Selama masih ada rekening giro, pelaksanaan kliring tetap berjalan walaupun transfer dana antar rekening bank
dapat dilakukan melalui electronic channel (ATM, SMS banking, internet banking, dlsb). Walaupun volume kliring
nota kredit sudah jauh berkurang, namun kliring nota debet, cheque dan bilyet giro dan sejenisnya belum
tergantikan hingga sekarang. Selama masih ada proses kliring, berarti masih ada potensi pendapatan bagi bank dari
jasa ini.
Berdasarkan skop area kliring, ada dua macam kliring yakni kliring local dan antar kota (inkaso). Proses operasional
di bagian front terhadap keduanya sama. Yang membedakan, diantara keduanya adalah proses inkaso membutuhkan
waktu lama daripada kliring local, namun fee yang diterima oleh bank pengirim lebih banyak karena selain
mendapat biaya kliring juga mendapat komisi jika warkat berhasil dikliringkan.
Risiko operasional kliring sejatinya relatif kecil bagi bank pengirim, disamping bank pengirim akan menerima uang
masuk, juga karena volume transaksi kliring relative sedikit. Namun jika sistem pada bank pengirim ada kelemahan,
risiko yang seharusnya kecil berubah menjadi besar. Risiko terhadap operasional kliring adalah pada
penyalahgunaan wewenang dengan mengefektifkan dana warkat sebelum warkat lolos kliring. Ini tentu akan
merugikan bank karena harus membayar bunga lebih banyak dari seharusnya, apalagi jika ternyata warkat yang
dikliring tersebut ditolak.
A. Kliring Keluar
Secara umum aplikasi kliring diterima oleh teller karena terkait dengan urusan biaya administrasi kliring. Namun
adakalanya, pada bank berskala besar, urusan kliring diterima oleh bagian CS terlebih dahulu sebelum ke teller.
Tujuannya adalah agar proses di teller menjadi lebih cepat. Tellar tinggal menerima setoran biaya transfer dan
memalidasi formulir aplikasi tanpa perlu memeriksa validitas warkat.
Alur proses penerimaan formulir aplikasi kliring secara umum sbb :
1. Nasabah mengisi formulir aplikasi dan menyerahkannya kepada teller dengan melampirkan warkat bank lain.
2. Teller memproses aplikasi kliring
Kriteria :
- Teller memeriksa kelengkapan data aplikasi
- Teller memosting, memalidasi, dan membubuhkan tanda-tangan pada aplikasi kliring
- Teller mencantumkan dan memungut biaya kliring
3. Teller menyerahkan formulir aplikasi dan warkat kepada Head Teller/ Custimer Service Officer (CSO) untuk di-
approve.
Kriteria :
- HT/ CSO melakukan verifikasi sebelum melakukan approval.
4. Head Tellar/ CSO memeriksa hasil posting dan mencetak daftar transaksi Kliring
5. Heada Teller/ CSO menyerahkan daftar transaksi Kliring dan warkat kepada petugas kliring (clearing man)
6. Petugas kliring membawa warkat ke lokasi kliring untuk melakukan kliring warkat.
Jika alur proses kliring keluar seperti diatas, maka risiko, control, dan prosedur audit terhadap aktifitas tersebut
adalah sbb :
B. Kliring Masuk
Berbeda dengan proses kliring keluar, aktifitas kliring masuk termasuk inkaso masuk adalah domain bagian back
office dimana seluruh pemrosesan hingga pendebetan rekening nasabah tertarik di lakukan oleh bagian back office.
Jika demikian peran front office terhadap kliring masuk adalah nihil.
Pada bank skala besar, pengolahan terhadap kliring masuk di luar kewenangan kantor cabang karena semua warkat
kliring masuk ditangani oleh clearing center, suatu divisi khusus di kantor pusat. Warkat kliring masuk yang lolos
kliring langsung diproses pendebetan rekeningnya, sedangkan terhadap warkat yang tidak lolos kliring dikirim
kembali ke kantor cabang pengirim.
Dengan demikia risiko operasional kliring masuk bukan berada di kantor cabang melainkan di clearing center. Oleh
karenanya proses audit terhadap kliring masuk tidak dilaksanakan di kantor cabang melainkan dilakukan terhadap
clearing center.