Trinit As
Trinit As
PENDAHULUAN
1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
Mengetahui tingkat pengetahuan keluarga tentang penularan penyakit TB
paru.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan keluarga tentang
penularan TB paru.
2. Untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan keluarga tentang resiko
penularan TB paru.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Rumah Sakit
Sebagai acuan untuk melakukan penyuluhan pencegahan penularan
penyakit TB paru.
1.5.2 Untuk Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh mahasiswa lain
sebagai motivator untuk melakukan penelitian sederhana dan menambah
wawasan untuk lebih mengenalkan penyakit TB paru melalui penjelasan
dengan sungguh-sungguh dan sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut.
1.5.3 Untuk Responden
Dapat meningkatkan pengetahuan keluarga dan motivasi untuk mengenal
penularan dan pencegahan penyakit TB paru.
1.5.4 Untuk Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah pengalaman dan wawasan bagi
peneliti dalam melakukan penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar
pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang.(Notoadmojo,2002).
Tingkat pengetahuan adalah pengetahuan yang tercakup dalam domain
kognitif mempunyai enam (6) tingkat yaitu:
a.Tahu (Know), diartikan sebagai sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Yang termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami (Comprehension), diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
c.Aplikasi (Application), diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya.
d. Analisis (Analysis),adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu
struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e.Sintesis (Synthetis), menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakan
atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.
f. Evaluasi (Evaluation), berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penelitian-
penelitian didasarkan pada suatu kriteria yang sudah ditentukan sendiri
maupun menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Suatu pengukuran
pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menenyakan tentang isi materi yang ingin diukur dan subyek
penelitian/responden.
a.Friedman (1998).
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluaga.
b. Sayekti (1994).
Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasa perkawinan
antar orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang
laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa
anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah
tangga.
c.UU No. 10 thn 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-istri
dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.
Tipe keluarga :
1. Keluarga inti ( Nuclear family ) yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu,
dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
2. Keluarga besar ( Exstended family ) yaitu keluarga inti ditambah anggota
keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek,
paman-bibi).
2.3.1 Pengertian
Beberapa defenisi menjelaskan tentang tuberkulosis paru antara lain:
a. Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobakterium
Tuberkulosis. (Brunner da Suddarth, 2001).
b. Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
Mycobakterium Tuberkulosis. (Price dan Wilson, 2005).
c. Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman TB (Mycobakterium Tuberkulosis).(Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, 2000).
d. Dari pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa Tuberkulosis
adalah Penyakit infeksi pada paru yang disebabkan oleh Mycobakterium
Tuberkulosis.
2.3.2 Penyebab
Penyebab dari Tuberkulosis paru adalah Mycobakterium Tuberkulosis.
2.3.3 Penularan
Sumber penularan adalah penderita TB BTA positif, yang dapat
menularkan kepada orang yang berada disekelilingnya, terutama kontak erat.
Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk droplet (percikan dahak).Droplet yang mengandung kuman dapat
bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi
kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernapasan.
Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak,
makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak
terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak menular.
Resiko penularan setiap tahun (Annual Risk Of Tuberculosis Infection =
ARTI) di Indonesia dianggap cukup tinggi dan bervariasi antara 1-2%. Pada
daerah dengan ARTI sebesar 1%, berarti setiap tahun diantara 1000 penduduk,
10 (sepuluh) orang akan terinfeksi. Sebagian besar dari orang yang yang
terinfeksi tidak akan menjadi penderita TB, hanya 10% dari yang terinfeksi
akan menjadi penderita.
Dari keterangan tersebut diatas, dapat diperkirakan bahwa didaerah dengan
ARTI 1%, di antara 100.000 penduduk terjadi rata-rata 100 (seratus) penderita
tuberkulosis setiap tahun, dimana 50 penderita adalah BTA positif.
Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seorang menjadi penderita TB adalah
daya tahan tubuh yang rendah; diantaranya karena gizi buruk atau HIV/AIDS.
2.3.4 Penanganan
Obat TB diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis, dalam
jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan, supaya semua kuman (termasuk
kuman persister) dapat dibunuh. Dosis tahap intensif dan dosis tahap lanjutan
ditelan sebagai dosis tunggal pada saat perut kosong. Apabila panduan obat
yang digunakan tidak adekuat (jenis, dosis, dan jangka waktu pengobatan),
kuman TB akan berkembang menjadi kuman kebal obat (resisten). Pengobatan
dilakukn dengan pengawasan langsung (DOT= Directly Observed Treatment)
oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO), untuk menjamin kepatuhan
penderita menelan obat.
Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, tahap intensif dan lanjutan.
Tahap intensif:
Pada tahap awal (intensif) penderita mendapat obat setiap hari dan
diawasi langsung untuk mencegah terjadinya kekebalan terhadap rifampisin.
Bila saat tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, penderita menular
menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar penderita
TB BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) pada akhir pengobatan intensif.
Tahap lanjutan:
Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat dalam jangka waktu yang
lebih lama dan jenis obat lebih sedikit untuk mencegah terjadinya kekambuhan.
Program Nasional Penanggulan TB di Indonesia menggunakan panduan
OAT:
1. Kategori - I (2HRZE / 4H3R3)
Tahap intensif terdiri dari Isoniasid (H), Rifampisin (R), Pirasinamid (Z),
Etambutol (E). Obat-obatan tersebut diberikan setiap hari selama dua bulan
(2HRZE). Kemudian diteruskan dengan tahap lanjutan yang terdiri dari
Isoniasid (H), Rifampisin (R), diberikan tiga kali dalam seminggu dalam enpat
bulan (4H3R3).
Obat ini diberikan untuk:
- Penderita baru TB paru BTA positif.
- Penderita TB paru BTA negatif rontgen positif yang ”sakit berat”.
- Pendeita TB ekstra paru berat.
2. Kategori - II (2HRZES / HRZE / 5H3R3E3)
Tahap intensif diberikan selama 3 bulan, yang terdiri 2 bulan dengan
isoniasid (H), Rifampisin (R), Pirasinamid (Z), Etambutol (E), dan suntikan
streptomisin setiap hari di UPK. Dilanjutkan 1 bulan dengan isoniasid (H),
Rifampisin (R), Pirasinamid (Z), Etambutol (E) setiap hari. Setelah itu
diteruskan dengan tahap lanjutan selama 5 bulan dengan HRE yang
diberikan dalam 3 kali seminggu. Perlu di perhatikan suntikan streptomisin
diberikan setelah penderita selesai menelan obat.
Obat ini diberikan untuk:
- Penderita kambuh (Relaps)
- Penderita gagal (Faisure)
- Penderita dengan pengobatan setelah lalai (After Default)
3. Kategori – III (2HRZ/4H3R3)
Tahap intensif terdiri dari HRZ diberikan setiap hari selama 2 bulan
(2HRZ), diteruskan dengan tahap lanjutan terdiri dari HR selama 4 bulan
diberikan 3 kali seminggu (4H3R3).
Obat ini diberikan untuk:
- Penderita baru BTA negatif dan rontgen positif sakit ringan.
- Penderita ekstra paru ringan, yaitu TB kelenjar limfe (limfedenitis),
pleuritis eksudativa unilateral, TB kulit, TB tulang (kecuali tulang
belakang), sendi dan kelenjar adrenal.
4. OAT sisipan
Bila pada akhir tahap intensif dan dengan pengobatan dari kategori 1 atau
kategori 2, hasil hasil pemeriksaan dahak masih BTA positif, diberikan obat
sisipan (HRZE) setiap hari selama 1 bulan.
Pengetahuan dari
petugas Kesehatan
TV, Radio, Surat
Kabar, Spanduk,
Poster
Lingkungan,
Sosial Budaya
Pengetahuan
Keluarga Tentang Upaya pencegahan
Penularan Penyakit penularan
TB Paru
KETERANGAN :
= Tidak diteliti
= Diteliti
BAB III
METODE PENELITIAN
Price dan Wilson, 2005, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi.
6, Volume. 2, EGC Jakarta, hlm 852-854.
Brunner dan Suddarth, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi. 8,
Volume. 3, EGC Jakarta, hlm 2428-2429.
dr. Indan Entjang, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat, PT. Citra Aditya Bakti
Bandung, hlm 51-52.
DR. Sugiyono, 1995, Metode Penelitian Administrasi, CV. Alfabeta Bandung, hlm
20, 57.
KUESIONER
1. Identitas Respoden
Nomor responden :
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
2. Pengisian kuesioner ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagaimana
tingkat pengetahuan keluaga yang salah satu anggota keluarganya menderita TB
paru.
Berilahlah tanda () pada salah satu kolom yang tersedia dibawah ini sesuai
dengan jawaban yang dianggap paling benar.
Skor Total
No Pengetahuan
Ya Tidak (%)
1. Apakah TB paru merupakan penyakit infeksi
menular ?
2. Apakah penyebab TB adalah mycobacterium
tuberculosis?
3. Apakah penyebaran melalui udara atau kontak
dengan penderita TB sebelumnya ?
