MAKALAH
MAKALAH
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
baik pusat dan daerah merupakan langkah dan sikap yang tepat serta patut
berwibawa.
publik. Terlebih lagi pada sistem pemilihan kepala daerah secara langsung
seperti sekarang, kedekatan kepala daerah pada aspek politik semakin kuat,
pemerintahan daerah. Oleh karena itu pemikiran teoretis dan praktis sebagai
publik.
administrasi publik. Hal ini merupakan tantangan yang besar, karena seperti
imperatives of bureaucracy.
peran dunia usaha, dan menempatkan persaingan sebagai credo yang utama.
(Osborn dan Gaebler 1992) dan New Public Management (Hood 1989).
sektor swasta para manajer publik mendapat imbalan apabila sukses dan
sanksi apabila gagal. Dengan cara demikian maka manajer publik dapat
layanan publik. Perspektif utama dari pandangan NPM ini adalah warga
tidak lagi sebagai entitas yang pasif (nrimo saja) Maka dalam sistem ini
atau hasil kerja. Pemerintah juga dianjurkan untuk melepaskan diri dari
fleksibel, dan menetapkan tujuan serta target organisasi secara lebih jelas
dalam sektor publik (Golembiewski, 2003). Lebih menarik lagi, bahwa NPM
pendekatan sektor swasta dan bisnis ke dalam sektor publik (Denhardt &
Denhardt, 2003).
penerapan 5 (lima) prinsip inti, yaitu: (1) sistem desentralisasi, (2) privatisasi,
PEMBAHASAN
prinsip administrasi klasik semakin berat (Caiden, 1991; Lenvine, Peters &
Administration-OPA) yang sejak awal dimotori oleh Wilson pada tahun 1987
terus dikritik oleh para pakar, dan mulai ditinggalakan (Cooper, 1998;
kondisi masyarakat.
Menurut Jennings dan Haist (2002), yang ditekankan dalam NPM adalah
pengukuran terhadap hasil bukan proses, dan perilaku sehingga sering disebut
kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab kepada daerah secara
proporsional.
Nomor 122 Tahun 2001 tentang Tim Kebijakan Privatisasi Badan Usaha
Milik Negara (BUMN). Tujuannya untuk meningkatkan kinerja BUMN yang
digambarkan sebagai bentuk yang terdiri atas posisi jabatan yang akan
ditempati oleh kelompok jabatan yang bersifat politis yang berasal dari
kekuatan partai politik, dan jabatan yang berasal dari pegawai karier
pemerintah. Apabila hal ini terjadi maka tidak akan terjadi perubahan-
akan terjadi proses di mana pejabat yang bersifat politis yang sekaligus
yang akan berlangsung selama lima tahun ke depan. Jabatan ini akan ikut
langsung dikontrol oleh rakyat pemilihnya. Jabatan politis ini juga ikut
dibuatnya.
yang melaksanakan kebijakan politik dan melayani rakyat, akan tetapi pejabat
pelayanan masyarakat.
pelbagai jurusan tidak hanya membatasi dari jalur birokrasi sendiri, akan
tetapi bisa melalui jalur politik. Akses rakyat kepada kontrol penyelenggara
masing-masing.
kelemahan yang tampak dengan jelas dalam kontrol sentral. Namun demikian
suatu negara. Hal ini sejalan dengan pendapat Maryanov (dalam LP3ES,
untuk perbaikan sosial ekonomi pada tingkat lokal sehingga dapat lebih
realistis, (4) melatih rakyat untuk bisa mengatur urusannya sendiri (self
tanggung jawab tertentu dalam hal sifat-hakikat jasa dan pelayanan pada
dan diselenggarakan oleh pemerintah daerah sendiri. Tetapi hal ini dalam
paling ekonomis dari kegiatan masyarakat. Oleh karena itu, dalam good
governance tidak saja dituntut suatu birokrasi publik yang efisien dan efektif,
“officialdom” atau kerajaan pejabat (Thoha, 2003: 68); sebuah kerajaan (raja)
semakin sulit untuk mewujudkan good governance, yang terjadi selama ini
yang disebut “crony capitalism” (Miftah Thoha, 1999: 67) atau transaksi
rakyat. Itulah sebabnya realitas administrasi negara saat ini lebih banyak
ideal.
tinggi nilai-nilai dan berperilaku positif, adanya komunikasi yang baik antara
demokrasi dibatasi oleh waktu tertentu dan harus dilakukan melalui cara
pemilihan umum, melainkan melalui jalur karier yang dibinanya dengan cara-
memihak.
yang didasarkan pada sistem merit, dalam kondisi swasta belum dapat
tengah-tengah masyarakat tersebut tidak dapat tinggal diam, tetapi harus lebih
masyarakat.
modern. Ada lima model teori administrasi pemerintahan yang diambil untuk
Model birokratis klasik, yang mempunyai dua komponen basis dasar. Yang
pertama adalah struktur atau perancangan suatu organisasi, dan yang kedua
Model neo-birokratis, adalah suatu produk dari era prilaku. Nilai-nilai untuk
Model Hubungan antar manusia, model ini merupakan reaksi terhadap model
Model administrasi pemerintahan baru, dalam model ini birokrat harus mulai
ideal sebagai unsur pokok dalam rasionalisasi dunia modern, yang baginya
jauh lebih penting dari seluruh proses sosial. Diantara yang lain-lain, proses
memimpin organisasi sosial. Menurut Weber dalam (Miftah Thoha, 2002: 16-
17) menyatakan birokrasi ideal yang rasional itu singkatnya dilakukan dengan
Konsekuensinya ada pejabat atasan dan bawahan dan ada pula yang
menyandang kekuasaan lebih besar dan ada yang lebih kecil; Ketiga, tugas
dan fungsi masing-masing jabatan dalam hierarki itu secara spesifik berbeda
satu sama lainnya; Keempat, setiap pejabat mempunyai kontrak jabatan yang
merupakan domain yang menjadi wewenang dan tanggung jawab yang harus
dijalankan sesuai dengan kontrak; Kelima, setiap pejabat diseleksi atas dasar
batas dan aturan yang berlaku untuk satu negara tertentu, mengalami
global. Keadaan seperti ini akan membawa akibat bahwa tata aturan yang
masyarakat.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Penutup
berat.
governance.