoring dan evaluasi.
Hambatan/kendala yang dihadapi dalam pencapaian
indikator cakupan pelayanan kesehatan balita diantaranya masih
adanya balita yang tidak memeriksakan balitanya ke posyandu atau
sarana pelayanan kesehatan lainnya.
Strategi/upaya pemecahan permasalahan untuk
meningkatkan capaian cakupan pelayanan kesehatan balita yaitu:
a. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai
pentingnya pemeriksaan anak balita

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 65


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

b. Mengoptimalkan kemitraan dengan lintas sektor ditingkat


desa/kelurahan dan kecamatan.
c. Mengoptimalkan pelayanan di sarana pendidikan usia dini
(PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK).

4.1.11Cakupan ASI Eksklusif

ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi mulai


dari lahir sampai berumur 6 bulan tanpa diberi makanan tambahan
apapun karena sampai umur tersebut kebutuhan zat gizi bayi bisa
dipenuhi dari ASI atau air susu ibu saja.
Cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten BadungTahun
2017sebanyak 2.185 bayi dari target total sebanyak 3.145 bayi
dibawah usia 6 bulan, sehingga cakupannya sebesar 69,5%. Capaian
ini meningkat dari capaian sebelumnya yaitu tahun 2016 sebesar
67,0%.
Grafik 4.12
Cakupan Pemberian ASI Ekslusif Menurut Puskesmas
di Kabupaten BadungTahun 2017
Cakupan Pemberian ASI Ekslusif
di Kabupaten Badung Tahun 2017
90
80
70
60
cak (%)

50
40
30
20
10
00
Abiansemal
Abiansemal
Abiansemal
Abiansemal Kuta
PetangPetang
I II Mengwi
Mengwi
I Mengwi
II III
Kuta I Kuta II Kuta UtaraKab
I II III IV Selatan
2017 83 66 71 69 65 72 80 77 50 60 71 71 56 69

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 66


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Rendahnya cakupan ASI Eksklusif disebabkan oleh


beberapa faktor diantaranya karena kebanyakan ibu-ibu yang
memiliki bayi bekerja mencari nafkah untuk menunjang kebutuhan
keluarga sehingga tidak ada kesempatan untuk memberikan ASI
secara eksklusif mulai sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan dan
lebih banyak memberikan susu formula pada bayinya.

4.1.12 Pelayanan Keluarga Berencana (KB)

Wanita usia subur adalah wanita yang berusia antara 15-49

tahun. Untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan


kelahiran wanita usia subur atau pasangannya diprioritaskan untuk
menggunakan alat kontrasepsi.
Tingkat pencapaian pelayanan keluarga berencana dapat
dilihat dari cakupan peserta KB aktif (peserta KB yang sedang
menggunakan alat/metode kontrasepsi), cakupan peserta KB yang
baru menggunakan alat/metode kontrasepsi, tempat pelayanan KB
dan jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor.
Hasil cakupan peserta KB aktif pada tahun 2017 sebanyak
56.760 peserta KB Aktif dari total target sebanyak 67.987 KB Aktif,
sehingga cakupannya sebesar 83,5%. Sedangkan tahun 2016
sebesar 82,6% dan tahun 2015 sebesar 85,7%. Target SPM bidang
kesehatan untuk peserta KB aktif pada tahun 2017 adalah 100%
sehingga capaian Kabupaten Badung belum seluruhnya memenuhi
target. Hasil cakupan peserta KB aktif pada tahun 2017 seperti
grafik berikut.

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 67


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Grafik 4.13
Cakupan KB Aktif Menurut Puskesmas
di Kabupaten Badung tahun 2016–2017

Cakupan Peserta KB Aktif


di Kabupaten Badung Tahun 2016-2017
140
120
100
80
60
40
20
0
Abiansemal
Abiansemal
Abiansemal
Abiansemal
PetangPetang
I II Mengwi
Mengwi
I Mengwi
II IIIKuta I KutaKuta
II Selatan
Kuta UtaraKab
I II III IV
2016 70,4 93,5 95,3 117, 79,5 79,0 72,1 96,8 76,2 81,7 82,1 82,9 76,7 82,6
2017 81,2 87,1 83,4 81,2 84,4 83,2 82,7 92,8 87,6 79,3 83,9 80,6 80,9 83,5

4.2. Pelayanan Kesehatan Pada Siswa SD dan Setingkat

Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat merupakan


pelayanan kesehatan yang meliputi pemeriksaan umum, kesehatan
gigi dan mulut terhadap murid kelas 1 SD/MI yang dilaksanakan
oleh tenaga kesehatan bersama guru dan dokter kecil. Adapun
tujuan dari penjaringan kesehatan adalah untuk mendeteksi sedini
mungkin adanya kelainan atau penyakit peserta didik, sehingga
dapat dilakukan tindakan secepatnya untuk mencegah keadaan
lebih buruk.
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya terpadu lintas
program dan lintas sektor dalam rangka meningkatkan kemampuan
hidup sehat dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat anak
usia sekolah yang berada di sekolah.

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 68


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Sekolah Dasar setingkat adalah Sekolah Dasar Negeri,


Sekolah Dasar Swasta, Sekolah Dasar Luar Biasa, Madrasah
Ibtidaiyah serta satuan pendidikan keagamaan termasuk ponpes
baik jalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah.
Tenaga Kesehatan adalah tenaga medis, keperawatan atau
petugas Puskesmas lainnya yang telah dilatih sebagai tenaga
pelaksana UKS/UKGS. Guru UKS/UKGS adalah guru kelas atau
guru yang ditunjuk sebagai pembina UKS/UKGS di sekolah dan
telah dilatih tentang UKS/UKGS. Dokter kecil adalah kader
kesehatan sekolah yang biasanya berasal dari murid kelas 4 dan 5
SD dan setingkat yang telah mendapatkan pelatihan dokter kecil.
Indikator ini untuk mengukur kemampuan manajemen
program Usaha Kesehatan Anak Sekolah dalam melindungi anak
sekolah sehingga kesehatannya terjamin melalui pelayanan
kesehatan.
Hasil capaian indikator cakupan penjaringan kesehatan
siswa SD dan setingkat pada tahun 2017 sebesar 100% yaitu 9.903
siswa dari total perkiraansiswa yang ditetapkan sebanyak 9.903
siswa. Ini berarti telah mencapai target yang ditetapkan dalam
Renstra tahun 2017 sebesar 100%, atau kinerjanya sebesar 100%
termasuk kategori sangat baik.
Hasil capaian cakupan penjaringan kesehatan siswa SD
tahun 2017 sama dengan hasil capaian tahun 2016 sebesar 100%.
Demikian pula hasil capaian cakupan penjaringan kesehatan siswa
SDtahun 2014-2017 menunjukkan trend capaian sesuai target yang
ditetapkan dibandingkan dengan hasil capaian tahun sebelumnya
periode tahun 2011-2013 masih dibawah target yang ditetapkan.
Hasil capaian cakupan penjaringan kesehatan siswa SD
pada tahun 2017 telah mencapai target yang ditetapkan sebesar

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 69


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

100%. Hasil capaian cakupan penjaringan kesehatan siswa SD di


Kabupaten Badung tahun 2017 telah melampaui target Nasional
sebesar 95%. Perbandingan data capaian cakupan penjaringan
kesehatan siswa SD di Kabupaten Badung dengan target Nasional
dan capaian Provinsi seperti pada grafik 4.14 berikut :
Grafik 4.14
Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD di Kabupaten
Badung,Capaian Provinsi Bali dan Target Nasional
Tahun 2013 s/d 2017
Cakupan Penjaringan Anak Sekolah SD dan Setingkat di
Kabupaten Badung Tahun 2013-2017
101
100
99
98
% 97
96
95
94
93
92
91
2013 2014 2015 2016 2017
Realisasi Kab. Badung 99,3 100 100 100 100
Target Nas. 94 95 95 95 95
Capaian Prov. Bali 97,69 99,48 99,96 100 100
Target Renstra 100 100 100 100 100

Distribusi hasil capaian indikator cakupan penjaringan


kesehatan siswa SD menurut puskesmas pada tahun 2017
menunjukkan bahwa semua puskesmas sudah mencapai target yang
ditetapkan sebesar 100%. Data capaian menurut Puskesmas seperti
pada grafik 4.15 berikut :

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 70


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Grafik 4.15
Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD
di Kabupaten BadungTahun 2016-2017
Cakupan Penjaringan Kesehatan Anak SD dan Setingkat
di Kabupaten Badung Tahun 2016-2017
120
100
80
60
%

40
20
0
Abiansemal
Abiansemal
Abiansemal
Abiansemal Kuta
PetangPetang
I II Mengwi
Mengwi
I Mengwi
II III
Kuta I Kuta II Kuta UtaraKab
I II III IV Selatan
2016 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
2017 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Capaian indikator cakupan penjaringan kesehatan siswa SD


sampai tahun 2017 sebesar 100% berarti telah mencapai target yang
ditetapkan sampai akhir renstra Dinas Kesehatan sebesar 100%.
Untuk mencapai target indikator penjaringan kesehatan
siswa SD dan setingkat didukung program upaya kesehatan
masyarakat dengan kegiatan :
a. Pembinaan sekolah sehat tingkat TK, SD,SMP, SMA/K
Kab/Prov
b. Lomba UKS tk. TK, SD, SMP, SMA/K Kabupaten dan
propinsi
c. Pelatihan petugas Kantin Sehat tingkat SD
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian
indikator ini adalah:
a. Tersedianya sumber daya yang mencukupi untuk
pelaksanaan kegiatan penjaringan anak sekolah dasar.
b. Adanya dukungan dari pihak sekolah.

