Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan sumber kesenangan, kenikmatan dan kebahagiaan, menurut


Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 dalam Bab I Pasal 1 disebutkan yang
dimaksud dengan kesehatan adalah: keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Agar setiap individu
dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomis maka harus terbebas dari berbagai penyakit,
termasuk penyakit yang disebabkan dari berbagai pekerjaan (Entjang, 1993). Dalam
melakukan pekerjaan sebenarnya pekerja beresiko mendapat ganguan kesehatan atau penyakit
yang disebabkan oleh pekerjaannya dan penyakit tersebut disebut sebagai penyakit sebagai
penyakit akibat kerja. Menurut Anies (2005) yang dimaksud dengan penyakit akibat kerja
adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan
kerja yang berupa pajanan berbahaya seperti partikel debu dan pajanan sunar UV oleh
matahari langsung.

Kerugian akibat kecelakaan kerja tidak hanya dirasakan oleh tenaga kerja itu sendiri,
namun juga 1ndu berdampak pada masyarakat sekitar. Oleh karena itu perlu adanya penerapan
sebuah 1ndust manajemen keselamatan dan kesehatan Kerja (SMK3) di tempat kerja berbasis
1ndustry sehat. Hal itu menjadi kebutuhan yang mendesak mengingat jumlah tenaga kerja di
Indonesia pada tahun 2009 sebesar 104,49 juta, bekerja di 1ndust formal sebesar 30,51 %
sedangkan 69,49 % bekerja di 1ndust informal, dengan distribusi sebesar 41,18% bekerja di
bidang pertanian, 1ndustry 12,07%; perdagangan sebesar 20,90%; transportasi, pergudangan
dan komunikasi sebesar 5,69%; konstruksi sebesar 4,42%, jasa dan keuangan 14,44%; serta
pertambangan, listrik dan gas 1,3% (Berita Resmi Statistik 2009). Dari data tahun 2007
diketahui kecelakaan kerja terbanyak terjadi pada tenaga kerja konstruksi dan 1ndustry masing-
masing 31,9 % dan 31,6 %.

Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum
diperkirakan termasuk rendah. Padahal kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu
tenaga kerjanya. Karena itu disamping perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu
memfasilitasi dengan peraturan atau aturan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Nuansanya harus bersifat manusiawi atau bermartabat. Keselamatan kerja telah menjadi

1 |Penyakit Akibat Kerja


perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis sejak lama. Faktor keselamatan kerja menjadi
penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan dan pada gilirannya pada kinerja
perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan
terjadinya kecelakaan kerja.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas kesehatan
dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Sebagai faktor
penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan
pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak
menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia.
Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya. Dalam
bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang sangat penting untuk
diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan
berdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat
meminimalisir Kecelakaan dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan
mempunyai kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja dan dapat
memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya keselamatan dan
kesehatan kerja.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui langkah-langkah mendiagnosis penyakit akibat kerja pada tukang


ojek.
2. Untuk melatih kemampuan mahasiswa dalam melakukan wawancara seputar
penyakit akibat kerja
3. Untuk mengaplikasikan teori yang didapat dari kuliah mengenai penyakit akibat
kerja
4. Untuk memenuhi tugas pada sistem kedokteran komunitas

2 |Penyakit Akibat Kerja


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Transportasi Umum Ojek

Ojek atau ojeg adalah transportasi umum informal di Indonesia yang berupa sepeda
motor atau sepeda, namun lebih lazim berupa sepeda motor. Disebut informal karena
keberadaannya tidak diakui pemerintah dan tidak ada izin untuk pengoperasiannya.
Penumpang biasanya satu orang namun kadang bisa berdua. Dengan harga yang ditentukan
dengan tawar menawar dengan sopirnya dahulu setelah itu sang sopir akan mengantar ke tujuan
yang diinginkan penumpangnya.

