Pengertian Manusia Berbudaya
Pengertian Manusia Berbudaya
1[1] Widaghdo, Djoko, Ilmu Budaya Dasar, cet.4, Bumi Aksara, Jakarta, 1994, hal.24
3[3] Prasetya, joko Tri, Ilmu Budaya Dasar, Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hal.37
4[4] http://mediaamirulindonesia.blogspot.com/2011/03/manusia-berbudaya.html .
Seseorang dikatakan berbudaya apabila perilakunya dituntun oleh akal budinya
sehingga dapat mendatangkan kebahagiaan bagi diri dan lingkungannya serta tidak
bertentangan dengan kehendak Tuhan. Dapat dikatakan dengan “bermanfaat bagi
lingkungannya” atau paling tidak “tidak merugikan orang lain”.5[5] Kebahagiaan memang
hak semua orang. Namun, dalam memperoleh kebahagiaan, manusia yang mengaku dirinya
sebagai makhluk berbudaya selalu berusaha tidak mengurangi apalagi meniadakan sama
sekali kebahagiaan pihak lain. Bahkan pihak lain sedapat mungkin ikut merasakan
kebahagiaan itu.
Akal dan budi manusia yang mengaku manusia berbudaya, pasti akan
menolak bila menyaksikan kehidupan yang seperti kehidupan hewan “siapa yang kuat dialah
yang menang”. Sebab pada hakikatnya manusia hidup selalu memerlukan pertolongan yang
lain.
Dua kekayaan manusia yang paling utama adalah akal dan budi atau yang
biasa disebut dengan pikiran dan perasaan. Kalau dilihat dari segi bentuk fisiknya tidak
berlebihan jika manusia menyatakan dirinya sebagai makhluk yang termulia diantara
makhluk-makhluk lain ciptaan Tuhan. Banyak bukti dapat ditunjukkan sebagai tanda
kemuliaan atau keistimewaan manusia diantara makhluk-makhluk lain ciptaaan Tuhan6[6] ,
misalnya:
1. Semua unsur alam termasuk makhluk-makhluk lain, dapat dikuasai dan dimanfaatkan
manusia untuk keperluan hidunya
5[5] Widaghdo, Djoko, Ilmu Budaya Dasar, cet.4, Bumi Aksara, Jakarta, 1994, hal.25
6[6] Widaghdo, Djoko, Ilmu Budaya Dasar, cet.4, Bumi Aksara, Jakarta, 1994, hal.32-33
2. Manusia mampu mengatur perkembangan hidup makhluk lain dan menghindarkannya dari
kepunahan
3. Manusia mampu mengusahakan agar apa yang ada di alam ini tidak saling meniadakan.
4. Manusia mampu mengubah apa yang ada di alam yang secara alamiah tidak bermanfaat
menjadi bermanfaat.
5. Manusia memiliki kreativitas sehingga dapat menciptaka benda-benda yang diperlukan
dengan bentuk dan model sesuai dengan keinginannya.
6. Manusia memiliki rasa indah dan kerenanya mampu menciptakan benda-benda seni yang
dapat menambah kenikmatan hidup rohaninya.
7. Manusia memiliki alat untuk berkomunikasi dengan sesamanya yang disebut bahasa, yang
memungkinkan mereka untuk saling bertukar informasi.
8. Manusia memiliki sarana pengatur kehidupanbersama yang disebut sopan santun, yang dapat
menciptakan kehidupan bersama yang tertib dan saling menghargai.
9. Manusia memiliki ilmu pengetahuan yang dapat membuat kehidupan makin berkembang
10. Manusia memiliki pasanagan hidup antar sesama demi kesejahteraan hidupnya di dunia,
selain itu juga mengatur “pergaulannya” dengan Sang Pencipta demi kebahagiaan hidupnya
di akhirat kelak.
Hampir semua tindakan manusia adalah kebudayaan. Karena yang tidak
perlu dibiasakan dengan cara belajar, misalnya tindakan atas dasar naluri(instink), gerak
reflek. Manusia yang mempunyai jiwa, mempunyai pula kebudayaan. Hewan yang tidak
mempunyai jiwa, tidak pula mempunyai kebudayaan..
Kita akan lebih mengetahui kerakteristik manusia berbudaya dengan membandingkan
makhluk yang berkebudayaan dengan makhluk yang memiliki hayat tetapi tidak
bekebudayaan yaitu antara manusia dan hewan.
7[7] Widaghdo, Djoko, Ilmu Budaya Dasar, cet.4, Bumi Aksara, Jakarta, 1994, hal.22-23
fisik manusia lebih lemah daripada hewan, oleh karena itu dengan akalnya ia menciptakan
peralatan untuk mempertahankan diri dari kehidupannya.
3. Sebagian besar perilaku manusia didapat dan dibiasakan melalui proses belajar, sedangkan
hewan melalui proses nalurinya.
4. Manusia mempunyai bahasa, baik lisan maupun tulisan. Bahasa adalah alat komunikasi antar
manusia yang sangat penting untuk menunjang proses belajar, untuk itu bahasa merupakan
hal penting yang mendorong kepada perkembangan kebudayaan.
5. Pengetahuan manusia bersifat “terus bertambah”. Sifat ini disebabkan masyarakatnya yang
berkembang dan telah memiliki sistem pembagian kerja.
6. Sestem pembagian kerja manusia jauh lebih kompleks daripada masyarakat hewan.
Pembagian kerja manusia didasarkan atas perhitungan akal dan kepentingannya. Sehingga
bidang pekerjaan tertentu ditangani oleh golongan orang tertentu pula, yang ahli di bidang
tertentu.
7. Manusia sangat beraneka ragam, sedangkan hewan tetap saja.
8[8] Widaghdo, Djoko, Ilmu Budaya Dasar, cet.4, Bumi Aksara, Jakarta, 1994, hal.17
9[9] Widaghdo, Djoko, Ilmu Budaya Dasar, cet.4, Bumi Aksara, Jakarta, 1994, hal.31