Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH EKONOMI

Anggota Kelompok:
1. Hasbi Muzzammil Furqon (13)
2. Lale Nandita Hulfifa (16)
3. Rahman Jayawangsa (25)
4. Sakya Violetta Andini (27)
5. Zirly Vera Aziri (30)

Kelas XI MIPA 3
Tahun Pelajaran 2018/2019
Latar belakang
Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter satu sama lain saling berpengaruh dalam kegiatan
perekonomian. Masing – masing variabel kebijakan tersebut, kebijakan fiskal dipengaruhi oleh dua
variabel utama, yaitu pajak (tax) dan pengeluaran pemerintah (goverment expenditure). Sedangkan
variabel utama dalam kebijakan moneter, yaitu GDP, inflasi, kurs, dan suku bunga. Berbicara tentang
kebijakan fiskal dan kebijakan moneter berkaitan erat dengan kegiatan perekonomian empat sektor,
dimana sektor – sektor tersebut diantaranya sektor rumah tangga, sektor perusahaan, sektor
pemerintah dan sektor dunia internasional/luar negeri. Ke-empat sektor ini memiliki hubungan interaksi
masing – masing dalam menciptakan pendapatan dan pengeluaran.

Krisis global saat ini jauh lebih parah dari perkiraan semula dan suasana ketidakpastiannya
sangat tinggi. Kepercayaan masyarakat dunia terhadap perekonomian menurun tajam. Akibatnya,
gambaran ekonomi dunia terlihat makin suram dari hari ke hari walaupun semua bank sentral sudah
menurunkan suku bunga sampai tingkat yang terendah. Tingkat bunga yang sedemikian rendahnya itu
justru menyebabkan ruang untuk melakukan kebijakan moneter menjadi terbatas, sehingga pilihan yang
tersedia hanya pada kebijakan fiscal.

Menurut Mohamad Ikhsan, negara-negara yang tergabung dalam G-20 dalam komunike
bersamanya baru ini-ini sepakat mendorong lebih cepat ekspansi kebijakan fiskal minimal 2 persen dari
produk domestik bruto untuk memulihkan perekonomian dunia. Meskipun secara teoretis kebijakan
fiskal dapat berfungsi sebagai stimulus perekonomian, dalam pelaksanaannya sering kali terdapat
hambatan. Hambatan ini dirasakan terutama di negara berkembang.
MACAM MACAM KEBIJAKAN
1. Kebijakan moneter
Kebijakan Moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar
dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar
dalam perekonomian. Usaha tersebut dilakukan agar terjadi kestabilan harga dan inflasi serta
terjadinya peningkatan output keseimbangan.

Kebijakan moneter dan kebijakan fiskal adalah dua konsep paralel yang digunakan oleh
pemerintah di seluruh dunia sebagai ukuran kesejahteraan dan reformasi. Salah satu perbedaan
mendasar adalah, kebijakan fiskal biasanya ditentukan oleh pemerintah pusat, sementara
kebijakan moneter ditentukan oleh bank sentral. Tujuan utama dari kebijakan yang digunakan
oleh pemerintah ini adalah untuk meminimalkan fluktuasi dalam perekonomian.

Cara terbaik untuk memahami perbedaan kedua kebijakan ini adalah sederhanakan
“konstituen” mereka.

Kebijakan moneter dari negara dibagi menjadi dua sub – kebijakan, yaitu, kebijakan ekspansif
dan kebijakan kontraktif.

Kebijakan ekspansif biasanya digunakan selama waktu siklus resesi dalam rangka meningkatkan
pasokan uang. Kebijakan ini juga melibatkan penurunan suku bunga, yang pada gilirannya
memerangi peningkatan laju pengangguran.

Sementara kebijakan kontraktif digunakan untuk mengurangi efek inflasi karena suku bunga
meningkat. Untuk meringkas sisi kebijakan moneter, katakan saja bahwa kebijakan pemerintah
yang mempengaruhi uang, jumlah uang beredar, peredaran uang, dan ketersediaan, serta biaya
kredit merupakan kebijakan moneter. Harus dicatat bahwa sebagian besar konstituennya
dilaksanakan oleh bank sentral. Selain itu, kebijakan ini lebih sering digunakan untuk
pertumbuhan ekonomi.

Kebijakan fiskal tidak persis kontras kebijakan moneter, tapi hanya berbeda terkait erat dengan
kebijakan moneter negara. Dengan peran penting bahwa bank sentral harus bermain dalam
pelaksanaan kebijakan moneter, pemerintah tidak tertinggal jauh. Peran pemerintah sangat
penting juga.