4. Apakah penularan TB dapat terjadi pada saat
pasien bersin atau batuk ?
5. Apakah penularan TB dapat terjadi pada saat
pasien berbicara atau membuang ludah ?
6. Apakah penularan TB dapat terjadi melaui seks
mulut ?
7. Apakah TB hanya dapat menular melalui udara ?
8. Apakah pasien TB harus di pisahkan dari pasien
yang bukan sakit TB ?
9. Apakah orang dengan daya tahan tubuh yang baik
dapat tertular TB ?
10. Apakah memisahkan pasien TB dengan yang
bukan TB memperkecil penularan TB ?
Skor Total
No Pengetahuan
Ya Tidak (%)
1. Apakah daya tahan tubuh rendah mempunyai resiko
tertular TB ?
2. Apakah kontak yang erat dengan penderita TB
mempunyai resiko tertular TB ?
3. Apakah bebicara dengan pasien tanpa memakai
pelindung (masker)mempunyai resiko tertular TB ?
4. Apakah menjaga kebersihan diri dapat memperkecil
resiko tertular TB ?
5. Apakah makan makan bergizi dan olahraga teratur
dapat memper kecil resiko tertular TB ?
6. Apakah tinggal serumah dengan penderita
mempunyai resiko tertular TB?
7. Apakah memisahkan pasien TB dengan yang bukan
TB memperkecil resiko tertular TB ?
8. Apakah menjaga daya tahan tubuh dapat
memperkecil resiko tertular TB
9. Apakah lingkungan sekitar yang kurang bersih
merupakan suatu resiko tertular TB ?
10. Apakah gaya hidup yang kurang sehat dapat
menyebabkan seseorang mempunyai resiko tertular
TB ?
Lembar Persetujuan
Oleh
Pembimbing
SABINUS B. KEDANG, S.Kep, Ns
Pada hari/tanggal :
Penguji I Penguji II
Kamilus Mamoh, SKM, MPH Sabinus B. Kedang, S.Kep, Ns
Mengetahui
Direktur AKPER MARANATHA Kupang,
BERNADINUS T. PUHO
NIM : 02291106
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala berkat dan kemurahan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Proposal Peneltian ini dengan judul “ Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang
Penularan Penyakit TB Paru Diruangan III Laki RSUD. Prof. Dr. W. Z. Johanes
Kupang “
Proposal penelitian ini merupakan salah satu persyaratan Akademi
dalam rangka meyelesaikan study akir di Akademi Keperawatan Maranatha
Kupang. Peneliti menyadari bahwa proposal penelitian ini dapat diselesaikan
dengan baik atas bantuan dukungan moril dan material dari berbagai pihak
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati dan ketulusan penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Sabinus B. Kedang, S. Kep.Ns selaku pembimbing dan penguji II
yang dengan tulus membimbing penulis dslsn menyelesaikan proposal ini.
2. Bapak Kamilus Mamoh MKS. MPH selaku penguji I yang telah
meluangkan waktu untuk menguji penulis.
3. Bapak Samuel Selan, selaku ketua Yayasan Maranatha Groups Wilayah
NNT.
4. Ibu Juleha Pua Geno S Kep, M Kes, selaku Direktur Akademi Keperawatan
Maranatha Kupang yang telah mengijinkan penulis dalam menyelesaikan
proposal ini.
5. Bapak Riky Terik,SKM yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan proposal ini.
6. Ibu Welhelmina Solsepa, S.Kep selaku kepala ruangan III Laki RSUD.Prof.
Dr. W. Z. Johanes Kupang yang telah memberi izin kepada penulis untuk
mengambil data dan melakukan penelitian.
7. Responden yang telah membantu penulis dalam memberikan informasi
tentang bagaimana pemahaman tentang penularan dan Resiko Penularan TB
paru dalam penelitian ini.
8. Ibunda tercinta yang dengan kasih sayang yang tulus membesarkan,
membimbing, mengarahkan dan memberi kesempatan kepada penulis untuk
mengenyam pendidikan hingga sekarang.
9. Kakak dan adik ku tercinta: Erni, Reren, Cici dan George serta semua
keluarga yang telah mendorong dan mendukung penulis dalam
meyelesaikan penelitian ini.
10. Teman-teman seperjuangan dan semua yang telah membantu dan
mendukung penulis dalam menyelesaikan proposal ini.
Kritik dan saran guna perbaikan proposal ini dengan senang hati dan
lapang dada penulis menerimanya, guna meningkatkan pengetahuan
bersama.Semoga proposal ini dapat bermanfaat.