Tuberkulosis Paru
Pembimbing :
Oleh :
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga
saya dapat menyelesaikan karya tulis ini. Karya tulis berjudul “Tuberkulosis Paru’’ ini dibuat
dengan tujuan sebagai salah satu syarat kelulusan dalam Kepaniteraan Klinik Radiologi di
Rumah Sakit Tentara dr. Soepraoen Malang. Dalam pembuatan karya tulis ini, saya mengambil
referensi dari literatur dan jaringan internet.
Selain itu, saya juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman saya yang berada
dalam satu kelompok kepaniteraan yang sama atas dukungan dan bantuan mereka selama saya
menjalani kepaniteraan ini. Pengalaman saya dalam kepaniteraan ini akan selalu menjadi suatu
inspirasi yang unik. Saya juga mengucapkan rasa terimakasih yang mendalam kepada kedua
orangtua saya atas bantuan, dukungan baik secara moril maupun materil dan kasihnya.
Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteriMikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga
memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-
Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia.
Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi
angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan
terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati urutan ketiga setelah
India dan China dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara dengan masalah TBC terbesar di
dunia.
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC
(Mycobacterium tuberculosis) (Kemenkes RI, 2013). Tuberkulosis adalah penyakit infeksius, yang
terutama menyerang parenkim paru. Sebagian besar kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat
juga mengenai organ tubuh lainnya termasuk meninges, ginjal, tulang, dan nodus limfe (Smeltzer
& Bare, 2002). Tuberkulosis merupakan infeksi bakteri kronik yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis dan ditandai oleh pembentukan granuloma pada jaringan yang
terinfeksi dan oleh hipersensifitas yang diperantarai sel (cellmediated hypersensitivity) (Wahid
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Tuberkulosis paru (Tb paru) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang penyakit
parenkim paru. Nama tuberkulosis berasal dari tuberkel yang berarti tonjolan kecil dan keras
yang terbentuk waktu sistem kekebalan membangun tembok mengelilingi bakteri dalam paru.
Tb paru ini bersifat menahun dan secara khas ditandai oleh pembentukan granuloma dan
menimbulkan nekrosis jaringan. Tb paru dapat menular melalui udara, waktu seseorang dengan
Tuberculosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
dapat menyerang pada berbagai organ tubuh mulai dari paru dan organ di luar paruseperti kulit,
tulang, persendian, selaput otak, usus serta ginjal yang sering disebut dengan ekstrapulmonal
TBC (Chandra,2012)
Anatomi
Saluran pengantar udara hingga mencapai paru-paru adalah hidung, faring, laring, trakea,
bronkus, dan bronkiolus. Ketika udara masuk ke dalam rongga hidung, udara tersebut disaring,
dilembabkan dan dihangatkan oleh mukosa respirasi, udara mengalir dari faring menuju ke
laring, laring merupakan rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan oleh otot dan
mengandung pita suara. Trakea disokong oleh cincin tulang rawan yang berbentuk seperti
sepatu kuda yang panjangnya kurang lebih 5 inci. Struktur trakea dan bronkus dianalogkan
dengan sebuah pohon oleh karena itu dinamakan Pohon trakeabronkial. Bronkus utama kiri
dan kanan tidak simetris, bronkus kanan lebih pendek dan lebih lebar dan merupakan
kelanjutan dari trakea yang arahnya hampir vertikal, sebaliknya bronkus kiri lebih panjang dan