Ojek banyak digunakan oleh penduduk kota-kota besar misalnya di Jakarta. Karena
kelebihannya dengan angkutan lain yaitu lebih cepat dan dapat melewati sela-sela kemacetan
di kota. Selain itu dapat menjangkau daerah-daerah dengan gang-gang yang sempit dan sulit
dilalui oleh mobil. Biasanya mereka mangkal di persimpangan jalan yang ramai, atau di jalan
masuk kawasan permukiman.

Selain di Indonesia, Ojek dapat pula ditemukan di beberapa negara lain di luar Indonesia,
termasuk India, Thailand, dan Britania Raya. Berbeda dengan Indonesia, layanan ojek di
negara-negara tersebut ada yang merupakan layanan transportasi umum resmi.

2.2 Status Kesehatan Penderita

( DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT KERJA )

I. Identitas Penderita.
Nama : Mar’alih
Umur : 50 tahun

Kedudukan dalamKeluarga : Kepala keluarga dengan 1 anak

Jenis Kelamin : Laki - Laki

Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Tukang ojek sejak lulus SMA
Perusahaan : Motor milik sendiri
3 |Penyakit Akibat Kerja
Status perkawinan : Menikah
Hari/Tanggal Kunjungan : Minggu, 8 Mei 2016

II. Riwayat Penyakit

1. Keluhan Utama :
Kaki dan tangan terasa pegal-pegal, sejak 3 bulan lalu.
2. Riwayat perjalanan penyakit sekarang :
Pegal-pegal pada kaki dan tangan di kanan maupun di kiri, terutama di bahu. Jika
jongkok dan duduk terlalu tinggi dari tempat duduk akan merasa kesemutan. Beliau juga
merasakan sakit pinggang dan nyeri pada bagian bahu. Apabila sudah terbangun dari
tidur, tidak bisa untuk tertidur kembali. Saat masih sekolah sering mimisan. Sebelum
jam 6 pagi pandangan menjadi buram sehingga tidak dapat membaca.
3. Riwayat penyakit terdahulu :
Asam urat pada tahun 1999 di bagian dengkul sampai membengkak.
4. Riwayat penyakit dalam keluarga :
Istri mempunyai riwayat hipertensi.

III. Riwayat Pengobatan


1. Riwayat pengobatan sekarang :
Belum berobat.
2. Riwayat pengobatan dahulu :
Berobat ke puskesmas lalu terdiagnosa asam urat dan diberikan obat tetapi tidak pernah
dihabiskan.

IV. Riwayat Pekerjaan

1. Jenis pekerjaan
- Jenis Pekerjaan : Tukang Ojek
- Bahan : Motor
- Tempat kerja : Di depan Pesantren Al – Hamidiyah, Depok
- Lama kerja : Dimulai dari pukul 05.30 WIB hingga pukul 15.00
WIB setiap hari.

4 |Penyakit Akibat Kerja


2. Uraian tugas / pekerjaan :
Waktu Jenis pekerjaan Bahan dan alat Tempat kerja Lama
yang kerja
digunakan

05.30 Mencuci motor Sabun colek, Di rumah 30 menit


ember, air,
sikat, dan lap

06.00 Berangkat ke pangkalan Motor Jalanan menuju 15 menit


ojek Pesantren Al -
Hamidiyah

06.15 Menunggu penumpang Motor Di depan Pesantren 225 menit


dipangkalan ojek dan Al – Hamidiyah dan
mengantarkan tergantung tempat
penumpang ke tempat tujuan
tujuan

09.00 Makan Istirahat (makan)

09.30 Menunggu penumpang Motor Di depan Pesantren 230 menit


dipangkalan ojek dan Al – Hamidiyah dan
mengantarkan tergantung tempat
penumpang ke tempat tujuan
tujuan

12.00 Istirahat (shalat)

13.00 Menunggu penumpang Motor Di depan Pesantren 180 menit


dipangkalan ojek dan Al – Hamidiyah dan
mengantarkan tergantung tempat
penumpang ke tempat tujuan
tujuan

