Bab Ii PKLP
Bab Ii PKLP
id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LEMBAGA PEMASYARAKATAN
A.1. Lembaga Pemasyarakatan
A.1.a. Pengertian Lembaga Pemasyarakatan
II-1
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
Sementara itu, dalam artikel dari C.I. Harsono yang dikutip dari Thesis
Kajian Pembinaan Narapidana oleh Dra. Rili Windiasih, tujuan akhir
pemidanaan adalah kesadaran (consciousness). Untuk memperoleh kesadaran
dalam diri seseorang, maka seseorang harus dapat mengenal dirinya sendiri.
Kesadaran sebagai tujuan pemidanaan dapat dicapai dengan melakukan
beberapa tahap:1
commit to user
1
Thesis “Kajian Pembinaan Narapidana Dengan Sistem Pemasyarakatan Dalam perspektif Ketahanan Nasional (Studi di Lembaga
pemasyarakatan Purwokerto)” oleh Dra. Rili Windiasih, M.Si.
II-2
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
Dari uraian di atas didapat bahwa secara garis besar, fungsi Lembaga
Pemasyarakatan adalah untuk menjalankan sebuah sistim yang bertujuan
untuk melakukan kegiatan pembinaan dan bimbingan kepada narapidana.
commit to user
II-3
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
a. Lapas kelas I
b. Lapas kelas IIA
c. Lapas kelas IIIB
Klasifikasi Lembaga Pemasyarakatan sesuai dengan kapasitas hunian
dan jenis/ tingkat kejahatan. Sesuai dengan kapasitasnya, Lapas dapat
diklasifikasikan dalam 3 kelas, yaitu:
II-4
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
1. Masa Kolonial
Pada sistem kepenjaraan pada masa kolonial, yang merupakan sistem yang
commit to user
pertama kali diterapkan di Indonesia, lebih bersifat ke penghukuman dan
II-5
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
penjeraan, atau lebih sering disebut dengan prisonisasi. Tujuan dari orang
yang masuk penjara pada masa itu adalah orang tersebut jera dan tidak
mau mengulangi perbuatannya lagi yang memungkinkan orang tersebut
masuk ke penjara lagi. Pada masa itu, penjara juga bersifat balas dendam,
sehingga kepenjaraan selalu identik dengan kekerasan, penyiksaan dan
hal-hal yang tidak manusiawi lainnya. Selain itu, narapidana juga diputus
hubungannya sama sekali dengan dunia luar.
Al-Catraz The Rock Jerman merupakan salah satu bangunan yang
mewadahi sitem kepenjaraan.
2. Kemerdekaan
Terdapat Reglemen Penjara, yang menjunjung Peri kemanusiaan dan peri
keadilan tanpa pandang bulu/ SARA.
3. 5 Juli 1953 (Dr. Sahardjo, SH)
Sistem penjara dirubah menjadi “Sistem Pemasyarakatan”, yaitu sistem
yang di samping menimbulkan rasa derita pada narapidana agar tidak
mengulangi perbuatannya dan bertaubat, tetapi juga mendidik supaya ia
menjadi seorang masyarakat Indonesia yang berguna.
4. 27 April 1964
Muncul “10 Prinsip Pemasyarakatan”. Sistem Pemasyarakatan adalah
sistem pembinaan narapidana dan merupakan pengejawantahan keadilan
yang bertujuan untuk mencapai reintegrasi sosial warga binaan
pemasyarakatan dalam kapasitasnya sebagai individu, anggota masyarakat,
dan juga makhluk Tuhan.
commitIndonesia
5. Undang-Undang Republik to user No.12 Tahun 1995 Tentang
Pemasyarakatan
II-6
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
II-7
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
menjadi warga yang baik, tidak melanggar hukum lagi, dan berguna bagi
nusa dan bangsa.
2. Menjatuhi pidana bukan tindakan balas dendam dari negara
terhadap narapidana. Terhadap narapidana tidak boleh ada penyiksaan,
baik berupa ucapan, tindakan, cara perawatan maupun penempatan. Satu-
satunya derita hanya dihilangkan kemerdekaannya.
3. Tobat tidak dapat dicapai dengan penyiksaan, melainkan dengan
bimbingan. Kepada narapidana harus ditanamkan pengertian mengenai
norma-norma hidup dan kehidupan, diberi kesempatan untuk merenungkan
perbuatannya yang lampau. Narapidana dapat diikutsertakan dalam
kegiatan-kegiatan sosial untuk menumbuhkan rasa hidup kemasyarakatan.