lebih sempit dan merupakan kelanjutan dari trakea dengan sudut yang lebih tajam. Cabang
utama bronkus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronkus lobaris dan bronkus
segmentalis, percabangan sampai kesil sampai akhirnya menjadi bronkus terminalis. Setelah
bronkus terminalis terdapat asinus yang terdiri dari bronkiolus respiratorius yang terkadang
memiliki kantng udara atau alveolus, duktus alveoli seluruhnya dibatasi oleh alveolus dan
sakus alveolaris terminalis merupakan struktur akhir paru. Alveolus hanya mempunyai satu
lapis sel saja yang diameternya lebih kecil dibandingkan diameter sel darah merah, dalam
setiap paru-paru terdapat sekitar 300 juta alveolus (Price dan Wilson,2006). Anatomi
gambar 2.1
Paru adalah struktur elastik yang dibungkus dalam sangkar toraks, yang merupakan suatu
bilik udara kuat dengan dinding yang dapat menahan tekanan. Ventilasi membutuhkan gerakan
dinding sangkar toraks dan dasarnya yaitu diafragma. Bagian terluar paru-paru dikelilingi oleh
membran halus, licin, yang meluas membungkus dinding anterior toraks dan permukaan
superior diafragma. Mediastinum adalah dinding yang membagi rongga toraks menjadi dua
bagian, mediastinum terbentuk dari dua lapisan pleura. Semua struktur toraks kecuali paru-
paru terletak antara kedua lapisan pleura. Setiap paru dibagi menjadi lobus-lobus. Paru kiri
terdiri dari lobus bawah dan atas, sementara paru kanan mempunyai lobus atas, tengah, dan
bawah. Setiap lobus lebih jauh dibagi lagi menjadi dua segmen yang dipisahkan oleh fisura,
Terdapat beberapa divisi bronkus didalam setiap lobus paru. Pertama adalah bronkus
lobaris yaitu tiga pada paru kanan dan dua pada paru kiri. Bronkus lobaris dibagi menjadi
bronkus segmental terdiri dari 10 pada paru kanan dan 8 pada paru kiri, bronkus segmental
kemudian dibagi lagi menjadi subsegmental, bronkus ini dikelilingi oleh jaringan ikat yang
memiliki arteri, limfatik dan saraf. Bronkus segmental membentuk percabangan menjadi
bronkiolus yang tidak mempunyai kartilago pada dindingnya, bronkus dan bronkiolus juga
dilapisi oleh sel-sel yang permukaannya dilapisi oleh “rambut” pendek yang disebut silia.
mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar kemudian alveoli. Paru terbentuk dari
300 juta alveoli, yang tersusun dalamkluster antara 15 – 20 alveoli, begitu banyaknya alveoli
sehingga jika mereka bersatu untuk membentuk satu lembar, akan menutupi area 70 meter
persegi yaitu seukuran lapangan tenis (Smeltzer dan Bare,2002). Penjelasan tentang anatomi
paru-paru yang telah dipaparkan diatas akan lebih jelas pada gambar dibawah ini.
gambar 2.2
Fisiologi
Menurut Price dan Wilson (2006) proses pernafasan dimana oksigen dipindahkan dari
udara ke dalam jaringan-jaringan, dan karbondioksida dikeluarkan ke udara ekspirasi dapat
dibagi menjadi tiga proses . Proses yang pertama yaitu ventilasi, adalah masuknya
campuran gas-gas ke dalam dan ke luar paru-paru. Proses kedua, transportasi yang terdiri
dari beberapa aspek yaitu difusi gas-gas antar alveolus dan kapiler (respirasi eksternal),
distribusi darah dalam sirkulasi pulmonal. Proses ketiga yaitu reaksi kimia dan fisik dari
oksigen dan karbondioksida dengan darah.
a. Ventilasi
Ventilasi adalah pergerakan udara masuk dan keluar dari paru karena terdapat
perbedaan tekanan antara intrapulmonal (tekanan intraalveoli dan tekanan intrapleura)
dengan tekanan intrapulmonal lebih tinggi dari tekanan atmosfir maka udara akan masuk
menuju ke paru, disebut inspirasi. Bila tekanan intapulmonal lebih rendah dari tekanan
atmosfir maka udara akan bergerak keluar dari paru ke atmosfir disebut ekspirasi.