Kebijakan fiskal pada dasarnya adalah kebijakan pendapatan dan pengeluaran yang diadopsi
oleh pemerintah. Kebijakan semacam ini pada dasarnya mempengaruhi kesejahteraan dan
pembangunan ekonomi yang dilaksanakan oleh pemerintah nantinya. Hal ini digunakan oleh
pemerintah untuk menambah atau mengurangi pajak, dan juga meningkatkan dan menurunkan
pengeluaran pemerintah, untuk membantu kebutuhan masyarakat. Kebijakan ini biasanya
ditentukan oleh Departemen Keuangan. Kebijakan fiskal, dengan demikian, secara langsung
mempengaruhi kesejahteraan rakyat.
Menurut prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh ekonomi Keynesian, kebijakan fiskal dapat
digunakan secara efektif untuk merangsang permintaan agregat dari masyarakat. Pajak dan
pengeluaran pemerintah dirumuskan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan permintaan
dan penawaran komoditas umum dan fasilitas sipil adalah kebijakan fiskal yang baik.
Macam macam kebijakan moneter
 Kebijakan Moneter Kontraktif (-), yaitu kebijakan moneter yang dapat digunakan
manakala angka inflasi sudah sangat tinggi. Kebijakan ini dapat dijalankan dengan cara
mengurangi jumlah uang yang beredar.
 Kebijakan Moneter Ekspansif (+), yaitu kebijakan moneter yang dapat digunakan ketika
angka pengangguran tinggi dan perekonomian dalam keadaan menurun. Kebijakan ini
dapat dijalankan dengan cara menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat.

Contoh contoh kebijakan moneter


 Kebijakan Diskonto (Politik Diskonto)
Kebijakan yang dikeluarkan oleh bank sentral (dalam hal ini bank Indonesia) untuk
menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat dengan cara
menurunkan atau menaikan suku bunga Bank. Kebijakan ini dikeluarkan dengan harapan
agar masyarakat menabungkan uangnya di Bank.

Contoh : Kebijakan diskonto ini dikeluarkan jika bank sentral telah menghitung dan
mengindikasikan jumlah uang yang beredar telah melebihi kebutuhan (gejala inflasi).

Sehingga agar jumlah uang yang beredar stabil (jumlah uang yang beradar sama dengan
jumlah barang dan jasa di pasar) maka pihak bank sentral menaikkan suku bunga Bank
agar masyarakat berduyun-duyun menabungkan uangnya.
 Kebijakan Operasi Pasar Terbuka
Operasi pasar terbuka merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh bank sentral untuk
menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat dengan cara
menjual sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau membeli surat-surat berharga di pasar
saham / pasar modal.

Contoh : Bank Indonesia melelang sertifikatnya, atau bisa juga membeli surat-surat
berharga di pasar modal.
 Kebijakan Kredit Ketat
Kebijakan kredit ketat dikeluarkan dengan maksud mengawasi uang yang beredar saat
perekonomian mulai menunjukkan gejala inflasi.

Contoh : Pemberian kredit moneter ketat didasari oleh 5C, yaitu Capital, Collateral,
Capability, Character, dan Condition of Economy.
 Kebijakan Cadangan KAS
Naik atau turunnya kas di suatu Bank, ditentukan oleh kebijakan bank sentral sebagai
pemegang wewenang untuk mengatur kas. Apabila ketentuan cadangan KAS minimum
diturunkan, jumlah uang beredar cenderung naik. Sedangkan jika cadangan KAS
minimum dinaikkan, jumlah uang akan cenderung turun.

Contoh : Kebijkan cadangan kas dilakukan dengan cara menahan atau melarang
sebagian dari tabungan dan uang masyarakat (giro, deposito, sertifikat deposito dll)
untuk dipinjamkan.
 Kebijakan Dorongan Moral
Kabijakan ini dikeluarkan Bank sentral melalui pidato, pengumuman atau edaran yang
ditujukan kepada Bank-Bank umum. Melalui pengumuman tersebut uang yang beredar
dapat distabilkan.

Contoh : Isi pengumuman tersebut bisa berupa larangan atau ajakan untuk menahan
pinjaman tabungan maupun melepaskan pinjaman.

2. Kebijakan fiksal
Kebijakan fiskal merupakan kebijakan pemerintah dalam pengelolaan keuangan negara
dengan mengontrol pemasukan (dalam bentuk pajak) dan pengeluaran pemerintah untuk
mempengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian dan memperbaiki keadaan ekonomi.
dimana yang dimaksud pengeluaran agregat adalah perbelanjaan yang akan dilakukan dalam
perekonomian dalam waktu tertentu.

Macam macam kebijakan fiksal


 Kebijakan Anggaran Surplus
Kebijakan anggaran surplus ialah kebijakan dimana pemerintah tidak menggunakan
seluruh pendapatan untuk pengeluaran sehingga akan menambah tabungan
pemerintah. Kebijakan ini dapat berfungsi untuk mengatasi inflasi.

