Anda di halaman 1dari 17

Kliping

“ASIAN GAMES
2018”
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada
Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani

Disusun Oleh

NAMA : ADITYA DWI SAPUTRA


KELAS : IX.1
SMP NEGERI 3 PEKALONGAN
LAMPUNG TIMUR
TP. 2018/2019
Medali Perak Warnai Debut Manis Emila Nova di Asian Games 2018

JAKARTA - Emila Nova Sumbang Medali Perak dari cabang atletik nomor

halang rintang 100 meter putri. Di nomor tersebut, medali emas disumbang

atlet Korea, Jung Hye-Lim.

Tampil di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Minggu (26/8/2018)

malam WIB, Emila Nova menjadi pelari kedua yang menyentuh garis finis

dengan catatan waktu 13.33 detik. Sementara Jung Hye-Lim meraih medali

emas dengan catatan 13.20 detik.

Di nomor tersebut, medali perunggu diamankan atlet Hong Kong, Lui Lai Yui

dengan catatan waktu 13.42 detik. (Baca juga: Sprinter Muda Zohri Lolos ke

Final Lari 100 Meter Putra) Bagi Emila Nova, ini merupakan debut dia di Asian

Games. Praktis, medali perak ini akan menandai karier profesional Emilia Nova

di cabang atletik.
Komang Adi Putra Sabet Medali Emas Kelima dari Cabor Pencak Silat

JAKARTA - Komang Harik Adi Putra masih menjaga tradisi medali emas untuk

cabang olahraga pencak silat Indonesia di Asian Games 2018. Bertanding di

Padepokan Pencak Silat, TMII, Senin (27/8/2018), pendekar tim Merah Putih

berhasil mengalahkan Mohd Jamari dari Malaysia dengan skor 4-1 di nomor

65-70 kg.

Ini merupakan medali emas kelima yang diraih atlet pencak silat Indonesia.

Masih ada tiga final yang akan berlaga hari ini, dan peluang untuk menyapu

bersih kepingan medali emas masih besar.

Tambahan lima medali emas dari cabor pencak silat, maka kontingen

Indonesia total 56 medali. Dengan rincian, 17 emas, 14 perak, dan 25

perunggu.
Raih 12 Medali Emas, Indonesia di Posisi Aman 10 Besar

JAKARTA - Teorinya, target kontingen Indonesia menempati 10 besar

klasemen akhir Asian Games 2018 terpenuhi. Dengan medali yang dikantongi

sekarang, Merah Putih sudah berada di posisi aman untuk mengklaim 10 besar.

Sampai kemarin sore, Indonesia sudah memiliki 12 medali emas. Jika melihat

rata-rata medali di dua Asian Games sebelumnya, untuk berada di peringkat

10 besar (6-10) berada di kisaran 10 sampai 14 medali. Pada Asian Games

2010 di Guangzhou, Guangdong, China, peringkat enam ditempati India dengan

14 medali emas.

Jumlah ini dua kali lebih banyak dibandingkan Asian Games 2014, Incheon,

Korea Selatan, dengan 12 emas dihuni Thailand. Sedangkan untuk peringkat 10

akhir klasemen, Malaysia memiliki 9 emas di Asian Games 2010 dan Qatar

mengantongi 10 emas saat memastikan posisi 10 besar. Dengan perbandingan

tersebut, Indonesia kemungkinan besar-minimal-akan berada di posisi 10

besar.
Atlet Panjat Tebing Tambah Dua Medali Emas untuk Indonesia

PALEMBANG - Atlet Indonesia menambah dua medali emas dan satu perak
dari cabang olahraga panjat tebing. Kepingan emas ke-21 untuk kontingen tim
Merah Putih disumbangkan tim beregu putri yang dipimpin oleh Aries Susanti
Rahayu.

Bertanding di SC Sport Climbing, Palembang, Senin (27/8/2018), tim beregu


putri Indonesia yang turun di nomor Women's Speed Relay sukses
mengalahkan China. Sementara medali emas diraih Muhammad Hinayah, Alfian
Muhammad Fajri, dan Abu Dzar Yulianto usai mengalahkan sesama atlet
Indonesia, Aspar, Sabri, Alfian Muhammad Fajri (perak) di final nomor
estafet putra.

Ini merupakan emas ketiga yang diraih cabang olahraga panjat tebing.
Sebelumnya Aries Susanti meraihnya di nomor kecepatan putri.