b. Transportasi oksigen
Tahap kedua dari proses pernafasan mencakup proses difusi di dalam paru terjadi
karena perbedaan konsentrasi gas yang terdapat di alveoli kapiler paru, oksigen
mempunyai konsentrasi yang tinggi di alveoli dibanding di kapiler paru, sehingga oksigen
akan berdifusi dari alveoli ke kapiler paru. Sebaliknya, karbondioksida mempunyai
konsentrasi yang tinggi di kapiler paru dibanding di alveoli, sehingga karbondioksida akan
berdifusi dari kapiler paru ke alveoli. Pengangkutan oksigen dan karbondioksida oleh
sistem peredaran dara, dari paru ke jaringan dan sebaliknya, disebut transportasi dan
pertukaran oksigen dan karbondioksida darah. Pembuluh darah kapiler jaringan dengan
sel-sel jaringan disebut difusi. Respirasi dalam adalah proses metabolik intrasel yang
terjadi di mitokondria, meliputi penggunaan oksigen dan produksi karbondioksida selama
pengambilan energi dari bahanbahan nutrisi.
c. Reaksi kimia dan fisik dari oksigen dan karbondioksida dengan darah. Respirasi sel atau
respirasi interna merupakan stadium akhir dari respirasi, yaitu saat dimana metabolit
dioksidasi untuk mendapatkan energi, dan karbondioksida terbentuk sebagai sampah
proses metabolisme sel dan dikeluarkan oleh paru-paru.
2.3 Etiologi
ukuran panjang 1-4 /um dan tebal 0,3 – 0,6/um, sebagian besar kuman terdiri atas lemak (lipid),
Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam sehingga disebut Bakteri
Tahan Asam (BTA), kuman dapat bertahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan
dingin, hal ini karena kuman bersifat dormant, yaitu kuman dapat aktif kembali dan
menjadikan tuberkulosis ini aktif lagi. Sifat lain adalah aerob, yaitu kuman lebih menyenangi
Tuberkulosis ditularkan dari orang ke orang oleh transmisi melalui udara. Individu
terinfeksi, melalui berbicara, batuk, bersin, tertawa atau bernyanyi, melepaskan droplet besar
(lebih besar dari 100 µ) dan kecil ( 1-5 µ ). Droplet yang besar menetap, sementara droplet
yang kecil tertahan di udara dan terhirup oleh individu yang rentan. Mereka yang kontak dekat
dengan seseorang TB aktif, mempunyai resiko untuk tertular tuberkulosis, hal ini juga
tergantung pada banyaknya organisme yang terdapat di udara (Smeltzer dan Bare, 2002) .
Gambar 2.4
2.4 Patofisiologi
Individu rentan yang menghirup basil tuberkulosis dan menjadi terinfeksi. Bakteri
dipindahkan melalui jalan nafas ke alveoli, tempat dimana mereka terkumpul dan mulai untuk
memperbanyak diri. Basil juga dipindahkan melalui sistem limfe dan aliran darah ke bagian
tubuh lainnya (ginjal, tulang, korteks serebri), dan area paru-paru lainnya (lobus atas). Sistem
imun tubuh berespon dengan melakukan reaksi inflamasi. Fagosit (neutrofil dan makrofag)
meninggalkan sisa atau proses dapat berjalan terus dan menyebabkan nekrosis yang relatif
padat dan seperti keju disebut nekrosis kaseosa. Jaringan granulomas menjadi lebih fibrosa,
membentuk jaringan parut kolagenosa yang akhirnya akan membentuk suatu kapsul yang
mengelilingi tuberkel. Bagian sentral dari lesi primer paru disebut focus Ghon. Kebanyakan
infeksi TB paru, kompleks ghon yang mengalami pengapuran ini tidak terlihat secara klinis
atau dengan radiografi. Jika terjadi nekrosis kaseosa yang berat, bagian tengah lesi akan
mencair dan keluar melalui bronkus dan meninggalkan kavitas. Kavitas dapat sembuh total
tanpa meninggalkan bekas atau meluas dan menimbulkan perkijuan penuh. Keadaan ini
dapat membentuk lagi hubungan dengan bronkus dan menjadi tempat peradangan aktif.