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 71


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Hambatan/kendala yang dihadapi dalam pencapaian


indikator cakupan penjaringan anak sekolah diantaranya saat
pemeriksaan siswa SD tidak masuk sekolah oleh karena berbagai
alasan seperti sakit, keluar wilayah dll.
Strategi/upaya pemecahan permasalahan untuk
meningkatkan capaian cakupan pelayanan kesehatan balita yaitu:
a. Melakukan kunjungan ulang untuk pemeriksaan anak
sekolah bagi siswa yang absensi pada saat dilakukan
pemeriksaan kesehatan dengan mengintegrasikan kegiatan
lain yang ada disekolah.
b. Mengoptimalkan kemitraan dengan lintas sektor terutama
sekolah dasar.

4.3 Pelayanan Imunisasi

Pelayanan imunisasi ditujukan untuk mencegah atau


menanggulangi penyakit-penyakit melalui imunisasi yang
dilaksanakan secara rutin maupun khusus dengan sasaran bayi,
balita, anak sekolah maupun Wanita Usia Subur.
Bayi dan anak-anak memiliki risiko yang lebih tinggi
terserang penyakit menular yang dapat mematikan, seperti: Difteri,
Tetanus, Hepatitis B, Radang Selaput Otak, Radang Paru-Paru.
Salah satu pencegahan yang terbaik dan sangat vital agar kelompok
berisiko ini terlindungi adalah melalui imunisasi.
Tujuan program imunisasi adalah menurunkaan morbiditas
dan mortalitas penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Keberhasilan program imunisasi dapat dilihat dari cakupan
desa/kelurahan yang mencapai Universal Child Imunization (UCI)
yaitu 100% sasaran mendapatkan imunisasi lengkap. Target
keberhasilan program imunisasi adalah 100% desa mencapai UCI.

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 72


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Cakupan Desa/Kelurahan UCI di Kabupaten Badung pada tahun


2017 dan 2016 telah mencapai 100%.
Bayi yang telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap
meliputi satu kali imunisasi Hepatitis B, satu kali imunisasi BCG,
tiga kali imunisasi DPT-HB, empat kali imunisasi polio, dan satu kali
imunisasi campak.
Hasil imunisasi dasar lengkap menurut Puskesmas
menunjukkan bahwa puskesmas dengan capaian 100% sebanyak 3
(tiga) puskesmas. Pencapaian cakupan imunisasi per puskesmas
tahun 2017 seperti tabel berikut:

Tabel 4.1
Imunisasi Dasar Lengkap di Kabupaten Badung Tahun 2017
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BAYI IMUNISASI LENGKAP
L P L+P JUMLAH %
1 Petang Petang I 123 118 241 227 94,19
Petang II 65 62 127 121 95,28
2 Abiansemal Abiansemal I 224 215 439 421 95,90
Abiansemal II 176 170 346 321 92,77
Abiansemal III 172 165 337 343 101,78
Abiansemal IV 163 156 319 294 92,16
3 Mengwi Mengwi I 381 367 748 707 94,52
Mengwi II 408 392 800 835 104,38
Mengwi III 288 277 565 606 107,26
4 Kuta Kuta I 1.006 967 1.973 1.844 93,46
Kuta II 152 145 297 277 93,27
5 Kuta Selatan Kuta Selatan 1.349 1.298 2.647 2.468 93,24
6 Kuta Utara Kuta Utara 743 717 1.460 1.413 96,78
Jumlah 5.250 5.049 10.299 9.877 95,90

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 73


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

4.4 Penanganan KLB < 24 Jam

Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang ditangani


<24 jam adalah desa/kelurahan mengalami KLB yang ditangani
<24jam oleh kabupaten/kota terhadap KLB periode/kurun waktu
tertentu.
Desa/kelurahan mengalami KLB bila terjadi peningkatan
kesakitan atau kematian penyakit potensial KLB, penyakit karantina
atau keracunan makanan. KLB adalah timbulnya atau meningkatnya
kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu desa/kelurahan dalam waktu tertentu.
Ditangani adalah mencakup penyelidikan dan penanggulangan KLB.
Pengertian kurang dari 24 jam adalah sejak laporan W1 diterima
sampai penyelidikan dilakukan dengan catatan selain formulir W1
dapat juga berupa fax atau telepon.
Penyelidikan KLB adalah rangkaian kegiatan berdasarkan
cara epidemiologi untuk memastikan adanya suatu KLB, mengetahui

gambaran penyebaran KLB dan mengetahui sumber dan cara-cara


penanggulangannya. Penanggulangan KLB adalah upaya untuk
menemukan penderita atau tersangka penderita, penatalaksanaan
penderita, pencegahan peningkatan, perluasan dan menghentikan
suatu KLB.
Secara umum seluruh desa/kelurahan yang terkena KLB di
Kabupaten Badung tahun 2017sudah ditangani dalam waktu kurang
dari 24 jam. Jumlah kejadian KLB selama tahun 2017 sebanyak 9
kejadian.

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 74


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

4.5 Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Sekolah

Pelayanan kesehatan gigi dasar meliputi pelayanan


tumpatan gigi tetap dan pencabutan gigi tetap. Jumlah masyarakat
yang sudah mendapatkan pelayanan dasar gigi dasar berupa
tumpatan gigi tetap pada tahun 2017 sebanyak 2.289, tahun 2016
sebanyak 3.329 orang sedangkan tahun 2015 sebanyak 3.404orang.
Pelayanan pencabutan gigi tetap pada tahun 2017 sebanyak 2.489,
tahun 2016sebanyak 2.445 orang dan tahun 2015 sebanyak 2.531
orang. Dari data tersebut menunjukkan bahwa pelayanan
pencabutan gigi tetap lebih banyak dari pelayanan tumpatan gigi
tetap.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah
dasar/MI menunjukkan bahwa dari 278 SD/MI yang ada semuanya
mendapat pelayanan kesehatan gigi dan melakukan sikat gigi
massal.
Cakupan pemeriksaan murid SD/MI sebanyak 8.401 murid
dari total seluruh murid sebanyak 55.896 murid SD/MI, sehingga
cakupannya sebesar 15,0%.
Grafik 4.16
Cakupan Pemeriksaan Gigi Murid SD
di Kabupaten Badung Tahun 2017
Cakupan Pemeriksaan Gigi Murid SD
di Kabupaten Badung Tahun 2017
100,0
80,0
% Cak.

60,0
40,0
20,0
0,0
Abiansemal
Abiansemal
Abiansemal
Petang
Petang
I Abiansemal
II I Mengwi
Mengwi
I Mengwi
II Kuta
III IKuta
Kuta
II Selatan
Kuta Utara
Kab
II III IV
Cakupan 16, 79, 28, 54, 34, 55, 0,0 25, 21, 8,2 15, 0,0 9,7 15,

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 75


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

4.6Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut (Pra Usila) dan Usia


Lanjut (Usila)

Masyarakat yang tergolong pra usia lanjut adalah mereka


yang telah menjalani lebih dari setengah dari masa hidupnya dan
berumur antara 45 – 59 tahun. Sedangkan mereka yang tergolong
usia lanjut adakah mereka yang telah mencapai umur di atas 60
tahun. Pemerintah Kabupaten Badung telah berupaya untuk
menjaga agar kondisi para pra usia lanjut dan usia lanjut tetap sehat
dan produktif di masyarakat dan tidak menjadi beban bagi keluarga.
Upaya tersebut telah terintegrasi melalui program posyandu usia
lanjut.
Hasil cakupan pelayanan kesehatan bagi usia lanjut di
Kabupaten Badung pada tahun 2017 sebanyak 11.353 lansia dari
target total sebanyak 48.801 lansia sehingga cakupannya sebesar
23,26%. Pada tahun 2016 sebanyak 11.315 dari sasaran usila
sebanyak 48.796 orang (23,19%).
Grafik 4.17
Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Puskesmas
di Kabupaten Badung Tahun 2017
Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila Menurut Puskesmas
di Kabupaten Badung Tahun 2017
45
40
35
30
Cak. (%)

25
20
15
10
05
00
Abiansemal
Abiansemal
Abiansemal
Abiansemal Kuta
PetangPetang
I II Mengwi
Mengwi
I Mengwi
II III
Kuta I Kuta II Kuta UtaraKab
I II III IV Selatan
2017 25 22 19 19 41 19 39 18 21 21 41 23 12 23

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 76


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Pelayanan kesehatan pada kelompok pra usila dan usila di


Kabupaten Badung terintegrasi dalam posyandu usia
lanjut.Pelayanan yang diberikan posyandu usia lanjut meliputi
senam lansia, pemberian paket obat, PMT dan pemeriksaan
kesehatan.

