Laporan Kinerja dimaksudkan sebagai pertanggung jawaban Dinas Pekerjaan Umum Cipta
Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur sesuai dengan tugas dan fungsinya sejak awal sampai
dengan berakhirnya Tahun Anggaran 2016. Selain itu, laporan akuntabilitas ini juga berperan
sebagai alat kendali dan penilaian kualitas kinerja secara terukur, serta alat untuk mendorong
peningkatan kinerja demi terwujudnya pemerintahan yang akuntabel di lingkungan Dinas
Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur.
Ungkapan terimakasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang
telah bekerja keras melakukan segala daya dan upaya terselesaikannya laporan kinerja ini.
i
Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur adalah unsur
pelaksana Pemerintah Daerah di bidang Pekerjaan Umum, Cipta Karya dan Tata Ruang yang
dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dan berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada
Gubernur dan mempunyai tugas membantu Gubernur dalam melaksanakan pemerintahan dan
pembangunan di bidang Permukiman serta tugas pembantuan dan dekonsentrasi yang diberikan
oleh Pemerintah Pusat. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata
Ruang Provinsi Jawa Timur mengacu pada Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor : 09
Tahun 2008.
Laporan Kinerja menggambarkan dinamika Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan
Tata Ruang Provinsi Jawa Timur sejak awal sampai dengan berakhirnya Tahun Anggaran 2016
dimaksudkan sebagai pertanggung jawaban terhadap penggunaan seluruh sumber daya, memuat
upaya, dan metode yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan dan Sasaran Strategis Dinas
Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Hasil pengukuran kinerja beserta evaluasi setiap tujuan dan sasaran Dinas Pekerjaan
Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur tahun 2016 disajikan sebagai berikut :
ii
sementara pada tahun 2012 mencapai sebesar 94,93%. Pada tahun 2013 mencapai 95,08% dan
pada tahun 2014 sebesar 95,23%. Tahun 2015 mencapai 95,36%, sedangkan pada tahun 2016
dari target yang ditentukan sebesar 95,76% terealisasi mencapai 95,61% ada kenaikan dari
tahun 2015 sebesar 0,25%.
Pencapaian Indikator Persentase Rusumawa yang dihuni oleh Kepala Keluarga yang
Berhak selama 6 tahun terakhir sejak tahun 2011 s/d 2015 berhasil dipertahankan capaiannya
sebesar 100%. Begitu pula pada tahun 2016 capaianya juga masih berhasil dipertahankan
sebesar 100% sesuai dengan target.
Tingkat pelayanan air bersih pada tahun 2016 terjadi peningkatan baik di perkotaan
maupun di perdesaan, di perkotaan meningkat sebesar 0,49% dibanding tahun 2015, Tetapi bila
ditinjau dari jumlah penduduk perkotaan pada tahun 2016 terjadi penurunan prosentase
pelayanan. Hal ini disebabkan karena selama kurun waktu 2015–2016 telah terjadi kenaikan
jumlah penduduk perkotaan, dimana peningkatan penyediaan sarana air bersih belum sebanding
dengan pertambahan penduduk perkotaan di Jawa Timur. Sedangkan di pedesaan capaian pada
tahun 2016 terjadi peningkatan 1,41% dibanding tahun 2015.
Pembangunan Sarana Sanitasi yang Layak di Jawa Timur, sampai dengan akhir tahun
2016 menunjukkan cakupan layanan air limbah mencapai 65,31%. Dengan demikian secara
keseluruhan persentase rumah tinggal yang bersanitasi (mempunyai fasilitas tempat buang air
besar sendiri, bersama, umum) ada peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, dari 63,38%
tahun 2015 menjadi 65,31% pada tahun 2016 ada peningkatan sebesar 0,26%.
Indikator Kinerja Persentase Luas Kawasan yang peruntukannya sesuai tata ruang
menunjukkan pencapaian sebagai berikut, dengan kondisi awal pada tahun 2011 dengan capaian
sebesar 23,86%, pada tahun 2012 capaian sebesar 35,15%, pada tahun 2013 capaian sebesar
34,04%, pada tahun 2014 sebesar 36,68% dan pada tahun 2015 capaian sebesar 41,71%.
Target pada tahun 2016 sebesar 49,98% dan tercapai sebesar 47,90%, maka terdapat capaian
sebesar 95,83%.
Adapun kesimpulan Capaian Tujuan, Sasaran dan Indikator dari Dinas Pekerjaan Umum
Cipta Karya dan Tata Ruang Tahun 2016 adalah sebagai berikut :
1. Persentase KK Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang tidak memiliki rumah layak huni
dengan Target 95,76% sedangkan Realisasinya 95,61% terbangun atau tercapai 99,84%
termasuk dalam katagori baik.
iii
2. Persentase Rusunawa yang dihuni oleh kepala keluarga yang berhak dengan Target 100%
sedangkan Realisasinya 100% terbangun atau tercapai 100% termasuk dalam katagori sangat
baik.
4. Persentase KK yang dapat layanan air bersih yang layak dengan Target 77,62%, realisasi
72,06% atau tercapai 92,83% maka termasuk dalam katagori baik.
5. Persentase Rumah Tangga dengan layanan Sanitasi yang aman dengan Target 71,29%,
realisasi 65,31% atau tercapai 91,61% maka termasuk dalam katagori baik.
6. Persentase Luas Kawasan yang peruntukannya sesuai tata ruang dengan Target 49,98%,
realisasi 47,90% atau tercapai 95,83% maka termasuk dalam katagori baik.