Dengan tambahan tiga medali (dua emas dan satu perak) dari panjat tebing,
maka kontingen Indonesia sudah mengumpulkan 64 medali. Dengan rincian, 22
emas, 15 perak, dan 27 perunggu.
Jonatan Christie Sumbang Emas ke-23 untuk Kontingen Indonesia

JAKARTA - Jonatan Christie berhasil menyumbangkan emas ke-23 untuk


kontingen Indonesia di Asian Games 2018. Jonatan memastikan hal tersebut
setelah keluar sebagai juara tunggal putra nomor perorangan setelah
mengalahkan wakil Taiwan, Chou Tien Chen lewat rubber game 21-18, 20-22,
21-15.

Tampil dengan dukungan ribuan suporter yang memadati Istora Gelora Bung
Karno, Selasa (28/8/2018), Jonatan bermain taktis. Ia sama sekali tak
memberikan kesempatan pada lawannya, Chou Tien Chen asal Taiwan untuk
mengembangkan permainan.

Pemain yang akrab disapa Jojo itu langsung melaju dalam perolehan angka
dengan 8-5. Namun berhasil dikejar Tien Chen hingga menyakaman 8-8.

Namun Jojo kembali memperoleh momentum untuk bangkit dan meninggalkan


lawannya di angka 11-8. Sialnya, Tien Chen mampu menahan gempuran Jonatan
dan terus menipiskan ketinggalan. Bahkan Tien Chen bisa menyamakan
kedudukan di angka 14-14. Angka kembar terus terjadi sampai 16-16.
Atlet Skateboard Donasi Dua Medali untuk Kontingen Indonesia

PALEMBANG - Atlet skateboard Indonesia tidak mau ketinggalan untuk


mempersembahkan medali kepada Kontingen Indonesia di Asian Games 2018.
Dua skateboarder Merah Putih, Jason Dennis Lijnzaat dan Pevi Permana
Putra, masing-masing mendonasikan medali perak dan perunggu di nomor park
(bowl) putra cabang olahraga skateboard.

Jason meraih perak setelah menempati posisi kedua di bawah atlet Jepang
Kensuke Sasaoka yang mendapat emas. Jason memperoleh 68.33 poin.
Sedangkan Pevi membuntuti di posisi ketiga dengan raihan 67.00 poin di
Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (29/8)..

Indonesia hanya menurunkan enam atlet di cabor skateboard yang baru kali
pertama dilombakan di Asian Games. Selain nomor park, Indonesia juga akan
turun di nomor street (jalan) putra dengan mengandalkan Sanggoe Dharma
Tanjung dan Gregorius Aldwin Angka Widjaja.
Cabor Voli Pantai Indonesia Terbaik dalam Sejarah

PALEMBANG - Cabang voli pantai putra gagal mendapatkan medali emas pada
Asian Games 2018.

Pasangan INA 2 Ade Candra R achmawan/Mohammad Ashfiya harus puas


dengan perak setelah menyerah dari pasangan Qatar Ahmed Tijan
Janko/Cherif Younousse Samba 24-26, 17-21 pada partai final di Jakabaring
Sport City kemarin.

Indonesia harus puas dengan 1 perak dan 2 perunggu dari voli pantai. Dua
perunggu masingmasing dipersembahkan pasangan Gilang Ramadhan/
Danangsyah Pribadi yang berhasil mengalahkan duo China Gao Peng/Li Yang
serta duet putri Dhita Juliana/Putu Dini Utami.

Dhita/Putu memastikan satu perunggu setelah mengalahkan pasangan


Kazakstan Tatyana Mashkova/Irina Tsimbalova. ”Bukan faktor cuaca. Pertama
kami bermain bagus. Jangkauan blok masih bagus, tapi set kedua sedikit agak
drop. Pukulannya keras-keras, hasilnya sampai keram tadi,” kata Ashfiya.
Kano Ganda Putri Indonesia Sumbang Perunggu

PALEMBANG - Kontingen Indonesia mendapatkan tambahan perunggu.


Torehan tersebut dipersembahkan dari cabang kano nomor ganda putri 500
meter.

Pada laga final yang berlangsung di Jakabaring Sports City (JSC) Palembang,
Sumsel, Kamis (30/8/2018), Andriyani Riska dan Meni Nur, hanya mampu finis
di tempat ketiga. Medali emas sendiri jatuh pada atlet China MA Yanan dan
Sun Mengya. Sedangkan medali perak direbut tim dayung putri Uzbekistan
pasangan Rakhmatova Dinoza dan Zokirova Nilufar.

Para pedayung Indonesia juga belum berhasil mempersembahkan medali


setelah gagal tampil menawan di beberapa nomor final. Ada pun nomor final
yang pertandingan hari ini kayak empat orang (K4) 500 meter putra, kayak
tunggal 500 meter putri, kayak ganda putra 1000 meter, dan kano ganda
putra 1000 meter.

