Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

Pelabuhan merupakan sarana sangat penting, terutama bagi transportasi baik laut,
sungai, danau maupun laut. Dengan adanya transportasi ini maka jarak tempuh yang
dibutuhkan akan terasa lebih cepat, terutama bagi perkembangan ekonomi suatu daerah,
dimana pusat-pusat produksi barang konsumen dapat dipasarkan dengan lancar dan
tepat. Selain perkembangan di bidang ekonomi, pelabuhan juga membawa dampak
positif bagi perkembangan suatu daerah berupa daerah perairan sehingga hubungan
transportasi darat yang sulit dilalui dapat melalui jalan laut/sungai dengan lancar.

Perkembangan teknologi transportasi laut akhir-akhir ini perlu ditunjang dengan


sarana dan prasarana yang memadai, dengan demikian tidak terjadi ketimpangan dan
gangguan pengoperasian pelabuhan tersebut, sehingga arus barang dan penumpang yang
menggunakan jasa angkutan ini akan terjamin kelancarannya.

Selain sarana pelabuhan, ada juga hal lain yang harus diperhatikan :
1. Kemampuan penampungan penumpang dan barang
2. Keteraturan jadwal perjalanan (datang dan pergi)
3. Kecepatan dan efisiensi penggunaan jasa angkutan perairan

Untuk menunjang keamanan pelayaran maka diperlukan alat-alat navigasi dan


telekomunikasi yang mampu menunjang fungsi angkutan tersebut, sehingga para
pemakai jasa ini merasakan kepuasan tersendiri.

Adapun tujuan dari pembuatan pelabuhan antara lain :


1. Membuka dan menumbuhkan daerah yang terisolir perekonomiannya
2. Memperlancar hubungan antar pulau, daerah dan hubungan Internasional
3. Untuk keperluan industri, perikanan dan pertambangan
4. Sebagai sarana pertahanan militer
5. Sebagai sarana pariwisata yang sedang digalakkan dan dikembangkan dewasa ini
oleh Pemerintah RI

Selain hal-hal tersebut diatas, perlu juga diperhatikan :


1. Biaya pelabuhan
2. Fungsi dari pelabuhan

1
3. Keamanan pelabuhan
4. Methode pelabuhan
Guna menjamin ketepatan, maka manusia berusaha mengembangkan kecepatan
sarana dengan memperhatikan pengembangan dari prasarana angkutan itu, sedangkan
faktor lain adalah penanganan perpindahan muatan, dalam hal ini angkutan laut
merupakan fasilitas pelabuhan yang dimungkinkan harus efisiensi dan terjaga dengan
aman.

1.1 Analisa Secara Umum

Secara umum pelabuhan adalah suatu daerah perairan yang terlindung terhadap
bahaya, terutama badai atau ombak dan arus, sehingga kapal-kapal dapat berputar di
dalam kolam pelabuhan tersebut guna melakukan bongkar muat atas barang-barang dan
penumpang dapat dilaksanakan. Untuk mendukung fungsi-fungsi pelabuhan tersebut,
maka dibangunlah infrastruktur penunjang seperti dermaga, jetty, jalan, gudang, fasilitas
penerangan, telekomunikasi, dan sebagainya. Sehingga fungsi daripada pemindahan
muatan dari dan ke kapal yang bersandar di pelabuhan yang menuju tujuan selanjutnya
dapat dilakukan. Dalam Pembangunan suatu pelabuhan perlu diperhatikan aspek-aspek :
1. Sosial
2. Ekonomi
3. Teknis
4. Strategis pertahanan

Adapun klasifikasi pelabuhan ditinjau dari segi ekonomi


1. Pelabuhan transit
Pelabuhan transit adalah suatu pelabuhan singgah sementara untuk selanjutnya
melanjutkan pengiriman dan perjalanan ke pelabuhan lain.
2. Pelabuhan akumulasi
Pelabuhan akumulasi adalah suatu pelabuhan dimana suatu daerah ditampung
untuk ditolak kemudian dikirim ke daerah lain.

2
1.2 Analisa Secara Teknis

Secara teknis pelabuhan adalah suatu bagian dari ilmu bangunan maritim.
Pelabuhan maritim ini pada umumnya dimungkinkan tempat bersandamya atau
berlabuhnya kapal-kapal dan melakukan aktifitas bongkar muat pada pelabuhan.

Dalam perencanaannya pelabuhan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:


1. Ukuran atau bobot kapal
2. Gaya yang ditimbulkan kapal
3. Besar angin dan tekanan yang disebabkan oleh angin
4. Pasang surutnya air laut
5. Gelombang dan arus
6. Kondisi setempat
7. Gempa
8. Daya dukung tanah
9. Beban hidup dan mati
10. Gaya apung

Selain hal-hal teknis diatas perlu juga diperhatikan :


1. Biaya Pelabuhan
2. Fungsi Pelabuhan
3. Keamanan Pelabuhan
4. Methode Pelabuhan

Pelabuhan dapat dibangun disuatu teluk yang daerahnya terlindung dimuara dan
disungai. Dari analisa ini maka dikenal beberapa macam pelabuhan yang terdapat di
Indonesia antara lain :