iv
Kata Pengantar .............................................................................................. i
Ikhtisar Eksekutif ......................................................................................... i
Daftar Isi ....................................................................................................... v
Daftar Tabel ................................................................................................... vii
Daftar Gambar .............................................................................................. ix
Daftar Grafik ................................................................................................. x
BAB I Pendahuluan ................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2. Maksud dan Tujuan .................................................................... 4
1.3. Landasan Hukum ........................................................................ 4
1.4 Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan ...................... 8
1.4.1. Struktur Organisasi ........................................................... 8
1.4.2. Tugas dan Fungsi .............................................................. 10
1.4.3. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat dan
Golongan, Jumlah Pejabat Struktural dan Fungsional .......... 14
v
BAB III Akuntabilitas Kinerja ..................................................................... 27
3.1. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2016 ...................................... 27
3.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja ........................................... 28
3.2.1 Meningkatkan Ketersediaan Rumah bagi KK Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR) ........................................ 28
3.2.2 Penanganan Permukiman Kumuh di Perkotaan ................. 35
3.2.3 Memenuhi Hak Dasar Masyarakat atas Air Bersih dan
Sanitasi yang Layak ......................................................... 38
3.2.4 Meningkatkan Kualitas Perencanaan Tata Ruang yang
Dilandasi dengan Legalitas Hukum Sehingga dapat
Digunakan Sebagai Acuan Pemanfaatan dan
Pengendalian Ruang ...................................................... 46
3.2.5 Akuntabilitas Keuangan ................................................... 51
vi
Tabel 1.1. Jumlah Pegawai Menurut Kualifikasi Pendidikan ...................................... 14
Tabel 1.2. Jumlah Pegawai Menurut Pangkat dan Golongan..................................... 14
Tabel 1.3. Jumlah Pejabat Struktural dan Fungsional .............................................. 15
Tabel 2.1. Matriks Hubungan antara Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran ......................... 21
Tabel 2.2. Matriks Hubungan antara Tujuan dan Sasaran ....................................... 22
Tabel 2.3. Rencana Kinerja Tahun 2016 ................................................................ 25
Tabel 3.1. Skala Pengukuran Capaian Sasaran Kinerja Tahun 2016 ......................... 28
Tabel 3.2. Pengukuran Kinerja Meningkatkan Ketersediaan Rumah bagi KK Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR) Tahun 2011- 2016 ............................... 29
Tabel 3.3. Persentase Capaian Jumlah KK terbangun melalui Rumah Sejahtera
Tapak di Jawa Timur Tahun 2011 - 2016 ............................................ 30
Tabel 3.4. Pengukuran Kinerja Kegiatan Perumahan yang terbangun PSU dan Persentase
RTLH yang direnovasi Tahun 2011 - 2016 ........................................... 31
Tabel 3.5. Pengukuran Kinerja RTLH Tahun 2009 - 2016 ........................................ 32
Tabel 3.6. Target dan Realisasi Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA)
Tahun 2011 – 2016 ........................................................................... 33
Tabel 3.7. Perbandingan Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa
(RUSUNAWA) Tingkat Provinsi dan Nasional Tahun 2011–2016............. 33
Tabel 3.8. Penanganan Permukiman Kumuh di Perkotaan Tahun 2016 ..................... 36
Tabel 3.9. Pengukuran Indikator Persentase Penanganan Permukiman Kumuh
di Perkotaan Tahun 2015-2016 .......................................................... 36
Tabel 3.10. Pengukuran Indikator Persentase Pelayanan Air Bersih di
Perkotaan dan Pedesaan Tahun 2011 – 2016 ...................................... 39
Tabel 3.11. Target dan Capaian Pelayanan Air Bersih di Perkotaan dan
Pedesaan Tahun 2011 – 2016 terhadap Target Nasional ...................... 39
Tabel 3.12. Pemanfaatan Jiwa Terlayani Air Bersih Tahun 2016 ................................ 41
Tabel 3.13. Pengukuran Pelayanan Sanitasi di Perkotaan dan Perdesaan
Tahun 2011 – 2016 ........................................................................... 42
vii
Tabel 3.14. Target dan Capaian Pelayanan Air limbah di Perkotaan dan
Perdesaan Tahun 2011 – 2016 terhadap Target Nasional ..................... 43
Tabel 3.15. Persentase Jumlah Kawasan Strategis Propinsi yang telah
Dikendalikan Tahun 2011 - 2016 ........................................................ 47
Tabel 3.16. Persentase Jumlah Perda RTRW Kab/Kota Tahun 2011 - 2016 ................. 48
Tabel 3.17. Persentase Jumlah Kawasan Perkotaan yang telah Dikendalikan
Tahun 2013 - 2016 ............................................................................ 48
Tabel 3.18. Persentase Jumlah Kawasan Pengendalian Ketat yang telah
Dikendalikan Tahun 2010 - 2016 ......................................................... 49
Tabel 3.19. Capaian Indikator Kinerja Penataan Ruang Tahun 2011 - 2016 ............... 50
Tabel 3.20. Akuntabilitas Keuangan Tahun 2016 ..................................................... 52
viii
Gambar 1.1. Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan
Tata Ruang Provinsi Jawa Timur......................................................... 9
ix
Grafik 1.1. Persentase Jumlah Pegawai Menurut Kualifikasi Pendidikan ....................... 15
Grafik 1.2. Persentase Jumlah Pegawai Menurut Pangkat dan Golongan ..................... 15
Grafik 3.1. Perbandingan Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa
(RUSUNAWA) Tingkat Provinsi dan Nasional Tahun 2011–2016 ............... 34
Grafik 3.2. Perbandingan Persentase Penanganan Permukiman Kumuh di
Perkotaan Tingkat Provinsi dan Nasional Tahun 2015 - 2016 .................. 37
Grafik 3.3. Perbandingan Pelayanan Air Bersih Tingkat Provinsi dan Nasional
Tahun 2011 – 2016 ............................................................................. 40
Grafik 3.4. Perbandingan Pelayanan Sanitasi Tingkat Provinsi dan Nasional
Tahun 2011 – 2016 ............................................................................. 43
x
1.1. Latar Belakang
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj-IP) Dinas Pekerjaan Umum Cipta
Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur 2016, merupakan tindak lanjut atas ketentuan dalam UU
25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang secara substansi
Jawa Timur 2014-2019 khususnya pada bidang keciptakaryaan dan penataan ruang. Selain itu juga
sebagai instrumen untuk melakukan pengukuran kinerja Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan
Tata Ruang Provinsi Jawa Timur sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya berdasarkan Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Timur No.9 Tahun 2008 dan Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Timur No. 90
Jumlah penduduk Jawa Timur pada Tahun 2013 adalah 38.318.791 jiwa dengan laju
pertumbuhan rata-rata 0,54% per tahun. Kepadatan Penduduk Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
adalah 799 jiwa per Km2. Sedangkan rata-rata kepadatan penduduk Indonesia adalah 106 jiwa per
Km2, sehingga kepadatan penduduk Jawa Timur 7 (tujuh) kali lipat lebih kepadatan penduduk rata-
rata nasional. Hal itu dapat ditinjau pula dengan membandingkan bahwa luas daratan Provinsi Jawa
1
Timur 2,5 % dari luas wilayah Indonesia sementara jumlah penduduk Jawa Timur adalah ±20 %
Berdasarkan data jumlah penduduk dan luas wilayah per Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
Timur maka dapat dicermati bahwa penyebaran penduduk antar daerah Kabupaten/Kota menurut
disebabkan oleh kondisi geografis dan potensi wilayahnya. Terkait dengan permasalahan tersebut
berbagai prasarana pendukung yang diperlukan, sementara sumberdaya alam cenderung semakin
berkurang.
Secara garis besar permasalahan pokok bidang perumahan dan permukiman meliputi;
rendahnya tingkat pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau, belum
perumahan, terbatasnya lahan murah untuk pembangunan perumahan dan rendahnya efisiensi
dalam memenuhi kebutuhan perumahan yang layak, dan lemahnya akses masyarakat terhadap
Adapun permasalahan pokok air bersih dan air limbah meliputi; peningkatan pelayanan air
bersih di perkotaan dan perdesaan khususnya untuk penduduk miskin dan daerah kekeringan
yang berjalan lambat, rendahnya kualitas manajemen pengelolaan air minum yang dilakukan oleh
PDAM, stagnasi dalam penurunan tingkat kebocoran air (teknis maupun non teknis), permasalahan
tarif air minum yang tidak mampu mengimbangi biaya produksi, sehingga tidak dapat mencapai
kondisi pemulihan biaya (cost recovery), pelayanan air bersih non perpipaan (sebagian besar di
perdesaan) belum teridentifikasi secara kuantitatif maupun kualitatif berdasarkan kondisi air yang
dikonsumsi secara mandiri, masih terbatasnya pelayanan pengolahan sistim air limbah terpusat
(sistim sewerage) di perkotaan, pengolahan lumpur tinja belum efektif karena masih rendahnya
penerapan ’3R’ (Reduce, Reuse, Recycle) dalam upaya pengurangan volume sampah dari
sumbernya, belum mantapnya sistem pembiayaan dan pengelolaan retribusi sampah, serta belum
2
optimalnya upaya pengelolaan sampah yang dapat menghasilkan cost recovery, masih lemahnya
kelembagaan institusi pengelola sampah dan belum optimalnya kerjasama antar daerah dalam
pengeloaan sampah terpadu, tidak berfungsinya saluran drainase sebagai pematus air hujan,
belum mantapnya peraturan dan standar pengelolaan drainase, penanganan masalah banjir
perkotaan masih secara parsial dan tidak konseptual karena terbatasnya dokumen perencanaan
induk dan perencanaan detail drainase yang seharusnya dapat dipakai sebagai acuan dalam
menyusun rencana tindak, belum memadainya sistem dan pendanaan untuk pemeliharaan
drainase.