Dengan adanya inflasi, harga menjadi naik karena uang lebih banyak dibandingkan
dengan barang, sedangkan kebijakan surplus menekankan pengeluaran pemerintah
yang pada gilirannya juga menekan dan mengurangi permintaan barang dan jasa secara
agregat (total). Hal inilah yang kemudian bisa menurunkan angka inflasi.
 Kebijakan Anggaran Berimbang
Kebijakan berimbang merupakan bentuk anggaran dimana realisasi pendapatan negara
sama dengan besarnya jumlah realisasi pengeluaran atau belanja negara. Melalui
kebijakan ini pemerintah menyesuaikan pengeluaran dan belanjanya. Hal ini disesuaikan
dengan penerimaan yang dimiliki negara sehingga antara pengeluaran dan penerima
adalah sama dan berimbang.

Kebijakan anggaran berimbang mempunyai kekuarangan. Kekurangannya ialah ketika


deflasi, dimana uang yang beredar lebih sediki dari kebutuhan masyarakat, harga,
produksi, dan investasi turun sehingga kegiatan ekonomi turun. Anggaran belanja yang
turun menyebabkan kegiatan ekonomi juga turun sehigga pertumbuhan ekonomi
terhambat.
 Kebijakan Anggaran Defisit
Kebijakan anggaran difisit adalah kebalikan dari kebijakan anggaran surplus. Kebijakan
ini didasarkan atas pengeluaran yang lebih besar dibanding pendapatan. Pengeluaran
yang lebih besar dibanding pendapatan biasanya akan diatasi dengan sebuah pinjaman,
baik itu pinjaman dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Kebijakan anggaran defisit ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Untuk mengukur anggaran defisit ada empat cara. Yaitu dapat
dihitung dengan:
i. Defisit primer, yaitu selisih belanja diluar pembayaran pokok dan bunga utang
dengan pendapatan total.
ii. Defisit konvensional, yaitu perhitungan defisit berdasarkan selisih belanja total
dan pendapatan total, termasuk hibah.
iii. Defisit operasional, yaitu perhitungan anggaran defisit yang diukur dalam nilai
riil dan bukan dalam nilai nominal.
iv. Defisit moneter, yaitu selisih belanja total pemerintah diluar pembayaran pokok
atau utang dengan pendapatan total di luar penerimaan utang.

Tujuan kebijakan fiksal

 Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan

 Menciptakan stabilitas perekonomian

 Menciptakan keadilan dalam distribusi pendapatan

 Menciptakan lapangan pekerjaan

Contoh kebijakan fiksal

 Melakukan penghematan pengeluaran negara

 Mewajibkan kepemilikan NPWP (nomor pokok wajib pajak) untuk meningkatkan wajib
pajak

 Menaikkan jumlah pajak dan jenis pajak

 Melakukan pinjaman negara, misalnya dengan mengeluarkan obligasi pemerintah

3. Kebijakan nonmoneter
Sektor riill itu sektor ekonomi yang secara langsung menghasilkan output. Outputnya
biasanya berupa barang dan jasa. Perdagangan, industri, pertanian, pariwisata itu semua masuk
sektor real. Karena mereka secara langsung berproduksi dan mempekerjakan SDM dan
membayar upah. Sektor real biasanya dicirikan dengan sektor padat karya, meskipun ngga
selamanya demikian. Sektor riil ini dapat di bagi menurut kelompok kegiatan/subsektor seperti:
pertanian, pertambangan, industri, dll. Pertumbuhan dan stabilitas sektor riil dipengaruhi oleh
pemerintah lewat kebijakan fiskal. di indonesia kebijakan merupakan tanggung jawab menteri
keuangan.

Contoh kebijakan nonmoneter

 Mendorong agar pengusaha menaikkan hasil produksinya.


 Menekan tingkat upah.
 Pemerintah melakukan pengawasan harga dan sekaligus menetapkan harga maksimal.
 Pemerintah melakukan distribusi secara langsung.
 Penanggulangan inflasi yang sangat parah (hyper inflation) ditempuh dengan cara
melakukan sneering (pemotongan nilai mata uang). Senering ini pernah dilakukan oleh
pemerintah pada tahun 1960-an pada saat inflasi mencapai 650%. Pemerintah
memotong nilai mata uang pecahan Rp. 1.000,00 menjadi Rp. 1,00.
 Kebijakan yang berkaitan dengan output. Kenaikan output dapat memperkecil laju
inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijakan penurunan
bea masuk sehingga impor barang cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang
di dalam negeri cenderung menurunkan harga.
 Kebijakan penentuan harga dan indexing

Anda mungkin juga menyukai