1. Pelabuhan Alam
Pelabuhan alam adalah suatu daerah yang menjurus kedalam yang terlindung
oleh suatu pulau, jazirah atau terletak disuatu teluk, sehingga navigasi dan
berlabuhnya kapal dilakukan.
2. Pelabuhan Buatan (Artificial Marbour)
Pelabuhan buatan (artificial marbour) adalah suatu daerah perairan yang dibuat
oieh manusia sehingga tertindung terhadap ombak dan badai maupun arus

3
sehingga kapal-apal dapat merapat. Pelabuhan buatan ini biasanya dibuat untuk
berlabuhnya kapal dan proses pembuatan ini dilakukan oleh tenaga mekanis dan
manusia, untuk pelaksanaannya dilakukan pengerukan pada daerah yang telah
disetujui oleh pihak perusahaan pelabuhan dalam hal ini yang perlu turun tangan
adalah Dirjen Perhubungan Laut.
3. Pelabuhan Semi Alam
Gunanya menunjang perdagangan, maka lalu lintas muatan pelabuhan
diciptakan sebagai titik sentral yang mungkin berpindahannya , dalam hal ini
perpindahan muatan penumpang dimana kapal-apal berlabuh dan bersandar atau
berputar (turning bazin) untuk melakukan kegiatan bongkar muat/penerusan ke
daerah lainnya. Pelabuhan Semi Alam ini seperti pelabuhan Boom Baru
Palembang.

4
BAB II
KLASIFIKASI PELABUHAN

Ditinjau dari segi penggunaanya, pelabuhan dapat di klasifikasikan menjadi :


2.1 Pelabuhan Barang (Muatan Besar)

Pelabuhan barang (Cargo) adalah suatu pelabuhan yang digunakan untuk


keperluan khusus bongkar muat barang. Konstruksi yang digunakan untuk dermaga
pelabuhan barang ini biasanya dibuat dari konstruksi beton untuk muatan barang berat
dan untuk mutan barang curah tidak memerlukan dermaga yang lebar,beton moring
dolphin. Sedang melainkan hanya fasilitas tambat seperti dolphin dan kan untuk
dermaga muatan cairan biasanya dilengkapi dengan rumah pompa dan sistem perpipaan.
Secara garis besar pelabuhan barang dapat dibagi :

1. Pelabuhan barang muatan berat atau padat


2. Pelabuhan barang muatan curah
3. Pelabuhan barang muatan cair

Gambar 2.1 Skema Angkutan Barang

5
Fasilitas yang harus ada pada pelabuhan barang antara lain :

A. Fasilitas Pada Pelabuhan Barang Berat


1. Fasilitas Umum
Air bersih
Listrik
Kantor
Dermaga, dermaga disini harus :
Cukup lebar untuk keperluan bongkar muat,
Cukup kuat untuk menampung barang dari kapal dan kendaraan yang beroperasi di
dermaga, Panjang dermaga harus cukup untuk keperluan naik turunnya barang dari atau
ke kapal (minimum 80%) dari panjang kapal terbesar yang akan bersandar.
2. Crane (Alat Pengangkut)
Pada pelabuhan barang harus tersedia crane yang cukup besar. Selain itu juga
diperlukan yang bergerak atau (fork lift) gunanya jumlahnya.untuk mengangkut barang
dan mengatur barang dan konveyor.
3. Gudang
Gudang harus cukup dekat dengan dermaga. dilengkapi dengan pemadam
kebakaran. Hubungan antara dermaga dengan gudang dan jalan raya mudah dan cukup
besar agar dapat menampung barang yang akan dibongkar/dimuat
4. Jalan
Jalan harus direncanakan dengan beban yang cukup karena kendaraan yang akan
keluar masuk membawa barang yang cukup berat. Bila dekat dengan jalur kereta api,
maka pelabuhan dihubungkan dengan jalur tersebut.

6
GAMBAR FASILITAS PADA PELABUHAN BARANG

Gambar 2.2 Pelabuhan Barang

7
Gambar 2.3 Pelabuhan Barang Berat

Gambar 2.4 Lay Out Pelabuhan Barang Curah

8
Gambar 2.5 Lay Out Pelabuhan Barang Curah

B. Fasilitas Pada Pelabuhan Barang Curah


1. Fasilitas Umum seperti
Air bersih
Listrik
Kantor
Suply bahan bakar
2. Fasilitas Khusus
Dermaga tidak perlu terlalu besar dan direncanakan sesuai dengan barang yang
akan dibongkar/muat. Tersedianya Crane untuk mengangkut barang dan mengatur
barang dan conveyor, adanya gudang yang dekat dengan dermaga, besar dan jalan raya
yang mudah terjaungkau.

