Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kehamilan dan persalinan merupakan proses alami, tetapi bukannya tanpa


resiko, yang merupakan beban bagi seorang wanita. Pada persalinan tiap ibu hamil
akan menghadapi kegawatan baik ringan atau berat yang dapat memberikan bahaya
terjadinya kematian atau kesakitan bagi ibu dan atau bayi. Sebagian besar dari
kehamilan mempunyai hasil menggembirakan dengan ibu dan bayi hidup sehat. Si ibu
dapat mengalami beberapa keluhan fisik atau mental, sebagian kecil mempunyai
kesukaran selama kehamilan dan persalinan, tetapi kebanyakan ibu tersebut pulih
sehat kembali sepenuhnya dengan mempunyai bayi yang normal dan sehat.

Hasil yang mengembirakan tersebut tidak selalu terjadi, ada persalinan yang
berakhir dengan ibu dan atau bayi mati atau sakit. Keadaan ini dapat terjadi pada
Resiko Tinggi Ibu Hamil. Pada saat ini masih banyak terjadi Rujukan Terlambat,
dimana kasus Resiko Tinggi Ibu Hamil yang dikirim dan datang di Rumah Sakit
dalam keadaan sangat darurat, sehingga kesempatan untuk menyelamatkan nyawa ibu
dan bayinya sering sangat terbatas. Pendekatan pemeliharaan pada ibu hamil
merupakan upaya kesehatan yang paripurna dan berkesinambungan melalui upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), dimulai sejak awal
kehamilan sampai dekat persalinan, diteruskan oleh upaya penyembuhan (kuratif)
sebagai pertolongan persalinan yang memadai sesuai dengan tingkat resikonya, dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dengan masa nifas, laktasi / pemberian ASI dan
Keluarga Berencana. Upaya pemeliharaan kesehatan ibu hamil dilakukan berbasis
keluarga, sejak awal kepada suami dan keluarga perlu diberikan informasi mengenai
kondisi ibu hamil.
Tidak terdeteksinya resiko tinggi pada ibu hamil dan rujukan terlambat
merupakan salah satu permasalahan utama dari terjadinya kematian ibu / bayi dengan
segala permasalahan dasarnya baik dari aspek kesehatan maupun non kesehatan.
Dalam obstetric modern terdapat pengertian potensi resiko, dimana suatu kehamilan
dan persalinan selalu dapat menyebabkan kemungkinan adanya resiko rendah maupun
resiko tinggi akan terjadinya kematian.Pendekatan resiko dimulai dengan gagasan
bahwa ukuran resiko adalah gambaran adanya kebutuhan pelayanan yang lebih
intensif, dimana kebutuhan ini sebetulnya sudah ada sebelum kejadian yang
diramalkan itu terjadi. Pada tahun 1978 oleh WHO dikembangkan konsep ‘Risk
Approach Strategy For Maternal Child Health Care, dengan slogan {1} : “sometjing
for all but more for those in need in proportion to that need.” Artinya “ sesuatu untuk
semuanya, tetapi lebih untuk yang membutuhkan sesuai dengan kebutuhannya.”
Pendekatan Resiko pada ibu Hamil merupakan strategi operasional dalam upaya
pencegahan terhadap kemungkinan kesakitan atau kematian melalui peningkatan
efektifitas dan efisiensi dengan memberikan pelayanan yang lebih intensif kepada
Resiko Ibu Hamil denga cepat serta tepat, agar keadaan gawat ibu maupun bayi dapat
dicegah. ( Dep./SMF Obstetri Ginekologi – Anestesi Reanimasi, 2008 ).

Pengenalan adanya Resiko Tinggi Ibu Hamil dilakukan melalui


skrining/deteksi dini adanya faktor resiko secara pro/aktif pada semua ibu hamil,
sedini mungkin pada awal kehamilan oleh petugas kesehatan atau nonkesehatan yang
terlatih di masyarakat, misalnya ibu-ibu PKK, Kader Karang Truna, ibu hamil sendiri,
suami atau keluarga. Kegiatan skrining antenatal, melalui kunjungan rumah
merupakan langkah awal dari pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan termasuk salah
satu upaya antisipasi untuk mencegah terjadinya kematian ibu. Skrining pertama
dilakukan untuk memisahkan kelompok ibu hamil tanpa resiko dari kelompok dengan
faktor resiko. Resiko Tinggi Ibu hamil dengan faktor resikonya dapat diamati dan
ditemukan sedini mungkin pada awal kehamilan pada ibu hamil yang masih sehat dan
merasa sehat. Kemudian pada setiap kontak dilakukan skrining berulang, secara
periodic berulang 6 kali selama kehamilan sampai hamil genap enam bulan.(Rochjati
P, 1995).

Mengutip data hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun


2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi, yaitu 359 per 100.000
kelahiran hidup. Jika dihitung berdasarkan angka tersebut, maka ada 16.155 orang ibu
yang meninggal akibat kehamilan, persalinan dan nifas pada tahun 2012. Di samping
itu, Angka Kematian Bayi (AKB) juga masih tinggi di Indonesia. Pada tahun 2012,
angkanya adalah 32 per 1000 kelahiran hidup atau setara dengan 144.000.

Menurut data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur (Jatim), Surabaya


menjadi kota penyumbang angka kematian ibu hamil tertinggi di Jatim. Hal itu
terlihat dari jumlah ibu melahirkan yang meninggal di Surabaya hingga bulan
September 2015 mencapai 32 orang.