4.7. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan merupakan upaya


pembiayaan kesehatan baik keanggotaannya secara sukarela
maupun wajib yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah dan
diselenggarakan dengan kendali biaya. Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan terdiri dari :
1. Kartu Indonesia Sehat (KIS) merupakan asuransi kesehatan
yang dikelola oleh BPJS Kesehatan yang para anggota
adalahNon Penerima Bantuan Iuran (non-PBI) merupakan
golongan masyarakat mampu yang bisa membayar premi
secara mandiri dan Penerima Bantuan Iuran (PBI) merupakan
golongan masyarakat tidak mampu yang preminya dibayarkan
oleh negara.
2. BPJS Ketenagakerjaan merupakan badan hukum publik yang
langsung di bawah naungan Presiden yang memberikan
perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi resiko sosial
ekonomi tertentu dan penyelenggaraannya menggunakan
mekanisme asuransi sosial.
3. Kartu Badung Sehat (KBS) merupakan langkah stategis
Pemerintah Kabupaten Badung dalam mewujudkan Universal
Health Coverageyangberupa asuransi kesehatan gratis bagi
seluruh masyarakat kabupaten badung. Kartu Badung Sehat

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 77


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

(KBS) khususnya diperuntukkan bagi masyarakat yang


sebelumnya tidak terdaftar sebagai peserta di BPJS
Kesehatan.Kartu Badung Sehat (KBS) bisa digunakan untuk
mendapatkan pelayanan dan fasilitas medis di seluruh pusat
pelayanan kesehatan di Kabupaten Badung yang berpusat di
Rumah Sakit Umum Mangusada Kabupaten Badung..

Hasil pencapaian Jaminan Pelayanan Kesehatan (JPK) tahun


2017 terdiri dari peserta PBI APBN sebesar 9,7%, PBI APBD 40,2%,
Pekerja penerima upah (PPU) sebesar 22,7%, Pekerja bukan
penerima upah (PBPU)/Mandiri sebesar 2,9%%, Bukan pekerja
sebesar 4,1%.

4.8. Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap

Kunjungan Rawat Jalan merupakan Pelayanan keperawatan


kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa,
pengobatan, rehabilitasi medik tanpa tinggal di ruang rawat inap
pada sarana kesehatan. Cakupan Rawat Jalan merupakan Cakupan
kunjungan rawat jalan baru di sarana kesehatan pemerintah dan
swasta di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.Cakupan
kunjungan rawat jalan tahun 2017 di Kabupaten Badung ke sarana
pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta sebesar 131,5%,
sedangkan tahun2016 sebesar 87,5%, ini berarti ada peningkatan
kunjungan ke sarana pelayanan kesehatan. Kunjungan Pasien baru
adalah Kunjungan pertama seseorang di sarana kesehatan pada
kurun waktu tertentu. Cakupan rawat inap baru adalah cakupan
kunjungan rawat inap baru di sarana pelayanan kesehatan meliputi
antara lain; rumah sakit pemerintah dan swasta, puskesmas, balai

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 78


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

pengobatan pemerintah dan swasta, praktek bersama dan


perorangandi satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Cakupan kunjungan rawat inap di sarana pelayanan kesehatan
pemerintah dan swasta pada tahun 2017 sebesar 15,8%, sedangkan
tahun 2016 sebesar 1,9%.
Kunjungan pasien yang mengalami gangguan kejiwaan, yang
meliputi gangguan pada perasaan, proses pikir dan perilaku, yang
menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam
melaksanakan peran sosialnya. Tahun 2017 jumlah kunjungan
pasien gangguan jiwa sebanyak 4.251 kasus, sedangkan tahun
2016sebanyak 3.639 kasus, ini berarti ada peningkatan kasus
gangguan jiwa sebesar 16,8%. Data ini diperoleh dari hasil laporan
puskesmasdan beberapa Rumah Sakit baik swasta maupun
pemerintah di Kabupaten Badung.
Mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit dapat diketahui
dengan memperhatikan beberapa indikator, antara lain :
a. Angka Kematian Netto (Net Death Rate/NDR)
Angka kematian Netto atau NDR merupakan angka kematian
48 jam setelah pasien dirawat per 1000 pasien keluar hidup dan
mati. Indikator ini digunakan untuk melihat mutu pelayanan rumah
sakit. Capaian NDR di Kabupaten Badung Tahun 2017 sebesar 34,1
per 1.000 pasien keluar mati dan hidup, sedangkan tahun 2016
sebesar 0,04per 1000 pasien keluar mati dan hidup. Ini berarti
gambaran mutu pelayanan rumah sakit menurun.
b. Angka Kematian Umum (Gross Death Rate/GDR)

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 79


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Angka Kematian Umum (Gross Death Rate) merupakan angka


kematian total pasien rawat inap yang keluar rumah sakit per 1000
penderita keluar hidup dan mati. Capaian GDR di Kabupaten
Badung Tahun 2017 sebesar 48,8 per 1000 pasien, sedangkan tahun
2016 sebesar 1,5 per 1000 pasien. Angka kematian umummeningkat
jika dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya hal ini berarti
adanya penurunan kualitas pelayanan kesehatan.
c. Angka Penggunaan Tempat Tidur (Bed Occupation Rate/BOR)
BOR merupakan indikator yang dapat menggambarkan tinggi
rendahnya pemanfaatan tempat tidur yang ada di rumah sakit.Nilai
parameter BOR yang ideal antara 60-85% (Depkes RI, 2005). Capaian
BOR rumah sakit di Kabupaten Badung tahun 2017 yang terdata
adalah RSK BIMC Kuta dengan BOR sebesar 60,3%, RS Siloam
dengan BOR sebesar 59,9%, RSK BIMC Nusa Dua dengan BOR
sebesar 11,68%, RS Kasih Ibu Kedonganan dengan BOR sebesar
65,5% dan RSUD Badung dengan BOR sebesar 99,8%. Capaian BOR
paling tinggi adalah RSUD Badung yang menunjukkan bahwa
pemanfatan tempat tidur di rumah sakit pemerintah cukup banyak
dipilih oleh masyarakat kabupaten badung. Hal ini dikarenakan
adanya komitmen pemerintah kabupaten badung untuk menjamin
pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakatnya yang dituangkan
dalam bentuk kartu KBS (Krama Badung Sehat).
d. Lamanya Pasien dirawat (Length Ot Stay/LOS)
LOS merupakan lamanya pasien dirawat. Indikator ini
memberi gambaran tingkat efisiensi serta mutu pelayanan rumah
sakit. Lamanya pasien dirawat idealnya antara 4-6 hari.

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 80


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Capaian LOS rumah sakit di Kabupaten Badung pada tahun


2017 yang terdata adalah RSK BIMC Kuta dengan LOS sebesar 0,2%,
RS Siloam dengan LOS sebesar 3,7%, RSK BIMC Nusa Dua dengan
LOS sebesar 2,0 %, RS Kasih Ibu Kedonganan dengan LOS sebesar
2,0% dan RSUD Badung dengan LOS sebesar 3,7%. Hasil capaian
telah mencapai target ideal untuk lamanya pasien dirawat.
e. Tenggang perputaran (Turn Over Interval/TOI)
TOI merupakan rata-rata hari dimana tempat tidur tidak
ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini
memberikan gambaran tingkat efesiensi penggunaan tempat tidur.
Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
Capaian TOI rumah sakit di Kabupaten Badung pada tahun
2017 sebesar 1,6 hari, tahun 2016 sebesar 3,8 hari dan tahun 2015
sebesar 3,4 hari.Hasil capaian tahun 2017 telah mencapai target
ideal yang menggambarkan tingkat efesiensi penggunaan tempat
tidur rumah sakit.
f. Angka Perputaran Tempat Tidur (Bed Turn Over/BTO)
BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu
periode, beberapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu
tertentu. Idealnya dalam satu tahun, tempat tidur rata-rata dipakai
40-50 kali.
Capaian BTO rumah sakit di Kabupaten Badung pada tahun
2017 sebesar 90,1 kali, tahun 2016 sebesar 95,93 kali, dan tahun
2015 sebesar 49,36 kali. Hasil capaian untuk tahun 2017menurun
dari tahun 2016 tetapi belum memenuhitarget ideal untuk
Perputaran Tempat Tidur, hal ini menunjukkan jumlah tempat tidur
yang tersedia di rumah sakit masih sedikit dibandingkan dengan
pemakaian yang melebihi ideal rata-rata dalam setahun.