9
Gambar 2.6 Lay Out Pelabuhan Barang Curah

Gambar 2.7 Pelabuhan Barang Curah

Keterangan

1. Gudang
2. Conveyor
3. Kapal
4. Dermaga

10
2.2 Pelabuhan Ikan

Pelabuhan ikan adalah suatu tempat aktivitas bongkar muat dan tempat pelelangan
ikan. Biasanya dilenkapi dengan pabrik es,gudang pengawetan dan tempat penyimpanan
khusus, pelabuhan ikan ini kebanyakan dibuat dari konstruksi beton dengan type jetty.
Selain fasilitas crane,forklit juga dilengkapi dengan:

1) Fasilitas air minum


 Air bersih
 Listrik
 Kantor
 Suplai bahan bakar
2) Fasilitas khusus
 Perkampungan nelayan
 Pasar pelelangan beserta alat-alat pengawet ikan
 Tempat untuk merawat perlengkapan ikan
 Dermaga yang disesuaikan jumlah kapal dan tonagennya
 Suplay bahan bakar
 Pemecah gelombang

7 Keterangan:
7
1. suplai bahan bakar
2. Pabrik es
2 3. gudang pendingin
4 3
4. Lap.Merawat jala
11
5. perkampungan nelayan
6. pasar pelelangan ikan
7. pemecah gelombang

9 8. dermaga
9. Toko sparepart dan alat ikan

Gambar 2.8 Lay Out Pelabuhan Ikan 10. Jalan


11. Perkantoran

11
2.3 Pelabuhan Minyak

Pelabuhan minyak adalah suatu pelabuhan yang direncanakan khusus untuk


muatan bahan cair yang disalurkan melalui pipa-pipa untuk mencapai kapal.

 Dermaga ini menggunakan type jetty dan memerlukan dolphin serta rumah
pompa untuk keperluan tersebut
 Konstruksi dermaga pelabuhan minyak ini dapat dibuat dari konstruksi
beton,kayu ataun pipa baja

Fasilitas pelabuhan minyak anatara lain :

1) Fasilitas Umum
 Air bersih
 Listrik
 Kantor
 Bahan bakar
2) Fasilitas bongkar muat
 Crane (tidak perlu terlalu besar)
 Pipa,jumlah pipa tergantung pada jenis minyak yang akan dbongkar
 Rumah pompa
 Tangki penyimpanan minyak
 Dermaga (bentknya bias berupa jembatan pemecah)
3) Fasilitas keamanan
 Alat pencegah menjalarnya minyak yang tumpah dilaut (alat harus segera
dipasang dan biasanyan berupa pelampung)
 Pada konstruksi tangki penyimpanan diberi parit pemisah disekeliling
tangki,agar dapat melokalisir kebocoran
 Komplek pelabuhan dilengkapi dengan pipa untuk pemadam kebakaran
(pipa air,CO2, dan lain-lain)
 Terpisah dengan pelabuhan umum

12
8 4

Gambar 2.9 Pelabuhan Minyak

13
Keterangan:

1. Boring 8. Dermaga
2. Pipa dibawah 9. Gudang
3. Jembatan/dermaga 10. Kantor
4. Rumah pompa 11. Kapal
5. Pipa 12. Klep pengaman
6. Tangki 13.Parit untuk menetralisir terjadinya kebakaran
7. Garis pantai

2.4 Pelabuhan Peti Kemas (Container)


 Pelabuhan ini yang dirancang untuk muatan yang berbentuk peti kemas
dimana tidak diperlukan fasilitas gudang dan dilengkapi dengan crane
container dan gentri crane.
 Konstruksi dermaga ini biasanya terbuat dari dermaga jetty yang kekuatannya
diperhitungkan untuk muatan yang berat.

Fasilitas pelabuan peti emas antar lain:

1) Fasilitas Umum
Air bersih,listrik,kantor,sulply bahan bakar
2) Fasilitas Khusus
 Alat pengangkut (tergantung cara bongkar muat)
 Lo/Lo (Roll on/Roll of) system. Diperlukan juga trailer,fork lift,dll
 Lapangan penyimpanan ,yang harus direncanakan cukup kuat untuk
mendukung peti kemas yang di tumpuk sampai tiga susun beserta alat
pengangkutnya
 Jalan,direncanakan dengan cukup kuat kendaraan lewat membawa beban
berat untuk mencapai dermaga maupun lapangan penyimpanan
 Dermaga,direncanakan khusus karena di dermaga ini akan beroperasi crane-
crane besar dan kendaraan berat

14
3) Ukuran peti kemas

8 x 8 x 5 (ft) kapasitas 5 Ton


8 x 8 x 7 (ft) kapasitas 7 Ton
8 x 8 x 10 (ft) kapasitas 10 Ton
8 x 8 x 20 (ft) kapasitas 20 Ton
8 x 8 x 30 (ft) kapasitas 30 Ton
8 x 8 x 40 (ft) kapasitas 40 Ton

Tabel 2.1
Spesification Of Standard Contrainer Ship Bert In Japan
Propertis Ukuran
Kedalaman 12 m
Panjang 250 m
Lap.Penyimpanan 300 m
Kapasitas crane 40000 m
Siklus menaikkan & menurunkan barang 3 menit
Station Cntrainer 5000 m2

Station
contain
er crane
kapal

Lap.penumpang

120 m

contai
bengkel ner

300 m

Gambar 2.10 Lay out Pelabuhan Peti Kemas (Container)

15
2.5 Pelabuhan Penumpang (Passanger)

Pelabuhan penumpang adalah suatu tempat/terminal untuk keperluan penumpang


antar sungai/laut. Pada pelabuhan ini konstruksi yang digunakan adalah type Roll
on/Roll of (Ro/Ro),dan untuk memudahkan aktifitas bongkar muat barang/penumpang
pada pelabuhan ini tidak diperlukan alat-alat berat.