5 |Penyakit Akibat Kerja


15.00 Pulang ke rumah

3. Alat Pelindung Diri yang Dipakai Selama Bekerja


NO APD ADA TIDAK

1. Masker √

2. Penutup kepala √

3. Sepatu/sendal √

4. Kacamata √

5. Sarung tangan √

6. Jaket √

4. Bahaya potensial:
Faktor Gaya Hidup:
Alkohol (-)
Rokok (+)
sejak sekolah, sehari 1 bungkus, sempat berhenti merokok selama 18 bulan karena nyeri
di leher.
NARKOBA (-)
Tidur : tidak teratur < 8 jam
Makan : sehari 2 kali.

a. Kegiatan : Mencuci motor.


Faktor Fisik : Air dingin.
Faktor Kimia : sabun colek.
Faktor Biologi : tidak ada
Faktor Ergonomi : Membungkuk terlalu sering dan dalam waktu
cukup lama.
Faktor Psikososial : tidak ada

6 |Penyakit Akibat Kerja


Potensi Gangguan Kesehatan : 1. Iritasi kulit
2. Gangguan muskuloskeletal
Risiko Kecelakaan Kerja : 1. Kulit mudah luka, tergores dan iritasi saat
mencuci motor karna pajanan sabun colek
dan air dingin setiap pagi.

b. Kegiatan : Menunggu penumpang dan mengantar


penumpang.
Faktor Fisik : Kebisingan: bising suara kendaraan disekitar
area kerja.
Temperatur: suhu pada area kerja yang
menyebabkan perasaan tidak nyaman
(hujan/panas)
Radiasi: sinar matahari.
Faktor Kimia : Debu, asap kendaraan (CO) dan radiasi sinar
UV
Faktor Biologi : Bakteri, virus, jamur, dan radikal bebas di udara
bebas.
Faktor Ergonomi : Duduk membungkuk yang terlalu lama dan
berdiri
yang terlalu lama.
Faktor Psikososial : Gelisah dan khawatir bila belum mendapatkan
penumpang.
Potensi Gangguan Kesehatan : Gangguan muskuloskeletal, gangguan
pernapasan, gangguan penglihatan, gangguan
pendengaran.
Risiko Kecelakaan Kerja : 1. Kecelakaan motor.
2. Keram tangan dan kaki.
Saran : Menggunakan masker, kacamata, dan penutup
telinga saat menunggu penumpang di karenakan
menunggu penumpang di pinggir jalan

7 |Penyakit Akibat Kerja


IV. Pemeriksaan :

a. Pemeriksaan Fisik Sederhana

1. Keadaan umum : Kesadaran komposmentis

2. Tanda vital : - Tekanan darah :140/100 mmHg

- Frekuensi nadi : 82 kali/menit

- Frekuensi nafas : 20 kali/menit

‐Suhu : 370 C

3. Keadaan Gizi : - Berat badan : 54 kg

- Tinggi badan : 166 cm

- BMI : 19,63 kg/m2

- Kesan : Normal

b. Pemeriksaan Klinis

1. Kelenjar limfe : normal

2. Mata : Sebelum jam 6 pagi pandangan menjadi buram sehingga tidak dapat membaca.

3. Kulit kering dan bibir pecah-pecah

4. Hidung : (Septum nasi / mukosa / penciuman

waktu masih sekolah sering mimisan.

5. Gigi / Gusi : Gigi sedikit berwarna kuning

6. Tenggorokan : radang (-)

7. BAK setiap 2 jam sekali, sehari bisa sampai 8x BAK. dan BAB 2 hari sekali.

8. Hemoroid: tidak ada

9. Ekstremitas & Muscular System :

Tangan : sinistra dan dekstra ; pegal-pegal.

8 |Penyakit Akibat Kerja


- Otot : tidak atrofi
- Tulang : tidak ada kelainan
- Sensoris : normal (dengan menggunakan kapas)

Kaki :dekstra dan sinistra: pegal-pegal.