Dalam hal penataan bangunan terdapat permasalahan mendasar yaitu masih rendahnya
penegakan aturan keselamatan bangunan, serta masih diperlukannya pembinaan teknis dalam
pokok meliputi; perkembangan perkotaan yang tidak seimbang antara kota-kota metropolitan/
besar dengan kota-kota menengah dan kecil, serta memburuknya kualitas fisik kawasan perkotaan,
dan menurunnya kualitas hidup masyarakat perkotaan karena keterbatasan pelayanan kebutuhan
dasar perkotaan yang banyak dipicu oleh adanya tingkat urbanisasi yang tinggi.
Permasalahan pokok dalam bidang penataan ruang adalah; masih belum efektifnya
pengendalian pemanfaatan ruang strategis provinsi, serta masih kurang terpadunya penataan ruang
Mengingat permasalahan pokok dalam bidang keciptakaryaan dan penataan ruang tersebut
yang secara prinsip menyangkut hajat hidup masyarakat luas, khususnya menunjang terpenuhinya
kebutuhan untuk mendapatkan pelayanan hunian dan kualitas lingkungan hidup yang sehat dan
layak, serta termaktub dalam RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 pada :
Misi 2 : “Meningkatkan pembangunan ekonomi yang inklusif, mandiri, dan berdaya saing,
3
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penyusunan LKj-IP Tahun 2016 ini adalah sebagai wujud pertanggung
jawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang
Provinsi Jawa Timur pada tahun 2016 dan sarana untuk mengkomunikasikan dan menjawab apa
Penyusunan LKj-IP Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Provinsi Jawa Timur merupakan
salah satu dokumen pelaporan yang tidak dapat terlepas dari Substansi dokumen-dokumen
peraturan dan perencanaan yang menjadi landasan dan acuan penyusunannya, yang dijabarkan
dalam :
a. Umum
▪ Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi
▪ Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97,
4
▪ Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
▪ Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata
▪ Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Timur tahun 2005 – 2025 (Lembaran
▪ Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan
b. Penataan Ruang :
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
▪ Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban
serta Bentuk dan Tata Cara Peran serta Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik
▪ Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48);
5
c. Perumahan & Permukiman
Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan
Hidup (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 140 Tambahan Lembaran Negara Nomor
5059);
Dinas adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang Pekerjaan Umum, Cipta Karya
dan Tata Ruang yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas, berkedudukan dibawah dan bertanggung
jawab kepada Gubernur. Dinas mempunyai tugas membantu Gubernur dalam melaksanakan
pemerintahan dan pembangunan di bidang Permukiman serta tugas pembantuan dan dekonsentrasi
yang diberikan oleh Pemerintah Pusat. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya
6
dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur mengacu pada Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor :
09 Tahun 2008.
Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa
Timur berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No. 29 tahun 2008, terdiri dari :
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat;
e. Bidang Perumahan;
7
Gambar 1.1. Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang
KEPALA DINAS
BIDANG TATA RUANG BIDANG TATA BIDANG PERUMAHAN BIDANG AIR BERSIH DAN
BANGUNAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN
8
1.4.2. Tugas dan Fungsi
Dinas adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang Pekerjaan Umum, Cipta Karya
dan Tata Ruang yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dan berkedudukan dibawah dan
bertanggung jawab kepada Gubernur. Dinas mempunyai tugas membantu Gubernur dalam
dan dekonsentrasi yang diberikan oleh Pemerintah Pusat. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan
Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur mengacu pada Peraturan Daerah Provinsi
a. Kepala Dinas
b. Sekretaris
keuangan, hubungan masyarakat dan protokol. Untuk menyelenggarakan tugas Bagian Tata Usaha
mempunyai fungsi:
9
c. Bidang Tata Ruang
Bidang Tata Ruang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas di bidang
penataan ruang. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Tata Ruang mempunyai fungsi :
penetapan kriteria perubahan fungsi ruang lintas kabupaten atau kota dan kawasan
perwujudan struktur dan pola pemanfaatan ruang kawasan strategis dan lintas
10. Pemberian izin pemanfaatan ruang, pembatalan izin pemanfaatan ruang yang tidak
yang tidak sesuai NSPM yang tidak bisa diselesaikan tingkat Kabupaten/Kota;
antar Kabupaten/Kota;
10
13. Pelaksanaan pengawasan terhadap penataan ruang wilayah Provinsi dan wilayah
Kabupaten/Kota.
Bidang Tata Bangunan mempunyai tugas melaksanakan tugas dinas di bidang tata
bangunan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Tata Bangunan mempunyai fungsi :
negara beserta lingkungannya mengacu pada norma, standart, prosedur, dan kriteria
yang ada;
e. Bidang Perumahan
2. Pembinaan dan pengaturan bidang perumahan yang meliputi penyiapan produk dan
11
f. Bidang Air Bersih Penyehatan Lingkungan Permukiman
tugas dinas di bidang air bersih dan penyehatan lingkungan permukiman. Untuk melaksanakan
tugas tersebut, Bidang Air Bersih Penyehatan Lingkungan Permukiman mempunyai fungsi :
UPT mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang informasi teknologi
bangunan perumahan permukiman. Untuk melaksanakan tugas dimaksud UPT mempunyai fungsi :
evaluasi analisis serta saran teknis bahan bangunan, srtruktur bangunan perumahan
dan permukiman;
12
1.4.3. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat dan Golongan, Jumlah Pejabat
2 4 72 1 8 92 62 2 243
PANGKAT GOLONGAN
JUMLAH
GOLONGAN I GOLONGAN II GOLONGAN III GOLONGAN IV
2 50 154 37 243
25 0 25
13
Grafik 1.2. Persentase Jumlah Pegawai Menurut Pangkat dan Golongan
14
2.1. Rencana Strategis Tahun 2014 - 2019
Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur
tahun 2014-2019, merupakan tindak lanjut atas ketentuan dalam UU 25 Tahun 2004 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur tahun 2014-2019
khususnya pada bidang keciptakaryaan dan penataan ruang. Selain itu juga sebagai instrumen
untuk melakukan pengukuran kinerja Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi
Jawa Timur sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Timur No. 9 Tahun 2008 dan Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Timur No. 90 dan 127 Tahun 2008.
Secara garis besar permasalahan pokok bidang perumahan dan permukiman meliputi;
rendahnya tingkat pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau, belum
perumahan, terbatasnya lahan murah untuk pembangunan perumahan dan rendahnya efisiensi
15
dalam pembangunan perumahan, terbatasnya akses Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
dalam memenuhi kebutuhan perumahan yang layak, dan lemahnya akses masyarakat terhadap
sumberdaya perumahan.
Adapun permasalahan pokok air bersih dan air limbah meliputi; peningkatan pelayanan air
bersih di perkotaan dan perdesaan khususnya untuk penduduk miskin dan daerah kekeringan
berjalan lambat, rendahnya kualitas manajemen pengelolaan air minum yang dilakukan oleh
PDAM, stagnasi dalam penurunan tingkat kebocoran air (teknis maupun non teknis),
permasalahan tarif air minum yang tidak mampu mengimbangi biaya produksi, sehingga tidak
dapat mencapai kondisi pemulihan biaya (cost recovery), pelayanan air bersih non perpipaan
(sebagian besar di perdesaan) belum teridentifikasi secara kuantitatif maupun kualitatif berdasarkan
kondisi air yang dikonsumsi secara mandiri, masih terbatasnya pelayanan pengolahan sistim air
limbah terpusat (sistim sewerage) di perkotaan, pengolahan lumpur tinja belum efektif karena
penerapan ’3R’ (Reduce,Reuse,Recycle) dalam upaya pengurangan volume sampah dari sumbernya,
belum mantapnya sistem pembiayaan dan pengelolaan retribusi sampah, serta belum optimalnya
upaya pengelolaan sampah yang dapat menghasilkan cost recovery, masih lemahnya
kelembagaan insitusi pengelola sampah dan belum optimalnya kerjasama antar daerah dalam
pengeloaan sampah terpadu, kurang berfungsinya saluran drainase sebagai pematus air hujan,
belum mantapnya peraturan dan standar pemanfaatan drainase, penanganan masalah banjir
perkotaan masih secara parsial dan belum terkonseptual karena terbatasnya dokumen
perencanaan induk dan perencanaan detail drainase yang seharusnya dapat dipakai sebagai acuan
dalam menyusun rencana tindak, belum memadainya sistem dan pendanaan untuk pemeliharaan
drainase.