Fasilitas yang harus ada pada pelabuhan penumpang antara lain:

1) Fasilitas Umum
Air bersih,listrik,kantor,suplai bahan bakar
2) Fasilitas Khusus
 Stasiun penumpang dilengkapi kantor imigrasi, kantor
polisi/keamanan,direksi, dll
 Gudang tidak perlu terlalu besar
 Lapangan Parkir

Tempat Parkir

Jalan

Penumpang Kapal
barang

Parkir

Gambar 2.11 Lay Out Pelabuhan Peti Kemas (Container)

16
2.6 Pelabuhan Campuran

Pelabuhan campuran adalah:

 Pelabuhan kecil yang intensitas pengankutan barang/penumpang masih belum


padat, dermaganya dapat dibuat dari konstruksi tiang pancang atau sheet file
dan disesuaikan dengan kebutuhan.
 Kegiatan angkutan barang dan penumpang dapat digabungkan karena
penanganan bongkar muat relatif sedikit

Fasilitas yang ada pada pelabuhan campuran:

2.1 Fasilitas Umum


Air bersih,kantor,bahan bakar
3.1 Fasilitas Khusus
 Dermaga, harus dapat dipergunakan untuk bongkar muat/barang sekaligus
untuk turun naiknya penumpang
 Crane,disesuaikan dengan barang yang akan dibongkar dan di muat
 Gudang,station penumpang agar dibuat saling berdekatan atau pun menjadi
satu,karena memanfaatkan dermaga yang sama

Negara Indonesia masih banyak kapal-kapal campuran yang beroperasi sehingga


pelabuhan campuran ini sangat cocok,terutama untuk pelabuhan yang tingkatnya masih
kecil/perintis.

Crane Listrik

Listrik Listrik Ruang


Tunggu

Kantor

Crane

Kapal Kapal
Kapal

Gambar 2.12 Lay Out Pelabuhan Campuran

17
BAB III
PERHITUNGAN DALAM PERENCANAAN
SUATU PELABUHAN

3.1 Analisa Masalah Kapal


3.1.1 Ukuran Kapal

Untuk merencanakan pelabuhan, kita membutuhkan data-data mengenai kapal


akan belum diketahui ukuran kapal secara tepat dapat digunakan ukuran dari standar
kapal seperti berikut:

Tabel 3.1 Untuk Kapal Penumpang

Tonage (GT) Panjang (m) Lebar (m) Draft Full Load (m)
500 51 10,20 2,92
1000 68 11,70 3,60
2000 92 13,90 4,50
4000 123 16,90 5,60
8000 138 17,80 7,40
10000 160 20,60 8,20
15000 181 23,10 8,80
20000 197 25,10 9,20
30000 223 28,20 10,00

Tabel 3.2 Untuk Kapal Barang

Tonage (GT) Panjang (m) Lebar (m) Draft Full Load (m)
700 51 8,5 3,8
1000 58 9,5 4,2
2000 74 11,5 5,1
8000 135 18,3 7,8
10000 144 19,5 8,2
15000 162 21,7 9,1
20000 177 23,4 10
30000 179 26,1 11
40000 217 28,3 11,9
50000 232 30 12,7

18
Tabel 3.3 Untuk Kapal Minyak

Tonage (GT) Panjang (m) Lebar (m) Draft Full Load (m)
700 50 5,3 3,7
1000 57 9,4 4,2
2000 73 11,4 5,1
5000 102 14,7 6,9
10000 139 19 8,1
15000 157 21,7 9
20000 171 23,8 9,8
40000 211 29,9 11,7
50000 250 35,9 13,6

3.1.2 Gaya Yang Ditinjau Oleh Kapal

Pada waktu merapat di dermaga, kapal menimbulkan gaya cukup besar dan gaya
ini harus dipikul oleh dermaga. Besarnya gaya yang ditimbulkan oleh kapal pada waktu
merapat di dermaga akan tergantung pada:

a. Kecepatan kapal
b. Berat kapal
c. Sudut datang kapal
d. Jenis dan cara penyusunan serta pemakaian fender

Untuk menghitung gaya yang ditimbulkan kapal pada dermaga ketika kapal merapat
dapat digunakan rumus empiris:

𝑤. 𝑣 2
𝐸𝑛 =
4𝑥𝑔

Keterangan:
En = energi efektif yang ditimbulkan kapal
g = gravitasi bumi (9,81 m/dtk2)
w = berat virtuil kapal (tf)a
v = kecepatan kapal (m/dtk)

19
Atau dapat diperhitung dengan rumus:

W=CxDxBxL

Keterangan:
C = koefisien bentuk kapal (diambil 0,8/0,9)
D = draft kapal
B = lebar kapal
L = panjang kapal

𝜋
Wa = 𝑥 𝐷2 𝑥 𝐿 𝑥 𝐵𝐷
4
Keterangan:
Dwt = deag
D = darft kapal tonage
L = panjang kapal
BD = Bj air laut

Contoh Soal:

Sebuah kapal tanker berukuran 10.000 DWT, maka berat virtuil kapal adalah:

W = 10.000 x (𝜋/4) x D2 x L
= 10.000 x (𝜋/4)x 8,12 x 139 x 1,024
= 17,344 Ton
W = CxDxBxL
= 0,8 x 8,1 x 19 x 1,024
= 17,344 Ton

