Anda di halaman 1dari 14

355

TRANSPLANTASI SEL PUN CA/IND UK DARAH


A. Harryanto Reksodiputro

PENDAHULUAN menghancurkan embrio atau janin tersebut sehingga


banyak mengundang konflik etik dan moral. Dalam bab ini
yang dimaksudkan untuk transplantasi adalah sel punca
Rekayasa jaringan merupakan terobosan baru dalam
non-embrionik.
bidang kedokteran karena menggabungkan ilmu biologi
Transplantasi sel punca (haemopoietic stem cell
dan rekayasauntuk menciptakan meteode biologik yang
transplantation) merupakan prosedur pencangkokan sel
dapat menggantikan atau memulihkan jaringan-jaringan
punca (stem cell) atau sel induk (progenitor cell) darah
yang rusak. Sel-sel sumsum tulang atau darah tepi telah
dari satu individu ke individu lain, atau dari individu itu
dikultur di laboratorium dan subpopulasi terpilih kemudian
sendiri yang disimpan terlebih dahulu sebelum pemberian
dipakai untuk mengobati jaringan/organ yang rusak.
kemoterapi dan kemudian dicangkokkan ke dalam dirinya
Sel punca (stem cell) adalah sel-sel yang berasal dari
sendiri pasca pemberian kemoterapi tersebut.
embrio, janin, atau individu, yang belum berdiferensiasi
Berdasarkan hubungan antara sumber donor sel
dengan kemampuan memperbaharui diri yang tak
punca/sel induk darah dari penerimanya (resipien),
terbatas atau terus-menerus dan dengan dengan induksi
transplantasi dikelompokkan menjadi:
yang spesifik, dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel yang
Singenik. Sel punca/sel induk darah donor berasal dari
spesifik. Sel induk (progenitor cell) adalah sel-sel yang
spesiesyang sama, identik secara genetik, misalnya pada
berasaldarijanin atau individu yang berdiferensiasi parsial
saudara kembar
yang kemudian dapat membelah dan membentuk sel
yang spesifik. Allogenik.Sel punca/sel induk darah berasal dari donor
Sel punca dan sel induk dibedakan berdasarkan saudara kandung, orangtua, atau dari orang lain yang
kemampuannya bereplikasi setelah membelah. Ketika cocok sistem HLA-nya.
. membelah, satu dari dua sel yang baru tersebut
Autologus.Sel punca/sel induk darah berasal dari pasien
biasanya adalah sel punca yang mempunyai kemampuan
sendiri.
memperbaharui dirinya sendiri kembali. Sedangkan ketika
sel progenitor membelah, akan terbentuk sel progenitor Pada tahun 1950 Jacobson dan Lorenz melaporkan
kembali atau sel yang terdierensiasi, dimana keduanya kematian seekor hewan pengerat yang menjalani irradiasi
tidak mempunyai kemampuan memperbaharui dirinya seluruh tubuh (total body irradiation/TB!) dapat dicegah
sendiri. dengan pemberian intravena sel limpa atau sel sumsum
Sel punca atau induk dapat menjadi sel-sel saraf, tulang. Untuk beberapa saat, timbul beda pendapat, efek
jantung, pankreas, dan lain-lain. Sel-sel ini berpotensi proteksi yang didapat apakah akibat hormonal atau sel
mengganti sel jaringan yang rusak atau hancur karena yang diberikan intravena.
penyakit berat. Cole serta Alpen dan Baum menyokong cell•
Sel punca dapat berasal dari embrio yang sedang replacement theory dengan menggunakan mencit dan
membelah (embryonal stem cells), janin (embryonic germ anjing. Pada tahun 1956, Ford mengemukakan teori
cell), atau dari sel-sel yang telah mengalami derajat radiasi chimaera, yaitu hematopoiesis hewan yang
maturasi tertentu tanpa memandang usia individu mendapat radiasi dapat diganti dengan injeksi sumsum
(adult stem cells). Sel _asal embrio diperoleh dengan hewan lainnya. Chimaera diartikan sebagai didapatkannya
TRANSPLANTASI SEL PUNCA/INDUK DARAH

tersebut adalah: 1). Memperoleh sel punca/induk darah dari


populasi sel yang berasal dari individu berbeda, diberikan sumsum tulang, darah tepi, atau darah tali pusat bayi baru
kepada satu resipien. Kemudian diketahui bahwa lahir, 2). Pemisahan sel punca/induk darah, diikuti dengan
hematopoiesis chimaera hanya dapat berhasil setelah pemrosesan kedua, yang mencakup pemekatan
pemberian terapi imunosupresif intensif, yaitu TBI. (mengkonsentrasikan sel punca/induk darah), deplesi
Saat ini, transplantasi sel punca/induk darah sering sel limfosit T, pembersihan sel punca/induk darah dari
dilakukan dengan tujuan untuk: sel tumor (tumor purging), seleksi sel CD34+, dan lain•
Memperbaiki sindrom gagal sumsum tulang (misalnya lain, 3). Penilaian/pengendalian kualitas dan viabilitas sel
leukemia, anemia aplastik, kelainan herediter, dan punca/induk darah yang didapat, 4)Kriopreservasi dan
sebagainya). penyimpanan sel punca/induk darah, S)Pencairan sel
Melindungi sumsum tulang dari dampak mieloblasi punca/induk darah yang disimpan beku, 6)Transplantasi
radiasi atau kemoterapi sitostatika dosis tinggi sel punca/induk darah.
(misalnya pada limfoma non-Hodgkin).
Memasukkan sel punca darah, sel genetika normal/
direkayasa menjadi normal (terapi gen). PROSES MEMPEROLEH SEL PUNCA/INDUK
DA RAH