Permasalahan pokok dalam bidang penataan ruang adalah; masih belum efektifnya
pengendalian pemanfaatan ruang, serta masih kurang terpadunya penataan ruang lintas
perbatasan Kab/Kota.
Mengingat permasalahan pokok dalam bidang keciptakaryaan dan penataan ruang tersebut
yang secara prinsip menyangkut hajat hidup masyarakat luas, khususnya menunjang terpenuhinya
16
kebutuhan untuk mendapatkan pelayanan hunian dan kualitas lingkungan hidup yang sehat dan
layak, maka pada pelaksanaan pembangunannya disamping harus dilandasi oleh hasil evaluasi
pencapaian sasaran dan permasalahan juga perlu didukung dengan suatu perencanaan program
yang konseptual dan realistis, serta mengacu pada arah dan kebijakan pembangunan yang tertuang
dalam dokumen-dokumen perencanaan formal baik tingkat Nasional maupun Provinsi. Dengan
tersusunnya perencanaan strategis Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi
Jawa Timur diharapkan lebih lanjut dapat disusun tahapan pencapaian hasil secara lebih obyektif
untuk dapat memberikan komitmen dan orientasi target dan sasaran pada masa depan pada
Renstra Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur Tahun
2014–2019 dibuat berdasar pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Timur Tahun 2014–2019 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Jawa Timur
tanggal 27 Maret 2014 nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
2.1.1. Visi
Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode
perencanaan, yang mencerminkan harapan yang ingin dicapai dilandasi oleh kondisi dan potensi
serta prediksi tantangan dan peluang pada masa yang akan datang. Berdasarkan makna tersebut
dan sesuai dengan Visi Pemerintah Propinsi Jawa Timur 2014-2019 maka Visi pembangunan yang
menjadi acuan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur adalah:
BERKELANJUTAN”
2.1.2. Misi
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan dan
diwujudkan agar tujuan dapat terlaksana dan berhasil dengan baik sesuai dengan Visi yang telah
ditetapkan. Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi serta dilandasi oleh Visi maka Misi Dinas
Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut :
17
1. Mewujudkan lingkungan permukiman yang layak huni dan mendorong masyarakat untuk
2. Mewujudkan pemenuhan kebutuhan sarana pelayanan air bersih dan penyehatan lingkungan
3. Memberikan arah pemanfaatan ruang yang mantap melalui penyusunan perencanaan dan
pengendalian Tata Ruang yang lengkap dengan dilandasi oleh legalitas hukum.
Tujuan dan sasaran merupakan penjabaran Visi dan Misi Dinas Pekerjaan Umum Cipta
Karya dan Tata Ruang yang spesifik dan terukur dalam pembangunan jangka menengah bidang
permukiman. Berdasarkan ruang lingkup serta mengacu pada RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-
2019, maka tujuan pembangunan bidang keciptakaryaan dan penataan ruang secara garis besar
3. Memenuhi hak dasar masyarakat atas air bersih dan sanitasi yang layak,
4. Meningkatkan kualitas perencanaan Tata Ruang yang dilandasi dengan legalitas hukum
18
2.1.3.1. Tujuan
Limbah
▪ Memenuhi hak dasar masyarakat atas air bersih dan sanitasi yang layak.
▪ Meningkatkan kualitas perencanaan Tata Ruang yang dilandasi dengan legalitas hukum
Tabel 2.1 Matriks Hubungan antara Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
19
2.1.3.2. Sasaran
Sasaran pembangunan bidang keciptakaryaan didasari oleh target capaian pelayanan yang
ideal sesuai dengan referensi maupun regulasi yang relevan, yaitu dengan perhitungan yang
Peningkatan efektivitas kinerja penyediaan dan pengelolaan air minum dan sanitasi :
20
Tabel 2.2 Matriks Hubungan antara Tujuan dan Sasaran
TUJUAN SASARAN
1 2 3 4
Meningkatkan Menurunnya Jumlah Meningkatnya Persentase Kepala
penyediaan rumah Backlog Rumah ketersediaan rumah bagi Keluarga/ Masyarakat
bagi KK Masyarakat Masyarakat yang Berpenghasilan
Berpenghasilan Berpenghasilan Rendah Rendah yang Memiliki
Rendah (MBR) (MBR) untuk Rumah Layak Huni
menurunkan jumlah
backlog rumah Persentase Rusunawa
yang dihuni oleh kepala
keluarga yang berhak
Kebijakan adalah arah yang diambil dalam menentukan bentuk konfigurasi program dan
kegiatan untuk mencapai tujuan. Kebijakan dapat bersifat internal, yaitu kebijakan dalam mengelola
1. Peningkatan pemenuhan rumah layak huni bagi seluruh masyarakat khususnya MBR,
21
3. Mengurangi permukiman kumuh di perkotaan,
5. Peningkatan jumlah penelitian dan pengujian serta penyebaran informasi teknologi di bidang
Sanitasi
Arah kebijakan program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah
meliputi :
Dalam rangka merealisasikan Strategi penataan ruang dimaksud, diperlukan arah kebijakan
sebagai berikut :
1. Mengoptimalkan peran Tata Ruang sebagai acuan koordinasi dan sinkronisasi pembangunan
dengan penjabaran hanya sampai kepada Program hingga perlu dioperasionalisasikan dengan
perencanaan yang lebih mikro sampai penjabaran terakhir pada kegiatan-kegiatan namun masih
dalam satu rangkuman dari seluruh perencanaan pembangunan baik untuk Kementrian/ Lembaga
di Pusat dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Daerah, perencanaan yang lebih mikro tadi
disebut dengan Rencana Kerja Perangkat (RKP) di Pusat dan RKPD di Daerah.
Sehingga pada akhirnya RKP yang diamanahkan oleh Undang-undang Nomor 25 Tahun
2004 dirancang untuk Pemerintah Pusat, dan RKPD yang diamanahkan oleh Undang-undang Nomor
32 Tahun 2004 dirancang untuk Pemerintah Daerah, di Jawa Timur telah ditetapkan dengan
22
Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 40 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pembangunan
dan Reformasi Birokrasi (PERMENPAN & RB) Nomor : 29 Tahun 2010 Pedoman Penyusunan
Adapun Rencana Kinerja Tahun 2016 Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang
1 2 3 4
Meningkatkan Meningkatnya Persentase Kepala 95,76%
penyediaan rumah ketersediaan rumah bagi Keluarga/ Masyarakat
bagi KK Masyarakat Masyarakat yang Berpenghasilan
Berpenghasilan Rendah Rendah yang Memiliki
Berpenghasilan
(MBR) untuk Rumah Layak Huni
Rendah (MBR) menurunkan jumlah
backlog rumah Persentase Rusunawa 100%
yang dihuni oleh kepala
keluarga yang berhak
23
2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Rencana Kinerja Tahunan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi
Jawa Timur Tahun 2016 yang telah dibuat untuk melaksanakan kegiatan, program dan sasaran di
tahun 2016 menjadi tumpuan bagi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi
Jawa Timur untuk mewujudkan kinerja Output ataupun Outcome yang ditetapkan dalam Penetapan
Kinerja Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
berdasarkan pada Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan
Korupsi yang ditindaklanjuti dengan surat edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor
Aparatur Negara nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang menjadikan Penetapan Kinerja sebagai
komitmen kinerja Gubernur Jawa Timur dinyatakan dalam Perjanjian Kinerja, sebagaimana dapat
dilihat pada lampiran Penetapan Kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016.