Tabel 2.4 Gaya Pada Tali Penambat

Cross Tonage Jarak Bit Jumlah Min- Bit Untuk Setiap Dermaga
0-200 10-15 4
5000 20 6
5001-20000 25 6
20001-50000 35 8
50001-100000 45 8

20
Cross Tonage Gaya Tarik Bolder Gaya Tarik Pada Lift
(m) (m)
200-500 15 10
501-1000 25 15
1001-2000 35 15
2001-3000 35 25
3001-5000 50 25
5001-10000 70 35
10001-15000 100 50
15001-20000 100 50
20001-50000 150 70
50001-100000 200 100

3.2 Rumus perencanaan pelabuhan


3.2.1 Rumus panjang dermaga

D = N . L (N-1) . 15,00 + 2 . 25,00

Keterangan:
D = panjang dermaga
N = banyak kapal
L = panjang kapal
25 = jarak tambat tepi dermaga
15 = jarak antar kapal

21
3.2.2 Rumus lebar dermaga

Keterangan:

Ad = untuk apron depan dimana dermaga konvensional minimal 3 m, untuk jalur


Kendaraan minimal 8 m untuk dermaga peti kemas 20 m, jalur k.a 60 m.
b = gedung minimal 60 m.
ab = apron belakang minimal 3 m.
c = tempat bongkar muat truck minimal 3 m.
e = jalan penghubung minimal 8 m.

22
3.2.3 Rumus tepi kolam pelabuhan

Rumus D = 2b + (30 s/d 40 m )

Keterangan:

D = panjang dermaga.
2b = lebar kapal yang bersandar.
30 s/s\d 40 = koefisien keamanan.

3.2.4 Rumus menentukan fender yang dipakai

23
Rumus/Formula:

W = DWT + ¼ . π . D2 . L . BDair laut TON

Dari rumus tersebut kita masukkan kerumus berikutnya:

𝑊 𝑊
E= 𝑉 2 𝑆𝑖𝑛 atau E 𝑉 2 . 0,27 nilai E dapat di lihat di tabel
29 29

Keterangan:

W = vertikal
DWT = tangga kapal
D = draft
L = panjang kapal
V = kec. 0,15 s/d 3 m/dtk
a = sudut kecepatan kapal (tambat kapal)
E = energi kinetik

24
BAB IV
SARANA DAN PRASARANA PELABUHAN

Analisa sarana pelabuhan dari segi tata cara teknis dan beberapa saran untuk suatu
pelabuhan. Saran-sarana ini sangat penting arti dan fungsinya bagi pengoperasian sautu
pelabuhan agar dapat berjalan dengan sepenuhnya dengan cara kerja yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya sehingga sulit untuk dipisahkan.

Macam-macam saran yang harus dimiliki pelabuhan antara lain :

4.1 Dermaga

Dermaga adalah suatu konstruksi untuk memungkinkan kapal dapat merapat dan
ditambatkan agar dapat membongkar muat barang melalui jalan laut. Jika tempat
penambatan berupa wharf/quai, dermaga dapat dibangunin dengan tembok penahan
tanah guy wall/pangkalan.

Berikut beberapa klasifikasi dermaga anatara lain :

4.1.1 Dermaga Konstruksi Tiang Pancang

Dermaga ini dibuat sesuai dengan kedalaman yang diperlukan, peralatan dan
karakteristik tanah itu sendiri yang telah dilaksanakan dengan pondasi tiang pancang.
Dengan pondasi tiang pancang ini sangat menguntungkan. Pada umumnya jenis tanah
tersebut bersifat lembek dan lembut sehingga tidak mungkin kita menggunakan pondasi
jenis lain, untuk membangun dermaga itu. Oleh karena itu pada dermaga ada beberapa
jenis pondasi seperti yang disebutkan diatas. Macam pondasi tiang pancang ini ada
banyak, seperti kayu (kulim), baja atau beton bertulang. Untuk kedalaman biasanya
digunakan pondasi yang terbuat dari bahan beton prategang atau tiang baja, pada
beberapa hal untuk penggunaan dari pondasi tiang pancang ini kita harus melihat dan
test sondir di tempat yang akan digunakan untuk bangunan itu sendiri.

25
BOLDER
DINDING PENAHAN
MLW
FENDER
n = (3,5 )
TANAH

PASIR

TIANG PANCANG

a a a

Gambar 4.1 Konstruksi Dermaga Tiang Pancang

4.1.2. Dermaga Konstruksi Caisson

Dermaga konstruksi caisson mempunyai bentuk seperti kotak yang terbuat dari
beton bertulang. Setelah dicetak di darat dan umur beton telah sampai maka caisson
diluncurkan ke dalam air dan ditempatkan pada tempat yang telah direncanakan.
Konstruksi caisson ini direncanakan dan digunakan diantaranya di Tanjung Priok
(Semarang), Tanjung Perak (Surabaya), Belawan (Medan), dan lain-lain.

Pelabuhan yang menggunakan caisson harus melalui penelitian, karena


merupakan konstruksi yang lemah dan mudah retak jika ada perubahan-perubahan
dalam pondasi / jettynya. Sebelum dipasang caisson perlu perkuatan dasar dengan
toleransi 5cm, dengan syarat hanya dipasang diperairan yang tenang dan banyak
mengandung lumpur. Setelah dikeruk caisson ditenggelamkan dan diisi air kemudian
pasir, bagian atasnya ditutupi dengan batu alam.