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 81


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

4.9 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Perilaku Hidup Bersih dan sehat (PHBS) adalah Sekumpulan


perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat
menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan-aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakatnya.
Penerapan PHBS ditujukan semua komponen di
masyarakat, namun ada beberapa prioritas penerapannya yaitu
tatanan rumah tangga, sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan dan
tempat-tempat umum.
Kriteria yang digunakan untuk menilai penerapan PHBS di
tatanan rumah tangga sebanyak 10 indikator terdiri dari Pertolongan
persalinan oleh nakes, Balita diberi ASI eksklusif, Menimbang Balita
Setiap Bulan, Menggunakan air bersih, Mencuci tangan dengan air
bersih dan sabun, Menggunakan jamban sehat, Pemberantasan
jentik, Makan buah dan sayur setiap hari, Melakukan aktifitas fisik
setiap hari dan Tidak merokok di dalam rumah.
Hasil capaian indikator cakupan perilaku hidup bersih dan
sehat pada tatanan rumah tangga di Kabupaten Badung tahun 2017
sebesar 82,1% atau sebanyak 10.690 rumah tangga yang berperilaku
hidup bersih dan sehat dari 13.020 rumah tangga yang dilakukan
survey diseluruh Kabupaten Badung. Hasil capaian tersebut
meningkat dari tahun 2016 (81,51%) dan telah mencapai target
RPJMD. Distribusi hasil capaian cakupan perilaku hidup bersih dan
sehat pada tatanan rumah tangga menurut puskesmas seperti
tabel4.2berikut :

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 82


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Tabel4.2
Cakupan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan Rumah
Tangga Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 2017

RUMAH TANGGA
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH JUMLAH % JUMLAH %
RT DIPANTAU DIPANTAU BER- BER-
PHBS PHBS
1 Petang Petang I 5.022 1.050 20,9 830 79,0
Petang II 3.057 420 13,7 366 87,1
2 Abiansemal Abiansemal I 7.094 1.050 14,8 921 87,7
Abiansemal
II 4.576 1.050 22,9 882 84,0
Abiansemal
III 4.847 630 13,0 549 87,1
Abiansemal
IV 2.977 1.050 35,3 868 82,7
3 Mengwi Mengwi I 11.258 1.890 16,8 1364 72,2
Mengwi II 9.037 1.470 16,3 1.287 87,6
Mengwi III 6.665 840 12,6 701 83,5
4 Kuta Kuta I 10.092 630 6,2 491 77,9
Kuta II 2.347 420 17,9 340 81,0
5 Kuta Utara Kuta Utara 17.242 1.260 7,3 1.041 82,6
6 Kuta Selatan Kuta Selatan 25.062 1.260 5,0 1.050 83,3
JUMLAH (KAB/KOTA) 109.276 13.020 11,9 10.690 82,1

Sedangkan capaian PHBS di Kabupaten Badung untuk


masing-masing indikator seperti grafik 4.18berikut :
Grafik4.18
Cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Tatanan Rumah
Tangga Menurut Indikator di Kabupaten BadungTahun 2017

Capaian PHBS Per Indiktor di Kabupaten Badung Tahun 2017


Persalinan Nakes 80,12
ASI Eksklusif 69,5
Menimbang Bayi/Balita… 88
Menuci Tangan dg Air… 82,1
Menggunakan Air Bersih 96,07
Menggunakan Jamban Sehat 100
Memberantas Jentik Nyamuk 98,43
Makan Sayur dan Buah… 96,71
Melakukan Aktifitas Fisik… 98,44
| Profil
TidakKesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017
Merokok di dalam… 82,08 83
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Hasil capaian cakupan perilaku hidup bersih dan sehat pada


tatanan rumah tangga di Kabupaten Badung tahun 2017 lebih tinggi
bila dibandingkan dengan hasil capaian tahun 2016 sebesar 81,51%.
Hasil pencapaian cakupan perilaku hidup bersih dan sehat
pada tatanan rumah tangga di Kabupaten Badung tahun 2017telah
mencapaitarget yang ditetapkan pada akhir Renstra/RPJMD sebesar
82%.
Hasil capaian indikator cakupan perilaku hidup bersih dan
sehat pada tatanan rumah tangga di Kabupaten Badung selalu lebih
tinggi setiap tahunnya bila dibandingkan dengan capaian cakupan
perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga Provinsi
Bali.
Hasil capaian cakupan perilaku hidup bersih dan sehat pada
tatanan rumah tangga tahun 2017 di Kabupaten Badung telah
melampaui target yang telah ditetapkan secara Nasional (Renstra
Kementerian Kesehatan RI) tahun 2017 sebesar 70%. Secara rinci
capaian cakupan perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan
rumah tanggatahun 2013-2017 seperti grafik 4.19 berikut:
Grafik4.19
Cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Tatanan Rumah
Tangga di Kabupaten BadungTahun 2013-2017
Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS
di Kabupaten Badung Tahun 2013-2017
90
80
70
60
50
40
%

30
20
10
0
2013 2014 2015 2016 2017
Target RPJMD 60 65 70 79,2 82
Target Nas. 65 70 70 70 70
Capaian Prov. Bali 74,25 69,95 74,33 77,4 79,3

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 84


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Upaya yang dilakukan untuk pencapaian cakupan perilaku


hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga meliputi:
a. Pengadaan form/kuesioner survey PHBS
b. Pengadaan kartu, poster dan stiker PHBS tatanan rumah
tangga
c. Pengadaan buku pedoman pembinaan dan penilaian PHBS
d. Pembinaan dalam rangka lomba desa PHBS
e. Pelaksanaan survey PHBS oleh tenaga kesehatan dan kader
f. Sosialisasi kawasan tanpa rokok (KTR)
g. Pembuatan baliho kawasan tanpa rokok

4.10 Kesehatan Lingkungan

Faktor kesehatan lingkungan merupakan faktor yang sangat


besar mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Adapun
beberapa faktor yang harus dikendalikan berupa sanitasi dasar
meliputi : Rumah sehat, Sarana air bersih, jamban, pengelolaan
sampah serta saluran pembuangan air limbah.

4.10.1 Persentase Rumah Sehat

Rumah sehat adalah rumah yang memenuhi kriteria sehat


minimum 3komponen meliputi: rumah, sarana sanitasi dan perilaku.
Adapun kriteria dari masing-masing parameter sebagai berikut:

1). Komponen rumah meliputi ; Langit-langit, Dinding, Lantai,


Jendela Kamar Tidur, Jendela Ruang Keluarga, Ventilasi,
Sarana pembuangan asap dapur, Pencahayaan.

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 85


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

2). Komponen sarana sanitasi adalah : Sarana Air Bersih


(SGL/SPT/PP/KU/PAH). Milik sendiri dan atau bukan milik
sendiri dan memenuhi syarat kesehatan, Jamban (sarana
pembuangan kotoran), Sarana Pembuangan air limbah
(SPAL), Sarana Pembuangan Sampah.
3). Komponen Perilaku yaitu menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat
Hasil pencapaian cakupan rumah sehat di Kabupaten
Badung tahun 2017 sebanyak 94.371 rumah dari total rumah yang
diperiksa sebanyak 109.276 rumah (86,36%).Hasil pencapaian
indikator ini belum mencapai target renstra Dinas Kesehatan sebesar
91%. Hasil capaian tahun 2017 lebih rendah daripada hasil capaian
2016 sebesar 90,59%. Secara rinci cakupan rumah sehat seperti
grafik 4.20 berikut:
Grafik 4.20
Cakupan Rumah Sehat di Kabupaten Badung
Tahun 2013–2017

Cakupan Rumah Sehat


di Kabupaten Badung Tahun 2013-2017
92
91
90
89
cak. (%)

88
87
86
85
84
2013 2014 2015 2016 2017
Target Renstra 87 87 87 90 91
Realisasi 88,9 88,85 90,13 90,59 86,36

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 86


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Distribusi pencapaian cakupan rumah sehat menurut


puskesmas di Kabupaten Badung tahun 2017 menunjukkan bahwa
puskesmas yang telah mencapai target renstra sebanyak 4(empat)
puskesmas. Puskesmas dengan cakupan diatas target renstra Dinas
Kesehatan Kabupaten Badung meliputi: Puskesmas Abiansemal I,
Puskesmas Mengwi I, Puskesmas Kuta Selatan dan Puskesmas Kuta
Utara. Secara rinci capaian cakupan seperti grafik 4.21 berikut:
Grafik 4.21
Cakupan Rumah Sehat Menurut Puskesmas
di Kabupaten Badung Tahun 2017