- Otot : tidak atrofi


- Tulang : tidak ada kelainan
- Sensoris : normal (dengan menggunakan kapas)

10. Reflex Fisiologis : normal

11. Resume Kelainan yang didapat : Sakit pinggang, sakit kepala, Sebelum jam 6 pagi
pandangan menjadi buram sehingga tidak dapat membaca. Saat masih sekolah sering
mimisan.

V. Pemeriksaan Laboratorium

1. Laboratorium rutin : tidak dilakukan

2. Laboratorium Khusus : tidak dilakukan

3. Pemeriksaan Radiologis : tidak dilakukan

4. Pemeriksaan Non-Lab : tidak dilakukan

VI. Analisis hubungan pekerjaan dengan penyakit yang diderita

1. Pemeriksaan Ruang / Tempat Kerja :

Pekerjaan dilakukan di ruang terbuka dengan debu dan polusi yang banyak, posisi saat
menunggu penumpang tidak ergonomis.

2. Pembuktian hubungan penyakit dengan bekerja :

1. Pegal-pegal pada kaki dan tangan di kanan maupun di kiri, terutama di bahu.
Akibat posisi duduk yang tidak ergonomis saat menunggu penumpang di
pangkalan serta penggunaan tangan dengan posisi yang sama setiap hari (
posisi menyetir ), sehingga menimbulkan tegang otot tangan dan kaki terutama
bahu .

9 |Penyakit Akibat Kerja


2. Jongkok dan duduk terlalu tinggi dari tempat duduk akan merasa kesemutan, namun
sangat jarang dan beliau juga merasakan sakit pinggang dan nyeri pada bagian bahu
setelah bekerja.
Akibat kelelahan dan nyeri karena posisi duduk yang kurang baik.
3. Sebelum jam 6 pagi pandangan menjadi buram sehingga tidak dapat membaca.
Akibat pajanan debu yang rutin disertai tidak adanya kelengkapan APD pada
mata yaitu kacamata sehingga dapat menyebabkan menurunnya visus.
4. Faktor stress karna khawatir tidak mendapat penumpang.
Akan meningkatkan tegangan otot atau beban otot dalam keadaan statis.

3. Pembuktian tidak adanya hubungan penyakit dengan penyebab di luar pekerjaan:


Tidak ada

VII. Menegakkan diagnosa Penyakit Akibat Kerja

1. Diagnosis Kerja : CTD ( Cumulative Trauma Disorders )


2. Diagnosis Diferensial :
CTD ( Cumulatve Trauma Disorders )
1. STRAIN ( Over Stretching of The Muscle )
2. Low Back Pain
3. Diagnosis Okupasi : ICD.10
- E927.3 : CTD ( Cumulative Trauma Disorders )
1. S39.012A : STRAIN
2. M54.5 : Low back pain
STRAIN and Low back pain e.c position, duration, and repetition

VIII. Kategori Kesehatan

Keluhan akan membaik dengan istirahat cukup dan taat mengkonsumsi obat yang
diberikan serta mampu mengikuti perubahan hal-hal yang dianjurkan

IX. Prognosa

1. ad Vitam : ad bonam
ad Sanasionam : ad bonam

10 |Penyakit Akibat Kerja


2. Okupasi : ad bonam
Keluhan akan membaik jika dilakukan dengan istirhat cukup.

X. Permasalahan pasien & Rencana Penatalaksanaannya

No Jenis Rencana tindakan Target waktu dan Keterangan


permasalahan (materi dan cara) evaluasi

1. STRAIN dan Kuratif: analgetik, 1 minggu gejala Penyakit dapat


Low Back Pain Vit B Kompleks, sudah hilang, gejala dipulihkan
(LBP) latihan otot sembuh atau
pinggang berkurang, penderita
memahami cara
Preventif : kurangi
mengatasi dan
posisi statis (tidak
mencegah STRAIN
lebih dari 2 jam),
berhati-hatilah saat
mengangkat barang