INDIKASI Sebelum sel punca dari donor diambil, dilakukan


pemeriksaan lebih dahulu terhadap donor. Salahsatunya,
Kanker:
pemeriksaan terhadap infeksi, dilakukan bersamaan
Leukemia akut/kronik
dengan atau sebelum prosedur pengambilan sel (dalam
Praleukemia/sindrom mielodisplasia (MOS)
waktu 4 minggu) pada donor produk sel aferesis/sumsum.
Kelainan limfoproliferatif (misalnya limfoma non•
Sementara untuk donor darah tali pusat, pemeriksaan
Hodgkin, mieloma multipel)
terhadap ibu dilakukan dalarn waktu 1 minggu sebelum
Tumor padat (neuroblastoma, kanker payudara,kanker
atau sesudah melahirkan.
paru sel kecil, sarkoma Ewing, dan lain-lain).
Tindakan untuk memperoleh sel punca/induk darah
Bukan Kanker: dari tiga jenis sumber sangat berbeda. Pada BMT, sel
Kegagalansumsum tulang (misalnya anemia aplastik) punca/induk darah diambil dengan melakukan aspirasi
Imunodefisiensi sumsum tulang pada spina iliaka posterior/anterior donor
Kelainan darah (talassemia, anemia sel sabit) sehat (BMT alogenik) atau dari pasien sendiri (autologus)
Kelainan genetik nondarah yang sudah dinyatakan rernisi lengkap pasca kemoterapi
sitostatika, misalnyapasien limfoma non-Hodgkin.Tindakan
ini dilakukan di kamar bedah steril di bawahanestesiumum
SUMBER SEL PUNCA/INDUK DARAH dan memerlukanpenggantian volume sumsumtulang yang
dikumpulkan dengan transfusi darah autologus.·
Sel punca/selinduk darah saatini diperoleh dari tiga sumber Pada PBSCT, sel induk darah dalam sumsum tulang
yang kemudian dipakai sebagai nama jenis transplantasi dimobilisasi ke darah tepi dengan rangsangan faktor
sel asal/sel induk, yaitu 1). Sumsum tulang: transplantasi pertumbuhan hemopoietik (G-CSF, GM-CSF),atau dengan
sumsum tulang atau bone marrow transplantation (BMT), sitostatika tunggal dosis tinggi (siklofosfamida), atau
2). Sel darah tepi: transplantasi sel induk darah tepi kombinasi keduanya. Untuk donor allogenik, digunakan
atau peripheral blood stem celltransplantation (PBSCT), G-CSF/GM-CSF,sedangkan untuk pasien transplantasi
3). Tali pusat bayi baru lahir: transplantasi sel induk autologus dapat digunakan kombinasi keduanya.
darah tali pusat bayi baru lahir atau umbilical cord blood Pada donor alogenik, hari ke-5 atau ke-6 atau lebih
transplantation (UBCT). pascastimulasi G-CSF/GM-CSF, sel punca/induk darah
dapat dipanen (harvesting) dengan media aferesis.
Tindakan ini dilakukan pada pasien dalm keadaan sadar
LANGKAH-LANGKAH MEMPEROLEH DAN dan tidak memerlukan transfusi darah.
MENVEDIAKAN SEL PUNCA/INDUK DARAH Sel punca/induk darah tali pusat dan plasenta dapat
diambil secara ex utero maupun in utero. Sel punca/
Perolehan dan penyediaan sel punca/induk darah induk diambil dari bayi baru lahir dengan mengaspirasi
merupakan salah satu kegiatan terpenting dari rangkaian darah langsung dari tali pusat, dalam keadaan steril,
BMTatau PBSCT. Jumlah, kualitas, dan viabilitas sel punca/ dan kemudian ditampung dalam kantung darah steril.
induk darah yang baik dan optimal merupakan syarat Pengambilan darah tali pusat in utero dapat dilakukan
mutlak keberhasilan transplantasi. Langkah-langkah
Edited with the trial version of
HEMATOLOGI
Foxit Advanced PDF Editor
2730
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping

hancur pada suhu di bawah 0°C, ke dalam konsentrat


dengan syarat hanya pada kehamilan tunggal, pada
tersebut dimasukkan dimetilsulfoksida (DMSO) 10% dan
persalinan yang diperkirakan tidak ada komplikasi, dan
untuk pertumbuhannya diberikan plasma autologus.
usiajanin minimal 34 minggu.
Deplesi sel T dilakukan pada transplantasi alogenik
Agar transplantasi berhasil, jumlah sel punca/induk
untuk mengurangi terjadinya dan beratnya graft-versus•
darah harus memenuhi syaratjumlah minimal dan optimal
host disease (GVHD),karena kejadian GVHD berkaitan erat
yang diperoleh dari satu kali atau beberapa kali panen,
dengan dosis sel limfosit T yang diinfuskan. Salah satu
baik pada BMT, PBSCT, maupun UCBT
teknik deplesi sel T adalah dengan antibodi monoklonal
(Campath) in vitro dan in vivo.
Pembersihansel punca/induk darah dari kontaminasi
PEMISAHAN SEL PUNCA/INDUK DARAH DAN
sel tumor (tumor purging) masih bersifat spekulatif, karena
PEMROSESAN SEKUNDER
belum ada teknik purging yang menunjukkan masa bebas
penyakit. Teknik-teknik tersebut mencakup teknik fisika,
SeJ punca/induk darah yang diperoleh dengan ketiga cara
kimia, dan imunologik. Seleksi positif sel CD34+ telah
di atas dipisah-pisahkan dengan alat pemisah komponen
terbukti bermanfaat untuk transplantasi sumsum tulang
darah (blood separator). Kemudian dilakukan pemrosesan
autologus. Teknik ini mungkin berguna untuk deplesi
sekunder pada sel punca/induk darah yang didapat, yang
limfosit T atau sel tumor dari inokulum PBSC, atau sebagai
meliputi:
proses awal insersi gen, atau ekspansi in vitro sel induk
Pemekatan/konsenstrasi sel punca/induk darah.
darah.
Deplesi sel limfosit T (sel T), pada transplantasi
alogenik
Pembersihan sel asal/induk darah dari sel tumor
KEGIATAN PENILAIAN/KONTROL SEL PUNCA/
(tumor purging)
INDUK DARAH VANG DIPANEN
Pemilihan/seleksi sel induk darah (sel CD34+)
Sel punca ditandai dengan adanya ekspresi CD34 Di samping harus memenuhi syarat kuantitas, sel punca/
dan Thyl dan absennya CD38, CD33, dan HLA-DR. induk darah yang dipanenjuga harus mempunyai kualitas
CD34 adalah penanda untuk sel punca dan induk dan viabilitas yang optimal. Penilaiankuantitas dan kualitas
pada manusia . selalu dilakukan terhadap sel punca/induk darah yang
Pemekatan sel induk darah bertujuan memudahkan dipanen, pada pemrosesan sekunder, dan pada sel yang
pemrosesan selanjutnya dan kriopreservasi. Agar tidak disimpan dalam nitrogen cair.

~ .
'.~ ".:! i:· un·: ri ·~·an,, 1 i a:~ih
\)- C$F i:.~ r·::c•npur eel- :.-:: I dar;:ih
l;:;in

trnl ::;t :111b ;.. : ..Ji

.J1pi~;3l1k1n

~
•,/ 1;1 lu rv;; .:;:, ii' ~;n
,,.,.,. ,...- ....
RESIP!HJ
... dikur21ngi
... ' ~~\

I rH:·r:;-:r ~,::i T..--;i;. .J\'·


·~-~........

Gambar 2. Alur transplantasisel puncadarah


Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
TRANSPLANTASI SEL PUNCA/INDUK DARAH 2731
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping

Kuantitas sel punca/induk darah dinilai dengan Conditioning. Conditioning merupakan tindakan
menghitung sel CD34+ (sel induk darah) dengan alat pemberian sitostatika dosistinggi (high dosechemotherapy)
sitometri arus (flowcytometry). Teknik ini cepat dan akurat. dengan/tanpa kombinasi iradiasi tubuh total (TBI). Sebagai
Jumlah koloni sel yang tumbuh dengan teknik kultur contoh adalah pemberian siklofosfamida dosis tinggi
colony forming unit-granulocyte macrophage (CFU-GM) dua hari berturut-turut, pada hari minus 6 dan 5 sebelum
dapatjuga digunakan untuk menentukanjumlah sel induk transplantasi, dan TBI pada hari minus 1. Transplantasi
darah, namun hasilnya lama (10-14 hari). Teknik ini dapat dilakukan pada hari ke-O.
digunakan untuk menilai viabilitas sel induk darah. Teknik Tujuan conditioning adalah untuk mengosongkan
lain adalah dengan pewarnaan trypan blue. sumsum tulang dari sel asal/induk darah resipien
Di samping tes kuantitas dan viabilitas, harus (mieloablasi), sehingga sel punca/induk darah yang
dipastikan tes mikrobiologi bahwa sel punca/induk darah ditransplantasikan dapat tumbuh. Dosistinggi kemoterapi
yang dipanen tidak terinfeksi mikroorganisme aerob atau sitostatika yang diberikan bersifat mieloablasi, begitu
anaerob. Juga virus hepatitis B, hepatitis C, HIV, virus pula dengan dosis TBI. Conditioningjugadapat dilakukan
sitomegalo, VDRL,dan malaria. tanpa mieloablasi.
Premedikasi sebelum transplantasi.Karena asal sel
punca/induk darah disimpan pada suhu beku dengan
KEGIATAN KRIOPRESERVASI DAN PENVIMPANAN DMSO10%, perlu tindakan pencegahanuntuk mengurangi
SEL PUNCA/INDUK DARAH toksisitas akibat DMSO dengan pemberian antihistamin.
Salah satu toksisitas DMSO adalah renjatan akibat
Setelah menjalani pemrosesan seku nder, sel punca/
pelepasan histamine yang diinduksi DMSO. Toksisitas
induk darah harus disimpan dalam nitrogen cair (bersuhu
lainnya merupakan dampak langsung terhadap system
-197°() agar dapat tetap hidup dalam jangka waktu lama
kardiovaskular, yaitu hipertensi, bradikardia, dan blok
berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun asalkan
jantung. Efek samping lain transplantasi sel punca/induk
menjalani proseskriopreservasidengan DMSO10%. Namun
darah yang mengalami kriopreservasi adalah hematuria,
sebelumnya suhu sel induk darah diturunkan bertahap
nausea,muntah, dan diare. Hemoglobinuria dapat terjadi
sampai mencapai suhu -120°(, kemudian disimpan dalam
akibat lisisnya eritrosit setelah pencairan. Sesak napas,
nitrogen cair. Selain kantung sel punca/induk darah yang
kram perut, mual, muntah, dan diare dapat disebabkan
telah dikonsentrasikan, ke dalam tangki nitrogen juga
oleh histamin yang dilepaskan akibat DMSO.
dimasukkanbeberapatabung kecil berisi sampel sel punca/
Premedikasisebelumtindakan transplantasi mencakup
induk darah, untuk penilaian kualitas secara periodik atau
langkah-langkah sebagai berikut:
pemeriksaan lainnya bila diperlukan. Selamapenyimpanan,
Hidrasi, agar dicapai jumlah urin 2,5 ml/kg berat
harusdilakukan pemantauanrutin kerjatanki dan pengisian
badan/jam
periodik nitrogen cair selama konsentrat sel punca/induk
Alkalinisasi urin, dengan menambahkan bikarbonat
darah berada dalam tanki tersebut.
ke dalam cairan rehidrasi.
Antihistamin: difenhidramin atau yang ekuivalen
Kortikosteroid : hidrokortison
KEGIATAN PENCAIRAN KONSENTRAT SEL PUNCA/ Diuretik: manitol
INDUK DARAH (THAWING)

Bila ingin digunakan, sel induk darah harus dicairkan


PASCA TRANSPLANTASI SEL PUNCA/INDUK
terlebih dahulu (thawing) sesuai prosedur baku.
DA RAH

Pasca transplantasi, pasien dirawat di kamar isolasi sampai


KEGIATAN TRANSPLANTASI SEL PUNCA/INDUK keadaan neutropenia berat yang mengancamjiwa ( < 1000
DA RAH sel/mm3) teratasi dengan ditandai kembalinya granulosit
ke nilai normal. Banyak hal yang harus diawasi dan
Pada BMT/PBSCTalogenik, sel punca/induk darah yang ditatalaksana pascatransplantasi, termasuk komplikasi
telah dicairkan kemudian diinfuskan kepada pasien. Pada yang mungkin terjadi.
BMT/PBSCTautologus, sel punca/induk darah diinfuskan
kembali kepada pasien itu sendiri. Transplantasidilakukan
satu hari pasca conditioning. Sebelum transplantasi,
KOMPLIKASI TRANSPLANTASI
resipien perlu mendapat premedikasi untuk mencegah
timbulnya reaksi toksisitas. Pasca pemberian kemoterapi sitostatika dosis tinggi,
Edited with the trial version of
Foxit AdH
vaEncMedAPTDOFLEdOitG
orI
2732 To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping

pasien dapat mengalami komplikasi. Agar pemberian Leukoensefalopati.Leukoensefalopatibiasanyaditemukan


kemoterapi dosis tinggi dengan atau tanpa TBI pada pada anak yang mendapat radiasi kepala. Pada pasien
resipien dapat berhasil baik, maka komplikasi baik yang ini, juga ditemukan hambatan pertumbuhan dan organ
bersifat akut, maupun yang timbulnya lambat, harus seksual.
dicegah, dikurangi dan ditanggulangi secara cepat.
Katarak. Katarak ditemukan pada 80% pasien yang
mendapat TBI dosis tunggal, tetapi dijumpai pula pada
Komplikasi pada Tahap Conditioning
18% kasus dengan TBI terbagi.
Mukositisdan diare. Mukositis dan diare sering dijumpai
Keganasan sekunder. Pada percobaan anjing yang
dengan berbagai derajat dan akan berkurang setelah
mendapat radiasi chimera, munculnya keganasan
minggu kedua.
sekunder meningkat sebesar 6 kali bila dibandingkan
Oklusi vena hepatika. Dua bentuk histopatologik populasi normal. Keganasan sekunder yang sering
oklusi vena yang mungkin ditemukan mencakup vena ditemukan adalah limfoma non-Hodgkin, leukemia dan
occlusive disease (VOD), yang melibatkan vena hepatika tumor padat.
terminalis dan vena sublobular, serta nekrosis hepatosit
perisentralis. Faktor risiko timbulnya keganasan sekunder adalah
Dari kedua bentuk tersebut VOD merupakan pemberian TBI dan GVHD yang diberikan antimosit
komplikasi fatal, dijumpai pada 15-30% pasien, serta globulin atau antibody monoclonal anti-CD3.
tingkat mortalitas 3%. Pada proses awal VOD didapatkan lnfeksi. Infeksi timbul terutama setelah tindakan
gambaran patologik perdarahan sentrilobular hati massif. transplantasi, karena granulositopenia dini. Sebanyak
Kerusakan vena digambarkan sebagai sempitnya lumen 5% resipien dengan HLA identik, dan lebih banyak
serta melebarnya zona subendotelial, berisi serabut pada HLA non-identik akan mengalami infeksi bakterial
kolagen halus, komponen sel, serta makrofag. dan jamur dua minggu pasca transplantasi. Jamur
Nekrosis sel hati perisentral dapat menyebabkan yang sering dijumpai dan acapkali sulit diobati adalah
emboli vena terminalis, karena tempat pori sinusoid Aspergillus fumigates, yang menginvasi paru dan otak.
menembus endotel vena terminalis menjadi sempit Infeksi nosokomial akibat Aspergillus ditelusuri melalui
dan tersumbat sel hati yang terkelupas, sisa sel, fibrosis sistem ventilasi yang terkontaminasi, materi gedung
subendotel yang akhirnya menyebabkan obstruksi terkontaminasi dan gedung yang sedang direnovasi.
aliran darah, melibatkan vena hepatika terminalis dan Penggunaan HEPA (high efficiency particulate air) aka
vena sublobular, serta nekrosis hepatosit perisentralis. menurunkan kejadian infeksi Aspergillus.
Manifestasi klinisnya berupa hepatomegali, asites, ikterus, Penggunaanantibiotika, tertarna terhadap gram positif
nyeri abdominal, dan ensefalopati. akan menimbulkan resistensi , terutama Staphylococcu
epidermidis yang multiresisten. Infeksi berat yang muncu
Komplikasi Setelah Transplantasi 3-4 bulan pascatransplantasi disebabkan oleh virus
VOD. Walaupun sering dijumpai pada fase conditioning, Yang sering adalah virus sitomegalo (CMV). Umumn a
VOD dapat juga terjadi setelah tindakan transplantasi infeksi ini asimptomatik dan hanya muncul apabile
(akibat dipicu oleh obat imunosupresif, terutama didapatkan peningkatan antibodi atau ekskresi virus
siklosporin). Diagnosis VOD biasanya ditegakkan dari urin. Penatalaksanaan infeksi CMV berupa pemberia
gambaran klinis dalam 3 minggu pascatransplantasi.Pada gansiklovir (15 hari sebelum sampai 30 hari sesuda
beberapa kasusdijumpai peningkatan kadar transaminase transplantasi), dikombinasikan dengan immunoglobu ·•
serum dan alkali fosfatase, sedangkan pemeriksaan dosis tinggi. Dosis profilaktik immunoglobulin ya _
koagulasi menunjukkan nilai normal. Hal yang perlu dianjurkan adalah 500 mg/kgBB setiap minggu sela ::
diingat, adalah bahwa gambaran klinis graft versus host 3 bu Ian, kemudian setiap bu Ian selama satu taht, -
disease (GVHD) akut dapat menyerupai VOD lanjut, Tujuan pengobatan ini menurunkan insidens GVHD, ya"~
sehingga untuk membedakannya diperlukan pemeriksaan dihubungkan dengan pneumonia interstititalis pac s
histopatologi. pasien seropositif. Tujuan lainnya adalah menurun 2-
Pneumonia interstititialiskronis. Faktor risiko terjadinya risiko septikemia gram negatif.
pneumonia interstititalis idiopatik terutama dipengaruhi
oleh usia, penggunaan metotreksat untuk mencegah PBSCT Dibandingkan dengan BMT
GVHD, beratnya GVHD, tingkat kemampuan berperan Penggunaan PBSCT telah meningkat dalam beberar.s
pasiensebelumtransplantasi,interval waktu sejakdiagnosis tahun terakhir sebagai alternatif BMTkonvensional. Da 2-
sampai transplantasi, serta tingginya dosis radiasi pasien berbagai aspektransplantasi sel punca/induk darah, P S :•
yang mendapat metotreksat setelah transplantas\. sama dengan BMT. Perbedaannya antara lain adala :
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor

TRANSPLANTASI SEL PUNCA/INDUK DARAH 2 733


To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping

PBSCT lebih praktis dari BMT. Panen/pengumpulan sel TRANSPLANTASI SEL PUNCA DARAH UNTUK
punca atau sel induk darah donor (pada transplantasi PENYAKIT NON-HEMATOLOGIK
alogenik) atau pasien sendiri (pada transplantasi
autologus) pada PBSCT dengan mesin aferesis tidak Studi-studi terbaru menunjukkan bahwa sel punca
perlu pembiusan umum dan dilakukan di kamar biasa. dewasa yang diambil dari sumsum tulang atau darah
Sebaliknya BMT dilakukan di kamar bedah steril dalam tepi dapat berdiferensiasi menjadi sel yang sama
anestesi umum. sekali berbeda dari sel-sel darah, yaitu menjadi sel-sel
Batas usia pasien yang diperbolehkan menjalani jaringan organ padat. Kemampuan ini disebut plastisitas
PBSCT lebih tua dibandingkan pada BMT. perkembangan (developmetal plasticity). Namun, ada pula
Pemulihan granulosit, trombosit, dan retikulosit yang literatur yang membedakan lagi istilah plastisitas
setelah PBSCT tampak lebih cepat dibandingkan dan transdiferesiasi. Proses perubahan dari sel punca
dengan BMT. darah menjadi sel non-darah tetap masih berasal dari
satu lapisan embrionik yang sama yaitu mesoderm (lihat
Biaya PBSCT, walaupun pada periode pratransplantasi,
gambar 1), misalnya menjadi sel otot, disebut plastisitas
lebih tinggi daripada BMT, namun biaya total
Sementara, proses perubahan sel punca darah menjadi sel
keseluruhan lebih murah.
yang secara embrionik berasal dari lapisan yang berbeda
PBSCT lebih sering menyebabkan GVHD diakibatkan
disebut transdiferensiasi, misalnya dari sel punca darah
lebih tingginya load sel T. Oleh karena itu BMT lebih
baik dari PBSCT jika dilakukan pada kelainan non• menjadi sel epitel usus (mesoderm ke endoderm).
Dengan teknik-teknik aplikasi tertentu, sel-sel
engraftment
kanker, seperti hemoglobinopati, dimana
punca dari sumsum tulang telah diujicobakan untuk
yang cepat dan reaksi graft versus tumor (GVT)
mengobati infark miokardial, penyakit jantung iskemik,
tidaklah terlalu penting.
osteogenesis imperfekta, penyakit ginjal glomerular,
penyakit neurodeqenerative dan stroke. Mekanisme
UCBT Dibandingkan PBSCT dan BMT
yang berada di balik pembentukan jaringan organ padat
Saat ini translantasi darah tali pusat dan plasenta telah
ini masih belum jelas, namun riset-riset masih terus
menjadi pilihan utama untuk pasien anak-anak, serta
berlangsung untuk mencari strategi terapi yang potensial
menjadi pilihan untuk orang dewasa yang kesulitan
bermanfaat.
mendapatkan donor yang cocok.
Keunggulanjenistranplantasi ini adalah memungkinkan u
ntu k dilakukan dengan donor yang H LA-nya tidak
benar-benar cocok dengan resipien. Kecocokan 3-4 dari REFERENSI
6 antigen HLA-A, HLA-B dan HLA-DRBl sudah cukup
Alenzi FQ, Alenazi BQ, Ahmad SY, Salem ML, Al-Jabri AA, Wyse
untuk transplantasi. Transplantasi ini juga lebih sedikit RK. The haemopoietic stem cell: between apoptosis and self
menyebabkan GVHD dibandingkan pada PBSCT atau BMT renewal. Yale J Biol Med. 2009. 82(1):718-.
Areman E, Deeg HJ, Sacher RA. Bone marrow and stem cell
walaupun dengan ketidakcocokan HLAyang serupa. Hal ini
processing: A manual of current techniques. Philadelphia:
sangat menggembirakan karena membuka kemungkinan FA Davis Compani;1992.
lebih besar bagi pasien untuk mendapatkan donor, karena Arcese W, Aversa F, Bandini G, De Vincetiis A, Falda M, Lanata
L, et al. Clinical use of allogeneic hematopoietic stem cells
sekitar 70% pasien yang membutuhkan transplantasi sel
from sources other than bone marrow. Haematologica.
punca/induk hematopoietik tidak dapat menemukan 1998;83:15982-.
donor yang cocok di keluarganya. Ballen KK. New trend in umbilical cord transplantation. 2005.
Keunggulan lain adalah kemungkinan risiko penularan 105: 378692-
Copelan EA Hematopoietic Stem-Cell Transplantation. N Engl J
penyakit yang ditularkan melalui darah menjadi lebih Med. 2006;354:181326-.
rendah. Cooper DL. Peripheral blood stem cell transplantation. In: De Vita
Kelemahannya adalah, terbatasnya volume yang VT, Hellman S, Rosenberg SA, editors. Cancer: principles and
practice of oncology, 4th edition. Philadelphia: JB Lippincott
dapat, oleh karena itu sel punca yang diambil dari tali
Company 1994.
pusat dan plasenta biasanya hanya adekuat untuk anak• Cutler C, Antin JH. Peripheral blood stem cell for allogeneic
anak atau dewasa muda. Untuk meningkatkan jumlah sel transplantation: a review. Stem Cells. 2001;19:10817-.
Direktorat J enderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan
sehingga memperbaiki engraftment dan rekonstitusi imun,
RI. Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Medis Sel Punca
dapat dilakukan transplantasi darah tali pusat sekuensial, di Indonesia, Jakarta, 2008.
dimana dilakukan transplantasi kedua setelah transplantasi Giles B. Protocols of bone marrow transplantation and peripheral
pertama. blood stem cell transplantation in hematological malignancies
and solid tumors. Division of Hematology-Oncology. Cedar•
Sinai Medical Center, Los Angeles, 1994.
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping

356
SEL PUNCA (STEM CELL)
DAN POTENSI KLINISNYA
Cosphiadi Irawan

PENDAHULUAN dewasa, khususnyasel punca hematopoetik ("hematopoetic


stem cell/HSC") pada penyakitjantunq, maupun sel punca
Di minggu ketiga Januari 2009 pemerintah federal jaringan fetus (seperti: darah/epitelial plasenta, cairan
Amerika Serikat melalui lembaga FDA (Food Drug and amnion, Wharton's Jelly). Perkembangan lain, adalah
Administration) telah memberikan izin "pilot project" dimulainya kemampuan teknoloqi untuk memproduksi
penerapanterapi sel punca embrional pada sepuluh pasien berbagai organ tubuh ("tissue engineering" dan scaffold),
kasus trauma tulang belakang (spinal cord injury) yang yang pada gilirannya merupakan jawaban atas berbagai
menyebabkan kelumpuhan. Hal ini merupakan sejarah penyakit degenerasi seperti diabetes, jantung koroner,
baru bagi perkembangan sel terapi menggunakan sel "stroke", penyakit Parkinson's dan banyak kerusakan
punca di negara paman Sam tersebut, yang selama ini organ lainnya. Sejarah peran sel punca pada keganasan
diketahui sangat ketat melarang penggunaan dana federal darah telah dicatat keberhasilannnya sejak lebih dari tiga
untuk penelitian terapi menggunakan sel punca. Menilik puluh tahun terakhir, akan dibahas dalam bab yang lain.
perkembangandan antusiasmeyang beqitu tinggi meliputi Pembahasanberikut secara singkat akan lebih tertuju pada
terapi sel punca, sebenarnya diawali dengan dua hal yaitu: peran sel terapi pada penyakit degeneratif. Selanjutnya
1.Keberhasilan Ian Wilmut, Keith Campbell dan teamnya akan dikaji: definisi sel punca; faktor dan kemampuan
pada tahun 1997 mengkloning "Dolly" 2. Keberhasilan yang mempertahankan potensi biologinya: termasuk
laboratorium JamesThomson pada tahun 1998 melakukan pembahasan: a. Niches (lingkungan mikro sel punca) b.
patok baku processing sel punca embrional, dan bukti Sinyal intra selular sel punca c. Mekanisme migrasi dan
kernampuan sel punca embrional dapat berkembang "homing". Serta beberapa contoh perkembangan terapi sel
menjadi berbagai progenitor sel menjanjikan pengobatan punca, khususnya dibidang penyakit dalam saat ini.
bagi berbagai penyakit degeneratif di masa mendatang. Perdefinisi sel punca adalah sel yang mempunyai tiga
Keberadaansel punca sendiri dapat dibagi dalam dua kemampuan dan sifat dasar,yaitu: 1). Kemampuan untuk
kelompok besar, yaitu sel punca embrional dan sel punca memperbaharui dirinya sendiri ("self renewal") melalui
dewasa ("adult stem cell"/ASC) termasuk didalamnya sel pembelahan diri yang simetris dan sekaligus asimetris
punca jaringan fetus; dimana mereka memperlihatkan (-menjadi progenitor sel yang berbeda-) 2). Sel yang yang
beberapa karakteristik dan fungsi yang sama. Dibedakan pada tingkat awal perkembangannya, tak memiliki fungsi
terutama dari segi kemampuannya untuk bertrans• khusus ("unspecialiazed") 3). Mampu menjadi progenitor
diferensiasi {plasitisitasnya) menjadi progenitor sel yang dari berbagai jenis sel didalam tubuh ("plasticity/
berbeda. Sejak itulah berkembang harapan sel punca transdifrensiasi"), dimana diperkirakan ada 200 an jenis
embrional yang memiliki kemampuan memperbaharui sel ditubuh manusia.Berdasarkankemampuannya menjadi
diri (renewal) dan sifat plastisitasnya untuk bertrans berbagai tipe sel tersebut, sel punca dapat dibagi menjadi
difrensiasi menjadi sel jenis manapun ditubuh manusia beberapa tingkat kemampuan, yaitu bersifat totipoten,
dapat memperbaiki kerusakanjaringan dan fungsi organ yaitu sel punca yang mampu menjadi progenitor dari
tubuh; hal ini diikuti perkembangan pesat terapi sel punca ketiga lapisan primer germinal: ektoderm, mesoderm dan
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
HEMATOLOGI
2736 To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping

endoderm; dalam hal ini adalah hasil konsepsidalam phase gilirannya bersifat merangsang lokal angiogenesis. Juga
zygote (hari ke 2 konsepsi).Pluripoten kemampunnya lebih pada tahun yang sama beberapa peneliti dari berbag ·
terbatas untuk menjadi jenis lapisan germinal tertentu, pusat penelitian seperti masing masing Jackson; Kocher;
misalnya: mesoderm; yang menjadi sel hematopoetik, Orlicl dan Toma, beserta teman pada tahun 2002;
osteogenik, chondrogenik dan jaringan adipose (lemak) memperlihatkan bahwa sel punca sumsum tulang ("bone
dan unipoten, yaitu sel punca yang hanya mampu menjadi marrow stem cell"/BMSC) mampu engraftmen pada otot
satu jenis progenitor sel, misal sel punca hematopoeitik jantung dan sebagian mengekspresikan penanda "cardiac
eritroblast, yang menjadi eritrosit atau megakaryoblast dan I atau endothelial protein", yang dapat berarti terjadi
yang menjadi trombosit (lihat gambar 1). Sel punca sendiri diferensiasi menjadi cardiac Lineagedan berperan dalam
dapat berasaldari berbagai sumber: 1. Sel punca embrional regenerasi ototjantung yang degeneratif.
(SPE), berasaldari blastosis (hari ke 5 fertilisasi) 2. Germinal
embrional (melalui aborsi elektif kehamilan 5 - 9 minggu) Niches (Lingkungan Mikro)
3. Sel punca epitelial/darah plasenta/jaringan fetus (misal: Kemampuan tersebut dipertahankan melalui suatu
"card blood SC/CBC")4. Sel punca dewasa (misal: HSC kondisi dan mekanisme kompleks serta tertata secara
dari sumsum tulang atau darah tepi, sel punca adipose/ cermat didalam "lingkungan rnikro" atau niches; dimana
jaringan lemak) 5. Sel punca somatik (somatic stem cell/ perkembangan sel punca pluripoten yang untuk tetap
SSC: diisolasi darijaringan organ tertentu) 6. "Somatic Cell mempertahankan sifat asal (renewal) atau menjadi
Nuclear Transfer"/ SCNT: sel punca yang diperoleh dari sel progenitor yang commiteddan yang akhirnyaberdiferensiasi
somatik yang inti selnya ditransfer ke Oocyte donor yang akhir menjadi sel tipe tertentu, dipertahankan melalui
telah dienukleasi, yang melalui proses genetic-epigenetic proses pembelahan yang simetrik,yang menghasilkan
rearrangement akan memiliki kapasitas seperti ESC. 7. iPS sel turunan yang identik dengan sel asal dan tetap
(InducedPluripotent Stem Cell),dengan melakukan inisiasi berada diniche dan asimetrik, yang menghasilkan sel
(reprogramming) embrional sel sornatik manusia dengan turunan yang merupakan progenitor dibawahnya dan
memasukkan (transduksi) gen yang berperan penting akan meninggalkan niches untuk berdiferensiasi menjadi
dalam proses embrional melalui perantara "lentiviral", berbagai jalur ("Lineages"); merupakan hasil interaksi sel
seperti (OCT4, SOX2, NANOG dan LIN28) sehingga punca dengan niches yang juga diregulasi oleh spesifik
mempunyai kemampuan seperti sel embrional. Sel punca growth factors, sitokin dan hormon tertentu, maupun
embrional dibanyak negara menimbulkankan masalahetik sinyal intraselular yang mempertahankan status renewal
dan sosial yang luas dampaknya, sedangkan yang paling dan sinyal yang menginduksi diferensiasi, yang akhirnya
banyak dikembangkan sebagai sumber terapi sel adalah menghasilkan homeostasisjaringan. Ketidak seimbangan
HSC CD34(+) dan mesenchyimal stem cell/MSC (sel punca proses ini, seperti misalnya pernbelahan simetris yang
mesenkimal). dominan akan menghasilkan penumpuk~an sel punca
seperti halnya pada proses tumorigenesis; dilain sisi
pembelahan asimetri yang dominan menghasilkan
POTENSI BIOLOGI penurunan populasi sel punca, yang akhirnya akan
menyebabkan proses regenerasi organ menurun karena
Diawali penelitian exvivo Asahara pada tahun 1997 yang proses apoptosis. Penelitian in vivo GenevieveD tentang
memperlihatkan CD34(+) murni, mampu berdiferensiasi perkembangan HSC di sumsum tulang memperlihatkan
menjadi sel dengan phenotip endotel (positif penanda peran osteoblas melalui ekspresi osteopontin meregulasi
endotel ~ EPC) dan membentuk pembuluh darah baru proliferasi dan ukuran niche, ekspresi B-cathenin oleh
didaerah iskemik, merupakan bukti bahwa HSC mampu HSC, atau sinyal Wnt .oleh lingkungan mikro; diketahui
bertransdifrensiasi menjadi selain sel hematopoetik. meregulasi kapasitas renewal. Pemberian Shh (Sonic
Setahun kemudian 1998 Raffi et al serta Shi et al, hedgehog) in vivo yang berfungsi "upstream" terhadap
memperlihatkan invivo adanya circulatory endothelial BMP-4 (Bone fv1orphogenic Protein 4); merangsang
progenitor cell/CEPCyang merupakan EPC yang berasal proliferasi HSC. BMP4 sendiri berfungsi penghambatan
dari SSTL; disamping adanya diferensiasi CD34(+) HSC terhadap Shh.· Selanjutnya mobilisasi HSC kedarah juga
menjadi sel dengan penanda EPC seperti vWF/Von diperantarai komponen endotelial yang berlokasi di
Willebrand's Factor ( +) dan Dil-acetylated ( DIL ). Diketahui perisit pembuluh darah sinusoidal di sumsum tulang. Ini
EPC/CEPCjugamengekspresikan VEGF reseptor KDR dan memperlihatkan salah satu contoh niche hematopoesis.
CD34( + ). Pada tahun 2001 Kamihata, dalam penelitiannya Mekanisme diatas dan kemungkinan yang terbuka
menunjukkan BMMNC (bone marrow mononuclear cell) luas untuk merangsang diferensiasi spesisfik sel punca
melepaskan VEGF, bFGF (basic fibroblast growth factor), sesuai dengan faktor pertumbuhan yang diberikan
yang akan meningkatkan kadar angiopoeitin dan pada ataupun lingkungan mikro tertentu , akan semakin
Edited with the trial version of
SEL PUNCA (STEM CELL) DAN POTENSI KUNISNYA 2737
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping

KarakteristikSel Embrional

Asal : Didapat dari embryo preimplatasi atau peri-implantasi

Self renewal: Sel dapat membagi diri, menjadi


dirinya sendiri untuk waktu yang lama tanpa
berdiferensiasi

Pluripoten: sel embrional dapat menjadi sel apapun


dari ketiga lapisan germinal, bahkan setelah tumbuh
di media kultur untuk waktu lama

Tiga laplsan germinal dengan masihg masing contoh perkembanqan selnya

Ektoderm Mesoderm Endoderm menjadi:


menjadi:kulit,gigi menjadi:otot, usus, pancreas,
otak,medulaspinalis pembuluh lambung,hati, paru,
rambut,sel sensorik: darah,jar.ikat dan kandung kemih dan
mata,telinga hidung jantung sel telur I sperma
mulut dan sel pigmen

Gambar1. Perkembangansel punca embrional pluripoten: Self renewal and Plasticity


(Dikutip dari: RegenerativeMedicine,2006)

membuka potensi sel punca bagi mengatasi berbagai yang terikat dengan CXCR4 reseptor (CD184) merupakan
penyakit degeneratif kemotaksis yang penting baik untuk progenitor, sel
darah merah matang dan terlibat pada lymphopoesis-B,
Homing(Migrasi Sel Punca) juga mielopoesis (Corrinna W). Interaksi SDF-la
Homing adalah proses bertahap yang membutuhkan dengan CXCR4 akan merangsang migrasi lymphosit,
molekul adesif, sitokin dan kemokin serta protease HSC dan juga sel tumor. Khusus HSC interaksi tersebut
degradasi matriks ekstraselular .Mobilisasi sel punca atau mengatur retensi, migrasi dan mobilisasi nya di sumsum
"endothelial progenitor cell"/EPCdi dan ke sumsum tulang, tulang pada heomeostasis dan juga perlukaan jaringan.
jaringan iskemia atau jaringan tumor ganas diketahui Secara singkat dapat dikatakan mobilisasi sel punca
mirip proses ekstravasasi lekosit/limfosit; atau migrasi memperlihatkan karakteristik hilangnya kontak antar sel
transendotelial sel tumor pada saat terjadinya diseminasi dan down regulation serta degradasi molekul adhesif
hematogenous metastase. Kemokin merupakan molekul diikuti desensitisasi axis SDF-la/CXCR4. Sebaliknya up•
kecil peptide yang menginisiasi migrasi dari sel efektor. regulation adesif molekul sel dan aktifasi SDF-la/ CXCR4
Diantaranya adalah SDF-la (stromal derived factor-la) diperlukan untuk "homing"nya sel punca.
Edited with the trial version of
Foxit AdvaHncEedMPADFTEO ditL
orOGI
2738 To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping

TceHs

CllP
f :;;~ . -c M.·. 0 . n. oc. e.....-.c• . MaOrophage
y t.