Penetapan Kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 dijadikan acuan
untuk mengukur Kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 dan melaporkannnya
dalam LKj-IP.
24
Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj-IP) Dinas
Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur tidak terlepas dari rangkaian
mekanisme fungsi perencanaan yang sudah berjalan mulai dari Perencanaan Strategis (Renstra)
dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) ataupun Rencana Kinerja Tahunan (RKT), dan
Penetapan Kinerja (PK) Pemerintah Provinsi Jawa Timur, pun tidak terlepas dari pelaksanaan
pembangunan itu sendiri sebagai fungsi Actuating dari berbagai piranti perencanaan yang sudah
dibuat tersebut, hingga kemudian sampailah pada saat pertanggung jawaban pelaksanaan
pengukuran antara yang diukur dengan piranti pengukurannya. Pertanggung jawaban pengukuran
yang diukur adalah kegiatan, program, dan sasaran, yang prosesnya adalah sejauh mana kegiatan,
program, dan sasaran dilaksanakan tidak salah arah dengan berbagai piranti perencanaan yang
telah dibuat.
25
3.1. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2016
Indokator Kinerja Sasaran dengan realisasinya. Setelah dilakukan penghitungan akan diketahui
selisih atau celah Kinerja. Selanjutnya berdasarkan selisih Kinerja tersebut dilakukan evaluasi guna
mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan Kinerja dimasa yang akan datang
(performance improvement).
Dalam memberikan penilaian tingkat capaian Kinerja setiap sasaran, menggunakan skala
Pengukuran kinerja Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi
Jawa Timur tahun 2016 menggunakan metode yang diatur dalam Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : 29 tahun 2010 tentang
Pemerintah.
Hasil pengukuran kinerja beserta evaluasi setiap tujuan dan sasaran Dinas Pekerjaan
Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur tahun 2016 disajikan sebagai berikut:
26
3.2.1. Meningkatkan Ketersediaan Rumah bagi KK Masyarakat Berpenghasilan
Rendah (MBR)
(MBR).
1 Persentase Kepala
Keluarga /
Masyarakat
Berpenghasilan
Rendah yang 94,66% 94,93% 95,08% 95,23% 95,36% 95,76% 95,61%
Memiliki Rumah
Layak Huni
2 Persentase
Rusunawa yang
dihuni oleh Kepala 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Keluarga yang
Berhak
Sumber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim
yang Memiliki Rumah Layak Huni senantiasa menunjukkan kenaikan selama 6 tahun terakhir sejak
tahun 2011 s/d 2016 sebagai berikut. Pada tahun 2011 mencapai sebesar 94,66%, sementara pada
tahun 2012 mencapai sebesar 94,93%. Pada tahun 2013 mencapai 95,08% dan pada tahun 2014
sebesar 95,23%. Tahun 2015 mencapai 95,36%, sedangkan pada tahun 2016 dari target yang
27
ditentukan sebesar 95,76% terealisasi mencapai 95,61% ada kenaikan dari tahun 2015 sebesar
0,25%.
Tahun 2010 kondisi kebutuhan rumah (backlog) di Jawa Timur sejumlah 520.000 KK dan
ketersediaan rumah yang layak huni yang didukung oleh fasilitas sarana prasarananya (PSU) yang
peruntukannya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan harga terjangkau. Kedua
indikator tersebut bertujuan untuk menurunkan angka "backlog" rumah yang menyatakan
kekurangan/selisih antara jumlah Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah rumah (asumsi ideal 1
rumah per KK/5 orang) adalah ditujukan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan perumahan
dan permukiman, baik di perkotaan maupun di perdesaan melalui penyediaan perumahan yang
layak huni dengan harga terjangkau, serta penyediaan sarana dan prasarana penunjang seperti air
bersih, air Limbah maupun sarana permukiman lainnya agar terwujud lingkungan perumahan yang
sehat, aman dan nyaman. Adapun kegiatan untuk menurunkan Backlog rumah terdiri dari :
Rumah merupakan kebutuhan dasar dalam kehidupan manusia, namun pada kenyataannya
di Jawa Timur masih banyak masyarakat yang belum mampu menikmati kehidupannya dalam
rumah yang layak, sehat, aman dan berada pada lingkungan yang sehat dan layak huni.
Tabel 3.3 Persentase Capaian Jumlah KK terbangun melalui Rumah Sejahtera Tapak di
Jawa Timur Tahun 2011-2016
28
Pembangunan perumahan dan permukiman diarahkan untuk memenuhi kebutuhan akan
perumahan yang layak huni serta penyediaan sarana dan prasarana penunjangnya. Pembangunan
perumahan itu sendiri serta penyediaan sarana prasarana penunjangnya yang meliputi penyediaan
Penyediaan perumahan di Jawa Timur dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan
Tabel 3.4 Pengukuran Kinerja Kegiatan Perumahan yang terbangun PSU dan Persentase
RTLH yang direnovasi Tahun 2011 s/d 2016
Perumahan yang
1 20,85% 26,44% 31,42% 33,90% 35,05% 40,14% 37,20%
terbangun PSU
2 RTLH yang direnovasi 19,99% 24,52% 28,23% 31,26% 36,04% 39,37% 39,51%
Sumber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim
kenaikan selama 6 tahun terakhir sejak tahun 2011 s/d 2015. Dari capaian awal di tahun 2011
sebesar 20,85%, pada tahun 2012 mencapai 26,44%, pada tahun 2013 mencapai sebesar 31,42%.
Sementara pada tahun 2014 mencapai sebesar 33,90% dan pada tahun 2015 tercapai sebesar
35,05%. Tahun 2016 dari target yang ditentukan yaitu sebesar 40,14% tercapai realisasi sebesar
37,20%.
29
c. Renovasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH)
Sedangkan pencapaian kegiatan RTLH yang direnovasi selama lima tahun terakhir dapat
digambarkan sebagai berikut yakni pada tahun 2011 Persentase RTLH yang direnovasi sebesar
19,99% pada tahun 2012 meningkat sebesar 24,52%. Pada tahun 2013, 2014, dan 2015 terjadi
peningkatan pembangunan yakni masing-masing 28,23%, 31,26% dan 36,04%. Pada tahun 2016
pembangunan tersebut mencapai 39,51% melebihi dari target yang ditetapkan yaitu 39,37%.
JUMLAH 253.439 20.000 15.545 15.106 11.498 9.400 7.686 12.141 8.772
JUMLAH KOMULATIF 20.000 35.545 50.651 62.149 71.549 79.235 91.335 100.148
30
3.2.1.2. Persentase Rusunawa yang dihuni oleh Kepala Keluarga yang Berhak
Pencapaian Indikator Persentase Rusumawa yang dihuni oleh Kepala Keluarga yang
Berhak selama 6 tahun terakhir sejak tahun 2011 s/d 2015 berhasil dipertahankan capaiannya
sebesar 100%. Begitu pula pada tahun 2016 capaianya juga masih berhasil dipertahankan sebesar
Adapun Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) yang telah terbangun oleh Pemerintah
Tabel 3.6 Target dan Realisasi Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa
(RUSUNAWA) Tahun 2011 – 2016
Target Realisasi
No Tahun
(TB) (TB)
1 2011 25 15
2 2012 40 18
3 2013 12 12
4 2014 14 12
5 2015 1 1
6 2016 1 1
Sumber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim
Sedangkan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) yang telah dibangun oleh
Pemerintah Provinsi Jawa Timur dibanding dengan Nasional adalah sebagai berikut :
31
Grafik 3.1 Perbandingan Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa
(RUSUNAWA) Tingkat Provinsi dan Nasional Tahun 2011–2016
• Belum memadainya prasarana dan sarana dasar lingkungan perumahan dan permukiman.