Promotif :
penyuluhan dan
edukasi tentang
STRAIN yang
dapat menjadi
LBP, tempat kerja
diperbaiki untuk
menciptakan posisi
yang ergonomis

2. Kurang Bekerja sama Seumur hidup APD dapat


tersedianya dengan pemerintah selama bekerja mengurangi
alat pelindung setempat dalam hal keluhan keluhan
diri alat pelindung diri dari pasien
bagi tukang ojek
berupa sarung
tangan, pelindung

11 |Penyakit Akibat Kerja


kepala, kacamata,
sandal/sepatu, dan
masker.

3. Waktu kerja Memberikan 1 bulan, jam kerja Dibutuhkan


terlalu panjang pendekatan teratur, waktu kesadaran akan
personal untuk istirahat cukup, tidak kesehatan dengan
menambahkan membebani pekerja saling mengingat-
waktu istirahat atau kan untuk beristi-
mengurangi waktu rahat sejenak
jam kerja antara sesama
tukang ojek dan
keluarga di rumah

XI. Non kuratif


Tindakan tepat yang dapat dilakukan :

1. Menghindari gerakan pinggang yang berlebihan.

2. Menghindarkan posisi statis dalam memegang.

3. Mengurangi waktu bekerja ditempat dengan risiko tinggi dengan melakukan rotasi kerja.

12 |Penyakit Akibat Kerja


BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Dari wawancara yang kami lakukan, narasumber banyak mengeluhkan adanya nyeri di bagian
bahu dan ekstremitas atas dibandingkan dengan ekstremitas bawah.. Keluhan lainnya yang timbul
ternyata tidak hanya mengenai gangguan musculoskeletal saja, melainkan gangguan penglihatan
dimana narasumber mengeluh saat pagi hari tidak bisa membaca dengan jelas dibandingkan
dengan membaca saat siang hari. Informasi tambahan datang dari riwayat pekerjaan beliau dan
kebiasaan sehari-hari yang dikerjakan, data yang didapatkan menunjukan bahwa narasumber telah
mengalami penyakit akibat kerja, hal tersebut dapat dipastikan dengan menegakan diagnosa
terhadap penyakit akibat kerja. Hal ini menunjukan bahwa seluruh aspek lingkungan kerja pada
narasumber memiliki pengaruh besar dalam menimbulkan keluhan yang dirasakan selama ini.
Diagnosa kerja yang dapat digunakan saat ini pada narasumber adalah CTD ( Cumulative Trauma
Disorders ) dimana penyebab utamanya adalah STRAIN ( over stretching of the muscle ), keadaan
ini dapat memburuk menjadi LBP ( Low Back Pain ) jika narasumber tidak mengikuti saran dan
pengobatan yang dianjurkan. Untuk penatalaksanaan penyakit akibat kerja pada beliau adalah
dengan memberikan analgetik, Vit B Kompleks, dan latihan otot bahu, lengan, dan pinggang untuk
mengurangi ketegangan otot saat bekerja.

3.2 Saran

Klien diharapkan dapat :

1. Melakukan latihan ringan sebelum melakukan pekerjaan rutin .


2. Rutin mengkonsumsi obat dan vitamin yang telah diberikan.
3. Memperhatikan asupan makanan guna meningkatkan stamina.
4. Menaati penggunaan APD (masker, sarung tangan, sandal/sepatu, pelindung kepala,
dan kacamata) yang sudah disarankan.

13 |Penyakit Akibat Kerja


5. Menjalankan gaya hidup sehat seperti tidur cukup
6. Menjaga daya tahan tubuh.
7. Menjaga keharmonisan keluarga dan hindari stress di lingkungan tempat kerja.

14 |Penyakit Akibat Kerja


LAMPIRAN

*Baju Merah Muda : Mahasiswa 1

Pengambil foto : Mahasiswa 2

Baju hitam : Narasumber

15 |Penyakit Akibat Kerja

Anda mungkin juga menyukai