Dari Uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk menulis karya tulis ilmiah
dengan judul : “ Skrining / Deteksi Dini Resiko Ibu Hamil Berbasis Keluarga di
Masyarakat Kota Mojokerto”

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi rumusan masalah adalah bagaimana
Strategi Skrining / Deteksi Dini Resiko Tinggi Ibu Hamil Berbasis Keluarga di
Masyarakat Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2010.

1.3 TUJUAN

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk Skrining / Deteksi Dini Resiko Tinggi Ibu Hamil Berbasis Keluarga di
Masyarakat kota Mojokerto.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Melakukan pengenalan dini Resiko Tinggi ibu hamil dengan macam faktor
resikonya.
2. Melakukan pengendalian / pencegahan pro-aktif terjadinya komplikasi persalinan.
3. Melakukan persiapan / perencanaan tempat / penolong persalinan sesuai kondisi
ibu / janin.
4. Menemukan Ibu Resiko Tinggi dengan pengertian kemungkinan terjadinya resiko
kematian / kesakitan pada ibu dan atau bayinya.
5. Memberi penyuluhan dalam bentuk Komunikasi Informasi Edukasi (KIE),
mengenai kondisi ibu dan janin kepada ibu hamil, suami dam keluarga, agar tahu,
peduli dan patuh untuk persiapan mental, biaya dan transportasi dalam
pengambilan keputusan untuk perencanaan tempat dan penolong munuju
persalinan aman
6. Membantu untuk memecahkan permasalahan yang ada dengan cara memberi
informasi, adanya faktor resiko dan kelompok resiko pada ibu hamil,sehingga
dapat menentukan pengambilan keputusan oleh ibu hamil dan keluarganya.
1.4 MANFAAT

1.4.1. Bagi Penulis

a. Sebagai bahan untuk penyesuaian kenaikan pangkat.


b. Memahami dan menganalisa masalah dari kematian ibu dan bayi berdasarkan
Skrining / Deteksi Resiko Tinggi Ibu Hamil Berbasis Keluarga di Masyarakat

1.4.2. Bagi Instansi Dinas Kesehatan

a. Sebagai bahan masukan untuk memprioritaskan program Ibu dan Anak


b. Merupakan bahan untuk merencanakan kegiatan Ibu dan Anak

1.4.3. Bagi Pembaca

Merupakan informasi agar lebih mengetahui bagaimana men Skrining / Deteksi Dini
Resiko Tinggi Ibu Hamil Berbasis Keluarga di Masyarakat Kota Mojokerto.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Skrining

Skrining adalah suatu kegiatan pengenalan dini secara pro-aktif pada ibu hamil
untuk menemukan adanya masalah atau faktor risiko yaitu deteksi dini Ibu Resti (
Rochjati P, 2008 ). Skrining adalah usaha untuk mengidentifikasi penyakit / kelainan
yang secara klinis belum jelas, dengan menggunakan Test, pemeriksaan atau prosedur
tertentu yang dapat digunakan secara cepat untuk membedakan orang – orang yang
kelihatannya sehat, benar – benar sehat tetapi sesungguhnya menderita kelainan
( repository.ui.ac.id )

2.2 Pengertian Resiko

Resiko adalah suatu ukuran statistic dari peluang atau kemungkinan untuk
terjadinya suatu keadaan gawat yang tidak diinginkan dikemudian hari, misalnya
terjadinya kematian, kesakitan atau cacad pada ibu dan bayinya ( Dep./SMF Obstetri
Ginekologi – Anestesi Reanimasi. Fak. Kedokteran UNAIR / RSU Dr. Soetomo
SURABAYA, 2008 ).

Resiko adalah kemungkinan kegawat atau kegawat-daruratan yang tidak


diinginkan komplikasi persalinan yang mengakibatkan kematian / kesakitan /
kecacatan / ketidaknyamanan dan ketidak-puasan pada ibu / bayi baru lahir. (
Pedoman Pemantauan Wiayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak Departemen
Kesehatan, 2007 ).

Resiko adalah suatu ukuran statistic dari peluang atau kemungkinan untuk
terjadinya suatu keadaan gawat yang tidak di inginkan di kemudian hari ( Rocjati P,
2008 )

2.3 Pengertian Faktor Resiko

Faktor resiko adalah karasteristik atau kondisi pada seseorang atau


sekelompok ibu hamil yang dapat menyebabkan peluang atau kemungkinan terjadinya
kesakitan atau kematian pada ibu dan atau bayinya.Untuk itu dibutuhkan sekali
kegiatan skrining adanya faktor resiko pada semua ibu hamil sebagai komponen
penting dalam perawatan kehamilan( Rochjati P, 2008 )

Faktor Resiko adalah : kondisi pada ibu hamil / janin yang menyebabkan
kemungkinan terjadinya komplikasi persalinan dengan resiko kematian pada ibu dan
bayi.( Pedoman Pemantauan Wiayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak Departemen
Kesehatan, 2007 ).

2.4 Pengertian Kehamilan Dengan Faktor Risiko Tinggi

Kehamilan dengan faktor risiko tinggi adalah suatu kehamilan yang memiliki
keadaan tertentu sehingga menyebabkan meningkatnya risiko selama kehamilan.
Adapun faktor- faktor risiko tinggi pada ibu hamil antara lain, adalah :

1. Primigravida kurang dari 20 tahun


2. Kehamilan dengan umur lebih dari 35 tahun
3. Anak lebih dari empat
4. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari dua tahun
5. Tinggi badan kurang dari 145 cm
6. Berat badan kurang dari 33 kg atau lingkar lengan atas kurang dari 23, 5 cm
7. Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi, dan riwayat
cacat kongenital
8. Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul
9. HB kurang dari 11 gram %
BAB III

ANALISA DATA

Anda mungkin juga menyukai