Penyakit menyebar melalui getah bening atau pembuluh darah dan menimbulkan lesi pada
organ lain, penyebaran ini disebut limfohematogen yang biasanya sembuh sendiri.
nekrotik merusak pembuluh darah sehingga banyak organisme masuk dan tersebar ke
2.5 Kalsifikasi
1. Tuberkulosis paru
Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya pleura,
1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto toraks dada
1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan biakan kuman Tb positif.
1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3 spesimen dahak SPS
1. Kasus baru
Adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah
Adalah pasien yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan atau lebih dengan
BTA positif.
Adalah pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali
5. Kasus lain
Adalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas, dalam kelompok
ini termasuk kasus kronik, yaitu pasien dengan hasil pemeriksaan masih BTA
2.6 Diagnosis
mikrobiologi, radiologi, dan patologi klinik. Pada program tuberkulosis nasional, penemuan
BTA melalui pemeriksaan dahak mikroskopis merupakan diagnosis utama6. Pemeriksaan lain
seperti radiologi, biakan dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang diagnosis
berdasarkan pemeriksaan foto toraks saja. Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang
Gejala sistemik/umum :
Gejala khusus :
Bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat
Jika ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan
Tanda :
Tanda-tanda yang di temukan pada pemeriksaan fisik tergantung luas dan kelainan
struktural paru. Pada lesi minimal, pemeriksaan fisis dapat normal atau
dapat ditemukan tanda konsolidasi paru utamanya apeks paru. Tanda pemeriksaan
fisik paru tersebut dapat berupa: fokal fremitus meingkat, perkusi redup, bunyi
Pada lesi luas dapat pula ditemukan tanda-tanda seperti : deviasi trakea ke
sisi paru yang terinfeksi, tanda konsolidasi, suara napas amporik pada cavitas atau
berikut:
Gambar 2.5
Sarang-sarang berbentuk awan atau bercak-bercak dengan densitas rendah atau sedang
dengan batas tidak tegas. Sarang-sarang seperti ini biasanya menunjukkan bahwa
proses aktif.
Gambar 2.6
Kavitas (lubang)
Lubang (cavitas), ini selalu berarti proses aktif kecuali bila lubang sudah sangat kecil,
Sarang seperti garis-garis (fibrotic) atau bintik-bintik kapur (kalsifikasi) yang biasanya
Lebih dalam lagi, gambaran thoraks Tb Paru dibagi lagi menjadi Tb Paru aktif dan inaktif
Gambar 2.8
Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru dan segmen
Kavitas, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak (putih pada ronsen,
Gambar 2.9
Selain itu, jenis gambaran Tb paru dibagi lagi menjadi Tb Paru primer dan Tb Paru
Postprimer
Tampak gambaran bercak semi opak terletak di suprahiler (diatas hilus), perihiler
(sepanjang limfangitis), dan parakardial (disamping kor) dengan batas tidak tegas
Gambar 2.10
Kavitas (lubang), Sarang seperti garis-garis (fibrotic) atau bintik-bintik kapur (kalsifikasi)
Tb Milier
Gambar 2.11
Tb Milier ini bisa ditemukan pada Tb paru primer maupun Tb paru post primer,umumnya
menandakan bahwa pasien memiliki sistem imun yang tidak/belum adekuat, contohnya;
anak kecil dibawah usia 5 tahun terutama yang masih dibawah usia 2 tahun, pasien AIDS,
DM, keganasan dll. Tampak berupa bercak opak berukuran 1-3 mm tersebar merata
diseluruh lapang paru. Gambarannya mirip seperti badai salju (Snow Storm Appearance).