32
b. Solusi terhadap permasalahan diatas melalui :
• Peningkatan pemenuhan rumah layak huni bagi seluruh masyarakat khususnya MBR.
• Pembangunan Rusunawa.
2005 -2024 ditargetkan pada tahun 2020 sudah tidak ada lagi permukiman kumuh di perkotaan,
bahkan dipertegas lagi pada konsep RPJMN 2014-2019 bidang cipta karya bahwa pada tahun 2019
Penuntasan kawasan kumuh di kawasan perkotaan ini memang sangat perlu perhatian
yang serius, dengan perkembangan yang cepat dan aglomerasi perkotaan di kawasan ini semakin
tinggi tentu menjadikan kebutuhan akan pemukiman dan tempat tinggal semakin tinggi juga. Dari
hasil indentifikasi kawasan kumuh Provinsi Jawa Timur tahun 2015 sekitar 3.840 ha. Pada Tahun
PENGURANGAN
KAWASAN
NO KABUPATEN/KOTA KUMUH
Ha
1 Kabupaten Bondowoso 1,83
2 Kabupaten Gresik 6,23
3 Kabupaten Jombang 23,03
4 Kabupaten Lamongan 11,76
5 Kabupaten Lumajang 2,84
6 Kabupaten Malang 5,24
7 Kabupaten Ponorogo 0,11
8 Kabupaten Probolinggo 4,87
9 Kabupaten Sidoarjo 12,29
10 Kabupaten Situbondo 35,18
11 Kabupaten Sumenep 13,06
12 Kabupaten Tulungagung 28,69
13 Kota Blitar 12,58
14 Kota Malang 65,41
15 Kota Mojokerto 161,39
16 Kota Pasuruan 64,62
17 Kota Probolinggo 4,87
18 Kota Surabaya 1,29
JAWA TIMUR 455,30
Sumber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim
33
Tabel 3.9 Pengukuran Indikator Persentase Penanganan Permukiman Kumuh di
Perkotaan Tahun 2015-2016
CAPAIAN
TINGKAT
NO TAHUN TARGET REALISASI TINGKAT
NASIONAL
PROVINSI
1 2015 5,7% 4,74% 4,74% 8,10%
perkotaan pada tahun 2015 mencapai 5,7% dari target yang telah ditetapkan sebesar 4,74%.
Sedangkan pada tahun 2016 mengalami peningkatan yaitu mencapai 12,85% dari yang ditargetkan
sebesar 13,31%. Capaian nasional pada tahun 2016 yaitu sebesar 6,00%.
34
• Menurunnya daya dukung lingkungan permukiman.
• Peningkatan pemenuhan rumah layak huni bagi seluruh masyarakat khususnya MBR.
• Pembangunan Rusunawa.
3.2.3. Memenuhi Hak Dasar Masyarakat atas Air Bersih dan Sanitasi yang Layak
Tujuan Memenuhi hak dasar masyarakat atas air bersih dan sanitasi yang layak. Adalah
untuk pemenuhan sarana air bersih bagi masyarakat dan pemenuhan sarana prasarana air limbah
yang aman bagi masyarakat baik diperkotaan maupun perdesaan untuk menuju taraf hidup yang
sehat.
indikatornya direpresentasikan dengan tingkat pelayanan air bersih di perkotaan dan di perdesaan
yang membandingkan antara jumlah kapasitas sarana dan prasarana air bersih yang ada dengan
Tabel 3.10 Pengukuran Indikator Persentase Pelayanan Air Bersih di Perkotaan dan
Pedesaan Tahun 2011 – 2016
Persentase
1 pelayanan air
61,81% 62,51% 64,89% 66,76% 72,77% 78,71% 73,26%
bersih perkotaan
Persentase
pelayanan air
2
bersih di 55,43% 56,88% 57,93% 57,97% 69,45% 76,53% 70,86%
pedesaan
Sumber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim
35
3.2.3.1. Pelayanan Air Bersih Perkotaan dan Perdesaan
tahun terakhir sejak tahun 2011 s/d 2016 sebagaimana tabel berikut:
Tabel 3.11 Target dan Capaian Pelayanan Air Bersih di Perkotaan dan Pedesaan Tahun
2011 – 2016 terhadap Target Nasional
Sumber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim
Grafik 3.3 Perbandingan Pelayanan Air Bersih Tingkat Provinsi dan Nasional Tahun
2011 - 2016
Langkah operasional untuk mencapai target dan sasaran tersebut dapat mencakup
36
perkotaan atau pengentasan kemiskinan maupun pembangunan sektoral, misalnya pengembangan
wilayah pemukiman dan wilayah industri, Program-program stimulan kepada masyarakat yang
berpenghasilan rendah (MBR) yang dikaitkan dengan penyediaan sarana air bersih kepada rumah
Sumber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim
37
Capaian Idikator Kinerja Pelayanan Air Bersih di Perkotaan dan di Perdesaan ini didukung
▪ Penyediaan dan Pengelolaan sarana dan prasarana air bersih di perdesaan dan daerah rawan
air;
Tingkat pelayanan air bersih pada tahun 2016 terjadi peningkatan baik di perkotaan
maupun di perdesaan, di perkotaan meningkat sebesar 0,49% dibanding tahun 2015, Tetapi bila
ditinjau dari jumlah penduduk perkotaan pada tahun 2016 terjadi penurunan prosentase pelayanan.
Hal ini disebabkan karena selama kurun waktu 2015–2016 telah terjadi kenaikan jumlah penduduk
perkotaan, dimana peningkatan penyediaan sarana air bersih belum sebanding dengan
pertambahan penduduk perkotaan di Jawa Timur. Sedangkan di pedesaan capaian pada tahun 2016
yang membandingkan antara jumlah KK yang membutuhkan pasarana sanitasi di perkotaan dan di
tahun terakhir sejak tahun 2011 s/d 2016 sebagaimana tabel berikut :
Persentase
pelayanan air
1 76,54% 77,19% 77,70% 78,09% 78,10% 82,23% 79,60%
limbah
perkotaan
Persentase
pelayanan air
2 46,38% 46,49% 46,54% 46,59% 48,66% 60,35% 51,02%
limbah
pedesaan
Sumber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim
Tabel 3.14 Target dan Capaian Pelayanan Air Limbah di Perkotaan dan Perdesaan
Tahun 2011 – 2016 terhadap Target Nasional
38
PERKOTAAN (%) PERDESAAN (%) TARGET CAPAIAN
TINGKAT
NO TAHUN TINGKAT TINGKAT
NASIONAL
TARGET REALISASI TARGET REALISASI PROVINSI PROVINSI
Sumber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim
lumpur tinja belum efektif karena masih rendahnya pemanfaatan sarana IPLT yang sudah
terbangun realisasi tahun 2016 sebesar 65,31% sedangkan capaian air limbah nasional 70,00%.
39
3.2.3.3. Permasalahan dan Solusi
• Rendahnya peningkatan pelayanan air bersih di perkotaan dan perdesaan serta khususnya
• Rendahnya kualitas manajemen pengelolaan air minum yang dilakukan oleh PDAM.