Waktu memindahkan, soil improvement harus cukup panjang dan untuk memadati
sendiri dan kemudian diadakan pramuatan untuk mengurangi timbulnya gelincir dan
bidang lingkaran akibat gaya mendatar, tekanan tanah, tekanan air serta bulder.

26
Tebal dinding dalam caisson dihitung untuk menahan tekanan pasir jika ruang diisi air.
Tebal plat dasar 20-30 cm, dinding luar 30-20 cm perlu juga diperhatikan gaya-gaya
yang bekerja jika caisson dalam keadaan terapung.

 Dibuat di darat di belakang tanggul penahan air, setelah umur beton cukup
dibongkar untuk diisi air dan caisson menjadi terapung siap ditarik pada tempat
yang sudah disiapkan.
 Dibuat dalam dock yang khusus dibangun untuk pembuatan dock (caisson
dock).
 Dibuat diatas slipway dan setelah selesai lalu diluncurkan seperti meluncurkan
kapal dari dock.
Faktor keamanan untuk menghindari gelincir diambil 5.

Gambar 4.2 Dermaga Konstruksi Caisson


Keterangan :
O = Titik pusat bidang gambar
R = Radius lingkaran gelincir
B = Gaya bulder
Ea = Tekanan tanah
g = Berat massa tanah
W = Gaya tanah gelincir

27
4.1.3 Dermaga Sheet Pile

Untuk konstruksi dermaga sheet pile ini, kita harus memperhatikan keadaan
karakteristik dari tanah itu sendiri. Konstruksi dermaga sendiri dibuat dari turap atau
dinding penahan tanah dan biasanya terbuat dari turap beton yang kedalamannya pada
sungai berkisar antara 2 – 4 MLW, sedangkan kedalaman yang lebih besar biasannya
dipakai turap baja.

BULK HEAL

BULDER

MLW

ANGKER

MHHW

TURAP BAJA

FENDER KAYU

Gambar 4.3 Dermaga Konstruksi Sheet Pile

4.1.4 Dermaga Apung

Kapal dapat membongkar muat barang tidak hanya pada dermaga besar saja,
tetapi dapat juga dermaga apung atau ditengah laut. Kapal ditambatkan pada dermaga
tersebut.

28
Dermaga apung mempunyai bermacam-macam bentuk, yaitu :

 Bentuk Silinder
 Bentuk Pixtop

Dimana dermaga apung ini terbuat dari rangka baja yang dilapisi plat atau dari
beton. Terdiri dari 2 bagian yang dipisahkan dengan rapat air untuk menjaga jangan
sampai tenggelam, ujung atas rapat air pada dermaga mempunyai panjang sedemikian
rupa sehingga pada waktu air pasang dermaga tetap mengapung diatas air. Dermaga ini
diikat dengan rantai yang dapat bergerak, karena ombak dan gaya kapal dan bergeser
diatas dasar perairan, sehingga ada kemungkinan bocor, untuk itu perlu adanya
pemeriksaan. Dermaga ini ada umumnya dapat dipasang ujungnya dengan rantai.

 Jangkar hanya mungkin jika tanah dapat dicapai dengan jangkar tersebut.
 Balok beton yang ditanam kedalam tanah.

2 1

TAMPAK ATAS

2 1

2 1

Gambar 4.4 Lay Out Dermaga Terapung (Apung)

Keterangan :

1. Bolder
2. Fender
3. Tempat pengikat rantai baja

29
1 1 1

2 2 2 1
3

TAMPAK DEPAN
TAMPAK SAMPING

Gambar 4.5 Demaga Terapung (Apung)

4.2 Break Waters (Pemecah Gelombang)

Pemecah gelombang atau Break Water adalah Suatu kontruksi yang diperlukan
untuk melindungi existing (kontruksi dermaga) dimana kontruksi diperlukan pada
pelbuhan yang terletak tepi pantai yang yang intenstas gelombangnya cukup besar.

Pemecah gelombang (Break Water) merupakan pelindung utama bagi pelabuhan buatan.
Maksud dasar dari pemecah gelombang adalah melindungi daerah pedalam laut
sehingga kapal dapat brlabuh dengan tenaga dan merupakan bongkar muat.

Penentu dari perencanaan break water adalah sangat sukar. Pendekatan harus melalui
tingkat-tingkat penyelidikan lapangan (survey), perhitungan/asumsi penyelidikan
laboratorium dengan model dan disesuaikan dengan pengalaman lapangan. Kerusakan
yang telah terjadi supaya dijadikan dasar keslahan yang sama tidak terulang lagi.