Di cabang dayung nomor kano dan kayak, 22 negara berlomba untuk


mendulang medali. Lomba itu sendiri baru akan berakhir pada 1 September
mendatang.
Bunga, Atlet Skateboard Persembahkan Medali Buat Ibu

PALEMBANG - Nyimas Bunga Cinta menjadi atlet termuda yang berhasil


mendapatkan medali pada Asian Games 2018. Di usia yang baru 12 tahun,
Bunga menyabet medali perunggu dari nomor street (jalanan) cabang olahraga
skateboard Asian Games 2018.

Bertempat di Jakabaring Sport City, Palembang, Nyimas Bunga memperoleh


perunggu dengan menorehkan skor terbaiknya 19,8 poin dengan trik
pamungkas kick flip.

Bunga gagal mengalahkan wakil Filipina Didal Margielyn yang meraih poin
tertinggi 30,4, dan Kaya (Jepang) dengan 25,0 poin. “Ini kado buat ultah ibu
saya. Bahagia sekali hari ini, meski cuma perunggu,” kata Bunga setelah
pertandingan. Perjalanan atlet skateboard asal Bali tersebut tidak mudah.Dia
sudah belajar skateboard di klub sejak usia 8 tahun. Di sana, dia rela
menghabiskan waktu berjam-jam untuk mempelajari sebuah trik. Seperti saat
mempelajari kick flip, dia berlatih dari sore sampai malam hari didampingi
sang ayah Didiet Priyo.
Sunan Agung Tambah Koleksi Medali Indonesia dari Cabang Tinju

JAKARTA - Indonesia mendapat tambahan medali perunggu di Asian Games


2018, Jumat (31/8/2018) malam. Medali tersebut disumbang petinju Sunan
Agung Amoragam.

Menghadapi Miraziznek Mirzakhalilov (Uzbekistan) di kelas 56kg, Sunan


Agung dipaksa mengakui keunggulan lawan. Kelima juri di pertarungan
tersebut sepakat memberi penilaian lebih besar kepada Mirzakhalilov.

Meski kalah saat tampil di semifinal di JIExpo, Jakarta, Jumat (31/8/2018)


Sunan Agung tetap menyumbang medali perunggu bagi Indonesia. Dia
mempersembahkan medali kedua Indonesia dari cabang tinju. Sebelumnya,
petinju putri, Huswatun Hasanah, juga membawa pulang perunggu.

Dengan tambahan dua medali perunggu, Indonesia kini mengoleksi 93 keping


medali. Total, Indonesia sudah mengoleksi 30 medali emas, 23 perak, dan 40
perunggu.
Rebut Perak, Zohri dkk Pecahkan Rekor Nasional

JAKARTA - Lalu Muhammad Zohri dkk sukses mempersembahkan medali


perak pada nomor lari estafet 4x100 meter putra di Stadion Utama Gelora
Bung Karno (SUGBK), Jakarta,tadi malam.

Bahkan, para sprinter Merah Putih itu menciptakan rekor nasional pada lomba
tersebut. Zohri bersama tiga rekannya, Fadlin, Eko Rimbawan, dan Bayu
Kertanegara, berhasil menyentuh garis finis kedua dengan catatan waktu
38,77 detik, yang merupakan rekor baru nasional.

Capaian itu hanya kalah dari kuartet Jepang, Ryota Yamagata, Shuhei Tada,
Yoshihide Kiryu, Aska Antonio Cambridge, yang mendapatkan emas dengan
38,16 detik. Adapun perunggu berhasil diamankan oleh China yang berselisih
0,12 detik dari pasukan Indonesia.

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB


PASI) Tigor Tanjung mengatakan ini merupakan hasil yang luar biasa. Apalagi,
nomor ini memang diproyeksikan untuk bisa meraih medali di Asian Games
2018. “Ini adalah komposisi terbaik di estafet, dan ini menjadi pertama
kalinya bisa menem bus 39 detik,” ucap Tigor.
Raih Emas Asian Games 2018, Eko Yuli Berharap Angkat Besi Lebih
Populer di Indonesia

Jakarta - Eko Yuli Irawan memenuhi tugasnya sebagai lifter yang


diandalkan Indonesia di Asian Games 2018. Medali emas mampu
diamankan Eko Yuli setelah mengalahkan lifter Vietnam, Van Vinh Trinh
dan Adkhamjon Ergashev (Uzbekistan).
Eko Yuli Irawan memang lifter yang diharapkan bisa menyumbang
medali emas Asian Games 2018. Tanpa kesulitan, ia pun menunaikan
beban yang diembannya di kelas 62 kg. Total angkatan Eko Yuli adalah
311 kg, unggul atas Vinh Trinh (299 kg) dan Ergashev (298 kg).
Sukses itu membuatnya tercatat sebagai lifter pertama yang
menyumbang medali emas di ajang Asian Games. Dan momen
membahagiakan itu didapat Eko Yuli saat tanding di hadapan Presiden RI
Joko Widodo. Bahkan, Jokowi sendiri yang mengalungkan emas
kepadanya.
Saat ditemui di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (22/8/2018),
pria berusia 29 tahun itu pun menuturkan manfaat dari kehadiran Jokowi
saat ia bertanding. Ya, kehadiran Jokowi membuat perjuangan atlet
angkat besi Indonesia kini lebih disorot.
Raih Emas Asian Games 2018, Petenis Indonesia Bidik Olimpiade
2020