4. Negara tidak berhak membuat seseorang menjadi lebih buruk atau
lebih jahat dari sebelumnya. Karena itu harus diadakan pemisahan
antara:
a. Yang residivis dan yang bukan;
b. Yang telah melakukan tindak pidana berat dan ringan;
c. Macam tindak pidana yang diperbuat.
5. Selama kehilangan kemerdekaan bergerak, narapidana harus
dikenalkan dengan masyarakat dan tidak boleh diasingkan
daripadanya. Menurut pemahaman lama, pada waktu mereka menjalani
pidana hilang kemerdekaan adalah identik dengan pengasingan dari
masyarakat. Kini menurut sistem pemasyarakatan mereka tidak boleh
diasingkan dari masyarakat dalam arti kultural. Secara bertahap mereka
akan dibimbing di tengah-tengah masyarakat yang merupakan kebutuhan
dalam proses pemasyarakatan. Sistem pemasyarakatan ini didasarkan pada
pembinaan yang comunity centered dan berdasarkan aktivitas dan
interdisiplinair approach antara unsur-unsur pegawai, masyarakat, dan
narapidana.
6. Pekerjaan yang diberikan kepada narapidana tidak boleh bersifat
mengisi waktu, atau hanya diperuntukkan kepentingan jawatan atau
negara sewaktu saja. Pekerjaan harus sesuai dengan pekerjaan di
masyarakat yang ditujukan kepada pembangunan nasional, karenanya
harus ada integrasi pekerjaan narapidana dengan pembangunan nasional.
7. Bimbingan dan didikan harus berdasarkan Pancasila. Dalam
pendidikan dan bimbingan harus berisikan asas-asas yang tercantum dalam
Pancasila. Kepada narapidana harus diberikan pendidikan agama, serta
diberi kesempatan dan bimbingan untuk melaksanakan ibadahnya,
ditanamkan jiwa kegotongroyongan, jiwa toleransi, jiwa kekeluargaan,
rasa persatuan, rasa kebangsawanan Indonesia, jiwa bermusyawarah untuk
bermufakat yang positif. Narapidana harus diikutsertakan dalam kegiatan
demi kepentingan bersama dan umum.
8. Tiap manusia harus diperlakukan sebagai manusia, meskipun telah
tersesat. Tidak boleh selalu ditunjukkan pada narapidana bahwa ia itu
adalah penjahat. Ia harus selalu merasa bahwa ia dipandang dan
diperlakukan sebagai manusia. Sehubungan dengan itu, petugas
pemasyarakatan tidak boleh bersikap maupun memakai kata-kata yang
dapat menyinggung perasaan.
9. Narapidana tidak hanya commit to user
dijatuhi hukuman pidana namun mendapat
mata pencaharian untuk keluarganya dengan jalan menyediakan
II-8
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
1. Maximum Security
II-9
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
II-10
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
2. Medium Security
Setelah narapidana menjalani persyaratan tahap awal yaitu
tahap maximum security, maka selanjutnya narapidana memasuki tahap
lanjutan dengan pengawasan medium security.
II-11
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
3. Minimum Security
Apabila proses pembinaan telah dijalani 2/3 dari masa pidana
yang sebenarnya atau sekurang-kurangnya 9 bulan, maka kepada
narapidana yang bersangkutan diberikan Pembebasan Bersyarat (PB)
atau Cuti Menjelang Bebas (CMB). Pada tahap ini pengawasan
terhadap narapidana menjadi “minimum security”. Pada tahap akhir ini
keseluruhan program pembinaan dilaksanakan sepenuhnya di luar
commit to
Lapas. Ini berarti mereka user
bisa berintegrasi di tengah keluarga serta
II-12
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
II-13
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
II-14
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
dikeluarkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 9 Desember 1988 dengan
Resolusi 43/173, tidak boleh ada pembatasan atau pelanggaran terhadap setiap
hak-hak asasi manusia dari orang-orang yang berada di bawah bentuk
penahanan atau pemenjaraan, penangkapan, penahanan atau pemenjaraan
harus diperlakukan dalam cara yang manusiawi dan dengan menghormati
martabat pribadi manusia yang melekat.