Dalam perencanaan pemecah gelombang (Break Water) perlu diperhhatikan hal-hal


berikut :

 Lay out pemecah gelomban


 Pengaruh terhadap lingkungan
 Pengaruh topografi

30
 Pemilihan kontruksi pemecah gelombang
 Metode perencanaan
 Biaya pembangunan

Dalam menentukan Lay Out pemecah gelombang perlu diperhatikan antara lain :

 Keterangan dalam kolom pelabuhan


 Tidak mengganggu manuver kapal
 Kemungkinan pengembagan pelabuhan di masa depan

Sedangkan untuk menentukan pemilihan kontruksi pemecah gelombang harus


dipertimbangkan antara lain :

 Kondisi lingkungan
 Persyaratan kotruksi
 Pemilihan pemecah gelombang
 Waktu pelaksanaan
 Biaya pelaksanaan
 Lay out
 Bahan yang tersedia
 Dll

Sebelum merencanakan kontruksi pemecah gelombang perlu diadakan


penyelidikan tentang jenis tanah

Pada dasar tanah perairan dibagi atas :

 Lumpur dengan tegengan maksimum 0 – 2 kg/cm2


 Pasir dengan tegangan maksimum 1 – 5 kg/cm2
 Batu karang dengan tegangan maksimum 5 – 40 kg/cm

Dilaut penahan ombak atau pemecah gelombang arus kerja gaya vertikal (V) dan gaya
horizontal (H). Resultante kedua gaya tersebut menimbulkan tegangan.

Jika melampaui tegangan maksimum harus sekecil mungkin, ini dapat dilakukan dengan
cara :

a) Membuat kontruksi yang ringan dengan memperkecil v

31
b) Memperbesar dasar kontruksi

Sehingga kontruksi tersebut aman terhadap guling, geser, amblas dan dalam hal
ini prhitungan sama degan teknik pondasi. Untuk tanah yang lebih baik dapat
dibuat dengan kawat tembok atau wall type terdiri dari satuan balok-balok dari
beton atau caisson.

Sering terjadi tanah dasar sangat jelek, sehingga tidak dapan menahan muatan
dan mendukung muatan. Dalam hal ini perlu diadakan perbaikan struktur tanah
dengan jalan sebagai berikut :

 Mengadakan urugan batu dan pasir secara langsung yang seharusnya akan
meresap dalam lumpur sampai terdapat keadaan setimbang.
 Mengeruk tanah yang jelek yang ada dan menggantikannya dengan pasir

Untuk menentukan berat batu lapis lindung pemecah gelombang tumpukan batu dapat
dirumuskan :

𝑟. 𝐻 2
𝑤=
kD(𝑟 − 1)3 cos 𝜃

Dimana :

W = berat batu lapis lindung


r = berat jenis batu (spesific grafity)
H = tinggi gelombang rencana
Ѳ = sudut lapis lindung
KD = koefesien stabilitas

32
Kolam
Pelabuhan

Gambar 4.6 Pemecah Gelombang Dinding Tegak

33
Gambar 4.7 Pemecah Gelombang Type terapung

Gambar 4.8 Pemecah Gelombang Pneumatic

34
Gambar 4.9 Pemecah Gelombang Hidrolis

Gambar 4.10 Pemecah gelombang tipe Kombinasi

35
4.3 Fender

Fender berfungsi untuk menjaga agar kapal dan dermaga jangan sampai rusak
pada saat kapal akan ditambatkan akibat sentuhan kapal pada dermaga.

Idealnya kapal harus sejajar dengan dermaga pada saat penambatan dan ditarik dengan 2
tross ke dermaga dengan kecepatan 0,10 m/detik sehingga dapat menghindarkan
hantaman yang kuat (save reblow) antara kapal dan dermaga.

Kebanyakan fender di pelabuhan Indonesia dibuat dari kayu atau besi yang cukup keras
(tidak bisa dimainkan cacing tanah) untuk dermaga yang menambat kapal kecil, cukup
dengan menggantung ban-ban bekas dari mobil pada dermaga. Fender yang
menggunakan tiang-tiang kayu ada 2 macam, yaitu :

Dermaga yang ringan tiang pancang dengan lantai 1 : 50 rapat didepan dermaga
sehingga batang terjepit dibawah dan mempunyai efek mengeper jika di sentuh lambung
kapal.

Cara lain adalah dengan menempel kayu pada dermaga secara vertical dan horizontal,
baut-baut penambat dibuat dari bahan yang tahan terhadap erosi dan diusahakan agar
baut tidak cepat bengkok kalau mendapat sentuhan kapal.

Sekarang banyak digunakan fender yang terbuat dari karet yang digantung di dermaga.
Salah satu sistemnya adalah dengan menegrade yang dibuat mulai ukuran 2,5”-9”.
Masing-masing dapat menahan sentuhan 7.000 lbs hingga 24.000 lbs dengan faktor
keamanan 2. Salah satu dermaga Tanjung Priok sudah dilengkai dengan fender
semacam ini.

Dermaga Tanjung Priok juga memakai V Fender dimana perhitungan getaran di


dasaekan kapal menyentuh dermaga sudut 15. Untuk jembatan minyak banyak
penambat/ fender yang besar dilengkapi per, dengan prinsip-prinsip ini telah dibuat
macam-macam antara lain : Raykin Fender Buffer, yang mengabsorsi energy 29.000 ft
lbs, mempunyai dimensi panjang 52” dan lebar 18”. Fender buffer ini telah dipakai pada
jembatan minyak di Dumai (Provinsi Riau).