Cakupan Rumah Sehat Berdasarkan Puskesmas


di Kabupaten Badung Tahun 2017
120

100

80

60

40

20

0
Abian Abian Abian Abian Kuta
Petan Petan Meng Meng Meng Kuta Kuta
semal semal semal semal Kuta I Selat Kab
gI g II wi I wi II wi III II Utara
I II III IV an
2017 83,1 87,1 91,0 88,9 80,3 72,4 96,4 87,5 54,2 68,9 72,0 93,4 96,0 86,4

Distribusi rumah sehat menurut Kecamatan/Puskesmas


menunjukkan capaian Kecamatan/puskesmas yang paling tinggi
oleh Kecamatan Mengwi/Puskesmas Mengwi I. Secara rinci capaian
rumah sehat seperti tabel 4.3berikut:

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 87


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Tabel4.3
Jumlah Rumah Sehat Menurut Puskesmas
di Kabupaten Badung Tahun 2017

NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH JUMLAH %


YANG YANG RUMAH
ADA MEMENUHI SEHAT
SYARAT
1 Petang Petang I 5.022 4.175 83,13
Petang II 3.057 2.662 87,08
2 Abiansemal Abiansemal I 7.094 6.455 90,99
Abiansemal II 4.576 4.068 88,90
Abiansemal III 4.847 3.892 80,30
Abiansemal IV 2.977 2.155 72,39
3 Mengwi Mengwi I 11.258 10.849 96,37
Mengwi II 9.037 7.904 87,46
Mengwi III 6.665 3.612 54,19
4 Kuta Kuta I 10.092 6.954 68,91
Kuta II 2.347 1.689 71,96
5 Kuta Selatan Kuta Selatan 25.062 23.441 93,41
6 Kuta Utara Kuta Utara 17.242 16.545 95,96
Jumlah Kabupaten 109.276 93.371 86,36

Sumber : Data Dasar Profil Dinas Kesehatan Kab. Badung tahun 2017

Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam


pencapaian target rumah sehat di Kabupaten Badung antara lain :
a. Meningkatnya ekonomi masyarakat sehingga memiliki
kemampuan untuk membangun rumah sesuai syarat
kesehatan baik aspek fisik bangunan & kelengkapan
sanitasi.
b. Pembinaan dan pengawasan program rumah sehat
c. Adanya integrasi dengan program kabupaten sehat serta
kesatuan gerak PKK, KB dan kesehatan melalui program
lomba desa.
d. Monitoring dan evaluasi.

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 88


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

4.10.2 Persentase Tempat Tempat Umum Sehat

Tempat umum sehat adalah suatu tempat yang


dimanfaatkan oleh masyarakat umum seperti hotel, terminal, pasar,
pertokoan, depot air isi ulang, bioskop, jasa boga, tempat wisata,
kolam renang, tempat ibadah, restoran dan lain-lain yang memiliki
akses sanitasi dasar (air, jamban, limbah, sampah), terlaksananya
pengendalian vektor, higiene sanitasi makanan minuman,
pencahayaan dan ventilasi sesuai dengan kriteria, persyaratan dan
atau standar kesehatan.
Hasil pencapaian cakupan tempat – tempat umum sehat di
Kabupaten Badung tahun 2017 sebesar 100% atau sebanyak 819
TTU sehat dari 819 yang diperiksa. Pencapaian indikator cakupan
tempat-tempat umum sehat telah melampaui target yang ditetapkan
sebesar 94,6%. Secara rinci hasil capaian cakupan TTU sehat seperti
grafik berikut:
Grafik 4.22
Cakupan Tempat-Tempat Umum (TTU) Sehat
di Kabupaten Badung tahun 2013-2017
Cakupan Tempat-Tempat Umum (TTU) Sehat
di Kabupaten Badung Tahun 2013-2017
99
97
%

95
93
91
89
87
85
2013 2014 2015 2016 2017
Target Renstra 90 90 90 90 94,6
Realisasi 93,21 93,48 96,61 96,64 100

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 89


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Distribusi pencapaian cakupan tempat – tempat umum


(TTU) sehat menurut puskesmas di Kabupaten Badung tahun 2017
semua puskesmas telah mencapai target renstra sebesar 94,6%.
Cakupan tempat – tempat umum (TTU) sehat menurut puskesmas di
Kabupaten Badung tahun 2016-2017 seperti grafik 4.23berikut:

Grafik 4.23
Cakupan Tempat-Tempat Umum Sehat Menurut Puskesmas
di Kabupaten Badung Tahun 2016-2017

Persentase Tempat-Tempat Umum (TTU) Sehat


di Kabupaten Badung Tahun 2016-2017
100,0
99,0
98,0
97,0
96,0
95,0
94,0
93,0
92,0
91,0
Abiansemal
Abiansemal
Abiansemal
Abiansemal Kuta
PetangPetang
I II Mengwi
Mengwi
I Mengwi
II IIIKuta I Kuta II Kuta UtaraKab
I II III IV Selatan
2016 96,0 94,0 96,0 100, 95,0 100, 100, 95,0 100, 95,0 94,0 97,5 98,0 96,6
2017 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Untuk mencapai capaian indikator cakupan TTU sehat


melalui program program pengembangan lingkungan sehat dengan
kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Tempat-Tempat Umum.
Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk pencapaian target
TTU sehat yaitu: pendataan sasaran, pembinaan dan pemeriksaan
TTU serta monitoring dan evaluasi.

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 90


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

4.11 Standar Pelayanan Minimal (SPM)


Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah standar pelayanan
minimal yang harus didapatkan oleh masyarakat dan menjadi
program yang ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pelaksanaannya
diwajibkan kepada pemerintah daerah sesuai dengan sumber daya
dan kemampuan daerah. SPM dibidang kesehatan terdiri dari empat
pelayanan kesehatan dengan 18 indikator. Adapun pelayanan
kesehatan dalam SPM meliputi: pelayanan kesehatan dasar,
pelayanan kesehatan rujukan, Penyelidikan Epidemiologi dan
Penanggulangan Kejadian Luar Biasa /KLB dan Promosi Kesehatan
dan Pemberdayaan Masyarakat.

4.11.1 Target SPM


Target yang harus dicapai program kesehatan setiap tahunnya
telah tertuang dalam Standar Pelayanan Minimal Kesehatan. Standar
Pelayanan Minimal bidang kesehatan mengacu pada Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2016. Adapun Standar
Pelayanan Minimal (SPM) dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Pelayanan Kesehatan dasar:
1. Cakupan kunjungan Ibu Hamil K4 100% pada tahun 2017
2. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 100% pada
tahun 2017
3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan 100% pada tahun 2017
4. Cakupan pelayanan nifas 100% pada tahun 2017
5. Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani 100%
pada tahun 2017
6. Cakupan kunjungan bayi 100% pada tahun 2017

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 91


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

7. Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child Immunization


(UCI) 100% pada tahun 2017
8. Cakupan pelayanan anak balita 100% pada tahun 2017
9. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak
usia 6 – 24 bulan keluarga miskin 100% pada tahun 2017
10. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100% pada
tahun 2017
11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
100% pada tahun 2017
12. Cakupan peserta KB Aktif 100% pada tahun 2017
13. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
100% pada 2017
14. Cakupan Pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
100% pada tahun 2017
b. Pelayanan Kesehatan Rujukan
1. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat
miskin 100% pada tahun 2017
2. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus
diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota 100%
pada tahun 2017
c. Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar
Biasa /KLB
Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan
penyelidikan epidemiologi < 24 jam 100% pada tahun 2017
d. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Cakupan Desa siaga aktif 100% pada tahun 2017

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 92


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

4.11.2 Capaian SPM di Kabupaten Badung

Tabel 4.4 Capaian Indikator SPM Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2016 s/d 2017
No Jenis Pelayanan Indikator Kinerja SPM 2016 SPM 2017
SASARAN REALISASI % SASARAN REALISASI %

1 Pelayanan Kesehatan 1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4)


Dasar mendapat pelayanan kehamilan paling
8.714 8.164 93,69 11.329 8.569 75,64
sedikit 4 kali sesuai standar)

2 Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang


ditangani 1.743 1.092 62,65 2.266 925 40,82

3 Pertolongan Persalinan oleh Tenaga


Kesehatan Yang memiliki Kompetensi
8.319 7.964 95,73 10.814 8.664 80,12
Kebidanan

4 Cakupan pelayanan Nifas 8.319 7.618 91,6 10.814 8.226 76,06


5 Cakupan Neonatus dengan komplikasi
yang ditangani 1.188 972 81,8 1.545 563 36,44

6 Cakupan kunjungan Bayi 7.922 7.517 94,9 10.299 8.188 79,50


7 Desa/Kelurahan Universal Child
Immunization (UCI) 62 62 100 62 62 100

8 Cakupan pelayanan Anak Balita 19.874 13.843 69,7 19.633 31.156 158,4

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 93


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

No Jenis Pelayanan Indikator Kinerja SPM 2016 SPM 2017


SASARAN REALISASI % SASARAN REALISASI %

9 Cakupan Pemberian Makanan


Pendamping ASI pada anak Usia 6-24
25 25 100
Bulan keluarga Miskin

10 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat


Perawatan 4 4 100 4 4 100

11 Cakupan penjaringan Siswa SD dan


sederajat 29.258 29.258 100 9.903 9.903 100

12 Cakupan Peserta KB Aktif 73.210 60.499 82,6 67.987 56.760 83,5


13 Cakupan Penemua dan Penangganan
Penderita Penyakit Acute Flacid
Paralysis ( AFP) rate 100000 4 4 100.00 4 4 100
Penduduk<15 th