Narapidana berhak:
a. Melakukan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaannya;
b. Mendapatkan perawatan, baik perawatan jasmani maupun rohani;
c. Mendapatkan pendidikan dan pengajaran
d. Mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak;
e. Menyampaikan keluhan;
f. Mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media massa
lainnya yang tidak dilarang;
g. Mendapatkan upah atau premi atas pekerjaan yang dilakukan;
h. Menerima kunjungan keluarga, penasehat hukum, atau orang
tertentu lainnya;
i. Mendapatkan pengurangan masa pidana (remisi);
j. Mendapatkan kesempatan berasimilasi termasul cuti mengunjungi
keluarga;
k. Mendapatkan pembebasan bersyarat;
l. Mendapatkan cuti menjelang bebas; dan
m. Mendapatkan hak-hak
commitlainnya
to user sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
II-15
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
Gambar 2.3. Keadaan narapidana di Lapas yang menyebabkan berbagai dampak psikologis
Sumber: Materi seminar Lapas Ir. Purwo Andoko dan Ir. Ganif Wijayana, 2012
II-18
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
Gambar 2.4 Rutan Kelas I Surakarta, Salah Satu Contoh Rutan di Indonesia
Sumber: Google Search, 2013
II-19
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
commit to user
II-20
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
Gambar 2.5. Lapas Cipinang, Salah Satu Contoh Lapas Tertutup di Indonesia
Sumber: Materi seminar Ir. Purwo Andoko dan Ir. Ganif Wijayana, 2012
Menurut Drs. Tholib, Bc. IP, SH, MH dalam tulisannya di akun Lapas
Terbuka yang dipimpinnya, sebagai Lembaga Pemasyaraktan yang baru
dibentuk di Indonesia, maka keberadan Lembaga Pemasyarakatan Terbuka
mempunyai tujuan dalam rangka mensukseskan tujuan sistem Pemasyarakatan
sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No. 12 Th 1995 tentang
commit to user
Pemasyarakatan. Namun secara khusus pembentukan LAPAS Terbuka
II-21
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
mengandung maksud dan tujuan sebagai berikut : (Drs. Tholib, Bc. IP, SH,
MH, Pemberdayaan Lapas Terbuka sebagai Wujud Pelaksanaan Community
Based Corrections di Indonesia, www.lapasterbuka.wordpress.com)
II-22
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
II-23
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
II-24
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
Untuk kapasitas dari Lapas terbuka itu sendiri, yang ada sekarang tidak
terlalu banyak. Jumlah yang terbatas ini, selain karena tidak semua narapidana
dapat masuk ke dalam Lapas terbuka, tetapi juga karena terbatasnya kapasitas
commit to user
dan jumlah Lapas Terbuka yang ada di Indonesia. Rata-rata kapasitas Lapas
II-25
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
Security planning and design objectives in most justice fasilities are integral
with the design features of the site and buildings and cannot be separated
from the operational and architectural design features. (Todd Phillips dan
Michael A Griebel, 2003, Building Type Basics for Justice Facilites, hal.257)
II-26
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
bentuk sistim keamanan yang berbeda pula sesuai dengan daerah dan karakteristik
pengguna di dalamnya.
Dalam buku Justice Facilities diterangkan bahwa ada 5 jenis halangan yang
merupakan prinsip dari aspek keamanan dalam sistem keamanan penjara yang
berfungsi untuk menghalangi atau menghambat seseorang untuk melakukan sesuatu
yang tidak diinginkan.
II-27
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
i. Deter (Penghalangan)
Deter actual or potential threats-
Allowing the barrier or system to keep a possible activity or event from
occuring.
commit to user
II-28
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
II-29
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
II-30
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
Pasal 2
(1)UPT Pemasyarakatan merupakan dasar perencanaan bangunan yang
berlaku khusus di lingkungan UPT Pemasyarakatan untuk memenuhi
commit to user
kebutuhan prasarana dan sarana secara tepat guna dan berhasil guna dalam
rangka mencapai tujuan Sistem Pemasyarakatan
II-31
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
Pasal 4
(1) Areal bangunan UPT Pemasyarakatan terletak pada :
a. lokasi yang mudah terjangkau dengan sarana transportasi (umum),
telekomunikasi (telepon), penerangan (listrik), kesehatan (Puskesmas/
Rumah Sakit) dan mudah mendapatkan air bersih (PAM).
b. areal menurut Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) yang
dikeluarkan oleh Pemda setempat.
c. dekat dengan kantor Kepolisian, Pengadilan, Kejaksaan, Kantor
Wilayah Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, Rutan/
Lapas/ Bapas/ Rupbasan dan Instansi lain yang terkait.
d. bebas atau jauh dari kemungkinan tertimpa bencana alam (gempa,
banjir, tanah longsor) dan memiliki pembuangan air limbah sehingga
tidak mengakibatkan dampak lingkungan yang tidak sehat.
e. untuk pembangunan UPT Pemasyarakatan pada lokasi di perkotaan
yang luas lahannya sangat terbatas dapat didirikan dengan bangunan
bertingkat dengan memperhatikan Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB).