36
Gambar 4.11 Fender Tabung Karet

Gambar 4.12 Fender

4.4 Ducdalf atau Dolphin

Kapal-kapal tangki berukuran besar biasanya ditambah pada suatu konstruksi


yang terdiri dari tiang-tiang yang disebut ducdalf atau dolphin. Tiang-tiang dapat dibuat

37
dari kayu beton bertulang atau baja. Biasanya ducdalf ini terdiri dari suatu tiang ini
dilengkapi dengan fender, tangga atau jembatan penghubung dengan daratan untuk
memungkinkan orang memasang tros pada holder yang dipasang diatasnya,

Ada dua macam ducdalf atau dolphin yaitu :

 Lemas dan plastis

 Kaku, dibikin pasif atau sebagai kerangka ruang

Gaya yang bekerja adalah gaya tarik kapal dibuat dari Caisson beton yang dihitung
seperti pilar jembatan.

Ducdalf jembatan minyak sebelah timur pelabuhan Tanjung Priok dibuat dari 9 tiang,
masing-masing tiang dibuat dari 4 profil laser LA yang dilas

Berikut dapat dilihat gambaran mengenai ducdalf :

Gambar 4.13 Ducdalf (Dolphin)

38
POTONGAN A-A

39
RANGKUMAN SARANA DAN PRASARANA PELABUHAN

40
BAB V
PERENCANAAN DERMAGA

Rencanakanlah Konstruksi Dermaga Type Jetty dan Trestle dengan data sebagai
berikut :

1. Panjang Dermaga : 340 Meter


2. Lebar Dermaga : 40 Meter
3. Panjang Trestle : 60 Meter
4. Lebar Trestle : 20 Meter
5. Bobot Kapal : 28000 DWT
6. Panjang Kapal : 217,8 Meter
Didapat dari Tabel
7. Draft Kapal : 9,84 Meter 3.1 dengan
interpolasi
8. Lebar Kapal : 27,58 Meter
9. Kecepatan Tambat (V) : 0,3 Meter/detik
10. Gaya Angin (W) PMI NI 18 : 55 Kg/M2
11. Berat Jenis Air Laut (BJ) : 1,03
12. Gravitasi (g) : 9,81 M/dtk2

Bila konstruksi struktur (bagian bawah) terdiri dari tiang pancang, hitung energi kinetik
sistem folder yang digunakan (tabel fender) dan gaya akibat angin pada kapal
dilengkapi dengan gambar.

41
Penyelesaian :

Interpolasi Tabel 3.1


Panjang Lebar Draft Full Load
Tonage(GT)
(m) (m) (m)
20000 197 25.1 9.2
21000 199.6 25.41 9.28
22000 202.2 25.72 9.36
23000 204.8 26.03 9.44
24000 207.4 26.34 9.52
25000 210 26.65 9.6
26000 212.6 26.96 9.68
27000 215.2 27.27 9.76
28000 217.8 27.58 9.84
29000 220.4 27.89 9.92
30000 223 28.2 10
I : 1000 I : 2.6 I : 0.31 I : 0.08
ket : I = interval

Bila kontruksi dan kapal ditambatkan seperti pada gambar dengan titik tambat 1/3 L,
dan diambil nilai  = 10 dengan demikian energi kinetik yang timbul dapat dihitung.

Rumus :

W . V2
𝐸= sin ∝
2. g

𝑊 = 𝐷𝑤𝑡 + 1⁄4 𝜋(𝐷𝑟𝑎𝑓𝑡)2 . L . BJ

𝑊 = 28000 + 1⁄4 3,14(9,84)2 .217,8 .1,03

𝑊 = 45051,2 𝑇𝑜𝑛

45051,2 . 0,302
𝐸= sin 10
2 . 9,81

𝐸 = 35,886 Tonm

42
Pada fender karet energy ujung di serapnya 50%, maka :

𝐸 = 50% .35,886
𝐸 = 17,943 Tonm

Untuk menentukan fender dapat dilihat tabel fender (Atlas Ruber Fender) untuk ini
dipilih type V 500 H x 1000 L
Data-data yang didapat dari tabel adalah :
L : 1500 mm
A : 315 mm2
Ef : 12,56 Ton/m
Ff : 40 Ton

Pergeseran fender (d)

d = L x A = 1,5 x 0,315 = 0,4725 m

Gaya yang terjadi pada fender

W . V2
𝐹= (sin ∝)2
2 . g .d

45051,2 . 0,302
𝐹= (sin 10)2
2 . 9,81 .0,4725

𝐹 = 13,188 < Ff = 40 Ton (oke)

Gaya yang harus ditahan struktur tiang pancang bila tiang miring diabaikan

13,188
= = 3,297 ton/tiang
4

Gaya angin yang terjadi bila w = 55 Kg/m2 , maka menurut PMI NI 18 :

𝑃 = 1,3 .55 = 71,5 Kg/m2 = 0,0715 Ton/m2

Luas bidang yang terkena air

= Draft x Length

= 9,84 x 217,8 = 2143,15 m2

43
Gaya horizontal akibat angin (Hw)

= 0,0715 x 2143,15

= 153,235 ton

Gaya Hw ditahan oleh 2 bolder, maka :

153,235
Hw = = 76,618 ton
2

Gaya yang terjadi pada tiang pancang

76,618
= = 19,155 ton
4

Jadi gaya yang perlu diperhitungkan untuk tiang pancang (Polling Trace)

= 3,297 + 19,155

= 22,452 ton/tiang

44

Anda mungkin juga menyukai