Q. .• ·. . ·. . · {·. ·
HSGs _.. MPP . _,....,. CMP G .M
· . P...... . ·.
Granulocyte
. ·.. . •. ·
- ·
Osteoclast

.H.f ~ .: . · . MKEP
-( E.·rythr.oc.yte

f ·~ . · ·. M.egakaryocyte

C.hcmdrocyte
Osteoblaat

Fibroblast
- .. ...-. MSCs
Adipocyte
Myocyte

Enaothefial cell®~

Gambar 2. Tampak HSC menempati posisi berdampingan dengan osteoblas dan sinusoid pembuluh darah dan dikelilingi sel stroma
yang berasal dari MSC di sumsum tulang. (Dikutip dari: Yin T, Li L. The Stem cell niches in bone. J Clin Invest; 116:2006)
Gambar 3. Terlihat skema sinyal intraselular yang memperlihatkan pengaturan "self renewal" oleh LIF (leukemia inhibitory factor),Wnt
dan BMP4; serta ranqsanqan diferensiasi oleh faktor pertumbuhan.
Edited with the trial version of

SEL PUNCA (STEM CELL) DAN POTENSI KUNISNYA


2739
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping

. . ~: '
grup, sampai May 2009 telah melakukan penyuntikkan
PENERAPAN KUNIS intrakoroner PBSC pada 20 pasienIMA dan tiga pasien
"pilot project" penyuntikkan intrakardial BMMNC
Diluar penyakit keganasan darah dimana transplatasi
pasien PJK "no option" terapi. Tidak didapati efek
HSC telah dipergunakan lebih dari 30 tahun dan terbukti
samping dan komplikasi peri-pasca tindakan,
meningkatkan angka kesembuhan dan harapan hidup; sel
sampai follow up 3 - 9 bulan. Dan ditemui perbaikan
terapi pada penyakit degeneratif sendiri telah diterapkan
fungsi jantung dan pengecilan jaringan infark yang
menggunakan beberapasumberset puncayang diharapkan
moderate.
mampu berkembang menjadi progenitor/repoputasi dari
set jaringan yang rusak, namun pada saat yang sama 2. PAD ("peripheral arterial disease"): Beberapa
tak mampu berkembang menjadi teratoma. Beberapa penelitian menetapkan pasien yang sesuai dengan
penyakit yang mungkin mendapat keuntungan dari sel untuk implantasi sel punca baik BMMNC maupun
terapi adalah: penyakit jantung: infark akut dan kronik, PBSC adalah pasien dengan "chronic critical limb
penyakit pembuluh darah perifer (PAD), diabetes, kelainan ischemia" (CU), termasuk nyeri pada istirahat, ulkus
ginjal, penyakit autoimun, penyakit liver akut dan kronik, yang tak menyem.buh, bukan kandidat operasi
penyakit muskuloskeletal dan penyakit degeneratif ataupun operasi neovaskularisasi,ABI < 0,6 dan tetap
lainnya. Beberapasudah dalam tahap uji klinik fase 2, dan progresif setelah menjalani semua terapi baku secara
sebagian lainnya masih dalam tahap penelitian preklinik optimal. Hiroaki M, pada total n= 45 pasien melakukan
1

pada hewan. uji klinik random, buta ganda, dimana sebagian pasien
mendapat suntikan IM BMMNC : berkisar 0,7 - 2,8
1. Infark miokard akut (IMA) dan ischemic cardio•
x 10e9 ( rata rata 1,6 x 10e9 sel : SD 0,6 ); termasuk
myopathy (ICM). Peran sel punca baik pada "recent"
CD34(+) dengan kisaran 0,84 -9,6 x 10e7 ( rata rata 3, 7
IMA (~ 14 hari ) dengan penyuntikkan intra-koroner
x lOe 7 sel : SD 1,8 ); dan sebagai kontrol mendapat
BMMNC (delapanpenelitian) dan PBSC (dua penelitian)
PBMNC.Pada minggu ke ernpat didapati peningkatan
total 698 pasien, median "follow up" enam bulan,
ABI pada kedua kelompok, namun pasien dengan
telah di meta-analisa oleh Lipinsky et al. Didapatkan
BMMNC ABI meningkat 0,1 dibanding 0,02 pada
hasil perbedaan secara statistik be~makna serta
PBMNC ( p< 0,0001 ). Observasi sampai 24 minggu
menguntungkan pada kelompok yang mendapat sel
pasca injeksi tetap terjadi perbaikan satus iskemik (ABI,
punca, meliputi: peningkatan berrnakna LVEF sebesar
konsentrasi 02 jaringan, skala nyeri istirahat, bebas
3%; pengecilan ukuran infark, (-) 5,6%; penurunan
nyeri pada waktu berjalan dan perbaikan ulkus). Terjadi
volume akhir sistolik: () 7,4 ml. Volume akhir diastolik
perbaikan angiografi pada 60 % pasien dimana pada
meskipun tak bermakna menunjukkan kecenderungan
kelompok BMMNC didapati rasio kapiler/serat otot
menurun: (-) 4,6 ml. Latif AA, et al melakukan kajian
· sebesar2,3 dibanding PBMNC0,74. Hasil yang mirip juga
. : . is~lrn.ati .. da .[llet_a.-jln_alisa, yang meliputi delapan
diperlihatkan pada laporan kasus Ishida A et al pada
belas penelitian dengan total 999 pasien meliputi
enam kasusPAD berat (5 pasien thrornboanqitis
sepuluh penelitian IMA, enam penelitian ICM dan dua
obliterans, 1 pasienarteriosklerosiscbliterans) dengan
penelitian campuran IMA /ICM. Jen is sel punca yang
suntikan mobilisasi PBMNC pada hari 1 dan 2; dan
dipergunakan meliputi sel punca dewasa meliputi
Huang P, et al pada 28 kasus diabetes dengan CU
BMMNC, BM-MSCdan BM-CPC(circulating progenitor
melalui uji klinik acak dengan mobilisasi PBMNCdan
cell). Didapati perbedaan bermakna yang menguntung
kontrol dengan suntikan hari 1 dan ke-14
kelompok sel punca yang meliputi: perbaikan 3,66%
LVEF, pengecilan ukuran infark sebesar (-) 5,49% 3. Penyakit keganasan: Progenitor sel kanker ,yang
dan penurunan LVES volume sebesar (-) 4,8 ml. mengekspresikan penanda sel punca dan mampu
Martin Rendon, et al meliputi tiga belas penelitian "self renewal" telah dapat diisolasi dari pasien AML,
acak total 811 pasien. Hasilnya memperlihatkan melanoma, keganasan otak, payudara, ovarium
sel terapi tak berhubungan dengan peningkatan dan prostat (Mimeault M et al). Didasari berbagai
efek 'sarnpinq yang tak diinginkan, meskipun belum penelitian sebelumnya yang memperlihatkan sel
.cukup data untuk mengambil kesimpulan definitif. punca kanker mempertiffia'k'an aberansi ekspresi
;..;. bipi°Ylihatkan pula peningkatan LVd yang ajeg pada dan/atau aktifitas dari berbagai hormon, factor
follow up jangka pendek; Penurunan volume LVES pertumbuhan (GF) sitokin dan kemokin (androgen,
dan LVED ; ukuran infark atau pergerakan dinding estrogen, EGF dan TGF-a/EGFR, IGF/IGFR,SHH/SMO,
jantung juga lebih baik pada kelompok sel punca. Wnt/B-catenin, Notch, TGF-B dan SDF-la/CXCR4
Terdapat korelasi positif antara dosis sel punca dan dan elemen sinyal tumoregenik (telomerase, PI3K/
perbaiklan LVEF yang diukur dengan MRI.Santoso dan Akt, NF-kB dan Myc-1); yang mungkin berperan