14 Penemua dan Penangganan Penderita


Penyakit Pneumonia Balita 190 190 100.00 261 261 100

15 Penemua dan Penangganan Penderita


Penyakit Pasien Baru TB BTA Positip 223 176 78,9 245 223 91,02

16 Penemua dan Penangganan Penderita


Penyakit Penderita DBD yang 3.998 3.998 100 941 941 100
ditangani
17 Penemua dan Penangganan Penderita
Penyakit Penderita Diare 13.482 6.339 47,0 17.374 9.315 53,6

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 94


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

No Jenis Pelayanan Indikator Kinerja SPM 2016 SPM 2017


SASARAN REALISASI % SASARAN REALISASI %

18 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar


Pasien Masyarakat Miskin
Kesehatan dasar ( Puskesmas/Balai 71.132 20.305 28,55
/praktek bersama dan Perorangan

2 Pelayanan Kesehatan 19 Cakupan Pelayanan Kesehatan


khusus Rujukan Pasien Masyarakat Miskin 71.132 20.305 28,55

20 Cakupan pelayanan Gawat Darurat


Level 1 yang harus diberikan Sarana 9 9 100 7 7 100
Kesehatan (RS) di Kab/Kota
3 Penyelidikan 21 Desa/Kelurahan mengalami KLB yang
Epidemiologi dilakukan Penyelidikan Epidemiologi
Penanggulangan < 24 Jam 16 16 100 9 9 100
Kejadian Luar Biasa
(KLB)

4 Promosi Kesehatan dan 22 Desa Siaga Aktif


Pemberdayaan
kesehatan Masyarakat 62 62 100 62 62 100

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 95


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

No JENIS PELAYANAN INDIKATOR SPM TARGET CAPAIAN


DASAR NAS 2013 2014 2015 2016 2017
2017
1 Pelayanan Kesehatan 1 Cakupan Kunjungan Bumil K4 100 93,28 95,3 95 93,69 75,64
Dasar

2 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang 100 80,62 72,99 80 62,65 40,82


Ditangani

3 Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga 100 95,7 99,72 90 95,73 80,12


Kesehatan yang Memiliki Kompetensi
Kebidanan

4 Cakupan Pelayanan Nifas 100 71,33 95,66 90 91,6 76,06

5 Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang 100 80,83 79,36 80 81,8 36,4
Ditangani

6 Cakupan Kunjungan Bayi 100 96,77 93,86 90 94,9 79,50

7 Cakupan Desa/ Kel. Universal Child 100 100 100 100 100 100
Immunization (UCI)

8 Cak. Pelayanan Anak Balita 100 90,29 92,89 90 69,7 158,4

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 96


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

No JENIS PELAYANAN INDIKATOR SPM TARGET CAPAIAN


DASAR NAS 2013 2014 2015 2016 2017
2017
9 Cakupan Pemberian Makanan Pendamping 100 100 100 100 100 100
ASI pada Anak usia 6 - 24 bulan Keluarga
Miskin

10 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat 100 100 100 100 100 100
Perawatan

11 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD 100 99,7 100 100 100 100
dan Setingkat

12 Cakupan Peserta KB Aktif 100 77,9 85,53 70 82,64 83,5

13 Cakupan Penemuan Dan Penanganan


Penderita Penyakit

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 97


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

No JENIS PELAYANAN INDIKATOR SPM TARGET CAPAIAN


DASAR NAS 2013 2014 2015 2016 2017
2017
a. Cakupan Penemuan Dan Penanganan 100 100 100 100 100 100
Penderita Penyakit - Acute Flacid Paralysis
(AFP) rate per 100.000 penduduk < 5 tahun

b. Penemuan Dan Penanganan Penderita 100 93,4 100 100 100 100
Penyakit - Penemuan Penderita Pneumonia
Balita

c. Penemuan Dan Penanganan Penderita 100 51.8 53,8 85 78,9 91,02


Penyakit - Penemuan pasien baru TB BTA
Positif

d. Penemuan Dan Penanganan Penderita 100 100 100 100 100 100
Penyakit - Penderita DBD yang ditangani

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 98


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

No JENIS PELAYANAN INDIKATOR SPM TARGET CAPAIAN


DASAR NAS 2013 2014 2015 2016 2017
2017
e. Penemuan Dan Penanganan Penderita 100 85 100 100 47 53,6
Penyakit - Penemuan penderita diare

14 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien 25,9 25,91 100 28.55


Masyarakat Miskin

2 Pelayanan Kesehatan 1 Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan 100 91 100 100 100
Khusus Pasien Masyarakat Miskin

2 Cakupan Pelayanan Gawat Darurat level 1 100 100 100 100 100 100
yang harus diberikan Sarana Kesehatan (RS)
di Kab/ Kota

3 Penyelidikan 1 Desa/kelurahan mengalami KLB yang 100 100 100 100 100 100
Epidemiologi dan dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam
Penanggulangan
Kejadian Luar
Biasa/KLB

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 99


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

No JENIS PELAYANAN INDIKATOR SPM TARGET CAPAIAN


DASAR NAS 2013 2014 2015 2016 2017
2017
4 Promosi Kesehatan 1 Desa Siaga Aktif 100 100 100 100 100 100
dan Pemberdayaan
Masyarakat

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 100


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

5.1. Sarana Kesehatan

5.1.1 Puskesmas
Dalam rangka meningkatkan pemerataan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, sampai dengan tahun 2017 di
Kabupaten Badung telah dibangun 13 unit Puskesmas induk yang
telah memiliki kemampuan gawat darurat serta kemampuan
laboratorium. Jumlah puskesmas pembantu di Kabupaten Badung
tahun 2017 sebanyak 54 unit.

5.1.2 Rumah Sakit


Rumah sakit yang ada di Kabupaten Badung tahun 2017
terdiri dari 1 unit rumah sakit pemerintah (RSUD Badung) dan 6
unit rumah sakit swasta yang seluruhnya termasuk dalam Rumah
Sakit Tipe C, Adapun rumah sakit yang berada diwilayah Kabupaten
Badung yaitu :
1. RSUD Badung
2. RSU Siloam
3. RSK Bedah BIMC Kuta
4. RSK Bedah BIMC Nusa Dua
5. RSU Kasih Ibu Kedonganan
6. RSU Bali Jimbaran
7. RSU Surya Husadha Nusa Dua

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 101


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Rumah sakit yang ada telah memiliki kemampuan gawat


darurat, memiliki kemampuan laboratorium kesehatan dan
seluruhnya sudah memiliki 4 (empat) spesialis dasar serta memiliki
akses ketersediaan darah untuk ibu hamil dan neonatus
resti/komplikasi yang dirujuk, serta 2 rumah sakit khusus bedah
(BIMC) yang berada di Kuta dan Nusa Dua.

5.1.3 Sarana Kesehatan Lainnya

Disamping Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas


Keliling dan Rumah Sakit masih banyak terdapat sarana kesehatan
lainnya sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.1
Sarana Pelayanan Kesehatan Lainnya
Di Kabupaten Badung Tahun 2014-2017

No Sarana Kesehatan 2014 2015 2016 2017


1 Posyandu 573 Unit 573 Unit 575 Unit 543 Unit
2 Desa/Kel. Siaga 62 Ds/Kel 62 Ds/Kel 62 Ds/Kel 62 Ds/Kel
3 Gudang Farmasi 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit
4 Klinik/RB/BPG 42 Unit 29 Unit 43 Unit 29 Unit
5 Praktek Dokter 1.167 Unit 499 Unit 566 Unit 1.167 Unit
Perorangan
6 Apotik 189 unit 207 unit 207 unit 189 unit
7 Toko Obat berijin 42 Unit 46 Unit 46 Unit 42 Unit

Sarana kesehatan yang merupakan jaringan pelayanan


kesehatan dasar dan rujukan secara geografis mudah dijangkau oleh
masyarakat dengan berdirinya posyandu serta desa siaga.
Sedangkan distribusi klinik/rumah bersalin, dokter praktek, apotik

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 102


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

dan toko obat berijin lebih banyak terletak di wilayah badung bagian
tengah dan selatan.
Keberadaan sarana kesehatan dan penunjang lainnya
merupakan faktor yang sangat mendukung peningkatan status
derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Badung.

