Anda di halaman 1dari 4

Portofolio Kasus 1

Topik: Steven Johnson Syndrome


Tanggal (Kasus): 20 Oktober 2017 Presenter : Putri Fajaria Anggraini
Nama Pasien: Tn. I No. RM: 086303
Tanggal Presentasi: 8 Mei 2018 Pendamping: dr. Zaenul Arifin M.Kes
dr. M. Perdana Airlangga, Sp.JP
Tempat Presentasi: RS Siti Khotijah Sepanjang
Objek Presentasi:
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi:
Pasien datang ke IGD RSSK mengeluh kulit muncul bintik kemerahan dan mata berair terus
menerus serta panas sejak 1 hari, 2 hari yang lalu, pasien berobat ke RS SITI KHODIJAH
dengan keluhan jempol kaki kanan luka setelah terkena standart sepeda motor, kemudian
pasien di rawat luka dan diberi obat 2 macam (keterangan obat : cefadroxil dan mefinal).
Pada hari pertama muncul ruam-ruam di seluruh tubuh. Saat mulai timbul ruam obat masih
diminum oleh pasien. Hari berikutnya, keluhan memberat, terutama di seluruh tubuh.
Beberapa bagian tubuh mulai timbul bintik kemerahan. Nyeri (+). Bibir mulai pecah-pecah.
Pasien juga mengeluh mata terus berair dan pedih.

Tujuan: menegakkan diagnosis kasus gawat darurat dan memberikan pertolongan pertama
sesuai kompetensi serta melakukan rujukan yang tepat
Bahan Tinjauan Riset Kasus Audit
Bahasan: pustaka
Cara Diskusi Presentasi dan e-mail Pos
Membahas: diskusi

Data Pasien: Nama: Tn. I No. Registrasi: 086303


Nama Klinik: RS Siti Khotijah Sepanjang
Data Utama Untuk Bahan Diskusi:
Diagnosis/Gambaran Klinis:
Pasien datang ke IGD RSSK mengeluh kulit muncul bintik kemerahan dan mata berair terus
menerus serta panas sejak 1 hari, 2 hari yang lalu, pasien berobat ke RS SITI KHODIJAH
dengan keluhan jempol kaki kanan luka setelah terkena standart sepeda motor, kemudian
pasien di rawat luka dan diberi obat 2 macam (keterangan obat : cefadroxil dan mefinal).
Pada hari pertama muncul ruam-ruam di seluruh tubuh. Saat mulai timbul ruam obat masih
diminum oleh pasien. Hari berikutnya, keluhan memberat, terutama di seluruh tubuh.
Beberapa bagian tubuh mulai timbul bintik kemerahan. Nyeri (+). Bibir mulai pecah-pecah.
Pasien juga mengeluh mata terus berair dan pedih.
Pemeriksaan laboratorium dalam batas normal.
Riwayat Pengobatan:
Riwayat pengobatan (+) ke IGD RSSK 2 hari yll Cefadroxil 500 mg, Mefinal 500 mg
Riwayat Kesehatan/Penyakit:
Pasien pernah dirawat 3x dalam satu tahun terakhir karena asma

1
Riwayat Keluarga:
Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga (-)
Riwayat Pekerjaan/Kebiasaan:
Pasien adalah pegawai swasta
Lain-lain:
Tidak ada.
Daftar Pustaka:
1. Bolognia J, Jorizzo J, Schaffer J. Textbook of Dermatology. Edisi Ketiga. 2012.
Elsevier. Halaman 324-332
2. Barnhill R, Crowson A. Textbook of Dermatopathology. Edisi Kedua. 2001.
McGraw-Hill. Halaman 178-179
3. Wolff K, Goldsmith L, Steven K, Barbara A. Fitzpatrick’s Dermatology in General
Medicine. Edisi Ketujuh. 2008. McGraw Hill. Halaman 349-355.
4. Adhi D, Mochtar H. Sindrom Stevens-Johnson. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
FKUI. Edisi Keenam, 2013. Editor: Adhi Juanda, dkk. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Halaman 163-165.
5. Adhi D, Mochtar H. Nekrolisis Epidermal Toksik. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
FKUI. Edisi Keenam, 2013. Editor: Adhi Juanda, dkk. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Halaman 166-168.
Hasil Pembelajaran:
1. Menegakkan diagnosis Steven Johnson Syndrome
2. Memberikan penanganan primer pada pasien dengan diagnosis Steven Johnson Syndrome
3. Melakukan rujukan ke dokter spesialis kulit untuk penanganan pasien lebih lanjut.