- - ...
-

. ·ii#.
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
2740 HEMATOLOGI
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping
terhadap pertumbuhan yang terus menerus, survival kontrol. Sedangkan perbaikan iskemik jaringan juga
sel punca kanker dan juga transformasi keganasan dilaporkan penelitian pendahuluan pada PAD
pada waktu inisiasi dan progresivitas sel ganas; maka 6. Sampai saat ini pengunaan sel terapi pada berbagai
berkembang penelitian terapi target molekular yang penyakit degeratif meskipun pada banyak pusat
mampu menghambat kaskade sinyal spesifik seperti penelitian memberikan hasil positip, masih dalam
inhibitor EGFR, Hedgehog, Wnt/B-catenin dan Notch, tahap penelitian.
atau dengan terapi kombinasi yang akan memberikan
hasil yang lebih efektif.
4. Penyakitliver kronik/sirois: Laporan pendahuluan
REFERENSI
dua uji klinik non acak, Gordon et al dan Terai et Ho AD, Wagner W. Clinical potential of stem cells: hype or
al, dengan penggunaan PBSC dari hasil mobilisasi hope? In: Ho AD, Hoffman, Zanjani ED, eds. Stem Cell
G-CSF berturut turut memperlihatkan: 3 - 4 dari Transplantation. Biology, prossesing, and therapy. Weinheim:
WILEY.VCH Veerlag Gmbh & Co.KgaA; 2006. p. 3 - 20.
5 pasien sirosis yang mendapat suntikkan intra
Mimeault M, Batra SK Concise review: recent advances on the
• hepatik dan infus perifer BMMNC, memperlihatkan significance of stem cell in tissue regeneration and cancer
perbaikkan fungsi hati dengan menurunnya bilirubin, therapies. STEM CELLS. 2006;24:2319-45.
meningkatnya albumin dan berkurangnya asites. Cosphiadi Irawan. Terapi sel punca ("Stem Cell/SC") di bidang
penyakit dalam. PIT PAPDI ke III, Semarang, 2009.
Sedangkan melaporkan dari 9 pasien yang diteliti, Regenerative Medicine 2006.pdf Teresse Window.
terjadi perbaikan fungsi hati dan perbaikan Child Huangsu D, Osafune K,Machr R, Goo W, Eijkelenboom A, Chen.
Pough pada semua pasienyang diteliti dan penurunan Induction of pluripotent stem cell .from primary human
fibroblast with only Oct 4 and Sox2. Nature. 2008;22:1269-
asites pada 6 pasien.
74.
5. Pengembangan sel terapi pada pasien diabetes tipe Rasokat UF, Dimmeler Stefanie. Endothelial Progenitor Cells for
Cardiac Regeneration. In: Ho AD,Hoffman, Zanjani ED, eds.
1 dan 2, penyakit autoimun dan juga penyakit ginjal Stem cell transplantation. Biology, prossesing, and therapy.
masih dalam fase awal penelitian preklinik dengan Weinheim:WILEY.VCH Veerlag Gmbh & Co.KgaA; 2006.
hasil yang menjanjikan dan dapat menjadi terapi p. 179-92.
Despars G, Tan J, Periasamy P, O'Neill HC. The role of stroma
alternatif dimasa mendatang.
in hematopoesis. Current stem cell research & therapy.
2007;2:23.
YinT, LiL. The stem cell niche in bone. J Clin. Invest. 2006;116:1195-
201.
KES{MPULAN Weidt C, Niggeman B, Kasenda B, Drell TL, Zanker KS, Dittmar
T. Stem cell migration: a quintessential stepping stone to
1. Sel punca, khususnya HSC sela_ma lebih dari 30 tahun succesfull therapy. Current stern cell research & therapy.
telah berperan dalam pengobatan keganasan darah, 2007;2:89-103. -' ""·
Lipinsky MJ, Biondi-Zoccai GGL, Abbate A, .~t al. Impact of
adalah sel yang memiliki kemampuan "self renewal ", intracoronary cell therapy on left ventricular function in the
belum mempunyai fungsi yang khusus (unspecialized) setting of acute myocardial infarction. J Am Coll Cardiol.
dan mampu menjadi progenitor berbagai sel organ 2007;50;17617-.
Abdel Latif A, Bolli R, Tleyjeh IM, et al. Adult bone marrow derived
ditubuh kita (plastisitas/transdiferensiasi), dapat cells for cardiac repair a systematic review and meta-analysis.
berperan mengatasi berbagai penyakit degeneratif Arch Intern Med. 2007;167:98997-.
2. Berdasarkan kemampuannya bertransdiferensiasi/ Martin RE, Braunskill S, Darcee S, et al. Stem cell treatment
for acute myocard infarction. (Review). The Cochrane
plastisitas dikenal sel punca totipoten, pluripoten
Collaboration, Wiley J & Smith. 2008.
dan unipoten Santoso T, Cosphiadi I, Alwi I, Auda A, Kosasih A, Ardian, et al.
3. Secara umum sel punca dapat berasal dari sel punca Safety and efficacy of combined G-CSF and EPO based-stem
embrional/germinal embrional; dan sel punca dewasa cell therapy using intracoronary infusion of autologous
PBSC in patients recent myocardial infarction: phase II stud
termasuk didalamnya sel punca dari amnion-epitelial/ (unpublished data) 2009.
jaringan fetus/darah plasenta. Matsubara H. Therapeutic angiogenesis for cardiac and
4. Dikenal teknik SCNT dan iPS, yang menjadikan sel peripheral vascular diseases by autologous bone marrow cell
transplantation. In: Kipshidze, Serruys PW, eds. Hand Book of
somatik kembali mampu menjadi seperti halnya sel
Cardiovascular cell transplantation, London: Martin Dunitz,
embrional Taylor & Francis Group. 2004:27585-. ·
5. Dibidang penyakit dalam, manfaat sel terapi (- dan Ishida A, Ohya Y,Sakuda H, et al. Autologous PBMNC
implantation for patients with PAD improves limb ischemia.
yang paling banyak diteliti adalah pada penyakit
Circ J. 2005;69:1260-5.
jantung IMA dan PJK -) dalam bentuk pemberian Huang P, Li S, Han M, et al. Autologous transplantation of
sel punca secara intrakoroner ataupun intrakardial G-CSF mobilized PBMNC improves critical limb lschemia
memberikan perbedaan bermakna: peningkatan LVEF, in diabetes. Diabetes Care 2005;28:2155-60.
Lorenzin S, Andreone P. Stem cell therapy for human liver
penurunan ESV dan ukuran infark dibanding kelompok cirrhosis: a cautious analysis of the results. Stem cell.
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor

SEL PUNCA (STEM CELL} DAN POTENSI KUNISNYA 2 741


To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping

2007;25:2383-4.
Terai S, Tashikawa T, Omari K, et al. Improved liver function in
patients with liver cirrhosis after autologous BM cell infusion
therapy. Stem Cells. 2006;24:2292-8.

Anda mungkin juga menyukai