• Stagnasi dalam penurunan tingkat kebocoran air (teknis maupun non teknis).
• Permasalahan tarif air minum yang tidak mampu mengimbangi biaya produksi, sehingga
• Pada beberapa daerah terjadi konflik kepentingan dalam pemanfaatan sumber air baku. Hal
ini disebabkan adanya kepentingan peruntukan sumber air tersebut untuk non air bersih,
• Pelayanan air bersih non perpipaan (sebagian besar di perdesaan) belum teridentifikasi
secara kuantitatif maupun kualitatif berdasarkan kondisi air yang dikonsumsi secara mandiri.
• Masih terbatasnya pelayanan pengolahan sistim air limbah terpusat (sistim sewerage) di
perkotaan.
• Belum memadainya pelayanan sanitasi yang hal itu akan dapat memberikan kontribusi
• Pengolahan lumpur tinja belum efektif karena masih rendahnya pemanfaatan sarana IPLT
• Tidak berfungsinya saluran drainase sebagai pematus air hujan,hal ini disebabkan antara lain
penegakan hukum khususnya dalam perambahan badan air termasuk saluran drainase di
kawasan perkotaan.
• Penanganan masalah banjir perkotaan masih secara parsial dan tidak konseptual karena
terbatasnya dokumen perencanaan induk dan perencanaan detail drainase yang seharusnya
• Belum terpadunya kerjasama antar instansi terkait maupun antar pemerintah daerah dalam
40
b. Solusi terhadap permasalahan diatas melalui :
• Peran serta seluruh stakeholder dalam upaya mencapai sasaran pembangunan air bersih di
• Menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia usaha (swasta) untuk berperan serta dalam
efisiensi pelayanan dan efisiensi pemanfaatan sumber daya alam (air baku).
• Peran serta seluruh stakeholder dalam upaya mencapai sasaran pembangunan Air Limbah
• Menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia usaha (swasta) untuk berperan serta dalam
• kerjasama antar instansi terkait maupun antar pemerintah daerah dalam penanganan
Tujuan Meningkatkan kualitas perencanaan tata ruang yang dilandasi dengan legalitas
hukum sehingga dapat digunakan sebagai acuan pemanfaatan dan pengendalian ruang pada
dilihat melalui indikator Persentase Luas Kawasan yang Peruntukannya sesuai Tata Ruang.
Untuk perhitungan indikator kinerja bidang penataan ruang tidak bisa memakai luasan
dikarenakan beberapa hal diantaranya dalam Rencana Tata Ruang, luasan wilayah perencanaan
belum bisa ditentukan sebelum delineasi wilayah perencanaan ditetapkan. Tahapan delineasi tata
ruang dilakukan dengan memperhatikan keterkaian fungsi, keterkaitan batas fisik, keterkaitan
administrasi.
41
Penentuan Persentase Luas Kawasan yang Peruntukannya sesuai Tata Ruang dilihat dari
beberapa capaian diantaranya Persentase jumlah Perda RTRW Kab/kota, Persentase jumlah
kawasan strategis Propinsi yang telah dikendalikan, Persentase jumlah kawasan perkotaan yang
telah dikendalikan, dan Persentase jumlah kawasan pengendalian ketat yang telah dikendalikan.
Berikut ini adalah cara penghitungan setiap capaian. Progress tiap poin capaian bidang penataan
Terdapat 26 Kawasan Strategis Provinsi yang telah dikendalikan dengan rincian Tahun
2011 terdapat 3 KSP, tahun 2012 bertambah 2 KSP, tahun 2013 bertambah 7 KSP, tahun 2014
bertambah 3 KSP, dan tahun 2015 bertambah 3 KSP. Sedangkan pada tahun 2016 berlambah lagi 8
KSP.
2016 0 38 0 100
Sumber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim
42
Terdapat 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Hingga tahun 2014 sudah ada 37 Perda
RTRW Kabupaten/Kota yang telah ditetapkan. Hanya 1 Kabupaten yang belum menetapkan Perda
RTRW yaitu Kabupaten Jember. Pada tahun 2015 Raperda RTRW Kabupaten Jember sudah
mendapat rekomendasi Gubernur dan Persetujuan Substansi BKPRN dan telah mendapat
penetapan Raperda oleh DPRD Kabupaten Jember. Sehingga tahun 2016 sudah tidak ada lagi
Tabel. 3.17 Persentase Jumlah Kawasan Perkotaan yang telah Dikendalikan Tahun
2013 - 2016
ASUMSI JUMLAH
RDTR YANG
KESELURUHAN
TELAH KELUAR % INDIKATOR
TAHUN AKUMULASI RDTR YANG
PERSETUJUAN KINERJA
DIAJUKAN 38
SUBSTANSINYA
KAB/KOTA
Persentase jumlah kawasan perkotaan yang telah dikendalikan dilihat melalui Jumlah
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kabupaten/Kota yang telah keluar persetujuan substansinya.
Pada Tahun 2013 baru 2 RDTR yang sudah mendapat persetujuan substansi, dan pada tahun 2014
bertambah 2 RDTR sehingga total ada 4 RDTR yang sudah mendapat persetujuan substansi. Pada
tahun 2015 telah ada 24 RDTR yang sudah mendapat persetujuan substansi. Sedangkan pada
tahun 2016 telah ada 43 RDTR yang sudah mendapat persetujuan substansi.
43
3.2.4.3. Persentase Jumlah Kawasan Pengendalian Ketat yang telah
Dikendalikan
Tabel 3.18 Persentase Jumlah Kawasan Pengendalian Ketat yang telah Dikendalikan
Tahun 2010 - 2016
JUMLAH KAB/KOTA %
JUMLAH IPR YANG
TAHUN YANG INDIKATOR
DITERBITKAN
MENGAJUKAN IPR KINERJA
2010 26 11 6,22
2011 37 7 13,91
2012 32 10 8,42
2013 39 11 9,33
2014 47 15 8,25
2015 10 5 4,71
2016 50 10 20,00
Sumber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim
Persentase jumlah kawasan pengendalian ketat yang telah dikendalikan dilihat melalui
jumlah Ijin Pemanfaatan Ruang (IPR) yang diterbitkan. Setiap tahun terdapat beberapa IPR yang
diterbitkan sebagai instrument pengendalian pemanfaatan ruang. Pada tahun 2014 terdapat 47
IPR, sedangkan pada tahun 2015 terdapat 10 IPR yang diterbitkan. Sedangkan tahun 2016
Meningkatkan
kualitas perencanaan
Persentase
tata ruang yang
Luas
dilandasi dengan Meningkatkan
kawasan
legalitas hukum Luas kawasan 49,98 23,86 35,15 34,04 36,68 41,71 47,90 95,83
yang
sehingga dapat yang sesuai
peruntukann
digunakan sebagai dengan RTRW
nya sesuai
acuan pemanfaatan
tata ruang
dan pengendalian
ruang
Sumber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim
44
Indikator Kinerja Persentase Luas Kawasan yang peruntukannya sesuai tata ruang
menunjukkan pencapaian sebagai berikut, dengan kondisi awal pada tahun 2011 dengan capaian
sebesar 23,86%, pada tahun 2012 capaian sebesar 35,15%, pada tahun 2013 capaian sebesar
34,04%, pada tahun 2014 sebesar 36,68% dan pada tahun 2015 capaian sebesar 41,71%. Target
pada tahun 2016 sebesar 49,98% dan tercapai sebesar 47,90%, maka terdapat capaian sebesar
95,83%.