2
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
1. Subjektif
Pasien datang ke IGD RSSK mengeluh kulit muncul bintik kemerahan dan mata berair terus
menerus serta panas sejak 1 hari, 2 hari yang lalu, pasien berobat ke RS SITI KHODIJAH
dengan keluhan jempol kaki kanan luka setelah terkena standart sepeda motor, kemudian
pasien di rawat luka dan diberi obat 2 macam (keterangan obat : cefadroxil dan mefinal).
Pada hari pertama muncul ruam-ruam di seluruh tubuh. Saat mulai timbul ruam obat masih
diminum oleh pasien. Hari berikutnya, keluhan memberat, terutama di seluruh tubuh.
Beberapa bagian tubuh mulai timbul bintik kemerahan. Nyeri (+). Bibir mulai pecah-pecah.
Pasien juga mengeluh mata terus berair dan pedih.
Pemeriksaan laboratorium dalam batas normal.
2. Objektif
PEMERIKSAAN FISIS
 SP: SB/GC/CM, GCS 15 (E4M6V5)
 T = 120/70 mmHg, N = 130 x/menit, P = 36 x/menit, S = 36,50C
 Pemeriksaan regional:
 Kepala: dalam batas normal
 Leher: dalam batas normal
 Thorax:
Inspeksi : Retraksi suprasternal (+), retraksi intercostal (+)
Palpasi : vocal fremitus simetris kiri=kanan
Perkusi : sonor kiri=kanan
Auskultasi : Bronkial, ronchi -/-, wheezing +/+ inspirasi dan ekspirasi
 Jantung: dalam batas normal
 Abdomen: dalam batas normal
 Ekstremitas: dalam batas normal
 Genitalia: tidak dilakukan pemeriksaan
 Status Dermatologis
 Makula dan nodul eritemasosa generalisata
 Krusta hiperpigmentasi di labium oris, juga terdapat erosi
 Terdapat konjuctivitis orbita dekstra dan sinistra

3. Assessment
Steven Johnson Syndrome (SJS) dan Toxic Epidermal Necrolisis (TEN) adalah
penyakit mukokutaneus yang jarang, bersifat akut dan mengancam nyawa dengan
karakteristik berupa nekrosis dan pelepasan dari lapisan epidermis yang luas yang
hampir selalu berhubungan dengan konsumsi obat. Lebih dari 100 jenis obat yang
telah diidentifikasi berhubungan dengan SJS/TEN.
Patogenesis dari SJS/TEN belum sepenuhnya diketahui, diduga akibat adanya
hipersensitivitas tipe II yang berujung pada FasL- dan granulysin-mediated
apoptosis dari keratinosit diikuti nekrosis epidermal. Pada SJS terlihat trias kelainan
berupa kelainan pada kulit, kelainan pada mukosa orifisium (mulut, genital, hidung

3
dan anus), dan kelainan mata. Lesi awal berupa macula eritematous atau purpura
dengan Nikolsky sign (+) yang diikuti terbentuknya bula. Bula yang terjadi memiliki
ciri khas: mudah pecah, dapat meluas ke lateral dengan penekanan ringan oleh ibu
jari seiring dengan meluasnya pelepasan epidermis (Asboe-Hansen sign).
Penatalaksanaan optimal dari SJS dan TEN memerlukan diagnosis secara dini,
penghentian dengan segera obat-obatan pencetusnya, perawatan suportif dan terapi
spesifik. Komplikasi yang dapat terjadi berupa sekuele antara lain simblefaron,
sinekia konjungtiva, entropion, scarring, pigmentasi irregular, erosi persisten dari
membrane mukosa, phimosis, sinekia vaginal, distrofi kuku, dan kerontokan rambut
difus.
Pada TEN ada beberapa faktor yang yang dihubungkan dengan prognosis
buruk, termasuk di dalamnya usia tua dan luas lesi. Penghentian obat penyebab yang
terlambat juga berhubungan menurunnya prognosis. Penghentian obat penyebab
dengan segera dapat menurunkan risiko kematian sebesar 30%. Skor derajat berat
penyakit untuk TEN telah dibuat (SCORTEN) dimana ada tujuh parameter signifikan
dalam menentukan prognosis dari penyakit.

4. Plan
Diagnosis: Steven Johnson Syndrome
Terapi:
• Pengaturan keseimbangan cairan
Infus D5:Ringer Laktat: NaCl 0,9% = 1:1:1
• Mengontrol temperature lingkungan (sekitar 28-30 derajat celcius)
• Kolaborasi dengan bidang ilmu penyakit mata
• Diet TKTP
• Deksametason 20 mg/hari IV
• Gentamicin 2 x 80 mg IV
Bibir: kompres dengan NaCl

Konsultasi: perlu dilakukan konsultasi ke dokter spesialis kulit.


Rujukan: pada kasus ini, perlu dilakukan konsultasi ke dokter spesialis kulit untuk
penanganan pasien lebih lanjut.
Kontrol: pantau keadaan umum, tanda-tanda vital, saturasi oksigen. Bila perlu dapat
dilakukan pemeriksaan spirometri.
Prognosis: dubia.

Anda mungkin juga menyukai