(2) Bentuk bangunan disesuaikan dengan tanah/lahan yang tersedia agar dapat
dimanfaatkan seoptimal
mungkin dengan mempertimbangkan aspek manfaat sebagai berikut :
a. menjaga keserasian bertetangga dengan masyarakat sekitarnya (jarak
antara gedung/bangunan Rutan/ Lapas/ Bapas dengan tempat tinggal
commit to user
masyarakat cukup berjauhan), dan keserasian lingkungan hidup;
b. menghindari agar masyarakat tidak terganggu jika ada tindakan
pencegahan terhadap gangguankeamanan dan ketertiban;
II-32
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
II-33
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
commit to user
II-34
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
C. PRESEDEN
C.1. Lembaga Pemasyarakatan Tertutup Narkotika Nusakambangan
C.1.a. Gambaran Umum Lapas Narkotika
II-35
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
commit to user
II-36
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
commit to user
II-37
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
II-38
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
dapat berfikir jenih selama berada di dalam tahanan. Selain itu, beberapa
hiburan dapat bersifat informatif, sehingga kebutuhan informasi dari
narapidana dapat terpenuhi. Area rekreatif terdiri dari bermacam-macam jenis
hiburan, mulai dari gazebo perpustakaan, ruang bermain kecil (karambol,
catur, dll), area pijat refleksi (beberapa narapidana telah mengikuti pelatihan
pijat refleksi yang diselenggarakan oleh Lapas), lapangan basket yang dapat
digunakan serbaguna, dan area gym yang cukup banyak diminati oleh
narapidana demi menjaga kebugaran tubuh.
II-39
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
II-40
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
commit to user
Gambar 2.16 Masterplan Lapas Terbuka Nusakambangan
Sumber: Data Lapas Terbuka Nusakambangan, 2012
II-41
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
Bangunan Lapas Terbuka dapat terbilang baru karena baru selesai pada
tahun 2007 lalu. Meskipun baru terealisasi 50% dari masterplan Lapas
Terbuka keseluruhan, tetapi bangunan-bangunan yang telah dibangun dapat
menunjang keberlangsungan fungsi Lapas Terbuka saat ini.
Bangunan dan fasilitas yang ada di Lapas Terbuka Nusakambangan
meliputi:
Pos Jaga Sawah (padi)
Bangunan kantor utama Kebun
(berisi ruang Kalapas Kolam
dan ruang-ruang staff Paranet (semacam rumah
administrasi) kaca tetapi dengan
Kantor bagian program menggunakan jala
kerja dan poliklinik sebagai penutupnya,
Kantor Kamtib bukan kaca, untuk
Tempat parkir menanam bibit pohon)
Lapangan rumput Kandang sapi
Lapangan semen Kandang kambing
serbaguna Kandang kerbau
Masjid Kandang ayam
Barak narapidana Gudang alat berat
Dapur dan gudang bahan
makanan
Berikut merupakan beberapa fasilitas yang ada di Lapas Terbuka
Nusakambangan:
commit to user
II-42
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
Gambar 2.17 Fasilitas Lapas Terbuka Nusakambangan (dari kiri atas s.d. kanan bawah:
Kantor utama Lapas, Aula Lapas, Barak Narapidana, Masjid)
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2012
II-43
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
II-44
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
Petugas Lapas, pengunjung, mahasiswa AKIP, dan user lain yang akan
mengunjungi Lapas Terbuka diperbolehkan parkir di kawasan AKIP karena
tidak tersedianya lahan parkir di Lapas Terbuka. Selain ketiadaan lahan, antara
jalan besar dan kawasan Lapas terhalang oleh sebuah sungai yang cukup lebar
yang melintasi kawasan tersebut. Pengunjung dapat masuk ke kawasan Lapas
melalui sebuah jembatan yang tersedia untuk akses manusia.
II-45
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
gedung custom yang hanya ada di Lapas Terbuka Cinere karena kebutuhan
fungsi dari AKIP.
commit to user
II-46
perpustakaan.uns.ac.id Pengembangan Komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIdigilib.uns.ac.id
A Kota Purwokerto
dengan Penekanan pada Sistem Keamanan
commit to user
II-47