• Tidak mempunyai kewenangan untuk menyusun Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
• Kewenangan provinsi adalah menyusun rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi.
• Rata – Rata Kabupaten/Kota belum mampu untuk menyusun Rencana Kawasan Tata Ruang
meminta dibantu provinsi untuk menyusun Rencana Kawasan Tata Ruang Strategis maupun
• Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur melayani
Ruang Strategis maupun Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota selaku Tim Evaluasi
Pelaksanaan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Cipta
Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur dalam kurun waktu tahun 2016 yang tertuang didalam
DPA Tahun 2016 dan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (P. APBD) Tahun 2016,
45
Tabel 3.20 Akuntabilitas Keuangan Tahun 2016
ANGGARAN
REALISASI
KODE URAIAN SETELAH
PERUBAHAN Rp. %
1 2 3 4 5
Program Pelayanan Administrasi
1 03 0500 01 2.304.356.810,00 2.247.468.500,00 97,53
Perkantoran
Program Pengembangan
1 04 0500 15 83.793.292.000,00 78.627.680.293,00 93,84
Perumahan
Pengembangan kawasan siap bangun
dan atau lingkungan siap bangun di
1 04 0500 15 012 4.177.937.700,00 3.941.301.415,00 94,34
kota-kota metropolitan dan kota-kota
besar
Pengembangan Kawasan Agropolitan,
Pembangunan/ Perbaikan sarana
1 04 0500 15 021 2.424.332.650,00 1.912.026.404,00 78,87
prasarana kawasan Agropolitan Jawa
Timur
Pengembangan dan Pengelolaan
04 0500 15 050 32.607.140.000,00 30.821.630.005,00 94,52
1 Rumah Susun Sederhana Sewa (
Rusunawa )
Pembangunan/Rehabiltasi bangunan
1 04 0500 15 056 34.325.622.000,00 32.443.095.205,00 94,52
Gedung Pemerintah Propinsi Jatim
Pendampingan Pembuatan Laporan
1 04 0500 15 062 Pelaksanaan Renovasi Rumah Tidak 1.410.970.650,00 1.219.996.800,00 86,47
Layak Huni di Jawa Timur
Pengembangan Teknologi Tepat Guna
1 04 0500 15 075 1.210.000.000,00 1.024.639.820,00 84,68
Bidang Perumahan dan Permukiman
Pengembangan Data/Informasi Bidang
1 04 0500 15 076 1.500.000.000,00 1.421.078.051,00 94,74
Perumahan dan Permukiman
46
ANGGARAN
REALISASI
KODE URAIAN SETELAH
PERUBAHAN Rp. %
1 2 3 4 5
Program Pengendalian
05 0500 17 428.200.995,00 418.823.005,00 97,81
1 Pemanfaatan Ruang
Sumber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim
47
Dari uraian permasalahan dan program pembangunan bidang perumahan dan permukiman
di Jawa Timur, antara lain dapat disimpulkan bahwa capaian pelayanan (% penduduk terlayani)
bidang permukiman (Air Bersih, Air Limbah) sampai dengan tahun 2016 masih relatif rendah
Untuk memenuhi kebutuhan sesuai capaian pelayanan sampai dengan 2016 sesuai target
ideal berdasarkan MDGs maupun GNPSR diperlukan dana yang sangat besar (± 10 trilyun rupiah)
sedangkan berdasarkan kemampuan alokasi pendanaan dari APBN, APBD Propinsi dan APBD
Kabupaten/Kota secara rata-rata maksimum hanya ± 15% dari total kebutuhan dana. Dengan
demikian target capaian pelayanan bidang permukiman sampai dengan akhir periode perencanaan
tahun 2016 dijustifikasi secara realistis hanya 15% dari target ideal. Selain itu permasalahan
perumahan dan permukiman tidak cukup hanya diselesaikan melalui manajemen pembangunan
48
Berdasarkan komposisi alokasi dana pemerintah pada 2 tahun terakhir, maka guna
Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur 2014-
2019 ini perlu didukung dengan komitmen pendanaan pemerintah Pusat, Propinsi dan
Untuk selanjutnya LKj-IP ini juga merupakan merupakan sarana evaluasi dan pengendalian
yang sangat efektif agar pelaksanaan pembangunan pada Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan
Tata Ruang Provinsi Jawa Timur, merupakan landasan dan pedoman guna penyusunan Rencana
Kerja Tahunan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur. Dengan
demikian perlu dilakukan sinkronisasi dengan Rencana Strategis bidang permukiman yang disusun
Adapun kesimpulan Capaian Tujuan, Sasaran dan Indikator dari Dinas Pekerjaan Umum
Cipta Karya dan Tata Ruang Tahun 2016 adalah sebagai berikut :
1. Persentase KK Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang tidak memiliki rumah layak huni dengan
Target 95,76% sedangkan Realisasinya 95,61% terbangun atau tercapai 99,84% termasuk
2. Persentase Rusunawa yang dihuni oleh kepala keluarga yang berhak dengan Target 100%
sedangkan Realisasinya 100% terbangun atau tercapai 100% termasuk dalam katagori sangat
baik.
13,31%, realisasi 12,85% atau tercapai 96,54% maka termasuk dalam kategori baik.
4. Persentase KK yang dapat layanan air bersih yang layak dengan Target 77,62%, realisasi
5. Persentase Rumah Tangga dengan layanan Sanitasi yang aman dengan Target 71,29%,
realisasi 65,31% atau tercapai 91,61% maka termasuk dalam katagori baik.
6. Persentase Luas Kawasan yang peruntukannya sesuai tata ruang dengan Target 49,98%,
realisasi 47,90% atau tercapai 95,83% maka termasuk dalam katagori baik.
49
Kriteria Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) :
4. Punya NPWP, Fotocopy SPT Tahunan PPh Perorangan atau surat Pernyataan bahwa
Kriteria Peruntukannya :
2. Kawasan yang sesuai dengan zona pengendalian ketat (hight controle zona)
Semoga LKj-IP ini dapat memberikan manfaat bagi segenap pelaksanaan pembangunan di
lingkungan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur. Oleh karena
itu masukan dan saran terhadap penyusunan LKj-IP ini sangat diharapkan untuk penyempurnaan
50
NAMA PENGHARGAAN :
YANG MENYERAHKAN :
BADAN PEMBINA JASA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
TANGGAL PENYERAHAN :
07 NOPEMBER 2016
- Diadakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada tanggal 7
November 2016 di Jakarta dalam rangka memperingati Hari Bakti Pekerjaan Umum. Lomba
Pekerja Konstruksi 2016 ini diikuti oleh 427 orang peserta dari seluruh provinsi di Indonesia.
- Kategori yang dilombakan antara lain, kategori Bidang Pemasangan Batu, Bidang Pembesian,
Bidang Pemasangan Ubin, Bidang Plumbing, Bidang Scaffolding, Bidang Juru Ukur, Bidang Juru
Gambar, Bidang Operator Excavator, Bidang Pelaksanaan Lapangan Pekerjaan Jalan dan
- Hasil Lomba Pekerja Konstruksi Tingkat Nasional Tahun 2016 yang diselenggarakan di Jakarta
YANG MENYERAHKAN :
TANGGAL PENYERAHAN :
10 NOPEMBER 2013
NAMA PENGHARGAAN :
YANG MENYERAHKAN :
TANGGAL PENYERAHAN :
01 OKTOBER 2014
NAMA PENGHARGAAN :
TAHUN 2015
YANG MENYERAHKAN :
TANGGAL PENYERAHAN :
18 OKTOBER 2015
NAMA PENGHARGAAN :
TAHUN 2016
YANG MENYERAHKAN :
TANGGAL PENYERAHAN :
6 OKTOBER 2016