5.2 Tenaga Kesehatan

Rasio tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Badung


pada tahun 2017 seperti terlihat pada grafik berikut ini.
Grafik 5.1
Rasio Tenaga Kesehatan di Kabupaten Badung Tahun 2017

Tahun dr. dr. dr. Bidan Pera Far Gizi Kes Sani Teknisi Fisio
Spesialis Umum Gigi wat masi mas tasi Medis terapis
2014 17,6 26,9 7,3 92,1 64,5 9,3 3,5 7,3 4,5 1,3 1,3
2015 17,20 27,74 6,98 92,71 64,08 2,92 1,62 7,46 4,38 1,14 0,16
2016 0,79 11,42 5,71 34,6 20,95 8,25 1,59 1,9 4,38 0,95 0,31
2017 23 32 8,4 38 64 3 4 3 3 4 1
Std 6 40 11 100 117,5 10 22 40 40
WHO

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 103


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Standar tenaga kesehatan menurut WHO per 100.000 penduduk


a. Dokter spesialis : 6/100.000 pddk
b. Dokter Umum : 40/100.000 pddk
c. Dokter gigi : 11/100.000 pddk
d. Tenaga farmasi : 10/100.000 pddk
e. Tenaga Gizi : 22/100.000 pddk
f. Perawat : 117,5/100.000 pddk
g. Bidan : 100/100.000 pddk
h. Kesehatan masyarakat : 40/100.000 pddk
i. Sanitasi : 40/100.000 pddk

Berdasarkan grafik 5.1 diperoleh informasi bahwa rasio


tenaga kesehatan di Kabupaten Badung tahun 2017 belum sesuai
dengan standar WHO. Rasio tenaga kesehatan tahun 2017 yang
sesuai dengan standar WHO adalah rasio dokter spesialis.

5.3 Pembiayaan Kesehatan

Alokasi anggaran Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit


Kabupaten Badung yang bersumber dari APBD tahun 2017 sebesar
Rp. 616.876.985.202,- atau sebesar 12,10% dari total APBD
Kabupaten Badung sebesar Rp. 5.096.064.815.541,-. Adapun rincian
pembiayaan kesehatan Kabupaten Badung (Dinas Kesehatan dan
Rumah Sakit Umum Badung) sebagai berikut :
a. APBD Kabupaten Badung : Rp. 5.096.064.851.541,-
b. APBN BOK : Rp. 8.012.637.400,-
Alokasi anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Badung yang
bersumber dari APBD tahun 2017 sebesar Rp. 372.677.979.392,44
dengan rincian seperti tabel 5.2 berikut :

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 104


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Tabel 5.2
Jumlah Anggaran Pembangunan Kesehatan
di Kabupaten Badung bersumber APBD Tahun 2017

No JENIS BELANJA ANGGARAN REALISASI %


Anggaran Kesehatan 372.677.979.392 325.712.290.515 87,40
I Belanja Tidak Langsung 105.651.858.471
87.390.890.521 82,72
II Belanja Langsung 267.026.120.921
238.321.399.994 89,25
a. Belanja Pegawai 814.423.125 781.184.800 95,92
b. Belanja Barang & Jasa 208.174.753.601 190.970.217.171 91,74
c. Belanja Modal 58.036.944.195 46.569.998.023 80,24

Realisasi anggaran pembangunan kesehatan bersumber dari


APBD Kabupaten Badung sebesar 87,40% terdiri dari realisasi
belanja tidak langsung sebesar 82,72% dan belanja langsung sebesar
89,25%.
Alokasi dan realisasi anggaran Belanja Langsung untuk
masing-masing program dan kegiatan seperti berikut :

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 105


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

TABEL5.3
TARGET DAN REALISASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN
PADA DINAS KESEHATAN
TARGET KEUANGAN
NO URAIAN KEUANGAN KEUANGAN
FISIK FISIK % %
(Rp) (Rp)
1 Program Pengadaan Obat dan Perbekalan
Kesehatan
1.1 Pengadaaan Obat dan Perbekalan Kesehatan 13.54 Pusk/ 2,498,646,000 13.54 Pusk/ 100.00 1,966,919,175 78.72
Pustu Pustu
1.2 Peningkatan kualitas pengelolaan obat 13.54 Pusk/ 23,800,800 13.54 Pusk/ 100.00 21,784,800 91.53
Pustu Pustu
2 Program Upaya Kesehatan Masyarakat
2.1. Pembinaan dalam rangka Lomba Peningkatan 13 Pusk 13,059,100 13 Pusk 100.00 11,681,600 89.45
Upaya Kesehatan di Puskesmas
2.2 Pembinaan dalam rangka Lomba Peningkatan 40 sekolah 189,553,000 40 sekolah 100.00 186,241,400 98.25
Upaya Kesehatan di Sekolah
2.3 Pengembangan Desa Siaga 62 desa 52,581,300 62 desa 100.00 50,351,300 95.76
2.4 Pembinaan dan Penberdayaan Masyarakat untuk 12.12 Desa, 30,190,200 12.12 Desa, 100.00 28,297,700 93.73
melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Kader Kader

2.5 Pembinaan Posyandu 573 Posy 51,453,400 573 Posy 100.00 49,124,650 95.47
2.6 Pelatihan Kader Posyandu 100 org kader 26,466,725 100 org kader 100.00 26,366,725 99.62
2.7 Monitoring Jaminan Kesehatan Masyarakat Bali 13 Pusk 29,405,200 13 Pusk 100.00 26,667,700 90.69
Mandara (JKBM), Jaminan Kesehatan nasional
(JKN), dan Jaminan Kesehatan Krama Badung
(JKKB) Manguwaras
2.8 Peningkatan Penanggulangan Kanker Serviks 2500 org 4,723,409,500 2500 org 100.00 3,951,353,565 83.65
2.9 Penanggulangan Terhadap Gangguan Kesehatan 13 Pusk 15,523,100 13 Pusk 100.00 14,905,600 96.02
Mata Masyarakat
2.10 Program Jaminan Kesehatan Masyarakat di 13 pusk 990,265,400 13 pusk 100.00 970,013,000 97.95
Puskesmas dan Jaringannya

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 106


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

LANJUTAN TABEL 5.3

2.11 Pembinaan Penanggulangan Kanker 9 Sekolah 19,113,000 9 Sekolah 100.00 15,318,000 80.14
Terpadu (PKTP) Tingkat Sekolah di
Kabupaten Badung
2.12 Posyandu Paripurna Balita dan Lansia 6 Kec 785,008,700 6 Kec 100.00 723,058,150 92.11
di 6 Kecamatan se Kabupaten Badung

2.13 Sosialisasi dan Pemeriksaan 6 Kec 68,914,650 6 Kec 100.00 66,360,050 96.29
Golongan Darah
2.14 Jaminan Kesehatan Krama Badung 395829 jiwa 13,948,794,000 395829 jiwa 100.00 9,746,393,249 69.87
(JKKB) Manguwaras
2.15 Sosialisasi Kanker Kepada 6 Kec 35,830,600 6 Kec 100.00 34,411,150 96.04
Masyarakat
2.16 Pencegahan dan Pemberantasan 16 lokasi 24,328,400 16 lokasi 100.00 23,688,400 97.37
Penyalahgunaan dan Peredaran
Gelap narkoba
2.17 Lomba dalam Rangka Peningkatan 40 sekolah 66,365,900 40 sekolah 100.00 64,703,400 97.49
Upaya Kesehatan di Sekolah
2.18 Lomba Posyandu 6 Kec 16,002,400 6 Kec 100.00 13,857,400 86.60
2.19 Pelatihan Petugas Kantin Sehat 50 org 22,352,000 50 org 100.00 22,352,000 100.00
Tingkat SD
2.20 Lomba Pelaksanaan Terbaik Program 9 Sekolah 147,706,600 9 Sekolah 100.00 146,677,600 99.30
PKTP sekolah Tingkat Kabupaten dan
Provinsi
2.21 Penyediaan Penunjang Kinerja kader 4584 orang 1,651,398,600 4584 orang 100.00 1,651,398,600 100.00
dan Pengurus Posyandu
2.22 Pembinaan dan Pengawasan 7 tatanan 10,947,700 7 tatanan 100.00 9,565,200 87.37
Kawasan Tanpa Rokok
2.23 Pencegahan Penyakit Tidak Menular 13 puskesmas 676,756,700 13 puskesmas 100.00 566,002,400 83.63
(PTM)
2.24 Layanan Pemeriksaan Kanker 1200 wanita 288,338,000 1200 wanita 100.00 279,739,325 97.02
Payudara Usia/Subur Usia/Subur
(WUS) (WUS)
2.25 Pelatihan Pembinaan KSPAN dan 261 org 66,427,225 261 org 100.00 66,427,225 100.00
Tutor Sebaya
2.26 Lomba dalam rangka Peningkatan 13 Pusk 75,333,000 13 Pusk 100.00 72,495,500 96.23
Upaya Kesehatan Masyarakat di
Puskesmas
2.27 Deteksi Dini Penyakit Akibat Dampak 13 Pusk 602,303,100 13 Pusk 100.00 280,897,564 46.64
Aspa Rokok
2.28 Jambore Kelompok Siswa Peduli 41 Pusk 50,084,600 41 Pusk 100.00 42,372,100 84.60
AIDS dan Narkoba tingkat Provinsi
Bali
3 Program Pengawasan Obat dan
Makanan
3.1 Penyelenggaraan Penyuluhan 30 produsen P- 10,661,100 30 produsen P- 100.00 10,661,100 100.00
Keamanan Pangan IRT IRT
3.2 Pengawasan Obat di Apotik dan Toko 85 Apotek dan 9,784,700 85 Apotek dan 100.00 8,264,700 84.47
Obat Swasta di Wilayah Kabupaten Toko Buku Toko Buku
Badung
3.3 Pengawasan dan pengendalian 75 Industri 56,749,000 75 Industri 100.00 56,131,500 98.91
makanan dan kesehatan makanan Rumah Rumah
hasil produksi RT Tangga Tangga
4 Program Perbaikan Gizi Masyarakat