Gambaran radiologik yang menunjukkan kerusakan jaringan paru yang berat, biasanya
Gambaran radiologik luluh paru terdiri dari atelektasis (paru kolaps),multikaviti dan
fibrosis parenkim paru.Sulit untuk menilai aktivitas lesi aktif/inaktif atau penyakit hanya
Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi atau peradangan pada salah satu atau kedua paru-paru,
lebih tepatnya peradangan itu terjadi pada kantung udara (alveolus, jamak: alveoli).
Kantung udara akan terisi cairan atau nanah, sehingga menyebabkan sesak nafas, batuk
berdahak, demam, menggigil, dan kesulitan bernapas. Infeksi tersebut disebabkan oleh
Bronkiektaksis
Bronkiektaksis adalah penyakit saluran napas kronik ditandai dengan dilatasi abnormal
yang permanen disertai rusaknya dinding bronkus. Biasanya pada daerah tersebut
mukosa (BE silindris), ulserasi (BE kistik) dengan neovaskularisasi dan timbul obstruksi
berulang karena infeksi sehingga terjadi perubahan arsitektur dinding bronkus serta
fungsinya.
2.10 Penatalaksanaan
kuman terhadap OAT. Mikobakteri merupakan kuman tahan asam yang sifatnya berbeda
dengan kuman lain karena tumbuhnya sangat lambat dan cepat sekali timbul resistensi bila
terpajan dengan satu obat. Umumnya antibiotika bekerja lebih aktif terhadap kuman yang cepat
membelah dibandingkan dengan kuman yang lambat membelah. Sifat lambat membelah yang
penemuan obat antimikobakteri baru jauh lebih sulit dan lambat dibandingkan antibakteri lain:
Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah: INH, Rifampisin, Streptomisin,
Etambutol. Jenis obat tambahan lainnya (lini 2): Kanamisin , Amikasin, Kuinolon.
Pengobatan Tb paru pada orang dewasa di bagi dalam beberapa kategori yaitu :
Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3
Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol setiap
hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin tiga
Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3
Diberikan kepada :
a. Penderita kambuh.
b. Penderita gagal terapi.
Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3
Diberikan kepada penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif.
Kategori 4: RHZES
Prognosis
yang terinfeksi kuman TB memiliki 10% risiko dalam hidupnya jatuh sakit karena TB. Namun
penderita gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti orang yang terkena HIV, malnutrisi,
diabetes, atau perokok, memiliki risiko lebih tinggi jatuh sakit karena TB.
berkisar 0-14%. Di negara-negara dengan angka TB yang tinggi, rekurensi biasanya terjadi
setelah pengobatan tuntas, hal ini cenderung dikarenakan oleh reinfeksi daripada relaps.
Prognosis buruk terdapat pada penderita TB extra pulmonary, gangguan kekebalan tubuh,
lanjut usia, dan riwayat terkena TB sebelumnya. Prognosis baik bila diagnosis dan
Komplikasi
Tb paru apabila tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan komplikasi.
Komplikasi-komplikasi yang terjadi pada penderita Tb paru dibedakan menjadi dua, yaitu :
1.Komplikasi dini: komplikasi dini : pleuritis, efusi pleura, empiema, laryngitis, usus.
a. Hemoptisis masif (pendarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat mengakibatkan
e. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, sendi, ginjal, dan
sebagainya
BAB III
KESIMPULAN
Dengan demikian, bahwa penyakit tuberculosis (TBC) itu disebabkan karena adanya
bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Oleh karena itu untuk mencegah penularan penyakit ini
sebaiknya harus menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Tuberkulosis adalah penyakit yang harus
benar-benar segera ditangani dengan cepat guna mengontrol penyebaran dan jumlah infeksi
berlanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Jindal, editor in chief SK. Texbook of pulmonary and critical care medicin. New
Sudoyo, Aru W. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : FKUI.