KAJIAN TEORETIS
A. Kajian Teori
a. Pengertian MEA
Means-Ends Analysis (MEA) terdiri dari tiga unsur kata yakni: means,
ends dan analysis. Means berarti banyaknya cara. Sedangkan ends adalah akhir
atau tujuan, dan analysis berarti analisa atau penyelidikan secara sistematis. Jadi,
masalah dengan bermacam cara sehingga diperoleh hasil atau tujuan akhir. MEA
keseluruhan, dimana tujuan tersebut dijadikan kedalam beberapa tujuan yang pada
berlaku.
pada tahun 1972 (Huda, 2014, h.294) yang menyatakan bahwa Means-Ends
pemecahan masalah. MEA juga digunakan sebagai salah satu cara untuk
memisahkan permasalahan yang diketahui (problem state) dan tujuan yang akan
9
10
dicapai (goal state) yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan berbagai cara
suatu jenis modifikasi dari model problem solving yang dalam proses pemecahan
dengan tujuan.
kelompok.
terjadi konektivitas.
masalah.
mengekspresikan idenya.
masalah matematis.
proses pembelajaran.
sebagai berikut:
Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti sanggup atau dapat
Salah satu tujuan mata pelajaran matematika adalah agar siswa mampu
menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi. Pada tahap awal
konsep matematika.
Penalaran adalah suatu proses atau suatu aktivitas berpikir untuk menarik
suatu kesimpulan atau proses berpikir dalam rangka membuat suatu pernyataan
14
baru yang benar berdasarkan pada beberapa pernyataan yang kebenarannya telah
aktivitas berfikir untuk menarik suatu kesimpulan atau membuat suatu pernyataan
baru yang bersifat umum berdasar pada beberapa pernyataan khusus yang
Jacobs (dalam Shadiq, 2014, h. 6) adalah suatu cara penarikan kesimpulan dari
dimiliki oleh peserta didik. Kemampuan bernalar tidak hanya dibutuhkan para
siswa pada saat pembelajaran matematika ataupun mata pelajaran lainnya, namun
diagram.
tepat.
3. Pembelajaran Biasa
dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan dapat dikuasai dengan baik
oleh siswa. Oleh karena itu, dalam pembelajaran biasa guru memegang peranan
yang dominan.
16
sama dengan cara mengajar yang biasa (tradisional) kita pakai pada pengajaran
matematika.
d. Siswa diberikan latihan soal untuk mengecek apakah siswa sudah mengerti
atau belum.
e. Siswa mencatat materi yang telah dipelajari dan soal-soal pekerjaan rumah;
4. Teori Sikap
bisa dimaknai sebagai suatu keadaan dalam diri manusia yang menggerakkannya
untuk berbuat dalam aktivitas sosial dengan perasaan tertentu, juga dalam
bisa dinilai secara positif atau negatif, sekaligus bisa mendapatkan beragam
perasaan positif atau negatif terhadap suatu objek yang bersifat psikologis.
Menurut Ruseffendi (2006, h. 234) sikap itu paling tidak dapat dikelompokkan ke
dalam tiga macam: sikap positif, sikap netral, dan sikap negatif.
dilihat dari perilaku yang ditunjukkan siswa pada saat pembelajaran baik berupa
Siswa yang bersikap positif pada saat pembelajaran dapat dilihat dari
tugas dengan baik dan menyelesaikannya tepat waktu, dan merespons dengan
Materi Segiempat dan Segitiga merupakan salah satu materi yang terdapat
pada kelas VII Semester 2 Bab 8 pada kurikulum 2006. Pembahasan dalam bab
Segiempat dan Segitiga meliputi sifat-sifat segitiga dan segiempat, keliling dan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian dengan judul
Siswa SMP Kota Bandung”. Diteliti oleh Nur Amalina mahasiswa FKIP
umumnya positif.