Jakarta - Aldila Sutjiadi tak besar kepala usai merengkuh emas Asian
Games 2018. Ia langsung menyusun skenario agar bisa tampil di Olimpiade
Tokyo 2020.
Aldila menyabet emas Asian Games 2018 dari nomor ganda campuran,
saat berpasangan dengan Christopher Rungkat. Prestasi mereka mengejutkan
karena awalnya tak ditarget menyumbang emas.
Setelah membuat kejutan di Asian Games, Aldila tak mau meredam
langkah. Dia sudah menyusun strategi supaya bisa bertanding di ajang
prestisius, yaitu Olimpiade.
"Saya harus ikut banyak turnamen. Sekarang masih ranking 630 untuk
tunggal dan ganda. Target tahun ini tembus 500 besar, kemudian tahun depan
200 besar. Setelah itu berusaha masuk 150 besar supaya bisa tampil di
Olimpiade Tokyo," kata Aldila, saat berbincang dengan Bola.com di Istora
Senayan, Jakarta, Minggu (2/9/2018).
Demi memenuhi targetnya, Aldila menyatakan idealnya mengikuti sekitar
20 turnamen dalam setahun. Namun, pada tahun ini dia baru tampil pada 10
turnamen.
Aldila juga mengatakan jangan sampai berhenti mengikuti turnamen
dalam periode cukup lama, karena otomatis peringkat bakal turun.
"Cara menjaga dan meningkatkan ranking dengan mengikuti banyak
turnamen. Tapi, tambahan poin juga tergantung jumlah pertandingan dan
untung-untungan saat drawing," kata Aldila.
Langkah Aldila ke peringkat 200 besar dunia masih cukup panjang.
Apalagi untuk menembus ranking 150 besar dunia sebagai syarat menembus
Olimpiade. Namun, petenis asal Jakarta itu tak berkecil hati.
Panahan Asian Games 2018: Diananda Choirunisa Sumbang Perak

Jakarta - Pemanah putri Indonesia, Diananda Choirunisa, kalah dari


atlet China, Zhang Xinyan, dalam perebutan medali emas cabang panahan
nomor recurve putri individual Asian Games 2018 di Lapangan Panahan,
Senayan, Jakarta, Selasa (28/8/2018).

Dalam pertarungan 5 set tersebut, Diananda Choirunisa, kalah tipis. Set


pertama dimenangi Zhang Xinyan, dengan 28-30.

Kemudian di set kedua, pertandingan berakhir imbang 28-28. Diananda


memenangi set ketiga dengan skor tipis 28-27.

Zhang Xinyan kembali memenangi set keempat dengan skor 24-29. Set
kelima pun kembali menjadi milik pepanah putri China itu dengan 27-30,
sekaligus memastikan merebut medali emas.

Diananda Choirunisa harus puas dengan medali perak setelah kekalahan ini. Ini
juga menjadi medali pertama tim panahan Indonesia di Asian Games 2018.
Perunggu Asian Games Jadi Modal Riau Ega Tatap Olimpiade 2020

Liputan6.com, Jakarta - Secara keseluruhan, tim panahan Indonesia


memang gagal memenuhi ekspektasi di Asian Games 2018. Meski begitu, Riau
Ega Agatha yang turun di nomor recurve perorangan putra tetap merasa puas.

Sejatinya, pemerintah menargetkan raihan satu medali emas dari tim


panahan Indonesia di Asian Games 2018. Namun, yang mereka dapat justru
satu medali perak dan satu perunggu. Dan jelas catatan itu bukan yang
diharapkan.

Namun, hal tersebut tak membuat Riau Ega kecewa. Pemanah yang
namanya populer saat mengalahkan Kim Woo-jin (Korea Selatan) di Olimpiade
2016 itu justru merasa senang dengan pencapaiannya meraih medali perunggu
untuk Indonesia.

"Saya merasa senang dengan penampilan pertama saya di Asian Games dan
mendapatkan perunggu. Jujur, fokus kami adalah tim campuran, tapi
persaingan tidak bisa diprediksi," ujar Riau Ega, dikutip World Archery.

Anda mungkin juga menyukai