4.1 Penanggulangan Kurang Energi 6 Kec 220,430,800 6 Kec 100.00 217,267,100 98.56
Protein (KEP), Anemia Gizi Besi,
Gangguan Akibat kurang Yodium
(GAKY), Kurang Vitamin A, dan
Kekurangan Zat Gizi Mikro Lainnya

4.2 Pemantauan Perkembangan Keluarga 6 Kec 126,140,500 6 Kec 100.00 123,567,800 97.96
sadar Gizi
4.3 Sosialisasi Peningkatan ASI (PPASI) 180 org 33,179,700 180 org 100.00 32,894,700 99.14
dan Penggunaan garam Beryodium
dalam rangka Gerakan Nasional
Sadar Gizi
5 Program Pengembangan
Lingkungan Sehat
5.1 Kabupaten Sehat 6 Kec 230,178,400 6 Kec 100.00 184,780,300 80.28
5.2 Pembinaan dan pengawasan Tempat- 668 sampel air 214,338,900 668 sampel air 100.00 206,603,900 96.39
Tempat Umum , Pengawasan Kualitas
Air Bersih, Air Minum dan Penyehatan
Lingkungan Pemukiman

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 107


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
LANJUTAN TABEL 5.3

6 Program Pencegahan dan


Penanggulangan Penyakit
Menular
6.1 Pemberantasan dan 62 desa 2,447,612,800 62 desa 100.00 2,086,174,900 85.23
pencegahan penyakit
bersumber binatang (P2B2)
6.2 Pencegahan penyakit dengan 100% 611,182,200 100% 100.00 592,567,970 96.95
imunisasi
6.3 Pengamatan dan 6 Kec 105,864,800 6 Kec 100.00 101,843,225 96.20
penanggulangan Kejadian Luar
Biasa (KLB) Penyakit yang
berpotensi wabah
6.4 Pemberantasan Penyakit 6 Kec 1,401,208,850 6 Kec 100.00 1,314,138,850 93.79
Menular (P2M)
6.5 Pemberantasan Penyakit 6 Kec 3,485,835,400 6 Kec 100.00 211,908,400 6.08
Menular Rabies
6.6 Penyuluhan dan Penyegaran 6 Kec 703,451,400 6 Kec 100.00 685,753,900 97.48
Kader Tuberculosis

6.7 Pencegahan dan 6 Kec 872,643,000 6 Kec 100.00 823,815,000 94.40


Penanggulangan HIV dan AIDS

7 Program Standarisasi
Pelayanan Kesehatan
7.1 Layanan UGD Puskesmas 24 6 Pusk 2,202,991,400 6 Pusk 100.00 2,091,468,000 94.94
Jam
7.2 Penerbitan Ijin Sarana 672 37,464,100 672 100.00 32,779,100 87.49
pelayanan Kesehatan Swasta pengusaha pengusaha
kesh swasta kesh swasta

7.3 Konsultasi Pendampingan 2 Pusk 629,868,500 2 Pusk 100.00 514,536,900 81.69


Penerapan dan Sertifikasi ISO
9001 : 2008
8 Program Pengadaan,
Peningkatan dan Perbaikan
Sarana dan Prasarana
Puskesmas / Puskemas
Pembantu dan Jaringannya

8.1 Pengadaan Mesin Incinerator 3 Paket 1,743,002,600 3 Paket 100.00 1,730,215,100 99.27
dan Instalasi Pengolahan Air
Limbah
8.2 Pengadaan Alat Pemadam 22 Unit 166,150,800 22 Unit 100.00 155,788,800 93.76
Kebakaran Ringan di UPT
Dinas Kesehatan
8.3 Pengadaan AC 55 Unit 469,900,000 55 Unit 100.00 312,000,006 66.40
8.4 Pengadaan Terali 4 paket 153,277,400 4 paket 100.00 85,341,016 55.68
8.5 Pengadaan Meubelair 1 Paket 186,850,000 1 Paket 100.00 173,558,000 92.89
8.6 Rehab Total Gedung Rumah 1 Paket 776,341,400 1 Paket 100.00 559,933,900 72.12
Medis Puskesmas Petang II

8.7 Pembnagunan Ruang Rapat, 1 Paket 984,255,400 1 Paket 100.00 577,774,400 58.70
Gudang logistik dan Obat
Puskesmas Petang II
8.8 Rehab Atap Gedung dan 2 Paket 696,031,400 2 Paket 100.00 671,546,400 96.48
Tempat Suci Puskesmas Kuta
Utara
8.9 Rehab Tembok Penyengker 1 Paket 109,365,400 1 Paket 100.00 108,917,336 99.59
dan Gedung Pustu Tuban
8.10 Rehab Tempat Suci dan 2 Paket 196,590,400 2 Paket 100.00 194,858,773 99.12
Penataan Halaman Pustu
Kutuh
8.11 Rehab Tempat Suci dan 2. Paket 258,780,400 2. Paket 100.00 205,086,876 79.25
Tembok Penyengker Pustu
Dalung
8.12 Pembuatan Kanopi UPT Dinas 3 Paket 66,256,400 3 Paket 100.00 61,306,216 92.53
Kesehatan
8.13 Rehab Total Gedung Pustu 1 Paket 1,546,308,200 1 Paket 100.00 990,540,200 64.06
Sading
8.14 Rehab Pengembangan 1 Paket 984,679,000 1 Paket 100.00 656,860,000 66.71
Gedung Pustu Buduk
8.15 Pengadaan Alat Pengukur 39 Unit 443,855,200 39 Unit 100.00 335,181,700 75.52
Kolesterol, Asam Urat dan gula
Darah di UPT Dinas Kesehatan

8.16 Pengadaan Sarana dan 2 Paket 537,316,200 2 Paket 100.00 536,963,700 99.93
Prasarana Penyemprotan
Mesin ULV

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 108


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

6.1 Kesimpulan
1. Secara umum derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten
Badung Tahun 2017 telah menunjukkan keberhasilan dengan
menurunnya angka kematian bayi dan balita serta gizi buruk
rata-rata dibawah target nasional yang ditetapkan.
2. Upaya pelayanan kesehatan meliputi pelayanan kesehatan, akses
dan mutu pelayanan kesehatan, Perilaku Hidup Masyarakat dan
keadaan lingkungan sebagian besar telah mencapai hasil sesuai
target yang ditetapkan baik SPM maupun target renstra Dinas
Kesehatan Kabupaten Badung.
3. Sumber daya kesehatan seperti sarana pelayanan kesehatan dan
pembiayaan secara umum telah memadai, sedangkan untuk
tenaga kesehatan secara umum menurut jenis ketenagaan masih
dibawah target atau masih kurang.

6.2 Saran
Untuk meningkatkan kualitas Profil Kesehatan Kabupaten
Badung, maka beberapa saran yang perlu diperhatikan adalah :
1. Puskesmas agar melakukan pemutakhiran atau validasi data
sebagai data dasar penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten
Badung.

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 111


Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

2. Puskesmas agar membuat profil kesehatan diwilayahnya dengan


mengadopsi format baku dari Kementerian Kesehatan sehingga
dapat dipakai untuk pemetaan permasalahan kesehatan.
3. Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, masing-masing Kepala
Bidang dengan Seksi, membuat analisis data program atau hasil
kegiatan yang dikirim oleh puskesmas untuk mempercepat
proses pembuatan Profil Kesehatan.
4. Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait yang
berhubungan dengan kebutuhan data Profil Kesehatan terutama
dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung dan Rumah
Sakit Swasta.
5. Program-program yang telah mencapai target agar dipertahankan
dan ditingkatkan, namun untuk program yang belum mencapai
target yang telah ditetapkan agar melakukan analisis kajian
mengenai faktor-faktor penyebab belum tercapaianya target dan
selanjutnya merumuskan langkah-langkah perbaikan untuk
pencapaian target yang telah ditetapkan.

| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 111

Anda mungkin juga menyukai