19
Peserta Didik Kelas XI IPS I SMAN 1 Cluring Tahun Ajaran 2013/2014”. Diteliti
hasil belajar sejarah. Pada siklus 1 persentase kemampuan berpikir kritis peserta
didik secara klasikal 63,51%, pada siklus 2 meningkat menjadi 72,29%, pada
79,72%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) penerapan model pembelajaran
kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Cluring;
pembelajaran sejarah dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XI IPS
1 SMA Negeri 1 Cluring. Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar
pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar, atau diagram meningkat dari
68,33% pada siklus I menjadi 92,36% pada siklus II, (b) Kemampuan mengajukan
dugaan meningkat dari 66,11% pada siklus I menjadi 70,55% pada siklus II, (c)
siklus I menjadi 86,66% pada siklus II, (d) Kemampuan memberikan alasan atau
bukti terhadap kebenaran solusi meningkat dari 17,22% pada siklus I menjadi
32,22% pada siklus II, (e) Kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan
meningkat dari 65,09% pada siklus I menjadi 87,82% pada siklus II, (f)
dari suatu gejala matematis untuk membuat generalisasi meningkat dari 24,16%
pada siklus I menjadi 27,50% pada siklus II. Secara umum kemampuan penalaran
matematika siswa kelas VII C SMP Negeri 2 Depok Sleman meningkat dari rata-
penalaran matematis. Populasi yang digunakan oleh Nur Amalina dan dalam
penelitian ini sama yaitu siswa SMP kota Bandung. Penelitian yang dilakukan
pemecahan masalah matematis siswa sehingga dapat digunakan sebagai salah satu
penalaran matematis. Sampel yang digunakan oleh Sri Purwaningsih yaitu siswa
kelas XI sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu siswa kelas
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa sehingga
digunakan oleh Haryanti dan penelitian ini sama yaitu siswa kelas VII. Penelitian
penalaran matematis siswa sehingga dapat digunakan sebagai salah satu alternatif
2. Karateristik Materi
No.22 Th. 2006 untuk SMP Kelas VII tentang materi Segiempat dan Segitiga
masalah, dan melukis seitiga. KD pada materi Dimensi Tiga yang telah ditetapkan
oleh Permendiknas No.22 Th. 2006 untuk SMP Kelas VII adalah sebagi berikut:
6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta
6.4 Melukis segitiga, garis tinggi, garis bagi, garis berat dan garis sumbu.
dan 6.3 sebagai bahan pembelajaran. Pada KD 6.1 dan 6.2 materi Segiempat dan
KD 6.3 materi Segiempat dan Segitiga dikaitkan untuk menerapkan materi dalam
Penelitian ini menggunakan bahan ajar dan Lembar Kerja Siswa (LKS)
4. Strategi Pembelajaran
haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi juga bisa diartikan sebagai pola-
pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar
pembelajaran. Pada umumnya siswa yang menerima pembelajaran itu ada dalam
kelompok (kelas) besar, kelompok (kelas) kecil bahkan dapat secara perorangan
menurut pendapatnya baik, maka tugas berikutnya dalam mengajar dari guru itu
evaluasi.”
kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang setiap kelompoknya dengan metode
diskusi.
5. Sistem Evaluasi
Penelitian ini menggunakan teknik tes dan non tes. Tes ini digunakan
Instrumen ini berupa tes uraian yang mengukur kemampuan penalaran matematis
dilaksanakan dalam dua bentuk yaitu pretest untuk mengetahui sejauh mana
sikap berupa angket digunakan untuk memperoleh data mengenai sikap siswa
pembelajaran MEA.
C. Kerangka Pemikiran
tanpa melibatkan daya nalar yang optimal. Dampak lebih lanjut adalah banyak
siswa mampu menyajikan tingkat hapalan yang baik terhadap suatu materi ajar
Ketika dalam proses belajar mengajar siswa pasif dan hanya menerima
apa-apa yang guru berikan, itu akan membuat pembelajaran menjadi cepat
membosankan dan siswa cenderung akan dengan mudah melupakan apa yang ia
pelajari. Hal ini tentu berimbas pada kemampuan penalaran matematis siswa.
dapat membuat siswa lebih aktif dan banyak berperan dalam proses pembelajaran
terutama dalam metode atau model-model pembelajaran yang efektif. Salah satu
masalah ke dalam dua atau lebih subtujuan. MEA mengelaborasi menjadi sub-sub
diagram.
Materi
Segiempat dan Segitiga
Bagan 2.1
Kerangka Pemikiran
27
1. Asumsi
dasar mengenai peristiwa yang semestinya terjadi dan atau hakekat sesuatu yang
akan membangkitkan motivasi belajar dan siswa akan aktif dalam mengikuti
pelajaran sebaik-baiknya.
2. Hipotesis
(MEA).